Sie sind auf Seite 1von 3

Jawaban tugas perkuliahan 3 (kelompok) analisa valuasi bisnis

1. Saya tidak sepenuhnya setuju dengan pernyataan mahasiswa keuangan tersebut. Meskipun
memiliki akses ke angka "bersih" seperti kas dari operasi adalah penting, angka-angka laba
akuntansi juga memiliki nilai penting dalam analisis keuangan dan pengambilan keputusan.
Berikut beberapa contoh angka angka laba yang ada dalam laporan keuangan:

a. Laba bersih (net income): Laba bersih adalah selisih positif antara pendapatan
perusahaan dan semua biaya, beban, dan kerugian selama periode tertentu.
b. Laba kotor (gross profit): adalah selisih positif antara pendapatan kotor (pendapatan
sebelum potongan) dan biaya langsung yang terkait dengan produksi barang atau
pemberian layanan
c. Laba operasional: adalah laba yang dihasilkan dari operasi inti perusahaan (penjualan,
biaya operasional, biaya produksi, dll) sebelum mempertimbangkan biaya bunga dan
pajak
d. Labarugi Sebelum Pajak dan Bunga (Earnings Before Interest and Taxes, EBIT): EBIT
adalah laba sebelum mempertimbangkan biaya bunga dan pajak, dan sering digunakan
sebagai metrik untuk mengukur profitabilitas inti suatu bisnis
e. laba per Saham (Earnings Per Share, EPS): Laba per saham adalah laba bersih dibagi
dengan jumlah saham yang beredar dan memberikan gambaran tentang laba yang
tersedia bagi pemegang saham per saham.
f. Laba Kotor Marjinal (Gross Margin): Ini adalah persentase laba kotor terhadap
pendapatan kotor, yang mengindikasikan efisiensi dalam biaya produksi.
g. Margin Laba Operasional (Operating Margin): Ini adalah persentase laba operasional
terhadap pendapatan, menggambarkan profitabilitas operasional perusahaan.

Angka-angka diatas cukup penting karena memberikan gambaran tentang kinerja finansial
perusahaan dan memungkinkan pemangku kepentingan untuk memahami sejauh mana
perusahaan menghasilkan laba, efisiensi operasional, dan potensi pertumbuhan.

2. Ketika perusahaan mengakui pendapatan pada saat pengiriman, metode ini disebut metode
pengakuan pendapatan pada saat penjualan. Metode ini umum digunakan dalam akuntansi,
dan dalam kasus di mana pengiriman barang dilakukan pada akhir kuartal, ini dapat
menciptakan insentif untuk mempercepat pendapatan dengan mengirimkan barang pada
akhir periode akuntansi. Perbedaan dalam metode pengiriman antara dua perusahaan.
Beberapa rasio yang dapat membantu membedakan keduanya adalah:

1. Rasio Keuntungan Kotor (Gross Profit Margin):

- Perusahaan yang mengirimkan produknya secara merata sepanjang kuartal mungkin


memiliki rasio keuntungan kotor yang lebih stabil karena pendapatan dan biaya produksi
cenderung tersebar merata sepanjang periode.

- Perusahaan yang mengirimkan semua produknya dalam dua minggu terakhir kuartal
mungkin memiliki fluktuasi yang lebih besar dalam rasio keuntungan kotor karena biaya
produksi mungkin tidak akan dikeluarkan hingga pengiriman besar-besaran tersebut terjadi.
2. Rasio Laba Bersih (Net Profit Margin):

- Kedua perusahaan mungkin memiliki rasio laba bersih yang berbeda karena fluktuasi
pendapatan dan biaya yang mungkin terjadi akibat perbedaan dalam metode pengiriman.

3. Rasio Aktivitas (Activity Ratios):

- Rasio seperti Turnover Persediaan dan Turnover Piutang mungkin berbeda antara kedua
perusahaan karena perusahaan yang mengirimkan barangnya secara merata sepanjang
kuartal mungkin memiliki persediaan yang lebih stabil, sedangkan perusahaan yang
mengirimkan barangnya dalam dua minggu terakhir kuartal mungkin memiliki persediaan
yang lebih fluktuatif.

4. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratios):

- Rasio-rasio seperti Rasio Utang Lancar dan Rasio Utang Terhadap Ekuitas mungkin
mencerminkan perbedaan dalam kebijakan pembayaran kepada pemasok oleh kedua
perusahaan, terutama jika perusahaan yang mengirimkan barangnya pada akhir kuartal
memiliki keterlambatan dalam pembayaran kepada pemasok.

3. Peristiwa ekonomi yang kemungkinan besar akan mendorong perubahan akuntansi dalam
hal ini adalah perubahan peraturan atau standar akuntansi yang dikeluarkan oleh badan
regulasi atau lembaga akuntansi yang relevan. Beberapa perubahan akuntansi yang dapat
dipengaruhi oleh perubahan peraturan atau standar akuntansi meliputi:

1. Peningkatan estimasi umur aset yang dapat disusutkan: Jika terdapat perubahan dalam
peraturan atau standar akuntansi yang mengharuskan perusahaan untuk menyesuaikan estimasi
umur aset yang dapat disusutkan, maka perusahaan perlu mengikuti perubahan tersebut dan
melakukan penyesuaian akuntansi.

2. Penurunan penyisihan piutang tak tertagih sebagai persentase dari piutang bruto: Jika ada
perubahan dalam peraturan yang mengatur penyisihan piutang tak tertagih atau peraturan yang
mempengaruhi cara perusahaan menilai risiko kredit, ini dapat mendorong perubahan dalam
metode perhitungan penyisihan piutang tak tertagih.

3. Pengakuan pendapatan pada saat penyerahan dan bukan pada saat kas diterima: Ini dapat
dipengaruhi oleh perubahan standar akuntansi yang mengatur pengakuan pendapatan, seperti
standar akuntansi rev. Jika badan regulasi atau badan akuntansi mengeluarkan pedoman baru
yang mengubah persyaratan pengakuan pendapatan, maka perusahaan perlu mengikuti
pedoman tersebut.

4. Kapitalisasi proporsi yang lebih tinggi dari biaya litbang perangkat lunak: Jika ada perubahan
dalam peraturan atau standar akuntansi yang mengatur pengakuan dan kapitalisasi biaya litbang
perangkat lunak, perusahaan perlu mengikuti peraturan tersebut dan mengubah kebijakan
akuntansinya sesuai.

Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi cara perusahaan menyusun laporan keuangannya


dan bagaimana mereka mengungkapkan informasi keuangan mereka. Perubahan dalam
peraturan atau standar akuntansi biasanya didasarkan pada perkembangan ekonomi dan
perubahan dalam praktik bisnis, dan tujuannya adalah untuk memastikan konsistensi,
transparansi, dan relevansi informasi keuangan. Dalam semua kasus ini, manajemen perlu
memantau perubahan dalam peraturan dan standar akuntansi dan mengikuti pedoman yang
berlaku.

Das könnte Ihnen auch gefallen