Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Artikel Cetak Keras Skripsi Firda Yanti (J1a117075)
Artikel Cetak Keras Skripsi Firda Yanti (J1a117075)
ABSTRAK – Serai, rosela dan jahe dapat dimanfaatkan sebagai minuman fungsional karena mengandung antioksidan. Penelitian ini
memformulasikan serai, rosela dan jahe dalam pembuatan teh herbal. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh dan perlakuan
terbaik formulasi simplisia serai, rosela dan jahe terhadap sifat fisik, kimia dan organoleptik teh herbal. Penelitian ini menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 taraf perlakuan yaitu formulasi serai, rosela dan jahe (1:1:1, 2:1:1, 1:2:1, 1:1:2). Hsil penelitian
menunjukan formulasi serai, rosela dan jahe berpengaruh nyata terhadap warna, pH, aktivitas antioksidan, antosianin, fenol, vitamin c dan
sifat organoleptik (warna dan aroma). Formulasi teh herbal serai, rosela dan jahe terbaik adalah perlakuan F2 yaitu dengan penambahan
rosela terbanyak (1:2:1) dengan sifat organoleptik warna disukai, aroma disukai, rasa disukai dan penerimaan keseluruhan disukai, kadar
air 7,39%, warna dengan nilai L 54, nilai a 44, dan nilai b 50, pH 3,24, aktivitas antioksidan 79,72%, antosianin 3,82 mg/2g total fenol
11,16 mg GAE/g dan vitamin C 15 mg/100ml.
ABSTRACT – Lemongrass, roselle and ginger can be used as functional drinks because they contain antioxidants. This research formulates
lemongrass, roselle and ginger in the manufacture of herbal teas. The purpose of this study was to determine the effect and the best treatment
for the simplicia formulations of lemongrass, roselle and ginger on the physical, chemical and organoleptic properties of herbal teas. This
study used a completely randomized design (CRD) with 4 levels of treatment, namely the formulation of lemongrass, roselle and ginger
(1:1:1, 2:1:1, 1:2:1, 1:1:2). The results showed that the lemongrass, roselle and ginger formulations had a significant effect on color, pH,
antioxidants activity, anthocyanins, phenols, vitamin C and organoleptic properties (color and aroma). The best formulation of lemongrass,
roselle and ginger herbal teas was the F2 treatment, with the most addition of roselle (1:2:1) with organoleptic properties of preferred color,
preferred aroma, preferred taste and preferred overall acceptance, water content 7.39%, color with a value of L 54, a value 44, and b value
50, pH 3.24, antioxidant activity 79.72%, anthocyanin 3,82 mg/2g, total phenol 11.16 mg GAE/g and vitamins C 15 mg/100ml.
Tabel 2. Hasil Uji Fisik dan Kimia Teh Herbal Serai, Rosela, dan Jahe
Perlakuan Formulasi Serai:Rosela:Jahe)
Parameter
1:1:1 2:1:1 1:2:1 1:1:2
L 55a 67b 54a 70c
a 27c 17b 44d 14a
b 46a 47a 50b 47a
Warna Warna
Deskripsi Warna Moderate Orange Moderate Orange Strong Orange Soft Orange
4
c. Antioksidan merah, ungu, biru hingga hitam pada tumbuhan seperti
Dari hasil sidik ragam menunjukan adanya bunga, buah-buahan, biji-bijian, sayuran dan umbiumbian
perbedaan nyata pada taraf 5% terhadap aktivitas (Du et al., 2015 dalam Priska et al., 2018).
antioksidan yang dihasilkan seduhan teh herbal. Nilai Total antosianin tertinggi yaitu 3,82 mg/2g pada
akivitas antioksidan yang dihasilkan bekisar 75,19% formulasi 1:2:1 dengan penambahan rosela terbanyak.
sampai 79,72%, dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil ini sejalan dengan penelitian (Novidahlia et al.,
Nilai aktivitas antioksidan terbesar yaitu pada 2014) kadar antosianin tertinggi dimiliki oleh minuman
formulasi 1:2:1 dengan banyak penambahan rosela. rosela berkarbonasi dengan penambahan ekstrak rosela
Menurut (Ramadhan et al., 2018) bahwa minuman lidah kering terbanyak. Sumber antosianin pada teh herbal ini
buaya dengan penambahan ekstrak rosela paling tinggi berasal dari ekstrak rosela kering yaitu sebesar 6,1 mg/2g.
memiliki aktivitas antioksidan terbesar yaitu 79,83%, hal Pada penelitian ini menghasilkan nilai antosianin yang
ini dikarenakan rosela mengandung antosianin. Menurut cukup rendah. Hal ini dikarenakan jumlah sampel yang
(Priska et al., 2018) antosianin memiliki susunan ikatan digunakan. Menurut (Nizori et al., 2020) kandungan
rangkap terkonjugasi sehingga tidak saja berfungsi untuk antosianin dalam kelopak buah naga adalah 6,03 mg/50g.
tanaman tersebut, melainkan mampu memfungsikan Menurut (Putri et al., 2015) kadar total antosianin ekstrak
antosianin sebagai senyawa penghancur dan penangkal etanol kulit buah naga rata-rata sebesar 58,0720 mg/L.
radikal bebas alami (antioksidan). Semakin banyak gugus Dari data tersebut menunjukan bahwa perbedaan kadar
hidroksil fenolik dalam struktur antosianin maka dapat antosianin antar keduanya tidak terlalu signifikan, akan
meningkatkan fungsi antioksidan. tetapi perbedaan jumlah sampel yang digunakan sangat
Aktivitas antioksidan dalam teh dipengaruhi oleh signifikan.
senyawa-senyawa fenol yang terkandung dalam bahan
baku pembuatan teh (Arumsari et al., 2019). 5 Senyawa e. Fenol
fenol dalam masing-masing bahan seperti kelopak rosela Berdasarkan analisa ragam menunjukan adanya
diantaranya flavonoid, polifenil, asam sitrat, saponin, perbedaan nyata (taraf 1% dan 5%) terhadap total fenol
tannin dan antosianin. Serai berupa alkaloid, tanin, yang dihasilkan, rata-rata total fenol berkisar 10,10-12,44
saponin, flavonoid, steroid dan minyak atsiri serta jahe mg GAE/g disajikan pada Tabel 2.
berupa oleoresin, flavonoid, terpenoida, dan minyak Perlakuan yang menghasilkan total fenol terbesar
atsiri. Hasil penelitian (Arumsari e al., 2019) aktivitas yakni pada 1:1:1 dengan penambahan serai, rosela dan
antioksidan dan sifat sensoris teh celup campuran bunga jahe yang sama rata sebesar 12,44 mg GAE/g. Sedangkan
kecombrang, daun mint dan daun stevia memiliki yang terendah yaitu 10,10 mg GAE/g pada formulasi
aktivitas antioksidan paling tinggi yaitu 68,84%. Hasil 1:1:2 dengan banyak penambahan jahe. Total fenol pada
penelitian lain (Dewata et al., 2017) pengaruh suhu dan ekstrak baha kering rosela dan serai memiliki total fenol
lama penyeduhan terhadap aktivitas antioksidan dan sifat yang tinggi dibandingkan dengan ekstrak jahe. Sehingga
sensoris teh herbal daun alpukat menghasilkan aktivitas hasil total fenol pada air seduhan dengan penambahan
antioksidan paling tinggi yaitu 18,55%. Hasil ini banyak serai dan rosela tidak berbeda nyata. Hasil
menunjukan bahwa teh herbal serai, rosela dan jahe penelitian (Hastuti, 2012) pembuatan minuman
memiliki aktivitas antioksidan yang lebih tinggi. fungsional dari madu dan ekstrak rosela memiliki total
Kontrol positif yang digunakan pada penelitian ini fenol paling tinggi yaitu 6,491 mg/g. Dari hasil penelitian
adalah asam askorbat 250 ppm. Aktivitas antioksidan pada tersebut menunjukan teh herbal serai, rosela dan jahe
asam askorbat menghasilkan persentasi hambatan radikal memiliki total fenol yang cukup tinggi jika dibandingkan
bebas 85%. Sedangkan pada penelitian ini menghasilkan dengan minuman dari penelitian lainnya.
persentasi hambatan radikal bebas 75,19%-79,72%. Fenolik adalah senyawa yang memiliki cincin
Sehingga persentasi penghambatan radikal bebas teh aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksil yang
herbal mendekati persentasi penghamabatan radikal bebas terikat pada atom karbon dari cincin aromatik tersebut.
asam askorbat. Menurut (Rizkayanti et al., 2017) asam Gugus hidroksil dalam fenolik berkontribusi secara
askorbat (vitamin C) sebagai kontrol positif memiliki langsung terhadap aktivitas antioksidan dan memainkan
aktivitas antoksidan yang kuat, karena vitamin C peranan penting dalam penagkapan radikal bebas karena
merupakan antioksidan yang bekerja sebagai oxygen gugus hidroksil dari senyawa fenolik dapat mendonorkan
scavenger yaitu mengikat oksigen sehingga tidak atom hidrogen sehingga dapat menstabilkan senyawa
mendukung reaksi oksidasi. radikal bebas (Rezaeizadeh, 2011 dalam Adawiah et al.,
2015).
d. Antosianin
Berdasarkan hasil analisa ragam menunjukan adanya f. Vitamin C
perbedaan nyata terhadap perlakuan yang diberikan. Nilai Berdasarkan analisa ragam menunjukan perlakuan
antosianin yang dihasilkan berkisar 2,55 mg/2g sampai formulasi berpengaruh nyata terhadap vitamin C yang
3,82 mg/2g. Antosianin merupakan pigmen warna yang dihasilkan. Range nilai vitamin C berada pada 15
berperan sebagai antioksidan. Antosianin dapat larut mg/100ml hingga 30,75 mg/100ml. Pada Tabel 2.
dalam pelarut polar, serta memberikan warna orange, menunjukan perlakuan yang menghasilkan nilai vitamin
5
C paling tinggi yaitu formulasi 1:1:1 dengan penambahan Berdasarkan Tabel 3. perlakuan yang menghasilkan
serai, rosela dan jahe yang sama rata yaitu 30,75 warna paling disukai panelis yaitu pada formulasi 1:2:1
mg/100mL, sedangkan yang paling rendah perlakuan dengan banyak penambahan rosela yaitu 3,88 (suka) yang
1:2:1 dengan banyak penambahan rosela yaitu 15 menghasilkan warna merah, sedangkan perlakuan yang
mg/100mL. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian menghasilkan warna paling tidak disukai panelis yaitu
(Novidahia et al., 2014) semakin banyak rosela yang pada formulasi 1:1:2 dengan banyak penambahan jahe
ditambahkan pada minuman rosela berkarbonasi maka yaitu 2,2 (tidak suka). Perlakuan penambahan rosela
semakin tinggi vitamin C yang dihasilkan. paling tinggi menghasilkan warna merah yang mayoritas
Dari semua vitamin yang ada, vitamin C merupakan lebih disukai panelis, hal ini dikarenakan rosela
vitamin yang paling mudah rusak. Vitamin C mudah mengandung antosianin yang menimbulkan pigmen
sekali terdegradasi, baik oleh temperatur, cahaya maupun merah. Bagian bunga rosela yang dapat dimanfaatkan
udara sekitar sehingga kadar vitamin C berkurang (Cresna sebagai zat warna adalah kelopaknya. Kandungan penting
et al., 2014). Dalam proses pengolahan teh herbal serai, yang terdapat dalam kelopak bunga rosela adalah pigmen
rosela dan jahe menggunakan proses pemanasan antosianin yang membentuk flavonoid yang berperan
sebanyak dua kali yaitu saat pengovenan dan penyeduhan, sebagai antioksidan. Pigmen antosianin ini membentuk
hal tersebut yang menyebabkan pada perlakuan warna ungu kemerahan di kelopak bunga rosela (Mastuti
penambahan rosela terbanyak menghasilkan kadar et al., 2013). Perlakuan formulasi 1:1:2 menghasilkan
vitamin C paling rendah. Proses kerusakan vitamin C ini warna yang tidak disukai oleh panelis yaitu 2,2. Hal ini
disebut oksidasi. Menurut (Hok et al., 2007) semakin dikarenakan jahe mengandung oleoresin yang
tinggi suhu maka konsentrasi vitamin C pada pembuatan menghasilkan warna kuning hingga coklat kemerahan.
pasta tomat semakin turun. Karena pada suhu tinggi Bentuk oleoresin adalah cairan pekat berwarna coklat
molekul-molekul penyusun vitamin C menjadi terurai kemerahan (Widayanti, 2009).
atau rusak. Hasil penelitian (Arisanti et al., 2018)
karakteristik sifat fisikokimia teh herbal sekami (serai Aroma
kombinasi kayu manis) sebagai minuman fungsional Berdasarkan hasil analisa sidik ragam menunjukan
memiliki kadar vitamin C paling tinggi 15,03%. perlakuan formulasi berpengaruh nyata terhadap aroma
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, seduhan teh herbal yang dihasilkan. Perlakuan formulasi 1:1:1 dan 1:2:1
serai, rosela dan jahe memiliki kandungan vitamin c yang menghasilkan aroma yang tidak berbeda nyata, perlakuan
cukup tinggi. 2:1:1 dan 1:1:2 menghasilkan aroma yang tidak berbeda
nyata. Namun antar keduanya menghasilkan aroma yang
g. Kadar Air berpengaruh nyata terhadap seduhan teh herbal. Range
Hasil pengamatan dan sidik ragam menunjukan nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap aroma air
bahwa perlakuan formulasi teh herbal serai, rosela dan seduhan teh herbal yaitu 2,76 sampai 3,20 (tidak suka
jahe tidak berpengaruh nyata terhadap kadar air yang hingga suka) disajikan pada Tabel 3.
dihasilkan, baik pada taraf 1% maupun 5%. Rata-rata Perlakuan yang memiliki aroma yang paling disukai
kadar air teh herbal serai, rosela dan jahe berkisar antara panelis yaitu 1:1:1 dengan penambahan serai, rosela dan
5,35% sampai 7,39% disajikan pada Tabel 2. jahe sama banyak. Sedangkan perlakuan yang tidak
Perlakuan yang memiliki kadar air terendah yaitu disukai yaitu 2:1:1 dengan banyak penambahan serai dan
pada perlakuan F3 (1:1:2) 5,35% dengan banyak 1:1:2 dengan banyak penambahan jahe, hal ini
penambahan jahe, sedangkan perlakuan yang dikarenakan aroma yang dihasilkan oleh serai tidak
menghasilkan kadar air paling tinggi yaitu F2 (1:2:1) disukai panelis. Serai memiliki aroma yang cukup tajam
7,39% dengan banyak penambahan rosela. Hasil ini sudah dikarenakan serai mengandung minyak atsiri dengan
memenuhi kadar air Menurut SNI: (01-3836- 2013) yaitu komponen utamanya sitronelol dan graniol (Suprianto,
maksimal 8%. Menurut (Arisanti et al., 2018) kadar air 2008). Aroma jahe dihasilkan dari komponen utama
sangat mempengaruhi daya tahan suatu produk (teh serai), minyak atsiri yaitu zingiberen dan zingiberol yang
kadar air yang tinggi akan mengakibatkan mudahnya menyebabkan timbulnya aroma khas pada jahe (Setiawan
bakteri dan jamur serta mikroba lainnya untuk et al., 2018). Menurut (Frillinda, 2019) kandungan nutrisi
berkembang biak sehingga akan mempengaruhi mutu dari pada tanaman serai mendukung penggunaannya sebagai
produk tersebut. minuman aromatik dan hidangan tradisonal, termasuk
penggunaannya dalam teh. Namun mayoritas panelis yang
h. Organoleptik digunakan tidak menyukai aroma khas yang ditimbulkan
Warna oleh serai.
Berdasarkan hasil analisa sidik ragam menunjukan Pada formulasi 1:1:1 aroma serai dan jahe yang
perlakuan formulasi berpengaruh nyata terhadap tingkat ditimbulkan tidak begitu tajam, serta pada formulasi 1:2:1
kesukaan panelis pada warna air seduhan teh herbal yang aroma yang dihasilkan yaitu asam manis sehingga panelis
dihasilkan. Rata-rata kesukaan panelis terhadap warna lebih menyukai aroma pada kedua formulasi tersebut.
produk berkisar 2,20-3,88 (tidak suka sampai suka) Dalam penelitian (Ramadhan et al., 2018) aroma rosela
disajikan pada Tabel 3. dapat munutupi aroma langu dari lidah buaya dengan
6
penambahan ekstrak kelopak bunga rosela. Glikosida yang
terhidrolisis menjadi gula dapat mempengaruhi hilangnya
aroma minuman lidah buaya.
Tabel 3. Hasil Uji Organoleptik Teh Herbal Serai, Rosela dan Jahe
Perlakuan Formulasi Serai, Rosela, dan Jahe
Parameter
1:1:1 2:1:1 1:2:1 1:1:2
Warna 3,04bc 2,80ab 3,88d 2,20a
Aroma 3,20c 2,76a 3,16bc 2,96ab
Rasa 3,20a 3,24a 3,60a 3,24a
Penerimaan Keseluruhan 3,24a 3,40a 3,68a 3,24a
Keterangan: *skor hedonik warna, 1(sangat tidak suka), 2(tidak suka), 3(agak suka), 4(suka), 5(sangat suka)
*nilai yang diikuti huruf yang sama menunjukan perbedaan yang tidak nyata taraf 5% menurut uji DMRT .