Sie sind auf Seite 1von 11

ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058

Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).


Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS LINGKUNGAN PADA


PEMBELAJARAN SANITASI HIGIENE DAN KESELAMATAN KERJA
DI SMK PARIWISATA TRIATMAJAYA SINGARAJA

Ni Wyn Ratna Dewi1, Ni Dsk Md Sri Adnyawati2, Luh Masdarini3


1,2,3Jurusan
Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Universitas Pendidikan Ganesha
Email: niwayanratnadewi.rd@gmail.com

ABSTRACT

This present study aimed at improving 1) students’ activeness, 2) students’ learning achievement on hygiene
sanitation and work safety subject through environmental-based instructions. There were 32 students from tenth
graders in culinary program in SMK Pariwisata Triatmajaya, Singaraja who were selected as the subjects of the
study. In addition, there were two variables in study, namely students’ activeness and the learning achievement.
Regarding the data collection, observation sheet was employed to observe students’ activeness as well as the
affective aspect, achievement tes was administered to take a closer look to the cognitive aspect, while portfolio
was utilized to observe the psychomotor aspect. Further, classroom action research was utilized in the present
study. The result of the study showed that 1) students activeness improved from 50.39 in cycle I to become 84.57
in the cycle II. This meant that there was an improvement from cycle I to cycle II by 34.18, 2) the classical
fulfillment improved from 71.88% in cycle I to 90.63% in cycle II. Thus, it was concluded that there was an
improvement from cycle I to cycle II by 18.75%.

Keywords: Activeness, Environmental-based Instruction, Learning Achievement

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan 1) aktivitas belajar siswa, 2) hasil belajar siswa pada
pembelajaran sanitasi higiene dan keselamatan kerja melalui penerapan model pembelajaran berbasis lingkungan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja yang
berjumlah 32 siswa. Variabel penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulann data
yang digunakan berupa tes untuk hasil belajar ranah kognitif, lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa dan
hasil belajar ranah afektif dan penilaian portofolio untuk ranah psikomotor. Rancangan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan
rata-rata kelas sebesar 50,39 pada siklus I menjadi sebesar 84,57 pada siklus II. Peningkatan yang terjadi pada
siklus I dan II aktivitas belajar siswa sebesar 34,18. 2) Ketuntasan klasikal untuk hasil belajar pada siklus I sebesar
71,88% menjadi sebesar 90,63% pada siklus II. Peningkatan yang terjadi pada siklus I dan II pada hasil belajar
18,75%.

Kata kunci: Aktivitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Berbasis lingkungan

PENDAHULUAN untuk mewujudkan suasana belajar dan


proses pembelajaran agar peserta didik
Pendidikan merupakan suatu sistem yang secara aktif mengembangkan potensi dirinya
memiliki peranan penting dalam menjamin untuk memiliki kekuatan spiritual
kelangsungan hidup suatu bangsa, karena keagamaaan, pengendalian diri, kepribadian,
pendidikan merupakan wahana untuk kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
meningkatkan dan mengembangkan kualitas yang diperlukan dirinya, masyarakat,
sumber daya manusia. UU No. 20 tahun bangsa, dan negara.
2003 tentang SISDIKNAS, menyatakan, Mohammad Ali (dalam Prastowo,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana 2013:13) bahwa tujuan penyelenggaraan

284
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

pendidikan adalah menyiapkan siswa agar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang
menjadi manusia yang bermoral, menjadi menerapkan kurikulum 2013
warga negara yang mampu melaksanakan mengalokasikan jam pembelajaran menjadi
kewajiban-kewajibannya, dan menjadi tiga aspek utama yaitu adaptif, normatif, dan
orang dewasa yang mampu memperoleh produktif. Program produktif adalah
pekerjaan. Secara operasional, tujuan kelompok mata diklat yang berfungsi
pendidikan dasar adalah membantu siswa membekali agar peserta didik memiliki
dalam mengembangkan kemampuan kompetensi kerja sesuai dengan Standar
intelektual dan mentalnya, proses Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
perkembangan makhluk sosial, belajar hidup (SKKNI).
menyesuaikan diri dengan berbagai Dalam silabus kurikulum 2013 SMK
perubahan, dan meningkatkan kreativitas. (Sekolah Menengah Kejuruan) bidang
Oleh karenanya, pengelolaan pendidikan kehlian pariwisata pada program keahlian
harus berorientasi pada bagaimana Jasa Boga. Mata pembelajaran di bagi
menciptakan perubahan yang lebih baik. menjadi 3 kelompok besar yakni : Kelompok
Salah satu upaya yang ditempuh untuk A&B merupakan kelompok mata
memperbaiki sistem pendidikan yang ada di pembelajaran wajib yang harus di berikan
Indonesia adalah dengan penyempurnaan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan),
kurikulum, untuk itu kurikulum selalu Kelompok C adalah kelompok mata
melakukan pembaharuan sesuai dengan pembelajaran kejuruan seperti pada C.1
perkembangan masyarakat. Dalam agenda adalah mata pembelajaran bidang dasar dan
pemerintah pada tahun ajaran 2013/2014, C.2 adalah mata pembelajaran Dasar
kurikulum pendidikan formal pada jenjang Program keahlian terakhir C.3 adalah mata
pendidikan akan mengalami pergantian. Hal pembelajaran paket keahlian yang
ini salah satunya didasari oleh pandangan menyangkut jasa boga dan patiseri. (Sumber
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan : Silabus SMK Pariwisata Triatmajaya
Pendidikan yang sudah diterapkan sejak Singaraja)
tahun 2006 dianggap tidak relevan lagi dan SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja
tidak memberikan hasil pembelajaran yang adalah salah satu sekolah bidang pariwisata
optimal bagi siswa. Hal ini dilihat dari di daerah Buleleng, yang terdiri dari 2
rendahnya moralitas pelajar seperti Program keahlian yaitu program Akomodasi
terjadinya tawuran antar siswa. Pendidikan Perhotelan (AP) dan program Keahlian Jasa
selama ini dianggap tidak berhasil Boga (JB). Pada siswa kelas X akan
membentuk siswa menjadi seseorang yang diajarkan mata pembelajaran dasar program
berkarakter, cakap, dan cerdas, sehingga keahlian. Salah satu mata pembelajaran yang
sekolah menerapkan kurikulum 2013. sangat penting dikuasai oleh anak kelas X
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah yang memilih bidang program keahlian Jasa
lembaga pendidikan formal tingkat Boga (JB) adalah mata pembelajaran sanitasi
menengah yang bertujuan untuk higiene dan keselamatan kerja karena mata
mewujudkan sumber daya manusia yang pembelajaran ini merupakan pembelajaran
berkarakter, terampil dan terlatih untuk dasar yang harus dikuasai oleh siswa karena
memasuki lapangan pekerjaan. Sekolah akan menjadi bekal siswa dalam selanjutnya

285
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

kegiatan praktek yang akan di lakukan di saling berhubungan, maka harus


dapur (kitchen). dilaksanakan bersamaan. Keselamatan kerja
Pada pembelajaran saniatsi higiene dan mengandung pengertian perlindungan atau
keselamatan kerja yang menggunakan pencegahan terhadap suatu kecelakaan.
standar kurikulum 2013. Menurut Anderson Keselamatan kerja adalah upaya agar
dan Krathwohl (2001) Taksonomi Bloom pekerja selamat di tempat kerja sehingga
Setelah Direvisi yaitu : C1 mengingat, C2 terhindar dari kecelakaan, juga untuk
memahami, C3 mengaplikasikan, C4 menyelamatkan peralatan serta hasil sanitasi
menganalisis, C5 mengevaluasi dan C6 higiene dan keselamatan kerja adalah
mencipta dalam pembelajaran Sanitasi pembelajaran yang membahas tentang
Higiene dan keselamatan kerja hanya bagaimana cara kita menjaga kebersihan diri
menerapkakan C1-C5 karena sanitasi dan lingkungan juga bagaimana usaha kita
higiene dan keselamatan kerja merupakan untuk menjaga keselamatan kita di tempat
pembelajaran dasar pada program studi kerja. (Wulandari,2014:19).
(prodi) jasa boga yang diajarkan pada kelas Materi pembelajaran yang dipelajari adalah
X Jasa Boga. identifikasi risiko higiene, keracunan
Menurut pembagian program semester makanan, dan kerusakan makanan.
dalam pembelajaran Sanitasi Higiene dan Kompetensi ini diharapkan dapat diterapkan
keselamatan kerja 3 Kompetnsi Dasar (KD) pada kegiatan praktik yang meliputi kegiatan
akan diajarkan pada semester genap dan persiapan, pengolahan, sampai penyajian
sisanya sudah diajarkan pada semester dengan memperhatikan kebersihannya
ganjil. Kompetensi Dasar (KD) yang akan sehingga dapat menghasilkan makanan yang
diberikan pada pembelajaran sanitasi bersih dan aman untuk dikonsumsi (safety
Higiene dan keselamatan kerja di Semester 2 food). Penyelenggaraan makanan meliputi
adalah: perencanaan, pembelanjaan, pengolahan,
(1) Mendeskripsikan kesehatan kerja dan menghidangkan. Salah satu praktik yang
meliputi persyaratan ruang kerja dan harus menerapkan melaksanakan prosedur
penyakit akibat kerja (2) Cara higiene sanitasi dan keselamatan kesehatan
membersihkan peralatan dan ruang, dan (3) adalah praktik di unit produksi.
Kesehatan kerja (persyaratan ruang kerja (Wulandari,2014:19).
dan penyakit akibat kerja). Sedangkan lima Berdasarkan data nilai pada pembelajaran
Kompetensi Dasar (KD) lainnya sudah di sanitasi higiene dan keselamatan kerja di
ajarkan pada semester ganjil. (Sumber: SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja pada
Silabus SMK Pariwisata Triatmajaya semester 1 tahun pembelajaran 2016/2017,
Singaraja). tujuan pembelajaran masih belum tercapai,
Sanitasi higiene ilmu tentang kesehatan dan Lebih jelasnya hasil belajar siswa yang
pencegahan suatu penyakit. Istilah yang dicapai kelas X JB 1 program keahlian Jasa
saling berdekatan artinya, yaitu higiene dan Boga yang dikutip dari leger tahun ajaran
sanitasi. Higiene lebih menitikberatkan pada 2016/2017 khususnya pada pembelajaran
segi kesehatan, tidak menimbulkan penyakit sanitasi higiene dan keselamatan kerja.
sanitasi diartikan sebagai kesehatan Pencapaian hasil belajar siswa belum
lingkungan. Karena higiene dan sanitasi mampu mencapai nilai Kreteria Ketuntasan

286
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

Minimum (KKM) yang ditetapkan 75,0 dan ceramah dibantu media papan tulis dan
dalam predikat (B) hal ini terlihat dari spidol. Hal ini mengakibatkan kurang
ketuntasan klasikal siswa kelas X TB 1 SMK menarik perhatian siswa saat guru
Pariwisata Triatmajaya Singaraja di mana menyampaikan materi, telihat kurangnya
jumlah siswa yang mencapai nilai KKM aktivitas positif yang dilakukan siswa dalam
16,1% dan yang belum mencapai nilai KKM pembelajaran sehingga terjadilah kegiatan
83,7% dan dapat dilihat pada Tabel 1 di seperti seringnya siswa bergantian minta izin
keluar kelas, dan sebagian siswa lebih sering
bawah ini.
bercerita dengan teman daripada
Tabel 1.
memperhatikan materi pembelajaran. Untuk
Nilai Rata-Rata Siswa Kelas X JB 1
mengatasi hal tersebut dapat dibantu dengan
(Leger kelas X JB 1, semester ganjil tahun
menggunakan media yang bervariasi agar
ajaran 2016/2017)
meningkatkan perhatian siswa dalam
N
o Skor
Jumlah
siswa
Presentase Kategori belajar, 2) Belum maksimalnya pemanfaatan
.
1 88-100 (A) - - Memenuhi KKM
lingkungan untuk pembelajaran atau sebagai
2 75-87 (B) 5 16,1 % Memenuhi KKM media yang dapat mendukung di dalam
3 62-74 (C) 15 48,3% Tidak memenuhi KKM keberhasilan pembelajaran dengan ini, akan
4 0-61 (D) 11 35,4 % Tidak memenuhi KKM
dapat meningkatkan ketertarikan siswa
Jumlah 32 100%
terhadap suatu pembelajaran karena siswa
Berdasarkan hasil wawancara dan juga dapat juga merelevankan antara materi
observasi awal yang dilakukan pada tanggal, pembelajaran yang disampaikan dengan
27 April – 5 Maret 2016 bertempat di SMK lingkungan secara nyata. Pemanfaatan
Pariwisata Triatma Jaya Singaraja dalam lingkungan sebagai media pembelajaran
obervasi awal mewawancarai Ibu Ni Wayan juga tidak pernah dimanfaatan padahal jika
Udayati, S.Pd selaku guru mata siswa di ajak langsung ke lingkungan untuk
pembelajaran sanitasi higiene dan pembelajaran tentu siswa tidak akan jenuh
keselamatan kerja, diperoleh keterangan dengan selalu belajar di kelas. Pembelajaran
mengenai Kriteria Ketuntasan Minimum di lingkungan yang asli dapat menyebabkan
(KKM) pembelajaran sanitasi higiene dan siswa lebih tertarik dan semangat mengikuti
keselamatn kerja adalah sebesar 75,0 atau pembelajaran. Disini juga siswa dapat
standar ketuntasan dengan nilai 75 dengan mengetahui bukti nyata mengapa siswa
predikat Baik (B) . harus mempelajari mata pembelajaran
Diprediksi ada beberapa hal sebagai sanitasi higiene dan keselamatan kerja
penyebab, yakni 1) Pembelajaran yang dengan pengalaman terjun ke lingkungan
dilakukan selama ini dilakukan cenderung langsung akan menjaga ingatan siswa dan
ceramah. Variasi yang dilakukan hanya menanamkan pentingnya pembelajaran dan
berupa siswa belajar kelompok dan mandiri ilmu dari mata pembelajaran sanitasi higiene
(tugas mencari data melalui internet) dan keselamatan kerja untuk diterapkan
kemudian tugas dikumpulkan tanpa dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
pembahasan masalah yang telah didapatkan merubah pola pikir siswa yang awalnya
siswa. Pembelajaran belum divariasi dengan menganggap pembelajaran sanitasi higiene
metode yang lain, hal ini dapat dilihat dalam dan keselamatan kerja yang yang tidak
kemampuan siswa dalam menganalisis atau penting untuk dipelajari, 3) Perhatian siswa
memahami permasalahan yang terjadi. Guru terhadap materi belum terfokuskan, hal ini
menyampaikan materi dengan metode disebabkan kondisi pembelajaran yang

287
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

monoton atau TCL (Teacher Centered lingkungan. Lingkungan menyediakan


Learning) sehingga siswa kurang rangsangan (stimulasi) terhadap individu
memahami materi yang diberikan dan dan individu akan memberikan respon
berdampak pada ketercapaian nilai hasil terhadap lingkungan. Tokoh pendidikan di
belajar siswa yang tidak dapat memenuhi masa lampau berpandangan bahwa
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). lingkungan merupakan faktor penting dalam
Dari observasi yang di paparkan di proses belajar mengajar faktor lingkungan
atas hasil penelitian awal tersebut, terlihat sangat bermakna saat dijadikan sebagai
bahwa keberhasilan pembelajaran belum landasan dalam mengembangkan
tercapai. Salah satu faktor yang menentukan pendidikan dan pengajaran berbasis
keberhasilan pembelajaran adalah lingkungan (Hamalik, 2013:194)
diperlukan proses pembelajaran yang dapat Menurut Rohani (2004),
mendukung siswa untuk dapat Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada
merelevankan pembelajaran yang di dapat di luar individu. Adapun lingkuangan
dengan kehidupan sehari-hari. Proses pengajaran merupakan apa segala yang bisa
pembelajaran dapat diperbaiki dengan cara mendukung pengajaran itu sendiri yang
menerapkan model pembelajaran yang dapat difungsikan sebagai “sumber
sesuai dengan permasalahan tersebut. Model pengajaran” atau sumber belajar. Bukan
pembelajaran berbasis lingkungan hanya pendidik dan buku/bahan
(environmental learning) sangat relevan dan pembelajaran yang menjadi sumber belajar.
dapat mendukung situasi pembelajaran, agar Apa yang dipelajari oleh peserta didik tidak
pembelajaran menjadi menarik, mudah hanya terbatas pada apa yang disimpulakan
dipahami dan menyenangkan. pendidik dan apa yang terdapat dalam
Oleh karena itu, seorang guru textbook. Banyak hal yang dapat dipelajari
dituntut melakukan pembelajaran yang dan dijadikan sumber belajar peserta didik.
menitik beratkan penggunaan model Pengetahuan yang peserta didik kuasai
pembelajaran dan media yang baik dan tentu belum menjamin pada bagaimana peserta
saja dapat relevan dalam melakukan didik akan menerapkan pengetahuan bagi
kegiatan belajar mengajar di SMK lingkungan yang peserta didik hadapi.
Pariwisata Triatmajaya Singaraja agar bisa Ada 2 macam cara menggunakan
menjadikan peserta didik lebih tertarik lingkungan sebagai sumber
dengan pembelajaran sanitasi higiene dan pengajaran/belajar sebagai berikut (1)
keselamatan kerja. Bertitik tolak dari Membawa peserta didik secara langsung
penyebab yang telah diuraikan tersebut, terjun dalam lingkuangan dan masyarakat
adapun upaya yang dapat dilakukan untuk untuk keperluan pembelajaran. (Survei,
perbaikan terhadap proses pembelajaran Interview, Service Project), dan (2)
sanitasi higiene dan keselamatan kerja agar Membawa sumber-sumber dari lingkungan
dapat meningkatkan aktivitas dan hasil dan masyarakat ke dalam kelas pengajaran
belajar pada mata pembelajaran sanitasi (resources persons, benda-benda dari
higiene dan keselamatan kerja adalah lingkungan atau koleksi) (Rohani, 2004: 19-
pembelajaran berbasis lingkungan untuk 20).
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Dengan model pembelajaran
siswa. seperti itulah, siswa diharapkan bisa menjadi
Pembelajaran pada hakikatnya lebih aktif karena keberadaannya menjadi
adalah suatu interaksi antara individu dan pusat pembelajaran, sekaligus dapat lebih

288
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

aktif guna meningkatkan aktivitas belajar tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran
siswa, dan dengan meningkatnya aktivitas tersebut.
belajar siswa pastinya akan juga diikuti Berdasarkan hasil penelitian
dengan meningkatnya hasil belajar siswa sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Putu
yang dapat dicapai terhadap materi dan Sartika Dewi tahun 2016 berjudul “Model
proses pembelajaran. Maka pembelajaran Pembelajaran Inkuiri Berbasis Lingkungan
berbasis lingkungan lebih dikenal dengan Sekolah Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
sebutan environmental learning dalam Keterampilan Menulis dalam Bahasa
pelaksanaan dan proses pembelajaran Indonesia” ketuntasan Hasil Belajar secara
diharapkan dapat mengembangkan karakter klasikal. Pada siklus I rata-rata Hasil Belajar
siswa yang cakap, cerdas,terampil dan juga Keterampilan Menulis dalam Bahasa
mempunyai keperdulian yang tinggi Indonesia siswa 68, 85, persentase rata-rata
terhadap lingkungan sekitar. 68,85%, dan persentase Hasil Belajar
Salah satu pembelajaran yang Keterampilan Menulis dalam Bahasa
diupayakan sesuai dengan kurikulum 2013 Indonesia secara klasikal 61,53%.
yang menyenangkan dan menuntut Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan
meningkatnya aktivitas dan hasil belajar rata-rata Hasil Belajar Keterampilan
siswa dalam belajar adalah penerapan model Menulis dalam Bahasa Indonesia siswa
pembelajaran berbasis lingkungan atau yang menjadi 78,70, persentase rata-rata 78,70%,
lebih di kenal dengan sebutan environmental dan persentase Hasil Belajar Keterampilan
learning. Merupakan model pembelajaran Menulis dalam Bahasa Indonesia secara
berbasis lingkungan yang dikembangkan klasikal 84,61%. Begitu juga dengan
agar siswa memperoleh pengalaman lebih penelitian yang dilakukan oleh Nila Dwi
berkaitan dengan lingkungan. Model Susanti tahun 2013 yang berjudul
pembelajaran ini siswa dapat merelevankan “Memanfaatkan Lingkungan Sekitar
antara materi yang di berikan dan bagaimana Sebagai Sumber Belajar dengan Tema
aplikasinya dalam Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil
kehidupan nyata dan kehidupan sehari- hari. Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar”
Dengan memahami berbagai Ketuntasan belajar siswa secara klasikal
keuntungan dan peran maupun posisi pada siklus I mencapai presentase sebesar
pengajar dalam pembelajaran berbasis 55%. Pada dasarnya hal ini belum
lingkungan (environmental learning), menunjukkan keberhasilan siswa secara
seharusnya pengajar dapat tergugah untuk klasikal dan masih belum maksimal. Oleh
memanfaatkan semaksimal mungkin karena itu dilakukan perbaikan pada proses
lingkungan di sekitar kita untuk menunjang pembelajaran siklus II sehingga presentase
kegiatan pembelajaran. Lingkungan ketuntasan hasil belajar siswa mencapai
menyimpan berbagai jenis sumber dan 83%. Pencapaian presentase ini
media belajar yang hampir tak terbatas. menunjukkan adanya peningkatan setiap
Lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai siklus. Setelah melakukan perbaikan pada
sumber belajar untuk berbagai bentuk proses pembelajaran, aktivitas siswa pada
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip saat pembelajaran diluar kelas mencapai
atau kriteria pemilihan media dan presentase sebesar 84,7%.
menyesuaikannya dengan karakteristik Berdasarkan uraian tersebut, maka
peserta didik dan tema pembelajaran, serta diupayakan suatu penelitian tindakan kelas
yang berjudul “Pembelajaran Berbasis

289
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

Lingkungan Untuk Meningkatkan Aktivitas Tabel 2.


dan Hasil Belajar Siswa Kelas X JB 1 Mata Metode Pengumpulan Data
Metode
N Sumber Waktu
Pembelajaran Sanitasi Higiene dan o
Variabel
Data
Pengumpula
n Data
Pemberian

Keselamatan Kerja SMK Pariwisata Aktivitas Siswa


Lembar
Setiap
1 Siswa pelaksanaan
Triatmajaya Singaraja”. Ranah
observasi
Tes pilihan
siklus
Setiap akhir
Siswa
Kognitif ganda siklus
Observasi Setiap
Ranah
METODE 2 Hasil Afektif
Siswa (Penilaian
sikap)
pelaksanaan
siklus
Belajar
Ranah Setiap
Penilaian
Psikomo Siswa pelaksanaan
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan tor
Portofolio
siklus

Kelas (PTK). Arikunto, dkk (2014:1)


mendefinisikan bahwa “Penelitian Tindakan Observasi dilakukan setiap pertemuan
Kelas (PTK) adalah penelitian yang selama proses pembelajaran berlangsung.
memaparkan terjadinya sebab-akibat dari Data yang telah dikumpulkan selanjutnya
perlakuan, sekaligus memaparkan seluruh dianalisis dan disesuaikan dengan indikator-
poses sejak awal pemberian perlakuan indikator yang telah ditentukan sebagai tolak
sampai dengan dampak dari perlakuan ukur keberhasilan pelaksanaan penelitian
tersebut”. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) tindakan kelas. Indikator yang ditetapkan
ini akan dilakukan secara bersiklus untuk sebagai kriteria kebehasilan penelitian ini
mendapatkan hasil terbaik agar diperoleh adalah 1) Aktivitas belajar siswa pada
data yang valid. Masing-masing siklus penelitian ini berada pada kategori baik di
terdiri atas empat tahapan, yakni (1) akhir siklus penelitian 2) Pembelajaran
perencanaan tindakan (2) tahap pelaksanaan sanitasi higiene dan keselamatan kerja siswa
tindakan, (3) tahap pengamatan, dan (4) pada akhir penelitian ini berada dalam
tahap refleksi. Setiap siklus direncanakan ketuntasan klasikal kompetensi siswa yaitu
tiga kali pertemuan. Jika sudah memenuhi minimal 85%.
hasil yang diharapkan maka siklus tidak
dilanjutkan lagi. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di
SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja pada Penelitian ini adalah penelitian tindakan
semester genap tahun pelajaran 2016/2017 kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus.
di kelas X Jasa Boga 1. Penelitian ini Pelaksanaan tindakan pada setiap siklus
dilaksanakan dari Bulan Januari 2017 hingga dilaksanakan pada 3 kali pertemuan,
Februari 2017. Subjek penelitian adalah 2 kali pertemuan untuk kegiatan
siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK Pariwisata pembelajaran dan 1 kali pertemuan untuk
Triatmajaya Singaraja tahun pelajaran pelaksanaan tes kognitif siswa. Data yang
2016/2017 sebanyak 32 orang siswa. dikumpulkan pada penelitian ini adalah data
Variabel penelitian dalam penelitian aktivitas dan hasil belajar siswa setelah
tindakan kelas ini adalah aktivitas belajar diterapkan model pembelajaran berbasis
dan hasil belajar siswa. lingkungan.
Pada hasil observasi dan evaluasi aktivitas
dan hasil belajar siswa siklus I diperoleh
rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar
50,39 yang berada pada kategori cukup baik,

290
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

sedangkan target yang diinginkan berada Singaraja, dapat juga disajikan dalam sebuah
pada kategori baik. Pada hasil belajar grafik sebagai berikut.
diperoleh ketuntasan klasikal sebesar
71,88%, sedangkan target yang diinginkan
ketuntasan klasikal minimal mencapai 85%
dari seluruh siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK
Pariwisata Triatmajaya Singaraja. Hal ini
berarti masih di bawah target yang
diinginkan karena ketuntasan klasikal belum
terpenuhi.
Gambar 1.
Pada hasil observasi dan evaluasi aktivitas
Grafik Data Aktivitas Belajar pada
dan hasil belajar siswa siklus II diperoleh
Pembelajaran Sanitasi Higiene dan
rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar
Keselamatan Kerja Kelas X Jasa Boga
84,57 yang sudah mencapai kategori baik.
SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja.
Peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa
dari siklus I ke siklus II sebesar 34,18 setelah
melaksanakan pembelajaran berbasis
lingkungan. Pada hasil belajar diperoleh
ketuntasan klasikal sebesar 89,47%.
Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke
siklus II sebesar 18,17% sedangkan target
yang diinginkan ≤ 85%. Hal ini menunjukan
pembelajaran berbasis lingkungan mampu
Gambar 2.
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Grafik Data Hasil Belajar Siswa pada
siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK Pariwisata Pembelajaran Sanitasi Higiene dan
Triatmajaya Singaraja. Keselamatan Kerja Kelas X Jasa Boga SMK
Tabel 3. Pariwisata Triatmajaya Singaraja
Tabel Ringkasan Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Hasil penelitian ini menunjukan
Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja bahwa penerapan model pembelajaran
Siklus I dan Siklus II berbasis lingkungan dapat meningkatkan
Variabel Rata-Rata Ketuntasan
Siklus Kategori
Penelitian Kelas KlasiKal
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
Aktivitas Siklus I 50,39 Cukup -
Belajar pembelajaran sanitasi higiene dan
Siswa Siklus II 84,57 Baik -
keselamatan kerja pada siswa kelas X Jasa
Hasil Belajar
Siklus I 82,44 - 71,88% Boga SMK Pariwisata Triatmajaya
Siswa
Siklus II 83,45 - 90,63% Singaraja. Meningkatnya aktivitas dan hasil
Hasil peningkatan penelitian dari siklus I belajar siswa disebakan oleh proses
dan siklus II mengenai aktivitas dan hasil pembelajaran yang berubah dari mulanya
belajar siswa pada pembelajaran sanitasi kurang kondusif pada siklus I, menjadi lebih
higiene dan keselamatan kerja kelas X Jasa kondusif pada siklus II. Hal ini dikarenakan
Boga SMK Pariwisata Triatmajaya pada siklus I masih banyak mengalami
kendala-kendala proses pembelajaran

291
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

seperti misalnya masih ada siswa yang mengolah data, serta akhirnya
belum aktif dalam proses pembelajaran, menyimpulkan.
sehingga hal tersebut dibenahi pada siklus II Temuan dalam penelitian ini
oleh peneliti dengan cara lebih memotivasi menunjukkan penerapan tindakan yang
siswa agar rasa percaya diri siswa lebih dilakukan sejalan dengan teori yang
muncul dalam proses pembelajaran tersebut digunakan sebagai acuan pelaksanaan
dan memberi tahu kembali tentang teknis penelitian. Selain itu, persamaan hasil
pembelajaran menggunakan model penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
pembelajaran berbasis lingkungan, agar yang relevan telah memperkuat hasil
siswa mengetahui pembelajaran ini penelitian yang diperoleh. Penerapan Model
membutuhkan aktivitas yang baik mereka Pembelajaran Berbasis Lingkungan Untuk
dalam proses pembelajaran. Dengan Meningkatkan Aktivitas dan Belajar Siswa
demikian, perkembangan dari proses Pada Pembelajaran Sanitasi Higiene dan
pembelajaran tersebut menyebabkan Keselamatan Kerja Kelas X Jasa Boga 1
aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja.
Keberhasilan penelitian di atas Penelitian yang dilakukan oleh Nila Dwi
dipengaruhi oleh terciptanya suatu proses Susanti tahun 2013 yang berjudul
pembelajaran yang kondusif, siswa merasa “Memanfaatkan Lingkungan Sekitar
tertarik karena termotivasi dalam mengikuti Sebagai Sumber Belajar dengan Tema
pelajaran. Hal ini sejalan dengan teori yang Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil
mendasari penerapan model pembelajaran Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar”.
berbasis lingkungan memberikan kontribusi Ketuntasan belajar siswa secara klasikal
yang positif pada siswa, yaitu (1) pada siklus I mencapai presentase sebesar
pembelajaran berbasis lingkungan 55%. Pada dasarnya hal ini belum
mengajarkan bahwa lingkungan dapat menunjukkan keberhasilan siswa secara
sebagai sumber dan bahan belajar, (2) klasikal dan masih belum maksimal. Oleh
memastikan bahwa masalah yang diberikan karena itu dilakukan perbaikan pada proses
berhubungan dengan dunia nyata siswa (3) pembelajaran siklus II sehingga presentase
mengorganisasikan pelajaran diseputar ketuntasan hasil belajar siswa mencapai
masalah, bukan diseputar disiplin ilmu (4) 83%. Pencapaian presentase ini
memberikan tanggung jawab yang besar menunjukkan adanya peningkatan setiap
kepada siswa dalam membentuk dan siklus. Setelah melakukan perbaikan pada
menjalankan secara langsung proses belajar proses pembelajaran, aktivitas siswa pada
mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok saat pembelajaran diluar kelas mencapai
kecil. Dalam proses pembelajaran siswa presentase sebesar 84,7%. Berdasarkan hal
tidak diharapkan hanya sekedar tersebut, peningkatan aktivitas dan hasil
mendengarkan, mencatat, kemudian belajar siswa pada pembelajaran sanitasi
menghafal materi pelajaran, akan tetapi higiene dan keselamatan kerja terjadi karena
dengan model pembelajaran berbasis keuntungan yang diperoleh sesuai
lingkungan siswa lebih aktif berpikir dan keunggulan dari penerapan model
bertindak, berkomunikasi, mencari dan pembelajaran berbasis lingkungan. Dari
hasil tindakan pada siklus I dan siklus II

292
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

dapat dikatakan bahwa penerapan model diberikan saran-saran sebagai berikut: Bagi
pembelajaran berbasis lingkungan dapat Guru 1) Untuk hasil belajar pada penelitian
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X ini disarankan kepada guru pengajar dan
Jasa Boga 1 SMK Pariwisata Triatmajaya pihak-pihak terkait yang ikut terlibat
Singaraja pada pembelajaran sanitasi langsung dengan proses penelitian di SMK
higiene dan keselamatan kerja tahun Pariwisata Triatmajaya Singaraja agar dapat
pelajaran 2016/2017. melaksanakan secara berlanjut pembelajaran
sanitasi higiene dan keselamatan kerja
dengan penerapan model pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN
berbasis lingkungan dan lebih baik lagi
dengan mempertimbangkan situasi dan
Berdasarkan analisis data dari
kondisi pembelajaran, 2) Untuk aktivitas
pelaksanaan tindakan serta mengkaji hasil-
belajar siswa pada penelitian ini disarankan
hasil yang diperoleh, maka dapat
kepada guru pengajar dan pihak-pihak
disimpulkan sebagai berikut : 1) Penerapan
terkait yang ikut terlibat langsung dengan
model pembelajaran berbasis lingkungan
proses penelitian di SMK Pariwisata
pada pembelajaran sanitasi higiene dan
Triatmajaya Singaraja agar
keselamatan kerja dapat meningkatkan
mempertimbangkan proses pembelajaran
aktivitas belajar siswa kelas X Jasa Boga
sanitasi higiene dan keselamatan kerja
SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja. Hal
dengan penerapan model pembelajaran
ini dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa
berbasis lingkungan sebagai salah satu
pada siklus I dalam pembelajaran sanitasi
alternatif pembelajaran sanitasi higiene dan
higiene dan keselamatan kerja dengan rata-
keselamatan kerja pada pokok bahasan yang
rata kelas pada siklus I sebesar 50,39
lain.
menjadi rata-rata kelas sebesar 84,57 pada
Bagi Siswa 1) Siswa diharapkan mampu
siklus II dengan kategori aktivitas siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
sangat baik, 2) Penerapan model untuk dapat meningkatkan aktivitas dan
pembelajaran berbasis lingkungan dapat hasil belajar. Bagi Sekolah 1) Penggunaan
meningkatkan hasil belajar sanitasi higiene model pembelajaran berbasis lingkungan
dan keselamatan kerja pada siswa kelas X hendaknya dapat diterapkan pada
Jasa Boga 1 SMK Pariwisata Triatmajaya pembelajaran lainnya yang dapat menjadi
Singaraja. Hal ini ditunjukan dengan salah satu upaya untuk mengembangkan
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I sekolah ke arah yang lebih baik terutama
dalam pembelajaran sanitasi higiene dan dalam kualitas pembelajaran, 2) Sarana dan
keselamatan kerja dengan rata-rata kelas prasarana serta fasilitas pembelajaran harus
sebesar 82,44 dengan ketuntasan klasikal dioptimalkan agar tidak menghambat proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
sebesar 71,88%, pada siklus II, dalam
mutu pendidikan di sekolah, 3) Diharapkan
pembelajaran sanitasi higiene dan
penggunaan lingkungan sebagai media
keselamatan kerja dengan rata-rata kelas murah yang mudah dijumpai dan di gunakan
sebesar 83,45 dengan ketuntasan klasikal sebagai sumber ajar dan bahan ajar secara
sebesar 90,63%. Penerapan pembelajaran maksimal yang mampu meningkatkan
berbasis lingkungan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, 4)
hasil belajar dari Siklus I sampai Siklus II Diharapkan pihak sekolah SMK Pariwisata
sebesar 18,17%. Berdasarkan hasil simpulan Triatmajaya Singaraja dapat menjalin
penelitian di atas, maka di bawah ini dapat kerjasama sama yang baik dengan hotel

293
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017

untuk dapat menerapkan pembelajaran Lingkungan Sekolah Dapat


berbasis lingkungan. Saran Meningkatkan Hasil Belajar
Keterampilan Menulis Dalam Bahasa
Bagi peneliti 1) Penelitian mengenai
Indonesia”. PGSD Universitas
penggunaan model pembelajaran berbasis
lingkungan dalam pembelajaran hendaknya Pendidikan Ganesha, Volume 04,
harus mempersiapkan dengan baik sumber No.1, Edisi Khusus (hlm.1-9).
dan bahan ajar yang akan digunakan
sebelum peneliti melakukan penelitian, agar Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar,
peneliti dapat melaksanakan pembelajaran cet. 2, Jakarta: PT. Bumi Aksara,
berbasis lingkungan dengan baik, 2) Peneliti 2003.
sebaiknya menyampaikan arahan dengan
jelas agar siswa dapat memahami apa yang
harus di lakukan ketika siswa melakukan Prastowo, Andi. 2013. Pengembangan
pembelajaran berbasis lingkungan di luar Bahan Ajar Tematik. Jogjakarta: Diva
kelas. Press.

DAFTAR RUJUKAN Susanti, Dwi Nila, dkk. (2013).


“Memanfaatkan Lingkungan Sekitar
Ahmad Rohani.2004. Media Instruksional Sebagai Sumber Belajar Dengan Tema
Edukatif, cet. 2. Jakarta: PT Rineka Lingkungan Untuk Meningkatkan
Cipta. Hasil Belajar Siswa Kelas III Sekolah
Dasar”. JPGSD, Volume 01, No.4,
Arikunto, Suharsimi dkk. 2014. Penelitian Edisi Khusus (hlm.1-11).
Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara Wulandari Asti, Modul Pembelajaran
Sanitasi Hygiene dan Keselamatan
Dewi, Ni Putu Sartika, dkk. (2016). “Model Kerja Yogyakarta: Universitas Negeri
Pembelajaran Inkuiri Berbasis Yogyakarta, 2014.

294

Das könnte Ihnen auch gefallen