Sie sind auf Seite 1von 12

ANGGOTA KELOMPOK:

AMINAH HARAHAP
ANDRE HASIBUAN
DINDA FEBRIYANTI
DINDA NATASYA
YOLANDA PUTRI
Tujuan Percobaan

 Untuk mengamati efek dari 2,4 DinitroFenol (2,4 DNF)


sebagai toksin penyebab terjadinya demam
 Untuk mengamati efek dari metamizole sebagai obat
penurun panas
Prinsip Percobaan

 Pemberian 2,4 DNF secara intramuskular (i.m.) sebagai pirogen eksogen akan
merangsang pengeluaran prostaglandin di hipotalamus sehingga suhu thermostat
meningkat dan tubuh menjadi panas untuk menyesuaikan dengan suhu
thermostat. Pemberian Parasetamol dapat menurunkan suhu tubuh sampai batas
normal berdasarkan rangsangan terhadap pusat pengatur panas di hipotalamus
yang bekerja dengan dua proses, fek sentral yaitu dengan menghambat siklus
COX-2 sehingga tidak terjadi pembentukan prostaglandin dari asam arakidonat,
dimana prostaglandin tidak akan merangsang lagi thermostat untuk menaikkan
suhu tubuh. Dan efek perifer dimana saraf simpatis di kulit bekerja mengaktifkan
reseptor-reseptor panas di kulit sehingga terjadi vasodilatasi perifer. Dengan
terjadinya vasodilatasi ini, panas lebih cepat terkonduksi ke jaringan kulit dan
melalui aliran udara terjadi konnveksi sehingga panas dikeluarkan dan disertai
keluarnya keringat. Maka lama-kelamaan suhu tubuh akan turun
Alat dan Bahan

 Alat-alat:  Bahan-bahan:
1. Termometer rektal 1. 2,4 Dinitro Fenol
2. Timbangan hewan 2. Injeksi Antalgin 5% (dosis 500mg/70 kg BB)
3. Stopwatch 3. Aquabidest/ Aqua Pro Injeksi 1%
4. Spuit 4. Alkohol 70%
5. kapas 5. Paraffin liquid
Cara Kerja

1. Kedua merpati ditimbang dan dicatat berat masing-masing


2. Hitung dosis antalgin dan dosis 2,4 Dinitro Fenol yang akan diberikan
3. Ukur temperatur masing-masing merpati sebanyak 3 kali dengan selang waktu
5 menit sekali. Tentukan temperatur rata-rata
4. Kedua merpati disuntik secara i.m. Dengan 2,4 Dinitro Fenol pada daerah
paha/dada
5. Amati dan catat perubahan temperatur merpati setiap 5 menit sekali
6. Setelah 20 menit, merpati I diberikan injeksi antalgin secara intramuscular (i.m.)
dengan dosis yang sesuai berat badannya, sedangkan merpati II diberi aqua
pro injeksi sebanyak volume injeksi antalgin dari merpati I secara intra muskular
(i.m)
Hasil

Tabel 1.1 Data pengamatan : Suhu merpati sebelum pemberian 2,4 Dinitro Fenol

Suhu C
No. Urut Waktu (menit)
Merpati I Merpati II
1 0 39,3 41,5
2 5 40,9 41,3
3 10 40,7 41,6
Rata-rata 40,3 41,4
Tabel 1.2 data pengamatan suhu merpati setelah pemberian 2,4
Dinitro Fenol, injeksi antalgin dan aqua pro injeksi

No. Urut Waktu (menit) Suhu Merpati I Suhu Merpati II Keterangan


1 5 41,0 42,2
2 10 41,1 41,5
2,4 DNF
3 15 40,8 41,6
4 20 41,2 41,9
5 25 39,9 40,8
6 30 39,6 41,3 Pemberian
injeksi
7 35 39,5 40,4
antalgin/aqua
8 40 39,9 41,6 pro injeksi
9 45 39,8 41,2
Pembahasan

Pengujian penginduksi demam dengan menggunakan larutan 2,4 dinitrofenol


yang disuntikkan secara intramuscular pada daerah paha dengan variasi dosis 1,2
mg pada merpati I dan 1,37 pada merpati II. Perubahan suhu tubuh rata-rata
merpati setelah pemberian 2,4 dinitrofenol mengalami kenaikan meskipun tidak cukp
signifikan seperti tertera pada tabel.
Setelah pemberian antalgin pada merpati I terjadi penurunan suhu tubuh tetapi
dengan nilai yang kecil
Pada merpati II diberikan aqua pro innjeksi dan terjadi penurunan suhu tubbuh
namun tdak stabil. Pada menit 30, 40,dan 45 suhu mengalami kenaikan. Kenaikan
suhuu tubuh merpati yang tiba-tiba, dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan
diantaranya aktivitas fisik, stres, suhu kamar dan kelembaban yang tinggi.
Pemberian obat antalgin dan aqua pro injeksi pada hewan uji merpati
ternyata efektif untuk menurunkan panas. Hal ini dapat dilihat pada data
pengamatan, suhu tubuh kembali pada suhu normalnya. Hanya saja ada
perbedaan antara antalgin dan aqua pro injeksi. Antalgin menurunkan suhu
tubuh dengan stabil dan perlahan, tetapi aqua pro innjeksi hanya sementara,
setelah itu suhu kembali naik.
Secara farmakologi 2,4 dinitrofenol bekerja meninngkatkan laju
metabolisme dari suhu tubbuh. Peningkatan metabolisme yang tinggi
berhubungan erat dengan produksi panas sehingga panas yang terjadi
melebihi kapasitas ppanas yang tidakdiimbangi dengan pengeluaran panas
yang dapat menyebabkan hipertemia.
Ditunjukkan bahwa suhu tubuh normal merpati tidak pada suhu 38-39C,
tetapi suhu normalnya 39-41C. Hal ini dapat dikatakan bahwa merpati yang
digunakan sebagai hewan uji tidak pada keadaan normal. Hal ini juga
mempengaruhi data yang diperoleh dalam percobaan. Di dalam badan
panas dihasilkann oleh gerak otot, asimilasi makanan dan semua proses vital
laju metabolisme. Panas hilang dari badan oleh radiasi, konduksi serta
penguapan air di dalam jalan pernapasan dan di atas kulit. Sejumlah kecil
panas juga dibuang di dalam urina & feses.
Kesimpulan

Pengujian penginduksi 2,4 dinitrofenol meningkatkan laju metabolisme


merpati, sehingga memproduksi panas yang melebihi batas suhu normal
merpati. Pemberian 2,4 dinitrofenol sebagai pirogen eksogen akan
merangsang pengeluaran prostaglandin di hipotalamus.
Pengujian dengan pemberian obat antipiretik antalgin menurunkan suhu
badan merpati, yang bekerja secara sentral. Memengaruhi hipotalamus
dalam menurunkan sensifitis reseptor rasa sakit dan thermostat yang mengatur
suhu tubuh.
Pengujian dengan aqua pro injeksi sebagai antipiretik bekerja efisien
menurunkan suhu tubuh dari keadaan demam pada saat induksi dengan 2,4
dinitrofenol
Terima Kasih

Das könnte Ihnen auch gefallen