Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh
c. Keberhasilan superovulasi dapat dilihat dari respon ovarium yang diukur dari
banyaknya CL (Corpus Luteum) yang terbentuk akibat proses ovulasi dari folike
l yang matang, semakin banyak Cl yang terbentuk maka semakin tinggi tingkat
respon superovulasi.
Hasil Eksplorasi berupa Informasi Sebagai Bukti Belajar
Penerapan Superovulasi
Transfer
Embrio
Inseminasi Buatan
Pengambilan hormon tidak terlepas dalam superovulasi . Hormon yang digunakan dala
m superovulasi untuk merangsang pembentukan sel telur matang yang lebih banyak d
ari ukuran normal. Hormon yang digunakan adalah hormon gonadotropin eksogen ya
ng berasal dari luar tubuh meliputi FSH,LH, PMSG,hCO,hMG,PGF2a dan gabungan dari
semua hormon.
Tinggi rendahnya perolehan embrio sangat ditentukan oleh berhasil tidaknya proses s
uperovulasi oleh hormon FSH terhadap folikel-folikel yang menjadi target dari progra
m superovulasi.
Penjelasan diatas dibuktikan oleh pendapat Malson (2014) bahwa menambahkan tingk
at ovulasi dan jumlah folikel yang matang akan lebih banyak apabila penyuntikan FSH.
Hal tersebut dilakukan untuk menentukan kualitas tinggi dan rendahnya perolehan e
mbrio sesuai dengan perbedaan waktu dalam penyuntikan hormon
Relevansi dan keterkaitan terhadap konsep yang dipelajari
Berdasarkan hasil jurnal penelitian “perbedaan waktu penyuntikan hormon FSH terhadap resp
on Superovulasi Sapi Angus” dihasilkan bahwa perbedaan waktu penyuntikan hormon tidak
memberikan pengaruh yang nyata (P>0,05), namun secara ukuran penyuntikan hormon FSH
pada hari ke -9 cenderung memberikan hasil embrio dan proporsi embrio layak transfer.
Pada dasarnya keberhasilan superovulasi ditentukan oleh beberapa faktor penting meliputi te
rnak donor untuk superovulasi, hormon yang diinduksi, waktu induksi dan cara induksi.
Waktu penyuntikan hormon eksogen juga berpengaruh terhadap besar kecilnya rangsangan y
ang diterima oleh setiap organ dan jaringan-jaringan.
Hal utama yang harus diperhatikan adalah waktu induksi hormon-hormon yang harus sesuai
dengan status perkembangan folikel yang merupakan organ yang dituju
Relevansi dan keterkaitan terhadap konsep yang dipelajari
Corpus luteum (CL) merupakan benda yang terbentuk pada tempat ovum
dilakukan dan dan umumnya dijadikan patokan untuk mendeteksi berapa
jumlah ovum yang diovulasikan oleh seekor sapi.
Dengan demikian hasil penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan kon
sep-konsp yang yang ada bahwa perbedaan waktu penyuntikan hormon F
SH sangat mempengaruhi terhadap hasil atau respon superovulasi, jumlah
embrio, jumlah CL dan propersi embrio layak transfer.
Identifikasi Permasalahan beserta Pemecahannya