Sie sind auf Seite 1von 43

14/12/2012

PENATALAKSANAAN & FARMAKOTERAPI

TUBERKULOSIS
NANANG MUNIF YASIN, M.PHARM, APT
FAKULTAS FARMASI UGM
nanangy@yahoo.com

POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN OBAT ANTITUBERKULOSIS
3. TATALAKSANA TERAPI TUBERKULOSIS
4. ASPEK PHARMACEUTICAL CARE PADA
PASIEN TUBERKULOSIS

1
14/12/2012

The five countries rank of incident TB cases*)

1. India
2. China
3. South Africa
4. Nigeria
5. Indonesia

*) Global Tuberculosis Control 2009

PENDAHULUAN

KONDISI DI INDONESIA ?
Masih menjadi masalah utama kesehatan
 Tahun 1995 : SKRT
 TBC penyebab kematian :
 Ke-3 setelah penyakit CV & saluran pernafasan
 No.1 pada golongan penyakit infeksi

 Px TB di Indonesia : 5,8% dari total px TB didunia.


 Tiap tahun ada 429.730 kasus baru & kematian 62.246
 Insidensi kasus TB BTA : 102 per 100.000 penduduk.
 Th 2009, prevalensi HIV pada kel TB di Indonesia : 2.8%
 MDR diantara kasus TB baru : 2%, sementara
MDR diantara kasus pengobatan ulang : 20%.

12/14/2012

2
14/12/2012

VISI & MISI

VISI
“Menuju masyarakat bebas masalah TB, sehat, mandiri
dan berkeadilan”

MISI
1. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat, termasuk
swasta dan masyarakat madani dalam pengendalian TB.
2. Menjamin ketersediaan pelayanan TB yang paripurna,
merata, bermutu,dan berkeadilan.
3. Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya
pengendalian TB.
4. Menciptakan tata kelola program TB yang baik

12/14/2012 5

PATOFISIOLOGI

DEFINISI
Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi menular pada
manusia yang disebabkan oleh spesies Mycobacterium dan
ditandai dengan pembentukan turbekel dan nekrosis
kaseosa pada jaringan setiap organ, utamanyanya paru-
paru.
PENYEBAB
M tuberkulosis, M bovis & M
africanum
Dengan prevalensi tertinggi
adalah M tuberkulosis

12/14/2012 6

3
14/12/2012

PATOFISIOLOGI

TRANSMISI

12/14/2012 7

PATOGENESIS

4
14/12/2012

FAKTOR RISIKO

12/14/2012
9

GEJALA KLINIK
Keluhan Umum Laboratorium
Demam meriang > 1 bulan Darah lengkap
Nafsu makan turun LED naik
Badan lemah-malaise Hb turun
Berat badan turun Lekosit normal
Berkeringat pd malam hari Monosit naik

Keluhan Lokal-paru Laboratorium


Batuk – dahak > 3 minggu Dahak (SPS 2 hari)
Batuk darah BTA positif (min 2)
Nyeri dada
Sesak Nafas

12/14/2012
10

5
14/12/2012

GEJALA PENYAKIT TBC PADA ANAK


1. Berat badan turun selama 3 bulan berturut-
turut tanpa sebab yang jelas.
2. Tidak ada nafsu makan.
3. Demam lama dan berulang.
4. Muncul benjolan di daerah leher, ketiak dan
lipat paha.
5. Batuk lama lebih dari 30 hari dan nyeri dada.
6. Diare berulang yang tidak sembuh dengan
pengobatan diare.
INGAT :
TBC MUDAH MENULAR PADA ANAK, TETAPI TBC PADA ANAK
TIDAK MENULAR KARENA PADA ANAK YANG TERSERANG
BUKAN DI PARU TAPI DI KELENJAR.
BILA ADA KASUS TBC ANAK MAKA HARUS DICARI SUMBER
PENULAR DISEKITARNYA.

DIAGNOSIS
 Tes Tuberkulin (Mantoux)

 Pemeriksaan mikroskopis sputum (dahak)


(3 spesimen, Sewaktu-Pagi-Sewaktu = SPS)

 Pemeriksaan foto rontgen dada

 Kultur dan resistensi obat

12/14/2012
12

6
14/12/2012

DIAGNOSIS

Tes Tuberkulin (Mantoux)

12/14/2012 13

DIAGNOSIS

Tes Tuberkulin (Mantoux)

12/14/2012 14

7
14/12/2012

DIAGNOSIS

12/14/2012 15

DIAGNOSIS

Foto rontgen dada Kultur/biakan M tuberkulosis

12/14/2012 16

8
14/12/2012

KLASIFIKASI PENYAKIT

TUBERKULOSIS

TB PARU TB EKSTRA PARU

BTA + BTA -
BERAT RINGAN

BERAT RINGAN •Meningitis •Limfadenitis


•Miliar •Pleural efusi
•Perikarditis unilateral
Kerusakan •Peritonitis •Tulang (kecuali
jaringan paru •Pleural efusi bilateral spinal)
yang luas •Spinal •Sendi perifir
•Intestinal
•Genitourinarial

TIPE PENDERITA
Kasus Baru belum pernah atau sudah pernah menelan OAT kurang
dari satu bulan
Kambuh (Relaps) pernah mendapat pengobatan TB dan dinyatakan
sembuh /pengobatan lengkap, didiagnosa lagi sbg
penderita TB BTA positif.
Pengobatan stlh penderita yang kembali berobat dengan BTA positif,
Default /Terputus setelah terputus pengobatan selama 2 bulan atau lebih
Pengobatan stlh pengobatan ulangan setelah gagal
Gagal - penderita yang masih BTA positif pada bulan ke 5
atau lebih)
- penderita yang awalnya BTA negatif sebelum
pengobatan dan menjadi BTA positif tahap intensif
pengobatan
Pindahan (Transfer penderita yang pindah keregister lain untuk melanjutkan
In) pengobatan
Lain-lain : semua kasus yang tidak memenuhi batasan diatas
Kasus Kronis, yaitu penderita yang masih BTA positif
pada akhir pengobatan dengan paduan pengobatan
ulangan.
12/14/2012 18

9
14/12/2012

POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN OBAT
ANTITUBERKULOSIS
3. TATALAKSANA TERAPI TUBERKULOSIS
4. ASPEK PHARMACEUTICAL CARE PADA
PASIEN TUBERKULOSIS

OBAT ANTI-TUBERKULOSIS (OAT)

10
14/12/2012

MOA: OBAT ANTI-TUBERKULOSIS (OAT)


What are the barriers in treating Mycobacterial infections?
They are INTRACELLULAR pathogens = drug has to get into
patient's cell and then into Mycobacteria

11
14/12/2012

TB

12
14/12/2012

ISONIAZID (INH)
Mekanisme?

 Menghambat sintesa mycolic acid, yang diperlukan


untuk membangun dinding bakteri

Manfaat Risiko

 Bakterisid  ES utama
 90% populasi kuman  Neurologi : neuropati perifer
 Efektif untuk bakteri sedang  Hepatotoksik
membelah (replikas)  GI : mual, muntah, konstipasi
 Profilaksis  Kontraindikasi
 Hipersensitifitas, Active, unstable
hepatic disease (with jaundice)
 Interaksi Obat......INH (Inhibitor kuat)
 Antikonvulsan (fenitoin,
karbamazepin), diazepam
 Teofilin

MOA: ISONIAZID (INH)

13
14/12/2012

RIFAMPISIN
Mekanisme?

 Menghambat spesifik suatu enzim bakteri Ribose Nukleotida


Acid (RNA) polimerase, sehingga sintesa terganggu

Manfaat Risiko
 ES utama
 Bakterisid  GI: nyeri abdomen, mual, muntah
 Efektif untuk bakteri semi-  Pruritus, urtikaria, dermatitis
dormant (yang membelah  Hematologi : trombositopenia,
maupun tidak membelah) anemia
yang tidak dapat dibunuh INH  Kontraindikasi
baik di seluler ataupun  hipersensitifitas, Active, unstable
ekstraseluler hepatic disease (with jaundice)
 Interaksi Obat......R enzyme inducer
 ARV-PI, Makrolida, SU,
 Fenitoin,digoksin,warfarin, teofilin
 Terapi hormon (estrogen)

MOA: RIFAMPISIN

14
14/12/2012

PIRAZINAMID
Mekanisme?

 Berdasarkan pengubahannya menjadi pyrazinoic acid oleh


asam pyrazinamidase yang berasal dari basil tuberkulosa,
yang nantinya menghambat sintesa mycolic acid

Manfaat Risiko
 Bakterisid lemah  ES utama
 Efektif membunuh kuman  Hepatotoksisitas
(dormant) di intraseluler  GI : mual, muntah
dengan suasana basa dan  Hiperurekemia (gout), arthralgia
daerah inflamasi akut ( 2 bulan  Kontraindikasi
pertama infeksi)  Gangguan fungsi hati parah,
porfiria, hipersensitivitas

MOA: PIRAZINAMID

15
14/12/2012

ETAMBUTOL
Mekanisme?

 Berdasarkan penghambatan aksi arabinosyl tranferase


(EmbB), enzim tyang terlibat dalam sintesa arabinogalactan
yang merupan komponen utama pada dinding sel

Manfaat Risiko
 ES utama
 Bakteriostatik,  Gangguan penglihatan:
 menekan pertumbuhan penurunan visual, buta warna &
kuman TB yang telah penyempitan lapangan pandang
resisten terhadap INH &  Sakit kepala, mual, muntah
Streptomisin  Kontraindikasi
 Efektif dalam mencegah &  Hipersensitif , Neuropati optik
menghambat resistensi  Interaksi obat
 Antasida

MOA: ETAMBUTOL

16
14/12/2012

STREPTOMISIN
Mekanisme?

 Berdasarkan penghambatan sintesa protein kuman dengan


jalan pengikatan pada RNA ribosomal

Manfaat Risiko
 ES utama
 Bakterisid  Nyeri, ruam, mati rasa, kesemutan di
 Efektif untuk bakteri yang tempat suntikan
sedang membelah,  Gangguan pendengaran
terutama di rongga-rongga  Nefrotoksik
 Kontraindikasi
 Hipersensitifitas, hamil
 Interaksi obat
 Obat ototoksik/nefrotoksik :
Ab aminoglycoside, amphotericin B,
sefalosporin, cyclosporin, cisplatin,
furosemide ,vancomycin

MOA : STREPTOMISIN

17
14/12/2012

POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN OBAT ANTITUBERKULOSIS
3. TATALAKSANA TERAPI
TUBERKULOSIS
4. ASPEK PHARMACEUTICAL CARE PADA
PASIEN TUBERKULOSIS

TUJUAN TERAPI
 Menyembuhkan penderita
 Mencegah kematian
 Mencegah kekambuhan
 Menurunkan tingkat penularan

SASARAN TERAPI
 Jumlah basil tuberkulosis
 Lokasi ( ekstra sel, intra sel)

STRATEGI TERAPI
 Basmi basil ( hambat dan hilangkan)
36

12/14/2012

18
14/12/2012

37

Komitmen politis
Jaminan 1 Diagnosa dengan
Ketersediaan OAT mikroskop
Yg bermutu
2
4

5 3
Directly Observed
Treatment Short-course
Monitoring dan Pengobatan
evaluasi jangka pendek dgn
pengawasan langsung
38

19
14/12/2012

PRINSIP UMUM PENGOBATAN


 Kombinasi beberapa jenis obat (Multi Drug)
 Dosis tepat
 Jumlah cukup
 DOTS  DOT=PMO
 Jangka pendek (6 – 8 bulan)
 Fase Awal (2-3 bulan)  Bakterisidal
 Fase Lanjutan (4-5 bulan)  Sterilisasi
 Jaminan ketersediaan obat
 Minum OAT sekaligus/dosis tunggal dlm
keadaan perut kosong.

PENATALAKSANAAN
PENATALAKSANAAN TANPA OBAT
Perbaikan kondisi umum (diet, keseimbangan cairan)

PENATALAKSANAAN DENGAN OBAT


JENIS OBAT

OBAT LINI PERTAMA OBAT LINI KEDUA


Isoniazid (INH) Cycloserine
Rifampisin Ethionamide
Pirazinamid Levofloxacin,Ofloxacin
Etambutol P-Aminosalicylic acid
Streptomisin Amikasin/Kanamisin

40

12/14/2012

20
14/12/2012

PENATALAKSANAAN
PRINSIP PENGOBATAN
TAHAP INTENSIF
Diberikan tiap hari selama ± 2 bulan,
minimal dengan 3 obat (cegah resistensi)
Pengawasan ketat sangat penting untuk
mencegah terjadinya kekebalan obat

TAHAP LANJUTAN
2 obat ( INH & Rifampisin),selama 4-16 bulan
dosis berselang 2-3 kali seminggu
Penting untuk membunuh kuman persister
(dormant) sehingga mencegah terjadinya
kekambuhan

42

12/14/2012

21
14/12/2012

KATEGORI PENGOBATAN
Kat Kriteria Terapi

I 1. Baru, BTA + 2RHZE/4R3H3


2. Baru, BTA -, sakit berat, Ro+, ekstra paru
meluas
II 1.Sudah diterapi >1 bulan 2RHZES/RHZE
2. Kambuh dan gagal /5R3H3E3
III 1. BTA -, Ro+ 2RHZ/4R3H3
2. Ekstra paru ringan
OAT Bila pada akhir tahap intensif : BTA masih 1 RHZE
sisipan (+), yaitu pada pasien kategori 1 dengan BTA
(+) pasien kategori 2 pada pengobatan ulang
Anak 2HRZ/4HR

PAKET PENGOBATAN
Paket obat kombinasi dosis tetap (OAT-KDT)
Tablet OAT KDT ini terdiri dari kombinasi 2 atau 4
jenis obat dalam satu tablet. Dosisnya disesuaikan
dengan berat badan pasien. Paduan ini dikemas dalam
satu paket untuk satu pasien.

Paket Kombipak.
Adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid,
Rifampisin,
Pirazinamid dan Etambutol yang dikemas dalam bentuk
blister. Paduan OAT ini disediakan program untuk
digunakan dalam pengobatan pasien yang mengalami
efek samping OAT KDT.

22
14/12/2012

PADUAN OAT DI INDONESIA


KATEGORI I

PADUAN OAT DI INDONESIA


KATEGORI 2

23
14/12/2012

PADUAN OAT DI INDONESIA


KATEGORI 3: 2HRZ/4H3R3
Tahap Lamanya H R Z Jumlah
Pengobatan Pengobatan 300 mg 450 mg 500 mg hari/kali
menelan
obat
Intensif
(dosis 2 bulan 1 1 3 60
harian)

Lanjutan
(dosis 3 x 4 bulan 2 1 - 54
seminggu)

47
NB : DOSIS DIATAS UNTUK BB 33-50 KG
12/14/2012

PADUAN OAT DI INDONESIA


OAT SISIPAN
Paket sisipan KDT adalah sama seperti paduan paket untuk tahap
intensif kategori 1 yang diberikan selama sebulan (28 hari)

24
14/12/2012

PADUAN OAT DI INDONESIA


OAT PADA ANAK
OAT pada anak diberikan setiap hari, baik pada tahap intensif
maupun tahap lanjutan, dosis obat harus disesuaikan dengan BB

Keterangan:
Bayi BB < 5 kg & Anak n BB > 33 kg dirujuk ke rumah sakit
OAT KDT dapat diberikan dengan cara : ditelan secara utuh atau digerus sesaat sebelum diminum.

PENATALAKSANAAN
PENGOBATAN TBC PADA KEADAAN KHUSUS
Penderita HIV/AIDS
Anak-anak
Wanita Hamil
 Ibu Menyusui
 Menggunakan oral kontrasepsi
 Penderita Gangguan Ginjal
 Penderita Kelainan Hati
Penderita DM
TBC dengan tambahan kortikosteroid

50

12/14/2012

25
14/12/2012

Treatment Regimens for Specific Situations

HIV-Infected Persons
 Management of HIV-related TB is complex
 Can be treated with standard regimens except:

 Do not use once-weekly continuation-phase INH


and RPT
 In patients with advanced HIV, use daily or 3x
weekly therapy
 A major concern: RIF interacts with some PIs
and NNRTIs

Treatment Regimens for Specific Situations

Infants and Children


 Treat with same regimens recommended for
adults, with exception that EMB not used
routinely in children
 Treat as soon as diagnosis suspected
 For disseminated TB or TB meningitis in
children, treat for 9–12 months

26
14/12/2012

PROFILAKSIS
 Obat yang diberikan :INH 10 mg/kg BB
per hari selama 6 bulan
 Profilaksis diberikan kepada :
 Balita sehat yang kontak erat dengan
TB dewasa baru, BTA positif
 Balita sehat, tuberkulin positif dan
sumber TB tidak jelas
 Pasien HIV positiv atau
imunokompremais lain yang kontak erat
dengan TB dewasa baru BTA positif

Treatment Regimens for Specific Situations

27
14/12/2012

PENGOBATAN KONDISI KHUSUS


Kondisi Informasi Penting
Hamil Streptomisin bersifat permanent ototoxic
dan dapatmenembus barier placenta.
Menyusui Pengobatan pencegahan dengan INH diberikan
kepada bayi tersebut sesuai dengan BB
Pengguna Rifampisin berinteraksi dengan kontrasepsi
kontrasepsi hormonal
Hepatitis akut S dan E maks 3 bulan s/d hepatitisnya baik
& dilanjutkan dengan R dan H selama 6 bulan.
Hepatitis kronik Pirasinamid (Z) tidak boleh digunakan
2RHES/6RH atau 2HES/10HE
Gangguan ginjal Streptomisin dan Etambutol diekskresi
melalui ginjal. Paduan 2HRZ/4HR
Diabetes melitus Rifampisin mengurangi efektifitas SU
retinopathy diabetika... Etambutol ?

Multidrug-Resistant (MDR) dan


Extensively Drug-Resistant (XDR) TB

 MDR TB caused by bacteria resistant to best TB


drugs, isoniazid and rifampin
 XDR TB caused by organisms resistant to isoniazid
and rifampin, plus fluoroquinolones and ≥1 of the
3 injectable second-line drugs

MDR TB* XDR TB**


TB with drug resistance to with drug resistance
with any at least the first-line to the first-line drugs
drug drugs isoniazid and isoniazid and rifampin and to
All resistance rifampin specific second-line drugs
TB

*Oftenresistant to additional drugs


**Resistant to any fluoroquinolone and at least one of three injectable second-line
drugs (i.e., amikacin, kanamycin, or capreomycin

28
14/12/2012

Prinsip Pengobatan
 Harus menggunakan PMO (DOT)
 Pemberian obat tiap hari, tidak boleh
intermiten
 Lama pengobatan sekurangnya 18-24 bulan
 Jika mungkin lanjutkan obat suntikan
minimal 6 bulan setelah kultur konversi
 Lanjutkan dengan minimal 3 macam obat
sampai masa pengobatan terpenuhi

Prinsip Pengobatan
Lini Obat

1 H,R,E,Z

2 Sikloserin, etionamid, PAS

3 Amoxiclav, imipenem,
klaritromisin, linezolid, klofazimin
Injeksi Amikasin, streptomisin, kanamisin

29
14/12/2012

OAT PADA MDR TB

Paduan terapi untuk MDR


 Step 1 :
dimulai dengan lini 1 yang masih efektif +
fluoroqinolon + 1 obat injeksi berdasarkan
sensitivitas
 Step 2 :
Jika tidak ada 4 obat pada langkah 1, ditambahkan
lini 2 sampai terdapat 4-6 obat yang masih
sensitif
 Step 3;
Jika tidak terdapat 4-6 obat pada step 2,
pertimbangkan lini 3

30
14/12/2012

PADUAN STANDAR

Fase awal Fase lanjutan


(minimal 6 bulan) (minimal 6 bulan)
 Kanamycin  Ethionamide
 Ethionamide  Levoflokxacin
 PZA  PZA
 Levoflokxacin  (Ethambutol)
 (Ethambutol)  Cycloserin
 Cycloserin
Penggunaan Ethambutol pd kedua fase pengobatan bila
kuman masih sensitif Ethambuto
61

12/14/2012

Paduan terapi untuk MDR

Pola resistensi Paduan empiris

H,R F,Z,E,injeksi

H,R,.E F,Z,CS,injeksi ± PAS/Eth

H,R,Z F,E,injeksi,CS ± PAS/Eth

H,R,Z,E F,injeksi,CS,PAS/Eth ± satu/lebih


obat

31
14/12/2012

OAT PADA XDR TB

Paduan penyusunan terapi untuk XDR

 Step 1:
dimulai dengan obat lini 1 yang masih sensitif, bila
fluoroqinolon resisten, pilih obat injeksi berdasarkan
sensitivitas
 Step 2:
ambil 1 atau lebih obat lini 2, sampai terdapat jumlah
4-6 obat yg masih sensitif
 Step 3:
pertimbangkan obat lini 3 untuk mendapat jumlah 4-6
 Kasus Baru : Z+E+Eth+Kapreomisin+PAS+Movi+Cs
 Prinsip: tidak ada panduan obat mutlak, minimal 4-6,
harus diberikan injeksi, lama terapi=TB MDR

32
14/12/2012

OBAT BARU TB

Treatment Interruptions

Treatment interruption is common


Restart or continue therapy based on
when interruption occurred and
duration of interruption

33
14/12/2012

34
14/12/2012

Evaluating Response to Treatment

 Assess patient’s response to treatment using


three methods:
 Clinical evaluation, bacteriological examination,
chest radiograph
 Conduct clinical evaluations at least monthly; after
2 months of therapy, if symptoms do not resolve,
reevaluate for
 Potential drug-resistant disease
 Nonadherence to drug regimen

35
14/12/2012

Evaluating Response to Treatment

 Bacteriological examination
If cultures do not convert to negative after 3 months of
therapy, evaluate patient for drug resistance or adherence
issues; after 4 months, consider treatment failed
 Chest radiograph
Patients with initially negative cultures should have chest
radiograph after 2 months of treatment and at completion
of therapy
 Monitor for adverse reactions
Common adverse reactions include
 Gastrointestinal problems
 Hepatitis
 Rash
 Fever

POKOK BAHASAN
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN OBAT ANTITUBERKULOSIS
3. TATALAKSANA TERAPI TUBERKULOSIS
4. ASPEK PHARMACEUTICAL CARE PADA
PASIEN TUBERKULOSIS

36
14/12/2012

APLIKASI PHARMACEUTICAL CARE

Wawancara riwayat pengobatan


 Pemantauan terapi obat
 Skrinning peresepan
 Penilaian & penatalaksanaan ADR
 pemantauan efek samping obat
 Seleksi obat
 Kunjungan bangsal
 Pelayanan informasi obat
 Konseling obat pada pasien

APLIKASI PHARMACEUTICAL CARE

TUJUANNYA

• Identifikasi, mencegah dan mengatasi


DRP/DTP
• Meningkatkan kepatuhan pasien

37
14/12/2012

DEFINISI DRUG RELATED PROBLEMS

DRP adalah suatu kejadian/kondisi yang


terkait dengan terapi dengan obat yang secara
aktual maupun potensial akan berpengaruh
pada outcome pasien secara individu
DEFINISI DRUG THERAPY PROBLEM
DTP adalah suatu kejadian yang tidak
diinginkan yang dialami pasien yang
berkaitan atau dicurigai berkaitan dengan
terapi obat dan secara aktual ataupun
potensial berpengaruh pada out come
pasien yang diinginkan.

KATEGORI DRP/DTP

1. Pasien memerlukan tambahan terapi obat


2. Pasien mendapatkan terapi obat yang tidak
perlu
3. Pasien mendapatkan obat yang salah
4. Pasien mendapatkan dosis terlalu rendah
5. Pasien mengalami ROTD (ADR)
6. Dosis terlalu tinggi untuk pasien
7. Pasien tidak patuh

38
14/12/2012

PERAN APOTEKER
1. Pentingnya adherence,motivasi agar penderita
patuh, efek samping, perilaku hidupsehat dll
2. Peran dalam mendeteksi penderita TB
3. Peran dalam memantau adherence penderita,
adanya efek samping , adanya interaksi dengan
obat lain.
4. Peran secara keseluruhan, apoteker harus
berperan secara aktif mencegah
terjadinyaresistensi, kekambuhan, kematian

INTERVENSI
MENINGKATKAN KEPATUHAN PASIEN

• Sederhanakan regimen obat


• Instruksi pasien harus eksplisit dan
konseling yang baik
• Reminder
• Kontrol rutin
• Libatkan keluarga dan teman (PMO)
• Self-monitoring

39
14/12/2012

INFORMASI OBAT DAN KONSELING

1. INH, rifampisin sebaiknya diminum pada saat perut


kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan)
2. Bila pencernaan terganggu (mual dsb) dapat diminum
2 jam sesudah makan.
3. Ethambutol & pirazinamid sebaiknya diminum saat
perut isi
4. Bila perlu minum antasida, beri antara beberapa jam
5. Bila lupa minum obat, minum sesegera mungkin, tetapi
bila dekat waktu dosis berikutnya, kembali ke jadwal
semula jangan didobel dosisnya.

MONITORING PASIEN

Recommended Examinations for Baseline Monitoring


Patient Recommended Test
All patients Measure aminotransferases (i.e.,
AST, ALT), bilirubin, alkaline
phosphatase, and serum creatinine
and a platelet count
Patients at risk for hepatitis B or Conduct serologic tests
C (e.g., injection drug user, born in
Asia or , or HIV infected)

Patients who are taking EMB Test visual acuity (Snellen chart)
and color vision (Ishihara)
HIV-infected patients Obtain CD4+ lymphocyte count

40
14/12/2012

MONITORING PASIEN

Patient Recommendations
All patients Repeat at least monthly clinical evaluations to
 Identify possible adverse reactions to
medications
 Assess adherence
Patients who are  Question monthly regarding visual
taking EMB disturbances
 Repeat monthly testing for visual acuity
(Snellen chart) and color vision (Ishihara)
for patients whose dose exceeds 15-20
mg/kg and those who have been receiving
EMB for >2 months
Patients who have Evaluation depends on
extrapulmonary TB  Sites involved
disease  Ease with which specimens can be obtained

82

12/14/2012

41
14/12/2012

MONITORING
EFEK SAMPING RINGAN OAT

EFEK SAMPING PENYEBAB PENANGANAN


Tdk nafsu makan, mual, Rifampisin Diminum malam
sakit perut sebelum tidur
Nyeri sendi Pirazinamid Beri Aspirin

Kesemutan s/d rasa INH Beri vitamin B6


terbakar di kaki (piridoxin) 10-50
mg per hari
Warna kemerahan pada Rifampisin Penjelasan
air seni (urine) kepada penderita

83

12/14/2012

MONITORING
EFEK SAMPING BERAT OAT
EFEK SAMPING PENYEBAB PENANGANAN
Gatal & kulit kemerahan Semua OAT Beri antihistamin
Hentikan OAT
Tuli Streptomisin Hentikan S, Ganti E
Gangguan keseimbangan Streptomisin Hentikan S, Ganti E
Ikterus tanpa penyebab Hampir Hentikan OAT,
lain (bingung, muntah) semua OAT Tes fungsi hati
Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan E
Purpura & renjatan Rifampisin Hentikan R
(syok)
84

12/14/2012

42
14/12/2012

Thank You

85

12/14/2012

43

Das könnte Ihnen auch gefallen