Sie sind auf Seite 1von 13

pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864

http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

FORMULASI DAN UJI AKTIVITAS MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK BUNGA


TELANG (Clitoria ternatea L.) TERHADAP BAKTERI Staphylococcus aureus

Irhas Abit Izzulhaq1, Ade Maria Ulfa2*, Martianus Perangin Angin3

Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Malahayati


1,2,3

Email korespondesi: adeulfa81@yahoo.co.id


*)

__________________________________________________________________

Abstract: Formulation and Activity Testing Of Peel-Off Gel Mask Extract of


Teleg Flower (Clitoria ternatea L.) Against Staphylococcus aureus. Acne is a
chronic inflammation of the lining of the pilosebaceous follicle of the skin,
accompanied by blockage and accumulation of keratin material. Acne is caused by
the Staphylococcus aureus bacteria. Telang flower has anti-acne properties. The
active substance in flower telang can be obtained by extraction using the percolation
method with 96% solvent. The percolation method is more effective because it does
not use heating so that the chemical compounds that are thermolabile to be taken
are not decomposed or damaged. The phytochemical test showed that the positive
telang flower extract contained alkaloids, flavonoids, tannins, saponins, and
phenolics. The extract of the telang flower obtained was made in a peel-off gel mask
with a concentration of 1%, 3%, 5%. Evaluation of the peel-off gel mask includes
organoleptic test, homogeneity test, pH test, spreadability test, drying time test,
viscosity test, and skin irritation test. Inhibition test of telang flower extract used the
well diffusion method. The activity of the inhibition zone that was formed at a
concentration of 1% was 8.95 mm, a concentration of 3% was 11.77 mm, a
concentration of 5% was 13.57 mm including in the moderate and strong categories.
Antibacterial test results were analyzed using ANOVA. The results of statistical
analysis showed that there was a significant difference in the zone of inhibition,
namely the value (p = 0.05) between all concentrations of the telang flower extract
peel-off gel mask. The higher the peel-off gel mask concentration, the wider the
diameter of the inhibition zone. Telang flower peel-off gel mask is effective in
inhibiting Staphylococcus aureus bacteria.
Keywords: Staphylococcus aureus, Acne, Telang Flower Peel-Off Gel Mask,
Percolation

Abstrak: Formulasi Dan Uji Aktivitas Masker Gel Peel-Off Ekstrak Bunga
Telang (Clitoria ternatea L.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus.
Jerawat merupakan peradangan menahun pada lapisan folikel pilosebaceous kulit
yang disertai penyumbatan dan penimbunan bahan keratin. Jerawat disebabkan oleh
bakteri Staphylococcus aureus. Bunga telang memiliki khasiat sebagai antijerawat.
Zat aktif pada bunga telang dapat diperoleh dengan ekstraksi menggunakan metode
perkolasi dengan pelarut 96%. Metode perkolasi lebih efektif karena tidak
menggunakan pemanasan sehingga senyawa kimia yang bersifat termolabil yang
akan diambil tidak terurai atau rusak. Pada uji fitokimia menunjukan bahwa didalam
ekstrak bunga telang positif mengandung alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan
fenolik. Ekstrak bunga telang yang diperoleh dibuat dalam sediaan masker gel peel-
off dengan konsentrasi 1%, 3%, 5%. Evaluasi masker gel peel-off meliputi uji
organoleptis, uji homogenitas, uji pH, uji daya sebar, uji waktu mengering, uji
viskositas, dan uji iritasi kulit. Uji daya hambat ekstrak bunga telang menggunakan
metode difusi sumuran. Aktivitas zona hambat yang terbentuk pada konsentrasi 1%
sebesar 8,95 mm, konsentrasi 3% sebesar 11,77 mm, konsentrasi 5% sebesar 13,57
mm termasuk dalam kategori sedang dan kuat. Hasil uji antibakteri dianalisis
menggunakan ANOVA. Hasil analisis statistik menunjukan adanya perbedaan zona
hambat yang signifikan yaitu nilai (P=0,05) antara seluruh konsentrasi masker gel

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1287
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

peel-off ekstrak bunga telang. Semakin tinggi konsentrasi masker gel peel-off maka
semakin luas diameter zona hambat. Masker gel peel-off bunga telang efektif dalam
menghambat bakteri Staphylococcus aureus.
Kata Kunci: Staphylococcus aureus, Jerawat, Masker gel peel-off bunga telang,
Perkolasi

PENDAHULUAN
Kulit berminyak merupakan salah tetap sehat serta penggunaanya dapat
satu penyebab kulit berjerawat, karena mengatasi masalah-masalah kulit wajah
kelenjar sebasea dan keringat terdapat seperti jerawat (Melayanti dan Dwiyanti,
dalam jumlah yang banyak. Sebum yang 2017).
banyak dapat menyebabkan pori-pori Sediaan masker wajah gel peel-off
tersumbat. Penyumbatan ini terjadi merupakan salah satu jenis masker gel
disebabkan oleh salah satu bakteri wajah. Masker gel peel-off mempunyai
penyebab jerawat yaitu Staphylococcus keunggulan dalam penggunaan yaitu
aureus sehingga terjadinya peradangan mampu merelaksasi, mengangkat sel
dan timbulnya jerawat (Ayu, 2009). kulit mati agar kulit bersih dan segar dan
Jerawat atau acne vulgaris dapat dengan mudah dilepas atau
merupakan peradangan pada kulit wajah diangkat seperti membran elastis
akibat tersumbatnya pori-pori kulit yang (Husnani dan Rizki, 2019).
disebabkan oleh kelebihan sekresi Bunga telang (Clitoria ternatea L.)
kelenjar minyak sebasea pada kulit yang telah diteliti sebelumnya memiliki
wajah (Acrhoni, 2012). Faktor kandungan senyawa kimia fenolik,
terbentuknya jerawat dipengaruhi oleh flavonoid, antosianin, flavonol glikosida,
jenis kulit. Kulit berminyak menjadi kaempferol glikosida, quersetin
faktor dengan persentase terbesar yaitu glikosida, mirisetin glikosida (Kazuma, et
53,6% dibandingkan pada kulit normal al., 2013), terpenoid, flavonoid, tanin,
dan kulit kering (Katheepan et al., 2015). dan steroid (Rai et al, 2002). Apabila
Jerawat merupakan peradangan dilihat dari senyawa tanaman bunga
menahun pada lapisan folikel telang (Clitoria ternatea L.) tersebut
pilosebaceous kulit yang disertai dapat memberikan efek farmakologis
penyumbatan dan penimbunan bahan seperti antikanker, antidiabetes,
keratin yang dipicu oleh bakteri antioksidan, dan antimikroba (Budiasih,
Propionibacterium acnes dan 2017).
Staphylococcus aureus (BPOM RI, 2009). Pada penelitian ini, peneliti ingin
Salah satu cara mengatasi masalah melakukan pembuatan formulasi sediaan
jerawat dapat menggunakan masker masker gel peel-off ekstrak etanol bunga
wajah. Masker wajah merupakan telang (Clitoria ternatea L.) sehingga
kosmetik yang digunakan untuk mendapatkan hasil yang baik, efektif dan
merawat kondisi wajah seseorang agar stabil.
Alat yang akan digunakan dalam
METODE penelitian ini adalah peralatan gelas,
Waktu dan Tempat Penelitian kertas saring, corong, oven, batang
Penelitian ini akan dilakukan pada pengaduk, pH meter, timbangan analitik,
bulan Januari – Maret 2021. Pelaksanaan kertas saring, jangka sorong, rotary
penelitian ini dilakukan di Laboratorium evaporator.
FMIPA Universitas Lampung untuk
melakukan evaporator ekstrak bunga Bahan
telang dan pembuatan sediaan masker Bahan yang akan digunakan dalam
gel peel-off serta uji sifat fisik, dan di penelitian ini meliputi sampel bunga
Laboratorium Polinela untuk uji daya telang (Clitoria ternatea L.), etanol 96%,
hambat aktivitas bunga telang pada polivinil alkohol (PVA), hidroksipropil
sediaan masker gel peel-off. metil selulosa (HPMC), propilen glikol
(PPG), metil paraben sediaan dipasaran
Alat sebagai pembanding, Media Mueller

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1288
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Hinton Agar (MHA), bakteri menunjukkan adanya fenol


Staphylococcus aureus, NaCl 0,9%. (Julianto, 2019).
b. Uji Kandungan Senyawa
Prosedur Penelitian Flavonoid
1. Determinasi 1 mL ekstrak ditambah serbuk Mg
Bunga telang (Clitoria ternatea L.) dan 1 mL HCl pekat kemudian
yang diambil di dalam keadaan segar dikocok, terbentuk warna merah,
dikumpulkan dan dibersihkan dengan air. kuning atau jingga, positif
Sampel dibawa ke Laboratorium Biologi mengandung flavonoid (Julianto,
Unila untuk dideterminasi. 2019).
c. Uji Kandungan Senyawa
2. Proses Pengolahan Simplisia Saponin
Sampel bunga telang yang diambil 1 mL ekstrak setelah ditambah
berwarna ungu dengan keadaan baik, asam klorida, kemudian dikocok
kemudian dilakukan sortasi basah dan menimbulkan busa stabil selama 5
dipotong kecil-kecil. Kemudian bunga menit menunjukkan adanya
telang yang sudah dipotong kecil-kecil saponin (Julianto, 2019).
dicuci dengan menggunakan air d. Uji Kandungan Senyawa Tanin
mengalir. Proses selanjutnya dilakukan 1 mL ekstrak setelah ditambah 1
pengeringan dengan cara diangin- mL besi (III) 10%, terjadi
anginkan. Kemudian bunga telang yang perubahan warna biru tua atau
sudah kering diserbukan dengan hitam kehijauan menunjukkan
menggunakan blender lalu dilakukan positif mengandung tanin (Julianto,
ekstraksi. 2019).
e. Uji Kandungan Senyawa
3. Pembuatan Ekstrak Bunga Alkaloid
Telang (Clitoria ternatea L.) 1 mL ekstrak ditambahkan 1 mL
Ekstraksi didahului dengan HCl 1% dan 1 mL pereaksi mayer
melakukan perendaman 400 gram timbul warna merah muda,
serbuk bunga telang menggunakan terbentuk endapan putih
pelarut etanol 96% sebanyak 7 L. menunjukkan adanya alkaloid
Setelah itu simplisia yang telah direndam (Julianto, 2019).
dengan pelarut etanol dimasukan secara
kontinyu dari atas laju alir melewati 5. Pengujian Antibakteri
simplisia melalui pembaharuan pelarut a. Sterilisasi Alat
terus menerus yang berlangsung hingga Alat yang digunakan sebaiknya
bahan dan pelarut kontak secara dicuci terlebih dahulu sehingga
setimbang, kemudian diperoleh tetesan tidak menyebabkan kontaminasi
ekstrak yang keluar dari perkolator. Hasil dari luar atau mikroorganisme
ekstrak dipisahkan, selanjutnya lainya. Alat-alat yang sudah dicuci
diuapkan pelarutnya menggunakan dan dibersihkan kemudian
rotary evaporator pada suhu 35oC dikeringkan dan dimasukan ke
(Andhiarto et al., 2019). dalam plastik tahan panas setelah
itu semua alat dimasukan ke dalam
4. Skrining Fitokimia autoklaf dengan suhu 121°C
Skrining fitokimia secara reaksi selama 15 menit sedangkan pinset
tabung pada ekstrak etanol 96% bunga dan ose tidak dimasukan ke dalam
telang meliputi pemeriksaan alkaloid, autoklaf namun dengan cara
flavonoid, saponin, tanin, serta fenol. memijakanya pada api bunsen
a. Uji Kandungan Senyawa (Berlian dan Fatiqin, 2016).
Fenolik b. Pembuatan Media
1 mL ekstrak ditambahkan 10 tetes Sebanyak 13 gram MHA dilarutkan
metanol dan disaring kemudian dalam 250 mL akuades kemudian
ditambah 3 tetes FeCl3 1% terjadi dipanaskan dan diaduk
perubahan warna hijau menggunakan penangas air sampai

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1289
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

homogen. Media disterilkan dengan 1% dan H2SO4 1%. Larutan BaCl


autoklaf pada suhu 121oC tekanan 1% sebanyak 0,05 mL
1,5 atm selama 15 menit. Setelah dicampurkan dengan larutan H2SO4
disterilisasi dimasukan ke dalam 1% sebanyak 9,95 mL dan kocok
cawan petri sebanyak 15 mL yang hingga homogen (Berlian dan
akan digunakan sebagai medium Fatiqin, 2016).
dalam uji antibakteri (Hudaya et e. Teknik Pembuatan Suspensi
al., 2014). Bakteri
c. Peremajaan Bakteri Pembuatan suspensi bakteri
Bakteri Staphylococcus aureus Staphylococcus aureus dilakukan
diambil satu ose dari bakteri biakan dengan cara mengambil biakan
murni. Tanam menggunakan jarum murni dari stock kultur biakan
ose steril pada media agar miring murni. Kemudian dimasukan ke
dengan cara pemulasan kemudian dalam tabung reaksi yang berisi
diinkubasi selama 24 jam NaCl 0,9% steril sebanyak 9 mL,
(Widyawati et al., 2017). dan di homogenkan, disamakan
d. Pembuatan Larutan Standar dengan standar kekeruhan Mc
Kekeruhan Mc Farland Farland 0,5 (Misna dan Diana,
Larutan Mc Farland 0,5 terdiri atas 2016).
dua komponen yaitu larutan BaCl

6. Formulasi Sediaan Masker Gel Peel-Off Bunga Telang

Tabel 1. Formula Masker Gel Peel Off Ekstrak Bunga Telang (Clitoria
ternatea)
Satuan Konsentrasi
Bahan FI FII FIII Kontrol Kontrol Fungsi
(-) (+)
Ekstrak Gram 1 3 5 -
Bunga Bahan
Telang aktif
PVA Gram 15 15 15 15 Pembentuk
Lapisan
Masker Film
HPMC Gram 1 1 1 1 gel peel- Basis gel
off
komersial
Propilen Gram 12 12 12 12 Humektan
glikol
Metil Gram 0,02 0,02 0,02 0,02 Pengawet
Paraben
Akuades mL 100 100 100 100 Pelarut

Keterangan
F1 : mengandung ekstrak 1%
F2 : mengandung ekstrak 3%
F3 : mengandung ekstrak 5%
K- : basis masker (tanpa ekstrak)
K+ : sediaan masker gel peel-off komersial

7. Prosedur Pembuatan Masker Siapkan alat dan bahan timbang


Gel Peel-Off masing-masing bahan sesuai dengan
formula yang tertera. Masukan PVA

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1290
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

ditambah akuades sebanyak empat yaitu antara 5 -–7 cm (Garg et al.,


kalinya lalu dipanaskan pada suhu 80oC 2002).
sampai warnanya bening dan homogen. e. Uji Waktu Mengering
HPMC dikembangkan dengan akuades Pengujian waktu kering dilakukan
panas dibiarkan selama 30 menit hingga dengan cara mengoleskan 1 gram
menggembang sempurna. Keduanya masker gel peel-off berbagai
dicampur di dalam lumpang kemudian konsentrasi ke punggung tangan
digerus sampai homogen. Campuran dan diamati waktu dari saat mulai
ditambahkan propilen glikol dan metil dioleskan masker gel hingga
paraben yang telah dilarutkan dalam terbentuk lapisan yang kering.
akuades panas. HPMC yang telah Kemudian waktu tersebut
mengembang dimasukan berturut-turut dibandingkan dengan waktu kering
ke dalam campuran sebelumnya diaduk masker produk inovator yang
hingga homogen, Setelah itu beredar dipasaran yaitu sekitar 10-
ditambahkan ekstrak etanol bunga 20 menit (Vieira et al., 2009).
telang (Clitoria ternatea L.) sedikit demi f. Uji Iritasi Kulit
sedikit lalu diaduk hingga homogen Penelitian ini dilakukan pada 9
(Husnani dan Rizki, 2019). orang sukarelawan, yaitu 3 orang
sukarelawan untuk tiap formula
8. Evaluasi Uji Sifat Fisik Masker dengan cara mengoleskan sediaan
Gel Peel-Off Bunga Telang masker gel peel-off pada belakang
(Clitoria ternatea L.) telinga kemudian dibiarkan selama
a. Uji Organoleptis 24 jam dan lihat perubahan yang
Pengujian ini dilakukan dengan terjadi pada kulit reaksi iritasi
cara visual terhadap sediaan positif ditandai oleh adanya
masker gel peel-off, dengan kemerahan, gatal-gatal atau
mengamati warna, bau, dan bentuk bengkak pada kulit lengan bawah
dari sediaan gel tersebut mudah bagian dalam yang diberi
dioles, dan tidak mengandung perlakuan. Adanya kemerahan
butiran kasar (Widyawati et al., diberi tanda (+), gatal-gatal (++),
2017). bengkak (+++), dan yang tidak
b. Uji Homogenitas menunjukan reaksi apa-apa diberi
Pemeriksaan homogenitas sediaan tanda (-) (Wasitaatmadja,1997).
dilakukan dengan cara dioleskan
sediaan pada dua bagian keping 9. Uji Aktivitas Masker Gel Peel-
kaca, kemudian sediaan harus Off Ekstrak Bunga Telang
menunjukan susunan yang (Clitoria ternatea L.) Terhadap
homogen dan tidak terlihat adanya Bakteri Staphylococcus aureus
butiran kasar (Widyawati, 2017). dengan Metode Difusi Sumuran
c. Uji pH Siapkan Erlenmeyer yang berisi
Pengujian ini dilakukan dengan media MHA (Muller Hinton Agar).
cara menimbang sediaan masker Kemudian suspensi bakteri yang telah
gel peel-off dan dicelupkan 10 mL dibuat dimasukkan kedalam media MHA,
akuades, kemudian celupkan pH kemudian homogenkan lalu tuangkan
stik ke dalam sediaan masker gel kedalam cawan petri yang dimana pada
peel-off (Widyawati et al., 2017). perlakuan ini terdapat 6 cawan petri
d. Uji Daya Sebar yang berisi masing – masing cawan 20
Sebanyak 1 gram sediaan masker mL, kemudian didiamkan hingga
gel peel-off diletakan di atas kaca memadat. Kemudian buat lubang
berukuran 20 × 20 cm. Kemudian sebesar 6 mm di media MHA
ditutupi dengan kaca lain dan menggunakan alat pembolong yang
digunakan pemberat diatasnya diameternya 6 mm atau disesuaikan
hingga bobot mencapai 100 gram seperti kertas cakram. Kemudian
dan diukur diameternya setelah 1 masukkan sediaan masker gel peel-off
menit. Persyaratan daya sebar menggunakan mikropipet ke dalam

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1291
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

setiap lubang di media MHA dan penelitian ini yaitu sedian masker gel
diinkubasi kedalam inkubator pada suhu peel-off tanpa ekstrak.
37oC selama 24 jam. Amati zona
hambatan (wilayah jernih) yang 10. Analisa Data
terbentuk di sekitar lubang sumuran lalu Data hasil pengujian daya hambat
ukur diameter zona jernih yang ekstrak dan sediaan gel hand sanitizer
terbentuk menggunakan jangka sorong ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea
(Permatasari, 2014). Kontrol positif yang L.), dianalisis menggunakan uji statistik
dingunakan pada penelitia ini yaitu Analisis of Varian (ANOVA) dengan taraf
masker gel peel-off komersial, dan kepercayaan 95 % Kemudian dilanjutkan
kontrol negatif yang dingunakan pada dengan Post-Hoc Least Significant
Difference (LSD).

HASIL
Tabel 2. Hasil Ekstraksi Bunga Telang
Jenis Ekstrak Berat Serbuk Pelarut Etanol Jumlah Persen
(g) 96% Ekstrak (g) Rendemen
(L) (%)

Ekstrak Pasta 400 7 161,5 40,37

Skrining Fitokimia

Tabel 3. Hasil skrining fitokimia ekstrak bunga telang (Clitoria ternatea L.)

No. Pengujian Pengamatan Hasil


1. Alkaloid Larutan terdapat endapan putih Positif
2. Flavonoid Larutan berwarna coklat kekuningan Positif

3. Saponin Larutan berwarna kuning dan terbentuk busa Positif

4. Tanin Terbentuk berwarna hijau kehitaman Positif

5. Fenolik Larutan berwarna hijau kehitaman Positif

Tabel 4. Hasil Evaluasi Sediaan

Organoleptis

Daya Waktu
Formula Iritasi
Warna Bau Bentuk Homogenitas pH Sebar Mengering
Kulit
(cm)
Khas
Hitam Tidak
F1 Bunga Gel Homogen 5,8 5,6 16
kecoklatan Mengiritasi
Telang

Khas
Hitam Tidak
Bunga Homogen 5,9 5,8 17
kecoklatan Mengiritasi
F2 Telang Gel

khas
Hitam Tidak
F3 Bunga Homogen 6,0 6,0 17
kecoklatan Mengiritasi
Telang
Gel

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1292
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Kontrol Tidak Tidak


Bening 6,1 6,0 16
negative Berbau Gel Homogen Mengiritasi

Tabel 5. Hasil Aktivitas Antibakteri dan Uji Statistik

Diameter Rata-rata Zona


No Formula hambat (mm) Rata-rata Zona p-Value
Hambat (mm)
Pengulangan

I II III

1 FI 8,73 9,05 9,08 8,95


0,000
2 F II 11,80 11,83 11,70 11,77
3 F III 13,53 13,70 13,48 13,57
4 Kontrol Positif 14,15 14,17 14,20 14,17

5 Kontrol Negatif 0 0 0 0

PEMBAHASAN C. Simplisia yang sudah dikeringkan


Penelitian ini sampel kulit bunga kemudian dihaluskan untuk
telang (Clitoria ternatea L.) yang mempermudah proses ekstraksi.
digunakan dideterminasi di Laboratorium Semakin kecil ukuran simplisia maka
FMIPA Universitas Lampung. Hasil semakin besar pula luas permukaannya,
determinasi bunga telang menunjukkan sehingga interaksi antara pelarut dan zat
bahwa sampel yang digunakan adalah terlarut akan semakin besar (Sarinastiti,
benar bunga telang dengan spesies 2018).
(Clitoria ternatea L). Determinasi dari Metode yang digunakan untuk
suatu tanaman bertujuan untuk mengekstraksi bunga telang adalah
mengetahui kebenaran identitas perkolasi. Prinsip perkolasi yaitu serbuk
tanaman tersebut. Dengan demikian simplisia ditempatkan dalam suatu
kesalahan dalam pengumpulan bahan bejana silinder, yang bagian bawahnya
yang akan digunakan dapat dihindari. diberi sekat berpori, cairan penyari
Sebelum dilakukan ekstraksi untuk dialirkan dari atas ke bawah melalui
mendapatkan hasil yang akan digunakan serbuk tersebut, cairan penyari akan
sebagai zat aktif sediaan masker gel melarutkan zat aktif dalam sel-sel
peel-off terhadap bakteri Staphylococcus simplisia yang dilalui sampel dalam
aureus, bunga telang terlebih dahulu keadaan jenuh. Gerakan ke bawah
dijadikan simplisia. Perajangan berfungsi disebabkan oleh kekuatan gaya beratnya
untuk mempermudah proses pencucian sendiri dan tekanan penyari dari cairan di
dan pengeringan simplisia. Pengeringan atasnya, dikurangi dengan daya kapiler
bertujuan untuk mengurangi kadar air yang cenderung untuk menahan gerakan
yang ada di dalam bunga telang ke bawah (BPOM RI, 2009).
sehingga mudah didapatkan proses Metode perkolasi dipilih karena
penarikan senyawa kimia yang terdapat metode ini tidak menggunakan
di dalam bunga telang. Proses pemanasan sehingga senyawa kimia
pengeringan harus terhindar dari sinar yang bersifat termolabil yang akan
matahari secara langsung, hal ini diambil tidak terurai atau rusak dan
disebabkan karena beberapa senyawa alasan penggunaan pelarut etanol 96%
yang terkandung di dalam sampel akan adalah bersifat selektif karena hanya
mengalami kerusakan akibat panas dan menarik zat berkhasiat yang diinginkan,
sinar yang bersumber dari sinar matahari absorbsinya baik, kapang dan khamir
secara langsung mengandung radiasi sulit tumbuh, mudah menguap dan
sinar gamma, sinar UV-B dan sinar UV- mendapatkan ekstrak kental lebih cepat

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1293
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

dibandingkan pelarut etanol 70% (Totok, Flavonoid diperiksa dengan HCl


2009). untuk mendeteksi senyawa yang
Filtrat perkolasi dilakukan untuk mengandung inti benzopiron. Warna
mempermudah proses penyaringan merah atau warna ungu yang terbentuk
menggunakan alat vacuum filtration merupakan garam benzo pirilium yang
yang kemudian dipekatkan dengan disebut juga garam flavylium (Nishantini
vacum rotary evaporator pada suhu 40℃ et al., 2012). Hasil pada penelitian ini
dengan putaran 120 rpm untuk terjadi pembentukan warna merah yang
menghilangkan pelarut yang digunakan menandakan terdapatnya kandungan
selama proses ekstraksi sehingga flavonoid. Mekanisme kerja flavonoid
dihasilkan filtrate yang pekat. Rotary menghambat fungsi membran sel yaitu
evaporator akan memisahkan ekstrak membentuk senyawa kompleks dengan
dari cairan penyarinya dengan protein ekstraseluler dan terlarut
pemanasan yang dipercepat oleh sehingga dapat merusak membran sel
putaran. Cairan penyari akan menguap bakteri dan keluarnya senyawa
lebih cepat 5-10℃ dibawah titik didih intraseluler. Flavonoid dapat
pelarutnya disebabkan oleh karena menghambat metabolisme energi
adanya penurunan tekanan, dengan dengan cara menghambat penggunaan
bantuan vacuum uap larutan penyari oksigen oleh bakteri. Flavonoid
akan menuju kondensor dan diubah lagi menghambat sitokrom C reduktase
menjadi molekul-molekul cairan pelarut sehingga pembentukan metabolisme
murni. terhambat, energi dibutuhkan bakteri
Hasil ekstrak yang didapat untuk biosintesis makromolekul
diuapkan menggunakan evaporator, (Rijayanti, 2014).
sehingga dihasilkan ekstrak kental Alkaloid diperiksa dengan
berupa pasta dengan bobot tetap mereaksikan sejumlah ekstrak dengan
sebanyak 161,5 gram, sehingga HCl lalu diteteskan dengan pereaksi
diperoleh rendemen ekstrak 40,37%. Mayer, Dragendorff, dan Bouchardat
Parameter mutu ekstrak adalah hasil positif ditunjukan dengan
rendemen ekstrak yang dihasilkan, terbentuknya endapan. Prinsip yang
rendemen adalah perbandingan antara digunakan pada uji alkaloid mengandung
ekstrak yang diperoleh dengan simplisia atom nitrogen yang mempunyai
awal. Rendemen menggunakan satuan pasangan elektron bebas sehingga dapat
persen (%), semakin tinggi nilai digunakan untuk membentuk ikatan
rendemen yang dihasilkan menandakan kovalen koordinat dengan ion logam
nilai ekstrak yang dihasilkan semakin (McMurry, 2004). Setelah ditambahkan
banyak (Pratiwi, 2008). pereaksi Dragendorff ditandai dengan
Penelitian selanjutnya dilakukan uji terbentuknya endapan coklat muda
skrining fitokimia. Skrining fitokimia sampai kuning (jingga) yang
digunakan untuk mengetahui adanya menandakan sampel ekstrak bunga
kandungan metabolit sekunder dengan telang senyawa alkaloid. Mekanisme
menggunakan pereaksi warna. Hasil kerja senyawa alkaloid sebagai
pengujian skrining fitokimia menunjukan antibakteri adalah cara mengganggu
bahwa ekstrak bunga telang positif komponen penyusun peptidoglikan pada
mengandung alkaloid, flavonoid, sel bakteri, sehingga lapisan dinding sel
saponin, tannin, dan fenolik. Hal tidak terbentuk secara utuh dan
tersebut, menunjukan bahwa etanol menyebabkan kematian sel (Pratiwi et
yang digunakan sebagai pelarut mampu al., 2013).
menarik senyawa-senyawa tersebut. Tanin diperiksa dengan melakukan
Tertariknya senyawa-senyawa tersebut penambahan larutan 𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹3 pada larutan
dikarenakan pelarut yang digunakan sampel dalam tabung reaksi. 𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹𝐹3
yaitu etanol 96% memiliki kepolaran ditambahkan untuk golongan tanin
yang sama dengan senyawa-senyawa terhidrolisis akan menghasilkan warna
tersebut (Hatajulu et al., 2008). biru kehitaman dan tanin terkondensasi
akan menghasilkan warna hijau

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1294
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

kehitaman. Hasil pada penelitian ini (protein bakteri) pada permukaan


terjadi pembentukan warna biru membrane sel bakteri yang dapat
kehitaman yang menandakan sampel meningkatkan permeabilitas membrane
ekstrak bunga telang mengandung tanin sel bakteri sehingga dapat mengubah
terhidrolisis. Hal ini dikarenakan struktur dan fungsi membran,
komponen polifenol yang terdapat pada menyebabkan denaturasi protein
ekstrak merupakan flavonoid sehingga membran sel akan rusak dan
(antosianin) dan tanin terhidrolisis. lisis (Pratiwi et al., 2013).
Mekanisme kerja tanin sebagai Penelitian ini dilakukan formulasi
antibakteri yaitu dengan cara ekstrak bunga telang dalam bentuk
menyebabkan sel Staphylococcus aureus sediaan masker gel peel-off. Ekstrak
menjadi lisis. Hal ini terjadi karena tanin tumbuhan memiliki karakteristik yang
memiliki target pada dinding polipeptida khas sehingga pada formulasinya perlu
dinding sel bakteri sehingga diperoleh basis gel yang efektif untuk
pembentukan dinding sel menjadi menghasilkan sediaan gel dengan
kurang sempurna dan kemudian sel kestabilan yang baik. Basis gelling agent
bakteri akan mati (Rijayanti, 2014). merupakan basis dari sediaan gel yang
Tanin juga memiliki kemampuan untuk bersifat, aman dan tidak reaktif dengan
menginaktifkan enzim bakteri serta komponen formula gel yang lain. Gelling
mengganggu jalanya protein pada agent biasa digunakan sebagai bahan
lapisan dalam sel. pengikat pada granulasi tablet, bahan
Mekanisme aksi penghambatan pelindung koloid pada suspensi, bahan
senyawa fenolik pada bakteri pengental pada sediaan cairan oral dan
dikarenakan oleh gangguan pada basis supositoria (Elmitra, 2017). Basis
integritas membran sel dan sintesis yang digunakan adalah Hydroxy propyl
komponen struktural bakteri. Aktivitas methyl cellulose (HPMC) dikarenakan
antibakteri dari senyawa fenolik terkait merupakan gelling agent semi sintetik
dengan inaktivasi enzim seluler, yang turunan selulosa yang dapat membentuk
tergantung pada tingkat penetrasi zat ke gel yang jernih dan bersifat netral serta
dalam sel atau disebabkan oleh zat memiliki viskositas yang stabil pada
perubahan permeabilitas membran ke penyimpanan jangka panjang.
dalam sel atau disebabkan oleh Formulasi lain yang digunakan
perubahan permeabilitas membran. untuk membuat sediaan masker gel
Permeabilitas membran yang meningkat peel-off ekstrak bunga telang yaitu PVA
merupakan faktor utama dalam berfungsi sebagai pembentuk lapisan
mekanisme antibakteri, dimana senyawa film, PPG berfungsi sebagai humektan,
dapat mengganggu membran dan akuades berfungsi sebagai pelarut dan
menyebabkan hilangnya integritas sel nipagin berfungsi sebagai pengawet
dan kematian sel (Pratiwi et al., 2013). untuk mencegah pertumbuhan
Saponin diperiksa dengan melihat mikroorganisme pada sediaan (Rowe et
adanya busa yang bertahan 10 menit al.,2009). Pada formula masker gel peel-
setelah pengocokan. Saponin memiliki off ekstrak bunga telang tersebut
glikosil yang berfungsi sebagai gugus dilakukan evaluasi uji sifat fisik yang
polar dan gugus steroid dan triterpenoid meliputi pengamatan organoleptik,
sebagai gugus nonpolar. Senyawa yang pengamatan homogenitas, pH, daya
memiliki gugus polar dan nonpolar sebar, waktu mengering dan pengujian
bersifat aktif permukaan sehingga saat iritasi kulit serta dilakukan pada uji
dikocok dengan air saponin dapat aktivitas antibakteri sediaan masker gel
membentuk misel. Gugus misel gugus peel-off.
polar menghadap keluar sedangkan Pengamatan uji organoleptik
gugus nonpolar menghadap kedalam. meliputi bentuk, warna, dan bau.
Keadaan ini yang membuat tampak Berdasarkan hasil yang didapat bahwa
seperti busa. Mekanisme kerja saponin masker gel peel-off ekstrak bunga telang
sebagai antibakteri adalah terjadinya yaitu berbentuk semi padat yang
ikatan antara saponin dengan sterol merupakan karakteristik gel pada

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1295
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

umumnya, berwarna coklat kehitaman dihasilkan berkisar antara 16-17 menit


yang disebabkan oleh ekstrak bunga dan telah memenuhi persyaratan waktu
telang dan memiliki bau yang khas. mengering untuk sediaan masker gel
Hasil pengujian homogenitas hasil peel-off berkisar 15-20 menit
yang didapat bahwa masker gel peel-off (Wasiaturrahmah et al., 2018).
ekstrak bunga telang menunjukan Hasil penelitian menunjukkan uji
susunan yang homogen yang ditandai iritasi pada sediaan gel masker gel peel-
dengan tidak terdapat butiran kasar pada off ekstrak bunga telang bahwa tidak
masker gel peel-off. Hal ini sesuai terlihat adanya efek samping berupa
dengan persyaratan homogenitas gel kemerahan, gatal, bengkak ataupun
yaitu harus menunjukan susunan yang pengasaran pada kulit yang ditimbulkan
homogen dan tidak terlihat butiran kasar oleh sediaan. Hal ini disebabkan oleh
(Wasiaturrahmah et al., 2018). senyawa kimia yang terkandung di
Uji pH dilakukan bertujuan untuk dalam kulit bunga telang tidak
melihat apakah pH sediaan masker gel menyebabkan iritasi, uji pH sediaan yang
peel-off ekstrak bunga telang sudah telah memenuhi persyaratan dan tidak
sesuai dengan pH kulit, karena gel yang adanya eksipien yang dapat memicu
diaplikasikan secara topikal, maka nilai iritasi (Wasitaatmadja, 1997).
pH harus sesuai dengan pH kulit. Jika Uji aktivitas bunga telang sebagai
semakin alkalis atau semakin asam suatu antijerawat dalam sediaan masker gel
bahan yang akan kontak dengan kulit, peel-off terhadap bakteri Staphylococcus
maka akan semakin sulit untuk aureus dilaksanakan di Laboratorium
menetralisirnya. Kulit akan menjadi Politeknik Negeri Lampung dengan
pecah-pecah, kering dan mudah infeksi menggunakan metode difusi sumuran
(Widyawati et al., 2017). Hasil secara triplo dengan konsentrasi gel 1%,
pengukuran pH sediaan masker gel peel- 3%, dan 5%, kelompok kontrol negatif
off berkisar antara 5,8-6,1. Nilai pH yang dan kontrol positif. Alasan dilakukan
terlalu asam dapat menyebabkan iritasi pengulangan secara triplo karena agar
pada kulit sedangkan pH yang terlalu mendapatkan data yang lebih akurat.
basa dapat menyebabkan kulit menjadi Sebelum dilakukan pengujian bahan-
kering. Menurut Widyawati et al (2017) bahan dan alat yang digunakan
nilai pH yang sesuai dengan kulit yaitu disterilisasi terlebih dahulu. Adapun cara
4,5-6,5. Hasil semua sediaan yang sterilisasi alat meliputi alat-alat kaca
dibuat memiliki pH yang sesuai dengan seperti gelas ukur, cawan petri, tabung
kulit sehingga sediaan masker gel peel- reaksi, Erlenmeyer, beaker glass, batang
off aman diaplikasikan secara topikal. pengaduk, dibungkus dalam kertas kopi.
Uji daya sebar sediaan dilakukan Sedangkan sterilisasi media agar
untuk mengetahui besar penyebaranya menggunakan sterilisasi basah yaitu
yang diperlukan masker gel peel-off saat autoclave. Setelah itu dilakukan
dioleskan pada kulit karena dapat peremajaan bakteri menggunakan
mempengaruhi absorpsi obat dari cawan petri, bertujuan agar
kecepatan pelepasan zat aktif. Hasil mendapatkan koloni tunggal.
pengujian daya sebar untuk semua Metode yang digunakan dalam uji
masing-masing kontrol dihasilkan aktivitas bakteri adalah metode sumuran
berkisar antara 5-6 cm dan telah yaitu dengan membuat lubang pada
memenuhi persyaratan daya sebar media Mueller Hinton Agar (MHA). Alasan
semisolid yang baik untuk penggunaan penggunaan media MHA karena media
topikal berkisar diameter 5-7 cm MHA mengandung starch yang dapat
(Wasiaturrahmah et al., 2018). menyerap toksik yang dikeluarkan oleh
Uji kecepatan waktu mengering bakteri. Alasan metode sumuran yang
dalam sedian masker gel peel-off digunakan dibandingkan metode cakram
bertujuan untuk mengetahui kecepatan disk adalah metode sumuran terjadi
masker membentuk lapisan film pada osmolaritas dari konsentrasi yang lebih
kulit.Hasil pengujian waktu mengering tinggi dari metode disk. Metode sumuran
untuk semua masing-masing kontrol setiap lubang dimasukkan sediaan gel

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1296
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

sehingga osmolaritas terjadi lebih Aktivitas antibakteri ekstrak bunga


menyeluruh dan lebih homogen dan lebih telang disebabkan karena adanya
kuat untuk menghambat pertumbuhan senyawa metabolit sekunder yang
bakteri (Haryati, Darmawati dan Wilson, terkandung dalam ekstrak bunga telang.
2017). Sedangkan dengan metode difusi Berdasarkan hasil fitokimia senyawa
disk, cakram disk harus direndam di metabolit sekunder yang ada pada
dalam cawan petri yang berisi gel lalu ekstrak bunga telang antara lain alkaloid,
diletakkan diatas agar. Sehingga flavonoid, tanin, dan saponin. Perlakuan
diasumsikan volume gel yang dapat konsentrasi 5% memiliki efek terbaik
diserap kertas cakram berbeda setiap dalam menghambat pertumbuhan
perlakuan. Staphylococcus aureus bakteri Staphylococcus aureus dengan
diinokulasi dalam tabung yang berisi nilai rata-rata zona hambat sebesar
NaCl 0,9%. Bakteri yang diinokulum 13,57 mm.
dihitung berdasarkan tingkat kekeruhan Uji statistik pada sediaan masker
yaitu sesuai dengan standar Mc Farland gel peel-off ekstrak bunga telang adalah
0,5 sehingga setara dengan suspensi dengan menggunakan ANOVA. Sebelum
bakteri yang mengandung 4x109 CFU/mL dilakukan analisis data menggunakan
yang diamati dengan mata telanjang ANOVA terlebih dahulu diuji normalitas
(Prihandani et al, 2015). dengan Shapiro-wilk. Uji normalitas
Sebagai kontrol negatif yang bertujuan untuk menguji apakah data
digunakan formulasi masker gel peel-off yang didapat pada penelitian ini
tanpa ekstrak. Masker gel peel-off merk terdistribusi secara normal atau tidak.
vienna masker gel peel-off digunakan Dari hasil uji Shapiro-wilk terhadap
sebagai kontrol positif. Fungsi kontrol masing-masing kontrol uji didapatkan
positif adalah sebagai pembanding bahwa data terdistribusi secara normal
apakah masker gel peel-off ekstrak (P>0,05), sehingga dapat dilanjutkan
bunga telang memiliki sensitivitas yang dengan uji ANOVA.
sama dengan masker gel peel-off buatan Uji ANOVA digunakan untuk
pabrik yang digunakan. Sedangkan melihat ada tidaknya daya antibakteri
fungsi kontrol negatif adalah untuk pada setiap kelompok. Didapatkan
mengetahui apakah bahan tambahan bahwa nilai signifikan yang diperoleh
dalam pembuatan gel yang digunakan yaitu 0,000 atau (P<0,05). Hal ini berarti
mempunyai sensitivitas terhadap terdapat perbedaan bermakna, sehingga
bakteri. Kontrol negatif yang digunakan dapat dilakukan uji lanjut LSD (Least
yaitu formula tanpa penambahan ekstrak Significant Difference). Uji LSD
menunjukkan tidak ada zona hambat menunjukkan kelompok perlakuan
pada pengujian terhadap bakteri apabila dibandingkan satu antara sama
Staphylococcus aureus. Hal ini lain mempunyai perbedaan yang
mengindikasikan bahwa kontrol negatif bermakna. Berdasarkan hasil uji LSD
yang digunakan tidak berpengaruh pada didapatkan nilai (P<0,05) yang disebut
uji antibakteri. bermakna, hal ini menjelaskan bahwa
Pertumbuhan bakteri diamati terdapat perbedaan bermakna pada
dengan melihat zona hambat yang rata-rata zona hambat masing-masing
terbentuk di sekitar lubang sumuran. perlakuan. Hal ini dapat diartikan bahwa
Zona hambat merupakan daerah atau semakin tinggi konsentrasi ekstrak
wilayah jernih yang tampak di sekeliling bunga telang maka semakin efektif zona
lubang sumuran, zona hambat yang hambat yang terbentuk di sekitar zona
terbentuk dilihat setelah media uji hambat pada sediaan masker gel peel-
diinkubasi selama 24 jam dengan suhu off.
37OC. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan jangka sorong. Area KESIMPULAN
jernih mengindikasikan adanya Berdasarkan penelitian yang telah
hambatan pertumbuhan mikroorganisme dilakukan, hasil evaluasi sediaan masker
oleh antimikroba pada permukaan media gel peel-off ekstrak bunga telang
agar (Pratiwi, 2008). (Clitoria ternatea L.) telah memenuhi

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1297
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

persyaratan uji sifat fisik sedian yang Semisolid Formulation. USA:


baik. Pharmaceutical Tecnology.
Ekstrak bunga telang (Clitoria Haryati, SD., Darmawati, S., dan Wilson,
ternatea L.) yang diformulasikan dalam W. (2017). Perbandingan Efek
sediaan masker gel peel-off dilihat dari Ekstrak Buah Alpukat (Persea
nilai P<0,05 sehingga disimpulkan americana Mill) Terhadap
bahwa ekstrak bunga telang (Clitoria Pertumbuhan Bakteri
ternatea L.) efektif sebagai antijerawat. Pseudomonas aeruginosa Dengan
Hasil uji aktivitas antibakteri Metode Disk dan Sumuran.
ekstrak etanol bunga telang (Clitoria Prosiding Seminar Nasional dan
ternatea L.) sediaan masker gel peel-off Internasional 1(1).
didapatkan hasil pada konsentrasi 1% Hatajulu, T. F., & Rahma, S. Djimarman.
dengan zona hambat sebesar 8,95 mm (2008). Identifikasi Senyawa Fenol
telah dapat menghambat pertumbuhan dan Delfinidin pada Kembang
bakteri Staphylococcus aureus. Telang (Clitoria ternatea L.) serta
Uji Efektivitas Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Staphylococcus aureus Penyebab
Achroni, Keen. (2012). Semua Rahasia Radang Mata. Journal of Agro-
Kulit Cantik dan Sehat Ada disini. Based Industry 25 (2).
Yogyakarta (ID): Javalitera. Hudaya, A., Radiastuti, N., Sukandar, D.
Andhiarto, Y., Andayani, R. and Ilmiyah, and Djajanegara, I. (2014). Uji
N.H. (2020). Uji Aktivitas Aktivitas Antibakteri Ekstrak Air
Antibakteri Ekstrak Etanol 96% Bunga Kecombrang terhadap
Daun Mimba (Azadirachta indica A. Bakteri E. coli dan S. aureus
Juss.) Dengan Metode Ekstraksi sebagai Bahan Pangan Fungsional.
Perkolasi Terhadap Pertumbuhan Al-Kauniyah: Jurnal Biologi 7(1): 9-
Bakteri. Journal Of Pharmacy 15.
Science And Technology 2(1): 102- Husnani, H., & Rizki, F. S. (2019).
111. Formulasi Dan Uji Aktivitas Masker
Ayu, S. (2009). Cara Ampuh Mengobati Gel Peel-Off Antijerawat Ekstrak
Jerawat Buana Pustaka, Etanol Bawang Dayak (Eleutherine
Yogyakarta: Buana Pustaka. palmifolia (L.) Merr) Terhadap
Badan POM RI. (2009). Bahan-bahan Bakteri Staphylococcus aureus
Kosmetik Sebagai Anti Acne. Secara In Vitro. Jurnal Ilmiah Ibnu
Naturkos 10(4): 2-3. Sina 4(1): 244-254.
Berlian, Z. dan Fatiqin, A., 2016. Julianto, T. S. (2019). Fitokimia Tinjauan
Penggunaan Perasan Jeruk Nipis Metabolit Sekunder dan Skrining
(Citrus aurantifolia) Dalam Fitokimia. Yogyakarta:
Menghambat Bakteri Escherichia Universitas Islam Indonesia
coli Pada Bahan Pangan. Bioilmi: Yogyakarta.
Jurnal Pendidikan, 2(1). Kartheepan K, Suhail A, Mithuna V,
Budiasih, K. S. (2017). Kajian Potensi Prianka L. (2015). Evaluation of
Farmakologis Bungan Telang common risk factors of acne in
(Clitoria ternatea). Prosiding teenagers in Batticaloa district.
Seminar Nasional Kimia UNY 2017 5thInternational Symposium 168-
Sinergi Penelitian dan 171.
Pembelajaran untuk Mendukung Kazuma, K., Noda, K., Suzuki, M. (2013).
Pengembangan Literasi Kimia pada Flavonoid Composition Related to
Era Global (4): 201-206. Petal Color in Different Lines of
Elmitra. (2017). Dasar – Dasar Clitoria ternatea. Phytochemistry
Farmasetika Dan Sediaan Semi 64: 1133-1139.
Solid. Sleman: Budi Utama. Melayanti PC, Dwiyanti S. (2017).
Garg, A., A. Deepika, S. Garg, and A. K. Pengaruh Persentase Umpi Rumput
Singla. (2002). Spreading of Teki Dan Tepung Beras Terhadap

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1298
pISSN:2355-7583 | eISSN:2549-4864
http://ejurnalmalahayati.ac.id/index.php/kesehatan

Kulit Wajah Hiperpigmentasi. e- Pharmaceutical Excipients. 5th


Journal 6(1): 89-98. Edition. Washington: American
Misna, dan Diana, K. (2016). Aktivitas Pharmacceutical Press and
Antibakteri Ekstrak Kulit Bawang American Pharmacists Association.
Merah. Galenika Journal of Sarinastiti, Nia. (2018). Perbandingan
Pharmacy 2(2). Efektivitas Ekstrak Daun dan Biji
Nishantini, A., A. Agnel Ruba & V.R. Alpukat (Persea Americana Mill.)
Mohan. (2012). Total phenolic, Sebagai Penghambat Pertumbuhan
Flavonoid And In Vitro Antioxidant Bakteri Escherichia coli dan
Activity Of Leaf Of Suaeda monoica Staphylococcus aureus secara In
Forssk ex. Gmel Vitro. [Skripsi]. Lampung:
(Ghenopodiaceae). International Universitas Islam Negeri Raden
Journal of Advanced Life Sciences Intan Lampung.
5(1). Totok LHP. (2009). Optimasi Volume
Permatasari V.S. (2014). Pengaruh Etanol Dan Aquades Dalam Proses
Konsentrasi Carbopol 940 Sebagai Perkolasi Daun Stevia (Stevia
Gelling Agent Terhadap Sifat Fisis Rabaudiana Bertonii. M) Dengan
Dan Stabilitas Gel Hand Sanitizer Aplikasi Desain Faktorial. [Skripsi].
Minyak Daun Mint (Oleum Mentha Yogyakarta: Fakultas Farmasi,
piperita). [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
Universitas Sanata Dharma. Vieira, RP. (2009). Physical And
Pratiwi, D., Suswati, I., dan Abdullah, M. Physicochemical Stability
(2013). Efek Anti Bakteri Ekstrak Evaluation Of Cosmetic
Kulit Jeruk Nipis (Citrus Formulation Containing Soybean
aurantifolia) Terhadap Salmonella Extract Fermented By
typhi Secara In Vitro. Jurnal Ilmu Bifidobacterium Animalis. Brazilian
Kesehatan dan Kedokteran Journal of Pharmaceutical Sciences
Keluarga 9(2). 45(3):515-525.
Pratiwi ST. (2008). Mikrobiologi Farmasi. Wasiaturrahmah, Y., dan Jannah, R.
Jakarta: Erlangga. (2018). Formulasi Dan Uji Sifat
Prihandani, S.S., Poeloengan, M., Noor, Fisik Gel Hand Sanitizer Dari
S.M., dan Andriani. (2015). Uji Ekstrak Daun Salam (Syzygium
Daya Antibakteri Bawang Putih polyanthum). Borneo Journal Of
(Allium sativum L.) Terhadap Pharmasecientech 2(2).
Bakteri Staphylococcus aureus, Wasitaatmadja. (1997). Penuntun Ilmu
Escherichia coli, Salmonella Kosmetik Medik. Jakarta:
typhrium Dan Pseudomonas Universitas Indonesia Press.
aeruginosa Dalam Meningkatkan Widyawati L, Mustariani BAA,
Keamanan Pangan. Informatika Purmafitriah E. (2017). Formulasi
Pertanian 24(1). Sediaan Gel Hand Sanitizer Ekstrak
Rai K.S., K.D. Murthy, K.S. Karanth, K. Etanol Daun Sirsak (Annona
Nalini, M.S. Rao % K.K. Srinivasan. muricata L.) Sebagai Antibakteri
(2002). Clitoria ternatea Root Terhadap Staphylococcus aureus.
Extract Enhanses Acetylcholine Jurnal Farmasetis 6(2).
Content in Rat Hippocampus.
Fitoterapia 73(7-8).
Rijayanti, 2014. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Etanol Daun Mangga
Bacang (Mangifera foetida L.)
Terhadap Staphylococcus aureus
Secara Invitro. [Skripsi].
Pontianak: Universitas
Tanjungpura.
Rowe, R.C, Sheskey, P.J., and Owen.
(2009). Handbook of

Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 9, No. 4, Desember 2022 1299

Das könnte Ihnen auch gefallen