Sie sind auf Seite 1von 6

MUSEUM KOTA LANGSA

A. Sejarah Singkat Museum Kota Langsa

Museum Kota Langsa adalah museum umum yang didirikan pada tahun 2016,
berada di Gedung Balai Juang Kota Langsa . Sebelum dikenal sebagai Gedung Balai Juang,
gedung ini bernama Het Kantoorgebouw Der Atjehsche Handel-Maatschappij Te Langsar
(AHM). Gedung ini dibangun pada tahun 1923 oleh kolonial Belanda dengan gaya
bangunan berarsitektur Eropa. Pada masa itu, dipergunakan sebagai tempat mengurus
administrasi perdagangan bagi kolonial Belanda. Pada masa pendudukan Belanda, Kantor
AHM bergerak di bidang ekspor impor, salah satunya menjual mobil merek Ford di kota-kota
di Aceh, yaitu Kutaraja (Banda Aceh), Lhökseumawè (Kota Lhokseumawe), Sigli (Pidie),
Meulaboh (Aceh Barat) dan Tapaktuan (Aceh Selatan).

Pada tahun 1942-1945, gedung ini kemudian beralih fungsi menjadi salah satu
markas militer yang digunakan petinggi Jepang saat itu. Pada awal kemerdekaan tahun
1945, gedung ini menjadi pusat kegiatan pejuang kemerdekaan dan diberi nama Balee
Juang.

Gambar Museum Kota Langsa (Gedung Balee Juang)

Pada 1949 penguasa daerah menjadikan gedung tersebut sebagai tempat mencetak
uang. Hal itu dilakukan pada masa transisi kemerdekaan Republik Indonesia, karena

pemerintah menghapus mata uang Belanda sebagai alat tukar. Salah satu fungsinya yakni
sebagai kantor percetakan uang yang dikenal dengan “Bon Kontan” yang bernilai Rp. 100,-
dan Rp. 250,- sebagai alat tukar yang berlaku hanya di wilayah Langsa.

Gambar Bon Kontan

Kemudian pada 1970, gedung ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai
acara, seperti lokasi aktivitas mahasiswa, tempat kegiatan pers. Seiring waktu berlalu, saat
Kota Langsa menjadi Ibu Kota Kabupaten Aceh Timur, gedung ini juga pernah
digunakan sebagai kantor Badan Perencana Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh
Timur. Pada Tahun 2002, pengelolaan Gedung Balai Juang diserahkan kepada Pemerintah
Kota Langsa. Namun setelah pemekaran wilayah, gedung tersebut dijadikan Museum oleh
Pemerintah Kota Langsa yang diresmikan oleh Walikota Usman Abdullah pada 22 Januari
2019.

B. Visi dan Misi Museum Kota Langsa


1. Visi
Mewujudkan Museum sebagai pelestari nilai sejarah dan budaya sesuai dengan
budaya yang islami.

2. Misi
Adapun misi Museum Kota Langsa adalah:
a) Menjadikan Fungsi Museum sebagai sarana pelestari benda, struktur bangunan, situs
dan kawasan cagar budaya;
b) Mengfungsikan Museum sebagai sarana penelitian, pendidikan, pengembangan nilai-
nilai positif yang terkandung dalam cagar budaya;
c) Mengoptimalkan potensi Museum sebagai salah satu sarana pengembang sumber daya
kearifan lokal, seperti pariwisata, kreativitas seni, pengajaran dan sebagainya melalui
kegiatan-kegiatan interaktif, edukasif yang berkesinambungan.

C. Koleksi Barang/ Benda Bersejarah di Museum Kota Langsa

Berikut ini adalah koleksi barang/ benda bersejarah yang ada di Museum Kota
Langsa:

1. Kitab-kitab bertuliskan Arab dan Al-Quran ditulis tangan

2. Senjata-senjata peninggalan sejarah perjuangan, seperti rencong, pedang, tombak,


senjata laras panjang dan pendek yang diletakkan di dalam etalase kaca sama seperti
beberapa kitab kuno tersebut.
3. Gerabah yang diletakkan diruang tengah, piring dan baki kuno juga dalam etalase kaca.
4. Dinding dipenuhi dengan koleksi benda bersejarah. Banyak naskah-naskah kuno dan
beberapa foto bersejarah dengan keterangan lengkap dipajang di ruang itu.
5. Bon Kontan Rp. 100,- dan Rp. 250,-

Das könnte Ihnen auch gefallen