Abstrak: Permasalahan penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara
kematangan beragama dengan konsep diri? Manfaat teoritis penelitian ini adalah dapat digunakan untuk memberikan kontribusi keilmuan yang lebih jelas mengenai kematangan beragama dengan konsep diri, sehingga hal ini dapat memperkaya khazanah keilmuan psikologi pada umumnya dan psikologi agama pada khususnya, serta diharapkan dapat memacu perkembangan ilmu psikologi, selain itu sebagai referensi dan penelitian lebih lanjut yang sejenis. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Riau angkatan 2009 yang berjumlah 85 orang. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi sederhana untuk mengetahui besar hubungan antara kematangan beragama dengan konsep diri dengan menggunakan program komputer SPSS for Windows 15.0. Hubungan antara variabel kematangan beragama dan konsep diri ditunjukkan dengan koefisien Rxy=0,059 dengan p<0,589 dengan arah hubungan positif yang menunjukkan semakin tinggi kematangan beragama maka semakin tinggi pula konsep dirinya, begitu juga sebaliknya.
Kata Kunci: Kematangan Beragama, Konsep Diri.
PENDAHULUAN penyesuaian diri yang baik di lingkungan
Konsep diri merupakan pandangan sosial. atau keyakinan diri terhadap keseluruhan Partosuwido (1993:112) juga me- diri, baik yang menyangkut kelebihan nyatakan bahwa individu yang memiliki maupun kekurangan diri, sehingga mem- perasaan rendah diri, cemas, dan mudah punyai pengaruh yang besar terhadap terpengaruh dikatakan memiliki konsep keseluruhan perilaku yang ditampilkan. diri yang negatif. Individu dengan konsep Hurlock (1978:45) mengatakan bah- diri negatif akan memiliki tingkat penye- wa seseorang yang mempunyai konsep suaian diri yang rendah serta memiliki diri positif adalah jika ia berhasil mengem- kecemasan dalam hubungan interper- bangkan sifat-sifat percaya diri, harga diri sonal sehingga akan mengganggu dan mampu melihat dirinya secara kemampuan untuk berhubungan dengan realistik. Dengan adanya sifat–sifat se- orang lain. perti ini orang tersebut akan mampu Shavelson & Roger (1982:98) men- berhubungan dengan orang lain secara yatakan bahwa konsep diri terbentuk dan akurat dan hal ini akan mengarah pada berkembang berdasarkan pengalaman dan
inteprestasi dari lingkungan, penilaian Tujuan penelitian ini adalah untuk orang lain, atribut dan tingkah laku mendeskripsikan dan untuk mengetahui dirinya. ”Bagaimana orang lain hubungan antara kematangan beragama memperlakukan individu dan apa yang dengan konsep diri. Manfaat teoritis dikatakan orang lain tentang individu akan penelitian ini adalah dapat digunakan dijadikan acuan untuk menilai dirinya untuk memberikan kontribusi keilmuan sendiri” (Mussen, dkk, 1979:125). yang lebih jelas mengenai kematangan Agama sebagai sistem nilai mem- beragama dengan konsep diri, sehingga berikan kontribusi terhadap perkem- hal ini dapat memperkaya khazanah bangan perilaku manusia. Rendahnya pe- keilmuan psikologi pada umumnya dan mahaman diri pada seseorang dipengaruhi psikologi agama pada khususnya, serta oleh rendahnya pemahaman terhadap diharapkan dapat memacu perkembangan ajaran-ajaran agama atau rendahnya ting- ilmu psikologi, selain itu sebagai referensi kat kematangan agama. Rendahnya ting- dan penelitian lebih lanjut yang sejenis. kat kematangan beragama berakibat pada Sedangkan manfaat praktisnya rendahnya semangat hidup dan cenderung adalah bagi mahasiswa dapat digunakan pesimis dalam menghadapi permasalahan sebagai bahan introspeksi diri dalam hidup. Dengan demikian agama memiliki meningkatkan kematangan beragama dan peranan penting dan kekuatan karena mengoptimalkan landasan tingkat kema- keyakinan dalam bera-gam tidak hanya tangan beragama yang diwujudkan dalam membuat orang menjadi tenang dalam bentuk keimanan, selain itu tingginya menghadapi kehidupan. tingkat kematangan beragama dapat Kematangan beragama diwujudkan menjadi titik perhatian penting landasan dalam bentuk keimanan. Keimanan sese- diri dalam setiap aktivitasnya dan dalam orang mempunyai pengaruh yang besar setiap pengambilan keputusan. atas diri seseorang karena dapat mening- katkan kepercayaan diri, kemampuan untuk sabar dan kuat menanggung derita KONSEP TEORI kehidupan, membangkitkan ketenangan Konsep Diri dan rasa tentram dalam jiwa, Konsep diri mencakup harga diri, menimbulkan kedamaian hati dan mem- dan gambaran diri seseorang. Calhoun dan Acocella (1990:132) menjelaskan beri perasaan bahagia. Ketika seseorang bahwa konsep diri adalah gambaran memiliki tingkat kematangan beragama mental diri sendiri yang terdiri dari penge- yang tinggi, ia tidak merasa ragu terhadap tahuan tentang diri sendiri, pengharapan apa saja yang ia ketahui. bagi diri sendiri, dan penilaian terhadap Kematangan beragama yang diri sendiri. Mengingat konsep diri meru- diwujudkan oleh adanya keimanan meru- pakan arah dari seseorang ketika harus pakan cara pandang terhadap sistem bertingkah laku, maka perlu dijelaskan ajaran agama disamping sebagai sebuah peran penting dari konsep diri. keyakinan. Ketika agama menganjurkan Menurut Brehm dan Kassin seseorang untuk memahami diri sendiri, (1989:54) konsep diri dianggap sebagai maka seseorang akan memiliki konsep diri komponen kognitif dari diri sosial secara yang positif. Rumusan masalah penelitian keseluruhan, yang memberikan penjelasan ini adalah apakah ada hubungan antara tentang bagaimana individu memahami kematangan beragama dengan konsep perilaku, emosi, dan motivasinya sendiri. diri? Secara lebih rinci Brehm dan Kassin
mengatakan bahwa konsep diri meru- perasaan, dan sikap-sikap individu pakan jumlah keseluruhan dari keyakinan terhadap dirinya sendiri. individu tentang dirinya sendiri. Perkembangan konsep diri, yaitu Konsep diri ini bukan merupakan konsep diri positif dimana seseorang akan faktor bawaan, tetapi faktor yang mengembangkan sifat-sifat positif antara dipelajari dan dibentuk melalui penga- lain percaya diri, merasa diri berharga dan laman individu berhubungan dengan mampu melihat dirinya secara realistis. orang lain. Partosuwido, dkk, (1985:75) Individu mampu menilai hubungan menambahkan bahwa konsep diri adalah dengan orang lain secara tepat, sehingga cara bagaimana individu menilai diri sen- penyesuaian sosial baik. Adapun konsep diri, bagaimana penerimaannya terhadap diri negatif adalah seseorang akan diri sendiri sebagaimana yang dirasakan, mengembangkan perasaan tidak mampu, diyakini dan dilakukan, baik ditinjau dari inferior, merasa ragu, kurang percaya diri, segi fisik, moral, keluarga, personal dan penyesuaian pribadi dan sosial buruk. sosial. ”Konsep diri yang sehat akan Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep mempengaruhi kesejahteraan psikologis diri adalah usia, tingkat pendidikan dan individu. Orang akan mampu coping lingkungan. terhadap perubahan dan peristiwa yang menekan jika mempunyai konsep diri yang sehat” (Calhoun & Acocella, Kematangan Beragama 1990:97). Kematangan beragama dapat Menurut Sanford & Donovan (dalam diidentifikasikan sebagai kematangan Eliana, 2003:92) pengaruh konsep diri dalam beriman, karena hakekat beragama dalam kehidupan individu, yaitu dapat adalah keimanan (Ulfa, 2005:25). Menurut mempengaruhi cara berpikir dan Yahya (2003:152) orang-orang yang berbicara seseorang, dapat mempengaruhi beriman adalah orang yang menjadikan cara individu melihat ke dunia luar, dapat ridho Allah sebagai tujuan tertinggi dalam mempengaruhi individu dalam memper- kehidupan mereka, dan mereka berusaha lakukan orang lain, dapat mempengaruhi untuk mencapai tujuan tersebut. Tingkat pilihan seseorang, dapat mempengaruhi kematangan beragama muslim adalah kemampuan individu untuk menerima tingkat orientasi diri kepada Allah dan atau memberikan kasih sayang dan dapat Rasul-Nya sesuai dengan al-Qur’an (QS. Al- mempengaruhi kemampuan individu Mujâdilah, 58:11, QS. Al-alaq, 96:1-5) dan untuk melakukan sesuatu. Hadits (menuntut ilmu). Aspek-aspek konsep diri mencakup: Kemampuan seseorang untuk (a) aspek fisik (physical self) yaitu mengenali atau memahami nilai agama penilaian individu terhadap segala sesuatu yang terletak pada nilai-nilai luhurnya yang dimiliki individu seperti tubuh, serta menjadikan nilai-nilai dalam ber- pakaian, benda miliknya, dan sebagainya; sikap dan bertingkah laku merupakan ciri (b) aspek sosial (sosial self) meliputi dari kematangan beragama. Keyakinan bagaimana peranan sosial yang dimainkan akan ditampilkan dalam sikap dan tingkah oleh individu dan sejauh mana penilaian laku keagamaan yang mencerminkan individu terhadap perfomannya; (c) aspek ketaatan terhadap agamanya (Jalaluddin, moral (moral self) meliputi nilai- nilai dan 2010:76). prinsip-prinsip yang memberi arti dan Aspek-aspek kematangan beragama, arah bagi kehidupan individu; (d) aspek yaitu (a) Takwa. Sesungguhnya orang yang psikis (psychological self) meliputi pikiran, paling mulia di antara kamu di sisi Allah
ialah orang yang paling bertakwa di antara dalam menjalani tradisi keagamaan kamu. (QS. Al-Hujurât, 49:13). Kema- seperti dalam melakukan ritualitas kea- tangan beragama memiliki makna sebagai gamaan; (b) Pendidikan. Seseorang yang kepatuhan kepada Allah, menuntut sikap berpendidikan tentunya sangat membantu pasrah kepada-Nya secara total sehingga sekali bagi meningkatnya tingkat kema- tidak ada kepatuhan sejati tanpa sikap tangan beragama yang tinggi yang pasrah. Ada sebuah adagium yang dibangunnya sejak ia masih kecil kemu- menyatakan bahwa “beragama tanpa dian didukung oleh pendidikan yang sikap pasrah maka agama menjadi tidak diperolehnya; (c) Pengambilan Peranan. bermakna”. (b) Tawakal, memiliki arti Pengambilan peranan diartikan sebagai bersandar atau mempercayai diri kepada proses di mana seseorang mampu Allah. Hanya kepada Allah aku mengambil pandangan orang lain dan bertawakkal dan hanya kepada-Nya-lah menghubungkannya dengan pandangan- aku kembali. (QS. Hûd, 11:88). Seseorang nya sendiri. Kematangan beragama yang yang memiliki kesadaran dan bertawakal tertanam dan berkembang dalam diri pada Tuhan maka ia mengambil keter- individu sangat dipengaruhi oleh keper- batasan yang ada pada dirinya sendiri cayaan orang tua, teman-teman, guru atau serta mau menerima kenyataan bahwa pemuka agama (’ulamâ). tidak semua persoalan dapat dikuasai dan Iman, sebagai sebuah motif dasar, diatasi tanpa bantuan petunjuk (’inâyah) selain berkaitan dengan berbagai macam dari Tuhan Yang Maha Kuasa. (c) jenis motif lain, juga berhubungan erat Keikhlasan adalah ketulusan pada keu- dengan kondisi psikologis seseorang. tuhan diri yang paling mendalam yang Ketika motif iman terhubungkan dengan nampak dalam akhlak mulia, berupa motif ilmu pengetahuan yang terken- perbuatan baik kepada sesama. Padahal dalikan oleh faktor-faktor eksternal, mereka tidak disuruh kecuali supaya misalnya, maka ia akan menjadi rang- menyembah Allah dengan ikhlas penuh sangan (incentive) yang penting sekali keta'atan kepada-Nya dalam dalam membentuk tingkah laku individu (menjalankan) agama yang lurus, dan (Mansi, 1982:34). supaya mereka mendirikan shalat dan Orang yang tinggi tingkat menunaikan zakat; dan yang demikian kematangan beragamanya akan menge- itulah agama yang lurus. (QS. Al-Bayyinah, tahui bahwa konsep dirinya akan positif 98:5). Keikhlasan merupakan sesuatu dan hal itu tidak bertentangan dengan yang sangat dinamis, yang senantiasa ajaran Islam yang di dalamnya juga memerintahkan untuk selalu mengenal menuntut kesungguhan dan menuntut dirinya sendiri, sehingga apa yang untuk selalu dijaga atau dipelihara dan di- dilakukan seseorang justru akan tingkatkan, karena keikhlasan merupakan menambah keimanannya pada Allah, dan nilai yang sangat rahasia yang ada dalam sebaliknya orang yang memiliki konsep diri seseorang (Ulfa, 2005:87). diri negatif akan mengurangi tingkat Fowler dan Hackett (1982:57) keimanannya pada Allah. mengemukakan beberapa faktor yang Hipotesis penelitian adalah ada mempengaruhi kematangan beragama hubungan antara kematangan beragama yaitu: (a) Pengalaman Religius. Perbedaan dengan konsep diri. Semakin tinggi kualitas dari pengalaman religius ini dapat kematangan beragama maka semakin mempengaruhi perkembangan seseorang tinggi pula konsep dirinya.
METODE model analisis regresi untuk memprediksi Subyek penelitian ini adalah hubungan antara kematangan beragama mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Sipil dengan konsep diri. Universitas Islam Riau angkatan 2009 Hubungan antara variabel yang berjumlah 85 orang. Metode kematangan beragama dan konsep diri penelitian ini menggunakan metode skala ditunjukkan dengan koefisien Rxy=0,059 kematangan beragama berjumlah 36 item dengan p<0,589 (signifikan) dengan arah dan skala konsep diri dengan jumlah 18 hubungan positif yang menunjukkan item. semakin tinggi kematangan beragama Metode analisis data dalam maka semakin tinggi pula konsep dirinya., penelitian ini menggunakan teknik analisis begitu juga sebaliknya. Dengan demikian regresi sederhana. Metode ini dipergu- hipotesis yang menyatakan ada nakan untuk mengetahui besar hubungan hubungan positif antara kematangan antara kematangan beragama dengan beragama dengan konsep diri pada konsep diri, menguji taraf signifikansinya mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas dan mencari sumbangan efektif variabel Teknik dapat diterima. R square adalah prediktor (Hadi, 1999). Penelitian ini 0,004 angka tersebut menunjukkan menggunakan analisis regresi sederhana bahwa konsep diri hanya memberikan dengan menggunakan program komputer sumbangan efektif sebesar 4 % pada SPSS for Windows 15.0. kematangan beragama sedangkan sisanya (96 %) ditentukan oleh faktor lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini HASIL seperti motivasi berprestasi, interaksi Uji normalitas dilakukan untuk sosial, motivasi belajar, dan lain-lain. mengetahui apakah data terdistribusi Hipotesis yang diajukan adalah ada secara normal atau tidak. Normalitas hubungan positif antara kematangan distribusi merupakan asumsi yang harus beragama dengan konsep diri. dipenuhi dalam statistik parametrik. Uji Kematangan beragama yang tinggi akan normalitas sebaran data penelitian ini lebih memungkinkan mahasiswa untuk menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov memiliki konsep diri yang lebih baik. Dan Goodnes of Fit Test. Variabel kematangan kematangan beragama yang rendah akan beragama mempunyai nilai K-SZ sebesar mempengaruhi konsep diri menjadi 2,225 (p=0,000) dan konsep diri sebesar rendah pula. 2,966 (p=0,000). Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa kedua variabel penelitian ini memiliki distribusi normal. PEMBAHASAN Uji linieritas dimaksudkan untuk Terujinya hipotesis dalam mengetahui hubungan antara kedua penelitian ini membuktikan bahwa konsep variabel penelitian. Hasil uji linieritas diri merupakan salah satu faktor yang ikut menunjukkan bahwa hubungan antara menentukan kematangan beragama kedua variabel adalah linier (F=0,293) mahasiswa. Seorang mahasiswa yang dengan p=0,589 (p>0,05). Hasil uji mampu menerima diri apa adanya akan linieritas menunjukkan bahwa hubungan memiliki penghargaan yang tinggi antara kematangan beragama dengan terhadap dirinya dan memiliki pandangan konsep diri adalah linier. Hubungan yang yang elistik tentang keterbatasannya, akan linier pada kedua variabel tersebut lebih mampu menjalin hubungan dengan memenuhi syarat dalam penggunaan Sang Pencipta.
Penelitian menunjukkan bahwa dilakukan, mana yang diperintahkan dan sebagian besar mahasiswa memiliki ke- mana yang harus dihindarkan. matangan beragama yang tinggi. Seorang Dalam Al-Quran, banyak ayat-ayat mahasiswa yang memiliki kematangan yang berisi mengenai perintah, sejarah, beragama yang tinggi akan mempunyai perumpamaan, ilmu pengetahuan, kemampuan dalam memahami dirinya doktrin-doktrin, dan lain sebagainya. Bagi sendiri. Kematangan beragama yang seseorang yang telah meyakini ajarannya dimiliki mahasiswa membuat mahasiswa dan mengimani segala apa yang ada dalam lebih mudah untuk memahami dirinya ajarannya, maka ia akan menemukan sendiri. pesan-pesan moral yang terkandung Berdasarkan hal tersebut dapat dalam Al-Quran dalam rangka mensin- ditegaskan bahwa kematangan beragama tesiskannya dalam bentuk penghayatan diwujudkan dalam bentuk keimanan dan pengamalan subjektif seseorang untuk memahami diri sendiri. Keimanan terhadap ajaran agamanya. Dalam hal ini, sesorang mempunyai pengaruh yang Al-Quran telah berfungsi sebagai trans- besar atas diri seseorang karena dapat formasi psikologis, dalam rangka meningkatkan kepercayaan diri, kemam- menciptakan kepribadian Islam (Islamic puan untuk sabar dan kuat menanggung personality). derita kehidupan, membangkitkan kete- Mahasiswa yang memiliki kema- nangan dan rasa tentram dalam jiwa, tangan beragama dengan demikian akan menimbulkan kedamaian hati dan memiliki kematangan dalam beriman, memberi perasaan bahagia. Ketika karena hakekat beragama adalah keiman- seseorang memiliki tingkat kematangan an. Mahasiswa yang beriman ber-arti beragama yang tinggi, ia tidak merasa ragu seseorang yang menjadikan ridho Allah terhadap apa saja yang ia ketahui. SWT sebagai tujuan tertinggi dalam Hasil penelitian ini semakin kehidupan dan berusaha untuk mencapai menegaskan bahwa kematangan tujuan tersebut. Tingkat kematangan ber- beragama yang diwujudkan oleh adanya agamanya selalu disandarkan pada tingkat keimanan merupakan cara pandang orientasi diri kepada Allah SWT dan Rasul- terhadap sistem ajaran agama disamping Nya sesuai dengan al-Qur’an. Kemampuan sebagai sebuah keyakinan. Ketika agama mahasiswa untuk mengenali atau menganjurkan seseorang untuk memahami nilai agama terletak pada value memahami diri sendiri, maka seseorang serta menjadikannya sebagai orientasi akan memiliki konsep diri yang positif. dalam bersikap dan bertingkah laku. Kematangan beragama sebagai Keyakinan akan ditampilkan dalam sikap wujud dari adanya keimanan merupakan dan tingkah laku keagamaan yang mencer- pondasi yang harus dimiliki oleh setiap minkan ketaatan terhadap aga-manya. individu. Keimanan yang diyakini oleh Kematangan beragama berpengaruh seseorang dapat mengarahkan, mem- terhadap konsep diri mahasiwa dalam bimbing atau menuntun seseorang untuk kehidupan, yaitu dapat mempengaruhi selalu berada pada jalur yang benar, serta cara berpikir dan berbicara, mem- dapat menghindarkan segala macam pengaruhi cara melihat dunia luar, dan bentuk perbuatan yang tidak dibenarkan mempengaruhi dalam memperlakukan dalam ajaran agama. Manusia secara orang lain. Di samping itu juga dapat otomatis dapat menentukan mana yang mempengaruhi pilihan mahasiswa, ke- baik dan mana yang tidak baik untuk mampuan untuk menerima atau mem-
berikan kasih sayang dan kemampuan dalam setiap menjalankan aktivitas, baik mahasiswa untuk melakukan sesuatu. ketika dalam pengambilan keputusan Di sini dapat ditegaskan pula maupun kebijakan bagi umat manusia. terdapat aspek-aspek konsep diri maha- Sehingga rasa iman yang tertanam dalam siswa yang dipengaruhi oleh kematangan dirinya dapat menuntun dan dapat beragama mencakup: (a) aspek fisik mencegah dirinya dari perbuatan yang (physical self) yaitu penilaian mahasiswa tidak baik atau melanggar norma-norma terhadap segala sesuatu yang dimiliki indi- etika. vidu seperti tubuh, pakaian, benda miliknya, dan sebagainya; (b) aspek sosial (sosial self) meliputi bagaimana peranan DAFTAR RUJUKAN sosial yang dimainkan oleh mahasiswa Brehm, S.S. & S.M. Kassin. 1989. Sosial dan sejauh mana penilaian individu Psychology. Boston: Houghton terhadap perfomannya; (c) aspek moral Mifflin Company. (moral self) meliputi nilai-nilai dan Calhoun, J.F. & J.R Cocella. 1990. prinsip-prinsip yang memberi arti dan Psychology of Adjusment and arah bagi kehidupan mahasiswa; (d) aspek Human Relationship. New York: psikis (psychological self) meliputi pikiran, McGraw-Hill Publishing Co. perasaan, dan sikap-sikap mahasiswa Eliana, Rika. 2003. Konsep Diri Pensiunan. terhadap dirinya sendiri. Tidak diterbitkan. USU digital library. Hadi, Sutrisno. 1999. Analisis Regresi. SIMPULAN Yogyakarta: Andi Offset. Berdasarkan beberapa uraian dan Hurlock, E.B. 1973. Adolescent temuan hasil hipotesis yang telah dibahas Development (4th ed). Tokyo: dapat disimpulkan bahwa ada hubungan McGraw-Hill Kogakusha Ltd. positif antara kematangan beragama Jalaluddin. 2010. Psikologi Agama. Jakarta: dengan konsep diri dengan besaran Rajawali Press. R=0,059 dan p=0,000. Dengan demikian Mussen, P.H., J.J. Conger, J. Kagan & C.A dapat disimpulkan bahwa tingkat Huston, C.A. 1994. Perkembangan kematangan beragama dapat dijadikan dan Kepribadian Anak. sebagai prediktor bagi munculnya konsep (terjemahan). Edisi Enam. Jakarta: diri dan hipotesis pertama diterima. Arcan. Penulis menyarankan kepada para Partosuwido, S.R., S. Nuryoto & S. Irfan. mahasiswa kepemilikan kematangan 1985. Peranan Konsep Diri dan beragama harus dapat dijadikan sebagai Perkembangan Psikososial Anak pondasi, pegangan dalam setiap mela- Remaja yang Kurang Berprestasi di kukan kegiatan terutama memaknai diri DIY. Laporan Penelitian. (tidak dalam kehidupan sehari-hari. Kepada diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas para orang tua supaya dapat menanamkan Psikologi Universitas Gadjah Mada. dan memberikan pemahaman baik Partosuwido, S.R. 1993. Penyesuaian Diri tentang kematangan beragama dan Mahasiswa dalam Kaitannya perintah agama yang menganjurkan untuk dengan Konsep Diri, Pusat Kendali memperkaya diri dengan khazanah ilmu dan Status Perguruan Tinggi. Tesis pengetahuan. Bagi para pemegang (tidak diterbitkan). Yogyakarta: kebijakan, kematangan beragama meru- Fakultas Psikologi Universitas pakan dasar yang harus selalu dipegang Gadjah Mada.
Shavelson, B.J. & B. Roger. 1982. Self- Menuntut Ilmu dan Kegemaran Concept: The Interplay of Theory Membaca. Tesis. (tidak diterbitkan). Methods. Journal of Educational Yogyakarta: Fakultas Psikologi Psychology, Vol. 72, No. 1, p.3-17. Universitas Gadjah Mada. Ulfa, Maria Eva. 2005. Hubungan antara Yahya, H. 2003. Semangat dan Gairah Tingkat Kematangan Beragama Orang-orang Beriman. Surabaya: Remaja Muslim dengan Motivasi Risalah Gusti.
Persönlichkeit: Einführung in die Wissenschaft der Persönlichkeit: was sie ist und wie man durch wissenschaftliche Psychologie herausfinden kann, wie sie unser Leben beeinflusst
Die Wirkung der Körperbezogenen Achtsamkeitsübungen "KAiN" auf die Emotionsregulation bei Mädchen psychisch kranker Eltern: Dargestellt am Beispiel eines 11-jährigen Mädchen mit kognitiven Entwicklungsrückstand.
Evaluation des strategisch-behavioralen Therapiemoduls „Entwicklung als Therapie“: Spezifikation des Psychotherapie-Konzepts der Strategischen Kurzzeittherapie (SKT) zur Optimierung individueller Therapieprozesse und -ergebnisse