Sie sind auf Seite 1von 22

ANTONIMI -------------Ailah Dahlia Fajar Tri Perdana Indria Hapsari Niken Prameswari Radhiatuz Zahra

Antonim
Etimologi : Antonim (Inggris: Antonymy) berasal dari bahasa Yunani kuno yang terdiri dari kata anti/ant (Tidak) dan onim/onuma (Nama) Harfiah :
Kata yang mengandung makna berkebalikan atau berlawanan dengan makna lain. (Tarigan,1995: 36) Relasi antar makna yang wujud logisnya sangat berbeda atau bertentangan (Keraf, 1988: 39)

Bahasa Indonesia
Istilah Antonim dalam Bahasa Indonesia dikenal dengan nama lawan kata dan bukan lawan makna.
KBBI :
Antonim : an.to.nim [n] (1) kata yg berlawanan makna dng kata lain: "buruk" "baik" ; (2) [n Ling], leksem yg berpasangan secara antonimi Antonimi : an.to.ni.mi [n Ling] oposisi makna dalam pasangan leksikal yg dapat dijenjangkan: tinggi - rendah ("tidak tinggi" tidak berarti "rendah")

Bahasa Jepang
Dalam Bahasa Jepang, antonim disebut atau .
Antonim adalah suatu kata yang berlawanan arti dengan kata lain

Klasifiksi Antonimi
J.D Parera dalam bukunya Teori Semantik, 2004, membedakan antonim dalam dua jenis.
1. Klasifikasi logikal 2. klasifikasi alami yang dualistik.

Antonimi yang diuraikan oleh Parera ditelaah dari dimensi fisik, dimensi filsafat dan dimensi umum yang berhubungan dengan proses dan alam pikiran manusia.

A. Klasifikasi Logikal
1. Kontradiksi
Dua makna dikatakan berkontradiksi apabila kedua makna tersebut saling mengucilkan atau saling menolak kemunculan bersamaan dalam satu proposisi atau kalimat pernyataan. Alat uji untuk menentukan kontradiksi adalah leksem negasi dan memasukkan kedua makna tsb ke dalam satu preposisi.

Contoh (1) :
Hidup X Mati (Tidak Hidup)

Negasi

Kambing itu hidup dan mati. (Tidak berterima)

Contoh (2) :
(

Negasi

2. Kontrer
Dua proposisi tidak mungkin sama-sama benar, tetapi ada kemungkinan keduanya salah Geoffrey Leech membagi pertentangan makna kontrer ini menjadi dua, yaitu 1. Pertentangan makna beranting 2. Pertentangan makna polaris

2. 1 Pertentangan makna beranting


Biasanya terdapat dalam kelompok kata yang menunjukkan satu jenis dan kelas benda atau zat Contoh (1) :
Emas dan Perak X Perunggu dan Tembaga

Contoh (2) :
Kambing dan Kuda X Sapi dan Rusa

2. 2 Pertentangan Makna Polaris


Biasanya terdapat pada kelompok makna adjektif Contoh:
Kaya X Miskin Panas X Dingin

B. Klasifiksi Alami Dualistik


1. Pertentangan Kenasabahan
Pertentangan yang menunjukkan hubungan kekeluargaan, ketugasan, atau keorganisasian. Contoh : Suami X Istri Pria X Wanita Ketua X Anggota Guru X Murid Komandan X Prajurit

2. Pertentangan Berbalasan
Disebut juga antonimi tipe komplementer. Pertentangan makna ini menurut balasan atau balikan sebagai pelengkap makna jika dikehendaki sesuai dengan konteks. Contoh :
Tanya X Jawab Masuk X Keluar Memberi X Menerima Membeli X Menjual Tambah X Kurang

3. Pertentangan Tempat
Antonimi ini menunjukkan arah yang bertentangan atau letaknya berhadapan. Tipe antonim tempat ini dapat dimasukkan ke dalam partikel tempat: ke- dari; ke manadari mana. Contoh :
Utara X Selatan Atas X Bawah Muka X Belakang Luar X Dalam Kiri X Kanan.

4. Pertentangan Jenjang
Antonimi tipe pertentangan jenjang mencakup pertentangan dalam jenjang kepangkatan, ukuran, bulan, dan hari. Pertentangan ini menunjukkan satu hierarkhi. Contoh :
Kapten Mayor Letnan Kolonel Kolonel Asisten (Asisten ahli Asisten Madya) Lektor (Lektor Muda Lektor Madya Lektor Lektor Kepala) - Profesor (Profesor Madya Profesor). - - - - -

5. Pertentangan Khas
Antonimi tipe pertentangan khas terjadi berdasarkan paradigma morfologis tertentu. Contoh :
Menyewa Meyewakan Mewaris - Mewariskan

- Imitokuchou
Keantoniman dua buah kata dapat dilihat dari imitokuchou nya. Jika ada imitokuchou yang dianggap berlawanan, maka hubungan kata tersebut bersifat antonim (Sutedi 2003 :125). Imitokuchou merupakan bagian dari igiso, yaitu makna umum yang sudah merupakan keputusan bersama dari mayoritas pemakainya, sebagai suatu segmen dan bukan merupakan sebuah komponen

Contoh :
Kemushi (ulat) imitokuchou nya adalah ningen ni kiwareru, atau hal yang tidak disukai manusia Namun, pada contoh lain : uchi no ko wa wanpaku desu. Kata ko yang semula berarti anak secara umum, karena pengaruh dari kata wanpaku dalam kalimat tersebut, menjadi otoko no ko Otoko no ko bukan merupakan imitokuchou dari ko Pada verba inanaku (meringkik), subjeknya adalah uma (kuda), dan tidak bisa diganti dengan subjek lain. Maka (subjeknya kuda) merupakan imitokuchou dari inanaku

Jenis-jenis hubungan antonim


Menurut Sutedi, jenis-jenis hubungan antonim antara lain mencakup :
1. Oposisi Mutlak ( 2. Oposisi Kutub () 3. Oposisi Hirarki () 4. Posisi hubungan rasional ( )

1. Oposisi Mutlak

Diuji dengan formula : jika bukan A pasti B Contoh :

2. Oposisi kutub

Dua jenis kata berlawanan secara ruang, waktu maupun kuantitas. Contoh :
(secara ruang) , didalamnya masih ada (secara waktu) , di dalamnya masih ada proses belajar (secara kuantitas) , di dalamnya masih ada harga/nilai sedang

3. Oposisi hirarki
Hubungan yang menyatakan deret jenjang atau tingkatan dalam skala pengukuran, bukan merupakan lawan kata yang bersifat mutlak Contoh :

jika diuji dengan formula : jika A maka bukan B, masih diterima, tetapi untuk formula yang mutlak (kalau bukan A pasti B) tidak bisa diterima Contoh kalimat :
(Taro badannya tidak besar), bukan berarti Taro itu kecil, karena besar dan kecil dalam kalimat tersebut relatif.

4. Oposisi Hubungan Rasional


Terjadi dalam satu peristiwa/perkara dari sudut mana kita memandang perkara tersebut. Contoh :
(jalan mendaki) jika dilihat dari atas maka digunakan kata (turunan) dan sebaliknya jika dilihat dari bawah digunakan kata (tanjakan)

Das könnte Ihnen auch gefallen