Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRAK ABSTRACT
Stigma terhadap ODHA menjadi salah satu hambatan paling besar Stigma towards people living with HIV/AIDS is one of biggest
dalam pencegahan, perawatan, pengobatan, dan dukungan obstacle in HIV/AIDS prevention, treatment, care, and support.
HIV/AIDS. Pengetahuan tentang HIV/AIDS mempengaruhi terjadinya HIV/AIDS knowledge affected stigma towards people living with
stigma terhadap ODHA. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui HIV/AIDS. This study aimed to identify the relationship HIV/AIDS
hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan stigma terhadap knowledge related stigma towards people living with HIV/AIDS
ODHA di kalangan remaja usia 15-19 tahun di Indonesia. Penelitian among adolescent 15-19 years old in Indonesia. The study used
ini menggunakan data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS) in 2012 with cross
(SDKI) Tahun 2012 dengan disain cross-sectional. Sampel penelitian sectional design. Subject of the study were as many as 8.316 persons.
sebanyak 8.316 orang. Hasil studi menunjukkan 71,63% remaja The result showed 71,63% adolescent had stigma towards people
mempunyai stigma terhadap ODHA, 49,10% remaja mempunyai living with HIV/AIDS, 49,10% adolescent had lack of HIV/AIDS
pengetahuan yang kurang tentang HIV. Pengetahuan yang kurang knowledge. Lack of HIV/AIDS knowledge were significantly related to
tentang HIV/AIDS berhubungan dengan stigma terhadap ODHA (PR= stigma towards people living with HIV/AIDS (PR= 1,210 95% CI:
1,210 95% CI: 1,149-1,273) setelah dikontrol oleh keterpaparan media 1,149-1,273) after controlling exposure to mass media. Need to
massa. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan tentang HIV/AIDS improve HIV/AIDS knowledge among adolescent to reduce stigma
pada remaja guna mengurangi stigma terhadap ODHA. towards people living with HIV/AIDS.
.
Keywords : Adolescent, HIV/AIDS knowledge, Stigma
Kata kunci : Pengetahuan tentang HIV/AIDS, remaja, stigma
seperti China, US, Hong Kong, Afrika Selatan, ODHA umum terjadi di kalangan remaja. Hal
Jamaica, Brazil, Nigeria, Thailand, Tanzania, ini disebabkan remaja kurang menyadari dan
Zimbabwe, Burkina Faso, Zambia, dan Ghana. 4 memahami akan bentuk dan efek stigma
Salah satu penelitian di Iran menemukan terhadap populasi beresiko maupun terhadap
prevalensi stigma dan persepsi negatif ODHA.13 Penelitian Mutahar dkk menemukan
terhadap ODHA berkisar 46-69%.5 bahwa remaja beresiko 1,5 kali mempunyai
Di Indonesia terdapat sekitar 62,8% stigma terhadap ODHA dibandingkan dengan
laki-laki dan perempuan berusia 15-49 tahun orang dewasa (9). Usia akan berhubungan
yang mendiskriminasi terhadap ODHA. 6 dengan perkembangan kognitif, penalaran
Analisis Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) dan moral, perkembangan psikoseksual dan
Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2007 sosial.14
mengukur sikap stigma dengan empat Stigma remaja menjadi fokus dalam
penelitian ini. Banyak faktor yang
*Korespondensi: Berliana Situmeang, Program Magister Epidemiologi, mempengaruhi terjadinya stigma terhadap
Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia; Email: ODHA di kalangan remaja salah satunya
mutiberliana@gmail.com
pengetahuan. Pengetahuan tentang HIV/AIDS
sangat mempengaruhi sikap seseorang
pertanyaan yaitu 1) setuju atau tidak tentang terhadap ODHA. Stigma muncul berkaitan
merahasiakan, membicarakan dengan anggota dengan ketidaktahuan seseorang tentang
keluarga lain, 2) konseling dan pengobatan, 3) mekanisme penularan HIV yang dipengaruhi
mencari pengobatan alternatif, dan 4) oleh adanya epidemi HIV/AIDS.
mengucilkan bila ada anggota keluarga yang Kesalahpahaman atau ketidaktahuan tentang
menderita HIV/AIDS. Hasil penelitian HIV sering kali berdampak pada ketakutan
menunjukkan 62,7% responden terhadap ODHA sehingga menyebabkan
memperlihatkan sikap yang tidak setuju penolakan terhadap ODHA.8
sehubungan dengan penyakit AIDS.7 Penelitian Beberapa penelitian menemukan
Shaluhiyah, et al menunjukkan hampir separuh hubungan pengetahuan tentang HIV/AIDS
dari responden (49,7%) memiliki sikap negatif dengan sikap stigma terhadap ODHA di
terhadap ODHA.8 kalangan remaja. Penelitian pada siswa SMK di
Stigma masyarakat merupakan fokus Surabaya menemukan siswa dengan
dalam penelitian ini karena stigma masyarakat pengetahuan yang rendah mmempunyai
terhadap ODHA memiliki dampak yang besar stigma yang tinggi terhadap ODHA.12
bagi program pencegahan dan Penelitian pada pelajar SMA menemukan
penanggulangan HIV/AIDS termasuk kualitas pelajar dengan pengetahuan yang rendah
hidup ODHA. ODHA akan merasa takut lebih berisiko untuk menstigma ODHA
melakukan tes HIV karena bila hasilnya daripada pelajar yang memiliki pengetahuan
terungkap maka mereka akan dikucilkan. Hal yang tinggi.1 Pengetahuan tentang HIV
ini menyebabkan mereka menunda untuk mempunyai pengaruh dengan sikap
36
Situmeang, Syarif, Mahkota, Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Stigma terhadap Orang HIV/AIDS di Kalangan
Remaja
menstigma terhadap ODHA. Pengetahuan
15
Pengetahuan kurang jika jawaban responden
medium dan tinggi mempunyai hubungan yang benar < 8 dari 12 pertanyaan,
dengan sikap yang positif terhadap ODHA. 16 sedangkan pengetahuan cukup jika jawaban
Penelitian pada siswa di Iran menemukan responden yang benar > 8 dari 12
bahwa ada korelasi antara pengetahuan pertanyaan.7
dengan sikap terhadap HIV/AIDS.17 Stigma terhadap ODHA adalah sikap
Melihat hasil peneltian diatas maka negatif responden terhadap ODHA.20 Stigma
peneliti ingin mengetahui hubungan dikelompokkan ke dalam dua kategori, yaitu
pengetahuan tentang HIV/AIDS dengan stigma dan tidak stigma. Tidak stigma jika
stigma terhadap ODHA di kalangan remaja jawaban responden yang benar > tiga
1519 tahun di Indonesia setelah dikontrol pertanyaan, sedangkan stigma jika jawaban
dengan variabel jenis kelamin, pendidikan, responden yang benar < tiga pertanyaan
tempat tinggal, keterpaparan media massa, dan jawaban yang salah pada semua
dan pelajaran tentang HIV di sekolah; pertanyaan.10 Variabel kovariat terdiri atas
mengetahui prevalensi stigma terhadap jenis kelamin, pendidikan, tempat tinggal,
ODHA; serta mengetahui prevalensi keterpaparan media massa, dan pelajaran
pengetahuan yang kurang tentang HIV di sekolah.
HIV/AIDS. Data yang telah diperoleh dari
Demographic Health Survey (DHS)
Metode Penelitian dilakukan analisa secara bertahap dari
Penelitian ini merupakan penelitian analisa univariat dengan tabulasi distribusi
analitik observasional dengan desain cross frekuensi masing-masing variabel; analisa
sectional. Data yang digunakan adalah data bivariat dengan tabulasi silang antara
sekunder dari Survei Demografi dan variabel independen, variabel kovariat
Kesehatan Indonesia Komponen Kesehatan dengan variabel dependen, dilanjutkan
Reproduksi Remaja (SDKI KRR) Tahun 2012. analisa stratifikasi. Analisis multivariat
Populasi adalah seluruh remaja pria dan menggunakan cox regression yang
wanita usia 15-19 tahun dan belum kawin di dimodifikasi. Hal ini disebabkan prevalensi
Indonesia sebanyak 12.935. Kriteria inklusi outcome (stigma terhadap ODHA) di
sudah pernah mendengar tentang HIV/AIDS masyarakat >10%, sehingga lebih tepat jika
dan pernah bersekolah, sedangkan kriteria mengeluarkan prevalence ratio. Cox
eksklusi data missing. Melalui perhitungan Regression yang dimodifikasi artinya waktu
besar sampel diperoleh sampel minimal terjadinya stigma terhadap ODHA dianggap
sebanyak 784 responden, namun peneliti konstan/pada hari yang sama, survival time
menggunakan seluruh sampel yang dalam Cox Regression, ditentukan angka
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang sama (1) dengan asumsi stigma
sebanyak 8.316 responden. terhadap ODHA terjadi pada hari saat survei
Pengetahuan HIV/AIDS terdiri atas (wawancara). Uji statistik menggunakan
empat bagian pengetahuan, yaitu: HIV/AIDS, software STATA.
cara penularan, dan cara pencegahan18 serta Analisis multivariat dilakukan untuk
Prevention Mother to Child Transmission menemukan permodelan dengan tujuan
(PMTCT).19 Pengetahuan dikelompokkan ke mengestimasi hubungan variabel
dalam dua kategori, yaitu pengetahuan independen dengan variabel dependen.
kurang dan pengetahuan cukup. Estimasi efek variabel independen terhadap
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 2, Juli 2017
variabel dependen dengan mengontrol merawat anggota keluarga yang menderita
semua variabel confounder dan variabel AIDS di rumah, dan 47,4% responden tetap
interaksi. Langkah yang dilakukan dengan memperbolehkan guru wanita yang terinfeksi
membuat Hierarchically Well Formulated HIV namun tidak kelihatan sakit untuk tetap
Model (HWF), lalu uji interaksi kemudian mengajar di sekolah.
dilanjutkan dengan uji confounding Stigma terhadap ODHA ditentukan dari
menggunakan Backward Elimination jawaban yang benar atas pertanyaan yang
Method. Metode ini mengeluarkan variabel diberikan kepada responden. Diperoleh hasil
interaksi dan potensial confounder dari 71,63% responden mempunyai stigma dan
permodelan sehingga diperoleh model akhir. 28,37% responden tidak mempunyai stigma
Hasil terhadap ODHA. Berdasarkan pertanyaan dan
Berdasarkan Tabel. 1, diketahui bahwa jawaban yang benar tentang pengetahuan
proporsi karakteristik responden terbesar yaitu HIV/AIDS dalam Tabel. 3, diketahui bahwa
perempuan (50,38%), pendidikan kategori 80,6% responden tahu penampilan seseorang
tinggi (73,71%), tinggal di perkotaan (60,16%), yang telah tertular virus HIV/AIDS tampak
terpapar media massa (82,24%), dan terpapar sehat, 9,3% responden tahu cara mengetahui
pelajaran HIV di sekolah (88,38%). Berdasarkan seseorang terinfeksi HIV/AIDS, 8,1%
pertanyaan dan jawaban yang benar tentang responden tahu tentang tes HIV secara
stigma dalam Tabel. 2, diketahui bahwa 66,6% sukarela yang didahului dengan konseling,
responden akan membeli sayuran segar dari 48,5% responden tahu bahwa virus HIV tidak
penjual atau petani yang diketahui terinfeksi menular melalui gigitan nyamuk, 79,3%
HIV/AIDS, 36,7% responden tidak akan responden tahu bahwa virus HIV tidak menular
merahasiakan anggota keluarga yang tertular melalui guna-guna atau dukun atau santet,
virus HIV/AIDS, 70,9% responden bersedia 41,6% responden tahu bahwa virus HIV tidak
Tabel 1. Karakteristik Responden
Frekuensi Persentase
Karakteristik N=8316 (%)
Jenis Kelamin Laki-
laki 4.126 49,62
Perempuan 4.190 50,38
Pendidikan 2.186 26,29
Rendah = SLTP
Tinggi > SLTP 6.130 73,71
Tempat Tinggal
Pedesaan 3.313 39,84
Perkotaan 5.003 60,16
Keterpaparan media massa
Tidak terpapar 1.477 17,76
Terpapar 6.839 82,24
Pelajaran HIV di sekolah
Tidak terpapar 966 11,62
Terpapar 7.350 88,38
37
38
Situmeang, Syarif, Mahkota, Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Stigma terhadap Orang HIV/AIDS di Kalangan
Remaja
Tabel 2. Pertanyaan dan Jawaban tentang Stigma terhadap ODHA
Frekuensi Persentase
No Pertanyaan Jawaban = 8.316 (%)
1 Apakah saudara akan membeli sayuran segar dari Ya 2.450 29,5
petani atau penjual yang saudara ketahui terinfeksi Tidak 5.536 66,6
HIV/AIDS? Tidak tahu 330 4,0
Frekuensi Persentase
No Pertanyaan Jawaban =8.316 (%)
1 Apakah mungkin seseorang yang penampilannya tampak Ya 6.704 80,6
sehat ternyata ia telah tertular virus HIV/AIDS? Tidak 788 9,5
Tidak tahu 824 9,9
2 Bagaimana cara mengetahui seseorang Fisik (A) 2.240 26,9
terinfeksi HIV/AIDS? Perilaku orang (B) 167 2,0
Tes darah (C) 776 9,3
Lainnya (X) 392 4,7
AB 303 3,6
ABC 79 0,9
ABCX 1 0,0
ABX 11 0,1
AC 348 4,2
ACX 15 0,2
AX 178 2,1
BC 19 0,2
BCX 1 0,0
BX 16 0,2
CX 69 0,8
Tidak tahu (Z) 3.701 44,5
3 Apakah saudara tahu tentang adanya tes HIV/AIDS secara Ya 673 8,1
sukarela yang didahului dengan konseling yang dikenal Tidak 7.643 91,9
dengan VCT yaitu Voluntary Counseling and Testing?
12 Apakah virus penyebab AIDS dapat ditularkan oleh Ya 6.563 78,9 seorang ibu ke anaknya
selama menyusui? Tidak 632 7,6
Tidak tahu 1.121
13,5
39
Tabel 5 Hubungan Variabel Kovariat dengan Stigma terhadap ODHA
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 2, Juli 2017
42
Situmeang, Syarif, Mahkota, Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Stigma terhadap Orang HIV/AIDS di Kalangan
Remaja
variabel confounder sehingga dimasukkan menunjukkan beragam perlakuan tidak
ke dalam model akhir. adil terhadap mereka seperti dijauhi
Setelah dilakukan uji confounding, dan diejek sampai dengan pembatasan
diperoleh model akhir yaitu responden yang hak mereka.9
memiliki pengetahuan yang kurang 1,210 Mayoritas responden bersedia
(95% CI: 1,149-1,273) kali lebih berisiko merawat anggota keluarga yang
mempunyai stigma terhadap ODHA menderita AIDS di rumah (70,9%). Hal
dibandingkan dengan responden yang ini sejalan dengan penelitian Letamo,
mempunyai pengetahuan yang cukup mayoritas responden bersedia
tentang HIV/AIDS setelah dikontrol merawat. Hal ini menunjukkan bahwa
keterpaparan media massa. responden mempunyai sikap yang
lebih toleran ketika orang yang
Diskusi terinfeksi HIV adalah anggota
Berdasarkan hasil penelitian terhadap keluarganya. Namun, masih terdapat
8.316 responden diketahui bahwa responden sekitar 22,7% responden yang tidak
yang mempunyai stigma terhadap ODHA bersedia merawat. Jumlah tersebut
sebesar 71,63%. lebih tinggi dibandingkan dengan
Hal ini sejalan dengan Analisis penelitian Letamo, dari 4.147
Riskesdas dan Susenas Tahun 2007 responden, hanya 11% yang tidak
yang mengukur sikap stigma yang bersedia merawat anggota keluarga
menunjukkan bahwa sebagian besar yang sakit.20
responden memperlihatkan sikap yang Mengenai guru wanita yang
tidak setuju sehubungan dengan terinfeksi HIV namun tidak kelihatan
dengan penyakit AIDS (62,7%) dan sakit, 47,4% responden tetap
sisanya (37,3%) memperlihatkan sikap memperbolehkan tetap mengajar di
yang setuju tentang penyakit AIDS.7 sekolah. Jumlah tersebut lebih rendah
Berdasarkan pertanyaan stigma dibandingkan penelitian Letamo,
terhadap ODHA, diketahui bahwa sebesar 57,9% responden tetap
66,6% responden tidak akan membeli memperbolehkan guru yang terinfeksi
sayuran segar dari penjual atau petani HIV untuk tetap mengajar. Responden
yang diketahui terinfeksi HIV/AIDS. yang tidak memperbolehkan guru yang
Seperti diketahui orang yang terinfeksi terinfeksi untuk tetap mengajar
HIV (penjual sayuran) akan mengalami mencerminkan adanya perbedaan,
infeksi oportunistik yang terkait dengan pengecualian, dan larangan terhadap
infeksi HIV. Hal ini kemungkinan yang ODHA. Hal ini didasarkan pada
menyebabkan orang enggan membeli serostatus guru wanita tersebut.20
sayuran karena takut tertular infeksi Berdasarkan pertanyaan
tersebut.9 pengetahuan tentang HIV/AIDS,
Lebih dari setengah responden diketahui bahwa hanya 9,3% responden
akan merahasiakan anggota keluarga yang tahu bahwa tes darah adalah cara
yang tertular HIV (57,8%). Hal ini mengetahui seseorang terinfeksi
kemungkinan disebabkan mereka HIV/AIDS dan 8,1% responden yang
khawatir jika status HIV positif anggota tahu adanya tes HIV/AIDS secara
keluarganya diketahui, orang lain akan sukarela yang didahului dengan
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 2, Juli 2017
konseling. Hal ini sejalan dengan dengan penelitian pada siswa SMK Surabaya,
Analisis Riskesdas 2010, dari 28.898 pengetahuan yang rendah tentang HIV/AIDS
responden hanya 10,1% yang memiliki stigma yang tinggi terhadap ODHA
mengetahui tes sukarela HIV/AIDS dan (p=0,000).12 Penelitian di kalangan pelajar SMA
konseling.21 menemukan bahwa tingkat pengetahuan yang
Masih terdapat pemahaman yang keliru rendah tentang HIV/AIDS lebih berisiko untuk
tentang penularan virus HIV. Responden yang menstigma ODHA daripada tingkat
tahu bahwa virus HIV tidak menular melalui pengetahuan yang tinggi (p=0,000, OR=3,37,
gigitan nyamuk sebesar 48,5% dan responden 95% CI 2,32-4,88).1
yang tahu bahwa virus HIV tidak menular Dalam penentuan sikap, pengetahuan,
melalui makan sepiring dengan ODHA sebesar pikiran, keyakinan, dan emosi memegang
41,6%. Hal ini sejalan dengan dengan peranan penting.14 Pengetahuan tentang
penelitian Sudikno dkk, 47,7% responden tahu HIV/AIDS sangat mempengaruhi sikap
penularan tidak melalui gigitan nyamuk dan seseorang terhadap penderita HIV/AIDS. 8
50,5% responden tahu penularan tidak melalui Stigma dan diskriminasi terhadap ODHA
makan sepiring dengan ODHA. Berdasarkan muncul berkaitan
jawaban tentang pengetahuan HIV/AIDS, 41
dapat disimpulkan bahwa mayoritas
responden belum tahu cara pemeriksaan jika
terinfeksi HIV, adanya tes HIV yang didahului
dengan konseling dan dilakukan secara
sukarela serta cara penularan virus HIV
khususnya melalui gigitan nyamuk dan makan
sepiring dengan
ODHA.
Hasil penelitian ini menemukan 49,10%
responden memiliki pengetahuan yang kurang
tentang HIV/AIDS. Hanya 26 responden yang
mampu menjawab keseluruhan pertanyaan
dengan benar (0,3%). Persentase tersebut
masih lebih kecil dibandingkan dengan hasil
penelitian KPA. Persentase remaja (15-24
tahun) yang mampu menjawab dengan benar
cara-cara pencegahan penularan HIV/AIDS
serta menolak pemahaman yang salah
mengenai penularan HIV/AIDS sebesar 14,3%.
Berdasarkan hasil analisis multivariat
diperoleh nilai PR sebesar 1,210 (95% CI:
1,149-1,273). Hal ini menunjukkan bahwa
kelompok responden yang memiliki
pengetahuan yang kurang tentang HIV/AIDS
1,210 kali lebih berisiko mempunyai stigma
terhadap ODHA dibandingkan dengan
kelompok responden yang memiliki
pengetahuan yang cukup. Hal ini sejalan
44
Situmeang, Syarif, Mahkota, Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Stigma terhadap Orang HIV/AIDS di Kalangan Remaja
ini menggunakan disain penelitian cross-sectional Identity. USA: Prentice-Hall, Inc; 1963.
Pada penelitian ini, lebih setengah Voluntary Counseling and Testing (VCT).
responden dengan pengetahuan yang cukup
menunjukkan stigma terhadap ODHA. Semakin Referensi
tinggi/cukup pengetahuan seseorang maka 1. Sosodoro O, Emilia O, Wahyuni B. Hubungan
PengetahuanTentang HIV/AIDS dengan Stigma Orang
perilaku/sikapnya akan lebih baik, namun dalam
dengan HIV/AIDS di kalangan Pelajar SMA. Ber Kedokt
penelitian ini hal tersebut tidak berlaku. Hal ini Masy [Internet]. 2012
mungkin disebabkan semakin seseorang 2. Mahajan AP, Sayles JN, Patel VA, Remien RH, Ortiz
mengetahui tentang HIV/AIDS, maka mereka akan D,Szekeres G, et al. Stigma in the HIV/AIDS epidemic: A
lebih waspada terhadap HIV/AIDS. Jika seseorang review of the literature and recommendations for the
tidak mengetahui tentang HIV, mereka akan way forward. NIH Public Access [Internet]. 2010 [cited
menganggap penyakit ini sama dengan penyakit 2017 Mar 22];
lain pada umumnya. 9 3. Goffman E. STIGMA Notes on the Management of
Spoiled
Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan yang mempengaruhi hasil penelitian,
yaitu penelitian Simpulan dan Saran
sehingga tidak dapat melihat hubungan sebab diterima secara sosial, dibandingkan dengan
akibat (exposure harus mendahului outcome); refleksi bagaimana/apa yang mereka rasakan;
penelitian ini menyesuaikan ketersediaan variabel kemungkinan telah terjadi bias seleksi disebabkan
dalam SDKI; pertanyaan-pertanyaan yang tersedia adanya missing data sebanyak 2.510 responden
terbatas dan kurang mendalam; pertanyaan untuk dengan populasi eligible berjumlah 8.316
menilai stigma merupakan pertanyaan responden sehingga diketahui non participation
hypothetical. Pertanyaan tersebut mungkin rate sebesar 30%. Pada penelitian ini, tidak
mengarah kepada bias disebabkan kemungkinan diketahui karakteristik responden yang hilang
responden memberikan jawaban yang dapat
Jurnal Epidemiologi Kesehatan Indonesia Vol. 1, No. 2, Juli 2017
tersebut (berasal dari kelompok eksposure atau Dengan Pengetahuan, Sikap Terhadap HIV/AIDS Pada
non eksposure) sehingga tidak dapat Masyarakat Indonesia. Bul Penelit Sist Kesehat [Internet].
4. Macquarrie K, Ekhaus T, Nyblade L. HIV-related Stigma 2009 [cited 2017 Mar 14];12(4).
andDiscrimination: A Summary of Recent Literature. 8. Shaluhiyah Z, Musthofa SB, Widjanarko B. Stigma
2009. Masyarakatterhadap Orang dengan HIV/AIDS. Kesmas
5. Masoudnia E. Public perceptions about HIV/AIDS Natl Public Heal J [Internet]. 2015 [cited 2017 Mar
anddiscriminatory attitudes toward people living with 14];9(4):333–9.
acquired immunodeficiency syndrome in Iran. J Soc Asp 9. Mutahar R, Najmah Y. Determinants of Indonesian
HIV/AIDS. 2015;12. PeopleAttitudes Towards People Living with HIV/AIDS
6. UNAIDS. Country factsheets Indonesia. 2015. (PLWHA). Int J Public Heal Res Spec Issue [Internet].
2011 [cited
7. Oktarina O, Hanafi F, Budisuari MA. Hubungan
2017 Mar 14];
AntaraKarakteristik Responden, Keadaan Wilayah
diketahui bias seleksi ini menyebabkan underestimate
10. Sari EP. Determinan yang Mempengaruhi Stigma terhadap
atau overestimate; kemungkinan terjadi recall bias (bias Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) pada wanita pernah
kawin mengingat kembali) ketika responden ditanyakan usia 15-49 tahun di Indonesia. Universitas Indonesia;
2015. pertanyaan mengenai keterpaparan media massa dan 11. Harapan H, Feramuhawan S, Kurniawan H,
Anwar S, Andalas pelajaran HIV di sekolah. M, Hossain MB. HIV-related stigma and discrimination: a
42
study of health care workers in Banda Aceh,
Indonesia. Med J Indones [Internet]. 2013 Feb 1 [cited
2017 Mar 14];22(1):22.
12. Parut, Aristo A. Hubungan Pengetahuan tentang
HIV/AIDSdengan Stigma terhadap ODHA pada
Siswa Kelas XI SMK VI Surabaya. J NERS LENTERA
[Internet]. 2016 [cited 2017 Mar 14];4(2):106–13.
13. St Xavier’s college, ICRW, UNDP, STRIVE. Integrating
a youthbased stigma and discrimination reduction
curriculum in higher education CASE STUDY St
Xavier ’ s College. 2013.
14. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku.
Jakarta: Rineka Cipta; 2007.
15. Sohn A, Park S. HIV/AIDS Knowledge, Stigmatizing
Attitudes, and Related Behaviors and Factors that Affect
Stigmatizing Attitudes against HIV/AIDS among Korean
Adolescents. Osong public Heal Res Perspect [Internet].
2012 Mar [cited 2017 Mar 14];3(1):24–30.
16. Thanavanh B, Harun-Or-Rashid M, Kasuya H,
Sakamoto J.Knowledge, attitudes and practices
regarding HIV/AIDS among male high school
students in Lao People’s Democratic Republic. J Int
AIDS Soc [Internet]. 2013 Mar 11 [cited 2017 Mar
16];16(1).
17. Tavoosi A, Zaferani A, Enzevaei A, Tajik P,
AhmadinezhadZ. Knowledge and attitude towards
Situmeang, Syarif, Mahkota, Hubungan Pengetahuan HIV/AIDS dengan Stigma terhadap Orang HIV/AIDS di Kalangan Remaja
43