Sie sind auf Seite 1von 9

ANALISA PROSES PERHITUNGAN DAN

PELAPORAN SPT TAHUNAN WAJIB PAJAK ORANG


PRIBADI PADA CV BOGA TITISARI

Anisa Izzahtul Jannah 1 *,

Amalia R. Alamanda 2,

1 Mahasiswa Program Studi Akuntasin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Terbuka

2 Dosen Program Studi Akuntasin, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Terbuka

Abstrak

Kata Kunci :

Abstract

Keywords:

Pendahuluan
Pemerintahan, didalam nya diperlukan sarana dan prasarana yang tentunya tidak terlepas dari masalah
pembiayaan pembangunan yang memerlukan banyak dana. Untuk memperoleh dana yang besar tersebut,
maka pemerintah menyediakan pos penerimaan yaitu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Salah satu
yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

Pajak mempunyai peranan penting sebagai sumber penerimaan Negara yaitu 75% APBN
disumbangkan dari sektor pajak. Oleh karena itu pemerintah melalui Kementrian Keuangan yang menaungi
Direktorat Jenderal Pajak terus berusaha agar penerimaan pajak yang telah ditetapkan tiap tahunnya dapat
tercapai. Seiring dengan perkembangan yang ada, terdapat masalah yang timbul sehingga menuntut adanya
penyempurnaan Undang- undang Perpajakan agar pajak dapat lebih diterima masyarakat (Hidayat, 2017)

Dalam pelaporan pajak saat ini kenyataannya masih belum sesuai dengan harapan pemerintah. Ada
Wajib Pajak yang terlambat atau tidak melaporkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi. Banyak
Wajib Pajak yang mengabaikan kewajibannya untuk melaporkan dan membayar pajak. Hal ini dikarenakan
masyarakat merasa terpaksa untuk membayar pajak sehingga mereka tidak memiliki kesadaran yang timbul
dari diri sendiri. Masalah lain yang timbul yaitu terdapat hambatan-hambatan dalam pelaporan SPT Tahunan
Wajib Pajak Orang Pribadi. Banyak Wajib Pajak yang kurang paham mengenai prosedur dan tata cara
melaporkan SPT yang baik dan benar. Ada sebagian Wajib Pajak yang paham mengenai SPT tetapi saat
pengisian SPT, mereka kurang teliti dalam perhitungan jumlah PPh bahkan terdapat SPT yang tidak
lengkap. Mereka beranggapan bahwa pelaporan SPT Tahunan terlalu rumit terutama bagi mereka yang tidak
mengetahui Undang-undang perpajakan yang mengatur besarnya pajak terutang yang harus dibayar Wajib
Pajak (Nurfuadi, 2023).

Terbatasnya sumber daya manusia juga mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak. Sumber daya manusia
tidak berbanding lurus dengan jumlah Wajib Pajak yang semakin tahun semakin bertambah. Terbatasnya
sumber daya manusia ini menyebabkan Wajib Pajakmerasa kurang puas dengan pelayanan yang ada. Selain
itu, sumber daya manusia juga menyebabkan pengawasan terhadap Wajib Pajak kurang maksimal karena
tidak dapat terkontrol dengan baik.
Upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dirasa belum maksimal. Karena masih ada Wajib
Pajak yang tidak memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu, kepatuhan Wajib Pajakdalam pelaporan SPT harus
ditingkatkan agar pengawasan penerimaan pajak menjadi efektif. Pelaporan SPT ini menjadi indikator
presentase tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Semakin tinggi persentase pelaporan SPT
maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Salah satu pajak yang menjadi sumber pendapatan
Negara adalah pajak penghasilan atas orang pribadi atau sering disebut Pajak penghasilan Pasal 21. Undang-
Undang No. 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat 1 menyatakan bahawa penghasilan adalah setiap tambahan ekonomis
yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia yang
dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan dengan nama
dan bentuk apapun. Mardiasmo menyatakan bahwa pajak penghasilan pasal 21 adalah pajak atas penghasilan
berupa gaji, upah, honorarium,tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk sehubungan
dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi (watung, 2013). Perusahaan sebagai
pemotong pajak pada setiap akhir tahun takwin, diwajibkan untuk menghitung kembali, menyetor dan
melapor pajak yang terutang satu tahun yang lewat. Hal tersebut sesuai dengan self assessment system yang
diterapkan dalam system perpajakan di Indonesia, dimana fiskus menyerahkan atau memberikan wewenang
kepada wajib pajak orang pribadi atau badan untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri besar
pajaknya( Ponto,2022).
Penelitian ini memiliki referensi penelitian terdahulu yakni dari (Julious,2023) Jurusan Akuntansi,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sam Ratulangi, mengenai Analisis Penghitungan, Penyetoran dan
Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 25 Pada PT. Upplin di Kota Manado. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah proses penghitungan, penyetoran dan pelaporan pajak penghasilan pasal 25 telah sesuai
dengan Undang-Undang yang berlaku. Metode yangd digunakan adalah kualitatif deskriptif. Persamaannya
adalah melakukan penelitian yang sama yaitu mengenai perhitungan dan pelaporan pajak penghasilan.
Saat ini masih banyak Wajib Pajak yang tidak melaksanakan pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT)
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan oleh Undang-Undang Perpajakan dan Wajib Pajak belum patuh
dalam menjalankan kewajibannya sebagai Wajib Pajak dan masih banyak kesalahan-kesalahan dalam bidang
perpajakan baik disengaja maupun kesalahan yang tidak disengaja, mulai dari kesalahan kecil hingga kesalahan
besar sekalipun. Pelaporan Surat Pemberitahuan (SPT) dan perhitungan ini harus dilakukan dengan benar,
jelas, tepat wakt dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan dan pada CV Boga Titisari adanya
kekurangan yakni dalam proses perhitungan pajak orang pribadi.
Perusahan ini dipilih karena perusahaan sebagai pengusaha kena pajak (PKP), sudah memenuhi syarat
subjek dan objek pertambahan nilai atas jasa kena pajak. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk menganalisa
mengenai penerapan perhitungan dan pelaporan pajak pribadi CV. Boga Titisari dengan mengangkat judul
“Analisa Proses Perhitungan Dan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi CV Boga Titisari.”

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu penelitian
yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu atau lebih (independen) tanpa membuat
perbandingan atau menghubungkan dengan variabel lain. Gunawan (2017) menyatakan bahwa penelitian
dengan pendekatan kualitatif menekankan analisis proses dari proses berpikir secara induktif yang berkaitan
dengan dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dan senantiasa menggunakan logika ilmiah.
Penelitian dilakukan pada CV. Boga Titisari yang berlokasi di jetis, Ngroto, Gerbosari, Kec. Samigaluh,
Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta 55673. Waktu penelitian dimulai dari bulan September
2023 sampai dengan selesai.
Populasi merupakan keseluruhan subjek yang diteliti, serta terdiri atas sejumlah individu, baik yang
terbatas maupun tidak terbatas. Untuk itu, populasi dalam penelitian ini yaitu CV. Boga Titisari itu sendiri.
Selanjutnya sampel sebagai bagian dari populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik dari
populasi. Pada penelitian ini tidak digunakan metode sampling dikarenakan semua anggota populasi digunakan
sebagai objek, dengan melihat pada laporan laba rugi dan SPT Tahunan CV. Boga Titisari.
Dalam penelitian ini, jenis yang digunakan yaitu data kualitatif berupa hasil wawancara mengenai
seputaran sejarah singkat perusahaan, visi dan misi, struktur organisasi, proses bisnis dan mengenai seputaran
pajak yang ada dalam perusahaan terutama yang berkaitan dengan Pajak Penghasilan.
Sumber data penelitian terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang
dikumpulkan langsung oleh peneliti melalui sumbernya dengan melakukan penelitian di objek yang akan
diteliti, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada peneliti.
Dalam pengumpulan data, diperlukan adanya teknik pengumpulan data yang tepat sesuai dengan
masalah yang diteliti dan tujuan penelitian. Maka penulis menggunakan beberapa metode yang dapat
mempermudah penelitian ini, yaitu:
1. Wawancara :
Wawancara merupakan proses tanya jawab lisan yang diarahkan pada permasalahan tertentu.
Dalam tahap ini peneliti akan melakukan wawancara terhadap pihak pemilik perusahaan. Data
yang akan didapatkan berkaitan dengan sejarah umum, SPT Tahunan dan struktur organisasi
dari awal berdirinya perusahaan CV. Boga Titisari hingga saat ini.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang akan dilakukan dengan sengaja. Metode
pengumpulan data ini digunakan untuk mengukur sikap dari responden, namun juga dapat
digunakan untuk merekam situasi dan kondisi yang terjadi.
Berdasarkan masalah pokok dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka metode analisis yang
digunakan yaitu analisa deskriptif. Metode analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Mengumpulkan data yang diperoleh terkait dengan masalah yang diteliti berupa hasil
wawancara terkait Perhitungan Dan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi CV
Boga Titisari
2. Menganalisis data yang ditemukan dari hasil wawancara untuk mengetahui informasi terkait
Perhitungan Dan Pelaporan SPT Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi CV Boga Titisari apakah
sudah sesuai dengan peraturan yang berlaku atau belum.
3. Menguraikan data dan informasi yang ditemukan terkait Perhitungan Dan Pelaporan SPT
Tahunan Wajib Pajak Orang Pribadi CV Boga Titisari dalam hasil penelitian dan pembahasan.
4. Memberikan hasil analis dan kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah
diuraikan

Hasil dan Pembahsan


Profil CV. Boga Titisari
CV. Boga Titisari didirikan pada tanggal 3 Maret 2021, CV. Boga Titisari adalah perusahaan yang khusus
bergerak di bidang makanan ini kemudian mengakuisisi CV. Boga Titisari yang merupakan pelopor industri
makanan tradisional olahan di Indonesia. Seiring dengan perkembangannya, pada tahun 2022 memproduksi
berbagai jenis makanan tradional olahan seperti makanan Indonesia. Di samping produk makanan basah
tradisional olahan tersebut, CV. Boga Titisari juga memproduksi spesialisasi produk seperti kue kering dan
basah. Guna menjaga kualitas dan mutu yang baik semua produk yang dihasilkan CV. Boga Titisari
diproduksi dengan standard produksi yang tinggi dengan mengaplikasikan standar produksi sesuai dengan
standar halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan bersertifikasi BPOM.
Prosedur Perhitungan, Penyetoran, dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 (terkait tentang
Wajib Pajak Orang Pribadi ) di CV. Boga Titisari
- Prosedur Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 di PT. CV. Boga Titisari :
1) Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal 21 : Dasar pengenaan dan pemotongan PPh Pasal
21 Pegawai Tetap adalah Penghasilan Kena Pajak.
2) Menghitung Penghasilan Kena Pajak : Penghasilan Kena Pajak bagi pegawai tetap adalah sebesar
penghasilan neto dikurangi Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP). Besarnya penghasilan neto
bagi pegawai tetap yang dipotong PPh Pasal 21 adalah jumlah seluruh penghasilan bruto
dikurangi dengan : Biaya jabatan, sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (3) Undang-
Undang Pajak Penghasilan. Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-250/PMK.
03/2008, besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk
penghitungan pemotongan Pajak Penghasilan ditetapkan sebesar 5% dari Penghasilan Bruto,
setinggi-tingginya Rp 6.000.000,00 setahun atau Rp 500.000,00 sebulan.
3) Besarnya biaya pensiun yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto untuk penghitungan
pemotongan Pajak Penghasilan bagi pensiunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 ayat (3)
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 ditetapkan sebesar 5%
(lima persen) dari penghasilan bruto, setinggi-tingginya Rp. 2.400.000,00 (dua juta empat ratus
ribu rupiah) setahun atau Rp. 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) sebulan. Iuran yang terkait
dengan gaji yang dibayar oleh pegawai kepada dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan
oleh Menteri Keuangan atau badan penyelenggara tunjangan hari tua atau jaminan hari tua yang
dipersamakan dengan dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan.
4) Untuk perhitungan PPh Pasal 21 yang harus dipotong setiap masa pajak, kecuali masa pajak
terakhir, tarif diterapkan atas perkiraan penghasilan yang akan diperoleh selama 1 (satu) tahun,
dengan ketentuan sebagai berikut:
Atas penghasilan yang bersifat teratur :
= Jumlah Penghasilan Teratur Sebulan x 12

Atas tambahan penghasilan yang bersifat tidak teratur :

= (Penghasilan Teratur Sebulan x 12) + Penghasilan Tidak Teratur


Prosedur Pelaporan SPT Pajak Penghasilan Pasal 21 di CV. Boga Titisari
1) Penyetoran pajak penghasilan pasal 21 wajib pajak orang pribadi dilaksanakan sebelum tanggal 10
masa pajak berikutnya dengan membayar pajak terutang atas gaji/ penghasilan yang diperoleh dari
perusahaan.
2) Penyetoran dilakukan dengan menyetor pajak terutang ke bank persepsi yang ditunjuk oleh
Menteri Keuangan dalam kasus penelitian ini CV. Boga Titisari memilih Bank Mandiri sebagai
tempat penyetoran pajak terutang untuk karyawan dan perusahaan itu sendiri.
3) Penyetoran dilakukan oleh akuntan yang bertugas dalam menghitung, menyetor, dan melaporkan
hal-hal yang berhubungan dengan perpajakan.
4) Sarana yang digunakan dalam penyetoran pajak penghasilan pasal 21 bagi wajib pajak orang
pribadi adalah surat setoran pajak.
5) Setelah melakukan pembayaran di Bank Mandiri, wajib pajak memperoleh bukti pembayaran dari
Bank Mandiri berupa slip pembayaran.
Perhitungan Pasal 21 CV. Boga Titisari

Jenis Penghasilan/ Bulan


Pegawai Penghasilan/ Tahun
No. Kelamin
1. A L Rp 15.240.000 Rp 182.880.000
2. B L Rp 7.000.000 Rp 84.000.000
3. C L Rp 4.500.000 Rp 5.400.000
4. D L Rp 4.500.000 Rp 5.400.000
5. E L Rp 4.500.000 Rp 5.400.000

Analisis Perhitungan Pasal 21 CV. Boga Titisari


Berdasarkan tabel diatas yang merupakan tabel perhitungan CV. Boga Titisari
Pegawai tetap A bekerja pada CV. Boga Titisari dengan status sudah menikah dan memiliki 2 anak,
menerima penghasilan bruto sebulan sebesar Rp 15.240.000,-. Akan tetapi setelah diteliti ternyata
Pegawai A memiliki 3 orang anak, sehingga status perpajakannya yaitu Kawin anak 3 (K/3).
Penghasilan setahun =Rp 182.880.000,-
Incentive (10% × Rp 182.880.000,-) =Rp 18.288.000,-
Jumlah Penghasilan Bruto =Rp 201.168.000,-
Pengurang Penghasilan :
PTKP setahun
Untuk Wajib Pajak sendiri = Rp 54.000.000,-
Tambahan Wajib Pajak Kawin = Rp 4.500.000,-
Tambahan Anak (3 anak × Rp 4.500.000,-) = Rp 13.500.000,-

=(Rp72.000.000,-)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) =Rp. 129.168.000,-
PPh Pasal 21 terutang :
Lapisan I = 5% × Rp. 50.000.000,- = Rp. 2.500.000,-
Lapisan II =15% × Rp. 79.168.000,- = Rp.11.875.200,- +
= Rp.14.375.200,-

PPh Pasal 21 sebulan = Rp 14.375.200 : 12 = Rp. 1.197.933,-


Maka, jurnal akuntansi untuk pegawai tetap A adalah sebagai berikut :
Biaya Gaji Rp. 15.240.000,-

7
Hutang PPh Pasal 21 Rp. 1.197.933,-
Kas Rp. 14.042.067,-

Dan pada saat akan disetorkan ke kas negara, jurnal dicatat sebagai berikut :
Hutang PPh Pasal 21 Rp. 1.197.933,-
Kas Rp. 1.197.933,-

Analisis Pelaporan Pasal 21 CV Boga Titisari

Berdasarkan wawancara dengan bapak pegawai pelaporan Pasal 21 CV. Boga Titisari sudah sesuai
dengan ketentuan dalam Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-250/PMK. 03/2008.
Pelaporan dilakukan dengan melakukan input bukti potong kedalam e-Bupot (Elektronik Bukti
Potong) lalu dilanjutkan dengan membuat SPT Masa dan dilakukan penyetoran ke bank bersama
dengan bukti potong. Kemudian mendapat bukti laporan setoran pajak yang terdiri dari dokumen bukti
penerimaan surat lembar pertama surat setoran pajak 1 dan lampiran bukti potong, dan pelaporan
dilakukan paling lampat tanggal 10 setelah masa pajak berakhir. Surat Pemberitahuan (SPT) Masa
Pasal 21 harus disampaikan paling lambat tanggal 10 setelah masa pajak berakhir. Dalam hal batas
akhir pelaporan apabila bertepatan dengan hari libur termasuk hari sabtu dan hari libur nasional,
pelaporan dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya.

Simpulan

Daftar Pustaka
[1] Watung, D. N. (2013). Analisis perhitungan dan penerapan pajak penghasilan Pasal 21 serta
pelaporannya. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3).

[2] Muaya, A. (2016). Analisis Perhitungan, Penetapan Dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pada
Yayasan Perguruan Tinggi Katolik Keuskupan Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi,
Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 4(2).

[3] Laihad, R. C. (2013). Pengaruh perilaku wajib pajak terhadap penggunaan e-filing wajib pajak di kota
manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 1(3).

[4] Ponto, R. T., & Karamoy, H. (2022). Efektivitas Penggunaan E-Filing Dalam Pelaporan SPTTahunan
Wajib Pajak Orang Pribadi Di Kota Manado. Jurnal LPPM Bidang EkoSosBudKum (Ekonomi,
Sosial, Budaya, dan Hukum), 5(2), 407-414.
8
[5] HARIANI, E. N. (2021). Analaisis Kepatuhan Wajib Pajak Badan Atas Penyampaian SPT Tahunan
Dakan meningkatkan Penerimaan pajak penghasilan Badan (Doctoral dissertation, Universitas
Bhayangkara Surabaya)

[6] Aprilly, Z. (2021). Analisis Efektivitas Penerapan E-filling dalam Pelaporan Surat Pemberitahuan
Tahunan Oleh Wajib Pajak Orang Pribadi (Studi Kasus Pada KPP Pratama Duren Sawit). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, 1(1), 77-91.

[7] Julious, L. D., & Puspita, A. (2022). Analisis Perhutungan Pajak Penghasilan Badan CV. Aldvindo
Pratama Worksheet: Jurnal Akuntansi, 1(2), 82-87.

[8] Gunawan. (2017). Keterampilan Berpikir dalam Pembelajaran Sains. Mataram: Arga Puji Press.

[9] Hidayat, A. S., & Nalle, F. W. (2017). Analisis Pengaruh Belanja Pemerintah, Tenaga Kerja, Dan
Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Regional Provinsi Jawa Timur Tahun
2010-2015. Jurnal Ekonomi Pembangunan, 15(1), 71-86.

[10] Nurfuadi, N. (2023). Pengaruh Pengetahuan, Pemahaman, Sanksi Pajak dan Manfaat yang dirasakan
terhadap Pelaporan Kewajiban Perpajakan (Studi Empiris pada Wajib Pajak UMKM di Wilayah
Kecamatan Banggae Timur Kabupaten Majene)(Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).

Das könnte Ihnen auch gefallen