Sie sind auf Seite 1von 54

ASPEK PERPAJAKAN DALAM PELAKSANAAN PROGRAM

HIBAH KOMPETISI BERBASIS INSTITUSI (PHK-I)


DITJEN DIKTI KEMENDIKNAS

Hotel Inna Garuda, Yogyakarta, 19 Agustus 2010

KANWIL DIREKTORAT JENDERAL PAJAK


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
Negara membutuhkan dana yang sangat besar untuk
membiayai penyelenggaraan negara
Pajak adalah:

Iuran kepada Negara


Berdasarkan Undang-
undang
Dapat dipaksakan
Tidak memberikan
imbalan secara langsung
Dipergunakan untuk
keperluan Negara
PAJAK – TANPA KONTRAPRESTASI LANGSUNG

Masyarakat bersedia antri membayar tagihan listrik, telepon dan tagihan dari
perusahaan air minum (PAM) (kontribusi), karena masyarakat merasakan sendiri,
telah memperoleh kontraprestasi langsung (balas jasa),
berupa arus listrik & air minum dlm kehidupan sehari-hari

Masyarakat banyak yang enggan membayar pajak, karena merasa


tidak memperoleh kontraprestasi langsung
SISTEM PERPAJAKAN
INDONESIA
Reformasi Perpajakan Th.1983

Self-assessment System:
Sebelum Wajib Pajak diberikan
reformasi kepercayaan untuk :
Official • mendaftarkan diri,
assesment • menghitung,
• membayar ,
• melaporkan pajaknya sendiri.
JENIS-JENIS PAJAK :

PAJAK PUSAT (dikelola oleh DITJEN. PAJAK) :


 Pajak Penghasilan
 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak
Penjualan atas Barang Mewah (PPn BM)
 Bea Meterai
 Pajak Bumi dan Bangunan
 Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
JENIS-JENIS PAJAK DAERAH
(UU NO. 28 TAHUN 2009 TENTANG PAJAK
DAERAH DAN RETRIBUSI DAERAH )

 PAJAK PROPINSI :
1. PKB
2. BBNKB
3. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
4. Pajak Air Permukaan
5. Pajak Rokok
JENIS-JENIS PAJAK DAERAH

• Pajak Kabupaten/Kota
1. Pajak Hotel
2. Pajak Restoran
3. Pajak Hiburan
4. Pajak Reklame
5. Pajak Penerangan Jalan
6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan
7. Pajak Parkir
8. Pajak Air Tanah
9. Pajak Sarang Burung Walet
10. PBB Pedesaan dan Perkotaan (selambat2nya 2014)
11. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
(th.2011)
Dirjen Pajak

PPh
Aspek Perpajakan 21/26
PPN
PPnBM PPh
22

BM
PHK-I
PPh
23

BPHTB PPh
4(2)
PBB
Pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan kepada
PPh Orang pribadi sehubungan dengan pekerjaan; jabatan;
Pasal 21/26 Jasa dan kegiatan.

Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan sehubung-


PPh An jasa tertentu dan sumber tertentu dan bersifat Final
Pasal 4 (2)

PPh Pemungutan atas penghasilan yg dibayarkan sehubung-


Pasal 22 An dengan pembelian barang

Pemotongan atas penghasilan yg dibayarkan berupa ;


PPh hadiah,bunga, sewa , deviden, royalty dan jasa jasa lain
Pasal 23/26 Objek PPh Pasal 23 yg belum dipotong PPh Pasal 21

PPN & Pemungutan atas pajak konsumsi yang dibayar sendiri


PPnBM Sehubungan penyerahan BKP dan JKP.

Pembayaran Materai untuk pemanfaatan dokumen


Bea Materai tertentu
Wajib Pajak (WP)

Definisi (KUP, Pasal 1 ayat (2))


Wajib Pajak adalah orang pribadi atau
badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak,
yang mempunyai hak dan kewajiban
perpajakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
perpajakan
Perpajakan 2_S1
HAK-HAK WP
 Memperhitungkan pajak yang telah
dipotong atau dipungut
 Mengajukan penundaan penyampaian
SPT dan pembetulan SPT
 Minta pengurangan (Pengurangan
angsuran PPh Ps.25, Pengurangan PBB)
 Restitusi
 Keberatan kepada DJP
 Banding kepada Badan Peradilan Pajak
Hak Wajib Pajak

 Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan


secara tertulis kepada Dirjen Pajak paling
lambat 3 bulan sejak tanggal surat ketetapan
pajak.

 Wajib Pajak dapat mengajukan banding ke


Pengadilan Pajak, dalam waktu 3 bulan sejak
keputusan keberatan diterima.

 Apabila belum puas dengan Putusan


Banding, WP berhak mengajukan
Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung.
Hak Wajib Pajak

Wajib Pajak berhak mendapatkan


perlindungan kerahasiaan atas segala
informasi yang disampaikan kepada DJP,
misalnya:

 SPT
 Laporan Keuangan
 Data dari pihak ketiga yang bersifat
rahasia,
 Dll.
Hak Wajib Pajak

 Pengangsuran Pembayaran
 Penundaan Pelaporan SPT Tahunan
 Pengurangan PPh Pasal 25
 Pengurangan PBB
 Pembebasan Pajak
 Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran Pajak
KEWAJIBAN WP
1. Mendaftarkan diri dan memperoleh NPWP

2. Mengisi dan menandatangani SPT

3. Membayar dan menyetor ke kas negara

4. Pembukuan atau pencatatan


Kewajiban Wajib Pajak

3M
Menghitung
Membayar Pajak yang
terutang
Melapor
3M
• Menghitung pajak sesuai tarif dan ketentuan yang
berlaku ---ingat PTKP dan tarif PPh

• Membayar pajak – melalui kantor pos atau bank-


bank yang ditunjuk dengan menggunakan formulir
Surat Setoran Pajak (SSP)

• Melapor pajak - ke KPP dengan menggunakan


formulir Surat Pemberitahuan SPT (SPT) - SPT
Masa dan SPT Tahunan
Berkaitan dengan Pajak Penghasilan

• Wajib Melaporkan SPT Masa


• SPT Tahunan
• Pelunasan utang pajak yang
tercantum dalam surat ketetapan
pajak dan surat keputusan lainnya.
Berkaitan dengan Pajak Pertambahan Nilai:

• Melakukan pembayaran/penyetoran PPN/PPnBM yang


telah dipungut
• Membuat Faktur Pajak
• Mengisi SPT Masa PPN dan melaporkan ke KPP
Wajib melakukan pembukuan/pencatatan?

Wajib Pajak orang pribadi atau badan yang melakukan


kegiatan usaha atau pekerjaan bebas di Indonesia,
harus mengadakan pembukuan/pencatatan.
--
HAK APARATUR PAJAK(FISKUS)

• Menerbitkan NPWP dan mengukuhkan


PKP
• Menerbitkan STP
• Melakukan pemeriksaan dan
penyegelan
• Melakukan penyidikan
• Menerbitkan surat paksa dan penyitaan
KEWAJIBAN FISKUS
• Menerbitkan NPWP sementara (3 hari)/(3 bulan) setelah
formulir diterima
• Menerbitkan SK pengukuhan PKP
• Menerbitkan SK kelebihan pajak
• Menerbitkan SK angsuran
• Memberikan keputusan atas keberatan yang diajukan WP
• Memberikan keputusan atas pengurangan/penghapusan
bunga, denda, pengurangan/pembatalan ketetapan pajak
• Merahasiakan data/informasi mengenai diri perusahaan
WP
SANKSI BAGI WP
Sanksi Administrasi :

 SPT TAHUNAN WP OP TIDAK DISAMPAIKAN ATAU TERLAMBAT DISAMPAIKAN


DIKENAKAN SANKSI DENDA ADMINISTRASI RP. 100.000,-

 ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK YANG TERUTANG DIKENAKAN SANKSI


DENDA BUNGA 2 % SEBULAN.

 SPT YANG TIDAK DISAMPAIKAN PADA WAKTUNYA DAN TELAH DITEGUR , MAKA
DIREKTUR JENDERAL PAJAK DAPAT MENERBITKAN SURAT KETETAPAN PAJAK
KURANG BAYAR (SKPKB) DENGAN SANKSI ADMINISTRASI KENAIKAN SEBESAR 50 %
DARI PAJAK YANG TIDAK ATAU KURANG DIBAYAR.

 APABILA TERDAPAT DATA BARU DAN ATAU DATA SEMULA BELUM TERUNGKAP YG
MENGAKIBATKAN PENAMBAHAN JUMLAH PAJAK YG TERUTANG MAKA KEKURANGAN
PAJAK YG TERUTANG DALAM SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN
(SKPKBT) DITAMBAH DGN SANKSI ADMINSITRASI BERUPA KENAIKAN SEBESAR 100%
DARI JUMLAH KEKURANGAN PAJAK TSB.
SANKSI PIDANA

ALPA SENGAJA
Ps. 39 UU KUP
Ps. 38 UU KUP

• tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau


tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
• TIDAK MENYAMPAIKAN SPT sebagai Pengusaha Kena Pajak;
• MENYAMPAIKAN SPT: • TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
ISINYA TIDAK BENAR • MENYAMPAIKAN SPT :
TIDAK LENGKAP ISINYA TIDAK BENAR
MELAMPIRKAN KETERANGAN TIDAK LENGKAP
YANG ISINYA TIDAK BENAR
• MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN/ PENCATATAN PALSU
• TIDAK MENYELENGG. PEMBUKUAN/PENCATATAN
• TIDAK MENYETORKAN PAJAK YANGDIPUNGUT /DIPOTONG
• MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK;

MENIMBULKAN KERUGIAN
PADA PENDAPATAN NEGARA
PENJARA PALING SINGKAT 6 BULAN DAN
KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BLN ATAU PALING LAMA PALING LAMA 6 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT
1 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT 1 KALI DARI 2 X DARI JML PAJAK TERUTANG DAN PALING
PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 KALI DARI PAJAK TERHUTANG BANYAK 4 KALI DARI JML PJK TERHUTANG
PENGERTIAN NPWP dan PKP
• Nomor Pokok Wajib Pajak Atau NPWP Adalah Suatu Sarana Dalam
Administrasi Perpajakan Yang Dipergunakan Sebagai Tanda Pengenal
Diri Atau Identitas Wajib Pajak Dalam Melaksanakan Hak Dan
Kewajibannya.(Pasal 1 angka 6 UU No. 28/2007 KUP)
• Pengusaha Kena Pajak adalah Pengusaha yang melakukan
penyerahan Barang Kena Pajak dan/atua penyerahan Jasa Kena Pajak
yang dikenai pajak berdasarkan Undang-Undang Pajak Pertambahan
Nilai 1984 dan perubahannya. (Pasal 1 angka 5 UU No. 28/2007 KUP)

12.345.678.9-012.345
KODE WAJIB PAJAK :
1-2 = KD JENIS WP
3-8 = KD NOMOR URUT
9 = KD ANGKA PENGECEKAN

KODE ADMINISTRASI PERPAJAKAN :


012 = KD KPP
345 = KD CABANG WP
Manfaat dan fungsi NPWP

Manfaat NPWP antara lain:


-Mendapatkan pelayanan dari instansi/pihak lain mis :
- Transaksi pengalihan hak atas tanah dan/atau
bangunan
- Pengajuan kredit ke bank
- Tidak dikenakan tarif yg lebih tinggi seperti tabel di
bawah ini :

Jenis Pot/Put Tarif Non-NPWP


dibandingkan Tarif NPWP
Pasal 21 20% lebih tinggi
Pasal 22
Pasal 23
100% lebih tinggi
100% lebih tinggi
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK

FUNGSI UTAMA NPWP :

 Sarana dalam administrasi perpajakan


 Tanda pengenal diri atau identitas WP dalam
melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya.
 Menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak
dan pengawasan administrasi perpajakan.

Setiap WAJIB PAJAK satu NPWP !


Pengusaha Kena Pajak (PKP)
Definisi (KUP Pasal 1 ayat (4))
Pengusaha adalah orang pribadi atau badan
dalam bentuk apapun yang dalam kegiatan
usaha atau pekerjaannya menghasilkan barang,
mengimpor barang, mengekspor barang,
melakukan usaha perdagangan, memanfaatkan
barang tidak berwujud dari luar Daerah Pabean,
melakukan usaha jasa atau memanfaatkan jasa
dari luar Daerah Pabean

Perpajakan 2_S1
Cont’d
Definisi (KUP Pasal 1 ayat (5))
Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah
Pengusaha yang melakukan penyerahan
Barang Kena Pajak dan/ atau penyerahan
Jasa Kena Pajak yang dikenai pajak
berdasarkan Undang-Undang Pajak
Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya

Perpajakan 2_S1
MEKANISME PENDAFTARAN/PERUBAHAN
DATA/PENGHAPUSAN/PENCABUTAN NPWP & PKP

E-Registration dilakukan secara elektronik dengan mengisi Formulir Wajib


Pajak pada Aplikasi e-Registration yang tersedia pada laman Direktorat
Jenderal Pajak di www.pajak.go.id.
Permohonan secara tertulis dengan mengisi dan menandatangani formulir dan
harus melengkapi formulir tersebut dengan dokumen yang disyaratkan serta
disampaikan ke KPP atau KP2KP secara langsung; melalui pos; atau melalui
perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir.

Pendaftaran Wajib Pajak Masal PWPM khusus Pemberian NPWP Orang


Pribadi Yang Berstatus Sebagai Pengurus, Komisaris, Pemegang
Saham/Pemilik Dan Pegawai Melalui Pemberi Kerja/Bendaharawan
Pemerintah (PER-16/PJ/2007 )

Seluruh formulir harus sesuai dengan lampiran pada PER - 20/PJ/2013

Produk: Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak, Surat Keterangan Terdaftar (SKT),
Surat Pengukuhan Pengusaha Kena Pajak (PER - 20/PJ/2013)
Syarat pendaftaran NPWP
a. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang tidak menjalankan/tidak menjalankan
usaha atau pekerjaan bebas:
Kartu Tanda Penduduk bagi Penduduk Indonesia, atau fotokopi paspor, fotokopi
Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) bagi
orang asing
b. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi yang menjalankan/tidak menjalankan usaha
atau pekerjaan bebas:
ditambah dengan dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi
yang berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala
Desa.
c. Untuk Wajib Pajak Badan:
- Akte pendirian dan perubahan atau surat keterangan penunjukan dari kantor
pusat bagi bentuk usaha tetap;
- FC NPWP salah satu pengurus atau paspor dan surat keterangan tempat
tinggal untuk orang asing;
- dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang
berwenang atau surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat
Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

PER - 20/PJ/2013
Syarat pendaftaran NPWP (cont’d)
d. Untuk Wajib Pajak Badan sebagai pemungut atau pemotong pajak:
- fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akte Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi (Joint
Operation);
- fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing anggota bentuk kerja
sama operasi (Joint Operation) yang diwajibkan untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
- fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak orang pribadi salah satu pengurus perusahaan
anggota bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), atau fotokopi paspor dan surat
keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah
atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing; dan
- dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau
surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat
Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
e. Untuk Bendahara sebagai Wajib Pajak pemotong dan/atau pemungut pajak :
- surat penunjukan sebagai Bendahara; dan Kartu Tanda Penduduk.
f. Untuk Wajib Pajak dengan status cabang dan Wajib Pajak Orang Pribadi Pengusaha
Tertentu :
- fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak pusat atau induk;
- surat keterangan sebagai cabang untuk Wajib Pajak Badan; dan
- dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang atau surat
keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.

PER - 20/PJ/2013
Syarat pendaftaran PKP
a. Untuk Wajib Pajak Orang Pribadi:
- fotokopi Tanda Penduduk bagi Penduduk Indonesia, atau fotokopi paspor, fotokopi Kartu Izin Tinggal
Terbatas (KITAS) atau Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP) bagi Warga Negara Asing, yang dilegalisasi
oleh pejabat yang berwenang; dan
- dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang dan
- Surat keterangan tempat kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari Pejabat Pemerintah Daerah
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Desa.
b. Untuk Wajib Pajak Badan :
- fotokopi akta pendirian atau dokumen pendirian dan perubahan bagi Wajib Pajak badan
dalam negeri, atau surat keterangan penunjukan dari kantor pusat bagi bentuk usaha tetap,
yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang;
- fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak salah satu pengurus, atau fotokopi paspor dan
surat keterangan tempat tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah
atau Kepala Desa dalam hal penanggung jawab adalah Warga Negara Asing;
- dokumen izin usaha dan/atau kegiatan yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan
- surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah
atau Kepala Desa.
c. badan bentuk kerja sama operasi (Joint Operation) :
- fotokopi Perjanjian Kerjasama/Akta Pendirian sebagai bentuk kerja sama operasi (Joint Operation),
yang dilegalisasi oleh pejabat yang berwenang;
- fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak masing-masing anggota bentuk kerja sama operasi (Joint
Operation) yang diwajibkan untuk memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak;
- fotokopi Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak orang pribadi salah satu pengurus perusahaan anggota
bentuk kerja sama operasi (Joint Operation), atau fotokopi paspor dalam hal penanggung jawab adalah
orang Warga Negara Asing;
- dokumen izin kegiatan usaha yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang; dan
surat keterangan tempat kegiatan usaha dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya Lurah
PER - 20/PJ/2013
atau Kepala Desa bagi Wajib Pajak badan dalam negeri maupun Wajib Pajak badan asing.
Penghapusan NPWP
1. Penghapusan NPWP dilakukan atas permohonan Wajib Pajak atau secara jabatan.
2. Kriteria WP yang NPWP-nya dapat dihapuskan:
1. Wajib Pajak dan/atau ahli warisnya karena Wajib Pajak sudah tidak memenuhi persyaratan
subjektif dan/atau objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
perpajakan;
2. Wajib Pajak badan dalam rangka likuidasi atau pembubaran karena penghentian
atau penggabungan usaha;
3. wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah tanpa membuat
perjanjian pemisahan harta dan penghasilan dalam hal suami dari wanita tersebut telah
terdaftar sebagai Wajib Pajak; atau
4. Wajib Pajak bentuk usaha tetap yang menghentikan kegiatan usahanya di Indonesia.
5. Dianggap perlu oleh Direktur Jenderal Pajak untuk menghapuskan NPWP dari Wajib Pajak
yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang perpajakan.
3. Penghapusan NPWP dilakukan dalam hal utang pajak telah dilunasi atau hak untuk melakukan
penagihan telah daluwarsa serta adanya upaya hukum dan administrasi.
4. Penghapusan NPWP dilakukan setelah melakukan pemeriksaan paling lama 6 bulan untuk Wajib
Pajak orang pribadi dan 12 bulan untuk Wajib Pajak badan sejak permohonan.

PMK No – 73/KMK.03/2012
Pencabutan PKP
1. Direktur Jenderal Pajak karena jabatan atau atas permohonan Wajib Pajak dapat
melakukan Pencabutan Pengukuhan PKP.
2. Kriteria WP yang PKP-nya dapat dihapuskan:
1. Pengusaha Kena Pajak dengan status Wajib Pajak Non Efektif;
2. Pengusaha Kena Pajak yang tidak diketahui keberadaan dan/atau kegiatan usahanya;
3. Pengusaha Kena Pajak menyalahgunakan pengukuhan Pengusaha Kena Pajak;
4. Pengusaha Kena Pajak pindah alamat ke wilayah kerja KPP lain;
5. Pengusaha Kena Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan sebagai Pengusaha
Kena Pajak;
6. Pengusaha Kena Pajak telah dipusatkan tempat terutangnya Pajak Pertambahan Nilai di
tempat lain; atau
7. Pengusaha Kena Pajak yang sudah tidak memenuhi persyaratan subjektif dan/atau
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
3. Penghapusan PKP dilakukan setelah melakukan pemeriksaan paling lama 6 bulan sejak
permohonan lengkap.

Penghapusan NPWP dan/atau Pencabutan Pengukuhan PKP dimaksudkan untuk


kepentingan administrasi perpajakan, dan tidak menghilangkan kewajiban perpajakan
yang harus dilakukan Wajib Pajak dan/atau PKP yang bersangkutan.
PER - 20/PJ/2013
MEKANISME PEMBAYARAN
PAJAK
1. MEMBAYAR PPh Pasal 25
SENDIRI
PAJAK
TERUTANG PPh Pasal 29

2. MELALUI PPh Psl. 4 ayat


PEMOTONGA (2), Psl 15, Psl
N ATAU
PEMUNGUTAN 21, 22, 23
PIHAK LAIN serta PPh
Pasal 26
MEKANISME PEMBAYARAN
PAJAK
3. PEMUNGUTAN
OLEH PIHAK PAJAK
PENJUAL PERTAMBAHAN
NILAI

4. PEMBAYARAN PBB , BPHTB,


PAJAK PAJAK
LAINNYA BEA MATERAI

INGAT BATAS WAKTU


PEMBAYARAN PAJAK !!
MEKANISME PELAPORAN
PAJAK
SURAT
PEMBERITAHUAN
(SPT)

SPT MASA

Sarana bagi Wajib Pajak


dalam melaporkan dan SPT TAHUNAN
mempertanggungjawabkan
penghitungan jumlah pajak
yang sebenarnya terutang

INGAT BATAS WAKTU


PELAPORAN !!
TANGGAL JATUH TEMPO
PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK
(Per Menkeu Nomor : 184/PMK.03/2007)

NO JENIS PAJAK TANGGAL TANGGAL


PENYETORAN PELAPORAN

1 PPh pasal 4 ayat (2) – Pemotong PPh Tgl 10 BB Tgl 20 BB

2 PPh pasal 4 ayat (2) – WP sendiri Tgl 15 BB Tgl 20 BB

3 PPh pasal 15 – Pemotong PPh Tgl 10 BB Tgl 20 BB

4 PPh pasal 15 – WP sendiri Tgl 15 BB Tgl 20 BB

5 PPh pasal 21 – Pemotong PPh Tgl 10 BB Tgl 20 BB

6 PPh pasal 23 dan 26 – pemotong PPh Tgl 10 BB Tgl 20 BB

7 PPh pasal 25 ….> Per-22/PJ/2008 Tgl 15 BB Tgl 20 BB

8 PPh pasal 22- PPN & PPn BM atas impor Bersamaan dengan saat
pembayaran Bea Masuk

9 PPh pasal 22- PPN & PPn BM oleh Ditjen 1 hari setelah dipungut Hari kerja terakhir
Bea Cukai minggu berikutnya
TANGGAL JATUH TEMPO
PEMBAYARAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK
(Per Menkeu Nomor : 184/PMK.03/2007)

NO JENIS PAJAK TANGGAL TANGGAL


PENYETORAN PELAPORAN

10 PPh pasal 22, PPN & PPn BM – Pada hari yg sama Tgl 14 BB
Bendahara Pemerintah saat penyerahan
barang
11 PPh pasal 22 – WP badan yg bergerak Tgl 10 BB Tgl 20 BB
dalam bidang produksi BBM, gas dan
pelumas
12 PPh pasal 22, PPN & PPn BM – Tgl 10 BB Tgl 20 BB
Pemungut tertentu
13 PPn dan PPn BM – PKP - UU PPN Akhir BB Akhir BB
14 PPn dan PPn BM – Bendahara Tgl 7 BB Tgl 14 BB
Pemerintah
15 PPn dan PPn BM – Pemungut PPN Non Tgl 15 BB Tgl 20 BB
Bendahara
16 PPh pasal Pasal 4 ayat (2), 15, 21, 23, Sesuai batas waktu per Tgl 20 setalah
PPN, dan PPnBM untuk WP kriteria SPT Masa berakhirnya masa
tertentu pajak terakhir
17 PPh pasal 25 untuk WP kriteria tertentu Akhir masa pajak Tgl 20 setelah
yg diperbolehkan melaporkan beberapa terakhir berakhirnya masa
Masa Pajak dalam satu SPT Masa pajak terakhir
FUNGSI SPT

SEBAGAI SARANA WP UNTUK MENETAPKAN SENDIRI BESARNYA
PAJAK YANG TERHUTANG DENGAN CARA :

 MELAPORKAN DAN MEMPERTANGGUNGJAWABKAN


PENGHITUNGAN JUMLAH PAJAK YANG SEBENARNYA
TERUTANG;

 MELAPORKAN PEMBAYARAN PAJAK YANG TELAH


DILAKSANAKAN SENDIRI DALAM SUATU TAHUN PAJAK/ BAGIAN
TAHUN PAJAK ;

 MELAPORKAN PEMOTONGAN/ PEMUNGUTAN PAJAK YANG


DILAKUKAN OLEH PIHAK LAIN DALAM SUATU TAHUN PAJAK ;

 MELAPORKAN PENGHASILAN YANG MERUPAKAN OBJEK PAJAK


DAN ATAU BUKAN OBJEK PAJAK;

 MELAPORKAN HARTA DAN KEWAJIBAN.


PTKP
PTKP LAMA PTKP BARU
Mulai 1-1-2009
SETAHUN SEBULAN SETAHUN SEBULAN
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)

WP 13.200.000.- 1.100.000,- 15.840.000.- 1.320.000,-

WP KAWIN 1.200.000.- 100.000,- 1.320.000.- 110.000,-

ISTERI 13.200.000.- 1.100.000,- 15.840.000.- 1.320.000,-


BEKERJA
TANGGUNGAN 1.200.000.- 100.000,- 1.320.000.- 110.000,-

MAKS. K/3 K/3


TANGGUNGAN
TARIF UNTUK WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI
Pasal 17 ayat (1) a UU PPh

KETENTUAN LAMA:
NO Lapisan Penghasilan Tarif
1. S.d Rp 25.000.000,- 5%
2. Di atas Rp25.000.000,- s.d. Rp 50.000.000,- 10%
3. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 100.000.000 15%
4. Di atas Rp100.000.000,- s.d.Rp200.000.000,- 25%
5. Di atas Rp200.000.000,- 35%

KETENTUAN BARU (Mulai tahun pajak 2009):


NO Lapisan Penghasilan Tarif
1. S.d. Rp 50.000.000,- 5%
2. Di atas Rp50.000.000,- s.d. Rp 250.000.000 15%
3. Di atas Rp250.000.000,- s.d.Rp500.000.000,- 25%
4. Di atas Rp500.000.000,- 30%
TEMPAT PENYAMPAIAN SPT
KPP TEMPAT WP TERDAFTAR

CARA PENYAMPAIAN SPT


• LANGSUNG
• POS SECARA TERCATAT
•E-FILLING
•DROP BOX
SANKSI BAGI WP
Sanksi Administrasi :

 SPT TAHUNAN WP OP TIDAK DISAMPAIKAN ATAU TERLAMBAT DISAMPAIKAN


DIKENAKAN SANKSI DENDA ADMINISTRASI RP. 100.000,-

 ATAS KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK YANG TERUTANG DIKENAKAN SANKSI


DENDA BUNGA 2 % SEBULAN.

 SPT YANG TIDAK DISAMPAIKAN PADA WAKTUNYA DAN TELAH DITEGUR , MAKA
DIREKTUR JENDERAL PAJAK DAPAT MENERBITKAN SURAT KETETAPAN PAJAK
KURANG BAYAR (SKPKB) DENGAN SANKSI ADMINISTRASI KENAIKAN SEBESAR 50 %
DARI PAJAK YANG TIDAK ATAU KURANG DIBAYAR.

 APABILA TERDAPAT DATA BARU DAN ATAU DATA SEMULA BELUM TERUNGKAP YG
MENGAKIBATKAN PENAMBAHAN JUMLAH PAJAK YG TERUTANG MAKA KEKURANGAN
PAJAK YG TERUTANG DALAM SURAT KETETAPAN PAJAK KURANG BAYAR TAMBAHAN
(SKPKBT) DITAMBAH DGN SANKSI ADMINSITRASI BERUPA KENAIKAN SEBESAR 100%
DARI JUMLAH KEKURANGAN PAJAK TSB.
SANKSI PIDANA

ALPA SENGAJA
Ps. 39 UU KUP
Ps. 38 UU KUP

• tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau


tidak melaporkan usahanya untuk dikukuhkan
• TIDAK MENYAMPAIKAN SPT sebagai Pengusaha Kena Pajak;
• MENYAMPAIKAN SPT: • TIDAK MENYAMPAIKAN SPT
ISINYA TIDAK BENAR • MENYAMPAIKAN SPT :
TIDAK LENGKAP ISINYA TIDAK BENAR
MELAMPIRKAN KETERANGAN TIDAK LENGKAP
YANG ISINYA TIDAK BENAR
• MEMPERLIHATKAN PEMBUKUAN/ PENCATATAN PALSU
• TIDAK MENYELENGG. PEMBUKUAN/PENCATATAN
• TIDAK MENYETORKAN PAJAK YANGDIPUNGUT /DIPOTONG
• MENYALAHGUNAKAN ATAU MENGGUNAKAN TANPA HAK
NOMOR POKOK WAJIB PAJAK ATAU PENGUKUHAN
PENGUSAHA KENA PAJAK;

MENIMBULKAN KERUGIAN
PADA PENDAPATAN NEGARA
PENJARA PALING SINGKAT 6 BULAN DAN
KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BLN ATAU PALING LAMA PALING LAMA 6 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT
1 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT 1 KALI DARI 2 X DARI JML PAJAK TERUTANG DAN PALING
PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 KALI DARI PAJAK TERHUTANG BANYAK 4 KALI DARI JML PJK TERHUTANG
HAK-HAK WP

• Memperhitungkan pajak yang telah dipotong atau


dipungut
• Mengajukan penundaan penyampaian SPT dan
pembetulan SPT
• Minta pengurangan (Pengurangan angsuran PPh
Ps.25, Pengurangan PBB)
• Restitusi
• Keberatan kepada DJP
• Banding kepada Badan Peradilan Pajak
Hak Wajib Pajak

• Wajib Pajak dapat mengajukan keberatan


secara tertulis kepada Dirjen Pajak paling
lambat 3 bulan sejak tanggal surat ketetapan
pajak.

• Wajib Pajak dapat mengajukan banding ke


Pengadilan Pajak, dalam waktu 3 bulan sejak
keputusan keberatan diterima.

• Apabila belum puas dengan Putusan


Banding, WP berhak mengajukan
Peninjauan Kembali ke Mahkamah Agung.
Hak Wajib Pajak

Wajib Pajak berhak mendapatkan perlindungan


kerahasiaan atas segala informasi yang disampaikan
kepada DJP, misalnya:

– SPT
– Laporan Keuangan
– Data dari pihak ketiga yang bersifat rahasia,
– Dll.
Hak Wajib Pajak

• Pengangsuran Pembayaran
• Penundaan Pelaporan SPT Tahunan
• Pengurangan PPh Pasal 25
• Pengurangan PBB
• Pembebasan Pajak
• Pengembalian Pendahuluan Kelebihan
Pembayaran Pajak
TERIMA KASIH
ATAS PAJAK YANG TELAH ANDA BAYAR
UNTUK PEMBANGUNAN
BANGSA

Das könnte Ihnen auch gefallen