Sarjana Peternakan Pada Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian-Universitas Syiah Kuala
OLEH
DIAN FACHRUZI
2105104010098
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM-BANDA ACEH 2022 BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
RESPON KAMBING KACANG JANTAN TERHADAP WAKTU PEMBERIAN PAKAN
Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia penghasil daging yang cukup potensial. Kambing dapat memanfaatkan bahan alami dan hasil ikutan industri yang tidak dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan pakan. Makanan utama ternak kambing adalah hijauan berupa rumput lapangan. Hijauan merupakan sumber energi dan vitamin yang baik, namun kandungan protein kasarnya relatif rendah dibanding dengan bahan pakan bijibijian, misalnya kacang kedelai dan jagung. Kemampuan seekor ternak mengkonsumsi pakan tergantung pada hijauan, temperatur lingkungan, ukuran tubuh ternak dan keadaan fisiologi ternak. Konsumsi makanan akan bertambah jika aliran makanan cepat tercerna atau jika diberikan makanan yang berdaya cerna tinggi. Penambahan makanan penguat atau konsentrat ke dalam pakan ternak juga dapat meningkatkan palatabilitas pakan yang 1) Staf Pengajar pada Program Studi Produksi Ternak Fakultas Pertanian Universitas Tadulako Palu. dikonsumsi dan pertambahan berat badan (Anggorodi, 1990). Konsentrat adalah makanan yang serat kasarnya rendah, banyak mengandung BETN dan sangat mudah dicerna (Tillman dkk., 1991). Konsentrat umumnya mengandung bahan kering dan zat-zat makanan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral dan vitamin-vitamin. Pemberian konsentrat tergantung pada mutu hijauan yang diberikan. Makin tinggi kualitas hijauan, makin sedikit zat-zat makanan yang disuplai dari konsentrat (Morrison, 1981), olehnya kenaikan produktifitas ternak kemungkinan hanya dapat dilakukan dengan pemberian konsentrat yang bermutu tinggi. Untuk meningkatkan bobot badan pada ternak kambing, pemberian pakannya sebaiknya dimulai pada pagi hari yaitu mulai pukul 08.00 ± 14.00. Hal ini dilakukan karena pada pagi hari ternak mendapat kesempatan yang banyak pula untuk mengunyah makanan tersebut. Semakin banyak waktu yang diberikan kepada ternak kambing untuk mengkonsumsi pakan, maka akan menghasilkan bobot badan yang lebih optimal. Sebaliknya, pemberian pakan Kambing kacang (Capra hircus) merupakan jenis kambing terbanyak dan asli Indonesia yang banyak dipelihara di daerah Pariaman Provinsi Sumatera Barat khususnya di Desa Kaluat Kecamatan Pariaman Timur. Curah hujan yang tinggi menyebabkan rumput menjadi subur sehingga ketersediaan pakan bagi peternak di Desa Kaluat dapat tercukupi oleh sebab itu sebagian penduduk memilih untuk beternak ruminansia. Curah hujan bulan September 2018 pada saat penelitian yaitu 300-400 mm atau termasuk bagian curah hujan tinggi (BMKG, 2018). Jumlah populasi ternak kambing di Sumatera Barat sekitar 274.823 ekor (Statistik Peternakan dan Kesehatan Hewan Livestock and Animal Health Statistics, 2017). Ciri-ciri kambing kacang yaitu telinga kecil dan berdiri tegak, memiliki tanduk, warna tubuhnya gelap dan coklat. Kambing kacang memiliki keunggulan diantaranya mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat. Kambing biasanya dipelihara oleh peternak secara semi intensif dengan cara digembalakan pada siang hari dan dikandangkan pada malam hari. Kambing biasanya mulai digembalakan setelah matahari tergelincir sampai senja hari untuk memanfaatkan hijauan yang tumbuh liar di berbagai lahan tidur dan lahan pertanian, seperti lahan perkebunan pisang, kebun kelapa dan di tempat lainnya untuk mengkonsumsi tanaman, terutama rumput. Hal ini juga sejalan dengan Anggara dkk. (2014) bahwa ternak yang dipelihara secara semi intensif hanya memperoleh pakan dari rumput yang dimakan ketika digembalakan. Pengembalaan yang hanya dilakukan setengah hari sering tidak mampu mencukupi kebutuhan pakan ternak, baik dari segi jumlah maupun kualitas zat 2 makanan, karena hal ini tergantung pada ketersediaan hijauan dan cuaca. Peternak di desa Kaluat Kecamatan Pariaman Timur biasa memberi makanan tambahan berupa batang sagu dicampur dedak padi agar kebutuhan zat makanan kambing tetap terpenuhi. Hasil penelitian Abadiah (2018) menunjukkan bahwa ada tujuh macam rumput yang biasa di konsumsi oleh ternak yang dipelihara semi intensif di Desa Kaluat yaitu terdiri atas tiga jenis rumput (rumput pahit, rumput kerbau, rumput teki), tiga jenis tanaman berdaun lebar (arasunsang, bandotan, pecut kuda) dan tanaman pakis. Rataan kandungan zat makanan dan mineral yaitu BK 17,27 %BS; abu 10,08 %BK; protein kasar 16,54 %BK dan serat kasar 18,17 %BK, Ca 4,45 g/kg; Ca dan P tidak memiliki perbedaan yang nyata P 2,13g/kg dan Mg 3,79 g/kgBK (Abadiah, 2018). Sedikitnya jenis rumput yang dikonsumsi oleh ternak diakibatkan ternak kambing bersaing dengan ternak lainnya seperti kerbau dan sapi. Hal ini dikhawatirkan tidak mencukupi pakan yang dibutuhkan oleh ternak kambing. Kenyataannya dalam penyusunan ransum yang perlu diperhatikan adalah kandungan energi dan proteinnya. Selain energi dan protein kandungan mineral dalam ransum juga perlu diperhatikan. Menurut Anggorodi (1985) menyatakan bahwa mineral sebagai zat makanan diperlukan tubuh sama halnya dengan asam amino, energi, vitamin dan asam lemak. Ternak ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba yang hampir seluruh pakan berasal dari tanaman pakan atau rumput akan mengalami defisiensi mineral yang dapat menurunkan bobot badan, produksi dan reproduksi. Ketidakseimbangan pada ternak menyebabkan produksi ternak tidak normal meskipun dengan konsumsi pakan yang tinggi. Mineral 3 makro seperti Ca dan P sangat dibutuhkan untuk membangun tubuh dan pertumbuhan ternak (Darmono, 2011). Fungsi Ca dalam tubuh ternak antara lain sebagai pembentuk tulang dan gigi, aktivitas beberapa enzim, kontaksi otot dan transmisi implus saraf. Mineral Mg berperan sebagai ion prosthetic dan bermacam-macam reaksi enzimatik yang penting. Meskipun Mg dalam tubuh terdapat dalam jumlah yang lebih kecil dibanding Ca dan P, unsur ini berhubungan erat dengan Ca dan P baik dalam distribusinya maupun dalam metabolismenya. Defisiensi suatu mineral jarang menyebabkan kematian tetapi berpengaruh langsung terhadap kesehatan ternak dan reproduksi ternak. Salah satu upaya yang diusahakan adalah dengan suplementasi mineral dalam ransum. Hasil penelitian Abadiah (2018) menunjukkan suplementasi mineral pada kambing kacang jantan di Desa Kaluat dapat meningkatkan laju pertambahan bobot badan dan efisiensi penggunaan ransum. Pemberian mineral yang sama pada kambing kacang betina dara diharapkan akan dapat meningkatkan performan reproduksi. Pemberian mineral juga akan berpengaruh positif terhadap kesehatan dan status nutrisi ternak kambing. Pengaruh positif ini dapat diketahui melalui pengukuran data hematologi dan mineral darah. Suplementasi mineral lokal juga dapat diharapkan akan meningkatkan status kesehatan kambing kacang betina, sehingga akan berpengaruh positif terhadap reproduksi (kebuntingan)
PINE POLLEN - Das Superfood aus der TCM.: Natürlicher Energiebooster und Testosteron-Lieferant. Enthält über 20mg/100g Niacin (Vitamin B3) und daher ideal auch als Verjüngungscreme (Rezept anbei)
Kochbuch: Green Protein - 50 geniale vegane Rezepte mit Linsen, Erbsen, Bohnen und Co.: Für den Extra-Eiweiß-Kick. Mit vielen Hintergrundinfos zu geheimen Proteinquellen.
Eiweiß Diät: 100 leckere Rezepte zum fit Abnehmen und für den Muskelaufbau - ganz einfach gesund, fit und schlank- inkl. ausführlicher Einleitung und Nährwertangaben zu allen Gerichten. Protein Kochbuch.
BARF für Einsteiger: Wie Sie ohne Vorwissen Ihren Hund mit artgerechtem rohem Futter gesund ernähren - inkl. Tipps für das erfolgreiche Barfen und den besten Rezepten für einen glücklichen Vierbeiner