Sie sind auf Seite 1von 8

NAMA : LIN FAOZIAH

NIM : 2022009049

REVIEW ARTIKEL
Identitas artikel 1

Nama penulis: Rezza Adianti, Elly Proklamasiningsih,Nurtjahjo DwiSasongko

Judul Artikel: Pertumbuhan dan Kandungan Flavonoid Bayam Merah


(Alternanthera amoena Voss) pada Media Tanam dengan Pemberian Asam
Humat dan Urea

Jumlah halaman: 5
Pendahuluan
Bayam merah yang termasuk dalam famili Cupressaceae digunakan
sebagai bahan yang mengandung vitamin seperti vitamin A, B1, B2, C
dan niasin, serta mineral seperti zat besi, kalsium, mangan dan fosfor.
Bayam juga mengandung senyawa yang berpotensi sebagai antioksidan,
seperti karoten, klorofil, alkaloid, polifenol dan flavonoid, sehingga
tanaman ini penting untuk dikonsumsi karena banyak mengandung
flavonoid yang bersifat oksidator. Antioksidan adalah senyawa
pendonor elektron yang dapat menghambat reaksi oksidasi dan
menetralisir radikal bebas dengan cara menangkap radikal bebas dan
molekul reaktif. Kadar senyawa dalam tanaman ditentukan oleh media
tumbuh yang dapat mendukung pertumbuhan tanaman.

Latar Belakang
Dari artikel Pertumbuhan dan Kandungan Flavonoid Bayam Merah
(Alternanthera amoena Voss) pada Media Tanam dengan Pemberian
Asam Humat dan Urea Yaitu Bibit tanaman Bayam Merah di Kota
Purwokerto Tanaman yang diberi pupuk menghasilkan tinggi tanaman,
jumlah daun, diameter batang tanaman, bobot basah tanaman dan akar
serta bobot kering tanaman dan akar serta hasil ekonomis yang jauh
lebih baik dibandingkan tanpa pupuk.
Tanaman pemberian Asam humat memiliki polimer polielektrolit
dengan gugus fungsi seperti -COOH, -OH-fenol dan -OH-alkohol dapat
meningkatkan kapasitas tukar ionnya Karena fraksi humat memiliki
muatan negatif akibat disosiasi ion H dari berbagai gugus fungsi, fraksi
humat memiliki kapasitas tukar kation (KTK) yang sangat tinggi,
sehingga meningkatkan kapasitas pengikatan hara tanah dapat
ditingkatkan. Karena mudah diserap oleh tanaman. Asam humat tidak
hanya dapat mensuplai C tetapi juga unsur hara seperti N, P, K, dan S
ke dalam tanah, dan digunakan sebagai sumber energi bagi
mikroorganisme tanah.
Urea merupakan pupuk anorganik yang banyak mengandung
nitrogen, yaitu sekitar 5- 6 r, yang mudah larut dalam air dan mudah
diserap oleh tanaman. Sifat urea yang cepat larut membuatnya tersedia
untuk tanaman. Unsur hara N yang terkandung dalam urea berperan
sebagai bahan pembangun asam amino, protein dan klorofil yang
penting dalam proses fotosintesis. Tumbuhan menggunakan asam
amino untuk membuat senyawa fenolik seperti flavonoid, tanin,
antosianin, kuinon, dan glikosida.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan
interaksi asam humat dan urea terhadap pertumbuhan tanaman bayam
merah dan kandungan flavonoid serta untuk mengetahui kandungan
asam humat dan urea yang efektif untuk meningkatkan pertumbuhan
tanaman bayam merah dan kandungan flavonoidnya.
METODE PENELITIAN
Penelitian bibit tanaman bayam merah diperoleh dari pasar di kota
purwokerto, pupuk kompos, asam humat, pupuk urea merk Nilea (N 6%,
biuret 1%, air 0,5%), etanol, akuades, kuersetin standar, metanol, etanol,
aluminium klorida (AlCl3 ), Kalium asetat (CH3COOK). Faktor pertama
dalam penelitian ini adalah asam humat pada konsentrasi 0. gram kg-1; 8
gram kg-1; dan 12g. kg-1. Faktor kedua adalah pemberian urea
konsentrasi 0. 0, g kg-1; 0,6g kg-1; dan 0,8g. kg-1. Setiap perlakuan
diulang sebanyak tiga kali, sehingga diperoleh 8 kombinasi satuan
percobaan.
Pemberian asam humat dilakukan secara berurutan pada masing-
masing kelompok polibag pada konsentrasi yang berbeda yaitu 0 g, 12 g, 2
g dan 36 g dicampur dengan 3 kg tanah. Urea diberikan secara berurutan
pada masing-masing kelompok polibag dengan konsentrasi yang berbeda,
yaitu 0 g, 1,2 g, 1,8 g dan 2, g, dicampur dengan 3 kg tanah. Pakan
dengan urea seminggu setelah tanam.
Bibit yang tumbuh dan menunjukkan turgor yang baik dipindahkan
ke media tanam maksimal 2 per polibag, menggunakan larutan standar
quercetin 0 ppm, 2 ppm, ppm, 6 ppm, 8 ppm, dan 10 ppm. , dipanen pada
umur 35 hari setelah tanam. ppm diukur sebagai absorbansi pada
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 0 nm. Kandungan
flavonoid total ditentukan dalam 1 mL larutan induk ekstrak tumbuhan,
ditambahkan 1,5 mL etanol 95%, 0,1 mL AlCl3, 0,1 mL kalium asetat 1 M,
dan 2,8 mL akuades steril, diinkubasi selama 30 menit, dan kemudian
diukur. Menggunakan spektrofotometer serapan UV-Visible pada panjang
gelombang 0 nm (Ratulangi et al., 201 ). Data yang diperoleh dianalisis
menggunakan uji F dengan tingkat kesalahan 5±1% dilanjutkan dengan uji
beda nyata terkecil (BNT).

Hasil Penelitian
Hasil penggabungan asam humat dan urea menunjukkan bahwa baik
perlakuan maupun interaksi tidak berpengaruh nyata terhadap kadar
flavonoid yang dihasilkan.Selain itu, pengamatan dalam penelitian ini
hanya terfokus pada produk akhir berupa flavonoid. Pada jalur biosintetik,
senyawa flavonoid dihasilkan dari asam shikimat, asam korismat, dan
asam plekanat melalui proses yang panjang. Flavonoid berasal dari asam
shikimat dan asam piruvat, karbohidrat yang berasal dari fotosintesis.
Karbohidrat yang berasal dari fotosintesis masuk ke jalur pentosa fosfat
dan bergabung dengan hasil fosfoenolpiruvat membentuk asam shikimat,
yang selanjutnya membentuk asam prekarat kemudian senyawa fenil
membentuk flavonoid.

Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
pemberian pupuk urea asam humat tidak berpengaruh terhadap
parameter pertumbuhan, berat basah dan berat kering tanaman bayam
merah, serta perlakuan tidak berpengaruh terhadap kadar flavonoid
bayam merah. pemberian pupuk urea 0. g.kg-1 efektif dalam mendorong
pertumbuhan. Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai waktu
pemupukan dan luas dosis pupuk, baik dalam aplikasi mandiri maupun
interaksinya.
DAFTAR PUSTAKA
Adianti, R., Proklamasiningsih, E., & Sasongko, N. D. (2019). Pertumbuhan dan kandungan flavonoid
bayam merah (Alternanthera amoena Voss) pada media tanam dengan pemberian asam humat dan
urea. BioEksakta: Jurnal Ilmiah Biologi Unsoed, 1(2), 91-95.
REVIEW ARTIKEL
Identitas artikel 2

Nama penulis: Masluki Universitas Cokroaminoto Palopo

Judul Artikel: Respon Tanaman Bayam Merah (alternanthera amoena)


Terhadap Pemberian Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi

Jumlah halaman: 11
Pendahuluan

Bayam sering disebut sebagai tumbuhan.Tanaman bayam masa kini


berkembang biak sebagai pangan sumber protein yang bermanfaat bagi
Negara. Tanaman bayam merah termasuk bahan sayuran dunia yang bergizi
tinggi dan digemari oleh semua lapisan masyarakat. Keunggulan tanaman ini
dapat digunakan sebagai obat pencegah anemia, pencegah akar rambut,
pencegah diare, dan pencegah anemia.

Latar belakang

Penerapan sistem organisasi dapat digunakan untuk meningkatkan


kualitas produk dan layanan.Pupuk organik baik berbentuk cair maupun
berbentuk cair dirancang dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas
kesuburan tanah secara keseluruhan dalam menghasilkan suatu produk. yang
berasal dari kimia yang digunakan oleh manusia dan dengan demikian
dikonsumsi.
Karena urin sapi (air kencing sapi) mengandung berbagai hara dan
dapat digunakan sebagai pupuk cair, itu adalah makanan hewan peliharaan
yang umum di seluruh dunia. Satu-satunya tujuan pupuk organik cair adalah
untuk memberikan hiburan khusus limbah. Sumber lingkungan yang dominan
di areal kandang sapi potong adalah kandang yang dicirikan oleh feses dan
urin, udara pada mandi sapi, udara pada cuci kandang, dan sisa pakan yang
ada. Bila volume jumlah berukuran besar cenderung menghasilkan bau yang
tidak terlalu besar.Seekor sapi memiliki laju kotoran 23,6 kg/hari dan laju urin
9,1 ltr/hari.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah limbah urin
sapi yang berbeda dengan tanaman bayam merah.Untuk menentukan dosis
pupuk organik cair urin sapi yang dapat mengurangi rasa sakit dan
ketidaknyamanan, bayam merah.

Manfaat penelitian ini yaitu bahan urin sapi dapat digolongkan sebagai pupuk
organik cair yang memiliki kapasitas pertumbuhan lebih besar dibandingkan
dengan tanaman bayam merah.

Metode Penelitian

Artikel ini dipublikasikan di Kelurahan Tompotikka, Wara, Kota


Palopo, Provinsi Sulawesi Selatan.Dimulai pada Mei dan Juni 2013. Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah: tanah, polibag, air, urin sapi, dan
benih bayam merah.Sekop, cangkul, botox dengan volume maksimal 800
mililiter, sprayer, suntik, kayu, bambu, timbangan, jaring, paku, palu, parang,
pisau, kertas label, meter/pengaris, buku, pulpen/spidol, dan kamera adalah alat
yang digunakan dalam percobaan ini. Metode yang digunakan dalam percobaan
ini dikenal sebagai Rancangan Acak Kelompok (RAKKarena prosedur ini
melibatkan kosentrasi pupuk organik cair yang digunakan dalam proses aplikasi
pada tanaman bayam merah, setiap prosedur dibagi menjadi empat bagian yang
sama. Oleh karena itu, jumlah keseluruhan dari unit percobaan total yang
termasuk dalam data adalah 16 unit P0 Tanpa Menggunakan Perlakuan
(Kontrol) P1 5 ml POC:10 ml POC: 100 ml air P215 ml POC: 100 ml air P3100
ml air.

Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang dilakukan menujukkan bahwa adanya pengaruh
baik pada pemberian 15 ml POC : 100 ml terhadap tinggi serta berat basah dan
10 ml POC : 100 ml air terhadap jumlah daun serta panjang akar.

Kesimpulan

Penelitian ini adalah Pemberian POC urin sapi bermacam-macam


karena tinggi dan bobot basah paling baik pada perlakuan baik P3 (15 ml
POC:100 mililiter udara), sedangkan jumlah daun dan akar lebih tinggi dari P2
(10 mililiter POC:100 ml udara).b. Pemberian dosis POC urin sapi pada P2
(sepuluh mililiter POC:100 mililiter udara) dapat memberikan obat yang manjur
untuk perawatan dan pemeliharaan bayam merah.
DAFTAR PUSTAKA
Masluki, M. (2015). Respon Tanaman Bayam Merah (alternanthera amoena) Terhadap Pemberian
Pupuk Organik Cair (POC) Urin Sapi. Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan, 3(1).

Das könnte Ihnen auch gefallen