Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Abstract
The development of technology and industrialization in the economy today are two things that
contradict the preservation of the world's environment. The concept of sustainable development is one
of the efforts to preserve the environment. Indonesia is one of the countries that supports the
implementation of the concept of sustainable development, one of the steps being the concept of Blue
Economy. As a maritime country, Indonesia has considerable biodiversity, so the Blue Economy
concept is seen as more efficient. because it tries to offer solutions to the challenges of the world
economy with a system that tends to be exploitative for patterns of management in the marine and
fisheries sector that can currently be recognized as still not optimal. This article uses the concept of
Blue Economy theory with descriptive qualitative research methods. The implementation of the concept
of Blue Economy in community empowerment in coastal areas is carried out by revitalizing sustainable
development by using the concept of aquaculture digitalization to support food independence and
maritime security through the development of downstream fisheries products that are competitive and
innovative to support Indonesia's sustainable national development.
Abstrak
Perkembangan teknologi dan industrialisasi dibidang ekonomi saat ini menjadi dua hal yang kontradiksi
terhadap kelestarian lingkungan dunia. Konsep pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu upaya
untuk menjaga kelestarian lingkungan. Indonesia adalah salah negara yang mendukung implementasi
konsep pembangunan berkelanjutan yang salah satu bentuk langkahnya adalah konsep Blue Economy.
Sebagai negara maritim maka Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang cukup besar, maka
konsep Blue Economy dipandang lebih efisien. Karena mencoba menawarkan solusi untuk tantangan
ekonomi dunia dengan sistem yang cenderung eksploitatif untuk pola manajemen sektor Kelautan dan
perikanan yang saat ini dapat diakui masih belum optimal. Artikel ini menggunakan konsep teori Blue
Economy dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Implementasi konsep Blue Economy dalam
pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir dilakukan dengan merevitalisasi pembangunan
berkelanjutan dengan menggunakan konsep digitalisasi akuakultur untuk mendukung kemandirian dan
ketahanan pangan dibidang maritime melalui pengembangan hilirisasi produk perikanan yang memiliki
daya saing dan inovatif guna mendukung pembangunannasional Indonesia yang berkelanjutan.
konsep SDGs yang belum optimal ini berkelanjutan yang didasarkan pada
perlu adanya konstribusi yang melibatkan konsep Blue Economy tentu saja dapat
peranan dari stakeholder atau dari mendukung keberhasilan pembangunan
kalangan non-pemerintah seperti, civil yang berbasis pada eksplorasi dan bukan
society organization, akedemisi, eksploitasi sesuai dengan tujuan
Mahasiswa, sektor bisnis dan swasta, serta pembangunan berkelanjutan.
kelompok lainnya.
Pada dasarnya Pemberdayaan
Pada era pemerintahan Presiden Masyarakat Indonesia, Khususnya
Joko Widodo yang fokus pada diwilayah pesisir masih belum terintegrasi
pembangunan berbasis wilayah maritim dengan baik. Untuk itu, tulisan ini
sebagai salah satu tujuan negara poros menggagas suatu strategi
maritim dunia, maka pembangunan Pengimplementasian Pemberdayaan
terhadap wilayah pesisir perbatasan Masyarakat Wilayah Pesisir dengan
menjadi salah satu kunci keberhasilan dari menggunakan konsep Blue Economy.
pembangunan maritim tersebut. Dengan Sehingga menciptakan paradigm berfikir
Poros Maritim dunia, Indonesia akan yang kritis bahwa dengan konsep ini dapat
menjadi negara dengan identitas maritim meminimalisir pemanfaatan sumber daya
yang kuat. Pemberdayaan seluruh alam yang berlebihan sehingga lebih
masyarakat pesisir dalam sektor poros efisien. Konsep Blue Economy dalam
maritim dapat menjadi faktor pemerataan pemberdayaan masyarakat ini berpotensi
ekonomi Indonesia. Lekat dengan budaya untuk digunakan sebagai bahan analisis
orientasi darat membuat masyarakat tidak dan prediksi komplikasi. Selanjutnya,
mengetahui isu-isu maritim. Padahal dalam implementasinya, gagasan tersebut
pemberdayaan di sektor kemaritiman memerlukan dukungan dari berbagai
dapat menjadi instrumen bagi Indonesia pemangku kepentingan (stakeholder) yang
untuk memiliki posisi yang lebih unggul berkaitan dengan Pemberdayaan
dan berpengaruh terdapat pasar ekonomi masyarakat. Sehingga dalam hal ini
regional maupun internasional. Oleh terdapat beberapa poin aspek yang
karena itu pengembangan konsep
sumber daya alam dan mampu memproduksi lebih dan mencari biaya
Indonesian Journal of International Relations, Vol. 3, No. 2, pp. 46-64.
© 2019 Indonesian Association for International Relations
ISSN 2548-4109 electronic
ISSN 2657-165Xprinted
Strategi Indonesia dalam Implementasi Blue Economy 55
yang murah. Saat ini Indonesia telah menyebabkan kegagalan dalam upaya
memasuki era baru pasar bebas, yaitu pengelolaan sumber daya alam pesisir.
Asean Economic Community atau
Pada esensinya di Indonesia terdapat
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015.
kebiasaan adat istiadat yang selalu dan
Dalam masa ini, negara kawasan ASEAN
terus menjunjung tinggi nilai-nilai
lain akan memiliki akses pasar bebas ke
kearifan lokal dan ternyata cocok dalam
Indonesia. Dengan maraknya berbagai
menjaga keberlangsungan kehidupan
produk asing yang masuk, sikap skeptisme
sumber daya alam pesisir. Namun
akan bahan-bahan non alamiah yang
penerapan dan pengimplementasian
diperjual belikan menjadi momok
pemberdayaan masyarakat dalam
tersendiri bagi masyarakat, sehingga untuk
menikmati sumber daya alam secara
menjaga generasi mendatang kita harus
berlebihan menjadi kendala. Sumber daya
memilih produk-produk yang sehat dan
alam pesisir, dewasa ini sudah semakin
alami, namun semua barang yang baik
banyak disadari banyak orang memiliki
bagi tubuh dan lingkungan harganya
potensi yang cukup menjanjikan dalam
sangat mahal dan sebaliknya apapun yang
mendukung tingkat perekonomian
berbahaya bagi tubuh dan lingkungan
masyarakat terutama bagi nelayan. Konsep
harganya murah. Hal ini tentunya akan
ini dalam hubungan internasional dinilai
sangat bertolak belakang dengan konsep
mencoba melepaskan diri dari perangkap
ketahanan pangan yang menuntut suatu
“zero-sum game dan trade off” dengan
ketersediaan pangan bagi seluruh rumah
titik tolak pandangan bahwa dengan
tangga, dalam jumlah yang cukup, mutu
pemerataan tercipta landasan yang lebih
dan gisi yang layak, aman dikonsumsi,
luas untuk menjamin pertumbuhan yang
serta terjangkau oleh setiap individu secara
berkelanjutan. Namun tidak dapat
masif. Salah satu sumber pangan adalah
dipungkiri bahwa pembangunan dengan
produk perikanan dan kelautan yang
orientasi pada pertumbuhan ekonomi
sekaligus merupakan potensi pendapatan
menjadikan paradigma pertumbuhan
masyarakat pesisir. Kekurangan dalam
kemiskinan menjadi semakin dominan di
mengintegrasikan kekayaan lokal juga
Indonesia. Dalam hal ini terdapat beberapa
56 Indonesian Journal of International Relations
pesisir, dan (5) Minimnya saranan seperti keterbelakangan dan rendahnya taraf
infrastruktur dan unit kesehatan di pendidikan. Wajar saja apabila perlu
lingkungan permukiman yang ditekankannya pemberdayaan masyarakat
keterbelakang. Untuk menjawab tantangan diwilayah ini.
tersebut adalah dengan melakukan strategi
Melihat hal tersebut, maka dengan
blue economy dalam pemberdayaan
adanya konsep Blue Economy akan
Indonesian Journal of International Relations, Vol. 3, No. 2, pp. 46-64.
© 2019 Indonesian Association for International Relations
ISSN 2548-4109 electronic
ISSN 2657-165Xprinted
Strategi Indonesia dalam Implementasi Blue Economy 57
tentu dapat memicu keberhasilan MEA disebutkan bahwa pada dasarnya teknologi
Indonesia sebagai Global Potential atau fisik, digital modern serta biologi
Market. Karena bukan hanya sekedar yang mengubah pola interaksi manusia
juga dapat meningkatkan kualitas Sumber tekonlogi telah mencapai fase Industri 4.0
Daya Manusia (SDM) yang siap tempur yang merupakan fase revolusi teknologi
dan berani bersaing dengan pekerja negara diera globalisasi yang dapat mengubah
Asean yang lain melalui kebijakan cara pikir dan aktivitas manusia dalam
menggali potensi di wilayah pesisir ini kian hari semakin beragam produk
konsumen lantaran dapat dengan mudah akuakultur dewasa ini adalah terkait
ditemui atau diperoleh dipasar. Setiap bagaimana cara mengatasi kondisi
negara didunia ditutut untuk dengan cepat masyrakat agar kebutuhan pangannya
merespon perubahan era digitalisasi ini tercukupi ditengah permasalahan
dengan integrative dan dan komprehensif. penurunan tingkat daya dukung
Di tengah kondisi Indonesia saat ini, lingkungan dan global climate change
adanya revolusi teknologi informasi (Perubahan Iklim Global). Belum lagi
digital ini memberi peluang untuk tidak ketersediaan sarana dan prasarana
dimanfaatkan lebih optimal demi yang memadai sehingga
perbaikan peningkatan pemberdayaan pengimplementasi sektor akuakultur tidak
masyarakat di wilayah pesisir. Konsep dari berjalan dengan maksimal. Hal ini memicu
Blue Economy sendiri mengeluarkan terjadinya keterlambatan pemerataan
pemikiran baru pada sector akuakultur globalisasi khusus diwilayah pesisir ini.
dimana berupa peningkatan produktivias Selain ity UKM Indonesia memiliki
melalui kegiatan budidaya dengan cara kendalam berupa minimnya akses
manualisasi. Disamping itu industri terhadap modal dan kesempatan untk
akuakultur merupakan salah satu contoh dapat terlibat dalam mata rantai produksi
pengimplementasian sebuah Usaha Kecil global.
Mikro atau UKM yang pada dasarnya
Peran pemerintah hanya di
memiliki kontribusi yang cukup besar
aplikasikan pada perkotaan dan
dalam aspek pengembangan dan
pembangunan jalan. Padahal sektor
peningkatan perekonomian nasional.
akuakultur yang berbasis digitalisasi ini
Dengan inovasi teknologi seperti dapat meraup keuntungan yang signifikan
ini yang hendaknya terus didrong serta bagi masyarakat pesisir jika di
diaplikasikan kepada masyarakat masif implementasikan secara baik dan
agar sektor akuakultur yang terbengkalai berkelanjutan. Bisnis dibidang akuakultur
dapat menjadi motor penggerak ekonomi seyogyanya harus bernilai ekonomis
nasional oleh masyarakat pesisir itu sehingga inovasi teknologi yang ditambah
sendiri. Namun, hambatan serta tantangn akan menciptakan nilai lebih bukan hanya
ekonomi tetapi juga kemajuan negara itu kelautan. Pada dasarnya sekitar 80%
sendiri. Pengembangan dengan Integrated perdagangan diseluruh wilayah didunia
Aquaculture Business atau pengembangan bergantung pada jalur laut karena kargo
bisnis akuakukultur secara integrasi dapat yang mengirim barang kebutuhan pangan.
dijadikan sentral model produksi dalam Sementara itu, terdapat presentase sekisar
upaya pengoptimalan efisiensi serta daya 60% pengiriman barang dan kebutuhan
saing yang mampu memberikan multiple melalui laut tersebut akan melewati
cashflow atau ragam bisnis turunan lain perairan di Indonesia. Sehingga potensi ini
sehingga dapat menambah penyerapan harus dimanfaatkan oleh pemerintah
kesempatan bagi tenaga kerja pemula Indonesia secara maksimal guna mencapai
diwilaya pesisir. Mempertimbangkan hal kepentingan nasional negara dalam
tersebut, maka subsektor perikanan mengembangkan konsep geopolitik dan
budidaya harus didorong untuk dapat geostrategi. Poros Maritim juga akan
menjadi barometer utama yang mampu sangat berperan dalam pengembangan
bersaing bukan hanya pembangunan mental Indonesia untuk berani
perikanan nasional tetapi juga tatanan mengeksplorasi kekeayaan laut yang
perdagangan dengan taraf global, yakni memiliki sumber daya alam cukup baik.
dengan cara peningkatan efisiensi, Faktor ini akan menjadi kunci yang
keamanan pangan, jaminan mutu, nilai memicu Indonesia menghadapi era MEA.
tambah dan produktivitas yang baik. Logika sederhananya adalah posisi
strategis yang dimiliki Indonesia sebagai
jalur perdagangan dapat dijadikan aspek
3. Implementasi Konsep Blue Economy untuk mengingkatkan taraf negara di mata
Enell and Lof, 1983 M. Enell, J. Lof. Bidayani, E. (2016). Model Pengelolaan
“Environmental impact of Sumberdaya Mangrove Di Pesisir
aquaculture: sediment and nutrient Sidoarjo Berdasarkan Konsep Blue
loadings from fish cage culture Economy (Doctoral dissertation,
farming.” Universitas Brawijaya).
Hakim, MF. 2013. “Blue Economy daerah Budiman, Aida S. 2012, “Masyarakat
pesisir berbasis kelautan dan Ekonomi ASEAN: Konsep
perikanan”. Economic Developmet Masyarakat Ekonomi ASEA” Work
Analysis Journal. II (2) Paper Direktorat Internasional,
Jakarta.
Kusnadi. 2002. “Konflik Sosial Nelayan:
Kemiskinan dan Perebutan Sumber Fabianto, Muhamad Dio dan Berhitu,
Daya Perikanan”Yogyakarta: Pieter Th. (2014). “Konsep
LKIS. Pengelolaan Wilayah Pesisir Secara
Terpadu dan Berkelanjutan yang
________. (2005). “Akar Kemiskinan
Berbasis Masyarakat”, Jurnal
Nelayan”, Yogyakarta: LkiS.
Teknologi, 11(2).
________. (2009). “Keberdayaan Nelayan
Iskan, Dahlan. (2011). “Komunitas
dan Dinamika Ekonomi Pesisir”.
ASEAN 2015: “Membangun
Yogyakarta: Ar-RuzzMedia
Kebersamaan untuk Satu Tujuan”,
Jurnal Jurnal Seminar Nasional
Menghadapi ASEAN Community
Apriliani, K. F. (2014). Analisis Potensi 2015, Surabaya: Jawa Pos.
Lokal di Wilayah Pesisir Kabupaten
Kendal dalam Upaya Mewujudkan Munawar Noor Jurnal Ilmiah CIVIS,
Blue Economy. Economics Volume I, No 2, Juli 2011
Development Analysis Journal, Pemberdayaan Masyarakat
3(1).
Nurhayati, S. (2015). "Blue and Economy
Policy" and Their Impact to
64 Indonesian Journal of International Relations
Website
Indonesian Journal of International Relations, Vol. 3, No. 2, pp. 46-64.
© 2019 Indonesian Association for International Relations
ISSN 2548-4109 electronic
ISSN 2657-165Xprinted