Sie sind auf Seite 1von 21

Perpajakan ISSN : 2089-7219

DAMPAK PERENCANAAN PAJAK, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJAKAN


DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

R. Dina Kartini
Prima Apriwenni*

Program Studi Akuntansi, Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie,
Jl. Yos Sudarso Kav. 87, Jakarta 14350

Abstract

Basically the purpose of the company is to maximize the welfare of shareholders or investors, by way of
gaining maximum profit in order to maximize the firm value. The firm value which is a reflection of shares
price. The firm value can deliver prosperity for shareholders into the maximum, when share price increases.
This research aims to investigate the effect of tax planning,debt policy and dividend policy to the firm value.
This study using observation of secondary data obtained from the annual financial report and audited
financial statements of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange 2012-2014. Samples of
this research are 31 manufacturing companies. The sampling technique in this study using purposive
sampling. Data analysis techniques to test each variable and hypothesis testing is done through descriptive
analysis, multiple regression analysis, the classical assumption test, test the coefficient of determination, F
test and t test using SPSS 20. The study resulted that is enough evidence of debt policy influence on the firm
value. Meanwhile, tax planning and policy dividends there is not enough evidence to the firm value.

Keyword : Firm value, Tax planning, Debt policy and Dividend policy

Abstrak

Pada dasarnya tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham atau investor,
dengan cara memperoleh laba yang maksimum agar memaksimalkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan
merupakan pencerminan dari harga saham. Nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran untuk
pemegang saham secara maksimal apabila harga saham perusahaan meningkat. Penelitian ini bertujuan untuk
meneliti pengaruh perencanaan pajak, kebijakan hutang, dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Penelitian ini menggunakan teknik observasi terhadap data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan
tahunan dan laporan keuangan audited perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2012-2014. Sampel penelitian ini sebanyak 31 perusahaan manufaktur. Teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Teknik analisis data untuk menguji masing masing
variabel dan pengujian hipotesis dilakukan melalui analisis deskriptif, analisis regresi berganda, uji asumsi
klasik, uji koefisien determinasi, uji F dan uji t dengan menggunakan program SPSS 20. Hasil kesimpulan
penelitian ini bahwa kebijakan hutang terdapat cukup bukti berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan, perencanaan pajak dan kebijakan dividen tidak terdapat cukup bukti berpengaruh terhadap nilai
perusahaan.

Kata kunci : Nilai perusahaan, Perencanaan pajak, Kebijakan hutang dan Kebijakan dividen

Pendahuluan memperoleh laba yang maksimum agar


memaksimalkan nilai perusahaan (Pohan,

P ada dasarnya tujuan perusahaan adalah


memaksimalkan kesejahteraan peme-
gang saham atau investor, dengan cara
2015). Nilai perusahaan merupakan pen-
cerminan dari harga saham. Nilai perusahaan
dapat memberikan kemakmuran untuk

*
Alamat kini:Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie, Jln Yos Sudarso Kav. 87 Sunter , Jakarta 14350
Penulis untuk Korespondensi: Telp. (021) 65307062 Ext. 708. E-mail: prima.apriwenni@kwikkiangie.ac.id

Jurnal Akuntansi 47 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

pemegang saham secara maksimal apabila Namun berdasarkan penelitian yang


harga saham perusahaan meningkat. Semakin dilakukan oleh Lestari dan Whardani (2015)
tinggi harga saham, maka semakin tinggi dan Desai dan Dharmapala (2006) adanya
kemakmuran para pemegang saham pengaruh positif aktivitas perencanaan pajak
(Nainggolan dan Listiadi,2014). tehadap nilai perusahaan, bahwa dengan
semakin baiknya perusahaan dalam
Perencanaan pajak adalah langkah melakukan aktivitas perancanaan pajak akan
awal dalam manajemen pajak dalam melaku- semakin meningkatkan nilai perusahaan.
kan pengumpulan dan penelitian terhadap Dengan melalui aktivitas perencanaan pajak
peraturan perpajakan, dengan maksud dapat yang melakukan tindakan terstuktur agar
diseleksi jenis tindakan penghematan pajak beban pajak serendah mungkin dengan
yang akan dilakukan. Pada umumnya memanfaatkan peraturan perpajakan untuk
penekanan perencanaan pajak adalah upaya memperoleh peningkatan laba setelah pajak
untuk meminimumkan kewajiban pajak yang akan berdampak pada peningkatan nilai
(Lestari dan Whardani,2015). Perencanaan perusahaan. Dengan asumsi manfaat yang
pajak dapat dapat dilihat dengan dua diperoleh lebih tinggi dari pada biaya yang
prespektif yang berbeda. Pertama dalah dikeluarkan dari aktivitas perencanaan pajak
prespektif secara traditionally, bahwa dengan tersebut.
aktivitas perencanaan pajak yaitu melakukan
tindakan terstruktur, yang dirancang semata- Optimalisasi nilai perusahaan yang
mata untuk meminimalkan kewajiban pajak merupakan tujuan perusahaan dapat dicapai
perusahaan dengan memanfaatkan peraturan melalui pelaksanan fungsi manajemen
agar memperoleh peningkatan laba setelah keuangan dimana, satu keputusan kuangan
pajak yang berdampak pada peningkatan nilai diambil akan mempengaruhi keputusan
perusahaan. Kedua dari prespektif agency keuangan lainnya dan berdampak pada nilai
teory, bahwa dengan aktivitas perencanaan perusahaan. Apabila terjadi kerja sama antara
pajak dapat memberikan kesempatan manajemen perusahan yang diwakili oleh
manajerial untuk melakukan tindakan manajer dengan pihak lain seperti pemegang
opportunisme dengan memanipulasi laba yang saham dalam pengambilan kebijakan-
tidak sesuai serta kurang transparan dalam kebijakan keuangan maka akan tercapainya
menjalankan operasional perusahaan sehingga peningkatan nilai perusahaan (Sukirni,2012).
perencanaan pajak berdampak negatif
sehingga menurunkan nilai perusahaan (Desai Dalam sebuah perusahaan terdapat
dan Dharmapala,2006). stuktur modal yang terdiri dari hutang dan
ekuitas. Dana yang berasal dari hutang akan
Penelitian empiris terdahulu terkait mempunyai biaya modal yang berupa bunga.
dengan pengaruh perencanaan pajak terhadap Dana yang berasal dari ekuitas akan
nilai perusahaan terdapat hasil yang berbeda- mempunyai biaya modal berupa dividen.
beda atau bervariasi. Penelitian yang Perusahaan akan memilih sumber dana yang
menunjukan hubungan negatif perancanaan paling rendah biayanya diantara berbagai
pajak terhadap nilai perusahaan adalah altenatif sumber dana yang rendah. Kebijakan
penilitian yang dilakukan oleh Rusli (2016) hutang adalah kebijakan yang menentukan
menunjukan bahwa manajerial cenderung seberapa besar kebutuhan dana perusahaan
berprilaku agresif dalam melakukan dibiayai oleh hutang. Kebijakan hutang
perencanaan pajak sehingga menurunkan nilai termasuk pendanaan perusahaan yang
perusahaan karena mengambil keputusan yang bersumber dari eksternal. Penentuan
tidak menguntungkan, serta berpotensi kebijakan hutang ini berkaitan dengan stuktur
meningkatkan biaya yang keluar dan resiko modal kerena hutang merupakan salah satu
terdeteksinya lebih tinggi.

Jurnal Akuntansi 48 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

komposisi dalam stuktur modal (Abidin et signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil
al,2014). penelitian dari Aprianto dan Arifah (2014)
menunjukan bahwa kebijakan dividen
Peranan kebijakan hutang dalam berpengaruh negatif terhadap nilai
mempengaruhi terhadap nilai perusahaan dari perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa nilai
penelitian terdahulu mempunyai hasil dan suatu perusahaan tidak tergantung pada
arah yang berbeda. Abidin et al (2014), besarnya proposi dividen yang dibagikan
Sukirni (2012) bahwa kebijakan hutang kepada pemegang saham.
berpengaruh positif dan secara signifikan
terhadap nilai perusahaaan. Hal ini Perumusan masalah dalam penelitian
mengindikasikan bahwa peningkatan ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah
keuntungan yang didapat perusahaan dari dampak perencanaan pajak, kebijakan hutang
penggunaaan hutang meningkatkan nilai dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap
perusahaan. Penelitian lainnya terkait dengan nilai perusahaan?
pengaruh kebijakan hutang terhadap nilai
perusahaan Wobowo dan Aisjah (2013), Berdasarkan rumusan masalah, maka
Nainggolan dan Listiadi (2014) bahwa tujuan yang ingin dicapai oleh peneliti dari
kebijakan hutang berpengaruh negatif penelitian ini, yaitu :
terhadap nilai perusahaaan. Dengan adanya 1. Untuk mengetahui apakah perencanaan
kebijakan hutang bahwa jumlah hutang yang pajak berpengaruh terhadap nilai
semakin meningkat akan menurunkan nilai perusahaan.
perusahaan 2. Untuk mengetahui apakah kebijakan
hutang berpengaruh terhadap nilai
Kebijakan dividen merupakan pusat perusahaan.
perhatian banyak pihak sebagai pemegang 3. Untuk mengetahui apakah kebijakan
saham, kreditor, maupun pihak eksternal lain dividen berpengaruh terhadap nilai
yang memiliki kepentingan dari informasi perusahaan.
yang dikeluarkan oleh perusahaan. Semakin
besar dividen yang dibagikan kepada Landasan Teori
pemegang saham, maka kinerja perusahaan
akan dianggap baik, dan pada akhirnya Nilai Perusahaan
penilaian terhadap perusahaan yang tercermin
melalui harga saham akan semakin baik pula Pada dasarnya tujuan utama perusaha-
(Nainggolan dan Listiadi, 2014). Pada an adalah memaksimalkan kesejahteraan
umumnya para investor menginginkan pemilik saham. Kesejahteraan akan terwujud
pembagian dividen yang relatif stabil karena apabila memaksimumkan nilai perusahaan.
dapat meningkatkan kepercayaan investor Nilai perusahaan merupakan persepsi investor
terhadap perusahaan (Aprianto dan Arifah, terhadap tingkat keberhasilan perusahaan
2014). yang sering dikaitkan dengan harga saham.
Harga saham yang tinggi membuat nilai
Penelitian sebelumnya terkait dengan perusahaan menjadi tinggi. Nilai perusahaan
pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai yang tinggi akan membuat pasar akan percaya
perusahaan menunjukan adanya hubungan tidak hanya pada kinerja perusahaan saat ini
atau arah yang berbeda. Penelitian Ferina et al namun juga pada prospek keuangan di masa
(2015) menunjukan bahwa kebijakan dividen depan. Oleh karena itu nilai perusahaan
mempunyai pengaruh positif dan signifikan merupakan pencerminan dari harga saham.
terhadap nilai perusahaan. Penelitian Sukirni Untuk memaksimumkan nilai perusahaan
(2012) menunjukan bahwa kebijakan dividen dapat dicapai dengan memalui pelaksanaan
mempunyai pengaruh positif namun tidak fungsi manajemen kuangan, dimana suatu

Jurnal Akuntansi 49 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

kebijakan atau keputusan keuangan yang pihak, terutama apabila setiap pihak
diambil akan mempengaruhi keputusan menjalankan hak dan kewajibannya dengan
keuangan lainnya dan berdampak pada nilai baik dan bertanggung jawab. Tapi pada
perusahaan (Nainggolan dan Listiadi,2014). kenyataannya, hal tersebut justru
menyebabkan munculnya permasalahan
Teori Keagenan agensi antara prinsipal sebagai pemilik dan
agen sebagai pengelola perusahaan.
Teori keagenan (agency theory)
mendeskripsikan hubungan antara pemegang Perencanaan Pajak
saham (shareholders) atau pemilik perusahaan
sebagai prinsipal dan manajemen sebagai Tax planning adalah proses
agen. Manajemen merupakan pihak yang pengorganisasian usaha wajib pajak orang
dikontrak oleh pemegang saham untuk pribadi maupun badan usaha sedemikian rupa
bekerja demi kepentingan pemegang saham. dengan memanfaatkan berbagai celah
Karena mereka dipilih, maka pihak kemungkinan yang dapat ditempuh oleh
manajemen harus mempertanggungjawabkan perusahaan dalam koridor ketentuan peraturan
semua pekerjaannya kepada pemegang saham. perpajakan, agar perusahaan dapat membayar
Teori keagenan adalah teori yang pajak dalam jumlah minimum (Pohan, 2015).
mengemukakan bahwa pemisahan antara Secara umum tujuan pokok yang ingin dicapai
kepemilikan dan pengelolaan suatu dari manajemen pajak/perencanaan pajak
perusahaan dapat menimbulkan masalah yang baik menurut (Pohan, 2015) adalah :
keagenan (Jensen dan Meckling: 1976). (1) Meminimalisir beban pajak terutang.
Dengan adanya pemisahan antara kepemilikan Tindakan yang harus diambil dalam
dan pengelolaan dalam suatu perusahaan, rangka perencanaan pajak tersebut
justru dapat menimbulkan permasalahan berupa usaha usaha mengefisiensikan
keagenan, yaitu munculnya konflik beban pajak yang masih dalam ruang
kepentingan antara prinsipal sebagai pemilik lingkup pemajakan dan tidak melanggar
perusahaan dan agen sebagai pengelola peraturan perpajakan.
perusahaan. (2) Memaksimalkan laba setelah pajak.
(3) Meminimalkan terjadinya kejutan pajak
Teori keagenan memiliki asumsi (tax surprise) jika terjadi pemeriksaan
bahwa masing-masing individu semata-mata pajak oleh fiskus
termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri (4) Memenuhi kewajiban perpajakannya
sehingga menimbulkan konflik kepentingan secara benar, efisien, dan efektif, sesuai
antara prinsipal dan agen. Pihak prinsipal dengan ketentuan perpajakan, yang
termotivasi mengadakan kontrak untuk antara lain meliputi :
menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas (a) Mematuhi segala ketentuan
perusahaan yang meningkat, sedangkan agen administratif, sehingga terhindar dari
termotivasi untuk memperoleh investasi, pengenaan sanksi, baik sanksi
pinjaman, maupun kontrak kompensasi. administratif maupun pidana, seperti
bunga, kenaikan, denda, dan hukum
Dapat disimpulkan bahwa teori agensi kurungan, atau penjara.
adalah sebuah teori yang membahas tentang (b) Melaksanakan secara efektif segala
hubungan antara orang yang memiliki ketentuan undang-undang perpajakan
perusahaan yaitu prinsipal, dengan orang yang yang terkait dengan pelaksanaan
diperkerjakan untuk mengelola perusahaan pemasaran, pembelian, dan fungsi
yaitu agen. Hubungan antara prinsipal dan keuangan, seperti pemotongan dan
agen tersebut seharusnya menjadi hubungan pemungutan pajak (PPh pasal 21,
yang membawa keuntungan bagi semua pasal 22, dan pasal 23).

Jurnal Akuntansi 50 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

Kebijakan Hutang Kebijakan Dividen

a. Trade off Theory a. Teori Dividen Tidak Relevan


Teori ini menganggap bahwa penggunaan Teori dividen tidak relevan dikemukakan
hutang 100% sulit dijumpai. Kenyataannya oleh Merton Miller dan Franco Modigliani
semakin banyak hutang, maka semakin (MM). Teori ini menyatakan bahwa
tinggi beban yang harus ditanggung. Satu kebijakan dividen tidak berpengaruh pada
hal yang penting bahwa dengan harga saham maupun terhadap biaya modal
meningkatnya hutang, maka semakin perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa
tinggi probabilitas kebangkrutan. Beban nilai suatu perusahaan ditentukan pada
yang harus ditanggung saat menggunakan kemampuan perusahaan dalam memper-
hutang yang lebih besar adalah biaya oleh laba, bukan pada bagaimana laba
kebangkrutan, biaya keagenan, beban tersebut dibagi menjadi dividen dan laba
bunga yang semakin besar dan sebagainya. ditahan. Sehingga kebijakan dividen
Dalam mempertimbangkan antara besar- merupakan suatu yang tidak relevan untuk
nya resiko yang akan timbul akibat dipersoalkan. Teori MM menyatakan
penggunaan hutang dengan tingkat return bahwa nilai perusahaan tidak dipengaruhi
yang didapatkan karena manfaat dari oleh besar kecilnya dividend payout ratio,
hutang tersebut, maka manajer harus tetapi hanya ditentukan oleh profitabilitas
melakukan penilaian antara risiko dan dasar dan risiko usahanya, dengan asumsi
return. Penggunaan hutang akan bahwa tidak ada pajak yang dibayarkan
meningkatkan nilai perusahaan tetapi atas dividen, saham dapat dibeli dan dijual
hanya pada sampai titik tertentu. Setelah tanpa adanya biaya transaksi, semua pihak
(melewati) titik tersebut, penggunaan baik manajer maupun pemegang saham
hutang justru menurunkan nilai perusahaan memiliki informasi yang sama tentang laba
karena kenaikan keuntungan dari perusahaan di masa yang akan datang.
penggunaan hutang tidak sebanding
dengan kenaikan biaya financial distress b. Bird in the Hand Theory
dan agency problem. Titik balik tersebut Gordon dan Lintner berpendapat bahwa
disebut struktur modal yang optimal yang para investor lebih menyukai dividen
menunjukan jumlah hutang perusahaan dibandingkan dengan capital gain. Dividen
yang optimal. memiliki risiko yang lebih rendah
dibandingkan dengan capital gain, oleh
b. Pecking Order Theory karenanya investor akan merasa lebih
Teori Pecking Order berdasarkan atas aman untuk mengharapkan dividen saat ini
asymmetric information, suatu istilah yang dibandingkan menunggu capital gain yang
menunjukan bahwa manajemen di masa depan.
mempunyai informasi yang lebih banyak
(tentang prospek, risiko dan nilai c. Tax Differential Theory
perusahaan) dari pada pemodal publik. Teori ini didasarkan atas pada perbedaan
Asymmetric information ini mempengaruhi pajak antara dividen dengan keuntungan
pilihan antara sumber dana internal (dana modal (capital gain). Pajak atas dividen
hasil operasi perusahaan) atau dana harus dibayarkan pada tahun saat dividen
eksternal, dan antara penerbitan hutang tersebut diterima, sedangkan pajak atas
baru atau ekuitas baru. Penggunaan hutang capital gain tidak dibayarkan sampai
lebih disukai karena biaya yang saham dijual. Adanya keunggulan pajak
dikeluarkan untuk hutang lebih murah tersebut maka membuat investor lebih
dibandingkan dengan biaya penerbitan menyukai capital gain karena dapat
saham. menunda pembayaran pajak dibandingkan

Jurnal Akuntansi 51 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

dengan dividen. Struktur modal yang optimal, struktur dimana


harga saham akan maksimal.
Pengaruh Perencanaan Pajak Terhadap Ha2: Kebijakan hutang berpengaruh positif
Nilai Perusahaan terhadap nilai perusahaan.

Perencanaan pajak merupakan suatu Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap


kegiatan terstruktur agar meminimalkan beban Nilai Perusahaan
pajak terutang, memaksimalkan laba setelah
pajak secara benar, edisien, dan efektif. Kebijakan dividen merupakan
Berdasarkan teori keagenan (agency theory) kebijakan yang diambil perusahaan berkenaan
memiliki asumsi bahwa masing-masing dengan pembagian laba kepada para
individu semata-mata termotivasi oleh investor/pemegang saham. Para pemegang
kepentingan dirinya sendiri sehingga saham pastinya lebih memilih laba tersebut
menimbulkan konflik kepentingan antara dibagikan sebagai dividen daripada meng-
prinsipal dan agen. Oleh karena itu aktivitas harapkan ketidakpastian laba yang akan
perencanaan pajak dapat memberikan diperoleh dari investasi kemudian. Keuntung-
kesempatan manajerial untuk melakukan an yang akan diperoleh pemegang saham ini
tindakan opportunisme dengan memanipulasi akan menentukan kesejahteraan para
laba yang tidak sesuai serta kurang transparan pemegang saham yang merupakan tujuan
dalam menjalankan operasional perusahaan utama perusahaan. Semakin besar dividen
sehingga menurunkan nilai perusahaan. yang dibagikan kepada pemegang saham,
Karena mengambil keputusan yang tidak maka perusahaan dianggap memiliki kinerja
menguntungkan, serta berpotensi meningkat- manajerial yang baik dan menguntungkan
kan biaya yang keluar dan resiko terdeteksi- yang biasanya tercemin melalui peningkatan
nya lebih tinggi. harga saham perusahaan. Apabila perusahaan
Ha1: Perencanaan pajak berpengaruh negatif meningkatkan pembayaran dividen, mungkin
terhadap nilai perusahaan. diartikan pemodal sebagai sinyal harapan
manajemen tentang membaiknya kinerja
Pengaruh Kebijakan Hutang Terhadap perusahaan di masa yang akan datang.
Nilai Perusahaan Terdapat sejumlah perdebatan mengenai
bagaimana kebijakan dividen mempengaruhi
Kebijakan hutang merupakan nilai perusahaan. Namun menurut Teori Tax
keputusan yang diambil oleh perusahaan Differential Theory didasarkan atas pada
berkenaan dengan bagaimana perusahaan perbedaan pajak antara dividen dengan
membiayai atau memodali seluruh aktivitas keuntungan modal (capital gain). Adanya
kegiatan perusahaan dengan menggunakan keunggulan pajak tersebut maka membuat
hutang. Trade off Theory menyimpulkan investor lebih menyukai capital gain karena
bahwa penggunaan hutang akan meningkat- dapat menunda pembayaran pajak
kan nilai perusahaan tetapi hanya sampai pada dibandingkan dengan dividen.
titik-titik tertentu. Setelah titik tersebut, Ha3: Keputusan dividen berpengaruh negatif
penggunaan hutang justru menurunkan nilai terhadap nilai perusahaan.
perusahaan karena kenaikan keuntungan dari
penggunaan hutang tidak sebanding dengan Metode Penelitian
kenaikan biaya financial distress dan agency
problem. Titik balik tersebut disebut sebagai Variabel Penelitian
struktur modal yang optimal, menunjukan
jumlah hutang perusahaan yang optimal 1. Variabel Dependen
sehingga probabilitas kebangkrutan menjadi Variabel terikat (dependent variable)
begitu rendah, menjadi tidak material. adalah variabel yang dipengaruhi atau

Jurnal Akuntansi 52 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

yang menjadi akibat karena adanya penelitian ini untuk mengukur nilai
variabel bebas. Variabel dependen dalam perusahaan adalah karena penghitungan
penelitian ini adalah nilai perusahaan. rasio Tobin’s Q lebih rasional mengingat
Nilai perusahaan dalam penelitian ini unsur-unsur kewajiban juga dimasukkan
didefinisikan sebagai nilai pasar yang sebagai dasar penghitungan. Perusahaan
diproksikan dengan Tobin's Q. Tobin's Q yang berjalan dengan baik, umumnya
adalah nilai pasar dari suatu perusahaan memiliki nilai perusahaan yang besar.
dengan membandingkan nilai pasar suatu Perhitungan proksi Tobin's Q dengan
perusahaan yang terdaftar di pasar mengalikan harga penutupan pasar saham
keuangan dengan nilai penggantian aset dengan jumlah lembar saham yang
(asset replacement value) perusahaan. beredar ditambah total liabilities, dibagi
Alasan memilih rasio Tobins’Q dalam dengan jumlah total assets.

Dimana:
Closing price = Harga penutupan pasar saham
Ʃshares = Jumlah saham beredar
Ʃliabilities = Total Liabilities
Ʃassets = Total Assets

STR : Tarif pajak menurut Undang-


2. Variabel Independen Undang yaitu 25% (Statutory Tax
Rate)
Variabel bebas (independent variable) CTE : Curret Tax Expense (Exclude
adalah variabel yang memengaruhi atau Differed Tax)
yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat atau dependen. (2) Kebijakan hutang
Terdapat tiga variabel independen dalam
penelitian ini yaitu perencanaan pajak, Kebijakan hutang didefinisikan
kebijakan hutang dan kebijakan dividen. sebagai kebijakan perusahaan untuk
(1) Perencanaan pajak mendanai segala bentuk operasinya
dengan menggunakan hutang keuang-
Pengukuran perencanaan pajak (TP) an. Hutang keuangan ini dilakukan
dalam penelitian ini menggunakan dengan membiayai aktivitas-aktivitas
pengukuran sesuai dengan modal perusahaan baik dalam hal peng-
yang digunakan penelitian sebelum- operasian perusahaan maupun untuk
nya Wahab dan Holland (2012), investasi (Nainggolan dan Listiadi,
Lestari dan Whardani (2015). 2014). Dalam pengukuran kebijakan
Variabel TP dihitung dengan cara hutang dipenelitian ini diproksikan
berikut : dengan Debt to Equity Ratio (DER),
dimana rasio ini menggambarkan
komposisi/struktur modal antara
Keterangan : pembiayaan dan pendanaan melalui
TP : Perancanaan pajak (Tax hutang dengan pendanaan melalui
Planning) ekuitas, yang digunakan sebagai
PBT : Laba Sebelum Pajak (Pre Tax sumber pendanaan usaha. Rumus
Income) yang digunakan sejalan dengan

Jurnal Akuntansi 53 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

Sukirni (2012) dan Abidin et al (3) Laporan tahunan perusahaan manufaktur


(2014).yaitu sebagai berikut: untuk tahun 2012, 2013 dan 2014
berturut-turut yang terdapat di website
www.idx.co.id.
(4) Perusahaan manufaktur memiliki data
(3) Kebijakan Dividen lengkap yang dibutuhkan untuk setiap
Kebijakan dividen adalah keputusan variabel penelitian (variabel dependen
untuk membagi laba sebagai dividen dan variabel independen).
atau menahannya untuk (5) Laporan keuangan disajikan dalam mata
diinvestasikan kembali (Husnan & uang rupiah.
Pudjiastuti, 2012:309). Kebijakan
dividen diproksikan melalui Dividend Berdasarkan tabel 1 pertimbangan
Payout Ratio (DPR), dimana rasio kriteria 31 perusahaan terpilih sebagai sampel
pembayaran dividen adalah yang akan digunakan dalam penelitian ini.
presentase laba yang dibayarkan
kepada para pemegang saham dalam Teknik Analisis Data
bentuk kas. DPR menunjukan
perbandingan antara dividen per Sesuai dengan tujuan penelitian dan
lembar saham dengan laba per lembar hipotesis, maka analisis data ini bertujuan
saham. DPR dapat dirumuskan untuk mengetahui peran masing-masing
sebagai berikut yang sejalan dengan variabel bebas dalam mempengaruhi variabel
penelitian Aprianto dan Arifah (2014) terikat. Sebelum melakukan analisis regresi,
ada beberapa syarat pengujian yang harus
dipenuhi agar hasil olahan data benar-benar
menggambarkan apa yang menjadi tujuan
Dimana: peneliti, yaitu:
DPR = Dividend Payout Ratio
DPS = Dividend Per Share 1. Analisis Deskriptif
EPS = Earning Per Share
Statistika deskriptif membahas informasi
Teknik Pengambilan Sampel mengenai data yang diperoleh dalam
suatu penelitian, antara lain informasi
Teknik pengambilan sampel yang akan mengenai rata-rata, nilai maksimum, nilai
digunakan dalam penelitian ini adalah non- minimum, dan standar deviasi dari
probabilistic sampling, yaitu metode variabel yang diteliti.
purposive sampling tipe judgement sampling,
dimana sampel yang disajikan obyek 2. Analisis Regresi Berganda
penelitian ditentukan berdasarkan kriteria
tertentu, antara lain sebagai berikut: Dalam penelitian ini, teknik yang
(1) Perusahaan-perusahaan yang listing di digunakan adalah teknik analisis regresi
BEI berturut-turut serta mempunyai berganda, karena variabel bebas dalam
laporan tahunan 2012, 2013 dan 2014 penelitian ini lebih dari satu. Metode
sehingga perusahaan yang telah di de- regresi linear berganda dilakukan
listing dari bursa tidak dimasukan terhadap model yang diajukan oleh
sebagai sampel. peneliti menggunakan program SPSS
(2) Perusahaan yang bergerak pada industri untuk memprediksi hubungan antara
manufaktur. Alasan diambilnya variabel independen dengan variabel
perusahaan manufaktur adalah untuk dependen. Berdasarkan rumusan masalah
memperoleh karakteristik perusahaan dan kerangka pemikiran teoritis yang
yang sama. telah diuraikan sebelumnya, maka model

Jurnal Akuntansi 54 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

penelitian regresi yang dibentuk untuk Watson, di mana pengambilan


penelitian ini adalah sebagai berikut keputusan ada tidaknya korelasi
(Ghozali, 2013): berdasarkan Tidak ada autokorelasi,
Y = b0 + b1X1 + b2X2 + b3X3 + et Positif atau negatif du < d <4 –du.
Keterangan:
Y = Nilai perusahaan c. Uji Multikolonieritas
X1 = Perencanaan pajak
X2 = Kebijakan hutang Uji multikolinearitas ini bertujuan
X3 = Kebijakan dividen untuk menguji apakah suatu model
et = Error term regresi terdapat korelasi antara
variabel bebas (independen).
3. Uji Asumsi Klasik Pengujian multikolinearitas dilihat
dari besaran VIF (Variance Inflation
a. Uji Normalitas Factor) dan Tolerance.
Hipotesis uji multikolinearitas adalah
Menurut Ghozali, 2013 pengujian :
normalitas bertujuan untuk menguji H0 : tidak terjadi multikolinea-
apakah dalam model regresi, variabel ritas
dependen maupun independen atau Ha : terjadi multikolinearitas
keduanya terdistribusi secara normal Dasar pengambilan keputusan adalah :
atau tidak. Pengujian data dalam (1) Jika VIF < 10 dan tolerance value
penelitian ini dilakukan dengan > 0,1 , maka model tidak terjadi
menggunakan kolmogrov-sminorv multikolinearitas.
(KS) dengan hipotesis: (2) Jika VIF ≥ 10 dan tolerance value
- H0 : nilai residual berdistribusi ≤ 0,1 , maka model terjadi
normal. multikolinearitas.
- Ha : nilai residual tidak
berdistribusi normal. d. Uji Heteroskedastisitas
Dasar pengambilan keputusan pada
one sample kolmogrov-sminorv test Uji heteroskedastisitas dilakukan
dilakukan dengan menggunakan untuk menguji apakah dalam sebuah
kriteria pengujian α = 0,05 dimana: model regresi terjadi ketidaksamaan
- Jika sig > α berarti residual varians dan residual atas suatu
terdistribusi normal. pengamatan ke pengamatan lain. Jika
- Jika sig < α berarti residual tidak varians dari residual satu pengamatan
terdistribusi normal. ke pengamatan lain tetap, maka
disebut homokedastisitas dan jika
b. Uji Autokorelasi berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah
Uji autokorelasi adalah uji yang homokedastisitas. Untuk mengukur
bertujuan untuk mengetahui ada atau dengan heteroskedastisitas digunakan
tidak korelasi antar data berdasarkan uji glejser.
urutan waktu. Metode yang digunakan H0 : tidak terjadi heteroske-
adalah Durbin Watson. dastisitas
H0 : tidak terjadi autokorelasi (r Ha : terjadi heteroskedastisitas
= 0) Jika P-value < nilai α (α=5%), maka
Ha : terjadi autokorelasi (r ≠ 0) ada indikasi terjadi heteroske-
Analisis untuk mendeteksi ada atau dastisitas. Jika nilai P-value ≥ nilai α
tidaknya autokorelasi adalah dengan (α=5%), maka tidak terjadi
melihat besarnya nilai Durbin heteroskedastisitas.

Jurnal Akuntansi 55 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

4. Pengujian Hipotesis menerima Ha (Ghozali, 2013). Atau


sig ≤ 0,05, menunjukkan bahwa
a. Koefisien Determinasi (R2) model yang digunakan belum mampu
menguji pengaruh variabel inde-
Koefisien determinasi (R2) intinya penden terhadap variabel dependen.
mengukur seberapa jauh kemampuan Dengan tingkat kepercayaan untuk
model dalam menerangkan variabel pengujian hipotesis ini adalah 95%
dependen. Jika nila R2 kecil maka atau (α) 0,05.
kemampuan variabel independen amat
terbatas, tetapi jika hasilnya men- c. Uji Signifikansi Parameter Individual
dekati satu berarti variabel inde- (Uji Statistik t)
penden memberikan semua informasi
yang dibutuhkan untuk memprediksi Pengujian ini menggunakan uji
variabel dependen (Ghozali, 2013). statistik t, uji statistik t pada dasarnya
Pada penelitian ini digunakan menunjukkan seberapa jauh pengaruh
Adjusted R Square karena variabel satu variabel penjelas / independen
bebas yang digunakan lebih dari satu. secara individual dalam menerangkan
Tujuan pengukuran Adjusted R variasi variabel dependen. Pengujian
Square adalah untuk mengukur ini bertujuan untuk menguji pengaruh
seberapa jauh kemampuan model secara parsial antara variabel bebas
dalam menerangkan variasi variabel terhadap variabel terikat dengan
dependen. Nilai berkisar antara 0 ≤ mengasumsikan variabel lain adalah
R2≤1. konstan. Dasar pengambilan keputus-
(1) Jika R2 = 0, artinya tidak ada an adalah:
hubungan antara variabel inde- - Jika t hitung ≤ t tabel, maka Ha
penden dan variabel dependen. diterima;
Model yang dibentuk tidak tepat - Jika t hitung ≥ t tabel, maka Ha
untuk meramalkan variabel ditolak.
dependen; Uji t dapat juga dilakukan dengan
(2) Jika R2= 1, artinya ada hubungan hanya mellihat signifikansi t masing-
antara variabel independen dan masing variabel yang terdapat pada
variabel dependen. Model yang output hasil regresi menggunakan
dibentuk tepat untuk meramalkan SPSS. Jika angka signifikansi t ≤ α
variabel dependen. Semakin (0.05), maka dapat dikatakan bahwa
besar nilai koefisien determinasi ada pengaruh yang signifikan antara
(mendekati 1), maka semakin variabel independen dengan variabel
besar kemampuan variabel dependen (Ghozali, 2013).
independen dalam meramalkan
variabel dependen. Hasil Dan Pembahasan

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Hasil Penelitian


Statistik F)
1. Analisis Deskriptif
Uji F ini dilakukan untuk Uji F ini Dari hasil analisis deskriptif menujukkan
dilakukan untuk menunjukkan apakah jumlah data (N) ada 93. Dari tabel 2
semua variabel independen yang terlihat bahwa variabel dependen
dimasukkan dalam model mempunyai Tobins’q yang mewakili nilai perusahaan
pengaruh secara bersama-sama ter- pada tahun 2012-2014, nilai maksimum
hadap variabel dependen. Jika nilai F sebesar 24,38 yang dialami oleh PT.
hitung ≥ F tabel maka Ho ditolak dan

Jurnal Akuntansi 56 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

Arwana Citramulia Tbk, nilai minimum rata-rata sebesar 0,5015 dengan standar
sebesar 0,11 yang dialami oleh PT. deviasi 0,44483.
Multipolar Tbk dan nilai rata-rata sebesar 2. Uji Pooling
3,6483 dengan standar deviasi 4,88837.
Variabel independen TP yang mewakili Dari hasil uji pooling tersebut dapat
perencanaan pajak pada tahun 2012- dilihat bahwa nilai signifikan variabel
2014, nilai maksimum sebesar dummy dan seluruh variabel dummy yang
123.0000.000.000 yang dialami oleh PT. dikalikan dengan variabel independen
Astra International Tbk, nilai minimum memiliki nilai sig di atas 0,05 maka
sebesar -2.010.000.000.000 yang dialami model penelitian tersebut lolos uji
oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk pooling berdasarkan tabel 3 sehingga
dan nilai rata-rata sebesar - data dapat digabungkan untuk pengujian
216.123.177.213 dengan standar deviasi data. D1TP 0,970 > 0,05 data dapat di
2.099.876.689.543. pool, D1DER 0,741 > 0,05 data dapat di
Variabel independen DER yang mewakili pool, D1DPR 0,820 > 0,05 data dapat di
kebijakan hutang pada tahun 2012-2014, pool, D2TP 0,962 > 0,05 data dapat di
nilai maksimum sebesar 15,00 yang pool, D2DER 0,831 > 0,05 data dapat di
dialami oleh PT. Supreme Cable pool, dan D2DPR 0,773 > 0,05 data
Manufacturing & Commerce Tbk, nilai dapat di pool.
minimum sebesar 0.01 yang dialami oleh
PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan 3. Analisis Regresi Berganda
nilai rata-rata sebesar 1,4897 dengan
standar deviasi 3,28566. Model regresi berganda bertujuan untuk
Variabel independen DPR yang mewakili menyatakan hubungan fungsional antara
kebijakan dividen hutang pada tahun variabel bebas dan variabel terikat.
2012-2014, nilai maksimum sebesar 2,57 Analisis regresi berganda dilakukan
yang dialami oleh PT. Kalbe Farma Tbk, dengan menggunakan program SPSS 20.
nilai minimum sebesar 0.03 yang dialami Berdasarkan hasil yang terdapat pada
oleh PT. Gajah Tunggal Tbk dan nilai tabel 4 maka dapat dirumuskan
persamaan regresi linear berganda
sebagai berikut:

Keterangan:

- Y = Nilai perusahaan
- X1 = Perencanaan pajak
- X2 = Kebijakan hutang
- X3 = Kebijakan dividen

dapat dilihat bahwa hasil uji


4. Uji Asumsi Klasik menyatakan bahwa nilai N sebesar 93.
dengan demikian maka dapat
a. Uji Normalitas dinyatakan bahwa data yang
digunakan dalam penelitian ini telah
Pengujian normalitas residual data terdistribusi normal, karena nilai 93 >
pada penelitian ini dilakukan dengan 30 (Bowerman et al ).
menggunakan one sample kolmogorov
sminorv test. Jika N > 30 diasumsikan b. Uji Autokorelasi
berdistribusi normal. Dan pada tabel 5

Jurnal Akuntansi 57 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

Uji autokorelasi merupakan pengujian Koefisien determinasi (R2)


asumsi dalam regresi dimana variabel menunjukkan proporsi yang
dependen tidak berkorelasi dengan diterangkan oleh variabel independen
dirinya sendiri. Dari table 6 dalam model terhadap variabel
menunjukkan bahwa nilai durbin- terikatnya, sisanya dijelaskan oleh
watson (DW hitung) sebesar 1,990. variabel lain yang tidak dimasukkan
Berdasarkan kriteria yang telah dalam model, formulasi model yang
ditentukan DW 1,990 ≥ batas atas keliru dan kesalahan eksperimen.
(du) 1,732 dan kurang dari 2,198 (4 – Hasil uji koefisien determinasi (R2)
du), maka dapat disimpulkan bahwa berdasarkan tabel 9 dapat diketahui
tidak terdapat autokorelasi, sehingga bahwa nilai Adjusted R2 yang
Uji Autokorelasi terpenuhi. diperoleh sebesar 0,366 ini berarti
bahwa nilai perusahaan yang
c. Uji Multikolonieritas diproksikan dengan tobin’q pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar
Model regresi dinyatakan bebas dari di Bursa Efek Indonesia periode
multikoloniearitas apabila nilai 2012-2014 dapat dijelaskan oleh
Tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10. variabel bebasnya yaitu perencanaan
Berdasarkan table 7 menunjukkan pajak, kebijakan hutang dan kebijakan
bahwa semua variabel memiliki nilai dividen sebesar 36,6%, sisanya 63,4%
Tolerance > 0,1 dan memiliki nilai ditentukan oleh variabel lain yang
VIF kurang dari 10, sehingga dapat tidak dianalisis dalam penelitian ini.
disimpulkan bahwa tidak ada multi-
koloniearitas antar semua variabel b. Uji Signifikansi Simultan (Uji
bebas yang terdapat dalam penelitian. Statistik F)

d. Uji Heteroskedastisitas Uji F dilakukan untuk menguji secara


keseluruhan pengaruh variabel bebas
Heterokesdastisitas digunakan untuk terhadap variabel terikat. Dengan
menguji apakah dalam sebuah model kriteria pengujiannya adalah jika
regresi terjadi ketidaksamaan varians Fhitung > Ftabel atau sig. < α, maka
residual dari suatu pengamatan ke hal ini berarti variabel bebas mampu
pengamatan lainnya. Untuk men- menjelaskan variabel terikat secara
deteksi adanya gejala heteroke- bersama-sama. Tetapi jika Fhitung <
dastisitas digunakan uji Glejser. Ftabel atau sig. > α, maka hal ini
Apabila nilai sig > 0,05, maka data berarti variabel bebas secara bersama-
tersebut bebas dari heterokes- sama tidak mampu menjelaskan
dastisitas. Berdasarkan tabel 8 dimana variabel terikatnya. Berdasarkan hasil
nilai sig 0,577 untuk variabel peren- uji pada tabel 10 diatas maka
canaan pajak, 0,000 untuk variabel menunjukkan hasil sebesar 18,725
kebijakan hutang, dan 0379 untuk yang signifikan pada 0,000 Jadi sig.
variabel kebijakan deviden. Maka 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi bahwa persamaan regresi yang
gejala heterokesdastisitas pada diperoleh dapat diandalkan atau
penelitian ini. model yang digunakan sudah fix.

5. Pengujian Hipotesis c. Uji Signifikansi Parameter Individual


(Uji Statistik t)
a. Koefisien Determinasi (R2)

Jurnal Akuntansi 58 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

Uji t dilakukan untuk mencari signifikan sebesar 0,940 > α =


pengaruh variabel bebas terhadap 5%. Dengan demikian maka
variabel terikat dalam persamaan Hipotesis 3 (Ha3) yang
regresi secara parsial dengan menyatakan “kebijakan dividen
mengasumsikan variabel lain berpengaruh negatif terhadap
dianggap konstan. Uji t dilakukan nilai perusahaan” dapat diterima.
dengan membandingkan antara nilai t
yang dihasilkan dari perhitungan Pembahasan
statistik dengan nilai ttabel atau
membandingkan antara nilai sig 1. Pengaruh perencanaan pajak
dengan α = 5%. Berdasarkan hasil terhadap nilai perusahaan
olahan data statistik pada tabel 11,
maka dapat dilihat pengaruh antara Berdasarkan penelitian yang dilakukan
variabel independen terhadap variabel dapat dikatakan bahwa tidak terdapat
dependen secara parsial adalah cukup bukti perencanaan pajak
sebagai berikut: berpengaruh negatif terhadap nilai
1. Koefisien regresi X1 (TP) perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari
bertanda positif sebesar 0,071 nilai koefisien regresi sebesar 0,071
yang berarti variabel perencanaan dimana nilai ini nilai ini menunjukan
pajak memiliki pengaruh yang arah yang positif dan nilai signifikansi
positif terhadap nilai perusahaan, sebesar 0,943 > α = 5%. dimana nilai ini
tetapi tidak terbukti berpengaruh menunjukan tidak berpengaruh
karena mempunyai nilai signifikan. Hasil penelitian ini tidak
signifikan sebesar 0,943 > α = sejalan dengan hipotesis yang diajukan
5%. Dengan demikian maka penulis. Menunjukkan bahwa
Hipotesis 1 (Ha1) yang perencanaan pajak yang dilakukan tidak
menyatakan “Perencanaan pajak dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
berpengaruh negatif terhadap Perencanaan pajak merupakan usaha
nilai perusahaan” ditolak. yang dilakukan oleh manajemen
2. Koefisien regresi X2 (DER) perusahaan agar beban pajak yang
bertanda positif sebesar 7,449 dibayarkan tidak terlalu tinggi.
yang berarti variabel kebijakan Perencanaan pajak dilakukan secara
hutang memiliki pengaruh yang efektif sehingga menurunkan beban pajak
positif terhadap nilai perusahaan, dengan tujuan memaksimumkan laba.
serta terbukti berpengaruh karena Selain itu aktifitas perencanaan pajak
mempunyai nilai signifikan diperbolehkan dengan syarat tidak
sebesar 0,000 < α = 5%. Dengan melanggar peraturan Undang-undang
demikian maka Hipotesis 2 (Ha2) Perpajakan yang berlaku di Indonesia.
yang menyatakan “Kebijakan Ketatnya pengawasan terhadap
hutang berpengaruh positif pembayaran pajak tidak dapat
terhadap nilai perusahaan” dapat memberikan ruang bagi manajemen
diterima. perusahaan untuk melakukan
3. Koefisien regresi X3 (DPR) perencanaan pajak yang berlebihan,
bertanda negatif sebesar -0,076 terlebih adanya risiko atas sanksi pajak
yang berarti variabel kebijakan yang mungkin dapat diterima jika
dividen memiliki pengaruh yang membuat perencanaan pajak yang
negatif terhadap nilai perusahaan bertentangan dengan peraturan Undang-
dan tidak terbukti berpengaruh Undang Perpajakan.Hasil penelitian ini
karena mempunyai nilai tidak sejalan dengan penelitian Rusli

Jurnal Akuntansi 59 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

(2016) yang menunjukkan bahwa sebesar 0,940 > α = 5% dimana nilai ini
perencanaan pajak berpengaruh negatif tidak berpengaruh signifikan. Menunjuk-
terhadap nilai perusahaaan., namun an bahwa kebijakan dividen yang
sejalan dengan penelitian Utami (2013) dilakukan tidak dapat mempengaruhi
yang menyatakan bahwa perencanaan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini
pajak tidak berpengaruh terhadap nilai sejalan dengan hipotesis yang diajukan
perusahaan. penulis. Dimana tinggi rendahnya
dividen yang dibayarkan kepada
2. Pengaruh kebijakan hutang terhadap pemegang saham, tidak berkaitan dengan
nilai perusahaan tinggi rendahnya nilai perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan hak dari
Dari hasil uji statistic t yang dilakukan pemegang saham untuk mendapatkan
dapat dikatakan bahwa terdapat cukup sebagian dari laba perusahaan. Namun
bukti kebijakan hutang berpengaruh kenyataannya investor lebih menyukai
positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini capital gain dari pada dividen karena
dapat dilihat dari nilai koefisien regresi pajak dari capital gain lebih kecil dari
sebesar 7,449 dimana nilai ini nilai ini pada dividen. Hasil penelitian men-
menunjukan arah yang positif dan nilai dukung Tax Differential Theory yang
signifikansi sebesar 0,000 < α = 5% menyatakan adanya perbedaan pajak
dimana nilai ini berpengaruh signifik- antara dividen dengan keuntungan modal
an.Menunjukan bahwa kebijakan hutang (capital gain). Adanya keunggulan pajak
yang dilakukan dapat mempengaruhi tersebut maka membuat investor lebih
nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menyukai capital gain karena dapat
sejalan dengan hipotesis yang diajukan menunda pembayaran pajak disbanding-
penulis. Trade off Theory mendukung kan dengan dividen. Hasil penelitian ini
hasil penelitian ini, dimana tingkat sejalan dengan penelitian Aprianto dan
hutang yang optimal tercapai ketika Arifah (2014) yang menunjukan bahwa
kenaikan keuntungan lebih besar dari kebijakan dividen berpengaruh negatif
pada biaya financial distress dan agency terhadap nilai perusahaan.
problem. Teori ini membandingkan
manfaat dan biaya atau keseimbangan Simpulan Dan Saran
antara keuntungan dan kerugian atas
penggunaan hutang. Hasil penelitian ini Berdasarkan data yang sudah diolah
sejalan dengan penelitian Sukirni (2012) dan pengujian analisis data yang sudah
dan Abidin et al (2014) menunjukan dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa kebijakan hutang berpengaruh sebagai berikut:
berpengaruh positif dan secara signifikan Tidak terdapat cukup bukti bahwa
terhadap nilai perusahaaan. perencanaan pajak berpengaruh negatif
terhadap nilai perusahaan.Terdapat
3. Pengaruh kebijakan dividen terhadap cukup bukti bahwa kebijakan hutang
nilai perusahaan berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan. Tidak terdapat cukup
Berdasarkan penelitian yang dilakukan bukti bahwa kebijakan dividen
dapat dikatakan bahwa terdapat tidak berpengaruh negatif terhadap nilai
cukup bukti kebijakan dividen perusahaan.
berpengaruh negatif terhadap nilai
perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari Beberapa saran untuk penelitian selanjutnya:
nilai koefisien regresi sebesar -0,076 Dapat menggunakan alternatif proksi
dimana nilai ini nilai ini menunjukan lain untuk mengukur perencanaan
arah yang negatif dan nilai signifikansi

Jurnal Akuntansi 60 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

pajak, seperti tax avoidance dan tax Nilai Perusahaan (Studi Pada
saving. Alternatif variabel lain selain Perusahaan Pertambangan yang
yang digunakan penelitian ini, adalah terdaftar di BEI Periode 2009-2013),
seperti keputusan investasi, Jurnal Akuntanika, Vol 2, No. 1,
profitabilitas, dan lainnya. Pengukuran Tahun 2015.
yang lain dalam mengukur nilai
perusahaan yang dapat dilakukan Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis
dengan menggunakan price book Multivariate dengan Program IBM
value. Dapat lebih memperluas periode SPSS, Edisi ke-7, Semarang: Badan
tahun penelitian dan jumlah sampel Penerbit Universitas Dipenogoro.
perusahaan yang diteliti agar
memperoleh hasil yang lebih Husnan, Suad dan Enny Pudjiastuti. 2015.
maksimal. Penelitian tidak terbatas Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
pada sektor manufaktur saja, tetapi Edisi 6, Yogyakarta: UPP STIM
juga sektor utama dan sektor jasa. YKPN.

Daftar Pustaka Jensen, M. C and Meckling, W.H.


1976.Theory of the Firm : Managerial
Abidin, Zainal et al. 2014. Pengaruh Struktur Behavior, Agency Costs and
Modal, Kebijakan Dividen dan Size Ownership Structure, Journal of
Terhadap Nilai Perusahaan, Jurnal Financial Economics, Vol. 3, No. 4,
Wawasan Manajemen, Vol. 2, Nomor pp. 305-360, Oktober, 1976.
3. Tahun 2014.
Lestari, Nanik. dan Ratna, Whardani. 2015.
Aprianto, Rachmat. dan Arifah, Dista Amalia. The Effect of the Tax Planning to
2014. Keputusan Investasi, Keputusan Firm Value With Moderating Board
Pendanaan, Kebijakan Dividen, dan Diversity, International Journal of
Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Economics and Financial Issues, Vol
Perusahaan, EKOBIS, Vol. 15, 5, 315-323. Tahun 2015..
Nomor 1. Tahun 2014.
Nainggolan, Subaraman Desmon Asa. dan
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston Listiadi, Agung. 2014. Pengaruh
.2011. Dasar-Dasar Manajemen Kebijakan Hutang Terhadap Nilai
Keuangan “Essentials of Financial Perusahaan Dengan Kebijakan
Management”, Edisi 11 Buku 2, Dividen Sebagai Variabel Moderasi,
Jakarta: Salemba Empat. Jurnal Ilmu Manajemen, Vol 2, No. 3,
145-179, Tahun 2014.
Cooper, Donald R. dan Pamela, S. S. 2006.
Metode Riset Bisnis Volume 1,Edisi Pohan, Chairul Anwar. 2015. Manajemen
ke-9, Jakarta: PT. Media Global. Perpajakan”Strategi Perencanaan
Pajak dan Bisnis”, Edisi 3, Jakarta: PT
Desai dan Dharmapala . 2006. Corporate Tax Gramedia Pustaka Utama.
Avoidance and High-Powered
Incentives, Journal of Financial Rusli, Yohanes Mardinata. 2016. Pengaruh
Economics 79, Tahun 2006. Kualitas Audit Dalam Hubungan
Antara Tax Planning Dengan Nilai
Ferani, Ika Sasti. et al. 2015. Pengaruh Perusahaan, Prosidang Seminar
Kebijakan Dividen, Kebijakan Nasional INDOCOMPAC, Tahun
Hutang, dan Profitabilitas Terhadap 2016.

Jurnal Akuntansi 61 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

Sukirni. Dwi. 2012. Kepemilikan Manajerial, Hubungan Antara Perencanaan Pajak


Kepemilikan Institusional, Kebijakan Dan Nilai Perusahaan, Naskah
Dividen, dan Kebijakan Hutang Ringkas Fakultas Ekonomi
Analisis terhadap Nilai Perusahaan, Universitas Indonesia, Tahun 2013.
Accounting Analysis Journal 1 (2),
Tahun 2012. Wahab, N.S., dan Holland, K. 2012. Tax
planning, corporate governance and
Utami, Sri Puji Tyas. dan Tresnaningsih, equity value. The British Accounting
Elok. 2013. Analisis Pengaruh Review, 44, 111-124, Tahun 2012.
Struktur Kepemilikan Terhadap

Lampiran

A. Teknik Pengambilan Sampel

Tabel 1
Proses Pemilihan Sampel
Keterangan Jumlah Perusahaan
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 155
periode 2012-2014
Perusahaan manufaktur yang tidak melaporkan laporan (15)
keuangan tahunan perusahaan secara berturut-turut
Perusahaan manufaktur yang menggunakan mata uang selain (27)
rupiah dalam laporan keuangannya
Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data lengkap yang (82)
dibutuhkan dalam penelitian
Jumlah perusahaan yang menjadi sampel penelitian 31
Sumber : IDX Watch

B. Hasil Pengujian SPSS


1. Analisis Deskriptif
Tabel 2
Hasil Uji Analisis Deskriptif

Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Tobinsq 93 24,38 3,6483 4,88837


,11
- -
1230000000000,0 2099876689543,8
TP 93 20100000000000, 216123177213,76
0 0790
00 34
DER 93 ,01 15,00 1,4897 3,28566
DPR 93 ,03 2,57 ,5015 ,44483
Valid N (listwise) 93
Keterangan : TP=Tax Planning; DER=Debt to Equity Ratio; DPR=Dividen Payout Ratio; Tobinsq=Nilai Perusahaan

Jurnal Akuntansi 62 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

2. Uji Pooling
Tabel 3
Hasil Uji Pooling

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients

B Std. Error Beta


(Constant) -4,604 27,379 -,168 ,867
TP 3,144E-013 ,000 ,007 ,081 ,935
DER 17,460 4,993 ,622 3,497 ,001
DPR 1,896 55,907 ,009 ,034 ,973
D1 5,153 34,281 ,026 ,150 ,881
1 D2 -14,242 36,866 -,073 -,386 ,700
D1TP 2,235E-012 ,000 ,003 ,037 ,970
D1DER 2,179 6,559 ,047 ,332 ,741
D1DPR -13,878 60,675 -,066 -,229 ,820
D2TP 2,390E-012 ,000 ,004 ,048 ,962
D2DER -1,338 6,235 -,033 -,215 ,831
D2DPR 19,001 65,653 ,072 ,289 ,773
a. Dependent Variable: Tobinsq
Keterangan : TP=Tax Planning; DER=Debt to Equity Ratio; DPR=Dividen Payout Ratio; D1= Dummy tahun1;
D2= Dummy tahun2

3. Analisis Regresi Berganda


Tabel 4
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.


Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -4,973 12,345 -,403 ,688

1 TP 2,594E-013 ,000 ,006 ,071 ,943


DER 17,439 2,341 ,621 7,449 ,000
DPR -1,309 17,296 -,006 -,076 ,940
Keterangan : TP=Tax Planning; DER=Debt to Equity Ratio; DPR=Dividen Payout Ratio

Jurnal Akuntansi 63 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

4. Uji Asumsi Klasik


a. Uji Normalitas
Tabel 5
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 93
a,b Mean 0E-7
Normal Parameters
Std. Deviation 72,21508139
Absolute ,349
Most Extreme Differences Positive ,349
Negative -,289
Kolmogorov-Smirnov Z 3,369
Asymp. Sig. (2-tailed) ,000
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
b. Uji Autokorelasi

Tabel 6
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
1 ,622a ,387 ,366 73,42210 1,990
a. Predictors: (Constant), DPR, TP, DER
b. Dependent Variable: Tobinsq
Keterangan : TP=Tax Planning; DER=Debt to Equity Ratio; DPR=Dividen Payout Ratio;
Tobinsq=Nilai Perusahaan

c. Uji Multikolonieritas

Tabel 7
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig. Collinearity Statistics
Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) -4,973 12,345 -,403 ,688
TP 2,594E-013 ,000 ,006 ,071 ,943 ,998 1,002
1
DER 17,439 2,341 ,621 7,449 ,000 ,990 1,010
DPR -1,309 17,296 -,006 -,076 ,940 ,990 1,010
a. Dependent Variable: Tobinsq

Keterangan : TP=Tax Planning; DER=Debt to Equity Ratio; DPR=Dividen Payout Ratio; Tobinsq=Nilai Perusahaan

Jurnal Akuntansi 64 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

d. Uji Heteroskedastisitas

Tabel 8
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -,456 3,323 -,137 ,891

TP 5,493E-013 ,000 ,017 ,559 ,577


1
DER 19,493 ,630 ,954 30,936 ,000

DPR -4,116 4,656 -,027 -,884 ,379


a. Dependent Variable: ABSRES
Keterangan : TP=Tax Planning; DER=Debt to Equity Ratio; DPR=Dividen Payout Ratio

5. Pengujian Hipotesis
a. Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
b
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
a
1 ,622 ,387 ,366 73,42210 1,990
a. Predictors: (Constant), DPR, TP, DER
b. Dependent Variable: Tobinsq
Keterangan : TP=Tax Planning; DER=Debt to Equity Ratio; DPR=Dividen Payout Ratio;
Tobinsq=Nilai Perusahaan

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel 10
3Hasil Uji Statistik F
a
ANOVA
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
b
Regression 302827,334 3 100942,445 18,725 ,000
1 Residual 479781,654 89 5390,805
Total 782608,989 92
a. Dependent Variable: Tobinsq
b. Predictors: (Constant), DPR, TP, DER
Keterangan : TP=Tax Planning; DER=Debt to Equity Ratio; DPR=Dividen Payout Ratio;
Tobinsq=Nilai Perusahaan.

Jurnal Akuntansi 65 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)

Tabel 11
Hasil Uji Statistik t
a
Coefficients
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) -4,973 12,345 -,403 ,688

1 TP 2,594E-013 ,000 ,006 ,071 ,943


DER 17,439 2,341 ,621 7,449 ,000
DPR -1,309 17,296 -,006 -,076 ,940
a. Dependent Variable: Tobinsq
Keterangan : TP=Tax Planning; DER=Debt to Equity Ratio; DPR=Dividen Payout Ratio;
Tobinsq=Nilai Perusahaan

C. Obyek Perusahaan
Tabel 12
Daftar Perusahaan

No. Nama Perusahaan Kode


1. PT. AKR Corporindo Tbk AKRA
2. PT. Asahimas Flat Glass Tbk AMFG
3. PT. Arwana Citramulia Tbk ARNA
4. PT. Astra International Tbk ASII
5. PT. Delta Djakarta Tbk DLTA
6. PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk DPNS
7. PT. Gajah Tunggal Tbk GJTL
8. PT. Hanjaya Mandala Soemporna Tbk HMSP
9. PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP
10. PT. Champion Pasific Indonesia Tbk IGAR
11. PT. Indofood Sukses Makmur Tbk INDF
12. PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk INTP
13. PT. Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA
14. PT. Kimia Farma (Persero) Tbk KAEF
15. PT. Kalbe Farma Tbk KLBF
16. PT. Lion Metal Works Tbk LION
17. PT. Merck Tbk MERK
18. PT. Multipolar Tbk MLPL
19. PT. Metrodata Electronics Tbk MTDL
20. PT. Mayora Indah Tbk MYOR
21. PT. Nippon Indosari Corpindo Tbk ROTI
22. PT. Supreme Cable Manufacturing & Commerce Tbk SCCO
23. PT. Sekar Laut Tbk SKLT
24. PT. Selamat Sempurna Tbk SMSM
25. PT. Taisho Phamaceutical Indonesia Tbk SQBB
26. PT. Tunas Baru Lampung Tbk TBLA
27. PT. Mandom Indonesia Tbk TCID
28. PT. Surya Toto Indonesia Tbk TOTO

Jurnal Akuntansi 66 Volume 6 No. 1 Februari 2017


Perpajakan ISSN : 2089-7219

29. PT. Tempo Scan Pasific Tbk TSPC


30. PT. United Tractors Tbk UNTR
31. PT. Unilever Indonesia Tbk UNVR

Jurnal Akuntansi 67 Volume 6 No. 1 Februari 2017

Das könnte Ihnen auch gefallen