Sie sind auf Seite 1von 20

Laporan Penelitian Masalah Sosial

“PELAKU DAN BENTUK KEKERASAN TERHADAP ANAK”


“Sosiologi”

Laporan
Diajukan untuk salah satu tugas mata pelajaran Sosiologi

Disusun :
O
L
E
H
Kelas X.9
Syafifa siti Habiba

SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) SMAN 1 ENDE


LEMBARAN PENGESAHAN

Karya di tulis dengan judul “Pelaku dan bentuk kekerasan terhadap anak” di setujui oleh:

Guru mata pelejaran. Kepala sekolah SMA Negeri 1 Ende.

Ibu Maria Sarina Sere. Tobias Dawi S. Pd. M.PD

NIP. NIP: 196407061988031021


“MOTTO”

“Harta sejati adalah kesayangan bukan kekerasan”


KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkatnya penulis dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “Kekerasan terhadap anak”

Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih terhadap
berbagai pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung,
di antaranya kepada:

1. Bapak Tobias Dawi S.Pd. M.Pd selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Ende.

2. Ibu Maria Sarina Sere sebagai guru pembimbing mata pelajaran Sosiologi. 3. Orang Tua
yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

4. Teman-teman seperjuangan yang telah membantu penulis untuk menyelesaikan karya


tulis ini.

Sebagai manusia penulis pun menyadari akan ketidak sempurnaan karya tulis ini, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan karya tulis ini.
ENDE, Oktober 2023

DAFTAR ISI

Halaman Judul..........................................................................................................................i

Lembaran Pengesahan.............................................................................................................ii
Motto.........................................................................................................................................iii

Kata Pengantar.........................................................................................................................iv

Daftar Isi....................................................................................................................................v

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang...................................................................................................................I

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................II

1.3 Tujuan................................................................................................................................II

1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................................III

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan Teori...........................................................................................................IV


2.2 Kerangka Pemikiran.........................................................................................................IX

BAB 3 METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian..............................................................................................X

3.2 Metode Penelitian.................................................................................................................X


3.3 Populasi dan Sampel Penelitian.............. ...........................................................................X

3.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data... .........................................................................XI

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAB PEMBAHASAN

4.1 Hipotesis..........................................................................................................................XII

BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan......................................................................................................................XIII

5.2 Saran................................................................................................................................XIII
Daftar Pustaka......................................................................................................................XIV

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak adalah tumpuan dan harapan orang tua. Anak juga lah yang akan menjadi
penerus bangsa ini. Sedianya, wajib dilindungi maupun diberikan kasih sayang.
Namun fakta berbicara lain. Maraknya kasus kekerasan pada anak sejak
beberapa tahun ini seolah membalikkan pendapat bahwa anak perlu dilindungi.
Begitu banyak anak yang menjadi korban kekerasan keluarga. lingkungan
maupun masyarakat dewasa ini. pasal 28b ayat 2 menyatakan bahwa "Setiap
anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak
atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi". Namun apakah pasal
tersebut sudah dilaksanakan dengan benar? seperti yang kita tahu bahwa
Indonesia masih jauh dari kondisi yang disebutkan dalam pasal tersebut.
Berbagai jenis kekerasan diterima oleh anak-anak, seperti kekerasan verbal, fisik,
mental maupun pelecehan seksual. Ironisnya pelaku kekerasan terhadap anak
biasanya adalah orang yang memiliki hubungan dekat dengan si anak, seperti
keluarga, guni maupun teman sepermainannya sendiri. Tentunya ini juga
memicu trauma pada anak, misalnya menolak pergi ke sekolah setelah tubuhnya
dihajar oleh gurunya sendiri. Kondisi ini amatlah memprihatinkan, namun bukan
berarti tidak ada penyelesaiannya. Perlu koordinasi yang tepat di lingkungan
sekitar anak terutama pada lingkungan keluarga untuk mendidik anak tanpa
menggunakan kekerasan, menyeleksi tayangan televisi maupun memberikan
perlindungan serta kasih sayang agar anak tersebut tidak menjadi anak yang
suka melakukan kekerasan nantinya. Tentunya kita semua tidak ingin negeri ini
dipimpin oleh pemimpin bangsa yang tidak menyelesaikan kekerasan terhadap
rakyatnya, Persoalannya adalah sejauh hukum atau perundang-undangan
Indonesia, mengapresiasi terhadap fenomena tersebut, baik terhadap
perbuatan, pelaku maupun anak sebagai korban kekerasan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.Pengertian kekerasan terhadap anak
2. Hukuman yang di dapatkan pada pelaku kekerasan terhadap anak
3. Faktor-faktor yang memicu kekerasan terhadap anak
4. Bentuk-bentuk kekerasan terhadap anak
5. Dampak kekerasan terhadap anak
6. solusi pencegahan kekerasan terhadap anak

1.3 TUJUAN
Mengetahui faktor faktor dan karakteristik berbagai informasi mengenai
kekerasan terhadap anak dan apa tujuan pelaku melakukan kekerasan pada
anak.

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Dapat menjadi tambahan informasi dan masukan terkait pengawasan,
perlindungan dan pencegahan kekerasan yang terjadi terhadap anak di
manapun.
BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1 PEMBAHASAN TEORI


A) Pengertian kekerasan terhadap anak.
Kekerasan terhadap anak adalah semua bentuk tindakan menyakitkan secara fisik atau
emosional, penyalahgunaan seksual, trafiking, penelantaran, eksploitasi yang
mengakibatkan cedera/kerugian nyata ataupun potensial terhadap kesehatan anak,
kelangsungan hidup anak, tumbuh kembang anak atau martabat anak, yang dilakukan
dalam konteks hubungan tanggung jawab, kepercayaan atau kekuasaan

B) Faktor-faktor memicu kekerasan terhadap anak


Kekerasan yang terjadi pada anak dapat meninggalkan bekas seumur
hidup. Bahkan, anak-anak dapat tumbuh dengan rasa takut dan dalam
keadaan pikiran yang tidak jelas. Mereka tidak akan dapat
mensosialisasikan diri mereka sendiri atau menjalani kehidupan yang
sehat. Percaya atau tidak, pengasuhan yang kasar adalah sesuatu yang
sering dilakukan secara diam-diam di masyarakat kita lho Ma! Seperti yang
Mama ketahui, anak-anak sangatlah tergantung pada orangtua. Bahkan,
keamanan mereka pun berada di bawah kendali orangtua. Hal tersebut
membuat orangtua merasa memiliki kekuasaan penuh atas anaknya.
Namun, apa yang terjadi ketika orangtua menjadi tidak bertanggung
jawab atau menyalahgunakan kekuatan yang mereka miliki? Atau apa
yang terjadi ketika anak-anak dianggap sebagai objek oleh orangtua
mereka sendiri dan mengapa orangtua melecehkan anak-anak mereka?
Berikut beberapa faktor pemicu kekerasan pada anak:
1. Harapan yang tidak sesuai dengan kenyataan
2. Trauma yang dialami orang tua semasa kecil
3. Orangtua dengan masalah keuangan
4. Kurangnya dukungan yang tepat
5. Penyalahgunaan narkoba dan alkohol
6. Gangguan emosional
7. Situasi yang terjadi secara tiba-tiba

C) Hukuman yang di dapatkan pada pelaku kekerasan pada anak


Pasal 76 c UU 35 Tahun 2014 tentang perlindungan Anak dengan ancaman
pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun 6 (enam) bulan dan/atau denda
paling banyak Rp 72 juta. “Setiap orang dilarang menempatkan,
membiarkan, melakukan, menyuruh melakukan, atau turut serta
melakukan kekerasan terhadap Anak.”

D) Bentuk-bentuk kekerasan pada anak


Bentuk-bentuk kekerasan tersebut antara lain:
(1) Kekerasan Emosional seperti dihina, direndahkan, tidak diharapkan
lahir, tidak disayangi, mengalami perundungan;
(2) Kekerasan Fisik seperti ditendang, dipukul, dicekik, dibekap,
diancam/diserang dengan senjata; dan
(3) Kekerasan Seksual yang dibagi menjadi kekerasan seksual non-kontak
seperti melihat kekerasan/kegiatan seksual, dipaksa terlibat dalam
kegiatan seksual dan mengirimkan gambar foto/video/teks kegiatan
seksual, lalu ada kekerasan seksual kontak seperti sentuhan, diajak
berhubungan seks, dipaksa berhubungan seks dan berhubungan seks di
bawah tekanan.

E) Dampak kekerasan terhadap anak


Dampak kekerasan terhadap anak pada aspek psikologis cukup
mendalam. Adanya trauma yang berkepanjangan dapat berujung menjadi
serangan panik hingga depresi. Hal ini juga bisa memicu timbulnya pikiran-
pikiran serta perilaku negatif, seperti penyalahgunaan alkohol, narkoba,
hingga penyimpangan seksual.

F) Solusi pencegahan kekerasan terhadap anak


Cara pencegahan kekerasan pada anak
· Memahami tumbuh kembang anak
· Menjadi pendengar yang baik
· Membangun komunikasi dua arah dengan anak
· Memperhatikan keluhan anak
· Membantu kesulitan anak
· Anak sebagi teman berdiskusi
· Menyediakan waktu yang berkualitas untuk anak
· Jangan mudah panik jika menghadapi anak melawan
· Memberi pujian kepada anak jika berperilaku baik
· Tidak menghardik/menghakimi anak apalagi di depan orang lain
· Tidak memberi julukan negatif pada anak
· Tidak membanding-bandingkan anak Mendongengkan/bercerita
untuk mengantarkan tidur
· Menambah pengetahuan tentang pengasuhan anak yang baik melalui:
-Membaca buku, artikel, majalah, dan lain-lain.
-Meningkatkan relasi sosial dengan tetangga
-Mengikuti kegiatan keagamaan
· Melakukan kegiatan bersama keluarga termasuk beribadah bersama
· Mengenali pergaulan anak
· Mengikuti perkembangan informasi teknologi, Antusias peserta sangat
baik serta ada umpan balik pertanyaan dari pasien kepada narasumber.
2.2 KERANGKA PEMIKIRAN
Peran orang tua, negara maupun masyarakat dalam mencegah dan
menangani kasus kekerasan sangat penting untuk menciptakan
lingkungan yang aman, inklusif, dan sehat bagi anak. Berikut adalah
beberapa poin kerangka pemikiran yang dapat digunakan untuk
memahami peran kekerasan dalam mencegah dan menangani kasus
kekerasan:
1. Berikan Pengetahuan Tentang Bagaimana Cara Melindungi Diri.
Kejahatan fisik atau seksual kerap terjadi saat anak tidak dalam
pengawasan orangtua.
2. Pendidikan Budi Pekerti
3. Maksimalkan Peran Sekolah
4. Bangun komunikasi yang baik dengan anak.
BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN


Tempat: Lingkungan Masyarakat
Waktu: Sabtu, 14 Oktober 2023

3.2 METODE PENELITIAN


 Metode Penelitian Kuantitatif
Metode penelitian yang dapat digunakan dalam masalah kekerasan dalam mencegah dan
menangani kasus kekerasan pada anak adalah sebagai berikut:
1. Survei dan kuesioner: Metode ini melibatkan pengumpulan data dari masyarakat dan
keluarga sekitar melalui survei atau kuesioner. Pertanyaan dapat mencakup topik seperti cara
pencegahan kekerasan kepada anak, kebijakan masyarakat yang ada, kesadaran orang tua
tentang kekerasan kepada anak, dan efektivitas program pencegahan yang ada.

3.2 POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN


Populasi dalam penelitian kasus kekerasan pada anak ini biasanya mencakup
semua masyarakat yang relevan untuk penelitian tersebut. Ini termasuk:

1. Masyarakat: Populasi utama adalah masyarakat di lingkungan tersebut.


Penelitian dapat melibatkan berbagai tingkat usia, dari anak muda
hingga orang tua.
2. Anak korban: anak yang mendapat kekerasan juga merupakan bagian
penting dari populasi penelitian. Mereka memiliki peran dalam
mendeteksi, melaporkan, dan merespons kasus kekerasan serta
menerapkan kebijakan pencegahan.
Sampel penelitian adalah bagian yang dipilih secara acak atau sengaja dari
populasi yang akan menjadi subjek penelitian. Contoh sampel mungkin
termasuk:

1. Masyarakat atau anak yang mendapatkan kekerasan: Penelitian dapat


memilih satu dari kedua pelapor tersebut. Sampel ini harus mewakili
beragam tingkat usia dan jenis kelamin.

2. Orang Tua: Jika orang tua adalah bagian dari penelitian, sampel dapat
dipilih dari orang tua korban yang mendapatkan kekerasan tersebut.

2.4 Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


Teknik pengumpulan dan analisis data dalam penelitian mengenai kekerasan
pada anak dapat meliputi teknik-teknik berikut:

1. Pengumpulan Data:
 Observasi langsung: Mengamati interaksi sosial di lingkungan masyarakat
untuk melihat tindakan kekerasan yang terjadi serta respons yang
diberikan oleh masyarakat sekitar

2. Analisis Data:
 Analisis kualitatif: Jika data yang dikumpulkan bersifat kualitatif, seperti
hasil wawancara atau catatan observasi, teknik analisis kualitatif seperti
analisis tematik atau analisis isi dapat digunakan untuk mengidentifikasi
pola, tema, dan makna dalam data.
 Analisis dokumen: Menganalisis dokumen seperti kebijakan sekolah,
program pencegahan yang ada, atau laporan insiden kekerasan pada
anak untuk mencari bukti implementasi kebijakan dan efektivitas
program pencegahan.
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 HIPOTESIS
Hipotesis yang mungkin dalam penelitian mengenai kasus kekerasan pada anak
dalam mencegah dan menangani kasus kekerasan dapat meliputi:

1. Hipotesis 1: Berikan Pengetahuan Tentang Bagaimana Cara Melindungi


Diri. Kejahatan fisik atau seksual kerap terjadi saat anak tidak dalam
pengawasan orangtua. Oleh karena itu orangtua perlu mengajarkan
terlebih dahulu bagaimana cara menghadapi situasi yang membuat anak
tidak nyaman. Seperti anak dapat berteriak, lari meninggalkan tempat
kejadian, dil. Berikan juga pengertian kepada anak bahwa mereka harus
menceritakan apa pun yang terjadi pada dirinya, bangun kedekatan
antara orangtua dan anak.

2. Hipotesis 2: Pendidikan Budi Pekerti Kekerasan pada anak dapat terjadi


oleh siapa saja, termasuk teman sendiri. Tentu saja, untuk mencegah
suatu kekerasan kita perlu Memperbaiki dari akar permasalahannya. Kita
harus memaksimalkan pendidikan budi pekerti baik di rumah maupun di
sekolah, karena sampai saat ini masih banyak sekolah yang hanya fokus
di bidang akademik tetapi mengesampingkan pendidikan moral.

3. Hipotesis 3: Bangun komunikasi yang baik dengan anak Banyak sekali


contoh kasus saat anak mengalami kekerasan mereka malah menjadi
tertutup den: an siapa pun, termasuk pada orangtuanya sendiri. Untuk
itu, penting bagi orangtua membiasakan komunikasi yang baik dengan
anak agar anak memiliki kepercayaan pada orangtua untuk menceritakan
apa pun yang terjadi pada dirinya. Bercerita adalah bekal penting bagi
anak untuk belajar mengungkapkan perasaannya, dan itu harus dimulai
dari keluarga. Biasakan untuk selalu bertanya kepada anak apa saja yang
terjadi hari ini di sekolah atau siapa teman yang paling dekat dengannya.
Tanyakan juga apabila Smart Parents mengamati perubahan perilaku
yang aneh pada diri anak, dan dengarkan cerita mereka dengan penuh
perhatian.

4. Hipotesis 4: Maksimalkan Peran Sekolah. Sekolah harus memiliki fungsi


kontrol sosial, yakni sekolah memiliki assessment (penilaian) terhadap
perilaku anak. Sekolah juga harus menggagas aktivitas-aktivitas internal
sekolah yang bersifat positif, memfasilitasi aktivitas orangtua siswa dan
siswa minimal setahun sekali seperti yang diterapkan sekolah-sekolah di
Jepang. Sekolah juga bisa membentuk petugas breaktime watch dari
kalangan pengurus sekolah yang bertugas berkeliling dan memantau
kegiatan siswa.

Hipotesis-hipotesis ini hanya contoh dan dapat disesuaikan dengan konteks dan
fokus penelitian yang lebih spesifik. Penting untuk memperhatikan bahwa
hipotesis-hipotesis ini perlu diuji secara empiris menggunakan metode
penelitian yang tepat untuk mengetahui kebenaran atau validitasnya.
BAB 5
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab sebelumnya, sebagai Bagian
akhir dari pada keseluruhan proses penulisan ini dapat ditarik Kesimpulan
sebagai berikut :

 Yang dimaksud dengan kekerasan terhadap anak secara fisik adalah


Segala tindakan penyiksaan, pemukulan dan penganiyaan anak dengan
Atau tanpa menggunakan benda yang menimbulkan luka fisik atau
Kematian pada anak.

 Yang dimaksud dengan kekerasan terhadap anak secara psikis adalah


Segala tindakan yang meliputi menghardik, menyampaikan kata-kata
Kasar atau kotor, memperlihatkan gambar porno kepada anak yang
Menyebabkan terganggunya mental anak berupa ketakutan, pendiam,
Dan emosi tidak stabil.

 Yang dimaksud dengan kekerasan terhadap anak secara Seksual adalah


Segala tindakan berupa perlakuan yang kasar melalui sentuhan sampai
Berujung pemerkosaan, pemaksaan melakukan hubungan seksual
Terhadap anak untuk tujuan komersial, serta menunjukkan atau
Membiarkan anak melihat gambar pornografi.

 Yang dimaksud dengan kekerasan terhadap anak secara Sosial adalah


Segala tindakan yang mencakup penelantaran anak, eksploitasi
anakberupa: anak diasingkan dalam keluarga, tidak diberikan pendidikan
Yang layak, pemaksaan anak untuk bekerja.

 Faktor yang menyebabkan terjadinya tindak kekerasan terhadap anak Baik


secara fisik, psikis, seksual dan sosial yang dilakukan oleh orang Tua yaitu
diakibatkan kurangnya pengetahuan orang tua tentang ilmu Agama,
rendahnya ekonomi keluarga,latar belakang orang tua yang Juga menjadi
korban kekerasan di masa kecil, dan faktor lingkungan Sekitar yang buruk.

 Salah satu upaya pencegahan terjadinya kekerasan terhadap anak


Menurut responden yaitu dengan berlaku dan disosialisasikannya UU No
35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak.

 Dukungan dan bantuan kepada korban kekerasan dapat diterima tidak


Hanya melalui keluarga tetapi juga dari tetangga, tokoh masyarakat
Setempat, tenaga kesehatan, pekerja social, pembimbing rohani, dan

 Lembaga bantuan hukum.

5.2 SARAN
Dalam menyampaikan masukan guna menyambung maksud dan Tujuan dari
hasil penelitian dan pengamatan peserta analisis dapatlah Disarankan hal-hal
sebagai berikut :

1. Orang tua diharapkan lebih sering berkomunikasi dengan anak-Anaknya


mengenai berbagai hal yang dialami anak dalam keseharianya, baik
berbagai hal yang dialami anak di lingkungan
sekolah maupun di lingkungan masyarakat sekitarnya. Terjalinnya
komunikasi yang baik antara anak dan orang tua diharapkan terbentuk
hubungan batin yang kuat antara anak dan orang tua sehingga apabila
terjadi benturan keinginan dapat diselesaikan dengan komunikasi
positif, sehingga kekerasan anak dalam keluarga dapatt dihindarkan.
2. Orang tua diharapkan memiliki self control atau pengendalian diri
yang baik, yaitu apabila anak melakukan kesalahan ataupun perilaku
anak menyimpang dari keinginan orang tua, agar tidak langsung
membentak atau memukul anak, tetapi memberikan teguran dan
pengarahan dengan tetap menjaga emosi.
3. Orang tua diharapkan dapat menjadi teladan yang baik bagi anak,
karena proses pendidikan yang pertama sekali di peroleh anak dan
berlangsung terus-menerus adalah pada lingkungan keluarga atau
informal education.
4. tanamkan sejak dini pendidikan agama pada anak. Agama
mengajarkan moral pada anak agar berbuat baik, hal ini dimaksudkan
agar anak tersebut tidak menjadi pelaku kekerasan itu sendiri. Sesekali
bicaralah secara terbuka pada anak dan berikan dorongan pada anak
agar bicara apa adanya/berterus terang. Hal ini dimaksudkan agar
orang tua bisa mengenal anaknya dengan baik dan memberikan
bimbingan dan nasihat kepada anak, guna mempersipakan diri anak yang
bermental tangguh
5. Masyarakat diharapkan lebih peka terhadap tanda-tanda terjadinya
kekerasan anak, dan masyarakat juga harus memiliki pengetahuan
terkait perilaku kekerasan terhadap anak, sehingga timbul kesadaran
untuk mencegah dan melaporkan tindak kekerasan terhadap anak.
Bentuk pencegahan yang dilakukan adalah peningkatan pengawasan
dan penjagaan agar anak tidak memperoleh kekerasan oleh orang di
lingkungan sekitarnya baik di sekolah maupun di lingkungan
masyarakat.
6. Melaporkan kecurigaan terhadap adanya kekerasan terhadap anak
kepada pimpinan masyarakat seperti kepala lingkungan, Tokoh
masyarakat atau agama dan bisa langsung melaporkan kepada pihak
berwajib maupun kepada Komisi Perlindungan Anak Indonesia
(KPAI) untuk mencegah agar angka tindakan kekerasan anak tidak
semakin meningkat.
7. Pemerintah wajib melakukan sosialisasi dalam hal ini diwakili Kelurahan
Binjai dan program edukasi kepada semua golongan masyarakat
mengenai pencegahan kejahatan terhadap anak dan tindakan-tindakan
serta hukuman bagi pelaku. Sosialisasi akan dilakukan secara masif dan
berkelanjutan. Pemerintah wajib memberikan perhatian pada rehabilitasi
anak yang menjadi korban, terutama pendampingan secara psikologis
sehingga.
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unimed.ac.id/23064/8/BAB%20V.pdf
https://rsupsoeradji.id/17269-2/
https://id.scribd.com/document/329950859/Makalah-Kekerasan-
Terhadap-Anak
LAMPIRAN

Das könnte Ihnen auch gefallen