Sie sind auf Seite 1von 10

IDENTIFIKASI TELUR ASCARIS LUMBRICOIDES PADA SAYUR KUBIS

(BRASSICA OLERACEA)
(Studi Di Pasar Tradisional Ngimbang Lamongan)

Vina Arfiana1 Imam Fatoni2 Leo Yosdimyati Romli3


123
STIKes Insan Cendekia Medika Jombang
1
email : vinaarfiana99@gmail.com 2email : himamfatoni92@gmail.com 3email :
Yosdim21@gmail.com

ABSTRAK

Pendahuluan Kebiasaan makan makanan mentah masyarakat Indonesia salah satunya yaitu
sayur dalam bentuk lalapan untuk dicampurkan dengan makanan lain. Kebiasaan
mengonsumsi sayuran makanan mentah ini perlu diperhatikan pada pencucian sayur dan
penyimpanan sayuran tersebut, jika dalam pencucian kurang baik memungkinkan masih
terdapat telur cacing pada sayuran tersebut, maka masyarakat perlu untuk mengetahui
pencemaran sayur mentah (lalapan) oleh parasit atau bakteri intenstinal yang penularannya
dapat melalui penjamah makanan dan air pencucian yang digunakan. Tujuan penelitian
mengidentifikasi telur ascaris lumbricoides pada sayur kubis (brassica oleracea) di pasar
tradisional Ngimbang Lamongan tahun 2020.. Metode penelitan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pra eksperimen yaitu menggambarkan atau memaparkan suatu peristiwa
yang terjadi tanpa mengubah, menambah, meniadakan dan memanip\ulasi terhadap obyek
atau wilayah penelitian. Variabel pada penelitian ini identifikasi adanya telur ascaris
lumbricoides pada sayur kubis (brassica oleracea) studi di pasar tradisional Ngimbang
Lamongan. Analisa data menggunakan metode pengendapan NaCl jenuh. Hasil penelitian
identifikasi telur Ascaris Lumbricoides pada sayur kubis (Brassica Oleracea) di pasar
tradisional Ngimbang Lamongan menunjukkan sampel positif adanya telur Ascaris
lumbricoides sebanyak 7 sampel dengan prosentase 64 % dari 11 sampel sedangkan 4
sampel negatif tidak ada telur Ascaris lumbricoides dengan prosentase 36 % dari 11 sampel.
Kesimpulan berdasarkan hasil penelitian identifikasi telur Ascaris Lumbricoides pada sayur
kubis (Brassica Oleracea) di pasar tradisional Ngimbang Lamongan menunjukkan bahwa
terdapat sampel positif adanya telur Ascaris lumbricoides pada sayuran kubis. Saran bagi
konsumen diharapkan lebih hati-hati dalam pencucian dan pengelolaan bahan makanan
khususnya sayur kubis harus benar-benar bersih saat mencuci dan mengolah benar-benar
matang sehingga tidak ditemukan telur cacing yang masih menempel yang dapat
menyebabkan masalah bagi kesehatan.

Kata kunci: Telur Ascaris Lumbricoides, Sayur Kubis

IDENTIFICATION OF ASCARIS LUMBRICOIDES EGGS ON VEGETABLES


(BRASSICA OLERACEA)
(Study In The Melati Space General Hospital Bangil Pasuruhan Area)

ABSTRACT

Introduction One of the habits of eating raw food for Indonesians is vegetables in the form
of fresh vegetables to be mixed with other foods. The habit of consuming raw food vegetables
needs to be paid attention to when washing vegetables and storing these vegetables, if the
washing is not good, it allows worm eggs to be found in these vegetables, then the
community needs to know the contamination of raw vegetables (vegetables) by parasites or
internal bacteria which can be transmitted through food handlers and washing water used.
The research objective was to identify ascaris lumbricoides eggs in cabbage (brassica
oleracea) in the Ngimbang Lamongan traditional market in 2020. The research design used
in this research is pre-experimental, namely describing or describing an event that occurs
without changing, adding, negating and manipulating the object or area of research. The
variable in this study identified the presence of ascaris lumbricoides eggs in cabbage
(brassica oleracea) in the study in Ngimbang Lamongan traditional market. Data analysis
using saturated NaCl deposition method. The results of the research on the identification of
Ascaris Lumbricoides eggs in cabbage (Brassica Oleracea) in Ngimbang Lamongan
traditional market showed that 7 samples were positive for Ascaris lumbricoides eggs with a
percentage of 64% from 11 samples while 4 negative samples were not Ascaris lumbricoides
eggs with a percentage of 36% of 11 sample. The conclusion based on the results of
research on the identification of Ascaris lumbricoides eggs in cabbage (Brassica Oleracea)
in Ngimbang Lamongan traditional market shows that there is a positive sample of Ascaris
lumbricoides eggs in cabbage vegetables. Suggestions for consumers are expected to be
more careful in washing and managing foodstuffs, especially cabbage vegetables, to be
really clean when washing and processing them thoroughly so that no worm eggs are found
that are still attached which can cause problems for health.

Keywords: Eggs of Ascaris Lumbricoides, Cabbage Vegetable

PENDAHULUAN tropik dan erat hubungannya dengan


hygiene dan sanitasi. Hospes definitifnya
Kebiasaan makan makanan mentah hanya manusia, jadi manusia pada infeksi
masyarakat Indonesia salah satunya yaitu cacing ini sebagai hospes obligat. Cacing
sayur dalam bentuk lalapan untuk dewasanya berhabitat di rongga usus halus.
dicampurkan dengan makanan lain. Cara infeksi dari cacing ini adalah dengan
Kebiasaan mengonsumsi sayuran makanan menelan telur infektif, di usus halus telur
mentah ini perlu diperhatikan pada akan menetas. Larva menembus dinding
pencucian sayur dan penyimpanan sayuran usus masuk ke dalam kapiler-kapiler darah,
tersebut, jika dalam pencucian kurang baik kemudian melalui hati, jantung kanan,
memungkinkan masih terdapat telur cacing paru-paru, bronkus, trakea, laring dan
pada sayuran tersebut, maka masyarakat tertelan masuk ke esofagus, rongga usus
perlu untuk mengetahui pencemaran sayur halus dan tumbuh menjadi dewasa
mentah (lalapan) oleh parasit atau bakteri (Widyaningsih Pitaloka W, 2017).
intenstinal yang penularannya dapat
melalui penjamah makanan dan air Berdasarkan data World Health
pencucian yang digunakan (Widjadja, Organization (WHO), lebih dari 1,5 miliar
2014). Kubis (Brassica olerace) merupakan orang atau 24% dari populasi dunia
salah satu jenis sayuran yang terdapat terinfeksi STH (World Health
dalam lalapan yang umumnya dikonsumsi Organization, 2017). Pelaksanakan survey
secara mentah, tekstur daun yang berlekuk- kecacingan tahun 2008-2010 di Jawa
lekuk yang dimiliki sayuran kubis Timur dengan hasil rata-rata angka
memungkinkan telur cacing menetap prevalensi kecacingan sebesar 7,95%
didalamnya jika tidak dilakukan pencucian (Depkes RI, 2012). Berdasarkan data
dengan baik, sehingga berpotensi sebagai rekapitulasi dinas kesehatan kabupaten
sarana telur ascaris lumbricordis dalam Lamongan pada tahun 2018 mendapatkan
menginfeksi manusia (Nitalessy, 2018). 326 kasus kecacingan, jumlah kasus
kecacingan tertinggi ditemukan di Desa
Ascaris lumbricoides merupakan penyebab Ngimbang terdapat 87 kasus. Data
penyakit askariasis. Cacing ini tergolong kecacingan ini diambil dari laporan
nematoda usus berukuran terbesar pada bulanan seluruh Puskesmas di Kabupaten
manusia. Cacing ini ditemukan kosmopolit Lamongan (Depkes, 2019).
(di seluruh dunia), terutama didaerah
Sayuran mentah seperti kubis dapat penelitian selanjutnya yang akan
menjadi agen tranmisi telur cacing (Ikasari melakukan penelitian sejenis. Manfaat
Nuraini, 2017). Kubis merupakan sayuran Praktis Diharapkan dapat memberikan
yang banyak dikonsumsi sebagai lalapan informasi bagi masyarakat tentang cara
dan dimakan mentah (Ikasari Nuraini, yang benar dalam membersihkan sayur
2017). Penanganan sayur kubis yang kubis sebelum dikonsumsi agar tidak
tidak dicuci dengan baik dan benar akan terdapat telur cacing sehingga masyarakat
menimbulkan suatu penyakit, karena tanah terhindar dari infeksi kecacingan yang
merupakan transmisi kontaminasi telur dapat membahayakan tubuh.
cacing (Ikasari Nuraini, 2017). Telur
parasit cacing masuk kedalam tubuh Tinjuan Pustaka
penjamu akan tumbuh disana dan
memperoleh makanan dari hospesnya Konsep Dasar Telur Ascaris Lumbricoides
dengan beberapa cara, diantaranya ialah Ascaris lumbricoides merupakan penyebab
dengan menembus mukosa usus serta penyakit askariasis. Cacing ini tergolong
mencerna darah hospes pada infeksi cacing nematoda usus berukuran terbesar pada
tambang, menusuk dan mencerna jaringan manusia. Cacing ini ditemukan kosmopolit
lisis serta darah hospes pada infeksi T. (di seluruh dunia), terutama didaerah
trichiura dan memakan sari makanan tropik dan erat hubungannya dengan
dalam lumen usus pada infeksi A. hygiene dan sanitasi. Hospes definitifnya
Lumbricoides (Mutiara, 2015). Sayuran hanya manusia, jadi manusia pada infeksi
segar dapat menjadi agen transmisi kista cacing ini sebagai hospes obligat. Cacing
protozoa, larva dan telur cacing, memakan dewasanya berhabitat di rongga usus halus.
sayuran mentah, atau dimasak ringan dapat Cara infeksi dari cacing ini adalah dengan
meningkatkan kemungkinan infeksi parasit menelan telur infektif, di usus halus telur
(Mutiara, 2015). Makanan biasanya akan menetas. Larva menembus dinding
menjadi sumber potensial infeksi manusia usus masuk ke dalam kapiler-kapiler darah,
oleh kontaminasi selama produksi, kemudian melalui hati, jantung kanan,
pengumpulan, transportasi, persiapan atau paru-paru, bronkus, trakea, laring dan
selama pengolahan (Mutiara, 2015). tertelan masuk ke esofagus, rongga usus
halus dan tumbuh menjadi dewasa
Berdasarkan penjelasan ditersebut peneliti (Widyaningsih Pitaloka W, 2017).
tertarik untuk melakukan penelitian
tentang identifikasi telur ascaris Klasifikasi Ascaris lumbricoides Kingdom
lumbricordis pada sayur kubis (brassica : Animalia, Filum : Nemathelmintes, Kelas
oleracea) di pasar tradisional Ngimbang : Nematoda, Ordo : Rhabditia, Family :
Lamongan tahun 2020. Ascaridida, Genus : Ascaris, Spesies :
Ascaris lumbricoides (Widyaningsih
Rumusan MasalahBagaimana identifikasi Pitaloka W, 2017).
telur ascaris lumbricordis pada sayur kubis
(brassica oleracea) di pasar tradisional Telur Ascaris lumbricoides mempunyai
Ngimbang Lamongan tahun 2020? dua jenis telur, yaitu telur yang sudah
dibuahi (fertilized eggs) dan telur yang
Tujuan Penelitian Mengidentifikasi telur belum dibuahi (unfertilized eggs).
ascaris lumbricoides pada sayur kubis Fertilized eggs berbentuk bulat lonjong,
(brassica oleracea) di pasar tradisional berukuran 45-70 mikron × 35-50 mikron,
Ngimbang Lamongan tahun 2020 mempunyai kulit telur yang tak berwarna.
Kulit telur bagian luar tertutup oleh lapisan
Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis albumin yang permukaannya bergerigi
Sebagai tambahan wawasan pengetahuan (mamillation) dan berwarna coklat karena
dan informasi terkait telur Ascaris menyerap zat warna empedu. Sedangkan di
lumbricoides pada sayuran kubis dan untuk bagian dalam kulit telur terdapat selubung
menambah bahan referensi informasi bagi vitelin yang tipis, tetapi kuat sehingga telur
cacing Ascaris dapat bertahan sampai satu Unfertilized eggs (telur yang tak dibuahi)
tahun di dalam tanah. Fertilized eggs dapat ditemukan jika di dalam usus
mengandung sel telur (ovum) yang tidak penderita hanya terdapat cacing betina
bersegmen, sedangkan di kedua kutub telur saja. Telur yang tak dibuahi ini bentuknya
terdapat rongga udara yang tampak sebagai lebih lonjong dan lebih panjang dari
daerah yang terang berbentuk bulan sabit ukuran fertilized eggs dengan ukuran
(Soedarto, 2016). sekitar 80 × 55 mikron; telur ini tidak
mempunyai rongga udara di kedua
Telur Ascaris memerlukan waktu inkubasi kutubnya (Soedarto, 2016).
sebelum menjadi infektif. Perkembangan
telur menjadi infektif, tergantung pada Selanjutnya melalui faring, esofagus dan
kondisi lingkungan, misalnya temperatur, ventrikulus maka sampailah larva ke dalam
sinar matahari, kelembapan dan tanah liat. usus tempat mereka menetap dan menjadi
Telur akan mengalami kerusakan karena dewasa serta mengadakan kopulasi. Dalam
pengaruh bahan kimia, sinar matahari daur hidup seperti di atas kadang-kadang
langsung dan pemanasan 70°C ada juga larva yang tersesat dan tiba di
(Widyaningsih Pitaloka W, 2017). otak, limfa atau ginjal, bahkan ada kalanya
larva tersebut masuk ke janin melalui
Morfologi Ascaris lumbricoides Cacing plasenta. Namun, larva tersebut tidak akan
Dewasa Ascaris lumbricoides memiliki menjadi dewasa (Widyaningsih Pitaloka
tiga bibir (prominent lips) yang masing- W, 2017)
masing memiliki dentigerous ridge
(peninggian bergigi), tetapi tidak memiliki Epidemiologi Prevalensi askariasis di
interlabia atau alae. Ascaris lumbricoides Indonesia tinggi,terutama pada anak- anak.
jantan memiliki panjang 15-31 cm dan Frekuensinya antara 60-90%. Kurangnya
lebar 2-4 mm, dengan ujung posterior yang pemakaian jamban keluarga menimbulkan
melingkar ke arah ventral, dan ujung ekor pencemaran tanah dengan tinja di sekitar
yang tumpul. Ascaris lumbricoides betina halaman rumah, di bawah pohon, di tempat
memiliki panjang 20-49 cm dan lebar 3-6 mencuci dan tempat pembuangan sampah.
mm, dengan vulva pada sepertiga panjang Hal ini akan mudah terjadinya reinfektif
badan dari ujung anterior (Heryanti, 2011). (Ikasari Nuraini, 2017).
Cacing betina, ujung posteriornya tidak
melengkung ke arah ventral tetapi lurus. Patologi dan gejala klinis Infeksi Ascaris
Vulva sangat kecil terletak di ventral lumbricoidesakan menimbulkan penyakit
antara pertemuan bagian anterior dan Ascariasis. Penyakit ini menimbulkan
tengah tubuh. Mempunyai tubulus genitalis gejala yang di sebabkan oleh stadium larva
berpasangan terdiri dari uterus, saluran dan stadium dewasa (Ikasari Nuraini,
telur (oviduct) dan ovarium (Ideham, 2017).
2007).
Diagnosis langsung bisa di tentukan jika di
Siklus Hidup Ascaris lumbricoides Telur temukan cacing dewasa atau telur cacing di
yang belum infektif keluar bersama feses. dalam tinja penderita. Cacing dewasa
Setelah 20-24 hari, maka telur akan mungkin keluar dari mulut, atau dari
menjadi infektif, bila telur ini tertelan lubang hidung. Larva cacing Ascaris
manusia, telur menetas di dalam usus halus lumbricoides dapat di temukan di dalam
menjadi larva dan menembus dinding usus dahak penderita. Pada pemeriksaan foto
halus mengikuti peredaran darah melalui rontgen perut kadang-kadang terlihat
saluran vena hati, vena kava inferior adanya cacing dewasa. Pemeriksaan
menuju jantung kanan, terus ke paru-paru, ultrasonografi dan tomografi komputer
kemudian larva ini menembus alveoli dan dapat membantu diagnosa askariasis
melalui bronkiolus dan bronkus sampailah saluran empedu, hati dan pankreas (Ikasari
larva ke dalam trakea (Widyaningsih Nuraini, 2017).
Pitaloka W, 2017).
Pengobatan dengan pemberian Piperazin, Cacing yang baru menetas menembus
Pirantel Pamoat, Mebendazol, Dan, 2017). mukosa usus sehingga terjadi sedikit
Untuk pencegahan, terutama dengan kerusakan pada daerah tersebut. Cacing
menjaga hygiene dan sanitasi, tidak berak yang tersesat, berkeliaran, dan akhirnya
sembarangan tempat, melindungi makanan mati di bagian tubuh lain seperti limpa,
dari pencemaran kotoran, mencuci bersih hati, nodus limfe dan otak (Heryanti,
tangan sebelum makan, dan tidak memakai 2011). Cacing ini juga menyebabkan
tinja manusia sebagai pupuk tanaman perdarahan kecil pada kapiler paru yang
(Ikasari Nuraini, 2017). mereka tembus. Infeksi yang berat dapat
menyebabkan akumulasi perdarahan
Pengobatan cacing Ascaris lumbricoides sehingga akan terjadi edema dan ruang
hanya dilakukan secara simptomatik saja. – ruang udara tersumbat. Akumulasi sel
Untuk batuk dan sesak nafas dapat darah putih dan epitel yang mati akan
diberikan obat antitusif atau ekspektoran, memperparah sumbatan sehingga akan
sedangkan untuk sesak nafas dapat terjadi Ascaris lumbricoides pneumonitis
diberikan efedrin (Hadidjaja dan Margono, (Loeffler’s pneumonia) (Heryanti, 2011).
2011). Ada beberapa jenis obat yang
dipakai yaitu: Pirantel pamoat: Dosis Pada penderita pneumonitis Ascaris, dapat
tunggal pirantel pamoat 10 mg/kgBB ditemukan gejala ringan seperti batuk
menghasilkan angka penyembuhan 85- ringan sampai pneumonitis berat yang
100%. Efek samping dapat berupa mual, berlangsung selama 2 sampai 3 minggu.
muntah, diare dan sakit kepala, namun Dalam kumpulan gejala termasuk batuk,
jarang terjadi. sesak nafas, sianosis, takikardi, rasa
tertekan pada dada, dan kadang-kadang di
Albendazol diberikan dalam dosis tunggal dalam dahak terdapat darah. Sering
(400 mg) dan menghasilkan angka ditemukan eosinofil di dalam sputum,
penyembuhan lebih dari 95%, namun tidak Kristal Charcot-Layde atau larva stadium
boleh diberikan kepada ibu hamil. Pada tiga (Hadidjaja dan Margono, 2011)
infeksi berat, dosis tunggal perlu diberikan
selama 2-3 hari. Gejala yang timbul pada penderita dapat
disebabkan oleh cacing dewasa dan larva.
Mebendazol diberikan sebanyak 100 mg, 2 Gangguan karena larva biasanya terjadi
kali sehari selama 3 hari. Pada infeksi pada saat berada di paru. Pada orang yang
ringan, mebendazol dapat diberikan dalam rentan terjadi perdarahan kecil di dinding
dosis tunggal (200 mg). alveolus dan timbul gangguan pada paru
yang disertai batuk, demam dan
Piperazin merupakan obat antihelmintik eosinofilia. Pada foto toraks tampak
yang bersifat fast-acting. Dosis piperazin infiltrat yang menghilang dalam waktu 3
adalah 75 mg/kgBB (maksimum 3,5 gram) minggu. Keadaan tersebut disebut sindrom
selama 2 hari, sebelum atau sesudah Loeffler. Gangguan yang disebabkan oleh
makan pagi. Piperazin tidak boleh cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-
diberikan pada penderita dengan kadang penderita mengalami gangguan
insufisiensi hati dan ginjal, kejang atau usus ringan seperti mual, nafsu makan
penyakit saraf menahun. berkurang, diare atau konstipasi (Sutanto,
2008).
Levamisol Dosis tunggal yang dipakai
sebanyak 150 mg. Obat ini memberikan Reaksi alergi seperti pruritus atau sesak
efek samping ringan dan sementara, yaitu nafas dapat dialami penderita askariasis.
nausea, muntah, sakit perut, sakit kepala Infeksi berat yang menahun dapat terjadi
dan pusing. gangguan absorbsi lemak, protein,
karbohidrat dan vitamin. Anak-anak
Patogenesis dan Gejala Klinis Kebanyakan dengan keadaan kurang gizi,
infeksi ringan tidak menimbulkan gejala. mengakibatkan gangguan pertumbuhan
dan dapat menyebabkan penurunan fungsi dapat membentuk umbi yang bulat dan
kognitif misalnya pada anak usia sekolah kecil. Umbi dan daunnya enak dijadikan
(Hadidjaja dan Margono, 2011). lalap atau buat sayur. Kubis Tunas atau
Kubis Babat (Brassica oleracea var
Untuk pencegahan, terutama dengan gemmiferaL.) Jenis kubis ini populer
menjaga hygiene dan sanitasi, tidak buang disebut Brussel Sprout. Ciri-ciri jenis kubis
air besar di sembarang tempat, melindungi ini adalah tunas samping kiri dan kanan
makanan dari pencemaran kotoran, sampai bagian atas (pucuk) dapat
mencuci bersih tangan sebelum makan, membentuk krop kecil berdiameter antara
dan tidak memakai tinja manusia sebagai 2,5cm-5 cm, sehingga dalam satu batang
pupuk (Safar, 2010). terdiri dari puluhan keop kecil, dan Kubis
Bunga (Brassica oleracea Lvar botrytis L)
Konsep Dasar Sayur Kubis (Brassica dan Broccoli (Brassica oleracea L var
oleracea) Definisi Sayur Kubis (Brassica botrytis L sub var cymosa L.) Kubis bunga
oleracea) Kubis (Brassica oleracea) mempunyai ciri dapat membentuk masa
merupakan salah satu jenis sayur yang bunga yang berwarna putih atau putih
sering terkontaminan oleh telur cacing. Hal kekuningan, sedangkan masa bunga
ini terjadi karena dalam penanaman sayur broccoli berwarna hijau atau kebiruan.
kubis selalu bersentuhan langsung dengan
tanah, penggunaan pupuk organik yang Kandungan Gizi Sayuran Kubis (Brassica
berasal dari kotoran hewan maupun oleracea) Kubis termasuk salah satu
manusia, serta bentuk daun kubis yang sayuran daun yang digemari oleh hampir
bergelombang (berlapis) memungkinkan setiap orang. Cita rasanya enak dan lezat,
terjadinya kontaminan. Apa lagi bila dalam juga mengandung gizi cukup tinggi serta
proses pengolahan dan pencucian sayuran komposisnya lengkap, baik vitamin
tidak baik, telur cacing kemungkinan maupun mineral.
masih melekat pada syuran dan tertelan
saat sayur dikonsumsi (Lanor, 2015). Tabel 2.1 Komposisi gizi kubis tiap 100
gram bahan segar
Kubis dimanfaatkan bagian daunnya dan Komposisi Gizi Kubis
memiliki nilai gizi yang tinggi. Di Kalori (kal.) 25,0
masyarakat kubis lebih dikenal dengan Protein (gr) 1,4
sebutan kol. Kol atau kubis ini sering Lemak (gr) 0,2
dikonsumsi sebagai lalapan, asinan, gado- Karbohidrat (gr) 5,3
gado, sop, dan capcay (Vianasari Hesti,
Kalsium (mg) 46,0
2015).
Fosfor (mg) 31,0
Jenis Sayuran Kubis (Brassica oleracea) Zat besi (mg) 0,5
Tanaman kubis mempunyai jenis yang Vitamin A (SI) 80,0
cukup banyak, lima jenis diantaranya yaitu Vitamin B1 (mg) 0,1
(Vianasari Hesti, 2015): Kubis krop atau Vitamin C (mg) 50,0
kubis telur (Brassica oleracea var Air (gr) 92,4
capitataL.) Ciri-ciri kubis ini memiliki Sumber: Lanor, (2015).
daun yang saling menutupi satu sama lain
sehingga membentuk krop atau telur Pemeriksaan Laboratorium Metode yang
sengan bentuk yang bermacam- macam. digunakan untuk mengidentifikasi Ascaris
Kubis Daun atau Kubi Stek (Brassica lumbricoides pada sayuran adalah dengan
oleracea var acephala L.) Jenis kubis ini metode langsung dan metode tidak
memiliki daun yang tidak membentuk langsung. Metode tak langsung dibagi
krop. Sehingga dikenal dengan nama kubis menjadi 2 cara yaitu sedimentasi
kale. Kubis Umbi atau brocoli (Brassica (pengendapan) dan flotasi (pengapungan)
oleracea var gongylodes L.) Jenis kubis ini (Yudiar, 2012). Prinsip pemeriksaan
memiliki ciri-ciri pada pangkal batangnya metode sedimentasi adalah dengan adanya
gaya sentrifugal dari sentrifuge akan Variabel pada penelitian ini identifikasi
memisahkan antara suspense dan adanya telur ascaris lumbricoides pada
supernatannya sehingga telur cacing akan sayur kubis (brassica oleracea) studi di
terendapkan. Sedangkan prinsip dari teknik pasar tradisional Ngimbang Lamongan.
flotasi dengan NaCl jenuh adalah adanya
perbedaan antara berat jenis telur yang Instrumen penelitian alat yang digunakan
lebih kecil dari berat jenis NaCl sehingga dalam penelitian ini adalah pinset, pipet
telur dapat mengapung (Abdiana, 2018) tetes, beaker glass, rak tabung reaksi,
tabung reaksi, pisau, ember, objek glass,
Kerangka Konseptual cover glass, kain kasa, corong, alat
sentrifugasi, tissue, label, gelas ukur, labu
Berdasarkan kerangka konseptual diatas ukur 100 ml, timbangan analitik,
dapat dijelaskan bahwa sayuran kubis mikroskop
memiliki faktor-faktor yang
mempengaruhi kualitas sayur kubis yaitu: Bahan-bahan yang digunakan anatara lain :
cara penyimpanan sayur, cara pencucian Serbuk NaCl, aquades, sampel sayur kubis
sayur, tempat peletakan sayur. Untuk prosedur kerja : mengurus surat izin
mengidentifikasi telur Ascaris penelitian ke akademik STIKES ICMe
lumbricoides di sayuran kubis dibuktikan Jombang, Mengurus surat izin penelitian
dengan uji laboraturium yang akan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan,
menyatakan hasil dengan jelas dan valid. Mengurus surat izin penelitian ke pasar
tradisional Ngimbang Lamongan.
Mengajukan uji etik penelitian ke
BAHAN DAN METODE PENELITIAN akademik STIKES ICMe Jombang.
Perlakuan. Mempersiapkan peralatan yang
Desain penelitan yang digunakan dalam akan digunakan. Mengambil sayuran kubis
penelitian ini adalah pra eksperimen yaitu lalu di haluskan. Kemudian mengambil
menggambarkan atau memaparkan suatu potongan untuk dimasukkan di tabung
peristiwa yang terjadi tanpa mengubah, reaksi yang 8 ml. Ditambahkan NaCl jenuh
menambah, meniadakan dan memanipulasi kira-kira 5 ml dan di homogenkan.
terhadap obyek atau wilayah penelitian Mencentrifugasi hasil penyaringan dengan
(Arikunto, 2010). menggunakan kecepatan 2000 rpm selama
10 menit. Membuang larutan supernatant
Waktu Penelitian dilakukan dihitung dari dengan hati-hati. Menambahkan kembali
awal pembuatan proposal sampai selesai. larutan NaCl dan diaduk hingga rata.
Pembuatan proposal dimulai dari bulan Mencentrifugasi 2-3 kali hingga
Maret sampai Mei 2020 Tempat Penelitian supernatant menjadi jernih Mengambil
Penelitian akan dilaksanakan di pasar endapan dengan pipet, meneteskan pada
tradisional Ngimbang Lamongan. kaca benda, di tutup dengan cover glass,
setelah itu dilihat di bawah lensa
Populasi dalam penelitian ini adalah mikroskop dengan perbesaran 10X, 40X
seluruh pedagang sayuran kubis yang per 10 lapang pandang. Hasil pemeriksaan
dijual di pasar tradisional Ngimbang berupa telur Soil Transmitted Helminths
Lamongan sebanyak 20 orang. Teknik yang ditemukan dalam sediaan tersebut,
sampling yang digunakan dalam penelitian positif jika terdapat telur cacing Ascaris
ini adalah total sampling yaitu teknik lumbricoides dalam sediaan dan negatif
penentuan sample bila semua anggota jika tidak terdapat telur cacing dalam
populasi digunakan sebagai sampel sediaan.
(Sugiyono, 2013). Sampel dalam penelitian
ini adalah sebagian seluruh pedagang Teknik Pengolahan Data Editing
sayuran kubis yang dijual di pasar merupakan pemeriksaan kembali pada data
tradisional Ngimbang Lamongan sebanyak hasil penelitian seperti kelengkapan data,
20 orang. keseragaman data, kebenaran, dan
pengisian data, dll (Notoatmodjo, 2010). dan pemeriksaan sampel dilaksanakan
Cooding adalah suatu kegiatang mengubah pada Senin, 29 Juni 2020. Tempat Sayur
data ayang terbentuk kalimat atau huruf kubis (Brassica Oleracea) didapatkan dari
menjadi data angka atau bilangan pasar tradisional Ngimbang Lamongan.
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini Tempat pelaksanaan penelitian dan
menggunakan kode sebagai berikut : Sayur pemeriksaan ini dilakukan di laboratorium
kubis yang tidak dicuci Kode 1 Sayur parasitologi STIKes ICMe Jombang.
kubis yang dicuci Kode 2. Tabulating
merupakan pengelompokan data yang Data didapatkan dari hasil penelitian
sesuai dengan tujuan penelitian, kemudian secara mikroskopis pada sampel Sayur
dimasukkan pada tabel-tabel yang telah kubis (Brassica Oleracea) untuk
ditentukan dan sesuai dengan tujuan mengidentifikasi adanya telur Ascaris
penelitian (Notoatmodjo, 2010). Scoring Lumbricoides dengan menggunakan
adalah proses pemberian nilai pada metode pengendapan NaCl jenuh. Hasil
jawaban kuesioner (Hidayat, 2010). peneitian ditunjukkan pada tabel 5.1
sebagai berikut:
Etika Penelitian Informed Consent
(Lembar persetujuan) Informed Consent Tabel 5.1 Klasifikasi Identifikasi Telur
diberikan sebelum penelitian dilakukan Ascaris Lumbricoides Pada Sayur Kubis
pada subjek penelitian. Subjek diberi tahu (Brassica Oleracea) Di Pasar Tradisional
tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika Ngimbang Lamongan.
subjek bersedia responden menandatangani No Hasil Frekuensi Prosentase
lembar persetujuan. Anonimity (Tanpa Identifikasi
nama) Responden tidak perlu 1 Positif 7 64%
mencantumkan namanya pada lembar 2 Negatif 4 36%
pengumpulan data. Cukup menulis nomor Jumlah 11 100%
responden atau inisial saja untuk menjamin
kerahasiaan identitas. Confidentiality Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa
(Kerahasiaan) Kerahasiaan informasi yang sebagian besar dari klasifikasi sampel
diperoleh dari responden akan dijamin identifikasi telur ascaris lumbricoides pada
kerahasiaan oleh peneliti. Penyajian data sayur kubis (brassica oleracea) mempunyai
atau hasil penelitian hanya ditampilkan hasil positif yaitu sebanyak 7 sampel
pada forum akademis. (64%) dari 11 sampel.

Tabel 5.2 Hasil Identifikasi Telur Ascaris


HASIL PENELITIAN Lumbricoides Pada Sayur Kubis (Brassica
Oleracea) Di Pasar Tradisional Ngimbang
Hasil Penelitian Lamongan.
No. Sampel Telur (Ascaris
Gambaran Lokasi Penelitian dilaksanakan lumbricoides)
Positif Negatif
di laboratorium parasitologi STIKes ICMe (√) (-)
Jombang. Laboratorium parasitologi 1. SB 1 √ -
merupakan salah satu fasilitas yang 2. SB 2 √ -
dimiliki oleh program D-III Analis 3. SB 3 - √
Kesehatan STIKes ICMe Jombang yang 4. SB 4 √ -
berfungsi sebagai sarana penunjang 5. SB 5 - √
pembelajaran dalam praktikum. 6. SB 6 √ -
7. SB 7 √ -
Waktu dan Tempat Pelaksanaan 8. SB 8 √ -
9. SB 9 - √
10. SB 10 √ -
Waktu Pengambilan sampel sayur kubis
11. SB 11 - √
(Brassica Oleracea) dilaksanakan pada Jumlah 7 4
Minggu, 28 Juni 2020. Pengambilan data
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa Prinsip pemeriksaan metode sedimentasi
sebagian besar dari hasil sampel adalah dengan adanya gaya sentrifugal dari
identifikasi telur ascaris lumbricoides pada sentrifuge akan memisahkan antara
sayur kubis (brassica oleracea) mempunyai suspense dan supernatannya sehingga telur
hasil positif terdapat telur ascaris cacing akan terendapkan. Sedangkan
lumbricoides yaitu sebanyak 7 sampel dari prinsip dari teknik flotasi dengan NaCl
11 sampel. jenuh adalah adanya perbedaan antara
berat jenis telur yang lebih kecil dari berat
jenis NaCl sehingga telur dapat
PEMBAHASAN mengapung (Abdiana, 2018).

Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa Menurut peneliti pemeriksaan dengan cara
sebagian besar dari klasifikasi sampel ditambahkan NaCl jenuh bertujuan dapat
identifikasi telur ascaris lumbricoides pada menghasilkan pengendapan yang
sayur kubis (brassica oleracea) mempunyai sempurna, sehingga saat dilakukan proses
hasil positif yaitu sebanyak 7 sampel mencentrifugasi sampai cairan NaCl jernih
(64%) dari 11 sampel. setelah itu dibuang untuk mendapatkan
supernatannya kemudian membuat
Kubis (Brassica olerace) merupakan salah preparat untuk didentifikasi dibawah lensa
satu jenis sayuran yang terdapat dalam mikroskop. Dalam proses mengidentifikasi
lalapan yang umumnya dikonsumsi secara dari 11 sampel penelitian 7 sampel
mentah, tekstur daun yang berlekuk-lekuk menunjukkan positif adanya telut Ascaris
yang dimiliki sayuran kubis lumbricoides, tetapi pada 4 sampel tidak
memungkinkan telur cacing menetap ditemukan telur Ascaris lumbricoides.
didalamnya jika tidak dilakukan pencucian
dengan baik, sehingga berpotensi sebagai
sarana telur ascaris lumbricordis dalam SIMPULAN DAN SARAN
menginfeksi manusia (Nitalessy, 2018).
Simpulan
Menurut peneliti sayuran mentah lalapan
seperti sayuran kubis dapat menjadi agen Hasil penelitian identifikasi telur Ascaris
tranmisi telur cacing jika tidak dicuci dan Lumbricoides pada sayur kubis (Brassica
pengelolaan dengan baik dan benar yang Oleracea) di pasar tradisional Ngimbang
akan menimbulkan suatu penyakit Lamongan menunjukkan sampel positif
kecacingan karena tanah merupakan adanya telur Ascaris lumbricoides
transmisi kontaminasi telur cacing sebanyak 7 sampel dengan prosentase 64
tersebut. % dari 11 sampel sedangkan 4 sampel
negatif tidak ada telur Ascaris
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa lumbricoides dengan prosentase 36 % dari
sebagian besar dari hasil sampel 11 sampel.
identifikasi telur ascaris lumbricoides pada
sayur kubis (brassica oleracea) mempunyai Saran
hasil positif terdapat telur ascaris
lumbricoides yaitu sebanyak 7 sampel dari 1. Masyarakat (konsumen) Konsumen
11 sampel. masyarakat diharapkan lebih hati-hati
dalam pencucian dan pengelolaan
Metode yang digunakan untuk bahan makanan khususnya sayur kubis
mengidentifikasi Ascaris lumbricoides harus benar-benar bersih saat mencuci
pada sayuran adalah dengan metode dan mengolah benar-benar matang
langsung dan metode tidak langsung. sehingga tidak ditemukan telur cacing
Metode tak langsung dibagi menjadi 2 cara yang masih menempel yang dapat
yaitu sedimentasi (pengendapan) dan menyebabkan masalah bagi kesehatan.
flotasi (pengapungan) (Yudiar, 2012).
2. Bagi peneliti selanjutnya Penelitian (Brassica Oleracea) Sebagai Menu
selanjutnya diharapkan penelitian ini Pada Ayam Lalapan Di Warung
dapat menjadi acuan dan sumber Makan Jalan Piere Tenden, Manado.
informasi untuk melakukan penelitian
sejenis dan bisa lebih memfokuskan Sugiyono, (2013), Metodelogi Penelitian
penelitian pada sayuran lain yang Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
biasanya sering dikonsumsi dan R&D. Bandung: Alfabeta.
masyarakat seperti sayuran kol,
kangkung, bayam, sawi dan Vianasari, Hesti (2015), Pengaruh Ekstrak
sejenisnya. Daun Babandotan (Ageratum
Conyzoides L) Terhadap Tingkat
Mortalitas Ulat Tritip (Plutella
KEPUSTAKAAN Xylostella) Pada Tanaman Kubis.
Bachelor Thesis . Purwokerto:
Arikunto (2010), Prosedur Penelitian Universitas Muhammadiyah.
Suatu Pendekatan Praktik Edoso
Revisi, Jakarta: Rineka Cipta. Yudiar E, (2012), Pengaruh waktu
perebusan terhadap jumlah telur
Abdiana Riestya (2018), Identifikasi Telur Ascaris Lumbricoides. Semarang:
Soil Transmitted Helmints (STH) Universitas Muhammadiyah
Pada Lalapan Kubis (Brassica Semarang.
Oleracea) Di Warung Makan
Kelutuahan Kampung Baru, Labuhan Widjaja, J., & Lobo, L,T., (2014),
Ratu, Bandar Lampung: Universitas Prevalensi dan Jenis Telur Cacing
Lampung. Soil Transmitted Helmints (STH) pada
Sayuran Kemangi Pedagang Ikan
Hidayat, A, Aziz (2010), Riset Bakar di Kota Palu: .Jurnal Basuki,
Keperawatan Dan Teknik Penulisan 5.
Ilmiah, Jakarta: Salemba Medika.
World Health Organization, (2017), Soil
Lanor, Y, (2015), Identifikasi Kontaminan Transmitted Helmints Infections,
Telur Cacing Pada Sayur Lalapan http://www.who.int/mediacentre/
Kubis dan Kemangi yang Dijual factsheets/fs366/en/.
Pedagang Kaki Lima di Pasar Malam
Kampung Solor Kota Kupang, Karya
Tulis Ilmiah, Kupang: Politeknik
Kesehatan Kemenkes.

Notoadmojo, (2010), Metodelogi


Penelitian Kesehatan,, Jakarta: PT
Rineka Cipta

Mutiara, H, (2015), Identifikasi


Kontaminasi Telur Soil Transmitted
Helminths Pada Makanan Berbahan
Sayur Mentah Yang Disajikan Kantin
Sekitar Kampus, Lampung:
Universitas Bandar Lampung

Nitalessy, R, Joseph, W. B, & Rimper, J, R


(2018), Keberadaan Cemaran Telur
Cacing Usus Pada Sayuran Kemangi
(Ocimum basilicum) dan Kol

Das könnte Ihnen auch gefallen