Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Kelompok 2 Fitriani Yuslih Putri Dewi Febrianty Fauziah Ibrahim Alsyahrin Manggala Putra Ekha Desi Astuti Saras Eka Mardhanti Minarni Wildanah Findriani Eka Saputri Mirna Mayasari Siam Andi Suci Kumala Sari
Kelompok 5 Astaman Yurike octavia Maani Waode Rachmawati Muh. Fakri Fadly Irma Fatimah Rinda Zelvia Ningsih Idul Ade Rikit fitrah Andi Muh. Adjie Jeanet Prisilia Yunitri Wita Mukhtar Tri ana Putra
Skenario
Seorang pasien wanita, 33 tahun, datang ke poliklinik mata dengan keluhan mata merah dan nyeri. Dialami sejak 1 hari yang lalu.
Kata Kunci
1. Wanita, 33 tahun 2. Mata merah dan nyeri 3. Dialami sejak 1 hari yang lalu
Pertanyaan
1. 2.
3.
4.
5.
6. 7. 8. 9. 10.
Bagaimana anatomi, fisiologi dan histologi organ yang terkait? Bagaimana patomekanisme terjadinya mata merah? Bagaimana patomekanisme terjadinya nyeri pada mata? Apa saja penyakit-penyakit yang menyebabkan keluhan utama mata merah disertai nyeri? Bagaimana perbedaan mata merah yang disebabkan oleh bakteri dengan virus? Bagaimana perbedaan sakit pada permukaan mata dengan sakit pada orbital? Bagaimana langkah-langkah penegakkan diagnosisnya? Bagaimana etiologi dan epidemiologi sesuai penyakit di kasus? Bagaimana pemeriksaan penunjangnya? Bagaimana penatalaksanaannya? Bagaimana komplikasi, prognosis dan pencegahan sesuai penyakit di kasus?
Jawaban
Anatomi
Organ visual: bulbus oculi & organ accessory nya Bulbus oculi: tunika fibrous(kornea & sklera), tunika vascular(iris, corpus cilliaris & koroid), tunika nervosa (retina) Isi bulbus oculi: humor aqueous, lensa & corpus vitreous Accessory: palpebra, konjungtiva, apparatus lakrimalis, ocular muscle & soft tissue in the orbit
1 - cornea 2 - iris 3 - posterior chamber of the eye 4 - lens 5 - vitreous body 6 - ciliary body 7 - retina 8 - choroid 9 - sclera 10 - canal of Sclemm 11 - growth area of the lens 12 - anterior epithelium of the lens
Histologi
Kornea
Camera Anterior
N. Opticus
Chiasma Opticum
Tractus opticus
Corpus Vitreus
Retina
N. Opticus
Penglihatan
Peradangan akut
Dilatasi PD
Perdarahan
Hyperemia
Mata Merah
baradikidin
Nosiseptor ini mengirim sinyal ke saraf aferen melalui serabut saraf alfa dan c Rangsangan ini diperantarai oleh substantia P
Adanya zat ini, membuat rangsangan sampai ke korda spinalin
pengeluaran cairan yang tidak berwarna hijau atau kuning Sering terdapat gejala-gejala virus seperti influensa, seperti hidung yang mampat dan ingusan Palpebra bengkak Kadang-kadang terasa sakit bila melihat sinar-sinar yang terang Mata merah yang disebabkan oleh virus adalah sangat menular. Mata merah yang disebabkan virus biasanya hilang dalam tujuh sampai sepuluh hari setelah munculnya gejala-gejala.
Bakteri
sakit/nyeri mata bengkak kemerahan
Kotoran umumnya
berakumulasi setelah tidur
Perbedaan sakit pada permukaan mata dengan sakit pada orbital 1. Sakit dipermukaan mata
Kondisi dimana rasa sakit berasal dari luar struktur permukaan mata, beberapa penyebabnya adalah: Konjungtivitis, ciri-ciri mata berubah warna menjadi merah muda. rasa sakit biasanya ringan, atau tidak ada rasa sakit sama sekali. Gatal, kemerahan. Lecet kornea Efek Kimia dan luka bakar Radang kelopak mata penyebab lainnya adalah adanya iritasi mata. ditandai dengan adanya benjolan kecil pada mata Anda, benjolan mata ini dibentuk oleh kelenjar minyak mata yang tidak normal. sehingga menyebabkan iritasi pada mata, rasa sakitnya cukup menyakitkan
Berikut ini beberapa penyebab sakit mata yang berasal dari orbital :
glaukoma Iritis neuritis Optik Sinusitis Migran Trauma, seperti cedera penetrasi ke mata, pukulan mata dengan benda asing, dan tabrakan kendaraan bermotor, yang menyebabkan rasa sakit mata signifikan dan cedera.
1. 2. 3. 4.
5.
6.
Tabel Perbandingan
Kata Kunci
Konjungtivitis Iridoskleritis Episkleritis Akut Keratitis Skleritis Glaukoma Akut
+ + + +
+ + + +
+ + + (nyeri
tekan)
+ + + +/-
+/+
+ (Nyeri
+/+ + +
- (4-5
minggu setelah episkleritis)
Konjungtivitis adalah peradangan konjungtiva yang ditandai oleh dilatasi vaskular, infiltrasi selular dan eksudasi.
1.
2. 3.
1. Konjungtivitis alergi (keratokonjungtivits atopik, simple alergik konjungtivitis, konjungtivitis seasonal, konjungtivitis vernal, giant papillary conjungtivitis). 2. Konjungtivitis bakterial (hiperakut, akut, kronik). 3. Konjungtivitis virus (adenovirus, herpetik). 4. Konjungtivitis klamidia. 5. Bentuk konjungtivitis lain (Contact lens-related, mekanik, trauma, toksik,neonatal, Parinauds okuloglandular syndrome, phlyctenular, sekunder).
VIRUS
GATAL HIPEREMI
Minimal Menyeluruh
LAKRIMASI
EKSUDAT (SEKRET) ADENOPATI SEL-SEL
++
Minimal (serous, mukous) + Monosit
+
Banyak (mukopurulen/purulen) Jarang PMN
+
Minimal (benang) Eosinofil
Di Indonesia penyakit ini masih banyak terdapat dan paling seringdihubungkan dengan penyakit tuberkulosis paru. Penderita lebih banyak padaanak-anak dengan gizi kurang atau sering mendapat radang saluran napas,serta dengan kondisi lingkungan yang tidak higiene. Pada orang dewasa jugadapat dijumpai tetapi lebih jarang.
1. 2. 3. 4.
5.
6. 7. 8.
Tanda-tanda konjungtivitis, yakni: konjungtiva berwarna merah (hiperemi) dan membengkak. produksi air mata berlebihan (epifora) kelopak mata bagian atas nampak menggelantung (pseudoptosis)seolah akan menutup akibat pembengkakan konjungtiva dan peradangan sel-sel konjungtiva bagian atas. pembesaran pembuluh darah di konjungtiva dan sekitarnya sebagaireaksi nonspesifik peradangan. pembengkakan kelenjar (folikel) di konjungtiva dan sekitarnya. terbentuknya membran oleh proses koagulasi fibrin (komponen protein). dijumpai sekret dengan berbagai bentuk (kental hingga bernanah).
Konjungtiva yang mengalami iritasi akan tampak merah dan mengeluarkankotoran. Konjungtivitis karena bakteri mengeluarkan kotoran yang kentaldan berwarna putih. Konjungtivitis karena virus atau alergi mengeluarkankotoran yang jernih. Kelopak mata bisa membengkak dan sangat gatal,terutama pada konjungtivitis karena alergi. Gejala lainnya adalah: a.mata berair b.mata terasa nyeri c.mata terasa gatal d.pandangan kabur e.peka terhadap cahayaf.terbentuk keropeng pada kelopak mata ketika bangun pada pagi hari.
1. 2. 3. 4.
glaukoma katarak ablasi retina komplikasi pada konjungtivitis kataral teronik merupakan segala penyulitdari blefaritis seperti ekstropin, trikiasis 5. komplikasi pada konjungtivitis purulenta seringnya berupa ulkus kornea 6. komplikasi pada konjungtivitis membranasea dan pseudomembranasea adalah bila sembuh akan meninggalkan jaringan perut yang tebal di korneayang dapat mengganggu penglihatan, lama- kelamaan orang bisa menjadi buta 7. komplikasi konjungtivitis vernal adalah pembentukan jaringan sikratik dapat mengganggu penglihatan
Tergantung kausa Hindari faktor iritasi, peny. sistemik Sulfasetamide Antibiotik tetes/salep tergantung jenis konjungtivitis
Bila segera diatasi, konjungtivitis ini tidak akan membahayakan. Namun jika bila penyakit radang mata tidak segera ditangani/diobati bisa menyebabkankerusakan pada mata/gangguan dan menimbulkan komplikasi sepertiGlaukoma, katarak maupun ablasi retina.
Radang pada uvea dapat mengenai hanya bagian depan jaringan uvea atau selaput pelangi (iris) dan keadaan ini disebut sebagai iritis Bila mengenai bagian tengah uvea maka keadaan ini disebut sebagai siklitis Biasanya iritis akan disertai dengan siklitis yang disebut sebagai uveitis anterior Uveitis anterior disebut juga sebagai iridosiklitis
ETIOLOGI
1.
2. 3. 4.
5.
Inf. eksogen: inf. luka perforasi, ulkus kornea supuratif Inf. sekunder : sebaran infeksi dr jar. mata lainnya, mis; kornea, sklera, retina Inf. endogen : TBC, GO,sifilis, virus, protozoa (toksoplasmosis) Inflamasi alergik: sumber primer berada dimana saja dlm tubuh mis; gigi, suatu wkt lolos masuk aliran drh shg terbtk respon imun Otoimun berhub.dgn. RA, SLE, Sindr. Bechets HLA B 27
GAMBARAN DEMOGRAFI Dlm 1 th tdp pdrt uveitis 15 per 100.000 org 75% U. anterior 17% U. posterior 8% U. intermediat
>> umur 20 50 th Wanita >> tu pd U. anterior Fak. Resiko : sosek , psikologis (depresi), imunologik (HLA), AIDS, endokrin (hipotiroid dgn. uveitis)
1. 2. 3. 4.
5. 6.
7. 8.
Mata merah: inj. Perikornea Sakit ; ber(+) jk mata ditekan Rasa skt krn rdg akut disertai spasme iris Fotofobi & lakrimasi bila terkena sinar kuat. Terjadi apabila inflamasi melibatkan kornea, iris, korpus siliar Visus : cairan BMD keruh & Keratik Presipitat (KP) Akomodasi terg3 : jika terjadi siklitis Kornea edem, di BMD tdp penimbunan protein, fibrin, sel rdg memberikan gbr flare, KP, hipopion. Iris: edem, kripte hilang, warna iris suram Pupil miosis, refleks pupil lemah
9.
Iris melekat pd permukaan depan lensa sinekia posterior, melekat pd perm. dalam kornea sinekia anterior Eksudat tertimbun didataran pupiloklusi pupil Ujung iris melekat pd permukaanlensa,
Pem. Laboratorium
Pada iridosiklitis (uveitis ant ) non granulomatous perlu diketahui kausa, untuk itu perlu pemeriksaan thd : - tuberkulosis - histoplasmosis - uji fiksasi, komplemen dan - uji rx. hipersensitivitas
Terapi
1. Atropin 1% 3x1 tts melebarkan pupil melepaskan sinekia, mengistirahatkan iris & badan siliar, mengurangi sakit ok spasme iris
Komplikasi
1. Katarak komplikata akbt eksudasi &
Definisi Episkleritis adalah peradangan pada episklera. Suatu penyakit yang termasuk self limiting disease. Penyebabnya belum diketahui, mungkin suatu reaksi hipersensitifitas. Ada hubungan dgn peny. sistemik: Rematoid arthritis, Sjogren Syndrome, Herpes Zoster, Sifilis, TBC
39
Gejala klinis Mata merah tanpa iritasi, transien, agak sakit, silau. Timbul pada area yang terpapar; pada lokasi yang sama atau berbeda.
Klasifikasi
Secara klinis ada 2 tipe : A. Episkleritis Simple (Difus) injeksio dan edem lebih luas dan rekuren B. Episkleritis Nodular: Terlokalisir dengan satu atau lebih nodul kemerahan, tidak dapat digerakkan. nodul berukuran 2-3 mm.
40
Penatalaksanaan: Perbaiki keadaan umum dan terapi kausal Kasus berat : oral / topikal : antiradang Diagnosis banding: 1. Konjungtivitis 2. Skleritis anterior Komplikasi : Keratitis superfisial
41
Keratitis adalah peradangan pada kornea, membran transparan yang menyelimuti bagian berwarna dari mata (iris) dan pupil. Keratitis dapat terjadi pada anak-anak maupun dewasa. Bakteri pada umumnya tidak dapat menyerang kornea yang sehat, namun beberapa kondisi dapat menyebabkan infeksi bakteri terjadi.
Etiologi A. Infeksi : Bakteri, jamur, virus B. Non-infeksi: Mekanik, toksik, radiasi, degeneratif, distrofi, neurotrofik.-
Etiologi Stafilococcus aureus, Staf. epidermidis, Strepto. pneumonia, Pseudomonas aeruginosa Gambaran klinik Nyeri sedang - berat Fotofobia Blefarospasme Ulkus kornea , infiltrat Penglihatan terganggu Lakrimasi Sekret purulen
Gambaran klinis Biasanya bergejala lebih ringan dibanding kausa bakteri Gray-white infiltrate Hipopion Penglihatan terganggu Lakrimasi Sakit kepala
Etiologi Herpes simplex virus (HSV) tipe 1 Gambaran klinis Pembesaran kel. limfe preaurikular Vesiel yang pecah pada kulit palpebra dan periorbita Bersifat rekuren Gamb. tipikal: dendritik / geografik Sensibilitas kornea berkurang Lakrimasi Edema palpebra Penglihatan bisa terganggu
Keratitis Bakteri:
- Diobati sesuai sensitifitas antibiotika - Keratoplasti
Keratitis Jamur :
- Natamisin tetes mata - Ketokonazol oral
Keratitis Viral :
- Acyclovir salep mata - Atropin 1 % - Keratoplasti
Pemakai lensa kontak harus menggunakan cairan desinfektan pembersih yang steril untk membersihkan lensa kontak. Pemeriksaan mata rutin ke dokter mata disarankan karena kerusakan kecil di kornea dapat terjadi tanpa sepengetahuan kita Makan makanan bergizi dan memakai kacamata pelindung ketika bekerja atau bermain di tempat yang potensial berbahaya bagi mata dapat mengurangi resiko terjadinya keratitis
adalah suatu syndroma yang disebabkan karena terjadi hambatan penyaluran keluar cairan humour aquos sehingga menyebabkan peningkatan TIO (Tekanan IntarOkuler) mendadak dan tibatiba yang dapat menekan nervus optik.
Terdapat 4 jenis glaukoma: 1. glaukoma sudut terbuka 2. glaukoma sudut tertutup 3. glaukoma kongenitalis 4. glaukoma sekunder
ETIOLOGI:
siliar - Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan - Berkurangnya pengeluaran cairan mata didaerah sudut bilik mata atau dicelah pupil.
FAKTOR RESIKO :
Lanjut Umur , Rabun dekat , Sejarah keluarga yang pernah menghidap glaukoma , Diabetes , Tekanan perasaan/stres, Penggunaan ubat anti kolinergik sistemik seperti atropin atau ubat titisan untuk membesarkan anak mata.
Terapi medikamentosa menurunkan TIO terutama dengan menggunakan obat sistemik : Inhibitor karbonik anhidrase
Agen hiperosm
Acetazolamide 500mg (iv/po) ----> 4 x 250 mg (sehari) Solusio gliserin 50% 4 x 100-150 ml (dlm air jeruk) (po) Manitol 20% 300-500 cc/ 60 tts tpm (iv)
Penyekat beta
Pilokarpin 2% 2x gtt I (jarak 15 menit) --> 4x gtt I sehari. mata sebelahnya : 3 x gtt I
TERAPI BEDAH
Iridektomi perifer. Digunakan untuk membuat
PROGNOSIS :
Glaukoma akut merupakan suatu KEDARURATAN OFTALMOLOGI sehingga kalau tidak segera ditangani prognosisnya buruk
KOMPLIKASI :
Kebutaan
Definisi Skleritis adalah peradangan pada sklera yang seringkali rekuren. Etiologi Penyebab pasti belum diketahui, mungkin disebabkan oleh vasculitis immune mediated yang menyebabkan peradangan dan kerusakan sklera. Sering dihubungkan dengan penyakit immunologi sistemik. Epidemiologi Jarang pada anak2, usia 40 thn, pr lk
58
Gejala klinis
Subyektif: nyeri hebat, bola mata sakit bila digerakkan, merah, fotofobia, lakrimasi. Obyektif: terlihat pembengkakan dan perubahan warna difus pada sklera Klasifikasi Berdasarkan lokasi inflamasi, dibagi atas 2 bagian : A. Skleritis anterior B. Skleritis posterior
59
Penatalaksanaan: Anti-radang Imunosupresif Diagnosa banding : Episkleritis Komplikasi : Keratitis Penipisan sklera Uveitis Glaukoma Katarak
60
61
Dari hasil diskusi tutorial kelompok kami mengambil kesimpulan diagnosis sementara yang sesuai dan mendekati dengan skenario pada kasus yaitu konjungtivitis, iridosiklitis akut, episkleritis, keratitis, glaukoma akut dan skleritis. Namun untuk mengetahui diagnosis pastinya harus dilakukan anamnesis tambahan dan pemeriksaan selanjutnya yaitu pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan radiologi, sehingga dapat ditentukan penatalaksanaan dan prognosis sesuai diagnosis penyakit pastinya.