BAB IV

HASIL ANALISIS

Penelitian ini bersifat kuantitatif, dimana data yang dihasilkan akan berbentuk angka. Dari data
yang didapat dilakukan analisis dengan menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentfikasi daya dukung lingkungan dalam pengembangan sektor pertanian
dan pariwisata di Kabupaten Mamasa. Dengan tujuan yang didasarkan, data dikumpulkan
dengan melakukan survei ke instansi-instansi terkait dan mengambil data sesuai dengan tabel
kebutuhan data yang telah dipaparkan di bab sebelumnya (bab 3).

4.1. Keadaan Daya Dukung Lahan dalam sektor Pertanian di Kabupaten Mamasa
4.1.1. Analisis Ketersediaan Lahan
Perhitungan ketersediaan lahan ditentukan dengan total nilai produksi pertanian tahun
2021 yang dihasilkan di wilayah Kabupaten Mamasa.

Cara menentukan ketersediaan lahan :

SL = (Pi x Hi)/Hb x 1/Ptvb

SL = Ketersediaan Lahan
Pi = Produksi actual tiap jenis komoditi
Hi = Harga satuan
Hb = Satuan Beras
Ptvb = Produktivitas beras

No. Komponen Simbol Satuan Nilai

1 Total Nilai Produksi Ʃ (Pi x Hi) Rp 133.458,32
2 Harga Beras Hb Rp/Kg 10.000
3 Total Beras Pb Kg 28.654,865
4 Luas Panen Padi Sawah Lb Ha 22.551
5 Produktivitas Ptvb Kg/Ha 5.320
Ketersediaan Lahan SL Ha 0,01567

4.1.2. Analisis Kebutuhan Lahan

DL = N x KHLL

DL = Total kebutuhan lahan setara beras

N = Jumlah Penduduk
KHLL = Luas lahan yang dibutuhkan untuk hidup perpenduduk
 No. Komponen Simbol Satuan Nilai
1 Jumlah Penduduk N Jiwa 163.870
2 Produktivitas Beras Ptvb Kg/Ha 5.320
3 Luas Lahan Hidup KHLI Ha 0,0002
Kebutuhan Lahan DI Ha 3.232,774

4.1.3. Analisis Status Daya Dukung Lahan

No. Komponen Simbol Satuan Nilai

1 Ketersediaan Lahan SL Jiwa 0,01567
2 Kebutuhan Lahan DL Kg/Ha 3.232,774
Surplus = SL>DL
Ketersediaan Lahan Defisit
Defisit = SL<DL

4.2. Keadaan Daya Dukung Lahan dalam sektor Pariwiata di Kabupaten Mamasa
4.2.1. Analisis Daya Dukung Fisik

Cara menentukan Daya Dukung Fisik :

PCC = A x 1/B x Rf

PCC = Daya dukung fisik

A = Luas Kawasan Wisata
B = Luas area yang dibutuhkan oleh satu orang wisatawan
Rf = Faktor Rotasi

Standar Rata-rata Faktor Daya

Penggunaan Luas Jam
Kapasitas durasi Rotasi Dukung
Lahan (A) buka
(B) aktivitas (Rf) Fisik
2 Ha x
Hutan 15 orang
15 orang
Pinus 2 Ha per 12 jam 2 jam 6 Rf
perhektar
Lenong hektar
x 6 Rf
5 Ha x
Wisata 100 100
Tondok 5 Ha orang 12 jam 3 jam 4 Rf orang
Bakaru perhektar perhektar
x 4 Rf

Hutan Pinus Lenong = 2 Ha x 15 orang perhektar x 6 Rf

 = 20.000 m2 x 15/10.000m2 x 6 Rf
= 180 orang.

Tondok Bakaru = 5 Ha x 100 orang perhektar x 4 Rf

= 50.000 m2 x 100/10.000m2 x 4 Rf
= 2000 orang.

Total daya dukung fisik adalah 2180 orang untuk dua wisata yang dijadikan sampel
perhitungan daya dukung fisik.

4.2.2. Analisis Daya Dukung Rill

Cara menentukan Daya Dukung Rill :

RCC = PCC x Cf1 x Cf2 x … x Cfn

RCC = jumlah maksimum pengunjung

PCC = Daya dukung fisik
Cf = karakter biofisik setempat (contoh curah hujan/kecepatan angin)

Cfn = 1 – (Mn/Mt)
Mn = Kondisi nyata
Mt = batas maksimum

 Cf1 = 1 – (186/259)
= 1 – (0,72)
= 100% - 72%
= 28%
 Cf2 = 1 – (2,0/3,2)
= 1- (0,63)
= 100% - 63%
= 37%

RCC = 2182 x 28% x 37% = 226,1

4.2.3. Analisis Daya Dukung Efektif

ECC = RCC x MC

MC : kapasitas pengelola
 RCC : Daya Dukung Rill
Dari hasil perhitungan, didapatkan skor rata-rata kapasitas pengelola (MC) adalah ((10,89
+ 60 + 50 ) ÷ 3) x 100% = 87%
ECC = RCC X MC
ECC = 226,1 x 87%
ECC = 196,707

Angka ECC sebesar 196,707 pengunjung, menunjukkan bahwa pada satu hari kerja,
pengunjung/wisatawan sejumlah 196,707 atau dengan pembulatan ke atas 197 bisa
ditangani dengan efektif oleh pengelola. Jika lebih dari itu maka daya dukung di dua
tempat wisata; Hutan Pinus Lenong dan Tondok Bakaru akan tidak efektif.

Dengan selesainya perhitungan PCC, RCC, dan ECC maka lengkap sudah perhitungan
daya dukung lingkungan pariwisata dengan contoh kasus di Hutan Pinus Lenong dan
Tondok Bakaru. Adapun hasil akhirnya telihat pada tabel di bawah ini.

Daya Dukung Jumlah Pengunjung Per Hari

PCC (Daya dukung fisik) 2180
RCC (Daya dukung rill) 226,1
ECC (Daya dukung efektif) 196,707