Sie sind auf Seite 1von 27

PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA

OLEH ;

1. MUHAMMAD YUSUF ABDULLAH NAJIB


2. AGNES DEBORA
3. ANNA FEBBYYOLA
4. FEBRI ANGGRAINI
5. ELMORE AYUBHAMONANGAN
6. WARISMAN NAZARA

PERSADA BUNDA

TAHUN AJARAN 2022/2023

1
Kata Pengantar,

Alhamdulillah dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya serta kekuatan iman, islam, dan juga ihsan kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH
PERJUANGAN BANGSA”.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak
terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada banyak kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pemaca agar kami dapat memperbaiki makalah kami ini.

Sebagai bantuan dan dorongan serta bimbingan yang telah diberikan kepada penulis supaya
diterima oleh Allah SWT sebagai sebuah kebaikan. Semoga makalah ini memberikan manfaat
bagi penulis dan para pembaca pada umumnya.

Pekanbaru, 30 September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………...3

BAB I PENDAHULIAN…………………………………………………………………4

A. Latar Belakang………………………………………………………………………..4

B. Rumusan Masalah………………………………………………………………….....6

C. Tujuan…………………………………………………………………………………6

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………....7

1. Zaman Kutai…………………………………………………………………………...7

2. Zaman Sriwijaya………………………………………………………………………7

3. Zaman Kerajaan-kerajaan Sebelum Majapahit………………………………….....8

4. Zaman Majapahit……………………………………………………………………..9

a. Tonggak sejarah bangsa 1……………………………………………………………10

b. Tonggak sejarah bangsa 2……………………………………………………………10

c. Tonggak sejarah masuknya jepang………………………………………………….11

d. Tonggak sejarah terbentuknya BPUPKI……………………………………………11

e. Proklamasi……………………………………………………………………………..15

1. Masa setelah proklamasi kemerdekaan……………………………………………...17

2. Agresi belanda 1……………………………………………………………………….18

3. Agresi belanda 2……………………………………………………………………….21

4. Gangguan keamanan dalam negeri………………………………………………….26

3
5. Kaelan………………………………………………………………………………….27
BAB III PENUTUP………………………………………………………………………
28

A. Kesimpulan……………………………………………………………………………28

B. Saran…………………………………………………………………………………..28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merupakan suatu fakta historis yang sukar dibantah, bahwa sebelum tanggal 1
Juni 1945 yang disebutsebagai tanggal “lahirnya” Pancasila Ir. Soekarno yang diakui
sebagai tokoh nasional yang menggaliPancasila tidak pernah berbicara atau menulis
tentang Pancasila, baik sebagai pandangan hidupmaupun, atau apalagi, sebagai dasar
negara. Dalam pidato yang beliau sampaikan tanpa konsep padatanggal tersebut, yang
mendapat berkali-kaliapplause dari para anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau menjelaskan bahwa gagasan
tentangPancasila tersebut terbersit bagaikan ilham setelah mengadakan renungan pada
malam sebelumnya.Renungan itu beliau lakukan untuk mencari jawaban terhadap
pertanyaan Dr RadjimanWedyodiningrat, Ketua BPUPKI, tentang apa dasar negara
Indonesia yang akan dibentuk. Lima dasaratau sila yang beliau ajukan itu beliau
namakan sebagai filosofische grondslag.Nilai-nilai essensial yang terkandung dalam
Pancasila yaitu : Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan,Kerakyatan serta Keadilan,
dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki oleh Bangsa Indonesiasejak zaman
dahulu kala sebelum mendirikan Negara.
Proses terbentuknya Negara dan bangsaIndonesia melalui suatu proses sejarah
yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu kemudiantimbulnya kerajaan-kerajaan
pada abad ke IV, ke V kemudian dasar-dasar kebangsaan Indonesia telahmulai
nampak pada abad ke VII, yaitu ketika timbulnya kerajaan Sriwijaya di bawah
Syailendra diPalembang, kemudian kerajaan Airlangga dan Majapahit di Jawa Timur
serta kerajaan-kerajaanlainnya.Dasar-dasar pembentukan nasionalisme modern

4
dirintis oleh para pejuang kemerdekaan bangsa,antara lain rintisan yang dilakukan
oleh para tokoh pejuang kebangkitan nasional pada tahun 1908,kemudian dicentuskan
pada sumpah pemuda pada tahun 1982.

B. RumusanMasalah
1. apakah pancasila memiliki arti penting dalam konteks perjuangan Indonesia?
2. Bagaimanakah sejarah Pancasila pada masa kerajaan?
3. Bagaimanakah Perumusan Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia?

C. Tujuan
Dalam memahami Pancasila secara lengkap dan utuh terutama dalam kaitannya
dengan jatidiri bangsa Indonesia, mutlak diperlukan pemahaman sejarah perjuangan
bangsa Indonesia untukmembentuk suatu negara yang berdasarkan suatu asas hidup
bersama demi kesejahteraan hidupbersama, yaitu negara yang berdasarkan Pancasila.
Selain itu secara epistemologis sekaligus sebagaipertanggungjawaban ilmiah, bahwa
Pancasila selain sebagai dasar negara Indonesia juga sebagai pandangan hidup
bangsa, jiwa dan kepribadian bangsa serta sebagai perjanjian seluruh bangsaIndonesia
pada waktu mendirikan negara.

5
BAB II PEMBAHASAN

# Urutan Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia

Sejarah perjuangan bangsa Indonesia dimulai dari kerajaan-kerajaan . Nilai –nilai


pancasila telah ada pada bangsa indonesia sejak zaman dulu kala sebelum bangsa
indonesia mendirikan negara. Proses terbentuknya negara indonesia melalui proses
sejarah yang cukup panjang yaitu sejak zaman batu hingga munculnya karajaan-kerajaan
pada abad ke-IV.

1. Zaman Kutai
Kerajaan Kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terketak di sungai
Mahakam, Kalimantan Timur. Pada tahun 400 M, masyarakat Kutai membuka zaman
sejarah Indonesia untuk pertama kalinya menampilkan nilai-nilai sosial, politik, dan
ketuhanan dalam bentuk kerajaan, kenduri, serta sedekah kepada para Brahmana . Hal
tersebut terbukti dengan ditemukannya 7 yupa (tiang batu) yang memiliki arti bahwa
saat itu, Raja Mulawarman mengadakan kenduri dan member sedekah pada para
Brahmana dan para Brahmana membangun yupa tersebut sebagai tanda terima kasih
(Bambang Sumadjo,dkk.;1977:33-32).
Bentuk kerajaan agama sebagai tali pengikat kewibaawaan ini tampak dalam
kerajaan-kerajaan yang muncul kemudian di jawa dan sumatra. Dalam zaman kuno
(400-1500) terdapat dua kerajaan yang berhasil mencapai integrasi dan wilayah yang
meliputi hampir separoh indonesia dan seluruh wilayah Indonesia sekarang yaitu
kerajaan Sriwijaya di sumatra dan majapahit yang berkusa di jawa.
2. Zaman Sriwijaya
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 M. kerajaan ini terletak di Sungai Musi,
Palembang, Sumatera Selatan. Kerajaan Sriwijaya berkembang dengan pesat karena
didukung oleh:

6
1. Letak sriwijaya yang strategis, sehingga menjadi jalur distribusi ke berbagai daerah
wilayah nusantara

2. Runtuhnya kerajaan Funnsn di Indo Cina (Vietnam)


3. Majunya aktivitas pelayaran dan perdagangan antara India dan China
4. Kerajaan Sriwijaya memiliki armada laut yang kuat.
Menurut Mr.M.Yamin Indonesia terbentuk melalui 3 tahap yaitu :
1. Zaman Sriwijayadibawah Wangsa Syailendra (600-1400), yang bercirikan
kedaulatan .
2. Zaman Majapahit (1293-1525) yang bercirikan keprabuan .
3. Negara kebangsaan modern yaitu negara Indonesia merdeka (sekarang proklamasi
17 Agustus 1945) (Sekretariat Negara RI 1995:11)
Pada abad ke VII munculah suatu kerajaan Sriwijaya muncul dibawah kekuasaan
wangsa Syilendra, hal ini termuat dalam prasasti Kedukan bukit di kaki bukit
Siguntang dekat palembang yang bertarikh 605 Caka dan 683 M. Dalam bahasa
Melayu kuno dan huruf Pallawa kerajaan ini adalah kerajaan maritime yang
mengandalkan kekuatan lautnya seperti selat sunda, selat malaka. Kerajaan Sriwijaya
merupakan suatu kerajaan besar yang cukup disegani dikawasan Asia selatan.
Perdagangan dilakukan dengan mempersatukan dengan pedagang pengerajin dan
pegawai raja yang disebut Tuha An Vatakvurah sebagai pengawas dan pengumpul
semacam koperasi sehingga rakyat mudah untuk memasarkan barang dagangannya.
Pada saat itu kerajaan dalam menjalankan system negaranya tidak dapat dilepaskan
dengan nilai ketuhanan. Cita-cita tentang kesejahteraan bersama dalam suatu negara
pada kerajaan Sriwijaya yaitu berbunyi marvual vanua Criwijaya siddhayatra subhiksa
yang artinya suatu cita-cita negara yang adil dan makmur.
3. Zaman Kerajaan-kerajaan Sebelum Majapahit
Sebelum kerajaan Majapahit berdiri sebagai suatu kerajaan yang memancangkan
nilai-nilai nasionalisme, telah muncul kerajaan di Jawa Tengah dan jawa timur secara
silih berganti. Kerajaan Kalingga pada abad ke VII, Sanjaya abad ke VIII yang ikut
membantu membangun candi Kalasan untuk Dewa Tara dan sebuah wihara untuk
pendeta Budha didirikan di jawa tengah bersama dengan dinasti Syailendra abad ke

7
VII dan IX. Refleksi puncak budaya dari Jawa Tengah dalam periode kerajankerajaan
tersebut adalah dibangunnya candi Borobuur dan candi Prambanan.
Selain kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah tersebut di Jawa Timur munculah
kerajaan-kerajaan Isana pada abad ke IX, Darmawangsa abad ke X, Airlangga abad ke
XI. Agama yang diakui oleh kerajaan adalah Budha, Wisnu, dan agama syiwa yang
hidup berdampingan secara damai. Raja Airlangga memiliki sikap toleransi dalam
beragama dengan mengadakan hubungan dagang dan bekerjasama dengan Benggala,
Chola,dan Champa serta perhatian kerjahteraan pertanian bagi rakyat dengan dengan
membangun tanggul & waduk.hal ini menunjukan nilai-nila kemanusiaan. Di wilayah
Kediri jawa timur berdiri pula kerajaan Singasari yang kemudian sangat erat
hubungannya dengan berdirinnya kerajaan Majapahit .
4. Zaman Majapahit
Pada tahun 1923 berdirilah kerajaan Majapahit di bawah pemerintahaan raja
Hayam Wuruk dengan Majapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala,
wilayah kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung
melayu sampai Irian barat melalui Kalimantan Utara. Pada buku Sutasoma karangan
Empu Tantular terdapat istilah Pancasila dengan makna persatuan nasional yaitu
Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrua artinya walaupun berbeda namun
satu jua. Sumpah palapa yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada berisi cita-cita
mempersatukan seluruh nusantara raya. Kerajaan Majapahit mempunyai nilai
hubungan bertetangga dengan baik dan nilai musyawarah mufakat yang dilakukan
oleh sistem pemerintahannya. Perselisihan dan perang saudara pada permulaan abad
XV membuat kerajaan Majapahit berangsur-angsur mulai memudar dan akhirnya
mengalami keruntuhan dengan “Sinar Hilang Kertaning Bumi” pada abad XVI
(1520).

8
#Sejarah Perjuangan Bangsa

1. Sejarah merebut kemerdekaan


a. Tonggak sejarah bangsa 1
Setelah Majapahit runtuh pada abad XVI maka berkembanglah agama islam dan
kerajaan islam seperti Demak dan mulailah berdatangan orang eropa yang ingin mencari
rempah-rempah. Pada awalnya bangsa portugis berdagang, namun lama-kelaman mulai
menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek
penjajahan misalnya Malaka pada tahun 1511. pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda
datang ke Indonesia dengan mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama VOC
(Verenigde Oost Indische Compaignie). Tujuan pendirian VOC adalah:
1. Menghilangkan persaingan yang akan merugikan para pedagang Belanda 2.
Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa Portugis dan
pedagang-pedagang lainnya di Nusantara.
3. Mencari keuntungan sebesar-besarnya untuk membiayai perang melawan
Spanyol.
Adapun hak-hak khusus yang diberikan kepada VOC, yaitu:
1. Hak monopoli dalam perdagangan
2. Hak mengadakan perjanjian dengan raja atau penguasa setempat atas nama
pemerintahan Belanda, dan
3. Hak membentuk pasukan militer, mendirikan benteng, dan mengumumkan perang.
Karena praktek VOC penuh dengan paksaan sehingga mendapatkan perlawanan
dari rakyat dan kerajaan-kerajaan. Penghisapan mulai memuncak ketika belanda
menerapkan system monopoli melalui tanam paksa (1830-1870) dengan memaksakan
beban kewajiban terhadap rakyat.

b. Tonggak sejarah bangsa 2

Pada abad XX dipanggung politik internasional terjadilah pergolakan kebangkitan


dunia timur, di Indonesia kebangkitan nasional(1908) dipelopori oleh dr.Wahidin
Sudirohusodo dengan Budi Utomo. Budi Utomo yang didirikan pada tanggal 20 Oktober

9
1908 merupakan pelopor pergerakan nasional, setelah itu munculah Sarekat Dagang
Islam(1909), kemudian diganti dengan Sarekat Islam(1911)di bawah H.O.S.
Cokroaminoto, Indische Partij(1913),yang dipimpin oleh tiga serangkai yaitu: Douwes
Deker, Ciptimangunkusumo, KI Hajar Dewantoro Pada tahun 1927 munculah Partai
Nasional Indonesia yang dipelopori oleh Soekarno, Ciptomangunkusumo, Sartono, dan
tokoh lainnya. Perjuangan kesatuan nasional kemudian diikuti dengan Sumpah Pemuda
tanggal 20 Oktober 1928, yang isinya satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air
Indonesia.

c. Tonggak sejarah masuknya jepang

Fasis Jepang masuk ke Indonesia dengan propaganda “Jepang pemimpin Asia,


Jepang saudara tua bangsa Indonesia”. Pemerintah Jepang bersikap bermurah hati kepada
bangsa Indonesia, yaitu menjanjikan Indonesia akan merdeka. Pada tanggal 29 April
1945 bersamaan dengan hari ulang tahun Kaisar Jepang beliau memberikan hadiah
kepada bangsa Indonesia yaitu kemerdekaan tanpa syarat. Untuk mendapatkan simpati
dan dukungan dari bangsa Indonesia maka dibentuklah suatu badan yang menyelidiki
usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yaitu Badan Penyelidik Usaha Usaha
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritu Zyumbi Tioosakai yang diketuai oleh
Dr. K.R.T. Radjiman Wediodiningrat, dan beranggotakan 60 orang yang berasal dari
pulau Jawa,Sumatra, Maluku, Sulawesi dan beberapa orang peranakan Eropa, Cina dan
Arab.

d. Tonggak sejarah terbentuknya BPUPKI

Pembentukan BPUPKI awalnya untuk mendapatkan dukungan dari


Indonesia dalam membantu Jepang dengan menjanjikan kemerdekaan bagi Indonesia.
Pada tanggal 7 September 1944, Perdana Menteri Kyoso memberikan janji bahwa
Indonesia akan merdeka di kemudian hari. Pendirian BPUPKI telah diumumkan pada
tanggal 1 Maret 1945. Namun BPUPKI baru diresmikan pada tanggal 29 April 1945 yang
bertepatan dengan hari ulang tahun Kaisar Hirohito.
BPUPKI memiliki nama dalam bahasa Jepang yang bernama Dokuritsu Junbi Cosakai.

10
BPUPKI memiliki 67 anggota di mana 60 orang adalah Indonesia dan 7 orang dari
Jepang yang bertugas untuk mengawasi. BPUPKI diketuai oleh Dr. Radjiman
Wedyodiningrat dan Wakil Hibangase Yosia dari Jepang dan Raden Pandji Soeroso.
BPUPKI memiliki tugas untuk menyelidiki rencana penting dalam pembentukan Negara
Indonesia. Selain itu ada beberapa tugas BPUPKI lain yaitu, membahas dasar negara
Indonesia, membentuk panitia kecil untuk menampung saran dasar negara, membantu
panitia Sembilan dan panitia kecil dan membentuk reses selama satu bulan. BPUPKI
melaksanakan sidang pertamanya pada 29 Mei 1945 hingga 1 Juni 1945

• Sidang BPUPKI Pertama


Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi,
terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu: a. Mr. Muh. Yamin (29 Mei
1945)
Dalam pidatonya tanggal 29 Mei 1945 Muh. Yamin mengusulkan calon rumusan
dasar negara sebagai berikut :
1. Peri kebangsaan
2. Peri kemanusian
3. Peri Ketuhanan
4. Peri kerakyatan (permusyawaratan, peerwakilan, kebijaksanaan)
5. Kesejahteraan rakyat (keadilan sosial).
Selain usulan tersebut pada akhir pidatonya Muh. Yamin menyerahkan naskah
sebagai lampiran yaitu suatu rancangan usulan sementara berisi rumusan Undang
Undang Dasar RI.
b. Prof. Dr. Supomo (31 Mei 1945)
Dalam pidatonya Prof. Dr. Supomo mengemukakan teori-teori negara sebagai
berikut:
1. Teori negara prseorangan(individualis)
2. Paham negara kelas(class theory)
3. Paham negara integralistik.

11
Selanjutnya dalam kaitannya dengan dasar filsafat negara Indonesia Soepomo
mengusulkan hal-hal mengenai: kesatuan, kekeluargaan, keseimbangan lahir
dan batin, musyawarah, keadilan rakyat. c. Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
Dalam hal ini Ir. Soekarno menyampaikan dasar negara yang terdiri atas lima
prinsip yang rumusanya yaitu: 1. Nasionalisme (kebangsaan Indonesia) 2.
Internasionalisme (peri kemanusiaan) 3. kesejahteraan sosial 4. Ketuhanan yang
Maha Esa. Beliau juga mengusulkan bahwa pancasila adalah sebagai dasar filsafat
negara dan pandangan hidup bangsa Indonesia. Sukarno mengemukakan dasar-
dasar sebagai berikut
Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat,
kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca
Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli
bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan diatas
kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.

• Sidang BPUPKI Kedua (10-16 Juli 1945)


Dalam sidang ini dibentuk panitia kecil yang terdiri dari 9 orang dan popular
disebut dengan “panitia sembilan” yang anggotanya adalah sebagai berikut:

1. Ir. Soekarno
2. Wachid Hasyim
3. Mr. Muh. Yamin
4. Mr. Maramis
5. Drs. Moh. Hatta
6. Mr. Soebarjo
7. Kyai Abdul Kahar Muzakir
8. Abikoesmo Tjokrosoejoso
9. Haji Agus Salim

Panitia sembilan ini mengadakan pertemuan secara sempurna dan mencapai


suatu hasil baik yaitu suatu persetujuan antara golongan islam dengan golongan

12
kebangsaan. Adapun naskah preambule yang disusun oleh panitia sembilan
tersebut pada bagian terakhir adalah sebagai berikut :

......maka disusunlah kemerdekaan bangsa Indonesia itu dalam suatu hukum


dasar negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu negara Republik Indonesia
yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada : Ketuhanan dengan
kewajiban menjalankan syari’at islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan sreta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosisal bagi seluruh rakyat Indonesia

Setelah sidang tersebut dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan.


Panitia sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan
yang dituangkan dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat dalam
rumusan dasar negara sebagai berikut:

1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemelukpemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.
3. Persatuan Indonesia.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam
permusyawaratan/perwakilan.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam


Jakarta.Pada sidang kedua BPUPKI tgl 10 Juli 1945 dibicarakan mengenai materi
undang-undang dasar dan penjelasannya. Sidang kedua ini juga berhasil
menentukan bentuk negara Indonesia yaitu Republik. Seiring berjalannya waktu,
dibentuklah PPKI yang bertugas melanjutkan tugas BPUPKI.

Seiring dengan kekalahan Jepang, para pemuda mendesaak agar kemerdekaan


dilaksanakan secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya Soekarno-Hatta

13
bersedia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus
1945 atas nama bangsa Indonesia.

Dalam sidang BPUPKI kedua ini pemakaian istilah hukum dasar diganti
dengan istilah undang-undang dasar. Keputusan penting dalam rapat ini adalah
tentang bentuk negara republik dan luas wilayah negara baru. tujuan anggota
badan penyelidik adalah menghendaki Indonesia raya yang sesungguhnya yang
mempersatukan semua kepulauan Indonesia. Susunan Undang Undang Dasar
yang diusulkan terdiri atas tiga bagian yaitu :Pernyataan Indonesia merdeka,
yang berupa dakwaan dimuka dunia atas Penjajahan Belanda Pembukaan yang
didalamnya terkandung dasar negara Pancasila Pasal-pasal Undang Undang
Dasar.

e. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Setelah Jepang menyerah pada sekutu, maka kesempatan itu dipergunakan


sebaikbaiknya oleh para pejuang kemerdekaan bangsa indonesia. Untuk mempersiapkan
Proklamasi tersebut maka pada tengah malam, Soekarno-Hatta pergi ke rumah
Laksamana Maeda di Oranye Nassau Boulevard (sekarang Jl.imam bonjol No.1).

Setelah diperoleh kepastian maka Soekarno-Hatta mengadakan pertemuan pada


larut malam dengan Mr. Achmad Soebardjo, Soekarni, Chaerul Saleh, B.M. Diah, Sayuti
Melik, Dr. buntaran, Mr. Iwakusuma Sumantri dan beberapa anggota PPKI untuk
merumuskan redaksi naskah Proklamasi. Pada pertemuan tersebut akhirnya konsep
Soekarno lah yang diterima dan diketik oleh Sayuti Melik.

Kemudian pagi harinya pada tanggal 17 Agustus 1945 di Pegangsaan timur 56


jakarta, tepat pada hari jumat legi, jam 10 pagi waktu Indonesia barat (Jam 11.30 waktu
jepang), Bung Karno dengan didampingi Bung Hatta membacakan naskah Proklamasi
dengan khidmad dan diawali dengan pidato, sebagai berikut :

PROKLAMASI

14
Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan Kemerdekaan Indonesia. Hal-hal yeng
mengenai pemindahan kekuasaan dan lain-lain diselenggarakan dengan cara seksama
dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Jakarta 17 Agustus 1945


Atas Nama Bangsa Indonesia
Soekarno-Hatta

Sehari setelah Proklamasi keesokan harinya pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
mengadakan sidangnya yang pertama.
:::::Sidang Pertama (18 Agustus 1945)::::::
Sidang pertama PPKI dihadiri 27 orang dan menghasilkan keputusan-keputusan
sebagai berikut :
1. Mengesahkan Undang-Undang dasar 1945 yang meliputi :
Setelah melakukan beberapa perubahan pada piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

1. Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari badan


penyilidik pada tanggal 17 juli 1945, setelah mengalami berbagai perubahan
karena berkaitan dengan perubahan piagam Jakarta, kemudian berfungsi
sebagai undang-undang dasar 1945
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama
3. Menetapkan berdirinya Komite Nasional Indonesia Pusat sebagai badan
Musyawarah darurat.

15
# Sejarah Mempertahankan Kemerdekaan
1. Masa setelah proklamasi kemerdekaan
Secara ilmiah masa Proklamasi kemerdekaan dapat mengandung pengertian
sebagai berikut :

1. Dari sudut hukum ( secara yuridis) proklamasi merupakan saat tidak berlakunya tertib
hukum kolonial.
2. Secara politis ideologis proklamasi mengandung arti bahwa bangsa indonesia terbebas
dari penjajahan bangsa asing melalui kedaulatan untuk menentukan nasib sendiri
dalam suatu negara Proklamasi Republik Indonesia.

Setelah prokamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 ternyata bangsa indonesia


masih menghadapi kekuatan sekutu yang berupaya menanamkan kembali kekuasaan
Belanda di Indonesia, yaitu pemaksaan untuk mengakui pemerintahan Nica ( Netherland
Indies Civil Administration). Selain itu belanda secara licik mempropagandakan kepada
dunia luar bahwa negara Proklamasi RI. Hadiah pasis Jepang.
Untuk melawan propaganda Belanda pada dunia internasional, maka pemerintah RI
mengelurkan tiga buah maklumat :

1. Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945 yang menghentikan


kekuasaan luar biasa dari Presiden sebelum masa waktunya (seharusnya berlaku
selama enam bulan). Kemudian maklumat tersebut memberikan kekuasaan tersebut
kepada MPR dan DPR yang semula dipegan oleh Presiden kepada KNIP.
2. Maklumat pemerintah tanggal 03 Nopember 1945, tantang pembentukan partai politik
yang sebanyak –banyaknya oleh rakyat. Hal ini sebagai akibat dari anggapan pada
saat itu bahwa salah satu ciri demokrasi adalah multi partai. Maklumat tersebut juga
sebagai upaya agar dunia barat menilai bahwa negara Proklamasi sebagai negara
Demokratis.
3. Maklumat pemerintah tanggal 14 Nopember 1945, yang intinya maklumat ini
mengubah sistem kabinet Presidental menjadi kabinet parlementer berdasarkan asas
demokrasi liberal.

16
2. Agresi belanda 1

"Operatie Product" (bahasa Indonesia: Operasi Produk) atau yang dikenal di


Indonesia dengan nama Agresi Militer Belanda I adalah operasi militer Belanda di
Jawa dan Sumatra terhadap Republik Indonesia yang dilaksanakan dari 21 Juli 1947
sampai 5 Agustus 1947. Operasi Produk merupakan istilah yang dibuat oleh Letnan
Gubernur Jenderal Johannes van Mook yang menegaskan bahwa hasil Perundingan
Linggarjati pada tanggal 25 Maret 1947 tidak berlaku lagi.[1] Operasi militer ini
merupakan bagian dari Aksi Polisionil yang diberlakukan Belanda dalam rangka
mempertahankan penafsiran Belanda atas Perundingan Linggarjati. Dari sudut pandang
Republik Indonesia, operasi ini dianggap merupakan pelanggaran dari hasil Perundingan
Linggarjati.

Latar Belakang Kejadian ialah Kemenangan Jepang dalam[Perang Asia Timur


Raya]menyebabkan Belanda harus meninggalkan Indonesia pada tahun 1942. Setelah itu,
Indonesia dijajah oleh Jepang hingga pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia
menyatakan Kemerdekaannya. Pada tanggal 23 Agustus 1945, [pasukan Sekutu] dan
[NICA] mendarat di Sabang, Aceh. Mereka tiba di Jakarta pada 15 September 1945.
Selain membantu Sekutu untuk melucuti tentara Jepang yang tersisa, NICA di bawah
pimpinan van Mook atas perintah Kerajaan Belanda membawa kepentingan lain, yaitu
menjalankan pidato Ratu Wilhelmina terkait konsepsi kenegaraan di Indonesia.Pidato
pada tanggal 6 Desember 1942 melalui siaran radio menyebutkan bahwa di kemudian
hari akan dibentuk sebuah persemakmuran antara Kerajaan Belanda dan Hindia
(Indonesia) di bawah naungan Kerajaan Belanda.

Perjanjian resmi pertama yang dilakukan Belanda dan Indonesia setelah


kemerdekaan adalah Perundingan Linggarjati. Van Mook bertindak langsung sebagai
wakil Belanda, sedangkan Indonesia mengutus Soetan Sjahrir, Mohammad
Roem, Susanto Tirtoprojo, dan A.K. Gani. Inggris sebagai pihak penengah diwakili oleh
Lord Killearn. Namun, realisasi di lapangan tidak sepenuhnya berjalan mulus hingga

17
pada tanggal 15 Juli 1947, van Mook mengeluarkan ultimatum supaya RI menarik
mundur pasukan sejauh 10 km dari garis demarkasi. Pimpinan RI menolak permintaan
Belanda tersebut. Pada tanggal 20 Juli 1947, Van Mook menyatakan melalui siaran radio
bahwa Belanda tidak terikat lagi pada hasil Perundingan Linggarjati. Kurang dari 24 jam
setelah itu, Agresi Militer Belanda I pun dimulai. Tujuan utama agresi Belanda adalah
merebut daerah-daerah perkebunan yang kaya dan daerah yang memiliki sumber daya
alam, terutama minyak. Namun sebagai kedok untuk dunia internasional, Belanda
menamakan agresi militer ini sebagai Aksi Polisionil, dan menyatakan tindakan ini
sebagai urusan dalam negeri. Pada saat itu jumlah tentara Belanda telah mencapai lebih
dari 100.000 orang, dengan persenjataan yang modern, termasuk persenjataan berat yang
dihibahkan oleh tentara Inggris dan tentara Australia.

Dimulainya operasi militer yaitu Konferensi pers pada malam 20 Juli di istana, di
mana Gubernur Jenderal Ilham Ard mengumumkan pada wartawan tentang dimulainya
Aksi Polisionil Belanda pertama . Serangan di beberapa daerah, seperti di Jawa Timur,
bahkan telah dilancarkan tentara Belanda sejak tanggal 21 Juli malam, sehingga dalam
bukunya, J. A. Moor menulis agresi militer Belanda I dimulai tanggal 20 Juli 1947.
Belanda berhasil menerobos ke daerah-daerah yang dikuasai oleh Republik Indonesia di
Sumatra, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Fokus serangan tentara Belanda di tiga tempat, yaitu Sumatra Timur, Jawa Tengah
dan Jawa Timur. Di Sumatra Timur, sasaran mereka adalah daerah perkebunan tembakau,
di Jawa Tengah mereka menguasai seluruh pantai utara, dan di Jawa Timur, sasaran
utamanya adalah wilayah yang terdapat perkebunan tebu dan pabrik-pabrik gula.

Pada agresi militer pertama ini, Belanda juga mengerahkan kedua pasukan
khusus, yaitu Korps Speciale Troepen (KST) di bawah Westerling yang kini berpangkat
Kapten, dan Pasukan Para I (1e para compagnie) di bawah Kapten C. Sisselaar. Pasukan
KST (pengembangan dari DST) yang sejak kembali dari Pembantaian Westerling di
Sulawesi Selatan belum pernah beraksi lagi, kini ditugaskan tidak hanya di Jawa,
melainkan dikirim juga ke Sumatra Barat. Agresi tentara Belanda berhasil merebut
daerah-daerah di wilayah Republik Indonesia yang sangat penting dan kaya seperti kota
pelabuhan, perkebunan dan pertambangan.

18
Pada 29 Juli 1947, pesawat Dakota Republik dengan simbol Palang Merah di
badan pesawat yang membawa obat-obatan dari Singapura, sumbangan Palang Merah
Malaya ditembak jatuh oleh Belanda dan mengakibatkan tewasnya Komodor Muda
Udara Mas Agustinus Adisucipto, Komodor Muda Udara dr. Abdulrahman Saleh dan
Perwira Muda Udara I Adisumarno Wiryokusumo.

Campur tangan PBB Pemerintah Republik Indonesia secara resmi mengadukan


agresi militer yang dilakukan oleh Belanda ke PBB, karena agresi militer tersebut dinilai
telah melanggar suatu perjanjian Internasional, yaitu Persetujuan Linggarjati. Belanda
ternyata tidak memperhitungkan reaksi keras dari dunia internasional, termasuk Inggris,
yang tidak lagi menyetujui penyelesaian secara militer. Atas permintaan India dan
Australia, pada 31 Juli 1947 masalah agresi militer yang dilancarkan Belanda dimasukkan
ke dalam agenda Dewan Keamanan PBB. PBB langsung merespons dengan
mengeluarkan resolusi tertanggal 1 Agustus 1947 yang isinya menyerukan agar konflik
bersenjata dihentikan. PBB mengakui eksistensi RI dengan menyebut nama “Indonesia”,
bukan “Netherlands Indies” atau “Hindia Belanda” dalam setiap keputusan resminya.

Sejak resolusi pertama, yaitu resolusi No. 27 tanggal 1 Augustus 1947, kemudian
resolusi No. 30 dan 31 tanggal 25 Agustus 1947, resolusi No. 36 tanggal 1 November
1947, serta resolusi No. 67 tanggal 28 Januari 1949, Dewan Keamanan PBB selalu
menyebutkan konflik antara Republik Indonesia dengan Belanda sebagai The Indonesian
Question. Atas tekanan Dewan Keamanan PBB, pada tanggal 15 Agustus 1947
Pemerintah Belanda akhirnya menyatakan akan menerima resolusi Dewan Keamanan
untuk menghentikan pertempuran. Pada 17 Agustus 1947 Pemerintah Republik Indonesia
dan Pemerintah Belanda menerima Resolusi Dewan Keamanan untuk melakukan
gencatan senjata, dan pada 25 Agustus 1947 Dewan Keamanan membentuk suatu komite
yang akan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Komite ini awalnya
hanyalah sebagai Committee of Good Offices for Indonesia (Komite Jasa Baik Untuk
Indonesia), dan lebih dikenal sebagai Komisi Tiga Negara (KTN), karena beranggotakan
tiga negara, yaitu Australia yang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda
dan Amerika Serikat sebagai pihak yang netral. Australia diwakili oleh Richard C. Kirby,
Belgia diwakili oleh Paul van Zeeland dan Amerika Serikat menunjuk Dr. Frank Graham.

19
Gencatan senjata akhirnya tercipta, akan tapi hanya untuk sementara. Belanda
kembali mengingkari janji dalam perjanjian yang disepakati berikutnya dengan
menggencarkan operasi militer yang lebih besar pada 19 Desember 1948. operasi militer
tersebut dikenal dengan Agresi Militer Belanda II.

3. Agresi belanda 2

Agresi Militer Belanda II atau Operasi Gagak (bahasa Belanda: Operatie Kraai)
terjadi pada 19 Desember 1948 yang diawali dengan serangan terhadap Yogyakarta, ibu
kota Indonesia saat itu, serta penangkapan Soekarno, Mohammad Hatta, Sjahrir dan
beberapa tokoh lainnya. Jatuhnya ibu kota negara ini menyebabkan dibentuknya
Pemerintah Darurat Republik Indonesia di Sumatra yang dipimpin oleh Sjafruddin
Prawiranegara.

Pada hari pertama Agresi Militer Belanda II, mereka menerjunkan pasukannya di
Pangkalan Udara Maguwo dan dari sana menuju ke Ibu kota RI di Yogyakarta. Kabinet
mengadakan sidang kilat. Dalam sidang itu diambil keputusan bahwa pimpinan negara
tetap tinggal dalam kota agar dekat dengan Komisi Tiga Negara (KTN) sehingga
kontakkontak diplomatik dapat diadakan.

=Serangan ke Maguwo

Tanggal 18 Desember 1948 pukul 23.30, siaran radio Antara dari Jakarta
menyebutkan, bahwa besok paginya Wakil Tinggi Mahkota Belanda, Dr. Beel, akan
menyampaikan pidato yang penting.

Sementara itu Jenderal Spoor yang telah berbulan-bulan mempersiapkan rencana


pemusnahan TNI memberikan instruksi kepada seluruh tentara Belanda di Jawa dan
Sumatra untuk memulai penyerangan terhadap kubu Republik. Operasi tersebut
dinamakan "Operasi Kraai" .

20
Pukul 2.00 pagi 1e para-compgnie (pasukan para I) KST di Andir memperoleh
parasut mereka dan memulai memuat keenambelas pesawat transportasi, dan pukul 3.30
dilakukan briefing terakhir. Pukul 3.45 Mayor Jenderal Engles tiba di bandar udara Andir,
diikuti oleh Jenderal Spoor 15 menit kemudian. Dia melakukan inspeksi dan
mengucapkan pidato singkat. Pukul 4.20 pasukan elit KST di bawah pimpinan Kapten
Eekhout naik ke pesawat dan pukul 4.30 pesawat Dakota pertama tinggal landas. Rute
penerbangan ke arah timur menuju Maguwo diambil melalui Lautan Hindia. Pukul 6.25
mereka menerima berita dari para pilot pesawat pemburu, bahwa zona penerjunan telah
dapat dipergunakan. Pukul 6.45 pasukan para mulai diterjunkan di Maguwo.

Seiring dengan penyerangan terhadap bandar udara Maguwo, pagi hari tanggal 19
Desember 1948, WTM Beel berpidato di radio dan menyatakan, bahwa Belanda tidak
lagi terikat dengan Persetujuan Renville. Penyerbuan terhadap semua wilayah Republik di
Jawa dan Sumatra, termasuk serangan terhadap Ibu kota RI, Yogyakarta, yang kemudian
dikenal sebagai Agresi Militer Belanda II telah dimulai. Belanda konsisten dengan
menamakan agresi militer ini sebagai "Aksi Polisional".

Penyerangan terhadap Ibu kota Republik, diawali dengan pengeboman atas


lapangan terbang Maguwo, di pagi hari. Pukul 05.45 lapangan terbang Maguwo dihujani
bom dan tembakan mitraliur oleh 5 pesawat Mustang dan 9 pesawat Kittyhawk.
Pertahanan TNI di Maguwo hanya terdiri dari 150 orang pasukan pertahanan pangkalan
udara dengan persenjataan yang sangat minim, yaitu beberapa senapan dan satu senapan
anti pesawat 12,7. Senjata berat sedang dalam keadaan rusak. Pertahanan pangkalan
hanya diperkuat dengan satu kompi TNI bersenjata lengkap. Pukul 06.45, 15 pesawat
Dakota menerjunkan pasukan KST Belanda di atas Maguwo. Pertempuran merebut
Maguwo hanya berlangsung sekitar 25 menit. Pukul 7.10 bandara Maguwo telah jatuh ke
tangan pasukan Kapten Eekhout. Di pihak Republik tercatat 128 tentara tewas, sedangkan
di pihak penyerang, tak satu pun jatuh korban.

Sekitar pukul 9.00, seluruh 432 anggota pasukan KST telah mendarat di Maguwo,
dan pukul 11.00, seluruh kekuatan Grup Tempur M sebanyak 2.600 orang –termasuk dua
batalyon, 1.900 orang, dari Brigade T- beserta persenjataan beratnya di bawah pimpinan

21
Kolonel D.R.A. van Langen telah terkumpul di Maguwo dan mulai bergerak ke
Yogyakarta.

Serangan terhadap kota Yogyakarta juga dimulai dengan pengeboman serta


menerjunkan pasukan payung di kota. Di daerah-daerah lain di Jawa antara lain di Jawa
Timur, dilaporkan bahwa penyerangan bahkan telah dilakukan sejak tanggal 18 Desember
malam hari. Segera setelah mendengar berita bahwa tentara Belanda telah memulai
serangannya, Panglima Besar Soedirman mengeluarkan perintah kilat yang dibacakan di
radio tanggal 19 Desember 1948 pukul 08.00.

=Pemerintahan Darurat

Soedirman dalam keadaan sakit melaporkan diri kepada Presiden. Soedirman


didampingi oleh Kolonel Simatupang, Komodor Suriadarma serta dr. Suwondo, dokter
pribadinya. Kabinet mengadakan sidang dari pagi sampai siang hari. Karena merasa tidak
diundang, Jenderal Soedirman dan para perwira TNI lainnya menunggu di luar ruang
sidang. Setelah mempertimbangkan segala kemungkinan yang dapat terjadi, akhirnya
Pemerintah Indonesia memutuskan untuk tidak meninggalkan Ibu kota. Mengenai hal-hal
yang dibahas serta keputusan yang diambil dalam sidang kabinet tanggal 19 Desember
1948. Berhubung Soedirman masih sakit, Presiden berusaha membujuk supaya tinggal
dalam kota, tetapi Sudirman menolak. Simatupang mengatakan sebaiknya Presiden dan
Wakil Presiden ikut bergerilya. Menteri Laoh mengatakan bahwa sekarang ternyata
pasukan yang akan mengawal tidak ada. Jadi Presiden dan Wakil Presiden terpaksa
tinggal dalam kota agar selalu dapat berhubungan dengan KTN sebagai wakil PBB.
Setelah dipungut suara, hampir seluruh Menteri yang hadir mengatakan, Presiden dan
Wakil Presiden tetap dalam kota.

Sesuai dengan rencana yang telah dipersiapkan oleh Dewan Siasat, yaitu basis
pemerintahan sipil akan dibentuk di Sumatra, maka Presiden dan Wakil Presiden
membuat surat kuasa yang ditujukan kepada Mr. Syafruddin Prawiranegara, Menteri
Kemakmuran yang sedang berada di Bukittinggi. Presiden dan Wakil Presiden mengirim
kawat kepada Syafruddin Prawiranegara di Bukittinggi, bahwa ia diangkat sementara

22
membentuk satu kabinet dan mengambil alih Pemerintah Pusat. Pemerintahan Syafruddin
ini kemudian dikenal dengan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia. Selain itu, untuk
menjaga kemungkinan bahwa Syafruddin tidak berhasil membentuk pemerintahan di
Sumatra, juga dibuat surat untuk Duta Besar RI untuk India, dr. Sudarsono, serta staf
Kedutaan RI, L. N. Palar dan Menteri Keuangan Mr. A.A. Maramis yang sedang berada
di New Delhi.

Empat Menteri yang ada di Jawa namun sedang berada di luar Yogyakarta
sehingga tidak ikut tertangkap adalah Menteri Dalam Negeri, dr. Sukiman, Menteri
Persediaan Makanan,Mr. I.J. Kasimo, Menteri Pembangunan dan Pemuda, Supeno, dan
Menteri Kehakiman, Mr. Susanto. Mereka belum mengetahui mengenai Sidang Kabinet
pada 19 Desember 1948, yang memutuskan pemberian mandat kepada Mr. Syafrudin
Prawiranegara untuk membentuk Pemerintah Darurat di Bukittinggi, dan apabila ini tidak
dapat dilaksanakan, agar dr. Sudarsono, Mr. Maramis dan L.N. Palar membentuk Exile
Government of Republic Indonesia di New Delhi, India.

Pada 21 Desember 1948, keempat Menteri tersebut mengadakan rapat dan


hasilnya disampaikan kepada seluruh Gubernur Militer I, II dan III, seluruh Gubernur
sipil dan Residen di Jawa, bahwa Pemerintah Pusat diserahkan kepada 3 orang Menteri
yaitu Menteri Dalam Negeri, Menteri Kehakiman, Menteri Perhubungan.

= Pengasingan Pimpinan Republik

Pada pukul 07.00 WIB tanggal 22 Desember 1948 Kolonel D.R.A. van Langen
memerintahkan para pemimpin republik untuk berangkat ke Pelabuhan Udara Yogyakarta
untuk diterbangkan tanpa tujuan yang jelas. Selama di perjalanan dengan menggunakan
pesawat pembom B-25 milik angkatan udara Belanda, tidak satupun yang tahu arah
tujuan pesawat, pilot mengetahui arah setelah membuka surat perintah di dalam pesawat,
akan tetapi tidak disampaikan kepada para pemimpin republik. Setelah mendarat di
Pelabuhan Udara Kampung Dul Pangkalpinang (sekarang Bandara Depati Amir) para
pemimpin republik baru mengetahui, bahwa mereka diasingkan ke Pulau Bangka, akan
tetapi rombongan Presiden Soekarno, Sutan Sjahrir, dan Menteri Luar Negeri Haji Agus

23
Salim terus diterbangkan lagi menuju Medan, Sumatra Utara, untuk kemudian diasingkan
ke Brastagi dan Parapat, sementara Drs. Moh. Hatta (Wakil Presiden), RS. Soerjadarma
(Kepala Staf Angkatan Udara), MR. Assaat (Ketua KNIP) dan MR. AG. Pringgodigdo
(Sekretaris Negara) diturunkan di pelabuhan udara Kampung Dul Pangkalpinang dan
terus dibawa ke Bukit Menumbing Mentok dengan dikawal truk bermuatan tentara
Belanda dan berada dalam pengawalan pasukan khusus Belanda, Corps Speciale Troepen.

=Gerilya

Setelah itu Soedirman meninggalkan Yogyakarta untuk memimpin gerilya dari


luar kota. Perjalanan bergerilya selama delapan bulan ditempuh kurang lebih 1000 km di
daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tidak jarang Soedirman harus ditandu atau
digendong karena dalam keadaan sakit keras. Setelah berpindah-pindah dari beberapa
desa rombongan Soedirman kembali ke Yogyakarta pada tanggal 10 Juli 1949. Kolonel
A.H. Nasution, selaku Panglima Tentara dan Teritorium Jawa menyusun rencana
pertahanan rakyat Totaliter yang kemudian dikenal sebagai Perintah Siasat No 1 Salah
satu pokok isinya ialah: Tugas pasukan-pasukan yang berasal dari daerah-daerah federal
adalah ber wingate (menyusup ke belakang garis musuh) dan membentuk
kantongkantong gerilya sehingga seluruh Pulau Jawa akan menjadi medan gerilya yang
luas.

Salah satu pasukan yang harus melakukan wingate adalah pasukan Siliwangi.
Pada tanggal 19 Desember 1948 bergeraklah pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah menuju
daerah-daerah kantong yang telah ditetapkan di Jawa Barat. Perjalanan ini dikenal dengan
nama Long March Siliwangi. Perjalanan yang jauh, menyeberangi sungai, mendaki
gunung, menuruni lembah, melawan rasa lapar dan letih dibayangi bahaya serangan
musuh. Sesampainya di Jawa Barat terpaksa pula menghadapi gerombolan DI/TII

24
4. Gangguan keamanan dalam negeri

Pada masa awal kemerdekaan, Indonesia mengalami beberapa peristiwa


pergolakan di dalam negeri.

Puncaknya adalah peristiwa Gerakan 30 September atau dikenal dengan G30S.


Sebelum peristiwa G30S, beberapa pemberontakan juga pernah terjadi di Indonesia.
Berikut di antaranya: Peristiwa PKI Madiun 1946 Dilansir dari Sejarah Indonesia
Modern (2008) karya MC Ricklefs, peristiwa PKI Madiun 1948 merupakan bentuk
kekecewaan hasil perundingan Renville. Di mana Indonesia mendapat kerugian yang
sangat besar. Kekecewaan tersebut mengakibatkan PKI menginginkan kembali kekuasaan
di bawah pemerintahan Amir Syariffudin. Dalam buku Lubang-Lubang Pembantaian
PKI di Madiun (1990) karya Maksum, Amir yang merasa kecewa kemudian membentuk
Front Demokrasi Rakyat (FDR) pada 28 Juni 1948, di mana PKI menjadi salah satu yang
tergabung di dalamnya. Muso dan Amir menggoyahkan kepercayaan masyarakat dengan
menghasut dan membuat semua golongan menjadi bermusuhan dan mencurigai satu sama
lain. Untuk menumpas pemberontakan ini, pemerintah mengirim divisi Siliwangi I dan II
di bawah pemerintahan Kolonel Soengkono dan Kolonel Soebroto. Akibatnya beberapa
tokoh PKI melarikan diri ke Tiongkok dan Vietnam, Muso terbunuh, dan Amir ditangkap
kemudian dihukum mati pada 20 Desember 1948.

Pemberontakan DI/TII Awal pemberontakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia


(DI/TII) terjadi di Jawa Barat pada 7 Agustus 1949. Pemberontakan tidak hanya berhenti
di situ saja, tetapi meluas hingga Aceh, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, dan Sulawesi
Selatan. Kartosuwirjo yang merupakan pemimpin DI/TII tidak mau mengakui
pemerintah RI di Jawa Barat akibat penghapusan kesepakatan Perjanjian Renville.
Pemerintah kemudian mengerahkan TNI untuk menumpas pemberontakan DI/TII dalam
operasi Bratayudha dan Pagar Betis. Akibatnya, Sekarmadji Madijan Kartosoewirjo
dijatuhi hukuman mati.

Pemberontakan APRA Latar belakang pemberontakan APRA karena adanya friksi


dalam tubuh Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS). Raymond
Wasterling yang saat itu menjabat sebagai pimpinan AngkatanPerang Ratu Adil (APRA)
menyatakan bahwa Indonesia telah mengalami penjajahan Belanda dan Jepang. Sehingga

25
membutuhkan kemakmuran seperti yang diramalkan Ramalan Jayabaya. Keganasan
APRA yang telah membunuh 79 anggota APRIS atau Angkatan Perang RIS dan
penduduk sipil, membuat APRIS mengejar segeromblan APRA. Berkat APRIS, APRA
gagal dalam menculik semua menteri dan Menteri Pertahanan Sultan Hamengkubuwono
IX serta Pejabat Staf Angkatan Perang Kolonel TB. Simatupang. Hingga akhirnya
Westerling meninggalkan Indonesia dan usaha APRA menjadi sia-sia.

Peristiwa Andi Aziz Pemberontakan ini dipelopori oleh Andi Azis pada tahun
1950 yang dianggap sebagai mantan perwira KNIL. Latar bleakang peristiwa ini karena
Andi Azisi ngin mempertahankan Negara Indonesia Timur. Di samping itu faktor lainnya
disebabkan adanya keinginan Andi Azis untuk menentang campur tangan APRIS
(Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) terhadap konflik yang ada di Sulawesi
Selatan. Untuk menanggulangi pemberontakan ini, pemerintah meminta Andi Azis untuk
melaporkan diri ke Jakarta agar dapat mempertanggungjawabkan yang sudah ia lakukan.
Setelah didesak oleh Sukawati selaku presiden Negara Indonesia Timur (negara bagian
RIS pada tahun 1946-1950), akhirnya Andi Azis ditangkap. Hingga kemudian tentara
APRIS dan KL-KNIL melakukan baku tembak dan pemberontakan ini berakhir setelah
Andi Azis meninggal dan KNIL (Koninklijk Nederlandsch-Indische Leger) sebagai
tentara Kerajaan Hindia Belanda meninggalkan Makassar.

5. Kaelan

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Merupakan suatu fakta historis yang sukar dibantah, bahwa sebelum tanggal 1
Juni 1945 yang disebutsebagai tanggal “lahirnya” Pancasila Ir. Soekarno yang diakui
sebagai tokoh nasional yang menggaliPancasila tidak pernah berbicara atau menulis
tentang Pancasila, baik sebagai pandangan hidupmaupun, atau apalagi, sebagai dasar
negara. Dalam pidato yang beliau sampaikan tanpa konsep padatanggal tersebut, yang

26
mendapat berkali-kaliapplause dari para anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), beliau menjelaskan bahwa gagasan
tentangPancasila tersebut terbersit bagaikan ilham setelah mengadakan renungan pada
malam sebelumnya.Renungan itu beliau lakukan untuk mencari jawaban terhadap
pertanyaan Dr RadjimanWedyodiningrat, Ketua BPUPKI, tentang apa dasar negara
Indonesia yang akan dibentuk.

Bangsa Indonesia telah melalui masa kelamnya menjadi masa yang jaya. Adanya
sifat-sifat kepancasilaan sudah ada dalam masa-masa atau zaman-zaman kerajaan bahkan
sebelum kerajaan Majapahit. Pancasila sangat berarti bagi konteks perjuangan bangsa
Indonesia. Dengan adanya pancasila, kita bisa menjadi pribadi-pribadi yang mampu
menghargai sesame diri sendiri dan agama.

B. Saran

Kita sebagai penerus bangsa haruslah bangga dengan bangsa kita, yaitu Indonesia.
Selain bangga menjadi warga negaranya, kita harus menerapkan landasan-landasan yang
telah tercetus terdahulu. Semoga kita semua mampu mengamalkan pancasila, dan bisa
mengajak orang lain untuk mengamalkannya pula

27

Das könnte Ihnen auch gefallen