Sie sind auf Seite 1von 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Gender dalam sejarah pemikiran manusia tentang ketidakadilan social di anggap
suatu analisis baru, dan mendapat sambutan akhir-akhir ini, dibandingkan dengan analisis
social lainnya, sesungguhnya analisis gender tidak kalah mendasar. Analisi gender
sebagaimana layaknya teori social lainnya seperti analisi kelas, analisis kebudayaan, dan
analisis wacana merupakan alat analisi untuk memahami realitas social. Di samping itu
analisi gender membantu memahami bahwa pokok persoalannya adalah sistem dan
struktur yang tidak adil, dimana baik laki-laki maupun perempuan, menjadi korban dan
mengalami ketidakadilan gender tersebut. Kaum perempuan mengalami dehumanisasi
akibat ketidakadilan gender sementara kaum lelaki mengalami dehumanisasi karena
melanggengkan penindasan gender.
Untuk memahami masalah kaum perempuan maka perlu dibedakan antara seks
dan gender. Uraian berikut ini akan mengupas konsep gender dan jenis kelamin beserta
bentuk-bentuk ketidaksetaraan gender yang terjadi dalam masyarakat. Dengan
pemahaman kedua konsep tersebut akan memudahkan pembaca dalam melakukan
analisis ketidakadilan gender yang terjadi dalam kehidupan masyarakat.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Gender?
2. Apa yang dimaksud dengan Seksualitas atau jemis kelamin?
3. Apa perbedaan Gender dan Jenis Kelamin?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Gender.
2. Untuk mengetahu pengertian Seksualitas atau jenis kelamin.
3. Untuk mengetahui perbedaan Gender dan J
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Gender
Kata gender dalam Bahasa Indonesia di pinjam dari Bahasa Inggris. Kalau dilihat
dalam kamus, tidak secara jelas dibedakan pengertian kata seks dan gender. Sedangkan
secara Bahasa, kata gender (baca jender) berasal dari Bahasa Inggris berarti jenis
kelamin. Para ahli berpendapat sebagai berikut :
a. Menurut Mufidah Ch, menjelaskan bahwa gender adalah suatu konsep cultural,
berupaya membuat pembedaan (distinction ) dalam hal peran, perilaku, mentalitas
dan karatketistik emosional antara laki-laki dan perempuan yang berkembang dalam
masyarakat.
b. Hilary M. Li/ps, berpendapat gender adalah sebagai harapan-harapan budaya terhadap
laki-laki dan perempuan.
c. Mansour Fakih, gender adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun
perempuan yang dikonstruksi secara social dan cultural. Sifat gender yang melekat
pada perempuan yaitu perempuan dikenal lemah lembut, cantik, emosional, atau
keibuan. Sementara laki-laki di anggap kuat, rasional, dan jantan.
B. Pengertian seksualitas
Seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis melekat
pada jenis kelamin tertentu. Seks berarti perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai
makhluk yang secara kodrati memiliki fungsi-fungsi organisme yang berbeda. Dalam arti
perbedaan jenis kelamin, seks mengandung pengertian laki-laki dan perempuan terpisah
secara biologis. Laki-laki memiliki fisik yang kuat, otot yang kuat, memiliki jakun,
bersuara berat, memiliki penis, testis, sperma, yang berfungsi sebagai alat reproduksi
dalam meneruskan keturunan, perempuan dan laki-laki memiliki ciri yang berbeda.
Perempuan memilki hormon yang bebeda dengan laki-laki, sehingga terjadi menstruasi,
perasaan yang sensitive, serta ciri-ciri fisik dengan postur laki-laki, seperti bentuk
pinggul yang besar dari laki-laki, mempunyai payudara, vagina, rahim, suara halus, dan
kulit halus.
C. Perbedaan Gender dan Jenis Kelamin

Seks dapat diartikan sebagai Jenis Kelamin Biologis, sedangkan Gender dapat
diartikan sebagai Jenis Kelamin Sosial. Seks mengacu pada perbedaan-perbedaan
biologis seperti; kromosom, bentuk hormon, organ seks internal dan eksternal.
Sedangkan Gender menjelaskan karateristik mengenai maskulinitas dan femininitas yang
digambarkan oleh masyarakat atau budaya.Apa yang disebut dengan ‘laki-laki sejati’
dalam tiap budaya mencakup jenis kelamin laki-laki serta beberapa gambaran dari
budaya mengenai karakteristik maskulin dan perilaku, sama halnya dengan ‘perempuan
sejati’ yang terdiri dari jenis kelamin perempuan dan karakteristik feminin.

Pengertian gender juga masih berkutat antara pria dan wanita. Berbeda dengan
‘seks’, dalam gender perbedaan antara pria dan wanita lebih diciptakan oleh konstruksi
lingkungan atau sosial yang ada. Pembahasan gender lebih menekankan pada
karakteristik seperti perilaku, sikap, dan peran yang menempel atau ada pada pria dan
wanita yang berasal dari konstruksi sosial. Karena itu, karakteristik tersebut (perilaku,
sikap, dan peran) dapat dipertukarkan. Dalam hal ini, pria dapat berperan selayaknya pria
namun juga bisa berperan sebagai wanita (menjalani nilai-nilai feminin: memasak,
menjahit, menjaga anak, dan sebagainya). Sedangkan wanita juga dapat berperan
sebagaimana seorang wanita, namun sudah banyak sekarang wanita yang menggeluti
peran pria juga (menjalani nilai-nilai maskulin: menarik becak, bekerja di kantor sebagai
wanita karir, supir Busway, dan sebagainya).

Oleh karena itu, karena gender tercipta dari konstruksi sosial, maka gender
bersumber dari manusia atau masyarakat. Apa yang menjadi perbedaan antara pria dan
wanita seperti harkat dan martabatnya dapat saling dipertukarkan. Pembedaan manusia
seperti ini berdampak pada terciptanya norma-norma tentang ‘pantas’ dan ‘tidak pantas’
sehingga sering merugikan salah satu pihak yang mana kebetulan adalah wanita.

Gender dan jenis kelamin mempunyai perbedaan arti. Agar dapat memahami
konsep gender yang sebenarnya, marilah kita menelusuri berbagai arti yang diambil dari
sumber-sumber yang kredibel: Menurut WHO (2010) perbedaan gender dan seks adalah
sebagai berikut:
“Seks” refers to the biological and physiological characteristics that define men and
women. “Gender” refers to the socially constructed roles, behaviours, activities, and
attributes that a given society considers appropriate for men and women.

Dari definisi yang dimaksud oleh WHO diatas, terlihat bahwa jenis kelamin (seks)
adalah perbedaan biologis dan fisiologis yang dapat membedakan laki-laki dan
perempuan. Sedangkan gender lebih menitikberatkan pada konstruksi sosial yang
ditanamkan oleh masyarakat seperti peran, perilaku, kegiatan, dan atribut yang suatu
masyarakat tertentu dianggap tepat untuk pria dan wanita. WHO juga menjelaskan bahwa
“pria” dan “perempuan” adalah kategori jenis kelamin, sementara “maskulin” dan
“feminin” adalah kategori-kategori gender.

Jadi secara umum gender disebut sebagai wacana yang digunakan untuk
mengidentifikasi gejala-gejala yang dialami oleh laki-laki dan perempuan yang erat
kaitannya dengan sosial dan budaya. Berbeda dengan jenis kelamin (seks) yang
digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan-perbedaan antara laki-laki dan perempuan
secara kodrati dan primordial dari segi anatomi-biologis.
Kalau gender secara umum digunakan untuk mengidentifikasi perbedaan laki-laki
dan perempuan dari segi sosial budaya, maka seks secara umum digunakan untuk
mengidentifikasi perbedaan laki-laki dan perempuan dari segi anatomi biologi. Istilah
seks (dalam kamus bahasa Indonesia juga berarti "jenis kelamin") lebih banyak
berkonsentrasi kepada aspek biologi seseorang, meliputi perbedaan komposisi kimia dan
hormon dalam tubuh, anatomi fisik, reproduksi, dan karakteristik biologis lainnya.
Sedangkan gender lebih banyak berkonsentrasi kepada aspek sosial, budaya, psikologis,
dan aspek-aspek non biologis lainnya.

Gender berbeda dengan jenis kelamin (seks). Seks adalah pembagian jenis
kelamin yang secara biologis dan melekat pada jenis kelamin tertentu. Oleh karena itu,
konsep jenis kelamin digunakan untuk membedakan laki-laki dan perempuan
berdasarkan unsure biologis dan anatomi tubuh. Misalnya, laki-laki memiliki penis, testis,
jakun, memproduksi sperma dan cir-ciri biologis lainnya yang berbeda dengan biologis
perempuan. Sementara perempuan mempunyai alat reproduksi seperti rahim, dan saluran-
saluran untuk melahirkan, memproduksi telur (indung telur), vagina, mempunyai
payudara dan air susu dan alat biologis perempuan lainnya sehingga bisa haid, hamil dan
menyusui atau yang disebut dengan fungsi reproduksi.

Menurut Santrock (2003: 365) gender dan seks memiliki perbedaan dari segi
dimensi. Isilah seks (jenis kelamin) mengacu pada dimensi biologis seorang laki-laki dan
perempuan, sedangkan gender mengacu pada dimensi sosial-budaya seorang laki-laki dan
perempuan. Gender diartikan sebagai konstruksi sosiokultural yang membedakan
karakteristik maskulin dan feminim. Moore (Abdullah, 2003: 19) mengemukakan bahwa
gender berbeda dari seks dan jenis kelamin laki-laki dan perempuan yang bersifat
biologis. Istilah gender dikemukakan oleh para ilmuwan sosial dengan maksud untuk
menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang mempunyai sifat bawaan (ciptaan
Tuhan) dan bentukan budaya (konstruksi sosial). Gender adalah perbedaan peran, fungsi,
dan tanggungjawab antara laki-laki dan perempuan yang merupakan hasil konstruksi
sosial dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan jaman.

No. Karakteristik Jenis Kelamin Gender


1. Sumber pembeda Tuhan Manusia (Masyarakat)
2. Visi misi Kesetaraan Kebiasaan
3. Unsur Pembeda Biologis ( alat reproduksi ) Kebudayaan (tingkah laku)
4. Sifat Kodrat, tertentu, tidak Harkat martabat dapat
dapat dipertukarkan dipertukarkan
5. Dampak Terciptanya nilai-nilai Terciptanya nilai-nilai
kesempurnaan, kesempurnaan, kenikmatan,
kenikmatan, kedamaian,dll. kedamaian,dll. Sehingga
Sehingga menguntungkan menguntungkan kedua belah
kedua belah pihak. pihak.
6. Keberlakuan Sepanjang masa, dimana Dapat berubah, musiman dan
saja, tidak mengenal berbeda antara kelas.
pembedaan kelas.

Perbedaan diantara keduanya dapat di lihat pada tabel berikut ini:

Jenis Contoh Gender Contoh


Kelamin
Tidak dapat Alat kelamin Dapat di Peran dalam kegiatan sehari-hari
di ubah ubah
Tidak dapat Jakun pada laki-laki Dapat di Suami bisa menggantikan peran
di dan payudara pada pertukarkan istri dalam mengasuh anak ataupun
pertukarka perempuan memasak di saat istri berhalangan
n
Berlaku Status sebagai laki- Tergantung Pada Zaman penjajahan Belanda
sepanjang laki dan perempuan kepada kaum perempuan tidak
masa tidak pernah berubah kebudayaan mendapatkan hak pendidikan. Tapi
sampai kita mati setelah kita merdeka, perempuan
memiliki kebebasan mengikuti
pendidikan
Berlaku Dirumah, di kampus Tergantung Pembatasan kesempatan di bidang
dimanapun ataupun di mana pada budaya pekerjaan terhadap prempuan di
berada sorang laki-laki tetap setempat karenakan budaya setempat,
laki-laki dan contohnya perempuan lebih
perempuan tetap diutamakan untuk menjadi perawat,
perempuan guru TK dan mengasuh anak
Merupakan Ciri utama laki-laki Bukan Sifat atau mentalitas antara lelaki
kodrat berbeda dengan merupakan dengan perempuan bisa saja sama
Tuhan perempuan kodrat Tuhan
Ciptaan Perempuan bisa haid, Buatan Laki-laki danperempuan berhak
Tuhan hamil, melahirkan dan Manusia menjadi calon ketua RT, RW,
menyusui sedangkan kepala desa bahkan presiden.
laki-laki tidak bisa
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Gender merupakan perbedaan peran, fungsi, tanggung jawab, harapan, dan
karakteristik, feminitas, dan maskulitas, antara laki-laki dan perempuan hasil konstruksi
social. Contohnya : keluarga, media massa, tempat kerja, interpretasi, agama, sekolah,
Negara dan masyarakat. Sedangkan seks merupakan pembagian jenis kelamin yang
ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu. Seks berarti perbedaan
laki-laki dan perempuan sebagai makhluk yang secara kodrati memiliki fungsi-fungsi
organisme yang berbeda.
Perbedaan secara biologis gender dan seks secara biologis :
1. Primer (pria) : Penis, buah zakar, prostat, kromosom xy, sprema.
Sekunder : Bulu dada, jakun, suara berat, berkumis.
2. Primer (wanita) : Vagina, payudara, rahim, menstruasi, kromosom xx, ovarium,
ovum.
Sekunder : Kulit halus, suara halus, dada besar.
Konsep gender (jenis kelamin social) merupakan pembela untuk laki-laki dan
perempuan dalam hal sifat, peran, fungsi dan posisi berdasarkan jenis kelaminnya yang
dipengaruhi oleh buadaya, penafsiaran agama, sistem pendidikan, sistem ekonomi, poliik,
hukum. Sedangkan konsep seks ( jenis kelamin dalam budaya masyarakat yang sering
disebut kodrat ) merupakan sesuatu yang tidak dapat berubah, meskipun dilakukan
operasi.
Dari setiap perbedaan dari seks dan gender menimbulkan beberapa prespektiv
sehingga perlu pemahaman yang lebih mendalam, sehingga keadilan dan kesetaraan
gender bisa berkembang seperti mestinya dan bukan anggapan buruk lagi serta
memudahkan seorang wanita untuk mengembangkan mobilitasnya sesuai dengan
kemampuannya.
B. Saran

Das könnte Ihnen auch gefallen