Sie sind auf Seite 1von 12

BAB I pendahuluan.

A. Latar Belakang

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang dikenal sebagai Nusantara,yang
artinya negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau yang terbentang dari Sabang sampai
Merauke, dan didiami oleh ratusan juta penduduk. NKRI dikenal juga sebagai negara yang memiliki
keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang berbeda-beda sehingga tercermin dalam satu ikatan
“Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda beda tetapi tetap satu juga”.

Indonesia mengalami beberapa kali pergantian bentuk negara, mulai dari tanggal 6-15 Desember
1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS), kemudian tanggal 27 Desember 1949 belanda
mengakui kedaulatan Indonesia berubah menjadi Negara Serikat, bangsa Indonesia bertekad untuk
mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi
dibubarkan dan Indonesia kembali ke bentuk negara kesatuan. Tujuan NKRI adalah seperti yang
tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yaitu pada alinea ke 4 yang berbunyi “Melindungi segenap
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, Memajukan kesejahteraan umum,
Mencerdaskan kehidupan bangsa, dan Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan social”.

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak
untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa
adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk
menggantikan bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan oleh
rakyat. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Kita sebagai generasi penerus wajib
turut serta dalam usaha membela negara. Menjaga sikap dan perilaku dalam mempertahankan
NKRI.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

Sebelum masuk pada pengertian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terlebih dahulu kita
harus mengetahui pengertian dari negara. Menurut Dr. Wiryono Prodjodikoro, mengemukakan
bahwa negara adalah suatu organisasi di antara sekelompok manusia yang bersama-sama mendiami
suatu wilayah tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan sekelompok atau beberapa kelompok manusia tersebut. Sekumpulan manusia tersebut
merupakan suatu masyarakat tertentu didalamnya, negara bukan merupakan satu-satunya
organisasi di antara mereka. Dengan kata lain masih terdapat organisasi lain didalamnya seperti
organisasi keagamaan, kesusilaan, kepartaian, perdagangan yang terlepas dari soal kenegaraan.
Menurut Kranenburg, negara adalah suatu organisasi kekuasaan yang diciptakan oleh sekelompok
manusia yang disebut bangsa. Sedangkan menurut Robert M. Mclver, negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan penertiban di dalam masyarakat di dalam suatu wilayah dengan berdasarkan
sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi
kekuasaan untuk memaksa.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa negara merupakan suatu organisasi
masyarakat yang mendiamani suatu wilayah tertentu yang menyelenggarakan penertiban
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah. Negara terbentuk karena
adanya rakyat atau masyarakat, wilayah dan pemerintahan yang berdaulat.

Negara kesatuan merupakan pemerintah pusat menjalankan kedaulatan tertinggi negara. Agar tidak
sewenang-wenang, aktivitas pemerintah pusat diawasi dan dibatasi oleh undang-undang.
Konsekuensi logis dari posisinya sebagai penyelenggara kedaulatan negara, maka unit-unit
pemerintahan yang dibentuk dan berada di bawah pemerintahan pusat harus tunduk kepada
pemerintah pusat. Tanpa disertai ketundukan dan kepatuhan secara organisasional berdasarkan
peraturan perundang-undang yang berlaku, akan terjadi tumpang tindih dan tabrakan dalam
pelaksanaan kewenangan (prinsip unity of command).

Negara kesatuan dapat dibedakan dalam dua bentuk, yaitu: negara kesatuan dengan sistem
sentralisasi dan negara kesatuan dengan sistem desentralisasi. Negara kesatuan dengan sistem
sentralisasi segala sesuatu dalam negara langsung diatur dan diurus oleh pemerintah pusat dan
daerahdaerah hanya tinggal melaksanakan segala apa yang telah diintruksikan oleh pemerintah
pusat. Sedangkan dalam negara kesatuan dengan sistem desentralisasi, kepada daerah-daerah
diberikan kesempatan dan kekuasaan untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri
(otonomi daerah) yang dinamakan dengan daerah otonom.3

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) negara kesatuan berbentuk republik dengan sistem
desentralisasi (pasal 18 UUD 1945), di mana pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-
luasnya di luar bidang pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan
pemerintah pusat. Pasal 18 UUD 45 menyebutkan bahwa:

1. Negara Kesatuan Republik Indonesia bagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi
atas kabupaten dan kota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten dan kota itu mempunyai
pemerintahan daerah yang diatur dengan undang-undang.
2. Pemerintahan Daerah Provinsi, daerah kabupaten dan kota mengatur dengan mengurus
sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.

3. Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten dan kota memiliki DPRD yang anggotanya
dipilih melalui pemilihan umum.

4. Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan daerah


provinsi, kabupaten dan kota dipilih secara demokrasi.

5. Pemerintah daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya kecuali urusan pemerintahan yang


oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah pusat.

6. Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturanperaturan lain


untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.

7. Susunan dan tata cara penyelenggaran pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) disebut juga sebagai Nusantara yang artinya negara
kepulauan, dimana Indonesia terdiri dari dari beribu-ribu pulau dari sabang sampai merauke. Hakikat
negara dalam pengertian ini adalah negara yang merupakan suatu kesatuan dari unsur-unsur yang
membentuknya, yaitu rakyat yang terdiri atas berbagai macam etnis, suku bangsa, golongan,
kebudayaan, serta agama. Wilayah, yang terdiri atas beribu-ribu pulau yang sekaligus juga memiliki
sifat dan karakter yang berbeda-beda pula. Oleh karena itu negara persatuan adalah merupakan
satu negara, satu rakyat, satu wilayah dan tidak terbagi-bagi misalnya seperti negara serikat, satu
pemerintahan, satu tertib hukum yaitu tertib hukum nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu
Indonesia.

Meskipun bangsa Indonesia terdiri atas berbagai macam suku bangsa yang memiliki adat istiadat,
kebudayaan serta karakter yang berbeda-beda, memiliki agama yang berbeda-beda dan terdiri atas
beribu-ribu kepulauan wilayah nusantara Indonesia, namun keseluruhannya adalah merupakan
suatu persatuan yang tercermin dalam suatu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbeda-
beda tetap satu juga”. Yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia. Perbedaan adalah suatu
bawaan kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.

B. Dinamika Susunan dan Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia


“Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik”, petikan tersebut merupakan bunyi
ketentuan pasal 1 ayat (1) Undang-Udang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Berdasarkan
ketentuan tersebut dapat diketahui bahwa susunan negara Indonesia adalah kesatuan. Wujud
Negara Kesatuan Republik Indonesia semakin kukuh dilakukan perubahan dalam UUD tahun 1945.
Dalam proses amandemen terdapat ketentuan untuk tidak tidak mengubah pembukaan UUD 1945
dan tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai susunan negara Indonesia.
Konsep negara kesatuan adalah susunan negara yang ditetapkan sejak awal berdirinya negara
Indenesia. Selain itu, konsep negara kesatuan dipandang paling tepat untuk mewadahi ide persatuan
bangsa yang majemuk ditinjau dari berbagai latar belakang (dasar pemikiran).

Dalam penyelenggaraan kehidupan bernegara, Indonesia telah mengalami pergantian konstitusi.


Perubahan konstitusi tersebut memengaruhi bentuk negara dan sistem pemerintahan negara.
Dalam dinamika penyelenggaraan negara Indonesia menerapkan konsep negara kesatuan namun
pada pelaksanaannya konsep persatuan mengalami pergeseran menjadi konsep federal. Negara
Kesatuan Republik Indonesia adalah negara yang berekedaulatan rakyat dengan berdasarkan
ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan Indonesia, kerakyatan
yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia. Berikut ini dimanika kehidupan bernegara di Indonesia.

1. Periode 1945-1949

Periode ini menjadi tahun-tahun bersejarah dalam memperjuangkan dan mempertahankan


kemerdekaan Indonesia. Bapak proklamator Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu, Indonesia berhak menentukan sendiri ritme kehidupan
bernegara tanpa camper tangan pikhak lain.

Konsep negara kesatuan pada periode 1945-1949 dituangkan dalam Undang-Undang Dasar negara.
Pada periode tersebut Undang-undang Dasar negara Indonesia adalah UUD 19454. UUD 1945
menjadi konstitusi pertama yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Dalam UUD 1945 ditegaskan
beberapa hal tentang negara Indonesia.

a. Susunan bentuk negara ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (1) yang berbunyi
“negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbenyuk republik”.

b. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik.


c. Kedaulatan negara Indonesia adalah di tangan rakyak dan dilakukan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyak. Ketentuan ini ditegaskan dalam pasal 1 ayat
(2) yang berbunyi “kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya
oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat”.

d. Sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem presidensial. Ketentuan ini ditegaskan


dalam pasal 4 ayat (1) yang berbunyi “Presiden Republik Indonesia memegang
kekuasaan pemerintahan menurut Undang-undang Dasar”.

e. Lembaga-lembaga negara merurut konstitusi pertama terdiri atas MPR, Presiden,


Dewan Pertimbangan Agung (DPA), Dewan Perwakilan Rakya (DPR). Badan
Pemeriksa Keungan (BPK), dan Mahkamah Agung (MA).

2. Periode 1949-1950

Indonesia lahir kembali dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS). Republik Indonesia Serikat
adalah negara federasi yang berdiri pada tanggal 27 Desember 1949 sebagai hasil kesepakatan tiga
pihak dalam Konferensi Meja Bundar. Pada masa itu hukum dasar yang digunakan adalah konstitusi
RIS (Republik Indonesia Serikat). Konstitusi RIS berlaku berdasrkan keputusan presiden RIS Nomor 48
tahun1950 tentang mengumumkan Piagam Penandatanganan Konstitusi Republik Indonesia.
Diumumkan di Jakarta pada tanggal 6 Februari 1950 oleh menteri kehakiman.

Bentuk negara Indonesia pada periode tersebut mengalami pergeseran dari negara kesatuan
menjadi negara serikat. RIS merupakan bentuk negara federal. Negara RIS terdiri atas daerah
negaradan kesatuan kenegaraan yang tegak sendiri.

a. Daerah negara adalah negara bagian yaitu Republik Indonesia, Indonesia Timur, Pasundan,
Jawa Timur, Madura, dan Sumatra Timur.

b. Kesatuan kenegaraan yang tegak sendiri yaitu Jawa Tengah, Bangka Belitung, Riau,
Kalimantan Barat, Dayat Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur.

Berdasarkan ketentuan pasal 2 Undang-undang Dasar RIS, Republik Indonesia Serikat meliputi
seluruh daerah Indonesia sebagai berikut:
a. Negara Republik Indonesia, dengan daerah menurut status quo seperti tersebut dalam
persetujuan Renville tanggal 17 Januari 1948 meliputi negara Indonesia Timur, Negara
Pasundan (termasuk Distrik Federal Jakarta), Negara Jawa Timur, Negara Madura, Negara
Sumatra Timur (dengan pengertian status quo Asahan Selatan dan Labuhan Batu
berhubungan dengan Sumatra Timur tetap berlaku), dan Negara Sumatra Selatan.

b. Satuan-satuan kenegaraan yang tegak sendiri meliputi Jawa Tengah, Bangka, Belitung, Riau,
Kalimantan Barat, Dayat Besar, Daerah Banjar, Kalimantan Tenggara, dan Kalimantan Timur.
Daerah-daerah bagian tersebut memiliki kemerdekaan menentukan nasib sendiri dan
bersatu dalam ikatan federasi Republik Indonesia Serikat.

3. Periode 1950-1959

Pemerintahan berdasar Konstitusi RIS tidak berjalan karena negara RIS bukan cita-cita bangsa
Indonesia. Oleh karena itu muncul tuntutan untuk kembali pada negara kesatuan. Negarta-negara
yang tergabung dalam RIS satu persatu bergabung dengtan negara Republik Indonesia. Akibat
penggabungan tersebut,negara federasi RIS tinggal tiga negara bagian yaitu Negara Republik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatra Timur. Ketiga bagian negara itu
bermusyawarah dan akhirnya mencapai kata sepakat kembali pada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada tanggal 15 Agustus 1950
ditetapkan UUD Sementara yang merupakan perubahan dari konstitusi RIS. Perubahan Konstitusi RIS
menjadi UUD Sementara tertuang Dalam UU No 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi
Sementara Republik Indonesiaa menjadi UUD Sementara Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar
ini dikenal dengan UUDS 1950. Pada priode ini susunan negara telah kembali pada kesatuan. Konsep
Negara Kesatuan ditegaskan dalam Konstitusi yang beralaku pada masa itu yaitu UUDS. UUDS 1950
ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dan mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 1950.
Ketentuan negara kesatuan ditegaskan dalam pasal 1 ayat (1) yaitu Republik Indonesia yang
merdeka dan berdaulat ialah suatu negara hukum yang demokratis dan berbentuk kesatuan.
Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada priode ini mengalami perubahan. Perubahan ini
terjadi karena pemekaran Wilayah di berbagai daerah di Indonesia.

4. Periode 1959-1966

Pada priode ini Indonesia kembali menggunakan UUD 1945 sebagai Konstitusi Indonesia periode ini
dikenal juga sebagai periode demokrasi terpimpin. Demokrasi terpimpin berlaku di Indonesia tahun
1959-1966 dari di keluarkannya Dekret Presiden 5 Juli 1959 hingga jatuhnya kekuasaan Soekarno.
Disebut demokrasi terpimpin karena demokrasi di Indonesia satt itu mengandalkan kepemimpinan
Presiden Soekarno. Pada priode ini terjadi pertambahan provinsi dari hasil pemekaran sebagai
berikut.
a. Tahun 1960 Provinsi Sulawesi dipecah menjadi Provinsi Sulawesi Utara dan Sulawesi
Selatan.

b. Tahun 1963 PBB menyerahkan Irian Barat ke Indonesia.

c. Tahun 1964 di bentuk Provinsi Lampung pemekaran dari Sumatra Selatan). Pada
tahun yang sama dibentuk pula Provinsi Sulawesi Tengah (pemekaran dari Sulawesi
Utara) dan Provinsi Sulawesi

Tenggara (pemekaran dari Sulawesi Selatan)

5. Periode 1966-1998

Ir. Soeharto menjadi ikon periode 196-1988. Sebab masa itu, Ir Soeharto menjadi Presiden Republik
Indonesia. Periode ini dikenal dengan orde baru. Orde baru merupakan istilah yang digunakan untuk
memisahkan antara kekuasaan masa Ir. Soekarno (masa orde lama). Dalam jangka waktu 1966-1998
ekonomi Indonesia berkembang pesat meskipun hal ini terjadi bersamaan dengan praktik korupsi
yang merajalela. Indonesia masih mempertahankan bentuk negara kesatuan dengan perkenbamgan
jumlah Provinsi tersebut.

a. Tahun 1967 Provinsi Bengkulu di mekarkan dari Provinsi Sumatra Selatan.

b. Tahun 1969 Irian Barat secara resmi menjadi Provinsi ke-26 Indonesia.

c. Pada Tahun 196-1975 Indonesia memiliki 26 Provinsi, dua diantaranya berstatus


Daerah Istimewa (Aceh dan Yogyakarta), dan satu berstatus

Daerah Khusus Ibu Kota (Jakarta)

d. Tahun 1976 Timur-timur menjadi bagian dari Indonesia dan sebagai Provinsi ke-27.

6. Periode 1998-Sekarang
Tercatat dalam sejarah upaya mahasiswa mengupayakan sebuah perubahan. Mereka beriring
bersatu padu menduduki gedung kura-kura untuk meluluskan beberapa tuntutan. Mereka
menyebutnya tuntutan Reformasi oleh karena itu, periode 1998-sekarang dikenal dengan reformasi.
Salah satu tuntutan reforamasi 1998 adalah dilakukan Amandemen terhadap UUD 1945. Latar
belakang tuntutan perubahan UUD 1945 karena pada masa Orde Baru kekuasaan tertinggi di tangan
MPR (dan pada kenyataantnya bukan pada tangan rakyat), kekusaan yang sangat besar pada
Presiden, adanya pasal-pasal yang terlalu “lues” (sehingga menimbulkan multitafsir), serta
kenyataan rumusan UUD 1945 tentang semangat penyelanggara negara yang belum cukup didukung
dengan ketentuan Konstitusi. Tujuan perubahan UUD 1945 adalah menyempurnakan aturan dasar
seperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pembagian kekuasaan, Eksistensi perkembangan
aspirasi dan kebutuhan bangsa. Perubahan UUD 1945 dengan kesepakatan tidak mengubah
pembukaan UUD 1945, tetap mempertahankan susunan kenegaraan (State Structuur) kesatuan atau
selanjutnya lebih dikenal dengan sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan
mempertegas sistem pemerintahan Presidensial.

Dalam periode ini terjadi perubahan Provinsi Negara Indonesia. Pada tahun 1999 Timor Timur
memisahakn diri dari Indonesia dan berada di bawah PBB hingga merdeka penuh pada tahun 2002,
dan Indonesia memiliki 26 Provinsi. Selanjutanya terjadi pemekaran sejumlah Provinsi di Indonesia.
Pemekaran terjadi di Provinsi indonesia sebagai berikut.

a. Maluku Utara dengan Ibu kota Sofifi-Ternate, dimekarkan dari Provinsi Maluku menjadi
provinsi Indonesia ke-27 pada tanggal 4 Oktober 1999.

b. Banten dnegan Ibu kota Serang, dimekarkan dari Provinsi Jawa Barat menjadi provinsi
Indonesia ke-28 pada tanggal 17 Okteber 2000.

c. Kepulauan Bangka Belitung dengan Ibu kota Pangkal Pinang menjadi provinsi Indonesia ke-
29 pada tanggal 4 Desember 2000.

d. Gorontalo dengan Ibu kota Gorontalo, dimekarkan dari provinsi Sulewesi Utara menjadi
provinsi Indonesia ke-30 pada tanggal 22 Desember 2000.

e. Irian Jaya Barat dengan Ibu kota Manokwari, dimekarkan dariProvinsi Papua menjadi
provinsi Indonesia ke-31 pada tanggal 21 November 2001. Kini Irian Jaya Barat berganti
nama menjadi Papua Barat.

f. Kepulauan Riau dengan Ibu kota Tanjung Pinang, dimekarkan dari Provinsi Riau menjadi
provinsi Indonesia ke-31 pada tanggal 25 Oktober 2002.
g. Sulawesi Barat dengan Ibu kota Mamuju, dimekarkan dari Provinsi Sulawesi Selatan menjadi
provinsi Indonesia ke-33 pada tanggal 5 Oktober 2004.

h. Kalimantan Utara dengan ibu kota Tanjung Selor, dimekarkan dari Provinsi Kalimantan Timur
menjadi provinsi Indonesia k3-34 pada tanggal 25 Oktober 2012.

Dari rentetan dinamika susunan dan bentuk negara Indonesia di atas menjadi bukti bahwa konsep
negara kesatuan adalah konsep yang paling sesuai dengan karakteristik Indonesia. Meskipun sempat
bergeser menjadi negara serikat tetapi akhirnya masyarakat menyadari dan kembali bersatu.

C. Sistem Pemerintahan NKRI

Indonesia adalah negara kesatuan berbentuk republik, di mana kedaulatan berada di tangan rakyat
dan dijalankan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR). Indonesia menganut
sistem pemerintahan presidensil, di mana Presiden berkedudukan sebagai kepala negara sekaligus
kepala pemerintahan. Para Bapak Bangsa yang meletakkan dasar pembentukan negara Indonesia,
setelah tercapainya kemerdekaan pada tanggal 17 Agustus 1945. Mereka sepakat menyatukan
rakyat yang berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di ribuan pulau
besar dan kecil, di bawah payung Negara Kesatuan Republik Indonesia(NKRI). Indonesia pernah
menjalani sistem pemerintahan federal di bawah Republik Indonesia Serikat selama tujuh bulan (27
Desember 1949 – 17 Agustus 1950), namun kembali ke bentuk pemerintahan republik. Setelah
jatuhnya Orde Baru (1996 – 1997), pemerintah merespon desakan daerah-daerah terhadap sistem
pemerintahan yang bersifat sangat sentralistis, dengan menawarkan konsep Otonomi Daerah untuk
mewujudkan desentralisasi kekuasaan.

D. Fungsi dan Tujuan NKRI

Setiap organisasi dalam bentuk apapun harus mempunyai tujuan. Hal yang sama juga berlaku bagi
sebuah negara. Negara adalah organisasi kekuasaan, di mana sebagai sebuah organisasi kekuasaan
Negara mempunyai suatu sistem pemerintahan yang berhirarkhis dari tingkat yang lebih tinggi
hingga terendah.

Dari bentuk pemerintahan yang berhirarkhis tersebut, tentu negara mempunyai tujuan dan
kekuasaan untuk mencapai tujuan tersebut. NKRI pada dasarnya juga mempunyai tujuan nasional
seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 pada alinea keempat yang berbunyi
“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesia yang melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonessia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang
terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan
berdasar kepada Ketuhanan yang Maha Esa Kemanusiaan yang adil dan beradab persatuan
Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebibaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Sebagaimana yang tertuang dalam UUD 1945 alenia ke-empat ters ebut dapat diketahui bahwa,
tujuan NKRI ialah:

1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia,

2. Memajukan kesejahteraan umum,

3. Mencerdaskan kehidupan bangsa,

4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian


abadi, dan keadilan sosial.

Fungsi negara menurut Montesquie yaitu fungsi legislatif (membuat undang-undang), fungsi
eksekutif (melaksanakan undang-undang), dan fungsi yudikatif (mengawasi agar semua peraturan
ditaati).

E. Cara Menjaga Keutuhan NKRI

Sebagai generasi penerus bangsa, kita harus bisa mempertahankan dan menjaga keutuhan negara.
Pada proklamasi 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia. Indonesia menjadi negara
yang berdaulat dan berhak untuk mementukan nasib dan tujuannya sendiri. Bentuk negara yang
dipilih oleh para pendiri bangsa adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan dapat kita lihat dari
perjalanan sejarah bahwasanya selalu ada upaya dalam menggantikan bentuk negara, namun hal
demikian selalu gagal dikarenakan adanya rakyat yang tidak setuju dengan pergantian tersebut.
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terdiri dari ras, budaya dan keagamaan yang heterogen.
Tidak menutup kemungkinan bahwa terjadinya perpecahan dan perbedaan pendapat atau
pandangan yang dapat menyebabkan goyangnya keutuhan NKRI ini . Adapun cara yang dapat
dilakukan untuk mempertahankan keutuhan NKRI adalah sebagai berikut:
1. Dengan mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam butir-butir pancasila dan
menerapkannya dalam kehidaupan sehari-hari.

2. Mengobarkan semangat Bhineka Tunggal Ika sebagai landasan persatuan bangsa.

3. Menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan landasan


kontitusional UUD 1945.

4. Melaksanakan usaha pertahanan negara.

5. Menghormati satu sama lain, yakni dalam suatu negara kita harus saling menjaga
dalam bentuk hal apapun, menaati segala aturan yang telah di tetapkan dan saling
menghargai baik dalam beda usia, suku, ras dan budaya ataupun agama yang dianut.
Kita sebagai bangsa yang bijak harus dapat menjaga dan membentuk kedaulatan
suatu negara agar selalu tetap makmur dan berwibawa walaupun adanya perbedaan
antar pandangan namun akan tetap terjaga apabila saling menghargai dan
menerima pendapat lain.

6. Menerapakan keadilan dalam suatu negara, dengan terciptanya bangsa yang adil
akan menjadikan suatu bangsa yang cerdas, kreatif dan terpandang dalam bidang
apapun. Dalam negara sangat dibutuhkan tegaknya keadilan bebangsa dan
bernegara. Kerena dengan adanya keadilan akan mewujudkan keutuhan NKRI.

7. Menumbukan rasa cinta pada tanah air yaitu kita sebagai negara harus
membuktikan untuk mempertahankan supaya negara kita dapat selalu utuh dan
terjaga dapat mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan
sosial, baik alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan
bermasyarakat. Maka dengan tunmbuhnya rasa cinta pada tanah air akan
menjadikan negara berdaulat, keutuhan negara dan mempererat persatuan bangsa.

Generasi muda masa kini sangat perlu ikut serta dalam berpartisipasi dalam mengupayakan segala
hal yang berkaitan dengan pembentukan negara. Karena dengan majunya negara akan membantu
generasi bangsa dalam suatu keinginan yang ingin dicapai untuk masa depan. Dengan mengikuti
perjalanan sejarah, generasi muda harus bertanggung jawab memelihara dan membangun
masyarakat dan negara. Maka pemuda sangat sering tampil dalam kekuatan utama dalam
menghadapi era perubahan yang ada pada sekarang ini. Jadi yang terpenting bagi generasi muda
ialah adanya partipasi dan kekompakan untuk mewujudkan prestasi besar untuk bangsa ini. Adanya
penerus bangsa akan menjadikan pemimpin yang visioner, cakap, dan kuat untuk
memnpermudahkan Indonesia semakin maju dan sejahtera dan berkeadilan.

Dan calon pemimpin yang teguh akan menjaga persatuan dan keutuhan NKRI.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara yang berbentuk kepulauan atau
nusantara yang terdiri dari beribu-ribu pulau yang sekaligus juga memiliki sifat dan karakter yang
berbeda-beda pula. Oleh karena itu negara persatuan adalah merupakan satu negara, satu rakyat,
satu wilayah dan tidak terbagi-bagi misalnya seperti negara serikat, satu pemerintahan, satu tertib
hukum yaitu tertib hukum nasional, satu bahasa serta satu bangsa yaitu Indonesia. NKRI dikenal juga
sebagai negara yang memiliki keragaman budaya, ras, suku, dan agama yang berbeda-beda sehingga
tercermin dalam satu ikatan “Bhineka Tunggal Ika” yang artinya “berbedabeda tetapi tetap satu
juga”. Yaitu persatuan bangsa dan negara Indonesia. Perbedaan adalah suatu bawaan kodrat
manusia sebagai makhluk Tuhan Yang maha esa.

DAFTAR PUSTAKA

Fa’izia, Khilya, Seri Pengayaan Pembelajaran PPKn: NKRI, Surakarta: Aksara Sinergi Media, 2019.

Hadiwijoyo, Suryo Sakti, Negara, Demokrasi dan civil Society, Yogyakarta:Ghara Ilmu, 2012.

https://www.scribd.com/doc/11690181/Bab-13-Terbentuknya-Nkri#download diakses pada tanggal


27 September 2019 pukul 10:00 WIB.

Huda, Ni’matul, Ilmu Negara, Jakarta: Rajawali Pers, 2013.

Kaelan, Pendidikan Pancasila, Yogyakarta: Paradigma, 2014.

Das könnte Ihnen auch gefallen