Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ABSTRACT
This present study aimed at improving 1) students’ activeness, 2) students’ learning achievement on hygiene
sanitation and work safety subject through environmental-based instructions. There were 32 students from tenth
graders in culinary program in SMK Pariwisata Triatmajaya, Singaraja who were selected as the subjects of the
study. In addition, there were two variables in study, namely students’ activeness and the learning achievement.
Regarding the data collection, observation sheet was employed to observe students’ activeness as well as the
affective aspect, achievement tes was administered to take a closer look to the cognitive aspect, while portfolio
was utilized to observe the psychomotor aspect. Further, classroom action research was utilized in the present
study. The result of the study showed that 1) students activeness improved from 50.39 in cycle I to become 84.57
in the cycle II. This meant that there was an improvement from cycle I to cycle II by 34.18, 2) the classical
fulfillment improved from 71.88% in cycle I to 90.63% in cycle II. Thus, it was concluded that there was an
improvement from cycle I to cycle II by 18.75%.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan 1) aktivitas belajar siswa, 2) hasil belajar siswa pada
pembelajaran sanitasi higiene dan keselamatan kerja melalui penerapan model pembelajaran berbasis lingkungan.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja yang
berjumlah 32 siswa. Variabel penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar siswa. Teknik pengumpulann data
yang digunakan berupa tes untuk hasil belajar ranah kognitif, lembar observasi untuk aktivitas belajar siswa dan
hasil belajar ranah afektif dan penilaian portofolio untuk ranah psikomotor. Rancangan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 1) Aktivitas belajar siswa ditunjukkan dengan
rata-rata kelas sebesar 50,39 pada siklus I menjadi sebesar 84,57 pada siklus II. Peningkatan yang terjadi pada
siklus I dan II aktivitas belajar siswa sebesar 34,18. 2) Ketuntasan klasikal untuk hasil belajar pada siklus I sebesar
71,88% menjadi sebesar 90,63% pada siklus II. Peningkatan yang terjadi pada siklus I dan II pada hasil belajar
18,75%.
284
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017
pendidikan adalah menyiapkan siswa agar SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) yang
menjadi manusia yang bermoral, menjadi menerapkan kurikulum 2013
warga negara yang mampu melaksanakan mengalokasikan jam pembelajaran menjadi
kewajiban-kewajibannya, dan menjadi tiga aspek utama yaitu adaptif, normatif, dan
orang dewasa yang mampu memperoleh produktif. Program produktif adalah
pekerjaan. Secara operasional, tujuan kelompok mata diklat yang berfungsi
pendidikan dasar adalah membantu siswa membekali agar peserta didik memiliki
dalam mengembangkan kemampuan kompetensi kerja sesuai dengan Standar
intelektual dan mentalnya, proses Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
perkembangan makhluk sosial, belajar hidup (SKKNI).
menyesuaikan diri dengan berbagai Dalam silabus kurikulum 2013 SMK
perubahan, dan meningkatkan kreativitas. (Sekolah Menengah Kejuruan) bidang
Oleh karenanya, pengelolaan pendidikan kehlian pariwisata pada program keahlian
harus berorientasi pada bagaimana Jasa Boga. Mata pembelajaran di bagi
menciptakan perubahan yang lebih baik. menjadi 3 kelompok besar yakni : Kelompok
Salah satu upaya yang ditempuh untuk A&B merupakan kelompok mata
memperbaiki sistem pendidikan yang ada di pembelajaran wajib yang harus di berikan
Indonesia adalah dengan penyempurnaan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan),
kurikulum, untuk itu kurikulum selalu Kelompok C adalah kelompok mata
melakukan pembaharuan sesuai dengan pembelajaran kejuruan seperti pada C.1
perkembangan masyarakat. Dalam agenda adalah mata pembelajaran bidang dasar dan
pemerintah pada tahun ajaran 2013/2014, C.2 adalah mata pembelajaran Dasar
kurikulum pendidikan formal pada jenjang Program keahlian terakhir C.3 adalah mata
pendidikan akan mengalami pergantian. Hal pembelajaran paket keahlian yang
ini salah satunya didasari oleh pandangan menyangkut jasa boga dan patiseri. (Sumber
bahwa Kurikulum Tingkat Satuan : Silabus SMK Pariwisata Triatmajaya
Pendidikan yang sudah diterapkan sejak Singaraja)
tahun 2006 dianggap tidak relevan lagi dan SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja
tidak memberikan hasil pembelajaran yang adalah salah satu sekolah bidang pariwisata
optimal bagi siswa. Hal ini dilihat dari di daerah Buleleng, yang terdiri dari 2
rendahnya moralitas pelajar seperti Program keahlian yaitu program Akomodasi
terjadinya tawuran antar siswa. Pendidikan Perhotelan (AP) dan program Keahlian Jasa
selama ini dianggap tidak berhasil Boga (JB). Pada siswa kelas X akan
membentuk siswa menjadi seseorang yang diajarkan mata pembelajaran dasar program
berkarakter, cakap, dan cerdas, sehingga keahlian. Salah satu mata pembelajaran yang
sekolah menerapkan kurikulum 2013. sangat penting dikuasai oleh anak kelas X
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah yang memilih bidang program keahlian Jasa
lembaga pendidikan formal tingkat Boga (JB) adalah mata pembelajaran sanitasi
menengah yang bertujuan untuk higiene dan keselamatan kerja karena mata
mewujudkan sumber daya manusia yang pembelajaran ini merupakan pembelajaran
berkarakter, terampil dan terlatih untuk dasar yang harus dikuasai oleh siswa karena
memasuki lapangan pekerjaan. Sekolah akan menjadi bekal siswa dalam selanjutnya
285
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017
286
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017
Minimum (KKM) yang ditetapkan 75,0 dan ceramah dibantu media papan tulis dan
dalam predikat (B) hal ini terlihat dari spidol. Hal ini mengakibatkan kurang
ketuntasan klasikal siswa kelas X TB 1 SMK menarik perhatian siswa saat guru
Pariwisata Triatmajaya Singaraja di mana menyampaikan materi, telihat kurangnya
jumlah siswa yang mencapai nilai KKM aktivitas positif yang dilakukan siswa dalam
16,1% dan yang belum mencapai nilai KKM pembelajaran sehingga terjadilah kegiatan
83,7% dan dapat dilihat pada Tabel 1 di seperti seringnya siswa bergantian minta izin
keluar kelas, dan sebagian siswa lebih sering
bawah ini.
bercerita dengan teman daripada
Tabel 1.
memperhatikan materi pembelajaran. Untuk
Nilai Rata-Rata Siswa Kelas X JB 1
mengatasi hal tersebut dapat dibantu dengan
(Leger kelas X JB 1, semester ganjil tahun
menggunakan media yang bervariasi agar
ajaran 2016/2017)
meningkatkan perhatian siswa dalam
N
o Skor
Jumlah
siswa
Presentase Kategori belajar, 2) Belum maksimalnya pemanfaatan
.
1 88-100 (A) - - Memenuhi KKM
lingkungan untuk pembelajaran atau sebagai
2 75-87 (B) 5 16,1 % Memenuhi KKM media yang dapat mendukung di dalam
3 62-74 (C) 15 48,3% Tidak memenuhi KKM keberhasilan pembelajaran dengan ini, akan
4 0-61 (D) 11 35,4 % Tidak memenuhi KKM
dapat meningkatkan ketertarikan siswa
Jumlah 32 100%
terhadap suatu pembelajaran karena siswa
Berdasarkan hasil wawancara dan juga dapat juga merelevankan antara materi
observasi awal yang dilakukan pada tanggal, pembelajaran yang disampaikan dengan
27 April – 5 Maret 2016 bertempat di SMK lingkungan secara nyata. Pemanfaatan
Pariwisata Triatma Jaya Singaraja dalam lingkungan sebagai media pembelajaran
obervasi awal mewawancarai Ibu Ni Wayan juga tidak pernah dimanfaatan padahal jika
Udayati, S.Pd selaku guru mata siswa di ajak langsung ke lingkungan untuk
pembelajaran sanitasi higiene dan pembelajaran tentu siswa tidak akan jenuh
keselamatan kerja, diperoleh keterangan dengan selalu belajar di kelas. Pembelajaran
mengenai Kriteria Ketuntasan Minimum di lingkungan yang asli dapat menyebabkan
(KKM) pembelajaran sanitasi higiene dan siswa lebih tertarik dan semangat mengikuti
keselamatn kerja adalah sebesar 75,0 atau pembelajaran. Disini juga siswa dapat
standar ketuntasan dengan nilai 75 dengan mengetahui bukti nyata mengapa siswa
predikat Baik (B) . harus mempelajari mata pembelajaran
Diprediksi ada beberapa hal sebagai sanitasi higiene dan keselamatan kerja
penyebab, yakni 1) Pembelajaran yang dengan pengalaman terjun ke lingkungan
dilakukan selama ini dilakukan cenderung langsung akan menjaga ingatan siswa dan
ceramah. Variasi yang dilakukan hanya menanamkan pentingnya pembelajaran dan
berupa siswa belajar kelompok dan mandiri ilmu dari mata pembelajaran sanitasi higiene
(tugas mencari data melalui internet) dan keselamatan kerja untuk diterapkan
kemudian tugas dikumpulkan tanpa dalam kehidupan sehari-hari dan dapat
pembahasan masalah yang telah didapatkan merubah pola pikir siswa yang awalnya
siswa. Pembelajaran belum divariasi dengan menganggap pembelajaran sanitasi higiene
metode yang lain, hal ini dapat dilihat dalam dan keselamatan kerja yang yang tidak
kemampuan siswa dalam menganalisis atau penting untuk dipelajari, 3) Perhatian siswa
memahami permasalahan yang terjadi. Guru terhadap materi belum terfokuskan, hal ini
menyampaikan materi dengan metode disebabkan kondisi pembelajaran yang
287
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017
288
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017
aktif guna meningkatkan aktivitas belajar tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran
siswa, dan dengan meningkatnya aktivitas tersebut.
belajar siswa pastinya akan juga diikuti Berdasarkan hasil penelitian
dengan meningkatnya hasil belajar siswa sebelumnya yang dilakukan oleh Ni Putu
yang dapat dicapai terhadap materi dan Sartika Dewi tahun 2016 berjudul “Model
proses pembelajaran. Maka pembelajaran Pembelajaran Inkuiri Berbasis Lingkungan
berbasis lingkungan lebih dikenal dengan Sekolah Dapat Meningkatkan Hasil Belajar
sebutan environmental learning dalam Keterampilan Menulis dalam Bahasa
pelaksanaan dan proses pembelajaran Indonesia” ketuntasan Hasil Belajar secara
diharapkan dapat mengembangkan karakter klasikal. Pada siklus I rata-rata Hasil Belajar
siswa yang cakap, cerdas,terampil dan juga Keterampilan Menulis dalam Bahasa
mempunyai keperdulian yang tinggi Indonesia siswa 68, 85, persentase rata-rata
terhadap lingkungan sekitar. 68,85%, dan persentase Hasil Belajar
Salah satu pembelajaran yang Keterampilan Menulis dalam Bahasa
diupayakan sesuai dengan kurikulum 2013 Indonesia secara klasikal 61,53%.
yang menyenangkan dan menuntut Sedangkan pada siklus II terjadi peningkatan
meningkatnya aktivitas dan hasil belajar rata-rata Hasil Belajar Keterampilan
siswa dalam belajar adalah penerapan model Menulis dalam Bahasa Indonesia siswa
pembelajaran berbasis lingkungan atau yang menjadi 78,70, persentase rata-rata 78,70%,
lebih di kenal dengan sebutan environmental dan persentase Hasil Belajar Keterampilan
learning. Merupakan model pembelajaran Menulis dalam Bahasa Indonesia secara
berbasis lingkungan yang dikembangkan klasikal 84,61%. Begitu juga dengan
agar siswa memperoleh pengalaman lebih penelitian yang dilakukan oleh Nila Dwi
berkaitan dengan lingkungan. Model Susanti tahun 2013 yang berjudul
pembelajaran ini siswa dapat merelevankan “Memanfaatkan Lingkungan Sekitar
antara materi yang di berikan dan bagaimana Sebagai Sumber Belajar dengan Tema
aplikasinya dalam Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil
kehidupan nyata dan kehidupan sehari- hari. Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar”
Dengan memahami berbagai Ketuntasan belajar siswa secara klasikal
keuntungan dan peran maupun posisi pada siklus I mencapai presentase sebesar
pengajar dalam pembelajaran berbasis 55%. Pada dasarnya hal ini belum
lingkungan (environmental learning), menunjukkan keberhasilan siswa secara
seharusnya pengajar dapat tergugah untuk klasikal dan masih belum maksimal. Oleh
memanfaatkan semaksimal mungkin karena itu dilakukan perbaikan pada proses
lingkungan di sekitar kita untuk menunjang pembelajaran siklus II sehingga presentase
kegiatan pembelajaran. Lingkungan ketuntasan hasil belajar siswa mencapai
menyimpan berbagai jenis sumber dan 83%. Pencapaian presentase ini
media belajar yang hampir tak terbatas. menunjukkan adanya peningkatan setiap
Lingkungan dapat dimanfaatkan sebagai siklus. Setelah melakukan perbaikan pada
sumber belajar untuk berbagai bentuk proses pembelajaran, aktivitas siswa pada
pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip saat pembelajaran diluar kelas mencapai
atau kriteria pemilihan media dan presentase sebesar 84,7%.
menyesuaikannya dengan karakteristik Berdasarkan uraian tersebut, maka
peserta didik dan tema pembelajaran, serta diupayakan suatu penelitian tindakan kelas
yang berjudul “Pembelajaran Berbasis
289
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017
290
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017
sedangkan target yang diinginkan berada Singaraja, dapat juga disajikan dalam sebuah
pada kategori baik. Pada hasil belajar grafik sebagai berikut.
diperoleh ketuntasan klasikal sebesar
71,88%, sedangkan target yang diinginkan
ketuntasan klasikal minimal mencapai 85%
dari seluruh siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK
Pariwisata Triatmajaya Singaraja. Hal ini
berarti masih di bawah target yang
diinginkan karena ketuntasan klasikal belum
terpenuhi.
Gambar 1.
Pada hasil observasi dan evaluasi aktivitas
Grafik Data Aktivitas Belajar pada
dan hasil belajar siswa siklus II diperoleh
Pembelajaran Sanitasi Higiene dan
rata-rata aktivitas belajar siswa sebesar
Keselamatan Kerja Kelas X Jasa Boga
84,57 yang sudah mencapai kategori baik.
SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja.
Peningkatan rata-rata aktivitas belajar siswa
dari siklus I ke siklus II sebesar 34,18 setelah
melaksanakan pembelajaran berbasis
lingkungan. Pada hasil belajar diperoleh
ketuntasan klasikal sebesar 89,47%.
Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke
siklus II sebesar 18,17% sedangkan target
yang diinginkan ≤ 85%. Hal ini menunjukan
pembelajaran berbasis lingkungan mampu
Gambar 2.
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Grafik Data Hasil Belajar Siswa pada
siswa kelas X Jasa Boga 1 SMK Pariwisata Pembelajaran Sanitasi Higiene dan
Triatmajaya Singaraja. Keselamatan Kerja Kelas X Jasa Boga SMK
Tabel 3. Pariwisata Triatmajaya Singaraja
Tabel Ringkasan Peningkatan Aktivitas dan
Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran Hasil penelitian ini menunjukan
Sanitasi Higiene dan Keselamatan Kerja bahwa penerapan model pembelajaran
Siklus I dan Siklus II berbasis lingkungan dapat meningkatkan
Variabel Rata-Rata Ketuntasan
Siklus Kategori
Penelitian Kelas KlasiKal
aktivitas dan hasil belajar siswa dalam
Aktivitas Siklus I 50,39 Cukup -
Belajar pembelajaran sanitasi higiene dan
Siswa Siklus II 84,57 Baik -
keselamatan kerja pada siswa kelas X Jasa
Hasil Belajar
Siklus I 82,44 - 71,88% Boga SMK Pariwisata Triatmajaya
Siswa
Siklus II 83,45 - 90,63% Singaraja. Meningkatnya aktivitas dan hasil
Hasil peningkatan penelitian dari siklus I belajar siswa disebakan oleh proses
dan siklus II mengenai aktivitas dan hasil pembelajaran yang berubah dari mulanya
belajar siswa pada pembelajaran sanitasi kurang kondusif pada siklus I, menjadi lebih
higiene dan keselamatan kerja kelas X Jasa kondusif pada siklus II. Hal ini dikarenakan
Boga SMK Pariwisata Triatmajaya pada siklus I masih banyak mengalami
kendala-kendala proses pembelajaran
291
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017
seperti misalnya masih ada siswa yang mengolah data, serta akhirnya
belum aktif dalam proses pembelajaran, menyimpulkan.
sehingga hal tersebut dibenahi pada siklus II Temuan dalam penelitian ini
oleh peneliti dengan cara lebih memotivasi menunjukkan penerapan tindakan yang
siswa agar rasa percaya diri siswa lebih dilakukan sejalan dengan teori yang
muncul dalam proses pembelajaran tersebut digunakan sebagai acuan pelaksanaan
dan memberi tahu kembali tentang teknis penelitian. Selain itu, persamaan hasil
pembelajaran menggunakan model penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
pembelajaran berbasis lingkungan, agar yang relevan telah memperkuat hasil
siswa mengetahui pembelajaran ini penelitian yang diperoleh. Penerapan Model
membutuhkan aktivitas yang baik mereka Pembelajaran Berbasis Lingkungan Untuk
dalam proses pembelajaran. Dengan Meningkatkan Aktivitas dan Belajar Siswa
demikian, perkembangan dari proses Pada Pembelajaran Sanitasi Higiene dan
pembelajaran tersebut menyebabkan Keselamatan Kerja Kelas X Jasa Boga 1
aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat. SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja.
Keberhasilan penelitian di atas Penelitian yang dilakukan oleh Nila Dwi
dipengaruhi oleh terciptanya suatu proses Susanti tahun 2013 yang berjudul
pembelajaran yang kondusif, siswa merasa “Memanfaatkan Lingkungan Sekitar
tertarik karena termotivasi dalam mengikuti Sebagai Sumber Belajar dengan Tema
pelajaran. Hal ini sejalan dengan teori yang Lingkungan Untuk Meningkatkan Hasil
mendasari penerapan model pembelajaran Belajar Siswa Kelas III Sekolah Dasar”.
berbasis lingkungan memberikan kontribusi Ketuntasan belajar siswa secara klasikal
yang positif pada siswa, yaitu (1) pada siklus I mencapai presentase sebesar
pembelajaran berbasis lingkungan 55%. Pada dasarnya hal ini belum
mengajarkan bahwa lingkungan dapat menunjukkan keberhasilan siswa secara
sebagai sumber dan bahan belajar, (2) klasikal dan masih belum maksimal. Oleh
memastikan bahwa masalah yang diberikan karena itu dilakukan perbaikan pada proses
berhubungan dengan dunia nyata siswa (3) pembelajaran siklus II sehingga presentase
mengorganisasikan pelajaran diseputar ketuntasan hasil belajar siswa mencapai
masalah, bukan diseputar disiplin ilmu (4) 83%. Pencapaian presentase ini
memberikan tanggung jawab yang besar menunjukkan adanya peningkatan setiap
kepada siswa dalam membentuk dan siklus. Setelah melakukan perbaikan pada
menjalankan secara langsung proses belajar proses pembelajaran, aktivitas siswa pada
mereka sendiri, (5) menggunakan kelompok saat pembelajaran diluar kelas mencapai
kecil. Dalam proses pembelajaran siswa presentase sebesar 84,7%. Berdasarkan hal
tidak diharapkan hanya sekedar tersebut, peningkatan aktivitas dan hasil
mendengarkan, mencatat, kemudian belajar siswa pada pembelajaran sanitasi
menghafal materi pelajaran, akan tetapi higiene dan keselamatan kerja terjadi karena
dengan model pembelajaran berbasis keuntungan yang diperoleh sesuai
lingkungan siswa lebih aktif berpikir dan keunggulan dari penerapan model
bertindak, berkomunikasi, mencari dan pembelajaran berbasis lingkungan. Dari
hasil tindakan pada siklus I dan siklus II
292
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017
dapat dikatakan bahwa penerapan model diberikan saran-saran sebagai berikut: Bagi
pembelajaran berbasis lingkungan dapat Guru 1) Untuk hasil belajar pada penelitian
meningkatkan hasil belajar siswa kelas X ini disarankan kepada guru pengajar dan
Jasa Boga 1 SMK Pariwisata Triatmajaya pihak-pihak terkait yang ikut terlibat
Singaraja pada pembelajaran sanitasi langsung dengan proses penelitian di SMK
higiene dan keselamatan kerja tahun Pariwisata Triatmajaya Singaraja agar dapat
pelajaran 2016/2017. melaksanakan secara berlanjut pembelajaran
sanitasi higiene dan keselamatan kerja
dengan penerapan model pembelajaran
SIMPULAN DAN SARAN
berbasis lingkungan dan lebih baik lagi
dengan mempertimbangkan situasi dan
Berdasarkan analisis data dari
kondisi pembelajaran, 2) Untuk aktivitas
pelaksanaan tindakan serta mengkaji hasil-
belajar siswa pada penelitian ini disarankan
hasil yang diperoleh, maka dapat
kepada guru pengajar dan pihak-pihak
disimpulkan sebagai berikut : 1) Penerapan
terkait yang ikut terlibat langsung dengan
model pembelajaran berbasis lingkungan
proses penelitian di SMK Pariwisata
pada pembelajaran sanitasi higiene dan
Triatmajaya Singaraja agar
keselamatan kerja dapat meningkatkan
mempertimbangkan proses pembelajaran
aktivitas belajar siswa kelas X Jasa Boga
sanitasi higiene dan keselamatan kerja
SMK Pariwisata Triatmajaya Singaraja. Hal
dengan penerapan model pembelajaran
ini dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa
berbasis lingkungan sebagai salah satu
pada siklus I dalam pembelajaran sanitasi
alternatif pembelajaran sanitasi higiene dan
higiene dan keselamatan kerja dengan rata-
keselamatan kerja pada pokok bahasan yang
rata kelas pada siklus I sebesar 50,39
lain.
menjadi rata-rata kelas sebesar 84,57 pada
Bagi Siswa 1) Siswa diharapkan mampu
siklus II dengan kategori aktivitas siswa berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran
sangat baik, 2) Penerapan model untuk dapat meningkatkan aktivitas dan
pembelajaran berbasis lingkungan dapat hasil belajar. Bagi Sekolah 1) Penggunaan
meningkatkan hasil belajar sanitasi higiene model pembelajaran berbasis lingkungan
dan keselamatan kerja pada siswa kelas X hendaknya dapat diterapkan pada
Jasa Boga 1 SMK Pariwisata Triatmajaya pembelajaran lainnya yang dapat menjadi
Singaraja. Hal ini ditunjukan dengan salah satu upaya untuk mengembangkan
peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I sekolah ke arah yang lebih baik terutama
dalam pembelajaran sanitasi higiene dan dalam kualitas pembelajaran, 2) Sarana dan
keselamatan kerja dengan rata-rata kelas prasarana serta fasilitas pembelajaran harus
sebesar 82,44 dengan ketuntasan klasikal dioptimalkan agar tidak menghambat proses
pembelajaran sehingga dapat meningkatkan
sebesar 71,88%, pada siklus II, dalam
mutu pendidikan di sekolah, 3) Diharapkan
pembelajaran sanitasi higiene dan
penggunaan lingkungan sebagai media
keselamatan kerja dengan rata-rata kelas murah yang mudah dijumpai dan di gunakan
sebesar 83,45 dengan ketuntasan klasikal sebagai sumber ajar dan bahan ajar secara
sebesar 90,63%. Penerapan pembelajaran maksimal yang mampu meningkatkan
berbasis lingkungan mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, 4)
hasil belajar dari Siklus I sampai Siklus II Diharapkan pihak sekolah SMK Pariwisata
sebesar 18,17%. Berdasarkan hasil simpulan Triatmajaya Singaraja dapat menjalin
penelitian di atas, maka di bawah ini dapat kerjasama sama yang baik dengan hotel
293
ISSN Cetak : 2541-2361 | ISSN Online : 2541-3058
Seminar Nasional Vokasi dan Teknologi (SEMNASVOKTEK).
Denpasar-Bali, 28 Oktober 2017
294