Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PEMBERNTASAN KORUPSI
Disusun Oleh:
Rahmayani Sagala
P07124120020
Dosen Pengampu :
Nurdahliana
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul: Resume dan
bedah artikel tentang tindak pidana korupsi ini dengan baik meskipun masih banyak
kekurangan. Kami juga berterima kasih kepada dosen yang telah memberikan tugas
ini dan telah membimbing kami.Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam
menambah wawasan serta pengetahuan bagi para pembaca.
Penulis
3
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran .....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tindak pidana korupsi merupakan tindak pidana yang berkarakter
ekstra ordinary crime. Semakin hari, pelaku atau aktornya semakin masiv
bukan saja dampaknya(Wahab, 2021). Para aktor bukan saja kalangan tua
tetapi sudah semakin meregerasi, koruptor sekarang semakin muda dan
penyebarannya tidak saja di lembaga-lembaga trias politika, tetapi sudah
masiv sampai dengan kepala desa, satuan pemerintahan terkecil di
Indonesia. Korupsi adalah perbuatan buruk yang dilakukan oleh orang
dengan cara menyogok, menyuap, menerima sesuatu yang bertentangan
dengan hukum dan merugi kan keuangan negara. Korupsi juga adalah
perbuatan tercela yang menguntungkan diri sendiri dan orang lain dengan
cara melawan hukum(Syauket et al., 2022)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pembuatan artikel tentang kebijakan nasional tentang
pencegahan dan pemberantasan korupsi?
2. Bagaimana bedah artikel tersebut?
C. Tujuan
1. Dapat mengetahui bagaimana cara pembuatan artikel tentang kebijakan
nasional tentang pencegahan dan pemberantasan korupsi
2. Dapat mengetahui bagaiman cara pembedahan artikel yang benar
6
BAB II
ARTIKEL
B. Bedah Artikel
A. Nama Jurnal
PALAR (Pakuan Law Review)
B. Nama Penulis
Sapto Handoyo Djarkasih Putro
C. Judul Jurnal
‘’PEMBERIAN REMISI BAGI KORUPTOR DIKAITKAN DENGAN
KOMITMEN PEMERINTAH DALAM PEMBERANTASAN KORUPSI
DI INDONESIA”
D. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui kaitan pemberian remisi bagi koruptor dengan
pemberantasan korupsi
F. Pembahasan
1. Hipotesis I
2. Hipotesis II
3. Hipotesis III
G. Kesimpulan
Pemberian remisi bagi narapidana tindak pidana korupsi sebaiknya lebih
diperketat lagi dan jika perlu seharusnya dihilangkan saja, diharapkan penjatuhan
pidana bagi pelaku tindak pidana korupsi tidak hanya mencakup pembalasan terhadap
pelaku saja, melainkan juga harus memberikan efek jera kepada masyarakat umum,
khususnya kepada generasi muda bangsa, sehingga tindak pidana korupsi bisa
berkurang di negeri ini. Dalam hal menjatuhkan sanksi pidana maupun dalam hal
memberikan hak bagi narapidana, aparat penegak hukum semestinya lebih
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
ada setidaknya lima faktor utama penyebab korupsi di Indonesia. Faktor
pertama adalah faktor politik. Faktor berikutnya adalah sistem yang tidak
efektif. Itu faktor ketiga adalah tekanan keuangan. Yang ke empat faktor
penegakan hukum yang lemah. Faktor terakhir adalah kurangnya integritas
Setidaknya ada lima strategi yang perlu dilaksanakan untuk pemberantasan
korupsi di Indonesia. Strateginya adalah represi, pencegahan, pemantauan,
koordinasi, dan upaya pengawasan. Strategi represi akan efektif jika
penegakan hukum terhadap pelaku korupsi bikin jera memengaruhi.
Strategi pencegahan akan lebih efektif jika semua pemerintah dan birokrat
menjalankan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik.
Selain itu, perlu untuk mencegah korupsi dengan mengidentifikasi
akar penyebab korupsi, mendidik masyarakat, membatasi diskresi elit,
mengembangkan jaringan internasional kerjasama, mempromosikan
integritas nasional sistem, dan program anti korupsi. Last but not least,
pemberantasan korupsi di Indonesia, selain pencegahan dan penindakan
upaya yang telah dilakukan oleh penegak hukum instansi, akan lebih
optimal jika memantau, upaya koordinasi dan pengawasan yang dijalankan
secara efektif.
B. Saran
1.Pemberantasan tindak pidana korupsi harus tetap berpegang pada
Undangundang korupsi yang telah berlaku dengan mengedepankan
pertanggung jawaban pidana terlebih dahulu kemudian pertanggung
jawaban secara perdata.
2.Peraturan perundang-undangan pemberantasan korupsi yang jelas dengan
sanksi yang dapat menimbulkan kejeraan serta proses peradilan yang cepat
dan transparan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Buku Ajar PBAK . (n.d.).
Syauket, A., Simarmata, R. P., & Cabui, C. E. (2022). Korupsi Kebijakan Pejabat
Publik. Governance, 10(2), 77–90.
https://doi.org/10.33558/governance.v10i2.564