Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh:
Fitria Rahayu Mainingsih
(2210247852)
Tingkat kemakmuran yang relatif rendah di negara berkembang menimbulkan implikasi penting
terhadap kemampuan negara melakukan penanaman modal. Kemakmuran masyarakat yang rendah
tersebut menyebabkan: (i) tingkat tabungan yang dapat di wujudkan masyarakat relatif terbatas; dan
(ii)kemampuan warga untuk membayar pajak juga terbatas. Rendahnya tingkat tabungan dan
pendapatan pajak menimbulkan masalah besar bagi negara berkembang.
Semakin lama negara berkembang semakin menyadari bahwa tersedianya modal belumlah syarat
yang cukup untuk menciptakan pembangunan. Pada mulanya banyak yang berpendapat bahwa modal
memegang peranan yang sangat penting dan paling menentukan dalam menciptakan pembangunan
ekonomi. Sekarang ini berbagai kalangan telah manyadari bahwa beberapa faktor lain seperti
tersedianya tenaga ahli dalam berbagai bidang, entrepreneur yang cukup, sistem pemerintahan yang
efisien, kesanggupan untuk menciptakan dan menggunakaan teknologi yang lebih modern, dan sikap
masyarakat, memegang peranan yang tidak kalah pentingnya dalam menciptakan pembangunan
ekonomi. Teori Neo-Klasik telah menunjukkan bahwa modal bukan merupakan faktor terpenting
dalam menciptakan pembangunan ekonomi di negara maju.
Usaha pengerahan modal untuk pembangunan dapat dibedakan kepada pengerahan modal
dalam negeri dan pengerahan modal luar negeri. Modal yang berasal dari dalam negeri berasal dari
tiga sumber: tabungan sukarela masyarakat, tabungan pemerintah dan tabungan paksa.
Apabila modal luar negeri tidak dapat diperoleh, atau jumlahnya masih belum dapat memenuhi
keperluan tersebut, masalah itu dapat diatasi dengan memperlambat laju pembangunan atau
melaksanakan program anggaran belanja negara secara defisit yaitu pengeluaran negara lebih besar
daripada penerimaan. hal demikian terutama dapat dibiayai dengan mencetak uang atau meminjam
dari Bank Sentral, banyak negara enggan melakukannya karena defisit dalam anggaran belanja negara
akan menimbulkan inflasi, yang akan memberi dampak negatif pada pembangunan ekonomi.
Modal yang berasal dari luar negeri dapat dibedakan dalam tiga jenis, yaitu bantuan luar negeri,
pinjaman luar negeri dan penanaman modal asing.
Di samping dapat menghindarkan masalah inflasi dan tingkat pertumbuhan yang diinginkan tetap
tercapai, modal luar negeri juga mempunyai manfaat lain yaitu dapat mentransfer teknologi modern
dan tenaga-tenaga ahli. Dengan demikian modal luar negeri bukan saja akan mengatasi masalah
kekurangan modal untuk membiayai pembangunan, tetapi juga dapat meningkatkan efisiensi
pelaksanaan pembangunan. Akan tetapi sebaliknya perlu pula disadari bahwa penggunaan modal
asing juga mengedepankan masalah-masalah baru dalam pembangunan. Yang paling menonjol adalah
masalah pembayaran kembali pinjaman atau debt-servicing problem. Banyak di antara negara
berkembang ternyata tidak sanggup membayar bunga dan mengangsur pinjaman pokok yang mereka
lakukan pada masa lalu.
2. TABUNGAN SUKARELA MASYARAKAT
Tersedianya tabungan yang cukup akan menurunkan suku bunga dan pengurangan suku bunga
akan meningkatkan pembentukan modal.
2.1 Tabungan Sukarela dan Penggunaannya
Bagian pendapatan yang diterima masyarakat yang secara sukarela tidak digunakan untuk
konsumsi. Masyarakat menggunakan bagian pendapatan tersebut untuk beberapa tujuan: disimpan
saja tanpa digunakan (hoarding), ditabung di badan- badan keuangan, dipinjamkan kepada anggota
masyarakat lainnya, digunakan untuk penanaman modal yang tidak produktif, atau digunakan untuk
penanaman modal yang produktif.
Tabungan masyarakat baru akan memberikan sumbangan kepada usaha pembangunan apabila:
(i) para peminjam menggunakan tabungan secara produktif, yaitu modal yang mereka pinjam akan
digunakan untuk menaikkan produksi barang dan jasa dalam masyarakat; atau (ii) tabungan dialirkan
ke badan-badan keuangan dan selanjutnya badan-badan keuangan meminjamkannya kepada para
pengusaha yang ingin melakukan penanaman modal yang produktif.
Salah satu faktor penting adalah tingkat pendapatan per kapita masyarakat tersebut. tingkat
tabungan yang berbeda di negara-negara yang tingkat pendapatan per kapitanya sama besar ,
membuktikan bahwa di samping pendapatan per kapita, tingkat tabungan ditentukan oleh faktor-
faktor lain
Pada suatu tingkat pendapatan per kapita tertentu, tingkat tabungan juga akan menjadi
bertambah tinggi apabila peranan perusahaan modern bertambah penting. Dalam teori Lewis telah
ditunjukkan bahwa tingginya tingkat tabungan masyarakat tergantung kepada besarnya surplus di
sektor kapitalis. Makin besar surplus yang diperoleh, makin besar tabungan yang dapat dilakukan.
Faktor penting lain yang sangat mempengaruhi tingkat tabungan sukarela yang dapat diwujudkan
adalah tingkat perkembangan institusi keuangan. Semakin berkembang keadaannya di suatu negara,
semakin tinggi tabungan sukarela yang akan diwujudkan.
Dalam keadaan ekonomi yang tidak stabil nilai tabungan akan merosot karena bunga yang
dibayar tidak sepenuhnya merupakan pendapatan dari tabungan tersebut. Berarti, tingkat bunga yang
efektif adalah lebih rendah dari tingkat bunga yang nominal. Keadaan ini akan mengurangi keinginan
masyarakat untuk menabung.
Keadaan di mana inflasi tingkatnya lebih tinggi dari suku bunga, nilai rill tabungan ditambah
bunganya akan lebih rendah dari nilai riil tabungan tersebut pada masa permulaan. Keadaan ini akan
mengurangi keingingan masyarakat untuk menabung. Untuk mempertahankan nilai tabungannya
masyarakat akan mencairkan tabungan dalam bentuk harta keuangan untuk membeli barang-barang
yang demikian. Ini merupakan faktor penting lainnya yang akan mengurangi keinginan masyarakat
untuk menabung di lembaga-lembaga keuangan. Keadaan yang baru saja digambarkan ini
menunjukkan betapa pentingnya usaha menstabilkan perekonomian sebagai salah satu langkah untuk
mendorong masyarakat menabung.
kebijakan untuk meningkatkan kemauan masyarakat untuk menabung haruslah disertai pula
dengan usaha untuk mengurangi konsumsi masyarakat yang bersifat kemewahan (conspicuous
consumption). kenaikan tabungan dinegara berkembang terutama diharapkan dari segolongan kecil
masyarakat yang sangat kaya, yang menikmati sebagian besar pendapatan nasional. Kebiasaan
konsumsi golongan masyarakat ini sangat dipengaruhi oleh kebiasaan konsumsi orang-orang kaya
dinegara maju.
Tabungan pemerintah merupakan kelebihan pendapatan pemerintah dari pajak dan sumber-
sumber lainnya, setelah pendapatan itu digunakan untuk pengeluaran rutin.
Berbagai jenis pajak yang dipungut pemerintah biasanya dibedakan dalam dua golongan, yaitu
pajak langsung (direct taxes) dan pajak tidak langsung (inderect taxes). Yang dimaksud dengan pajak
langsung adalah pajak yang dikenakan atas pendapatan yang diterima atau kekayaan yang dimiliki.
Pajak tidak langsung pada umumnya merupakan pajak yang dikenakan kepada para pembeli yang
menggunakan barang dan jasa yang ada dalam masyarakat, seperti pajak penjualan pajak impor, dan
pajak ekspor.
Di negara maju pendapatan pajak terutama diperoleh dari pajak langsung, sedangkan di negara
berkembang pajak jenis ini kurang penting peranannya. Pajak tidak langsung di negara berkembang
menghasilkan pendapatan pajak yang cukup besar. Negara berkembang mengenakan pajak impor yang
tinggi dengan maksud untuk mengurangi kecenderungan masyarakat untuk mengimpor barang-barang
mewah, melindungi industri-industri dalam negeri dan menjaga kestabilan neraca pembayaran. Pada
waktu yang sama kebijakan ini memungkinkan pemerintah mendapat pendapatan yang cukup besar.
Untuk dapat mcmungut pajak pendapatan dan pajak kekayaan dengan baik beberapa syarat
tertentu harus dipenuhi, yaitu: perekonomian merupakan ekononi uang (money economy),
perusahaan-perusahaan sudah sedemikian maju schingga memiliki catatan keuangan yang lengkap,
kejujuran, dan efisiensi administrasi pajak perlu ditingkatkan, dan sikap masyarakat sedemikian rupa
schingga pemungutan pajak atas orang-orang kaya dan berpengaruh dapat dilakukan.
Salah satu langkah untuk mengatasinya adalah menciptakan suatu sistem perpajakan yang
sesuai agar pendapatan pajak dari sektor pertanian, yang merupakan sektor terbesar di negara
berkembang, dapat ditingkatkan. Ada dua pilihan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan ini.
Yang pertama adalah dengan mengenakan pajak tanah yang dimiliki. 'Tanah-tanah pertanian dapat
dipajak tanpa memandang apakah tanah tersebut ditanami atau tidak. Maka pajak seperti itu bukan
saja akan menambah pendapatan pemerintah, tetapi juga akan menaikkan produksi dan menciptakan
kesempatan kerja.
Cara yang kedua adalah mengenakan pajak atas hasil dari tanah tersebut. Apabila para petani
diharuskan menjual hasil-hasil mereka kepada badan pemasaran pemerintah, pajak yang dikenakan
dapat dibuat dalam bentuk membayar hasil-hasil tersebut dengan harga yang lebih murah daripada
harga pasar. Dengan mengumpulkan pajak dalam bentuk barang pemerintah mengatasi masalah
pemasaran hasil pertanian mengurangi beban petani untuk menjual kelebihan produksinya. Apabila
hasil-hasil para petani merupakan bahan pertanian ekspor, pajak atas hasil tersebut dapat dikenakan
dengan menciptakan pajak ekspor
Satu sumber penting lain pendapatan pemerintah dari pajak langsung adalah Pajak pendapatan
perusahaan. Dari perspektif jangka panjang, kebijakan menaikkan peran pajak untuk menaikkan
pendapatan pemerintah perlu dipikirkan. Tetapi, dalam jangka pendek usaha untuk menambah
pendapatan pemerintah tidak boleh terlalu banyak diarahkan kepada menaikkan pajak perusahaan
karena kebjiakan seperti itu akan mempengaruhi keinginan perusahaan-perusabaan untuk melakukan
perluasan usahanya dan penanaman modal baru. Salah satu kebijakan penting dalam pembangunan
ckonomi adalah mengembangkan sektor modern, terutama scktor industri. Kebijakan ini hanya dapat
dicapai terutama dengan melakukan penanaman modal yang maksimal
Beberapa jenis pajak tidak langsung seperti pajak impor yang merupakan pajak tidak langsung
yang penting dapat digunakan sebagai alat kebijakan pemerintah untuk mencapai tujuan lain, yaitu
untuk memperbaiki neraca pembayaran dan mengurangi kecenderungan masyarakat untuk
mengimpor. Selain faktor ini dapat pula ditambahkan bahwa memperkenalkan pajak seperti ini
mengurangi resistensi golongan masyarakat kaya dan berkuasa.
Kebijakan pemungutan pajak tidaklah harus ditujukan khusus untuk menaikkan pendapatan
pemerintah. Pemungutan pajak mempunyai banyak tujuan Iain, yaitu untuk lebih memeratakan
distribusi pendapatan, mengurangi tingkat konsumsi masyarakat atas beberapa jenis barang tertentu
menikatkan tabungan yang dapat digunakan untuk penanaman modal dan mempengaruhi corak
penanaman modal. kadangkala kebijakan untuk mengumpulkan lebih banyak pendapatan dari pajak
dapat mengurangi gairah masyarakat untuk mempertinggi tabungan dan melakukan penanaman
modal. Kenaikan dalam pajak ekspor akan mengurangi penanaman modal di sektor ini. Apabila pajak
atas bahan-bahan baku impor dipertinggi, ongkos produksi akan naik dan keuntungan akan turun.
Apabila pemerintah menaikkan pajak, dan kenaikan pajak terscbut dibayar bukan dengan
mengurangi konsumsi tapi mengurangi tabungan dan penanaman modal, efeknya kepada
pembangunan adalah negatif. Contoh-contoh yang baru dikemukakan ini menunjukkan bahwa
kenaikan pajak, walaupun menaikkan pendapatan pemerintah, akan mengurangi gairah menabung
dan melakukan investasi. Akibat buruk scperti ini hendaklah dihindari, Supaya kebijakan menaikkan
pendapatan pemerintah dari perpajakan memberikan sumbangan yang maksimal kepada
pembangunan, kebijakan terscbut haruslah mengusahakan pula agar: (i) penanaman modal yang
bersifat spckulatif dapat dikurangi; (i) tingkat konsumsi masyarakat dapat dikendalikan dan tidak
berlebihan; (ii) meningkatkan gairah masyarakat uncuk menabung: (iv) suasana yang akan merangsang
masyarakat untuk lebih banyak menanam modal tidak terpengaruhi secara negatif, dan (y) dan
memberikan sumbangan yang positif kepada usaba untuk pemerataan pendapatan.
Sejumlah usaha telah dirancang dan dilaksanakan untuk menaikkan pendapatan pemerintah,
kebanyakan negara berkembang acapkali masih menghadapi masalah ketidakcukupan tabungan
dibandingkan dengan keperluan dana untuk membiayai proyek-proyek. Maka sebagai tambahan,
pemerintah harus menempuh kebijakan-kebiijakan lain untuk menutupi kekurangan tersebut.
Salah satu langkah umum yang dilakukan adalah mengurangi subsidi kepada perusahaan
pemerintah, termasuk perusahaan-perusahaan vital seperti perusahaan air minum, listrik, dan
angkutan kereta api. Kebijakan yang biasanya ditempuh adalah mengharuskan perusahaan-
perusahaan tersebut berdiri sendiri tanpa bantuan pemerintah. Kebijakan lain ialah mengurangi
pengeluaran pemerintah yang dianggap kurang penting seperti pengeluaran untuk pertahanan,
pendirian perkantoran mewah, dan sebagainya. Penghematan pengeluaran rutin yang terlalu besar
akan menimbulkan akibat buruk kepada masyarakat dan kegiatan pembangunan karena langkah itu
akan menurunkan cfisiensi adminstrasi pemerintahan. Pada umumnya kebijakan penghematan
tersebut tidak dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam mengusahakan kenaikan tabungan
pemerintah.
4.2 Sumber Pembiayaan Anggaran Belanja Defisit
Apabila suatu negara mengambil langkah kebijakan anggaran belanja defisit, maka defisit
tersebut dapat dibiayai dari sumber-sumber pembiayaan berikut: (i) meminjam dari masyarakat,
Iembaga-lembaga kcuangan di Luar bank komersial (bank tabungan, perusahaan asuransi, pasar modal
dan scbagainya), bank-bank komersial dan Bank Sentral; dan (ii) mcncetak uang. Oleh sebab itu,
pengerahan dana pembangunan yang demikian dinamakan sebagai tabungan paksa (orced saving).
Pinjaman itu sendiri merupakan suatu proses pemindahan daya beli dari tangan masyarakat ke tangan
pemerintah.
Cara yang dilakukan pemerintah untuk meminjam dari berbagai sumber pinjaman di atas yaitu
dari masyarakat dan badan-badan keuangan adalah dengan menjual surat-surat berharga pemerintah
yang berupa pinjaman jangka panjang dalam bentuk obligasi atau bond. Biasanya pemerintah tidak
mempunyai kesanggupan untuk menawarkan tingkat bunga yang tinggi. Oleh sebab itu, menanam
modal dengan membeli surat-surat berharga pemerintah tidaklah selalu menjadi pilihan pertama
masyarakat dan badan keuangan. Ini menyebabkan pemerintah mengalami kesulitan untuk menjual
surat-surat berharganya yang bersifat pinjaman jangka panjang.
Cara paling mudah yang dapat dilaksanakan pemerintah untuk mengatasi defisit anggaran
belanjanya adalah dengan mencetak uang. Pemerintah dapat memperoleh dana yang diperlukan
dengan cepat dan dalam jumlah yang dingini. Tetapi, di ncgara berkembang mengatasi masalah
kekurangan dana pembangunan dengan cara ini adalah cara yang paling mudah menimbulkan inflasi.
Dalam analisis makroekonomi, anggaran belanja defisit merupakan kebijakan yang perlu
dijalankan apabila perekonomian menghadapi masalah pengangguran serius. Oleh sebab itu,
pemerintah Perlu menciptakan pertambahan permintaan masyarakat dengan membuat pengeluaran
lebih besar dari penerimaan. Pengeluaran yang bertambah tersebut nambah pendapatan masyarakat
dan selanjutnya pendapatan yang bertambah ini akan besar tingkat kegiatan ekonomi dan menurangi
pengangguran.
Keadaan seperti di atas belum tentu akan terjadi di negara berkembang. Memang, apabila
dibandingkan dengan negara maju, masalah pengangguran tenaga kerja di negara berkembang jauh
lebih serius. Tetapi, para penganggur terscbut terutama terdiri dari tenaga kerja yang tidak mempunyai
keahlian. Karena itu, di kebanyakan negara berkembang kegiatan ekonomi tidak dapat dirangang
dengan hanya menggunakan kebijakan memperbesar permintaan masyarakat melalui pengeluaran
pemerintah yang lebih besar dari penerimaan. Di negaranegara ini menambah permintaan masyarakat
secara demikian tidak akan dikuti oleh kenaikan produksi yang berarti. Oleh karenanya defisit anggaran
belanja pemerintah akan menimbulkan masalah kelebihan permintaan dan selanjutnya akan timbul
masalah inflasi.
Ketidakmampuan sektor dalam negeri memenuhi kenaikan permintaan yang diakibatkan oleh
defisit anggaran belanja pemerintah, masalah inflasi akan bertambah buruk lagi apabila kenaikan
permintaan tersebut menimbulkan pula ketidakseimbangan di sektor luar negeri. Kenaikan
permintaan yang belakangan ini akan menyebabkan impor naik, scdangkan pendapatan ekspor pada
umumya tidak dapar mengimbangi kenaikan tersebut. Oleh karenanya defisit dalam anggaran belanja
pemerintah berkecenderungan memperburuk ketidakseimbangan neraca pembayaran dan menaikkan
harga valuta asing. Keadaan seperti ini akan menaikkan harga barang-baring impor dan menimbulkan
inflasi (yang bersumber dari kenaikan harga barang-barang impor)
Dibanding dengan negara maju, di ncgara (berkembang defisit dalam anggaran belanja
pemerintah lebih mudah menimbulkan inflasi. Di negara berkembang masih terdapat kemungkinan
menerapkan anggaran belanja pemerintah secara defisit tanpa menimbulkan inflasi, yaitu apabila
salah satu atau gabungan dari beberapa syarat yang diuraikan di bawah ini dipenuhi.
Pertama, defisit yang terjadi terutama dibiayai olch pinjaman dari masyarakat dan lembaga-
lembaga keuangan di luar bank komersial dan Bank Sentral. Kebijakan seperti ini perlu ditempuh
apabila dirasa bahwa masyarakat memiliki tabungan yang tidak dapat digunakan sccara efektif dan
dengan mudah dapat ditarik dengan mcnawarkan tingkat bunga yang menarik Oleh sebab defisit tidak
akan menimbulkan kenaikan pengeluaran agregat yang berlebih yaitu keadaan di mana jumlah
keseluruhan permintaan masyarakat melebihi kesanggupan masyarakat untuk menghasilkan barang
dan jasa.
Kedua, secara umum dapat dikatakan bahwa di negara berkembang kegiatan pembangunan
dalam setengah abad belakangan ini telah menyebabkan mereka sanggup menyediakan tenaga ahli,
tenaga berpendidikan, tenaga usahawan atau entrepreneur dan barang-barang modal yang cukup
besar. Dalam keadaan seperti ini pemerintah dapat melakukan anggaran belanja defisit dengan
meminjam kepada bank-bank komersial atau Sentral, ataupun dengan mencetak uang baru, tanpa
menimbulkan inflasi, apabila kebijakan membiayai pembangunan secara defisit diteruskan, kenaikan
hargaharga akan terjadi.
Ketiga, anggaran belanja pemerintah secara defisit dapat juga dijalankan apabila cadangan
valuta asing cukup besar atau pendapatan ekspornya jauh melebihi pengeluaran impor. Kenaikan
impor akan dapat memenuhi pertambahan permintaan yang ditimbulkan oleh pengeluaran
pemerintah yang melebihi pendapatannya.
Akhirnya, walaupun defisit dalam anggaran belanja pemerintah telah menimbulkan tekanan
inflasi yaitu adanya gejala-gejala yang menunjukkan bahwa harga-harga akan naik, inflasi masih dapat
dielakkan apabila pemerintah sanggup mengendalikan harga dan upah secara efektif. Kebijakan
pengendalian harga haruslah berarti bahwa dalam kegiatan-kegiatan ekonomi yang penting tidak akan
terjadi kenaikan harga dan tuntutan kenaikan gaji dan upah dapat ditekan. Oleh karena itu, di banyak
negara berkembang sukar sekali menahan tekanan intlasi dengan Menggunakan kebijakan
pengendalian harga.
Kebijakan pembangunan didasarkan kepada keyakinan bahwa inflasi bukan saja akan
menimbullkan berbagai akibat buruk kepada masyarakat, tetapi juga dapat menghambat lajunya
pembangunan.
Golongan Moneteris menganggap bahwa inflasi disebabkan oleh kelebihan dalam penawaran
uang dan permintaan agregat masyarakat. Menurut golongan Moneteris, inflasi yang terjadi di negara
berkembang juga mempunyai sifat yang demikian. Keinginan untuk mempercepat lajunya
pembangunan telah mendorong ncgara berkembang untuk melaksanakan ekspansi moneter yang
berlebihan. Ekspansi moneter tersebut terutama ditujukan untuk membiayai anggaran belanja
pemerintah. Kebijakan yang demikian akan memperbesar keseluruhan permintaan masyarakat dan
apabila negara yang menjalankannya tidak sanggup memperbesar penawaran barang-barang,
kelebihan permintaan akan menaikkan harga, dan selanjutnya inflasi akan timbul.
Menurut golongan Moneteris, pemerintah harus berusaha agar kebijakan defisit anggaran
belanjanya tidak dibiayai dengan mencetak uang atau meminjam kepada sistem bank. Dan sebaliknya,
untuk membiayai pembangunan, yang harus dilaksanakan adalah menaikkan tabungan pemerintah
dengan mengadakan perombakan dalam sistem perpajakan. Selain itu, bank-bank komersial haruslah
diawasi agar tidak menjalankan pinjaman yang berlebihan. Dengan menjalankan kebijakan seperti itu
pembangunan ekonomi dapat mencapai sasaran tanpa disertai inflasi.
5.2 Pandangan Golongan Strukturalis
Menurut golongan Strukturalis, walaupun dalam masyarakat tidak terdapat ekspansi moneter,
inflasi dapat juga terjadi. Sektor yang paling tidak mampu menambah produksi untuk memenuhi
pertambahan permintaan atas barang-barang yang dihasilkan adalah sektor pertanian. Rendahnya
tingkat produktivitas, dan beberapa faktor lain yang menghambat perkembangan sektor pertanian,
tidak memungkinkan sektor itu untuk memenuhi permintaan yang bertambah. Scbagai akibatnya
harga bahan makanan akan naik. Ini akan menimbulkan tuntutan untuk menaikkan tingkat upah di
scktor industri dan selanjutnya menaikkan biaya produksi. Maka harga barang industri akan mengalami
kenaikan.
Berdasarkan kepada kemungkinan timbulnya inflasi seperti yang baru digambarkan ini, golongan
Strukturalis berpendapat bahwa sumber infasi bukanlah sebagai akibat dari ekspansi moneter, tetapi
karena pada umumnya perekonomian negara berkembang tidak sanggup memenuhi tambahan
permintaan yang berlaku sebagai akibat dari Berkembangan ekonomi. Dalam menghadapi masalah
inflasi seperti itu, golongan Strukturalis tidak setuju dengan kebijakan yang diusulkan olch kaum
Moneteris, yaitui Pemerintah harus mengekang diri dari penerapan ekspansi moneter melakukan
anggaran belanja dan kebijakan moneter yang longgar. kebijakan pembangunan tidak bolch dijalankan
dengan ckspansi moneter yang berlebihan. Hal itu akan memperburuk inflasi dan dalam jangka
panjang menghambat pembangunan ekonomi. Golongan Strukturalis berpendapat bahwa kebijakan
yang diusulkan golongan Moneteris tidak dapat menciptakan dana yang diperlukan untuk
meningkatkan penanaman modal, dan oleh sebab itu akan menghambat lajunya pembangunan dan
memperburuk masalah pengangguran. Apabila terjadinya inflasi pemerintah harus berusaha
menghapuskan defisit dalam anggaran belanjanya, dan ini akan mengurangi kemampuan pemerintah
untuk melaksanakan proyck pembangunan.
Pendapat yang mengatakan bahwa inflasi akan memperbesar tabung pengusaha dan pemilik
modal tidak selalu benar. Dalam inflasi yang lajunya sangat perlahan mungkin keadaan seperti itu
berlaku. Tetapi, dalam inflasi yang sangat cepat nilai riil tabungan pengusaha seperti tabungan
masyarakat, juga akan mengalami penyusutan. lnflasi menyebabkan penurunan pendapatan riil para
penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri, pegawai perusahaan swasta, dan para pensiunan.
Olch sebab itu, pengerahan modal dengan menciptakan inflasi dinamakan tabungan paksa, karena
para penerima pendapatan terpaksa' menerima pendapatan riil yang terus-menerus turun.
Perekonomian negara berkembang pada umumnya merupakan ekonomi terbuka dan di banyak
negara sektor luar negeri penting peranannya dalam perekonomian. Dalam perckonomian terbuka,
inflasi akan menimbulkan akibat buruk pada pembanguna ekonomi, karena ia akan memperlambat
perkembangan ckspor impor. Keadaan ini akan memperburuk neraca pembayaran dan peningkatan
pendapatan valuta asing. Maka akhirnya inflasi akan datang lebih cepat.
Pembangunan ekonomi yang telah berlangsung di negara maju maupun Negara berkembang
tidak memberikan gambaran yang seragam mengenai kaitan antara inflasi dan pembangunan
ekonomi. . Di beberapa negara inflasi yang relatif cepat diikutin dengan perrtumbuhan yang lambat.
Sedangkan di beberapa negara lain pembangunan ekonomi yang cepat terjadi di dalam masa inflasi.
Juga, pembangunan ckonomi di bebcrap negara mcnunjukkan bahwa adakalanya perkembangan
ekonomi yang cepat dikuti oleh inflasi dan adakalanya olch kestablian harga-harga. Scbaliknya, dalam
asap kembangan yang lambat, ada negara yang mengalami inflasi dan ada pula negara yang tidak
mengalami inflasi.
Dana luar negeri memberikan dua sumbangan penting kcpada usaha pembangunan: (i) sebagai
suplemen kepada dana pembangunan tersedia di dalam negeri; dan (ii) menambah aliran devisa ke
dalam negri. Di samping itu dana luar negeri sering diikuti oleh pengembangan teknologi dan
masukknya tenaga ahli.
Aliran modal dari luar negeri dinamakan bantuan luar negeri apabila ia mempunyai dua ciri-ciri
berikut: (i) aliran modal yang berlaku bukan didorong oleh tujuan untuk mencari kcuntungan dan (ii)
dana tersebut diberikan kepada negara penerima atau di pinjamkan dengan syarat yang Iebih ringan
daripada yang berlaku dalam pasar internasional. Berdasarkan kcpada dua ciri tersebut, aliran modal
dari luar negeri yang tergolong sebagai bantuan luar negeri adalah pemberian (grant) dan pinjaman
dari negeri (loan) yang diberikan olch pemerintah negara-negara maju atau badan badan internasional
yang khusus dibentuk untuk memberikan pinjaman semacam itu seperti BANK Dunia
a. Kepada tenggang waktu (grace period) atau jangka waktu dalam mana cicil pembayaran kembali
pinjaman tidak perlu dilakukan.
Unsur kandungan bantuan yang tinggi dinamakan sebagai pinjaman bersyarat ringan (soft
loan), di mana tenggang waktu bertambah lama, jangka waktu pembayaran kembali bertambah
panjang dan tingkat bunga bertambah rendah. Apabila syarat-syarat tersebut adalah sebaliknya, yaitu
tenggang waktu dan jangka masa permbali relatif singkat dan tingkat bunga relatif tinggi, maka
pinjaman luar nege tergolong scbagai pinjaman bersyarat berat (bard loan).
Syarat-syarat bantuan yang diberikan kepada negara berkembang tergantung kepada berbagai
faktor ekonomi maupun politik syarat-syarat yang berbeda kepada setiap negara yang menerima
bantuannya sarat-syarat bantuan dari berbagai negara kcpada sesuatu negara juga selalu sama. secara
umum dapat dikatakan bahwa semakin miskin suatu negara dan semakin rumit masalah
pembangunan yang dihadapinya, semakin ringan syarat-syarat bantuan yang diberikan kepadanya.
Alasan yang mendorong negara maju memberikan bantuan kepada negara berkembang. untuk
membantu negara yang menerima bantuan mempercepat pembangunan ekonominya, untuk
mengeratkan hubungan ekonomi dan politik antara negara yang menerima dan yang memberi, dan
untuk membendung pengaruh idiologi yang bertentangan dengan negara pemberi bantuan. Ditinjau
dari sudut ini, ada dua peran utama bantuan luar negeri: mengatasi masalah kekurangan tabungan dan
kekurangan mata uang asing.
6.4 Menentukan Jumlah Bantuan yang Diperlukan Menentukan Jumlah Bantuan yang Diperlukan
Kemampuan menyerap modal menentukan besarnya tabungan (dalam negeri) yang diperlukan
untuk membiayai penanaman modal tersebut. Maka jurang tabungan atau dana modal yang harus
disediakan dari luar negeri adalah selisih antara (i) dana yang diperlukan untuk membiayai penanaman
modal yang mungkin dilaksanakan secara menguntungkan dengan (ii) tabungan dalam negeri yang
dapat diadakan.
Pada awal proses pembangunan, kemampuan sesuatu negara untuk menanam modal secara
produktif masih terbatas. Oleh karenanya, walaupun tingkat tabungan dalam negeri rendah, jurang
tabungan tidak akan terlalu besar jumlahnya. Pada taraf pembangunan yang cukup tinggi tingkat
tabungan dalam negeri akan dapat mengimbangi tingkat penanaman modal yang dapat dilaksanakan,
dan dengan demikian jurang tabungan menjadi bertambah kecil kembali. Pada tingkat ini masalah
jurang tabungan tidak begitu serius lagi dan bantuan luar negeri tidak lagi merupakan masalah penting.
Dari uraian terdahulu telah dapat disimpulkan bahwa masalah kekurangan dana untuk
pembentukan modal bukan saja dihadapi oleh sektor pemerintah tetapi juga oleh sektor swasta.
Syarat-syarat pinjaman swasta dan penanaman modal asing di negara berkembang adalah
sama dengan yang berlaku di pasar internasional. Apabila modal tersebut berupa pinjaman maka
tingkat bunganya tidak berbeda dengan tingkat bunga yang berlaku dalam pasar internasional.
Dan, apabila modal tersebut berupa penanaman modal, maka keuntungan yang akan diperoleh
bebas untuk dikirim kembali kenegara-negara asal modal tersebut, yaitu sesuai dengan cara
pembagian keuntungan yang pada umumnya dilakukan atas penanaman modal asing di negara
maju. Oleh karenanya aliran modal tersebut, walaupun membantu negara berkembang mengatasi
masalah kekurangan tabungan dan mata uang asing-berarti memegang peranan yang sama seperti
bantuan luar negeri-tidak dapat dipandang sebagai bantuan luar negeri.
Perusahaan-perusahaan asing ada yang diambil alih, keuntungan yang diperoleh dipaksa tetap
berada di dalam negeri dan dapat digunakan untuk membiayai pembangunan. ternyata
pengambilalihan perusahaan-perusahaan asing di beberapa negara menunjukkan bahwa
kebijakan semacam itu tidak selalu memberi hasil seperti yang diharapkan. Selain itu, kebijakan
yang demikian menimbulkan keengganan kepada pemodal asing untuk menanam modal di
negara-negara yang menjalankan kebijakan pengambilalihan.
. Dan, di dalam jangka panjang penanaman modal langsung dapat melatih golongan pribumi
mendapat keahlian dalam bidang-bidang yang diusahakan oleh modal asing. Selain itu,
perusahaanperusahaan asing dapat mempercepat proses alih teknologi baru (transfer of
technology) ke negara berkembang karena dalam mendirikan perusahaanperusahaan di negara-
negara itu teknologi yang akan digunakan adalah teknologi yang jauh Iebih baik dari yang ada di
negara berkembang.
Masyarakat, pemerintah, dan perusahaan-perusahaan nasional juga dapat oleh keuntungan
dari kehadiran modal asing. Kepada masyarakat, penanam asing akan memberikan beberapa
keuntungan. Penanaman modal langsung akan menambah kesempatan kerja dan mengurangi
masalah mengatasi pengangguran yang dihadapi pemerintah. Kemampuan
perusahaanperusahaan asing menggunakan teknologi yang lebih tinggi menyebabkan tingkat
produktivitasnya tinggi dan oleh karenanya dapat membayar gaji yang lebih tinggi daripada yang
sanggup dibayar oleh perusahaan-perusahaan nasional. Keuntungan itu terutama berupa
kemungkina untuk menggunakan teknologi yang lebih baik, Iebih mudah memperoleh bahan baku
dan dapat menjual hasil-hasil usahanya kepada perusahaan
Dalam jangka panjang modal asing dapat memperburuk masalah kekurangan mata uang asing,
yaitu apabila: (i) hasil mereka tidak diekspor atau tidak menggantikan barangbarang impor dan (i)
mercka mengimpor bahan mentah dari luar negeri dan mengirimkan keuntungan yang diperoleh
kepada perusahaan induk di luar negeri.
Selain berupa penanaman modal langsung, penanaman modal asing swasta dapat pula berupa
penanaman modal portfolio.Penanaman modal portfolio hanyalah berupa penyertaan dalam
pemilikan perusahaan dan bukan pengurusan kegiatan perusahaan sehari-hari. Dengan demikian, ia
tidak akan mengubah corak penanaman modal yang sedang berlaku dan tidak menimbulkan
persaingan terhadap perusahaan-perusahaan yan sudah ada. Oleh sebab itu, jika di suatu negara
terdapat tenaga usahawan, tenaga ahli, dan pengetahuan teknologi yang diperlukan, menarik lebih
banyak penanaman modal portfolio perlu dilakukan.
Terdapatnya penanaman modal portfolio ke negara berkembang yang masih berada di bawah
potensinya ini disebabkan karena: (i) adanya keraguan para penanam modal atas kemampuan
perusahaan-perusahaan di negara berkembang membayar kembali utang-utang dan deviden saham
yang dikeluarkan; (ii) ketidakstabilan politik dan ekonomi negara berkembang menyebabkan
keengganan untuk menanam modal ke negara-negara itu; (iii) pasar modal di banyak negara
berkembang masih belum sepenuhnya tumbuh; dan (iv) kekurangan mengenai pembangunan
ekonomi yang tengah dijalankan menyebabkan banyak para penanam modal dari negara maju tidak
mengetahui kesempatan-kesempatan yang menguntungkan.
Jenis modal asing swasta ketiga yang mengalir ke negara berkembang adalah pinjaman ekspor
Dalam teori pinjaman seperti ini merupakan pinjaman jangka pendek, yaitu memberi kesempatan
kepada pengusaha atau badanbadan pemerintah di negara berkembang untuk membeli alat-alat
modal peralatan dalam bentuk kredit yang harus dibayar dalam jangka waktu lima tahun. Pinjaman
ekspor dapat memberikan sumbangan yang cukup penting kepada suatu negara, asal saja cara
pengerahan modal ini dilaksanakan setelah mempertimbangkan dengan sungguh-sungguh. Selain itu,
karena jangka pembayaran kembali relatif singkat, pinjaman ekspor lebih mudah menimbulkan
ketidakseimbangan neraca pembayaran kalau dibandingkan dengan jenis-jenis modal asing lain yang
mengalir ke negara berkembang.