Entdecken Sie eBooks
Kategorien
Entdecken Sie Hörbücher
Kategorien
Entdecken Sie Zeitschriften
Kategorien
Entdecken Sie Dokumente
Kategorien
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada leher rahim yang
seluruh dunia, jumlah perempuan yang mengalami kanker leher rahim yaitu
lebih dari 1,4 juta perempuan. Kasus kanker leher rahim terjadi setiap tahunnya
yaitu berjumlah lebih dari 460.000 dan sekitar 231.000 kasus perempuan yang
kanker leher rahim setiap tahunnya (Direktorat PPTM, 2013). Kanker serviks
dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani dan dideteksi secara
dini.
kanker serviks, yaitu dengan deteksi dini kanker serviks. Untuk menangani
kanker serviks terdapat beberapa tes yang dapat dilakukan yaitu pap smear, tes
Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA), biopsi serviks, kolposkopi, biopsi
pemeriksaan IVA dan pengobatan segera dengan krioterapi untuk IVA positif
1
sebagai program deteksi dini kanker serviks di Indonesia (Dinas Kesehatan
menggunakan spekulum, melihat leher rahim yang telah dipulas dengan asam
asetat (konsentrasi 3-5 %). Pada lesi pra kanker setelah ditunggu kurang lebih
satu menit akan terlihat bercak putih apabila terdapat perubahan pada sel
oleh bidan dan dokter yang terlatih. Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan
yang sederhana, mudah, cepat, dan cukup akurat untuk menemukan kelainan
sel (displasia) atau lesi pra kanker (Direktorat PPTM, 2013). Dengan
terdeteksinya lesi pra kanker secara dini banyak hal yang bisa dilakukan untuk
tahun 2018 adalah 3.309 orang dengan IVA positif yaitu 481 orang .
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil tes IVA positif tersebut, oleh karena itu
2
B. Rumusan Masalah
penelitian ini adalah “ Apa saja faktor –faktor yang berhubungan dengan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Bagi profesi
3
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan informasi
2. Bagi bidan
3. Bagi responden
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Definisi
adalah Human Papilloma Virus (HPV). Di dunia, HPV tipe 16, 18, 31,
45, dan 52 yang secara bersamaan menjadi penyebab lebih dari 80%
leher rahim yang merupakan bagian terendah dari rahim yang menonjol
sebanyak 529.800 di dunia pada tahun 2008 dan 85% terjadi di negara
kanker leher rahim 17 per 100.000, angka ini meningkat dari tahun
5
perempuan.Berdasarkan data sistem informasi RS kanker serviks 5.349
Epitel leher rahim terdiri dari dua jenis, yaitu epitel skuamosa
pada epitel leher rahim, epitel kolumnar akan digantikan oleh epitel
SSK, yaitu SSK asli dan SSK baru yang menjadi tempat pertemuan
antara epitel skuamosa dan epitel kolumnar. Daerah diantara kedua SSK
6
c. Perjalanan Penyakit
Manusia biasa terjadi pada perempuan usia reproduksi. Infeksi ini dapat
ini ditemukan pada 95% kasus kanker leher rahim. Ada dua golongan
HPV yaitu risiko tinggi atau disebut HPV onkogenik yaitu utamanya
tipe 16, 18 dan 31, 33, 45, 52, 58; sedangkan HPV risiko rendah atau
dapat mengubah perangai sel secara genetik pada saat fase aktif
Dimulai dari displasia ringan, sedang, berat dan karsinoma in-situ dan
atas tebal epitel yang mengalami kelainan dan berat ringannya pada sel.
7
Pada lesi prakanker derajat ringan dapat mengalami regresi
spontan dan menjadi normal kembali. Tetapi pada lesi derajat sedang
PPTM, 2013).
merah muda yang muncul disekitar kelamin dan terasa gatal atau panas
stabil lokal, bisa membaik secara spontan, atau jika leher rahim terkena
8
leher rahim. Perubahan pra kanker ini diamati seringkali terjadi pada
menjadi prakanker yang terbatas pada lapisan luar dari epitel leher
menjadi kanker ganas bila lesi pra kanker tersebut tidak terdeteksi dan
tinggi biasanya terjadi setelah kurun waktu sepuluh sampai dua puluh
tahun. Walaupun jarang terjadi, sebagian lesi pra kanker bisa menjadi
kanker dalam waktu yang lebih singkat dalam satu atau dua tahun
d. Etiologi
peristiwa kanker yang diawali dari sel serviks normal yang terinfeksi
bisa terjadi, baik dengan cara transmisi melalui organ genital ke organ
Leher Rahim
9
Faktor yang menyebabkan perempuan terpapar HPV sebagai
adalah :
dari 17 tahun).
SSK asli (sebelum masa puber) dan SSK baru. Zona T dapat berupa
10
penapisan seperti IVA, servikografi dan kolposkopi diarahkan pada
dari HPV dan faktor penunjang lain. Sebagian besar remaja putri
tidak mengerti bahwa semakin muda usia mereka ketika mulai aktif
11
suaminya dapat membawa virus HPV dan menularkan pada
istrinya. Untuk resiko terkena lesi pra kanker leher eahim pada
2009).
3) Riwayat Keputihan.
12
responden (63,3 %). Dilihat dari banyaknya jumlah responden yang
resiko kanker.
karakteristik multipara.
5) Perempuan perokok
13
yang tidak merokok. Nikotin dan dampak dari merokok dianggap
paparan asap rokok. Hal ini sejalan dengan sebuah studi perempuan
semakin tinggi risiko untuk terkena kanker leher rahim. Hal ini
nikotin dalam asap rokok masuk dalam lendir yang menutupi leher
14
Merokok secara aktif maupun pasif menurunkan kekebalan tubuh.
rahim.
%).
3) Perdarahan spontan.
15
a) Perdarahan diantara periode regular menstruasi.
biasanya.
panggul.
6) Nyeri.
1) Pencegahan Primer
penyebab kanker.
16
dapat dilakukan oleh individu/kelompok masyarakat peduli
tenaga kesehatan.
bagi masyarakat.
17
kader masyarakat, maupun masyarakat secara umum merupakan
tentang IVA.
patologi.
4) Pelayanan Paliatif
18
adalah mengurangi nyeri dengan pelayanan paliatif. Pelayanan
leher rahim.
adalah :
dengan asam asetat atau asam cuka (3-5%). Pada lesi prakanker
epitelium.
dilakukan.
19
menemukan perubahan morfologis dari sel-sel epitel leher rahim
2. IVA
Asetat (IVA)
leher rahim setelah pengolesan asam asetat 3 - 5%. Daerah yang tidak
normal akan berubah warna dengan batas yang tegas menjadi putih
termasuk saat menstruasi dan saat asuhan nifas atau paska keguguran.
20
1) Perempuan yang menjadi klien pada klinik IMS dengan discharge
(keluar cairan) dari vagina yang abnormal atau nyeri pada abdomen
2) Perempuan yang tidak hamil (walaupun bukan suatu hal yang rutin,
21
d. Alat dan Bahan yang Digunakan dalam Pemeriksaan IVA
sebagai berikut :
1) Kondom
22
Gambar 2.2 Palpasi Kelenjar Skene (Permenkes No.34 Tahun 2015)
dapat terlihat.
23
4) Gunakan kapas lidi bersih untuk membersihkan cairan yang keluar,
darah atau mukosa dari leher rahim. Buang kapas lidi ke dalam
5) Basahi kapas lidi dengan larutan asam asetat dan oleskan pada
a) Jika tidak (IVA negatif), beri tahu ibu untuk datang menjalani
faktor resiko.
b) Jika ada (IVA positif), tentukan metode tata laksana yang akan
dilakukan.
6) Keluarkan spekulum
24
untuk alat-alat yang dapat digunakan kembali, rendam dalam
Faktor yang
Menyebabkan
Perempuan terpapar
HPV:
1. Menikah atau
memulai aktifitas
seksual pada usia
muda (kurang dari 17 Hasil Tes
tahun). IVA Postif
2. Berganti-ganti
pasangan seksual.
3. Perempuan dengan
paritas tinggi.
4. Riwayat keputihan
5. Perempuan Perokok.
C. Hipotesis
1. Terdapat hubungan antara usia menikah dengan kejadian IVA positif pada
25
4. Terdapat hubungan antara paritas dengan kejadian IVA positif pada wanita
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan rancangan penelitian
Puskesmas Colomadu II tahun 2016-2018 yaitu 244 orang yang terdiri dari
D. Identifikasi Variabel
a. Variabel bebas (independent variable)
26
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur menikah, ganti pasangan,
paritas, merokok
b. Variabel tergantung (dependent variable)
Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah tes IVA Positif
c. Definisi Operasional
Tabel: 3.1. Definisi Operasional
Variabel Definisi Alat Hasil Skala
Operasional Ukur Ukur Ukur
X Faktor-Faktor Besarnya - - -
penyebab IVA prosentase dari
Positif faktor-faktor yang
menyebabkan
terpapar HPV
sebagai etiologi
kanker leher rahim
melalui metode
IVA yaitu Deteksi
dini kanker leher
rahim untuk
mendeteksi
abnormalitas pada
leher rahim
setelah pengolesan
asam asetat 3 - 5%
Sub Variabel
X1 Menikah atau Seorang wanita - 1. Ya Nominal
memulai yang melakukan 2. Tidak
aktifitas seksual kontak seksual
pada usia muda untuk pertama
(kurang dari 17 kalinya pada usia
tahun) kurang dari 17
tahun.
X2 Berganti-ganti Responden - 1. Ya Nominal
pasangan ataupun suami 2. Tidak
seksual berganti-ganti
pasangan seksual
lebih dari 1
pasangan
27
X3 Riwayat Responden - 1. Ya Nominal
keputihan memiliki riwayat 2. Tidak
keputihan yang
abnormal seperti
berbau busuk,
berwarna tidak
normal dan gatal
pada daerah
kelamin.
X4 Perempuan Responden - 1. Ya Nominal
dengan paritas melahirkan lebih 2. Tidak
tinggi dari sama dengan
empat anak secara
normal.
X5 Perempuan Responden adalah - 1. Ya Nominal
perokok perokok pasif 2. Tidak
(terpapr oleh asap
rokok).
Y Hasil tes IVA Hasil tes - 1. Ya Nominal
pemeriksaan 2. Tidak
dengan asam
asetat
28
1) Mengajukan judul penelitin
3) Menyusun proposal
b. Pelaksanaan
untuk pengambilan data responden dengan hasil tes IVA positif (+).
c. Pelaporan
F. Analisa Data
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas:
1. Analisis Univariat
Pada penelitian ini menggunakan analisis univariat yang bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik variabel penelitian.
2. Analisis Bivariat
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan hasil dari
uji Chi-square untuk mengetahui hubungan antar variabel.
29
3. Analisis Multivariat
Analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik untuk
mengetahui faktor yang paling dominan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Analisis Hubungan antara antara usia menikah dengan kejadian IVA
positif pada wanita Di Puskesmas Colomadu II.
B. PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
30
American Cancer Society. (n.d.). What are the risk factors for cervical cancer?
Dinas Kesehatan Jawa Tengah. (2017). Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah,
3511351(24).
Direktorat PPTM. (2013). Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher
Rahim. Jakarta. Buku Acuan Pencegahan Kanker Leher Rahim Dan Kanker
Payudara.
Eko Budiarto. (2001a). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat.
Eko Budiarto. (2001b). Biostatistika untuk Kedokteran dan Kesehatan
Masyarakat.
Hidayat. (2007). Metode Penelitian Keperawatan dan Analisis Data.
Istiqomah, D. N., Studi, P., Dokter, P., Kedokteran, F., Ilmu, D. A. N., Negri, U.
I., & Hidayatullah, S. (2010). POSITIF DI PUSKESMAS
RENGASDENGKLOK KABUPATEN KARAWANG TAHUN 2009.
Jordan JA. (2006). The cervix second edition. Massachusetts: Blackwell
Publishing Inc,.
Kementrian Kesehatan RI. (2015). Pusat Data dan Informasi Kesehatan. Panduan
Program Nasional Gerakan Pencegahan Dan Deteksi Dini Kanker Leher
Rahim Dan Kanker Payudara.
Leni Suhartini, W. S. (2017). Hubungan Karakteristik Wanita Usia Subur ( WUS )
dengan Pengetahuan tentang Tes IVA di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Periode Mei Tahun 2017, 64–85.
Munoz N, Franceschi S, B. C. (2009). Role of parity and human paillomavirus in
cervical cancer. The IARC Multicentric Case-Control Study, Lancet
359(9312)1093-1101, (March 30).
Mustika. (2010). Analisa Faktor Risiko Kanker Serviks. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
Nindrea, R. D. (2017). KANKER SERVIKS PADA WANITA, 2(February), 53–
31
61.
Notoadmodjo. (2012). ASUHAN KEBIDANAN. JAKARTA.
32