Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
LANDASAN TEORI
A. Teori Pembelajaran
1. Pengertian Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan secara keseluruhan
dengan guru sebagai pemegang peranan yang utama. Peranan guru adalah menciptakan
serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam suatu situasi
tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perembangan
siswa yang menjadi tujuannya.
Peningkatan kualitas lulusan pendidikan dasar dan pendidikan menengah harus
bertumpu pada peningkatan kualitas proses belajar-mengajar. Soedijarto (1991: 160-161)
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan proses-belajar adalah segala pengalaman
belajar yang dihayati oleh peserta didik. Makin intensif pengalaman yang dihayati oleh
peserta didik makin tinggilah kualitas proses belajar yang dimaksud.
Dalam proses belajar-mengajar ini perlu diperhatikan dua teori psikologi, yaitu teori
tingkah laku dan teori kognitif. Kedua teori itu mempunyai perbedaan dalam hal anak-
anak belajar. Teori tingkah laku lebih menekankan atau lebih memperhatikan pada apa
yang dipelajari anak sedangkan teori kognitif lebih menekankan kepada bagaimana anak
belajar.
Akbar (1991: 2) menyatakan bahwa para ahli ilmu jiwa seperti Piaget, Bruner,
Brownell, Skemp, percaya bahwa jika hendak memberi pelajaran tentang sesuatu kepada
anak kita perlu memperhatikan tingkat perkembangan berpikir anak yaitu,
(1) tahap sensori motor,
(2) tahap pra operasional,
(3) tahap operasional dan
(4) tahap formal.
Dalam proses belajar-mengajar yang pada hakekatnya adalah suatu pekerjaan
mendidik dan bukan semata-mata mengajar dalam arti teknis, harus terjadi interaksi yang
merupakan komunikasi dua arah, sebab manusia pada hakekatnya juga tumbuh dan
berkembang dalam hubungan dengan sesamanya. Di samping itu, guru memegang peran
sebagai sutradara sekaligus aktor yang sangat dominan dalam menentukan keberhasilan
proses belajar-mengajar di kelas.
Dalam kurikulum SMU 1994, dinyatakan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan belajar-
mengajar, guru hendaknya memilih dan menggunakan strategi yang melibatkan peserta
didik aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik maupun sosial. Memperhatikan bahan
ajaran yang di dalam kurikulum, jelas bahwa proses belajar mengajar perlu lebih
menekankan kepada keterlibatan secara optimal para peserta didik secara sadar.
Guru berperan sebagai pendidik dan pengajar. Pada dasarnya, mengajar merupakan
suatu usaha untuk mencipta-kan kognisi atau sistem lingkungan yang mendukung
dan memungkinkan untuk berlangsungnya proses belajar. Herman (1988: 5)
memberikan pengertian bahwa mengajar adalah suatu kegiatan dimana pengajar
menyampaikan pengetahuan atau pengalaman yang dimiliki kepada peserta didik.
Mengajar bertujuan agar pengetahuan yang disampai-kan dapat dipahami oleh peserta
didik. Oleh karena itu, mengajar dikatakan baik apabila hasil belajar peserta didik baik.
Pernyataan ini dapat dipenuhi bila pengajar mampu memberikan fasilitas belajar yang
baik sehingga dapat terjadi proses belajar yang baik.
Salah satu faktor yang dapat mengoptimalkan proses belajar-mengajar dalam
mencapai mutu hasil belajar yang berkualitas adalah peranan guru. Guru merupakan
unsur yang penting, meskipun tidak selalu harus ditafsirkan sebagai unsur yang dominan
dan guru sebagai ujung tombak pendidikan formal, perlu dibekali kemampuan-
kemampuan yang dapat mendorong kreativitasnya. Untuk itu haruslah diketahui macam
kemampuan yang diharapkan dapat dimiliki peserta didik melalui kegiatan belajar
mengajar.
Guru tidak lagi sebagai pemberi ceramah dan penyaji informasi, lebih mengutamakan
kemampuan merencanakan, dan pengelolaan kelas. Guru harus menguasai materi
pelajaran secara mantap dan mengembangkan model belajar yang relevan dengan bahan
pelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Daftar Pustaka
Akbar S. 1991. Penggunaan Alat Peraga Dalam Pengajaran Matematika Di
Sekolah Dasar. Jakarta: Penataran Penyiapan Calon Penatar (PCP) Dosen PGSD-
D II Guru Kelas.
Herman Hudoyo, 1988. Belajar Mengajar Matematika. Jakarta: Proyek Pengembangan
Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Setiawan R, dkk. 2015. Pengaruh Kopetensi Pedagogik, Kompetensi Profesional,
Kopetensi Kepribadian Dan Kompetensi Ssosial Guru Terhadap Motivasi Belajar
Siswa. Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis. Vol: 1, No: 1
Soedijarto,dkk. 1991. Mencari Strategi Pengembangan Pendidikan Nasional Menjelang
Abad XXI. Jakarta: PT Grasindo.