Sie sind auf Seite 1von 8

Hubungan Kematangan Beragama dengan

Konsep Diri

IDA WINDI WAHYUNI

Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Islam Riau (UIR)


Jl. Kaharuddin Nasution, No. 113, Perhentian Marpoyan Pekanbaru 28284
e-mail: ida_windiwahyuni@yahoo.com

Abstrak: Permasalahan penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara


kematangan beragama dengan konsep diri? Manfaat teoritis penelitian ini
adalah dapat digunakan untuk memberikan kontribusi keilmuan yang lebih
jelas mengenai kematangan beragama dengan konsep diri, sehingga hal ini
dapat memperkaya khazanah keilmuan psikologi pada umumnya dan psikologi
agama pada khususnya, serta diharapkan dapat memacu perkembangan ilmu
psikologi, selain itu sebagai referensi dan penelitian lebih lanjut yang sejenis.
Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Islam Riau angkatan 2009 yang berjumlah 85 orang. Metode
analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi
sederhana untuk mengetahui besar hubungan antara kematangan beragama
dengan konsep diri dengan menggunakan program komputer SPSS for
Windows 15.0. Hubungan antara variabel kematangan beragama dan konsep
diri ditunjukkan dengan koefisien Rxy=0,059 dengan p<0,589 dengan arah
hubungan positif yang menunjukkan semakin tinggi kematangan beragama
maka semakin tinggi pula konsep dirinya, begitu juga sebaliknya.

Kata Kunci: Kematangan Beragama, Konsep Diri.

PENDAHULUAN penyesuaian diri yang baik di lingkungan


Konsep diri merupakan pandangan sosial.
atau keyakinan diri terhadap keseluruhan Partosuwido (1993:112) juga me-
diri, baik yang menyangkut kelebihan nyatakan bahwa individu yang memiliki
maupun kekurangan diri, sehingga mem- perasaan rendah diri, cemas, dan mudah
punyai pengaruh yang besar terhadap terpengaruh dikatakan memiliki konsep
keseluruhan perilaku yang ditampilkan. diri yang negatif. Individu dengan konsep
Hurlock (1978:45) mengatakan bah- diri negatif akan memiliki tingkat penye-
wa seseorang yang mempunyai konsep suaian diri yang rendah serta memiliki
diri positif adalah jika ia berhasil mengem- kecemasan dalam hubungan interper-
bangkan sifat-sifat percaya diri, harga diri sonal sehingga akan mengganggu
dan mampu melihat dirinya secara kemampuan untuk berhubungan dengan
realistik. Dengan adanya sifat–sifat se- orang lain.
perti ini orang tersebut akan mampu Shavelson & Roger (1982:98) men-
berhubungan dengan orang lain secara yatakan bahwa konsep diri terbentuk dan
akurat dan hal ini akan mengarah pada berkembang berdasarkan pengalaman dan

Jurnal Al-hikmah Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382 1


inteprestasi dari lingkungan, penilaian Tujuan penelitian ini adalah untuk
orang lain, atribut dan tingkah laku mendeskripsikan dan untuk mengetahui
dirinya. ”Bagaimana orang lain hubungan antara kematangan beragama
memperlakukan individu dan apa yang dengan konsep diri. Manfaat teoritis
dikatakan orang lain tentang individu akan penelitian ini adalah dapat digunakan
dijadikan acuan untuk menilai dirinya untuk memberikan kontribusi keilmuan
sendiri” (Mussen, dkk, 1979:125). yang lebih jelas mengenai kematangan
Agama sebagai sistem nilai mem- beragama dengan konsep diri, sehingga
berikan kontribusi terhadap perkem- hal ini dapat memperkaya khazanah
bangan perilaku manusia. Rendahnya pe- keilmuan psikologi pada umumnya dan
mahaman diri pada seseorang dipengaruhi psikologi agama pada khususnya, serta
oleh rendahnya pemahaman terhadap diharapkan dapat memacu perkembangan
ajaran-ajaran agama atau rendahnya ting- ilmu psikologi, selain itu sebagai referensi
kat kematangan agama. Rendahnya ting- dan penelitian lebih lanjut yang sejenis.
kat kematangan beragama berakibat pada Sedangkan manfaat praktisnya
rendahnya semangat hidup dan cenderung adalah bagi mahasiswa dapat digunakan
pesimis dalam menghadapi permasalahan sebagai bahan introspeksi diri dalam
hidup. Dengan demikian agama memiliki meningkatkan kematangan beragama dan
peranan penting dan kekuatan karena mengoptimalkan landasan tingkat kema-
keyakinan dalam bera-gam tidak hanya tangan beragama yang diwujudkan dalam
membuat orang menjadi tenang dalam bentuk keimanan, selain itu tingginya
menghadapi kehidupan. tingkat kematangan beragama dapat
Kematangan beragama diwujudkan menjadi titik perhatian penting landasan
dalam bentuk keimanan. Keimanan sese- diri dalam setiap aktivitasnya dan dalam
orang mempunyai pengaruh yang besar setiap pengambilan keputusan.
atas diri seseorang karena dapat mening-
katkan kepercayaan diri, kemampuan
untuk sabar dan kuat menanggung derita KONSEP TEORI
kehidupan, membangkitkan ketenangan Konsep Diri
dan rasa tentram dalam jiwa, Konsep diri mencakup harga diri,
menimbulkan kedamaian hati dan mem- dan gambaran diri seseorang. Calhoun
dan Acocella (1990:132) menjelaskan
beri perasaan bahagia. Ketika seseorang
bahwa konsep diri adalah gambaran
memiliki tingkat kematangan beragama
mental diri sendiri yang terdiri dari penge-
yang tinggi, ia tidak merasa ragu terhadap
tahuan tentang diri sendiri, pengharapan
apa saja yang ia ketahui. bagi diri sendiri, dan penilaian terhadap
Kematangan beragama yang diri sendiri. Mengingat konsep diri meru-
diwujudkan oleh adanya keimanan meru- pakan arah dari seseorang ketika harus
pakan cara pandang terhadap sistem bertingkah laku, maka perlu dijelaskan
ajaran agama disamping sebagai sebuah peran penting dari konsep diri.
keyakinan. Ketika agama menganjurkan Menurut Brehm dan Kassin
seseorang untuk memahami diri sendiri, (1989:54) konsep diri dianggap sebagai
maka seseorang akan memiliki konsep diri komponen kognitif dari diri sosial secara
yang positif. Rumusan masalah penelitian keseluruhan, yang memberikan penjelasan
ini adalah apakah ada hubungan antara tentang bagaimana individu memahami
kematangan beragama dengan konsep perilaku, emosi, dan motivasinya sendiri.
diri? Secara lebih rinci Brehm dan Kassin

Jurnal Al-hikmah Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382 2


mengatakan bahwa konsep diri meru- perasaan, dan sikap-sikap individu
pakan jumlah keseluruhan dari keyakinan terhadap dirinya sendiri.
individu tentang dirinya sendiri. Perkembangan konsep diri, yaitu
Konsep diri ini bukan merupakan konsep diri positif dimana seseorang akan
faktor bawaan, tetapi faktor yang mengembangkan sifat-sifat positif antara
dipelajari dan dibentuk melalui penga- lain percaya diri, merasa diri berharga dan
laman individu berhubungan dengan mampu melihat dirinya secara realistis.
orang lain. Partosuwido, dkk, (1985:75) Individu mampu menilai hubungan
menambahkan bahwa konsep diri adalah dengan orang lain secara tepat, sehingga
cara bagaimana individu menilai diri sen- penyesuaian sosial baik. Adapun konsep
diri, bagaimana penerimaannya terhadap diri negatif adalah seseorang akan
diri sendiri sebagaimana yang dirasakan, mengembangkan perasaan tidak mampu,
diyakini dan dilakukan, baik ditinjau dari inferior, merasa ragu, kurang percaya diri,
segi fisik, moral, keluarga, personal dan penyesuaian pribadi dan sosial buruk.
sosial. ”Konsep diri yang sehat akan Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep
mempengaruhi kesejahteraan psikologis diri adalah usia, tingkat pendidikan dan
individu. Orang akan mampu coping lingkungan.
terhadap perubahan dan peristiwa yang
menekan jika mempunyai konsep diri
yang sehat” (Calhoun & Acocella, Kematangan Beragama
1990:97). Kematangan beragama dapat
Menurut Sanford & Donovan (dalam diidentifikasikan sebagai kematangan
Eliana, 2003:92) pengaruh konsep diri dalam beriman, karena hakekat beragama
dalam kehidupan individu, yaitu dapat adalah keimanan (Ulfa, 2005:25). Menurut
mempengaruhi cara berpikir dan Yahya (2003:152) orang-orang yang
berbicara seseorang, dapat mempengaruhi beriman adalah orang yang menjadikan
cara individu melihat ke dunia luar, dapat ridho Allah sebagai tujuan tertinggi dalam
mempengaruhi individu dalam memper- kehidupan mereka, dan mereka berusaha
lakukan orang lain, dapat mempengaruhi untuk mencapai tujuan tersebut. Tingkat
pilihan seseorang, dapat mempengaruhi kematangan beragama muslim adalah
kemampuan individu untuk menerima tingkat orientasi diri kepada Allah dan
atau memberikan kasih sayang dan dapat Rasul-Nya sesuai dengan al-Qur’an (QS. Al-
mempengaruhi kemampuan individu Mujâdilah, 58:11, QS. Al-alaq, 96:1-5) dan
untuk melakukan sesuatu. Hadits (menuntut ilmu).
Aspek-aspek konsep diri mencakup: Kemampuan seseorang untuk
(a) aspek fisik (physical self) yaitu mengenali atau memahami nilai agama
penilaian individu terhadap segala sesuatu yang terletak pada nilai-nilai luhurnya
yang dimiliki individu seperti tubuh, serta menjadikan nilai-nilai dalam ber-
pakaian, benda miliknya, dan sebagainya; sikap dan bertingkah laku merupakan ciri
(b) aspek sosial (sosial self) meliputi dari kematangan beragama. Keyakinan
bagaimana peranan sosial yang dimainkan akan ditampilkan dalam sikap dan tingkah
oleh individu dan sejauh mana penilaian laku keagamaan yang mencerminkan
individu terhadap perfomannya; (c) aspek ketaatan terhadap agamanya (Jalaluddin,
moral (moral self) meliputi nilai- nilai dan 2010:76).
prinsip-prinsip yang memberi arti dan Aspek-aspek kematangan beragama,
arah bagi kehidupan individu; (d) aspek yaitu (a) Takwa. Sesungguhnya orang yang
psikis (psychological self) meliputi pikiran, paling mulia di antara kamu di sisi Allah

Jurnal Al-hikmah Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382 3


ialah orang yang paling bertakwa di antara dalam menjalani tradisi keagamaan
kamu. (QS. Al-Hujurât, 49:13). Kema- seperti dalam melakukan ritualitas kea-
tangan beragama memiliki makna sebagai gamaan; (b) Pendidikan. Seseorang yang
kepatuhan kepada Allah, menuntut sikap berpendidikan tentunya sangat membantu
pasrah kepada-Nya secara total sehingga sekali bagi meningkatnya tingkat kema-
tidak ada kepatuhan sejati tanpa sikap tangan beragama yang tinggi yang
pasrah. Ada sebuah adagium yang dibangunnya sejak ia masih kecil kemu-
menyatakan bahwa “beragama tanpa dian didukung oleh pendidikan yang
sikap pasrah maka agama menjadi tidak diperolehnya; (c) Pengambilan Peranan.
bermakna”. (b) Tawakal, memiliki arti Pengambilan peranan diartikan sebagai
bersandar atau mempercayai diri kepada proses di mana seseorang mampu
Allah. Hanya kepada Allah aku mengambil pandangan orang lain dan
bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah menghubungkannya dengan pandangan-
aku kembali. (QS. Hûd, 11:88). Seseorang nya sendiri. Kematangan beragama yang
yang memiliki kesadaran dan bertawakal tertanam dan berkembang dalam diri
pada Tuhan maka ia mengambil keter- individu sangat dipengaruhi oleh keper-
batasan yang ada pada dirinya sendiri cayaan orang tua, teman-teman, guru atau
serta mau menerima kenyataan bahwa pemuka agama (’ulamâ).
tidak semua persoalan dapat dikuasai dan Iman, sebagai sebuah motif dasar,
diatasi tanpa bantuan petunjuk (’inâyah) selain berkaitan dengan berbagai macam
dari Tuhan Yang Maha Kuasa. (c) jenis motif lain, juga berhubungan erat
Keikhlasan adalah ketulusan pada keu- dengan kondisi psikologis seseorang.
tuhan diri yang paling mendalam yang Ketika motif iman terhubungkan dengan
nampak dalam akhlak mulia, berupa motif ilmu pengetahuan yang terken-
perbuatan baik kepada sesama. Padahal dalikan oleh faktor-faktor eksternal,
mereka tidak disuruh kecuali supaya misalnya, maka ia akan menjadi rang-
menyembah Allah dengan ikhlas penuh sangan (incentive) yang penting sekali
keta'atan kepada-Nya dalam dalam membentuk tingkah laku individu
(menjalankan) agama yang lurus, dan (Mansi, 1982:34).
supaya mereka mendirikan shalat dan Orang yang tinggi tingkat
menunaikan zakat; dan yang demikian kematangan beragamanya akan menge-
itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah, tahui bahwa konsep dirinya akan positif
98:5). Keikhlasan merupakan sesuatu dan hal itu tidak bertentangan dengan
yang sangat dinamis, yang senantiasa ajaran Islam yang di dalamnya juga
memerintahkan untuk selalu mengenal
menuntut kesungguhan dan menuntut
dirinya sendiri, sehingga apa yang
untuk selalu dijaga atau dipelihara dan di-
dilakukan seseorang justru akan
tingkatkan, karena keikhlasan merupakan
menambah keimanannya pada Allah, dan
nilai yang sangat rahasia yang ada dalam sebaliknya orang yang memiliki konsep
diri seseorang (Ulfa, 2005:87). diri negatif akan mengurangi tingkat
Fowler dan Hackett (1982:57) keimanannya pada Allah.
mengemukakan beberapa faktor yang Hipotesis penelitian adalah ada
mempengaruhi kematangan beragama hubungan antara kematangan beragama
yaitu: (a) Pengalaman Religius. Perbedaan dengan konsep diri. Semakin tinggi
kualitas dari pengalaman religius ini dapat kematangan beragama maka semakin
mempengaruhi perkembangan seseorang tinggi pula konsep dirinya.

Jurnal Al-hikmah Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382 4


METODE model analisis regresi untuk memprediksi
Subyek penelitian ini adalah hubungan antara kematangan beragama
mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Sipil dengan konsep diri.
Universitas Islam Riau angkatan 2009 Hubungan antara variabel
yang berjumlah 85 orang. Metode kematangan beragama dan konsep diri
penelitian ini menggunakan metode skala ditunjukkan dengan koefisien Rxy=0,059
kematangan beragama berjumlah 36 item dengan p<0,589 (signifikan) dengan arah
dan skala konsep diri dengan jumlah 18 hubungan positif yang menunjukkan
item. semakin tinggi kematangan beragama
Metode analisis data dalam maka semakin tinggi pula konsep dirinya.,
penelitian ini menggunakan teknik analisis begitu juga sebaliknya. Dengan demikian
regresi sederhana. Metode ini dipergu- hipotesis yang menyatakan ada
nakan untuk mengetahui besar hubungan hubungan positif antara kematangan
antara kematangan beragama dengan beragama dengan konsep diri pada
konsep diri, menguji taraf signifikansinya mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas
dan mencari sumbangan efektif variabel Teknik dapat diterima. R square adalah
prediktor (Hadi, 1999). Penelitian ini 0,004 angka tersebut menunjukkan
menggunakan analisis regresi sederhana bahwa konsep diri hanya memberikan
dengan menggunakan program komputer sumbangan efektif sebesar 4 % pada
SPSS for Windows 15.0. kematangan beragama sedangkan sisanya
(96 %) ditentukan oleh faktor lain yang
tidak diungkap dalam penelitian ini
HASIL seperti motivasi berprestasi, interaksi
Uji normalitas dilakukan untuk sosial, motivasi belajar, dan lain-lain.
mengetahui apakah data terdistribusi Hipotesis yang diajukan adalah ada
secara normal atau tidak. Normalitas hubungan positif antara kematangan
distribusi merupakan asumsi yang harus beragama dengan konsep diri.
dipenuhi dalam statistik parametrik. Uji Kematangan beragama yang tinggi akan
normalitas sebaran data penelitian ini lebih memungkinkan mahasiswa untuk
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov memiliki konsep diri yang lebih baik. Dan
Goodnes of Fit Test. Variabel kematangan kematangan beragama yang rendah akan
beragama mempunyai nilai K-SZ sebesar mempengaruhi konsep diri menjadi
2,225 (p=0,000) dan konsep diri sebesar rendah pula.
2,966 (p=0,000). Hasil uji normalitas
menunjukkan bahwa kedua variabel
penelitian ini memiliki distribusi normal. PEMBAHASAN
Uji linieritas dimaksudkan untuk Terujinya hipotesis dalam
mengetahui hubungan antara kedua penelitian ini membuktikan bahwa konsep
variabel penelitian. Hasil uji linieritas diri merupakan salah satu faktor yang ikut
menunjukkan bahwa hubungan antara menentukan kematangan beragama
kedua variabel adalah linier (F=0,293) mahasiswa. Seorang mahasiswa yang
dengan p=0,589 (p>0,05). Hasil uji mampu menerima diri apa adanya akan
linieritas menunjukkan bahwa hubungan memiliki penghargaan yang tinggi
antara kematangan beragama dengan terhadap dirinya dan memiliki pandangan
konsep diri adalah linier. Hubungan yang yang elistik tentang keterbatasannya, akan
linier pada kedua variabel tersebut lebih mampu menjalin hubungan dengan
memenuhi syarat dalam penggunaan Sang Pencipta.

Jurnal Al-hikmah Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382 5


Penelitian menunjukkan bahwa dilakukan, mana yang diperintahkan dan
sebagian besar mahasiswa memiliki ke- mana yang harus dihindarkan.
matangan beragama yang tinggi. Seorang Dalam Al-Quran, banyak ayat-ayat
mahasiswa yang memiliki kematangan yang berisi mengenai perintah, sejarah,
beragama yang tinggi akan mempunyai perumpamaan, ilmu pengetahuan,
kemampuan dalam memahami dirinya doktrin-doktrin, dan lain sebagainya. Bagi
sendiri. Kematangan beragama yang seseorang yang telah meyakini ajarannya
dimiliki mahasiswa membuat mahasiswa dan mengimani segala apa yang ada dalam
lebih mudah untuk memahami dirinya ajarannya, maka ia akan menemukan
sendiri. pesan-pesan moral yang terkandung
Berdasarkan hal tersebut dapat dalam Al-Quran dalam rangka mensin-
ditegaskan bahwa kematangan beragama tesiskannya dalam bentuk penghayatan
diwujudkan dalam bentuk keimanan dan pengamalan subjektif seseorang
untuk memahami diri sendiri. Keimanan terhadap ajaran agamanya. Dalam hal ini,
sesorang mempunyai pengaruh yang Al-Quran telah berfungsi sebagai trans-
besar atas diri seseorang karena dapat formasi psikologis, dalam rangka
meningkatkan kepercayaan diri, kemam- menciptakan kepribadian Islam (Islamic
puan untuk sabar dan kuat menanggung personality).
derita kehidupan, membangkitkan kete- Mahasiswa yang memiliki kema-
nangan dan rasa tentram dalam jiwa, tangan beragama dengan demikian akan
menimbulkan kedamaian hati dan memiliki kematangan dalam beriman,
memberi perasaan bahagia. Ketika karena hakekat beragama adalah keiman-
seseorang memiliki tingkat kematangan an. Mahasiswa yang beriman ber-arti
beragama yang tinggi, ia tidak merasa ragu seseorang yang menjadikan ridho Allah
terhadap apa saja yang ia ketahui. SWT sebagai tujuan tertinggi dalam
Hasil penelitian ini semakin kehidupan dan berusaha untuk mencapai
menegaskan bahwa kematangan tujuan tersebut. Tingkat kematangan ber-
beragama yang diwujudkan oleh adanya agamanya selalu disandarkan pada tingkat
keimanan merupakan cara pandang orientasi diri kepada Allah SWT dan Rasul-
terhadap sistem ajaran agama disamping Nya sesuai dengan al-Qur’an. Kemampuan
sebagai sebuah keyakinan. Ketika agama mahasiswa untuk mengenali atau
menganjurkan seseorang untuk memahami nilai agama terletak pada value
memahami diri sendiri, maka seseorang serta menjadikannya sebagai orientasi
akan memiliki konsep diri yang positif. dalam bersikap dan bertingkah laku.
Kematangan beragama sebagai Keyakinan akan ditampilkan dalam sikap
wujud dari adanya keimanan merupakan dan tingkah laku keagamaan yang mencer-
pondasi yang harus dimiliki oleh setiap minkan ketaatan terhadap aga-manya.
individu. Keimanan yang diyakini oleh Kematangan beragama berpengaruh
seseorang dapat mengarahkan, mem- terhadap konsep diri mahasiwa dalam
bimbing atau menuntun seseorang untuk kehidupan, yaitu dapat mempengaruhi
selalu berada pada jalur yang benar, serta cara berpikir dan berbicara, mem-
dapat menghindarkan segala macam pengaruhi cara melihat dunia luar, dan
bentuk perbuatan yang tidak dibenarkan mempengaruhi dalam memperlakukan
dalam ajaran agama. Manusia secara orang lain. Di samping itu juga dapat
otomatis dapat menentukan mana yang mempengaruhi pilihan mahasiswa, ke-
baik dan mana yang tidak baik untuk mampuan untuk menerima atau mem-

Jurnal Al-hikmah Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382 6


berikan kasih sayang dan kemampuan dalam setiap menjalankan aktivitas, baik
mahasiswa untuk melakukan sesuatu. ketika dalam pengambilan keputusan
Di sini dapat ditegaskan pula maupun kebijakan bagi umat manusia.
terdapat aspek-aspek konsep diri maha- Sehingga rasa iman yang tertanam dalam
siswa yang dipengaruhi oleh kematangan dirinya dapat menuntun dan dapat
beragama mencakup: (a) aspek fisik mencegah dirinya dari perbuatan yang
(physical self) yaitu penilaian mahasiswa tidak baik atau melanggar norma-norma
terhadap segala sesuatu yang dimiliki indi- etika.
vidu seperti tubuh, pakaian, benda
miliknya, dan sebagainya; (b) aspek sosial
(sosial self) meliputi bagaimana peranan DAFTAR RUJUKAN
sosial yang dimainkan oleh mahasiswa
Brehm, S.S. & S.M. Kassin. 1989. Sosial
dan sejauh mana penilaian individu
Psychology. Boston: Houghton
terhadap perfomannya; (c) aspek moral
Mifflin Company.
(moral self) meliputi nilai-nilai dan
Calhoun, J.F. & J.R Cocella. 1990.
prinsip-prinsip yang memberi arti dan
Psychology of Adjusment and
arah bagi kehidupan mahasiswa; (d) aspek
Human Relationship. New York:
psikis (psychological self) meliputi pikiran,
McGraw-Hill Publishing Co.
perasaan, dan sikap-sikap mahasiswa
Eliana, Rika. 2003. Konsep Diri Pensiunan.
terhadap dirinya sendiri.
Tidak diterbitkan. USU digital
library.
Hadi, Sutrisno. 1999. Analisis Regresi.
SIMPULAN
Yogyakarta: Andi Offset.
Berdasarkan beberapa uraian dan
Hurlock, E.B. 1973. Adolescent
temuan hasil hipotesis yang telah dibahas
Development (4th ed). Tokyo:
dapat disimpulkan bahwa ada hubungan McGraw-Hill Kogakusha Ltd.
positif antara kematangan beragama Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama. Jakarta:
dengan konsep diri dengan besaran Rajawali Press.
R=0,059 dan p=0,000. Dengan demikian Mussen, P.H., J.J. Conger, J. Kagan & C.A
dapat disimpulkan bahwa tingkat Huston, C.A. 1994. Perkembangan
kematangan beragama dapat dijadikan dan Kepribadian Anak.
sebagai prediktor bagi munculnya konsep (terjemahan). Edisi Enam. Jakarta:
diri dan hipotesis pertama diterima. Arcan.
Penulis menyarankan kepada para Partosuwido, S.R., S. Nuryoto & S. Irfan.
mahasiswa kepemilikan kematangan 1985. Peranan Konsep Diri dan
beragama harus dapat dijadikan sebagai Perkembangan Psikososial Anak
pondasi, pegangan dalam setiap mela- Remaja yang Kurang Berprestasi di
kukan kegiatan terutama memaknai diri DIY. Laporan Penelitian. (tidak
dalam kehidupan sehari-hari. Kepada diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas
para orang tua supaya dapat menanamkan Psikologi Universitas Gadjah Mada.
dan memberikan pemahaman baik Partosuwido, S.R. 1993. Penyesuaian Diri
tentang kematangan beragama dan Mahasiswa dalam Kaitannya
perintah agama yang menganjurkan untuk dengan Konsep Diri, Pusat Kendali
memperkaya diri dengan khazanah ilmu dan Status Perguruan Tinggi. Tesis
pengetahuan. Bagi para pemegang (tidak diterbitkan). Yogyakarta:
kebijakan, kematangan beragama meru- Fakultas Psikologi Universitas
pakan dasar yang harus selalu dipegang Gadjah Mada.

Jurnal Al-hikmah Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382 7


Shavelson, B.J. & B. Roger. 1982. Self- Menuntut Ilmu dan Kegemaran
Concept: The Interplay of Theory Membaca. Tesis. (tidak diterbitkan).
Methods. Journal of Educational Yogyakarta: Fakultas Psikologi
Psychology, Vol. 72, No. 1, p.3-17. Universitas Gadjah Mada.
Ulfa, Maria Eva. 2005. Hubungan antara Yahya, H. 2003. Semangat dan Gairah
Tingkat Kematangan Beragama Orang-orang Beriman. Surabaya:
Remaja Muslim dengan Motivasi Risalah Gusti.

Jurnal Al-hikmah Vol. 8, No. 1, April 2011 ISSN 1412-5382 8

Das könnte Ihnen auch gefallen