Entdecken Sie eBooks
Kategorien
Entdecken Sie Hörbücher
Kategorien
Entdecken Sie Zeitschriften
Kategorien
Entdecken Sie Dokumente
Kategorien
TUBERKULOSIS (TB)
Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Epidemiologi Penyakit Menular
Disususn oleh :
Fatwa Firdaus
(NPM.2013710038)
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt yang telah memberikan petunjuk,
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan
judul “Keluarga Berencana”. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada junjungan kita
Terima kasih kepada Ibu Munaya Fauziah SKM, M.Kes selaku dosen mata kuliah
Epidemiologi Penyakit Menular yang telah membimbing penulis dalam penyusunan makalah
ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah mendukung
Penulis sadar bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
penulis berharap adanya kritik dan saran yang bersifat membangun. Akhir kata, semoga
makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para pembaca.
Amien
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
penyakit dengan frekuensi cukup tinggi dinegara berkembang seperti Indonesia dan
Bakteri tuberculosis ini bila masuk penderita TB dengan status BTA positif dapat
menularkan sekurang-kurangnya kepada 10–15 orang setiap tahunnya. Sejak tahun 1993,
berbagai kemajuan yang dicapai sejak tahun 2003, diperkirakan masih terdapat sekitar 9,5
juta kasus baru TB, dan sekitar 0,5 juta orang meninggal akibat TB di seluruh dunia
(WHO, 2009).1
TB menyerang sepertiga dari 1,9 miliar penduduk dunia dewasa ini. Setiap detik ada
1 orang yang terinfeksi TBC di dunia. Setiap tahun terdapat 8 juta penderita TBC baru,
dan akan ada 3 juta meninggal setiap tahunnya. 1 % dari penduduk dunia akan terinfeksi
TB setiap tahun. Satu orang memiliki potensi menular 10 sampai 15 orang dalam 1 tahun.
Ada beberapa hal yang menjadi penyebab semakin meningkatnya penyakit TB didunia
yang tidak mencukupi, kurangnya biaya untuk berobat, serta adanya epidemi HIV
World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa pada tahun 2012, mencatat
peringkat Indonesia menurun dari posisi tiga ke posisi empat dengan jumlah penderita
TBC sebesar 321.000 orang. Lima negara dengan jumlah terbesar kasus insiden pada
tahun 2012 adalah India, Cina, Afrika Selatan, Indonesia dan Pakistan (WHO, 2012).14
tidak dibenar akan mengakibatkan terjadinya retensi kuman TB terhadap obat yang
diberikan. Hal ini akan menimbulkan kesulitan yang amat besar, penderita akan
menularkan kumannya kepada orang lain dan biaya pengobatan menjadi meningkat dan
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan
study literatur.
dunia secara umum, serta faktor faktor apa saja yang menyebabkan penyakit menular
tuberkulosis.
menular tuberkulosis.
Dapat menjadi koleksi tulisan makalah mahasiswa dengan metode penelitian study
literatur.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi TB
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
bakteri Myobacterium tuberculosis, yang dapat menyerang paru-paru, tetapi dapat juga
4
menyerang organ atau bagian tubuh lainnya (misalnya tulang, kelenjar, kulit, dll).
Bakteri ini pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tanggal 24 Maret 1882.14
Myobacterium tuberculosis, berbentuk batang, berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak
membentuk spora dan termasuk bakteri aerob. Mycobacterium tb dapat diberi pewarnaan
seperti bakteri lainnya misalnya dengan pewarnaan gram. Namun sekali diberi warna oleh
pewarnaan gram, maka warna tersebut tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena
2.2 Etiologi TB
tubuh lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam pada
pewarnaan, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis. Sehingga disebut
sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Myobacteruim tuberculosis cepat mati dengan
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap dan lembab.
Dalam jaringan tubuh, kuman dapat dormant (tertidur sampai beberapa tahun). TB ini
berbagai kelompok masyarakat, seperti pada negara yan sedang berkembang, tidak
(diagnosis dan panduan obat yang tidak standar, gagal menyembuhkan kasus yang
didiagnosis), salah persepsi terhadap manfaat dan efektifitas BCG, infrastruktur kesehatan
yang buruk pada Negara-negara yang mengalami krisis ekonomi atau pergolakan
perubahan struktur umur kependudukan dan dampak pandemik HIV. (Depkes 2007).19
Pada anak-anak gejala TB terbagi 2, yakni gejala umum dan gejala khusus.
1. Gejala umum2
o Berat badan turun selama 3 bulan berturut-turut tanpa sebab yang jelas dan
tidak naik dalam 1 bulan meskipun sudah dengan penanganan gizi yang baik.
o Demam lama atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau
o Gejala dari saluran nafas, misalnya batuk lebih dari 30 hari (setelah
disingkirkan sebab lain dari batuk), tanda cairan di dada dan nyeri dada.
o Gejala dari saluran cerna, misalnya diare berulang yang tidak sembuh dengan
abdomen. 2
2. Gejala Khusus 2
menurun.
o Gejala mata
o Conjunctivitis phlyctenularis
o Terdapat reaksi kemerahan cepat setelah penyuntikkan BCG (dalam 3-7 hari).2
Apabila dicurigai seseorang tertular penyakit TBC, maka beberapa hal yang perlu
Pemeriksaan fisik.
1. Diagnosis TB Paru7
sewaktu-pagi-sewaktu (SPS).
S(sewaktu):
kali. Pada saat pulang, suspek membawa sebuah pot dahak untuk
P(Pagi):
UPK.
S(sewaktu):
pagi.
toraks, biakan dan uji kepekaan dapat digunakan sebagai penunjang diagnosis
toraks saja. Foto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang khas pada TB
o Gejala dan keluhan tergantung organ yang terkena, misalnya kaku kuduk pada
Pada ODHA, diagnosis TB paru dan TB ekstra paru ditegakkan sebagai berikut:
o TB Paru BTA Positif, yaitu minimal satu hasil pemeriksaan dahak positif.
o TB Paru BTA Negatif, yaitu hasil pemeriksaan dahak negatif dan gambaran
klinis & radiologis mendukung Tb atau BTA negatif dengan hasil kultur TB
positif.
bakteriologis dan atau histopatologi yang diambil dari jaringan tubuh yang
terkena.7
a. Tanda-tanda bahaya yaitu bila dijumpai salah satu dari tanda-tanda berikut: frekuensi
pernapasan > 30 kali/menit, demam > 390 C, denyut nadi > 120 kali/menit, tidak
b. Untuk daerah dengan angka prevalensi HIV pada orang dewasa > 1% atau prevalensi
HIV diantara pasien TB > 5%, pasien suspek TB yang belum diketahui status HIV-
nya maka perlu ditawarkan untuk tes HIV. Untuk pasien suspek TB yang telah
c. Untuk daerah yang tidak tersedia test HIV atau status HIV tidak diketahui (misalnya
pasien menolak utk diperiksa) tetapi gejala klinis mendukung kecurigaan HIV positif.
f. Termasuk penentuan stadium klinis (clinical staging), perhitungan CD4 (bila tersedia
atypical bacteria.
jirovecii
gejala utama. Pengambilan dahak pada anak biasanya sulit, maka diagnosis TB anak
menggunakan sistem skor (scoring system), yaitu pembobotan terhadap gejala atau
tanda klinis yang dijumpai. Pedoman tersebut secara resmi digunakan oleh program
b. Batuk dimasukkan dalam skor setelah disingkirkan penyebab batuk kronik lainnya
c. Jika dijumpai skrofuloderma (TB pada kelenjar dan kulit), pasien dapat langsung
didiagnosis tuberkulosis.
d. Berat badan dinilai saat pasien datang (moment opname).--> lampirkan tabel berat
badan.
f. Semua anak dengan reaksi cepat BCG (reaksi lokal timbul < 7 hari setelah
h. Pasien usia balita yang mendapat skor 5, dirujuk ke RS untuk evaluasi lebih lanjut. 7
penunjang, maka dilakukan pembobotan dengan sistem skor. Pasien dengan jumlah
skor yang lebih atau sama dengan 6 (>6), harus ditatalaksana sebagai pasien TB dan
mendapat OAT (obat anti tuberkulosis). Bila skor kurang dari 6 tetapi secara klinis
sesuai indikasi, seperti bilasan lambung, patologi anatomi, pungsi lumbal, pungsi
pleura, foto tulang dan sendi, funduskopi, CT-Scan, dan lain lainnya.7
5. Diagnosis TB MDR
suspek TB MDR diperiksa dahaknya dua kali, salah satu diantaranya harus dahak pagi
tersertifikasi untuk uji kepekaan. Sambil menunggu hasil uji kepekaan, maka suspek
TB Nasional. 7
2.5 Patofisiologi TB
selnya mengandung komplek lipida-glikolipida serta lilin (wax) yang sulit ditembus
zat kimia. Umumnya Mycobacterium tuberculosis menyerang paru dan sebagian kecil
organ tubuh lain. Kuman ini mempunyai sifat khusus, yakni tahan terhadap asam pada
pewarnaan, hal ini dipakai untuk identifikasi dahak secara mikroskopis. Sehingga
disebut sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Mycobacterium tuberculosis cepat mati
dengan matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup pada tempat yang gelap dan
lembab. Dalam jaringan tubuh, kuman dapat dormant (tertidur sampai beberapa
sel-sel fagosit. 2
Sumber penularan adalah penderita TB BTA positif pada waktu batuk atau
dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam
TB tersebut dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem
peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke
bagian-bagian tubuh lainnya. Daya penularan dari seorang penderita ditentukan oleh
banyaknya kuman yang dikeluarkan dari parunya. Makin tinggi derajat positif hasil
pemeriksaan dahak, makin menular penderita tersebut. Bila hasil pemeriksaan dahak
negatif (tidak terlihat kuman), maka penderita tersebut dianggap tidak menular.
Kemungkinan seseorang terinfeksi TB ditentukan oleh konsentrasi droplet dalam
Secara klinis, TB dapat terjadi melalui infeksi primer dan paska primer.
Infeksi primer terjadi saat seseorang terkena kuman TB untuk pertama kalinya.
Setelah terjadi infeksi melalui saluran pernafasan, di dalam alveoli (gelembung paru)
terjadi peradangan. Hal ini disebabkan oleh kuman TB yang berkembang biak dengan
cara pembelahan diri di paru. Waktu terjadinya infeksi hingga pembentukan komplek
Kelanjutan infeksi primer tergantung dari banyaknya kuman yang masuk dan
respon daya tahan tubuh dapat menghentikan perkembangan kuman TB dengan cara
menyelubungi kuman dengan jaringan pengikat. Ada beberapa kuman yang menetap
sebagai “persister” atau “dormant”, sehingga daya tahan tubuh tidak dapat
penderita TB dalam beberapa bulan. Pada infeksi primer ini biasanya menjadi abses
(terselubung) dan berlangsung tanpa gejala, hanya batuk dan nafas berbunyi. Tetapi
pada orang-orang dengan sistem imun lemah dapat timbul radang paru hebat, ciri
cirinya batuk kronik dan bersifat sangat menular. Masa inkubasi sekitar 6
bulan.infeksi paska primer terjadi setelah beberapa bulan atau tahun setelah infeksi
primer. Ciri khas TB paska primer adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya
kavitas atau efusi pleura. Seseorang yang terinfeksi kuman TB belum tentu sakit atau
tidak menularkan kuman TB. Proses selanjutnya ditentukan oleh berbagai faktor
risiko.2
2.5 Program Nasional TB
upaya untuk menanggulangi TB, yakni dengan strategi DOTS (Directly Observed
dana)
strategi DOTS, dengan fokus prioritas pada proses deteksi dini dan diagnosis yang bermutu,
sistem logistik yang efektif untuk menjamin ketersediaan obat dan alat kesehatan, serta
pengobatan yang terstandar disertai dengan dukungan yang memadai kepada pasien.9
Terjamin Mutunya
TB berkembang dengan pesat, deteksi dini dan diagnosis melalui pemeriksaan sputum
Tujuan program ini adalah untuk meningkatkan mutu dan kinerja laboratorium
pemeriksaan laboratorium TB yang aman bagi petugas, pasien dan lingkungan, mutu
fasilitas laboratorium dan tenaga yang terlatih khususnya di daerah yang melayani
masyarakat miskin, rentan (termasuk anak) dan belum terjangkau serta penjaminan
mutu melalui quality assurance internal dan eksternal seluruh fasilitas laboratorium
sistem logistik dalam menjamin ketersediaan obat (untuk obat lini pertama dan kedua)
dan logistik non-obat secara kontinyu. Berbagai intervensi yang dikembangkan untuk
suplai laboratorium) yang kontinyu, tepat waktu dan bermutu di seluruh fasilitas
kebutuhan.
TB(termasuk sistem alert elektronik dan laporan pemakaian dan stok OAT).9
penggunaan obat TB secara rasional oleh tenaga kesehatan dan dukungan yang
memadai dari berbagai pihak terhadap pasien TB dan pengawas minum obat (PMO).
Studi literatur adalah mencari referensi teori yang relefan dengan kasus atau
mortalitasnya.
dan tersiernya.
Referensi ini dapat dicari dari buku, jurnal, profil kesehatan, penelitian riskesdas,
berita artikel, dll. output dari studi literatur ini adalah terkoleksinya referensi yang relefan
1. Pembelajaran Literatur
Metode ini dilaksanakan dengan melakukan studi kepustakaan melalui membaca buku-
buku maupun jurnal dan artikel-artikel yang dapat mendukung penulisan makalah.
2. Analisis
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan fakta-fakta seputar penyakit menular tuberkulosis
Membuat laporan hasil analisa ke dalam format penulisan makalah dengan disertai
kesimpulan akhir.
PEMBAHASAN
Tuberkulosis sampai dengan saat ini masih merupakan salah satu masalah kesehatan
diterapkan di banyak Negara sejak tahun 1995.20 Kejadian tuberkulosis tertinggi adalah di
Asia dan Afrika. India dan China merupakan penyumbang terbesar kasus tuberkulosis di
dunia yaitu sebesar 40%. Sebesar 60% kasus tuberkulosis tersebar di Asia Tenggara, dan
daerah Barat Pasifik. Afrika merupakan benua yang menyumbangkan 24% kasus
Hasil survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 menunjukan bahwa
kardiovaskular dan penyakit saluran pernapasan pada kelompok usia dan nomor 1 dari
dunia setelah India dan Cina dalam hal jumlah prevalensi kasus tuberkulosis secara
keseluruhan. Apabila melihat target yang ditetapkan pada Millenium Development Goals
(MDGs) bahwa pada tahun 2015 ditetapkan angka kematian yang disebabkan oleh
tuberkulosis menurun 50% sejak tahun 1990, pada tahun 2011 sudah tercapai penurunan
Dengan ARTI 1%, diperkirakan diantara 100.000 penduduk rata-rata terjadi 1000
daya tahan tubuh yang rendah, diantaranya infeksi HIV/AIDS dan malnutrisi
(gizi buruk). 7
Infeksi HIV mengakibatkan kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler
(cellular immunity) dan merupakan faktor risiko paling kuat bagi yang terinfeksi
TB untuk menjadi sakit TB (TB Aktif). Bila jumlah orang terinfeksi HIV
Diperkirakan terdapat 8,6 juta kasus TB pada tahun 2012 di mana 1,1 juta orang
(13%) diantaranya adalah pasien TB dengan HIV positif. Sekitar 75% dari pasien
2. Mortalitas
Pada tahun 2012, diperkirakan terdapat 450.000 orang yang menderita TBMDR
Meskipun kasus dan kematian karena TB sebagian besar terjadi pada pria tetapi
angka kesakitan dan kematian wanita akibat TB juga sangat tinggi. Diperkirakan
terdapat 2,9 juta kasus TB pada tahun 2012 dengan jumlah kematian karena TB
Pada tahun 2012 diperkirakan proporsi kasus TB anak di antara seluruh kasus TB
anak dengan status HIV negatif yang menderita TB mencapai 74.000 kematian per
besar penderita TB atau sebesar 75 % adalah penduduk usia produktif antara 15-
49 tahun.10
Meskipun jumlah kasus TB dan jumlah kematian TB tetap tinggi untuk penyakit
yang sebenarnya bisa dicegah dan disembuhkan tetapi fakta juga menunjukan
telah berhasil dihentikan dan telah menunjukkan tren penurunan (turun 2% per
tahun pada tahun 2012), angka kematian pun sudah dapat diturunkan sebesar 45%
1. Agent
intraselular dan berkembang biak di dalam tubuh. Penularannya dapat terjadi dari
berukuran panjang 5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora dan termasuk bakteri
aerob.16 bakteri ini mempunyai sifat istimewa yaitu dapat bertahan terhadap
penghilangan warna dengan asam dan alcohol, sehingga isebut Basil tahan Asam
(BTA). Sebagian besar menyerang paru tetapi juga mengenai organ tubuh lain. Dalam
jaringan tubuh, kuman ini bersifat dormant (tertidur lama) selama beberapa tahun.20
2 Host (Pejamu)
o Faktor Sosial Ekonomi : Disini sangat erat dengan keadaan rumah, kepadatan
hunian, lingkungan perumahan, lingkungan dan sanitasi tempat kerja yang buruk
dapat memudahkan penularan TBC. Pendapatan keluarga sangat erat juga dengan
penularan TBC, karena pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat layak
o Status gizi : Keadaan malnutrisi atau kekurangan kalori, protein, vitamin, zat besi
dan Iain-lain, akan mempengaruhi daya tahan tubuh seseorang sehingga rentan
terhadap penyakit termasuk TB paru. Keadaan ini merupakan faktor penting yang
o Umur : Penyakit TB paru paling sering ditemukan pada usia muda atau usia
menyebabkan usia harapan hidup lansia menjadi lebih tinggi. Pada usia lanjut
lebih dari 55 tahun sistem imunolosis seseorang menurun, sehingga sangat rentan
dalam periode setahun ada sekitar 1 juta perempuan yang meninggal akibat TB
paru, dapat disimpulkan bahwa pada kaum perempuan lebih banyak terjadi
proseskehamilan dan persalinan. Pada jenis kelamin laki-laki penyakit ini lebih
tinggi karena merokok tembakau dan minum alkohol sehingga dapat menurunkan
sistem pertahanan tubuh, sehingga lebih mudah terpapar dengan agent penyebab
TB paru. 10
3. Environment (Lingkungan)
Menurut Tjandra Yoga (2007), TB juga mudah menular pada mereka yang
buruk/pengap, namun jika ada cukup cahaya dan sirkulasi, maka kuman TB hanya
masih sangat menonjol terutama yang berkaitan dengan masalah air bersih,
dalam rumah. Salah satu penyakit yang terkait dengan masalah perumahan adalah TB
Luas ventilasi rumah dan pencahayaan memegang peranan penting dalam penyebaran
bibit penyakit, baik kuman yang sudah ada di dalam rumah maupun dibawa oleh
udara dalam ruangan kuman ini mampu bertahan bila suhu dan kelembaban udara
memungkinkan dan tidak bisa bertahan hidup bila terkena sinar matahari langsung
1. Pencegahan Primer
Kebersihan Lingkungan
2. Pencegahan Sekunder
Case Finding : X-foto toraks yang dikerjakan secara massal, uji tuberkulin secara
Mountoux, dan bagi imigran yang datang dari negara-negara dengan prevalensi TB
Paru yang tinggi dilakukan skrining dengan foto toraks, tes PPD, pemeriksaan BTA
(OAT) yang mempunyai efek sterilisasi sekaligus mempunyai efek yang dapat
Penderita dengan initial drug resitance yang tinggi terhadap INH diberi obat
etambutol karena jarang initial resitance terhadap INH. Streptomisin dapat dipakai
Memberi pengobatan secara teratur dan supervisi yang ketat dalam jangka waktu 9-12
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
dapat juga menyerang organ atau bagian tubuh lainnya (misalnya tulang, kelenjar,
dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara sekitar kita. Pencegahan
yang paling utama adalah dengan melakukan imunisasi aktif, melalui vaksinasi
berbagai upaya untuk menanggulangi TB, yakni dengan strategi DOTS (Directly
5.2 Saran
berkembang Indonesia. Bangsa ini harus siap dengan berbagai program nasional
mahasiswa sebagai agent of change dan social control. “Mencegah lebih baik dari
pada mengobati.” Cegahlah penyakit TB dengan perilaku hidup bersih dan sehat
serta menjaga sanitasi lingkungan serta berobat teratur dan minum OAT bagi
penderita TB.
DAFTAR PUSTAKA
2. Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jendral Bina Kefarmasian
Tuberkulosis.Jakarta
6. Farida, Eddy Syahrial, Lita Sri handayani.2013. Gambaran Peran Keluarga terhadap
RI 2011 .
Paru dan Upaya Penanggulangannya. Peneliti pada Puslitbang Ekologi & Status
12. Anitasari S. Hiv-Aids Dan Tuberkulosis Rongga Mulut. Jurnal Fakultas Kedokteran
13. Yesi Ariani, Cut Devi Isnanda. Hubungan Pengetahuan Penderita Tuberkulosis
18. Sri Andarini Indreswari, Suharyo. Diagnosis Dini Tuberkulosis pada Kontak
19. Rikha Nurul Pertiwi, M.Arie Wuryanto, Dwi Sutiningsih. 2012. Hubungan Antara
Karaktersistik Individu, Praktik Hygene dan Sanitasi Lingkungan Dengan Kejadian
20. Prof. DR.dr.Hj.Myrnawati. 2004. Buku Ajar Epidemiologi. Jakarta : Bagian Ilmu
Kesehatan FK YARSI