Sie sind auf Seite 1von 4

Fase sebelum Rasulallah lahir

Kondisi Agama

Agama yang dibawa oleh nabi Ibrahim 'alaihiwasallam adalah agama yang dianut oleh mayoritas
bangsa Arab sebelum nabi Muhammad shallhu 'alaihi wasallam dilahirkan.

Dengan berjalannya waktu, sedikit demi sedikit masyarakat Arab mulai meninggalkan ajaran-ajaran
yang dianutnya. Meskipun peninggalan-peninggalannya masih tersisa.

Di kota Mekkah ada seorang yang sangat dihormati dan dimuliakan oleh kaumnya karena
kedermawanan dan perbuatan baiknya, dia bernama 'Amr bin Luhay dari suku Khuza'ah.

Pada suatu ketika, 'Amr bin Luhay melakukan perjalanan ke negri Syam. Sesampai di Syam dia
melihat orang-orang yang ada disana beribadah dengan menyembah berhala, sehingga 'Amr pun
mengambil kesimpulan bahwa yang dilakukan orang-orang di negri Syam ini adalah perbuatan baik.

Ketika 'Amr bin Luhay pulang, dia membawa satu berhala yang bernama hubal untuk diletakkan di
Ka’bah nanti. Sesampai di Mekkah 'Amr bin Luhay menyuruh penduduk Mekkah untuk beribadah
dengan menyembah berhala tersebut sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang di negeri Syam.

Karena dia mempunyai kedudukan di tengah-tengah kaumnya, akhirnya orang-orang yang ada di
kota Mekkah pada waktu itu mengikuti apa yang 'Amr bin Luhay perintahkan. Sehingga kegiatan
tersebut lama kelamaan menjadi keyakinan tersendiri di tengah-tengah masyarakat kota Mekkah.

Setelah hampir seluruh masyarakat kota Mekkah menyembah berhala, akhirnya kegiatan tersebut
tersebar sampai ke Hijaz dan sekitarnya.

Maka dari situlah muncul berbagai macam praktek-praktek terlarang di dalam bangsa Arab yang
dilakukan orang-orang Mekkah dan sekitarnya seperti syirik, bid'ah, khurafat dan lainnya.

Kondisi sosial

Pada saat itu, kondisi sosial ditengah-tengah masyarakat Arab sangatlah kontras. Yang kaya dengan
kemewahan, kemegahan dan kebangsawanannya sedangkan yang miskin dengan perbudakan,
kekurang, dan kehinaannya yang tidak ada batas .

Suku-suku yang ada di bangsa Arab adalah suku yang sangat kuat fanatismenya terhadap sukunya
masing-masing sehingga timbullah ungkapan dikalangan bangsa Arab;

Tolonglah saudaramu dalam keadaan dzholim dan terdzholimi

Selain itu perbuatan menyimpangpun banyak dilakukan oleh masyarakat Arab dan salah satu
penyimpangan paling sadis pada waktu itu adalah wa'dul Banat (mengubur bayi perempuan hidup-
hidup) karena mereka beranggapan, memilik anak perempuan adalah aib.

Walaupun dengan begitu terpuruknya bangsa Arab pada waktu itu dengan akhlak-akhlak yang tidak
terpujinya, tetapi mereka mempunyai perbuatan-perbuatan baik yang tidak bisa kita pungkiri
keberadaannya diantaranya; kejujuran, menepati janji, pemberani, kedermawanan dan lain-lain.i

Kondisi Ekonomi

Mayoritas bangsa Arab pada saat itu yang tinggal di wilayah pinggiran, banyak yang melakukan
bertani dan berternak. Sedangkan masyarakat yang tinggal di kota profesi yang dijalankannya adalah
sebagai pedagang. Adapun Barang hasil produksi hanya bisa didapatkan dari negri Yaman dan Syam.
Kelahiran Rasulallah

Pada hari Senin pada tanggal 9 Rabi'ul awal pada tahun gajah bertepatan dengan 20 atau 22 April
tahun 571 M. Lahirlah seorang nabi akhir zaman.

Ketika lahir, Rasulallah adalah seorang anak yang Yatim, karena ketika ibunya Aminah
mengandungnya dalam usia 2 bulan ayahnya yang bernama Abdullah meninggal dunia.

Berdasarkan nasabnya, rasulallah adalah keturunan dari suku yang sangat terpandang dan
terhormat ditengah-tengah masyarakat bangsa Arab pada waktu itu yaitu suku Quraisy. Dari jalan
Bani Hasyim yang menjadi anak suku dari suku Quraisy serta anak suku tersebut mempunyai
kedudukan tinggi antara suku-suku yang berada di suku Quraisy.

Setelah Rasulallah lahir kemudian ibunya membawanya ke Abdul Muthalib selaku kakeknya.

Mengetahui bahwa cucunya sudah lahir, Abdul Muthalib sangat senang dan bahagia kemudian
membawanya kedalam Ka'bah lalu dia berdo'a dan bersyukur kepada Nya. Setelah itu sang kakek
memberikan nama cucunya dengan nama Muhammad, karen nama itu masih jarang ditemukan di
kalangan masyarakat Arab pada waktu itu. Kemudian setelah Rasulallah berumur 7 hari, maka
rasulallah pun dikhitan.

Rasulallah hidup di kammpung Bani Sa'ad

Setelah disusui oleh ibunya, kemudian rasulallah disusui oleh Tsuwaibah budak Abu Jahal.

Sesuai dengan adat kebiasaan wanita kota pada waktu itu, bahwa setiap anak laki-laki lahir harus
disusui oleh wanita yang ada desa.

Rasulallah pun hampir tidak ada yang mau mengambilnya untuk disusui karena diketahui dia adalah
anak yatim. Mereka beranggapan karena dia yatim, imbalan yang akan dia dapatkan tidaklah banyak

tetapi Qodorulloh, ada seorang wanita yang tak kunjung-kunjung mendapatkan bayi yang akan
disusuinya, Maka ketimbang tidak dapat bayi yang akan disusui, akhirnya wanita tersebut
mengambil rasulallah kecil untuk dijadikan bayi yang akan disusuinya dikampungnya yaitu
dikampung Bani Sa'ad, wanita itu adalah Halimah as Sa'diah.

Waqqus Shadr (pembelahan dada)

Diusianya yang sudah masuk anak-anak ketika berumur 5 tahun, rasulallah bermain dengan teman-
temannya. Tiba-tiba malaikat Jibril datang menghampirinya dan menyergapnya lalu membedah
dadanya untuk diambil bagian segumpal darah dibagian tubuhnya, Jibril pun berkata; “ ini bagian
setan dalam tubuhmu”. Kemudian malaikat Jibril mencucinya hingga bersih menggunakan bejana
emas yang diisi dengan air zamzam.

Setelah hatinya dibersihkan dan disucikan lalu malaikat Jibril meletakkan kembali seperti posisinya
semula.
Teman bermain rasulallahpu segera pulang menemui Halimah as Sa'diah mereka melaporkan
tentang kejadian yang dilihatnya ; “Muhammad dibunuh...Muhammad dibunuh..” kemudian Halimah
as Sa'diah segera pergi ketempat kejadian untuk memastikan keadaan rasulallah. Sesampai disana
rasulallah ditemukan dalam keadaan pucat sekali.

Dengan kejadian tersebut maka Halimah as Sa'diah memutuskan untuk mengembalikan Rasulallah
ke ibunya di Kota karena Halimah as Sa'diah khawatir akan keselamatannya jika Rasulallah tetap
tinggal disini.

Selama 5 tahun rasulallah tinggal di Perkampung Bani Sa'ad, sedangkan perkampungan tersebut
adalah perkampung yang termasuk masih segar dan asri sehingga sangat baik pagi proses
pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun kejiwaan rasulallah yang saat itu masih bayi sampai
anak-anak.

Pangkuan Ibu tercinta

Disaat rasulallah.berumur genap 6 tahun, ibundanya mengajaknya untuk berziarah kemakam


ayahnya yang berada di Yatsrib. Didampingi oleh Ummu Aiman, ibundanya dan rasulallah melakukan
perjalanan sepanjang 500 km yang biaya perjalanannya dibiayai oleh Abdul Muthallib. Kemudian
mereka menginap disana selama sebulan.

Ketika mereka sedang melakukan perjalanan pulang, ibunda rasulallah mengalami sakit sehingga
pada akhirnya meninggal dunia di Abwa' sebuah tempat yang terletak antara Mekkah dan Madinah.

Pangkuan kakek tercinta

Setelah ibundanya meninggal, kemudian rasulallah diasuh oleh kakeknya. Sang kakek pun iba kepada
Rasulallah Karena melihat diusianya yang masih kecil cucunya sudah menjadi anak yatim piatu
sehingga selama diasuh oleh kakeknya, Rasulallah diasuh dengan penuh kelembutan dan kasih
sayang.

Kasih sayang didapatkan rasulallah tak bertahan lama, karena diusia rasulallah 8 tahun kakek
tercinta meninggal dunia. Tetapi sebelum meninggal dunia, Abdul Muthallib sempat berpesan
bahwa yang mengasuh rasulallah setelah beliau meninggal dunia adalah paman dari bapakny; Abu
Thalib

Pangkuan paman tercinta

Setelah kakeknya meninggal, kemudian rasulallah diasuh oleh pamannya yang penyayang.

Selama rasulallah diasuh oleh pamannya, perhatian dan kasih sayang secara penuh diberikan sama
seperti anak kandungnya bahkan melebihi anak-anaknya. Perhatian dan kasih sayangny tidak
sebatas pada usia anak dan remaja tetapi ketika rasulallah berumur 40 tahun pun ketika rasulallah
diangkat menjadi nabi, pamannya tetap memperhatikan dan menyayangi beliau.

Pendeta di Bushra

Ketika usianya 12 tahun, rasulallah diajak oleh pamannya untuk berdagang ke negri Syam.

Ketika sampai di Bushra, semua kafilah dagang dijamu untuk turun minum bersama oleh pendeta
yang bernama Bushaira. Mak semuanya turun memenuhi permintaan pendeta Bushairatersebut
kecuali Rasulallah.
Pamannya pun menceritan perilaku yang sering dilakukan oleh rasulalloh, kemudian pendeta
tersebut menjelaskan bahwasanya anak ini akan menjadi pemimpin umat manusia, hal itu diketahui
dari ciri-ciri yang disebutkan didalam kitab Injil dan taurat.

Maka karena itu pendeta itu menyarankan sebaiknya rasulallah jangan dibawa ikut ke Syam untuk
berdagang karena nanti ketika orang Yahudi mengetahuinya, bisa jadi mereka akan mencelakainya.

Setelah mendengar saran pendeta Bushaira tersebut, akhirnya pamannya memerintahkan anak
buahnya untuk membawa rasulalloh pulang duluan.

Rasulallah dimasa Muda

Diusianya 25 tahun saat masih muda, rasulallah menjalani kehidupan yang keras dan berat.
Rasulallah harus bekerja sebagai pengembala kambing milik orang-orang Mekkah untuk memenuhi
kebutuhannya sehari hari.

Rasulallah adalah orang yang terkenal memiliki perilaku yang baik, jujur, sopan santun dan
dermawan.

Hal tersebut terdengar kepada salah satu saudagar kaya raya yang ada di bangsa Arab pada waktu
itu yaitu Khadijah, akhirnya Khadijah pun tertarik untuk merekrut rasulallah didalam bisnisnya.

Setelah itu rasulallah mulai berdagang ke negri Syam dengan membawa barang dagangan yang
terbaik yang tak pernah seorang pun untuk dikasih membawanya. Itu disebabkan karena Khadijah
yakin akan Budi pekertinya yang baik, kejujuran dan lainnya yang membuatnya sangat percaya
dengan rasulallah.

Didalam perhalanan ke negri Syam untu berdagang, rasulallah ditemani oleh seorang budak yang
dimiliki oleh Khadijah yang bernama Maisarah.

Tibalah waktunya rasulallah kembali dengan membawa keuntungan yang melimpah ruah dari barang
dagangannaya. Khadijah kagum dan terkesima akan kerja yang dilakukan rasulallah, lebih-lebih
ketika mendengarkan tentang perilaku baiknya, sopan santunnya, kejujurannya, dan kecerdasannya
yang diceritain oleh budaknya maisarah, hal itu menambah kekagumannya kepad rasulallah.

Akhirnya Khadijah merasa menemukan jawaban selama dia cari-cari terkait tentang pasangan hidup,
kemudian rasa ketertarikan Khadijah untuk menjadi pendamping hidupnya disampaikan kepada
Rasulallah lewat sahabatnya Nafisah binti Manish. Maka secara Nafisah menyampaikannya kepada
Rasulallah dan rasulallohpun permintaan tersebut.

Tak menunggu waktu lama, rasulalloh pun segera memberitahukan pamannya untuk melamarkan
Khadijah sebagai istrinya. Kemudian pamannya pun memenuhi permintaan Rasulalloh untuk
melamarnya akhir Bani Hasyim dan Bani Nadir bin Mudhar bertemu.

Rasulallohpun menikah dengan Khadijah, pada saat itu Rasulalloh berumur 25 tahun dan Khadijah
berumur

Das könnte Ihnen auch gefallen