Sie sind auf Seite 1von 3

Pendahuluan

Di Indonesia, terdapat perubahan konstitusi yang telah berdampak pada bentuk negara dan sistem
pemerintahan. Dalam pelaksanaan pemerintahan, terjadi pergeseran dari konsep persatuan menuju
konsep federal, meskipun prinsip negara kesatuan tetap dijunjung tinggi. Indonesia adalah negara
yang menganut kedaulatan rakyat berdasarkan ketuhanan yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil
dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan, serta keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Inilah dinamika dalam
kehidupan bernegara di Indonesia.

Masa Penjajahan Belanda

Belanda mendarat di Indonesia tepatnya di Banten pada tahun 1596 dengan tujuan untuk
mendapatkan rempah-rempah. Pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda dipersatukan
menjadi sebuah kongsi dagang besar yang diberinama VOC (Verenigde Oost Indesche Compagnie )
atau 'Persekutuan Maskapai Perdagangan Hindia Timur, pengurus pusat VOC terdiri dari 17 orang.
Dan membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh Francois Witter. Tujuan
dibentuknya VOC adalah untuk menghindari persaingan tidak sehat diantara sesama pedagang
Belanda dan mengambil keuntungan maksimal serta memperkuat posisi Belanda dalam menghadapi
persaingan,baik dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya maupun dengan bangsa-bangsa Asia dan juga
untuk membantu dana pemerintah Belanda yang sedang berjuang menghadapi Spanyol.

Masa Penjajahan Jepang

Ketika Jepang mendekati kekalahan mereka mengijinkan pendirian Dewan Daerah dengan tujuan
untuk menggalang dukungan kepada bala tentara Jepang. Bahkan sebelum mereka menyerah.
Jepang mendirikan suatu Komite yang beranggotakan pemimpin- pemimpin nasional untuk
persiapan kemerdekaan Indonesia, yaitu BPUPKI dan PPKI. Pemerintah pendudukan Jepang
kemudian berakhir, seiring dengan kekalahan mereka dalam perang Asia Timur Raya dan dengan
proklamasi kemerdekaan tersebut dimulai era Pemerintahan daerah pasca kemerdekaan.

Dinamika Sistem Pemerintahan Di Indonesia

Masuknya bangsa-bangsa asing di Indonesia merupakan masa-masa pahit, dimana bangsa Indonesia
harus terjajah oleh bangsa asing tersebut yang pada awalnya datang ke Indonesia untuk berdagang
dan mencari rempah-rempah. Dimulai dari bangsa Portugis yang pertama kali tiba di Malaka pada
tahun 1509 dan berakhir pada tahun 1602 setelah Belanda masuk ke Indonesia pada tahun 1596
untuk pertama kalinya mendarat di Banten. Setelah 350 tahun Belanda menjajah bangsa Indonesia,
pemerintahan Belanda akhirnya digantikan oleh bangsa Jepang. Belanda menyerah tanpa syarat
kepada Jepang melalui perjanjian Kalijati pada tanggal 8 Maret 1942. Masa pendudukan Jepang
dimulai pada tahun 1942 dan berakhir pada 17 Agustus 1945.

Dinamika sistem pemerintahan di Indonesia melibatkan struktur politik yang didasarkan pada sistem
republik demokrasi. Presiden sebagai kepala negara memiliki kekuasaan eksekutif, sementara
parlemen, terdiri dari DPR dan DPD, memiliki peran dalam pembuatan undang-undang dan
pengawasan pemerintahan. Sistem peradilan dijalankan melalui lembaga yudikatif seperti
Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Otonomi daerah memberikan kewenangan kepada
pemerintah daerah untuk mengatur urusan lokal. Partai politik memainkan peran penting dalam
proses politik dan pemilihan umum. Indonesia menghadapi tantangan seperti korupsi, ketimpangan
pembangunan, reformasi birokrasi, dan perlindungan hak asasi manusia.

1945-1949

Periode ini menjadi tahun-tahun bersejarah dalam memperjuangkan dan mempertahankan


kemerdekaan Indonesia. Bapak proklamator Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
pada tanggal 17 Agustus 1945. Sejak saat itu, Indonesia berhak menentukan sendiri ritme kehidupan
bernegara tanpa campur tangan pihak lain.

Konsep negara kesatuan pada periode 1945-1949 dituangkan dalam Undang-Undang Dasar negara.
Pada periode tersebut Undang-undang Dasar negara Indonesia adalah UUD 19454. UUD 1945
menjadi konstitusi pertama yang berlaku di seluruh wilayah Indonesia. Dalam UUD 1945 ditegaskan
beberapa hal tentang negara Indonesia.

1. Susunan bentuk negara ditegaskan dalam UUD 1945 pasal 1 ayat (1) yang berbunyi "negara
Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik".

2. Bentuk pemerintahan Indonesia adalah republik

3. Kedaulatan negara Indonesia adalah di tangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis
Permusyawaratan Rakyat. Ketentuan ini ditegaskan dalam pasal 1 ayat (2) yang berbunyi
"kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan
Rakyat".

4. Sistem pemerintahan Indonesia adalah sistem presidensial. Ketentuan ini ditegaskan dalam pasal
4 ayat (1) yang berbunyi "Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut
Undang-undang Dasar"

5. Lembaga-lembaga negara menurut konstitusi pertama terdiri atas MPR, Presiden, Dewan
Pertimbangan Agung (DPA), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), dan
Mahkamah Agung (MA).

1950-1959

Pemerintahan berdasar Konstitusi RIS tidak berjalan karena negara RIS bukan cita-cita bangsa
Indonesia. Oleh karena itu muncul tuntutan untuk kembali pada negara kesatuan. Negara-negara
yang tergabung dalam RIS satu persatu bergabung dengan negara Republik Indonesia. Akibat
penggabungan tersebut, negara federasi RIS tinggal tiga negara bagian yaitu Negara Republik
Indonesia, Negara Indonesia Timur, dan Negara Sumatra Timur. Ketiga bagian negara itu
bermusyawarah dan akhirnya mencapai kata sepakat kembali pada Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang di proklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.pada tanggal 15 Agustus 1950
ditetapkan UUD Sementara yang merupakan perubahan dari konstitusi RIS. Perubahan Konstitusi RIS
menjadi UUD Sementara tertuang Dalam UU No. 7 Tahun 1950 tentang Perubahan Konstitusi
Sementara Republik Indonesia menjadi UUD Sementara Republik Indonesia. Undang-Undang Dasar
ini dikenal dengan UUDS 1950. Pada periode ini susunan negara telah kembali pada kesatuan.
Konsep Negara Kesatuan ditegaskan dalam Konstitusi yang berlaku pada masa itu yaitu UUDS.

Kesimpulan

Sistem pemerintahan negara menggambarkan adanya lembaga-lembaga yang bekerja dan berjalan
saling berhubungan satu sama lain menuju tercapainya tujuan penyelenggaraan negara. Lembaga-
lembaga negara dalam suatu sistem politik meliputi empat institusi pokok, yaitu eksekutif, birokratif,
legislatif, dan yudikatif. Selain itu, terdapat lembaga lain atau unsur lain seperti parlemen, pemilu,
dan dewan menteri. Pembagian sistem pemerintahan negara secara modern terbagi dua, yaitu
presidensial dan ministerial (parlemen). Pembagian sistem pemerintahan presidensial dan
parlementer didasarkan pada hubungan antara kekuasaan eksekutif dan legislatif.

Das könnte Ihnen auch gefallen