Prosiding Simposium Nasional Polimer V ISSN 1410-8720
PENGARUH ANTIOKSIDAN PADA PROSES PENGOLAHAN
DAN DAUR ULANG POLIPROPILEN
Ismariny dan Lies A. Wisojodharmo
Pusat Pengkajian & Penerapan Teknologi Material (P3TM) - BPPT
JL MH. Thamrin 8, Jakartal0340
ABSTRAK
PENGARUH ANTIOKSIDAN PADAPROSES PENGOLAHAN DAN DAUR ULANG POLIPROPILEN.
Plastik daur ulang biasanya digunakan untuk aplikasi yang bemilai rendah, Daur ulang plastik secara mekanik yang
ditujukan untuk pemakaian komponen plastik berilai tinggi memerlukan sifat-sifat material yang sesuai dengan
target yang ditentukan, Untuk itu dalam proses daur ulangnya sampah plastik ditambahkan adit, seperti antioksidan,
Pigmen, stabilizer dan lubricant, untuk menjamin sifat mekanik dan menjaga warna Komponen lasik (untuk
aplikasi luarruangan). Pada penelitian ini dikembangkan eknik daur ulang limbah plastik, khususnya polipropilen,
dengan menambahkan antioksidan sebelum proses ekstrusi. Diharapkan sifat mekanik dari material akan terjaga
schingga dapat digunakan pada aplikasi berilai tinggi. Hasil analisis mekanik, seperti MFI (Melt Flow Index),
tensile strength dan impact akan dibahas dan dibandingkan dengan material daur ulang tanpa aditif
Kata kunci: Polipropilen, adivif
ABSTRACT
THE EFFECT OF ANTIOXIDANT ON THE PREPARATION AND RECYCLE PROCESS OF
POLYPROPILENE. Recycled plastic is commonly utilized for low value application, Mechanically recycle of
plastic in the manner of high value utilization of plastic componenet require material properties which meet with
established target. Therefore, in recycle process of wasted plastic, additive such as antioxidant, pigment, stabilizer,
and lubricant were added, to guarantee its mecahnical properties and maintain the color of plastic component (for
‘outdoor application). In this study, recycle technique for wasted plastic was developed, particularly polypropilene,
by adding antioxidant prior to extrusion process. The expected result is that mechanical properties of the material
‘would be maintained and could be used for high value application. The results from mecahnical analysis, such as
MFI (Melt Flow Index), tensile strength and impact will be studied and comparred with recylce material without
adsitive,
Key words : Polypropylene, additive
PENDAHULUAN
Selain daur ulang kimia (feedstock) dan
energy recovery, bagian utama dari pendekatan
managemen limbah plastk terintegrasi adalah daur
ulangmekanik, yaitu pemakaian kembali material
plastik melalui proses pelelehan kembali
(remelting). Metode yang dipilih untuk mendaur
ulang plastik tergantung dari jenis material plastik
(material tunggal, campuran, atau material yang,
terkontaminasi), suber material (material plastik
dari industri atau produk plastik bekas aplikasi
peralatan rumah tangga), biaya proses pemurnian
(proses pemisahan dan pemilahan), pasar
(kebutuhan yang ada, standar kualitas, harga
‘material virgin), energi yang dibutuhkan untuk
proses daur ulang, pengaruh lingkung
(ecobalance) dan peraturan tentang insentif yang
didapat para pengelola limbab plastik. Sifat plastik
yang spesifik (dapat dibentuk (moldability),
ringan, tahan lama (durability), pemakaiannya
yang dapat menjaga kelestarian lingkungan serta
biaya pengolahan yang rendah, semua ini
‘menunjang dipilihnya proses daur ulang mekanik,
ditambah lagi dengan kampanye tentang
keseimbangan lingkungan.
Untuk daur ulang mekanik, bahan baku
yang terbaik adalah plastik tunggal atau yang
sejenis dan plastik campuran tetapi yang diketahui
komposisinya dan kandungan impuritasnya
rendah, Dengan bahan baku yang baik, material
hasil proses daur ulang mekanik akan dapat
216Pengaruk Antioksidan pada Proses Pengolahan dan Daur Ulang Polipropilena (Ismariny)
menggantikan material virgin, bahkan
faktor substitusi dapat dikatakan sama
dengan satu, artinya bahwa material daur ulang
‘mempunyai sifat fungsional yang sebanding
dengan material virgin. Sebagai akibatnya, pasar
untuk produk Khusus, yang telah didominasi
plastik virgin, dapat terus terbuka untuk
penggunaan material daur ulang ini
Di samping itu proses daur ulang mekanik
memakai energi paling efisien dibanding dengan
proses daur ulang lain dengan emisi polutan
terendah. Tetapi jika bahan baku plastik
terkontaminasi sehingga diperlukan proses
pemilahan dan pemurnian yang mahal, maka
proses daur ulang secara kimia atay energi
recovery menjadi pilihan. Di lain ssi bilamaterial
plastik’ daur ulang tidak dapat menggantikan
material plastik virgin, material ini dapat
‘menggantikan material lain seperti batu, kayu, dan
bata untuk aplikasi seperti profil, dinding kedap
dari suara
Pada penelitian ini dilakukan
pengembangan proses daur ulang plastik
polipropilen (PP) dengan penambahan sistem
stabilisasi berisi antioksidan sebelum
proses ekstrusi. Sistem stabilisasi berupa
campuran aditif, yaitu antioksidan primer dan
antioksidan sekunder, dan master batch
yang merupakan campuran aditif dengan PP virgin
dengan MFI 10 g/10 menit. Hasil yang didapat
dibandingkan sifatfisik dan mekaniknya (MFI,
tensile dan impact) dengan plastik daur ulang
yang diproses tanpa penambahan sistem
stabilisasi, Pada bagian hacil dan diskusi, dibahas
juga tentang pengaruh aditif pada proses
pengolahan plastik dan fungsi penambahannya
pada proses daur ulang.
METODE PERCOBAAN
Saat ini proses yang dilakukan di industri
daur ulang plastik, khususnya polipropilen,
meliputi: pemilahan plastik berdasarkan jenis
dan wama, pencucian, pencacahan, pengeringan,
penggilingan (dengan alat ekstruder) dan
peletisasi. Dengan proses yang dilakukan,
plastik akan turun sifat fisik dan mekaniknya
karena proses pemanasan yang berulang,
padahal plastik sudah terdegradasi selama
penggunaannya akibat kondisi lingkungan
(misalnya untuk aplikasi luar ruangan, sinar
matahari dapat menyebabkan degradasi
‘material plastik). Aditif yang telah ditambahkan
pada proses awal pembuatan biji plastik
kadang tidak mencukupi untuk menahan
degradasi yang terjadi. Dari studi literatur
Pretrsaiment
Jka campuran ples, maka dilakukan
Perlahan berdasarkan jens pastk dan warna
pemisahan
*encucan aval
Meling
pelenzing
Corasterbaich :
Dey maxing
1
‘Meling
q
pellencing
Gambar 1. Pengembangan proses daur ulang plastik
27Prosiding Simposium Nasional Polimer V
ISSN 1410-8720
yang dilakukan didapat bahwa penambahan aditif
dapat menahan degradasi yang terjadi pada proses
pemanasan kembali pada alur proses daur ulang
plastik. Secara teknis pemakaian aditif dapat
menahan sifat fisik dan mekanik dari plastik daur
ulang.
Pada pengembangan proses daur ulang
plastik, penambahan aditif dilakukan sebelum
proses ekstrusi [1]. Aditif yang biasanya
berbentuk bubuk, kemungkinan tidak akan
tercampur optimal dengan cacahan plastik bekas.
Karena itu untuk mengoptimalkan proses
pencampuran, aditif yang akan ditambahkan
dibuat masterbatch dengan mencampurnya
dengan material virgin [2], melalui prosos ekstrusi
yang dilanjutkan dengan peletisasi. >
Pelet yang dihasilkan kemudian dianalisis
MFI dan dibuat spesimen tes untuk dilakukan
analisis tensile strength dan impact. Data yang,
ada dianalisis dan dibandingkan dengan
material yang didaur ulang tanpa penambahan
adit.
TEORI
Dari segi ekonomi ataupun ekologi,
komponen tunggal atau campuran plastik yang
diketahui komposisinya cukup baik untuk didaur
ulang secara mekanik. Material daur ulang dapat
dipergunakan sebagai substitusi resin asal
(virgin), karena dapat diproses kembali dan
‘mempunyai fungsi yang sama seperti material
virgin, Struktur heterogen dan kotoran yang
tersisa seperti warna yang berbeda filer, flame
retardant mungkin masih ada walaupun sudah
dipilah dan di daur ulang,
Plastik selama proses pengolahan dan
pemakaian aplikasi akan mengalami degradasi
oksidasi. Berat molekul (molecular weight) dan
distribusi berat molekul (molecular weight
distribution) polimer asal akan mengalami
perubahan akibat pemunisan rantai molekul atau
reaksi penggabungan (cross-linking). Akibat hal
tersebut akan ada perubahan sifat mekanik yang
tidak teratur, misalnya dari yang asalnya liat
(ductile) menjadi rapuh (britle). Untuk polimer
yang sensitifterhadap hidrolisis, berat molekul
rata-rata akan berkurang selama masa pemakaian,
Penampilan dari barang tersebut akan berubah,
misalnya adanya pecah-pecah di permukaan dan
perubahan warna, Walaupun demikian, yang
paling memberikan efek dan cukup penting adalah
adanya gugus fungsi dari polimer tersebut yang
dapat meningkatkan degradasi oksidasi, seperti
asam, ester, peracid, perester, hidriperoksida dan
grupketon.
Proses daur ulang yang tepat harus
memperhitungkan kehancuran akibat oksidasi
selama pemakaian. Proses yang tepat dapat
menjaga kestabilan material daur ulang
termasuk menonaktifkan moleku! yang bersifat
prodegrading, seperti peroksida dan
hidroperoksida. Kombinasi stabilizer dan
co-stabilizer tertentu akan membuat proses stabil
dan menjaga umur material daur ulang selama
digunakan (produk,).
Gambar 2. Hubungan masa molar (molar mass)
dan sifat mekanik PP
Pada proses pembuatan menjadi
komponen plastik akan mengalami beberapa
tingkat pelelchan. Karena shear siress yang tinggi,
terutama pada daerah moleku! polimer yang
menjerat (entangled), pemotongan rantai C-C
akan menyebabkan penurunan berat molekul.
Degradasi yang disebabkan oleh shear rate
disebut sebagai degradasi termo-mekanik.
Selanjutnya karena adanya grup hidroperoksida
dalam polimer akan menyebabkan dekomposisi
pada saat suhu proses, juga disertai pemotongan
rantai akan menyebabkan penurunan berat
molekul
Perubahan dalam berat molekul akan
mempengaruhi sifat mekanik dari polimer.
Gambar 2 menunjukkan hubungan antara berat
molekul (M,) dan sifat mekanik PP. Penurunan
218,Pengaruh Antioksidan pada Proses Pengolahan dan Daur Ulang Polipropitena (Ismariny)
tajam pada penampilan terjadi ketika berat molar
jatuh menuju ttik kritik (M), nilainya tergantung
pada polimer yang diproses.
Ketika rantai menyambung atau menjadi
jaring (crosslinking), maka akan merubah
sifat mekanik polimer, sehingga untuk menjaga
berat molekul dan distribusi berat molekul
selama pengolahan maka diperlukan tambahan
stabilizer. Selama proses pelehan polimer virgin
diperlukan sebagian stabilizer, Jadi, proses daur
ulang juga termasuk penstabilan kembali, yaitu
suatu tahap dimana stabilizer perlu ditambahkan,
Selanjutnya material hasil daur ulang dibiarkan
diluar ruangan selama masa pemakaian, sampai
pada tingkat panas dan penyinaran tertent, Untuk
suatu komponen plastik, sejumlah stabiliZer harus
dapat menjaga material tersebut selama
pemakaian. Setelah stabilizer dikonsumsi, maka.
selanjutnya degradasi akan dimulai. Jangka waktu
dimana stabilizer menjaga polimer agar tidak
terdegradasi disebut dengan Masa Induksi
(induction period).
soqundeido 280099
Gambar 3. Pelapukan polimer karena perubahan |
sifat-sifatnya
Sifat reologi dan mekanik dari material
daur ulang plastik dapat diketahui. Analisis
untuk mengetahui tipe dan kandungan stabilizer
yang tersisa memudahkan tugas penstabilan
kembali. Pemilihan paket stabilizer
akan memberikan akibat pada stabilisasi
sinergis agar menghindari terjadinya efek
berlawanan antara stabilizer. Hasil material daur
ulangakan baik apabila digunakan limbah plastik
dari closed loop system, karena limbahnya sudah
terpilah (satu jenis), komposisi dan derajat
degradasinya sudah diketahui, Walaupun sudah
diketahui_bahwa kehancuran polimer karena
oksidasi setelah masa induksi, tidak mungkin
dihasilkan material daur ulang sama seperti
material virgin.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Polipropilen yang terbentuk setelah proses
polimerisasi dalam reaktor, berbentuk bubuk,
merupakan material yang tidak tahan panas.
Proses lanjutannya yaitu peletisasi, di mana
material diproses dalam ekstruder dengan suhu
sekitar 230 °C. Pada kondisi ini akan terjadi
degradasi polimer berupa pemutusan rantai
polimer Karena panas, yang akan berakibat
pada turunnya distribusi berat molekul
(MIVD = Molecular Weight Distribution) yang
akan menurunkan sifat isik dan mekanik polimer.
Untuk itu material ini harus ditambahkan aditif
untuk stabilitas material selama proses. Aditifjuga
diperlukan untuk memodifikasi atau meningkatkan
performa polimer. Aditif untuk polimer dapat,
berupa antioksidan, thermal stabilizer dan light
stabilizer, disesuaikan dengan kebutuhan proses
dan aplikasi.
Pada proses melting, untuk polipropilen
suhu proses mencapai 230°°C, akan menyebabkan
putusnya rantai ikatan C dan H dari polimer dan
menghasilkan radikal. Radikal polimer ini
kemudian dapat bereaksi dengan oksigen
membentuk radikal alkil peroksida. Radikal
peroksida ini amataktif dan akan bereaksi dengan
polipropilen menghasilkan radikal polipropilen
yang baru dan alkil peroksida. Radikal polipropilen
akan bereaksi sesamanya membentuk jaringan
yang lebih panjang atau dengan proses cross
linking. Alkil peroksida sendiri merupakan
senyawa yang tidak stabil yang akan membentuk
dua radikal hasil pemutusan rantai ikatan O dan
, yaitu radikal RO dan radikal OH. Kedua
radikal ini akan bereaksi lagi dengan polipropilen.
ddan memulai proses yang telah diuraikan di atas.
Oksidasi termal dari polipropilen ini dapat
‘mengakibatkan perubahan struktur kimia menjadi
aldehydes, ketones, asam karboksilat, ester dan
Jactones. Pemotongan rantai polimer ini dapat
‘mengakibatkan perubahan fisik pada polimer
seperti diskolorasi, berkurangnya gloss atau
transparansi dan chalking dan surface crack.
Disamping itu juga dapat mengakibatkan turunnya
219Prosiding Simposium Nasional Polimer V
ISSN 1410-8720
sifat mekanik seperti impact strength, elongation
dan tensile strength. Untuk menghindari
degradasi panas yang diakibatkan oleh proses
Janjutan ini, maka polimer pertu ditambahkan aditif
yaitu antioxidant. Antioxidant berbasis fenol
akan bereaksi dengan radikal oxygen centered
membentuk produk ROH yang tidak aktif dan air.
Sedangkan antiovidant berbasis fosfit bereaksi
dengan hidroperoksida membentuk produk tic
aktif ROH. Antioxidant lain seperti stabilizer
digunakan untuk menjaga kekuatan polimer,
fleksibilitasnya dan ioughness; dengan kata lain,
‘menjaga susunan molekul asi polimer. Scdangkan,
‘modifier meningkatkan performa polimer, seperti
slip agent, antiblock, processing aids dan filler.
Daur ulang mekanik yang ditujukan pada
pemakaian komponen plastik untuk aplikasi
bemilai tinggi memerlukan sifat-sifat material daur
ulang yang dapat diatur sesuai dengan target yang,
ditentukan. Penambahan aditif, yang pada
teknologi polimer sudah sangat dikenal seperti
stabilizer (zat penstabil), pigment (warna),
lubricant (pelumas), impact modifier (modifikasi
impak) diperlukan. Aditif juga menjamin sifat
mekanik dan menjaga warna selama komponen
plastik berada di luar ruangan.
Dari segi ekonomi ataupun ekologi
penampilan, komponen tunggal atau campuran
plastk yang diketahui komposisi cukup baik untuk
didaur ulang secaramekanik, Material daur ulang
dapat dipergunakan sebagai substitusi resin asal
(virgin), misalnya dapat diproses kembali dan
mempunyai fungsi yang sama seperti material
virgin. Stukturheterogen dan kotoran yang tersisa
seperti warna yang berbeda, filler, flame
retardant mungkin masih ada walaupun sudah
dipilah dan di daur ulang.
pate YO%I07)
Gambar 4. Pengaruh penambahan sistem
stabilissi (campuran att) terhadap MFI
Proses daur ulang polipropilen yang
dilakukan telah melalui tahapan pemilahan,
pencucian dan pencacahan. Sebelum diproses
Kembali dalam mesin ekstrusi ditambahkan
sistem stabilisasi berbentuk campuran
antioksidan dan master batch yang