Sie sind auf Seite 1von 16

Menuju Gerakan Literasi Baru

Wahyu Satriawan,S.E., M.Pd


Muqaddimah
• Realitas natural proses dan produk
mekanisme fisis-alamiah
• Realitas kultural proses dan produk dari
aktivitas kesadaran dan kehendak manusia
• Realitas sosial proses dan produk interaksi
simbolis-intersubjektif dalam suatu ruang dan
waktu
Revolusi Industri 4.0
• An Industrial model where people,
things and machines are connected to
produce personalized living. This new
ecosystem transforms socio-economical
institution into a smart and integrated pattern
producing ecosystem
Fundamental Characteristics

• AI, Cybernetics, and Robotics


• Higher interconnectivity by IoT and IoP
• Augmented/ Virtual Reality
• The problem of Human-Machine Interaction
• Disruption
Metaphysical Challenges in Revi 4.0
• Big Data
• Dataism Algorithmic reality
• Freedom and Its Fundamental Problem
• Systemic Re-viewing, rearticulaticting, and
reconstructing our self-consciousness
• Psycho-ecological and Technosophical
approach toward new literacy movement
New Competencies…?
Gerakan Literasi Baru..?
Komponen Literasi Baru
• Literasi Informasi
Wisdom
Data comprise facts, observations, (W)
or perceptions (which may or may
not be correct). By itself, data Knowledge
(K)
represent raw numbers or
assertions and may therefore be
Information
devoid of context, meaning, or (I)
intent.
Data
Information: a subset of data, only (D)
including those data that possess
context, relevance, and purpose.
Information typically involves the *) Rowley, Jennifer (2007). "The wisdom hierarchy:
representations of the DIKW hierarchy". Journal of Information
manipulation of raw data to and Communication Science 33 (2): 163–180
obtain a more meaningful indication
of trends or patterns in the data
• knowledge as a richer or more detailed set of
facts, we defne knowledge in an area as
justifed beliefs about relationships among
concepts relevant to that particular area
• Literasi Teknologi
Level 3
Transformasi Teknologis

Level 2
Pemanfaatan Teknologis

Level 1
Kompetensi Teknologis
Disiplin Gerakan Literasi Baru

Empathy Synergizing

Systems
Thinking

Collboration and Intercultural


Networking Dialogue
New Community of Learners
Intercultural Competencies

Socio-
Laboratory of Economical
Ideas and Critical Thinking Capacity and
Meanings Capability
Building

Build Cognitive-Socio Emotional Resilience


By Psycho-Ecological and Technosophical Approach
• Sementara teknologi berkembang, manusia tanpa modal (kapital, kesempatan, skill, dan lain
sebagainya) akan tergantikan. Kondisi saat ini, teknologi telah banyak menggantikan pekerjaan
manusia, misalnya: dalam bidang pertanian, penanaman padi ataupun pemanenannya hanya
dibutuhkan satu dua mesin spesifik sehingga dapat menggantikan tenaga (sekaligus upah) dari banyak
pekerja.
• Melalui teknologi, sebuah usaha hanya membutuhkan satu orang saja yang mampu mengoperasikan
mesin penanam dan pemanenan padi tersebut. Sebuah pilihan yang mengunggulkan efisiensi dan
meminggirkan beberapa aspek lainnya. Aspek-aspek yang tersisihkan tersebut membawa manusia
kepada pertanyaan baru—seberapa jauh teknologi akan menyingkirkan manusia? Walau beberapa opini
membela tudingan negatif atas perkembangan teknologi dengan dalih terciptanya lapangan pekerjaan
baru untuk menunjang teknologi baru, padahal tidak semua orang akan tertampung dalam bidang
profesi yang senada. Melalui gap ini, akan muncul perkembangan manusia super yang diajukan Harari
dalam Homo Deus, yang mungkin akan hadir dalam perkembangan teknologi dikemudian hari.
Penggolongan manusia super dengan manusia biasa dapat terjadi ketika manusia biasa sepenuhnya
tergantikan oleh teknologi yang dikuasai oleh manusia super (orang yang memiliki modal).  Manusia
super mengendalikan manusia biasa melalui algoritma-algoritma saat ini.
• Algoritma menjadi ancaman yang serius bagi peradaban manusia. Menurut Harari, manusia
sesungguhnya memang sudah dikendalikan oleh algoritma itu sendiri. Pemikiran dan  pengetahuan
manusia mulai sedikit demi sedikit dikendalikan oleh Google, hati manusia dikendalikan oleh algoritma
YouTube dan Instagram, hasrat, keinginan dan dorongan manusia sudah dipengaruhi
oleh marketplace online seperti Amazon, Lazada, Alibaba dan lain-lain. Dalam pengambilan keputusan,
manusia juga sudah dikendalikan misalnya dalam pemakaian Google Maps dimana selama perjalanan
kita akan diberi hasil keputusan berdasarkan lagoritma tersebut. Walau manusia masih dapat
menggunakan kesadarannya saat menggunakan media atau aplikasi tersebut, tetapi ia berada dalam
sebuah ruang di mana keputusan dikendalikan oleh sesuatu yang berada di luar dirinya. Yang
mengkhawatirkan dari kehadiran lingkungan algoritma ini adalah ketika segala keputusan yang
seharusnya dipilih oleh manusia bebas menjadi ditentukan hasil pemutusan algoritma. Contoh lain
misalnya, dalam memilih pasangan, algoritma akan menyarankan calon pasangan dengan
kemungkinan-kemungkinan yang disesuaikan kepada satu sama lain melalui kriteria-kriteria tambahan,
bukan melalui perasaan atau panggilan lainnya. Seluruh algoritma ini juga menjadi semakin berkuasa
dalam media sosial. Di samping itu Harari juga mengatakan bahwa manusia adalah algoritma itu
sendiri. Ia mencoba menggambarkan susunan tubuh manusia yang terdiri algoritma-algoritma (kode
DNA) yang menggerakan tubuh manusia berdasarkan kesadaran manusia itu sendiri. Sebelum
dikendalikan oleh algoritma. Bagi Harari, manusia harus memahami dirinya sendiri, seperti pepatah
Yunani Kuno: gnothi seauton.

Das könnte Ihnen auch gefallen