Sie sind auf Seite 1von 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini banyak dijumpai bentuk-bentuk sediaan obat di pasaran, misalnya
sediaan untuk penggunaan oral, rektal, parenteral, topikal, okular, dan nasal.
Obat-obat yang diberikan secara topikal atau pada kulit ditujukan untuk
bekerja pada tempat pemakaian atau untuk efek sistemik dari obat. Sediaan
topikal yang dijual bebas umumnya mengandung bahan obat yang digunakan
dalam pengobatan kondisi tertentu seperti infeksi kulit yang ringan, gatal-
gatal, luka bakar, sengatan dan gigitan serangga, kutu air, ketombe, jerawat,
penyakit kulit kronis dan eksim (Ansel, 2005).
Obat yang digunakan secara topikal dapat memberi aksi, apabila obat
dapat lepas dari pembawanya, selanjutnya berada pada permukaan kulit dan
atau menembus sampai ke dalam epidermis serta dapat sampai di peredaran
darah yang dikenal dengan absopsi perkutan (Wahyuningsih, 1996). Pelepasan
obat sediaan topikal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sifat
fisikokimia zat aktif, konsentrasi zat, teknik pembuatan, dan bahan-bahan
tambahan (Soegiartono, 1988).
Diklofenak termasuk salah satu obat NSAID, digunakan untuk
meringankan nyeri dan inflamasi otot rangka dan penyakit sendi misalnya,
rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis, keseleo; dan
nyeri lainnya seperti renal colic, acute gout (Sweetman, 2007). Diklofenak
dapat mengiritasi lambung dan mengalami first past metabolism sehingga
hanya 50% obat yang mencapai sirkulasi sistemik bila diberikan peroral.
Diklofenak juga tersedia dalam bentuk topikal untuk meminimalkan efek
samping dan memberikan kenyamanan (Katzung, 2002). Diklofenak
digunakan dalam bentuk topikal dengan kadar 1% untuk meringankan gejala
nyeri dan inflamasi (Sweetman, 2007).
Bentuk sediaan topikal yang banyak di pasaran adalah salep, krim, pasta,
suspensi dan gel (Ansel, 2005). Dalam penelitian ini dipilih sediaan gel. Gel
merupakan suatu sistem setengah padat yang terdiri dari suatu dispersi yang
tersusun baik dari partikel anorganik yang kecil atau molekul organik yang
besar dan saling diresapi cairan (Ansel, 2005). Emulgel dapat digunakan untuk
terapi dan sebagai pembawa macam-macam obat untuk kulit. Emulgel
mempunyai daya penetrasi yang tinggi pada kulit (Magdy, 2004).
Emulgel adalah sediaan emulsi yang fase airnya ditingkatkan viskositasnya
dengan menambahkan air. Emulgel merupakan gel dengan cairan bentuk emulsi,
biasanya untuk menghantarkan minyak yang merupakan zat aktif dalam sediaan
tersebut, dengan mengurangi kesan berminyak dalam aplikasinya.
Pada Praktikum ini akan dibuat sediaan emlulgel dengan bahan aktif Natrium
diklofenak. Dipilih bahan Diklofenak dietilamin karena tujuan dari pembuatan
sediaan emulgel ini adalah digunakan untuk mengatasi rasa nyeri dan juga
inflamasi pada otot rangka dan penyakit sendi misalnya karena keseleo,
rheumatoid arthritis, osteoarthritis.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana rancangan formulasi dalam pembuatan sediaan emulgel
dengan bahan Diklofenak Dietilamin?
2. Bagaimana prosedur pembuatan sediaan emulgel dengan bahan
Diklofenak Dietilamin?
3. Apa saja evaluasi yang perlu dilakukan pada sediaan emulgel?
1.3 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui rancangan formula dalam pembuatan
emulgel dengan bahan Diklofenak Dietilamin
2. Mahasiswa dapat memahami prosedur pembuatan sediaan emulgel
dengan bahan Diklofenak Dietilamin
3. Mahasiswa mampu memahami evaluasi pada sediaan emulgel
BAB II
KARAKTERISTIK BAHAN AKTIF

2.1 Karakteristik Bahan Aktif


Diklofenak adalah obat yang memberikan efek analgesik, antipiretik, dan
anti-inflamasi. Diklofenak termasuk salah satu obat NSAID, digunakan untuk
meringankan nyeri dan inflamasi otot rangka dan penyakit sendi misalnya,
rheumatoid arthritis, osteoarthritis, dan ankylosing spondylitis, keseleo; dan nyeri
lainnya seperti renal colic, acute gout (Sweetman, 2007).
A. Tinjauan Umum
Nama bahan aktif : Diklofenak dietilamin
Sinonim :Diclofenac diethylammonium; n-
ethylethanaminium{2[(2,dichlorophenyl)amino]
phenyl}acetate (Pubchem.com)
Struktur Kimia :

Berat Molekul : 370.294 g/mol (Pubchem.com)


Pemerian :
Kegunaan :Gangguan peradangan seperti radang sendi,
rheumatoid arthritis, polymyositis,
dermatomiositis, osteoarthritis, serangan asam urat
(Pubchem.com)

B. Organoleptis Bahan Obat


 Bentuk : Padat, Serbuk Kristal
 Warna : Putih
 Bau : Tidak berbau
 Rasa : Tidak berasa
C. Karakteristik Fisika-Mekanik
Titik Lebur :
Higroskopisitas :
Titik Didih :
pH :

D. Karakteristik Fisika Kimia


Kelarutan : Larut dalam DMSO (74 mg / ml pada 25 ° C), air (<1
mg / ml pada 25 ° C), danetanol (<1 mg / ml pada 25 ° C)
(scbt.com)
penyimpanan
2.2 Tinjauan Farmakologi

Formula Baku

1. Diclofenak Sodium 1g
Propylene glycol Pharma 20 g
Lutrol F 127 22 g
Water 57 g
2. Diclofenac Gel-Cream
Diclofenak sodium 1g
Propylene glycol Pharma 15 g
Miglyol 812 (Dinosmit Nobel) 10g
Lutrol F 127 20 g
Water 54 g

Expired Date
Tanggal kadaluarsa terhitung mulai tanggal embuatan sediaan selama 2 tahun
Tanggal pembuatan : April 2018
Tanggal kadaluarsa : April 2020

Das könnte Ihnen auch gefallen