Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB IV GEOLOGI STRUKTURrevisi
BAB IV GEOLOGI STRUKTURrevisi
Geologi struktur adalah suatu ilmu yang mempelajari bangun arsitektur kerak
pada kerak bumi tersebut. Menurut Bagdley, (1961) geologi struktur adalah ilmu
sinklin, thrust, sesar, lineasi dan lainnya dalam suatu unit tektonik. Struktur
geologi pada suatu daerah berhubungan erat dengan struktur regional yang
terbentuk akibat tektonik, untuk itu dalam melakukan analisa geologi struktur
pemetaan.
dengan benua Eurasia yang terus bergerak. Pergerakan lempeng Hindia yang terus
daerah pemetaan merujuk pada lembar Banda Aceh menurut J.D. Bennet, (1981).
berkembang pada daerah pemetaan terdiri atas 1 segmen patahan yaitu segmen
Geumpang Line. Segmen terebut merupakan akibat dari Sumatera Fault System
(SFS).
Gambar 4.1 Peta Struktur Geologi Regional ( Kotak Merah Merupakan Daerah Pemetaan )
Struktur geologi pada daerah pemetaan sangat dipengaruhi oleh zona penunjaman
pemetaan yaitu berupa struktur sesar, struktur lipatan dan struktur kekar.
Sesar didefenisikan sebagai bidang rekahan yang disertai oleh adanya pergeseran
relatif satu blok terhadap blok batuan lainnya. Jarak pergeseran tersebut dapat
(1959).
6. Data fisiografis pendukung adanya gawir sesar, triangular facet, mata air
terjun.
Adapun struktur sesar yang terdapat di daerah pemetaan yaitu berupa struktur
sesar normal. Secara umum data yang diperoleh untuk menentukan struktur pada
daerah pemetaan ini dilakukan dengan cara pengambilan data di lapangan dan
tersebut maka penulis menyimpulkan struktur sesar yang terdapat pada daerah
pada daerah pemetaan yaitu adanya perbedaan morfologi dari datar kemudian
triangular facet, dan gawir sesar sedangkan pada peta topografi untuk melihat
keberadaan struktur yaitu melalui pola kontur yang dilihat dari kerapatan kontur
Sesar normal ini ditemukan pada bagian selatan daerah pemetaan dengan arah
Struktur lipatan homoklin terdapat pada bagian Barat Laut, Tenggara, dan Utara
daerah pemetaan, yaitu pada satuan batupasir. Menurut Billings, (1959) Lipatan
homoklin merupakan suatu lipatan yang bagian sayapnya miring hanya pada satu
yang ada pada lokasi pemetaan merupakan lipatan punggungan homoklin karena
pada daerah pemetaan sayap lipatan yang terbentuk hanya miring pada satu arah
dengan kemiringan batuan 10o, 15o, dan 42o. Dimana data pengukuran kedudukan
lapisan batuan pada masing-masing pos pengamatan yaitu pada batupasir di p.12
batupasir di p.15 (pada bagian Barat Laut daerah pemetaan) memiliki kedudukan
lapisan batuan N 2340 E / 100 atau arah kemiringan perlapisannya ke arah Barat
Pegunungan lipatan
(lipatan homoklin)
Foto 4.1. Kenampakan Lipatan Homoklin Pada Daerah Pemetaaan pada pos str1
4.2.3. Kekar
Kekar merupakan suatu retakan yang relatif tanpa atau sedikit sekali mengalami
bidang yang saling berhadapan dan kadang-kadang retakan tersebut terisi oleh
mineral-mineral sekunder, Billings, (1959). Kekar dapat terjadi pada semua jenis
batuan, dengan ukuran yang hanya beberapa millimeter (kekar mikro) hingga
disebut dengan kekar minor. Kekar dapat terjadi akibat proses tektonik maupun
kekar ataupun retakan dapat terbentuk karena adanya proses tektonik (deformasi)
dan dapat pula terbentuk secara non-tektonik. Berdasarkan gaya yang bekerja
pada massa batuan, maka kekar dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis yaitu gaya
tarikan (tension) yang menghasilkan kekar terbuka (tension joint) dan gaya
Kekar yang dijumpai terdapat pada satuan batupasir gampingan, analisa kekar
diukur pada p.7. Analisa kekar ini bertujuan untuk mengetahui arah umum kekar
dan arah gaya penyebab kekar, analisanya dengan menggunakan metode statistik
dua parameter atau komponen yaitu diagram kontur dan pengerjaanya dengan
Pengamatan dilakukan pada p.7 yang terletak pada bagian Timur Laut daerah
pemetaan. Pada pos pengamatan ini terdapat struktur kekar gerus (shear joint)
dengan ciri di lapangan bidangnya yang saling memotong dan tidak mengalami
Data perhitungan kekar dikumpulkan dengan alat bantu kompas geologi dan
clipboard. Jumlah kekar yang diukur pada p.7 ini sebanyak 50 data (tabel 4.1)
Foto 4.2. Struktur Kekar gerus pada satuan batupasir gampingan di p.7
Tabel 4.1. Data pengukuran kekar gerus pada satuan batupasir gampingn di p.7
15 53 68 40 63 75
16 214 83 41 51 74
17 230 70 42 56 67
18 221 85 43 211 83
19 62 69 44 50 70
20 58 77 45 49 76
21 223 83 46 52 73
22 215 83 47 215 80
23 211 85 48 223 82
24 217 83 49 55 73
25 225 80 50 64 70
Hasil analisa kekar pada p.7 ini didapat arah umum kekarnya N 2170E/820
(gambar 4.3).
Gambar 4.3. Arah umum kekar pada p.7 dengan menggunakan software Dips