Sie sind auf Seite 1von 11

PENGEMBANGAN E-MODUL MATERI ELASTISITAS DAN HUKUM HOOKE

DI SMA

Ismail Ombili
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matetika dan Ilmu Pengetahuan,
Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo, Indonesia
E-mail : ismailombili25@gmail.com

Alasan penelitian ini adalah kurangnya penggunaan E-modul, sehingga pemahaman siswa
dalam penguasaan konsep elastisitas dan hukum Hooke masih kurang, kesulitan siswa
memahami materi elastis dan hukum Hooke, karena belum adanya penggunaan e-modul yang
dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk mengakses materi secara mandiri. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan validitas, kepraktisan dan efisiensi E-modul dari
materi elastisitas dan hukum hooke. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah. Model pengembangan model ASSURE. Teknik observasi dan angket serta survei
digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Analisis data ini dilakukan pada tahap awal, pada
tahap pengembangan e-modul pendidikan, analisis data pada tahap validasi, evaluasi dan revisi
e-modul, serta pada tahap implementasi e-modul.
Kata Kunci : e-modul, problem based learning, assure, validitas, kepreaktisan, dan keefektifan
Abstraks

The reason for this research is the lack of use of E-modules, so that students' understanding is
deep mastery of the concept of elasticity and Hooke's law is still lacking, students have difficulty
understanding elastic material and Hooke's law, because there is no use of e-modules that can
make things easier for students to access material independently. The aim of this research is to
describe validity, practicality and efficiency of the E-module of elasticity material and hooke's
law. This research using a problem-based learning model. ASSURE model development model.
Technique observation and questionnaires and surveys are used as data collection techniques.
Analysis of this data was carried out at the initial stage, at the educational e-module development
stage, data analysis at the validation and evaluation stages and e-module revision, as well as the
e-module implementation stage.
Keywords : e-module, problem based learning, assure, validity, practicality, and effectivenes

PENDAHULUAN
Perangkat pembelajaran adalah kumpulan sumber belajar yang digunakan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran (Nisa, 2021). Kurikulum yang digunakan saat ini adalah
kurikulum merdeka yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi sebagai program yang sejalan untuk meningkatkan kualitas peserta didik.
Kurikulum merdeka merupakan program yang utamanya untuk meningkatkan mutu
pendidikan yang selalu ditekankan sejak kemerdekaan bangsa Indonesia. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan Merdeka Belajar merupakan
sebuah konsep pengembangan pendidikan, dimana seluruh pemangku kepentingan harus
menjadi agen perubahan. Pemberi pengaruh terhadap perubahan adalah keluarga, guru,
lembaga pendidikan, dan masyarakat. Kurikulum mandiri berarti memberikan kebebasan
kepada sekolah, guru dan siswa untuk bebas berinovasi, belajar mandiri dan relatif, dimana
kebebasan tersebut dimulai dari guru sebagai penggeraknya. Merdeka Belajar pada hakikatnya
memperdalam kemampuan guru dan siswa dalam berinovasi dan meningkatkan kualitas
kemandirian belajar (Sherly et al., 2020). Merdeka Belajar mendorong berkembangnya semangat
kemandirian dimana guru dan siswa dapat dengan leluasa dan gembira menggali pengetahuan,
sikap, dan keterampilan lingkungan hidup. Dalam kurikulum belajar mandiri, guru mempunyai
kebebasan untuk menciptakan pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan (Daga, 2021).
Fisika merupakan salah satu bagian ilmu pengetahuan alam yang mempunyai peranan
sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pembelajaran fisika
banyak pendapat yang dikemukakan bahwa pengajaran IPA khususnya fisika sebagian besar
adalah pengajaran sejarah (Lestari,2015). Pembelajaran fisika menjadi lebih menarik jika modul
yang berisi media dapat digunakan dalam penerapan pembelajaran. Penggunaan media modul
menciptakan pembelajaran bermakna karena dapat meningkatkan pemahaman siswa. Oleh karena
itu, pengembangan modul yang berisi media sangat diperlukan untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi. Salah satu bentuk pengembangan modul adalah modul elektronik atau e-
modul (Afriani, 2018). Banyak guru yang masih menggunakan modul pengajaran yang
bersifatkonvensional yaitu, modul pembelajaran yang hanya langsung dipakai dan dibeli tanpa
harus dibuat sendiri, dan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga perlu adanya perubahan
atau pengembangan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (Yolanda, 2021).
E-modul merupakan bagian dari program E-Learning Berbasis Elektronik yang
dilgunakan dengan bantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), khususnya perangkat
elektronik. E-modul dapat diakses dan digunakan di komputer, tablet, handphone, dan laptop
(Asmiyunda dkk., 2018). Keuntungan penggunaan E-modul dalam proses pembelajaran adalah
dapat mengurangi penggunaan kertas, menampilkan animasi dan menonton video melalui
komputer atau laptop sehingga dapat menarik perhatian siswa. Penggunaan modul e-learning
dalam kurikulum harus dikontekstualisasikan, termasuk lingkungannya, untuk memudahkan
pemahaman siswa terhadap apa yang dipelajarinya. (Sugiharni, 2018).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang dapat menyediakan
lingkungan belajar yang mendukung berpikir kritis (Nafiah, 2014). Menyajikan masalah autentik
dalam pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep dan membantu
siswa menyelesaikan pembelajaran (Dewi, 2019). Model pembelajaran berbasis masalah
merupakan model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah siswa (Elizabeth & Sigahitong, 2018). Langkah-langkah
Problem Based Learning seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Langkah-langkah PBL

Langkah-Langkah Keterangan

Merumuskan masalah Guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi

permasalahan yang akan dipecahkan dalam proses

pembelajaran, walaupun sebenarnya guru telah

menetapakan permasalahan tersebut.

Menganalisis masalah Langkah-langkah bagi siswa untuk

mempertimbangkan masalah secara kritis dari sudut

pandang yang berbeda.

Merumuskan hipotesis Langkah-langkah bagi siswa untuk mengembangkan


solusi yang berbeda sesuai dengan pengetahuan yang
mereka miliki.
Mengumpulkan data Siswa meneliti dan mendeskripsikan berbagai

informasi diperlukan untuk menyelesaikan masalah

tersebut.

Pengujian hipotesis Siswa menalar dan menarik kesimpulan yang tepat

dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang

diajukan.
Langkah-Langkah Keterangan

Merumuskan peserta didik menggambarkan rekomendasi yang dapat

rekomendasi dilakukan sesuai rumusan hasil pengujian hipotesis

pemecahan masalah dan rumusan kesimpulan.

Berdasarkan pengalaman mengikuti PPL II di SMA Negeri 6 Gorontalo Utara


(praktek pengenalan Lapagan). Media yang digunakan pada saat pembelajaran adalah
buku dan metode ceramah digunakan saat pembelajaran, sehingga minat siswa dalam
mempelajari mata pelajaran fisika masih tergolong rendah, karena siswa sangat sulit
memahami rumus fisika. Minimnya media yang digunakan sebagai mediator materi yang
diajarkan dalam proses pembelajaran membuat siswa kesulitan dalam mempelajarinya.
Berkaitan dengan hal tersebut diperlukan sumber belajar yang serbaguna, menarik dan
mudah diakses yang dianggap dapat menjawab permasalahan tersebut, yaitu e-modul
pembelajaran berbasis masalah yang dirancang berdasarkan karakteristik siswa.
pembelajaran tatap muka dan memanfaatkan secara memadai sarana dan prasarana
sekolah yang ada.Seperti halnya penelitian yang dilakukan. Iva Malina (2021) Bahwa
E-Modul Fisika Sebagai Bahan Ajar Berbasis PBL Pada Kelas XI Materi Fluida Statis Di
Ma Muslimat NU sangat layak di gunakan untuk mendukung dan meningkatkan
kemandirian siswa dalam belajar. Penelitian pendukung lainnya oleh Hastuti,( 2020)
bahwa E-Modul Berbasis Problem Based Learning Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X
SMA Negeri 1 Percut Sei Tuan Tahun Ajaran 2018/201 dinyatakan layak dengan
perolehan oleh ahli materi sebesar 3,46, ahli media sebesar 3,19, dan oleh respon siswa
sebesar 3,19 sehingga kelayakan e-modul yang dikembangkan termasuk dalam kategori
“Sangat Baik”, dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Uraian diatas membuat penulis ingin melakukan penelitian tentang “Perkembangan
E-modulus elastisitas dan hukum Hooke”. Penelitian dilakukan mengacu terhadap sarana
dan prasarana sekolah yang sudah lengkap namun belum dimanfaatkan secara maksimal.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 6 Gorontalo Utara yaitu sebuah
sekolah negeri yang terletak di Desa Tolango, Kec. Anggrek, Kab. Gorontalo Utara, Prov.
Gorontalo. Waktu pelaksanaan yakni pada tahun ajaran 2023/2024.
Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang fokus pada
pengembangan E-modul materi elastisitas dan hukum Hooke. Penelitian menggunakan
metode Research and Development (R&D) dengan model pengembangan ASSURE.
Tahapan penelitian ini berkaitan dengan pengembangan model ASSURE: (1).
Analisis (Analysis) Pada tahap ini tugas pokoknya adalah menganalisis kebutuhan
pengembangan media pembelajaran fisika. Pada tahap analisis dilakukan upaya untuk
memahami penggunaan metode pengajaran yang biasa digunakan guru dan pengalaman
siswa dalam kegiatan pembelajaran, serta analisis e-modul yang digunakan di lapangan.
Pada tahap ini juga didefinisikan gambaran pembelajaran yang dianggap ideal, yang
kegiatannya terfokus pada analisis situasi yang dihadapi guru, karakteristik siswa, konsep
yang akan diajarkan, dan diakhiri dengan perumusan tujuan. (2). Menyatakan tujuan
(state Objectives) Langkah selanjutnya setelah menganalisis siswa adalah menentukan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Pada tahap ini peneliti merumuskan tujuan
pembelajaran terkait kurikulum elastisitas fisika dan hukum Hooke. Kompetensi dasar
yang dipilih sebagai materi E-modul adalah identifikasi komponen elastisisitas dan
hukum Hooke. (3). Metode dipilih, media dan materi (Select methods, media and
materials) Langkah ini memilih metode, media dan materi pembelajaran. Metode yang
digunakan adalah metode diskusi. Diskusi dalam program ini dapat menggantikan peran
guru atau kegiatan penjelasan teknis di kelas. Media Smart Apps Creator memenuhi
kriteria pembuatan modul interaktif dengan menghubungkan flash ke E-module. Materi
e-modul mencakup empat tugas belajar yang meliputi materi, rangkuman, tugas, kuis, dan
tes mandiri. (4). Memanfaatkan media dan materi (Utilize media and materials) Setelah
mengidentifikasi berbagai aspek pada langkah sebelumnya, maka perlu ditentukan jenis
teknologi yang diperlukan untuk memanfaatkan program pembelajaran E-modul ini
dengan baik. Teknologi pendukung yang dibutuhkan adalah seperangkat komputer atau
laptop, handphone, dan proyektor. (5). Meminta partisipasi pembelajar (Require Learner
Participation) Penggunaan e-modul memerlukan partisipasi siswa. Pada tahap ini
beberapa siswa diwawancarai dan ditanya kendala apa saja yang ditemui pada
pembelajaran fisika materi elastisitas dan hukum Hooke tanpa e-modul dan pada saat
pembelajaran setelah menggunakan e-modul. (6). Evaluasi (Evaluate) Evaluasi dilakukan
untuk mengetahui kualitas e-modul yang meliputi validitas, kepraktisan dan efisiensi e-
modul yang dikembangkan. E-modul yang berkualitas adalah produk valid berdasarkan
analisis validasi, produk praktis berdasarkan pelaksanaan pembelajaran, dan produk
efektif berdasarkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Tahapan model
pengembangan ASSURE ditunjukkan pada Gambar 1.

1. Analyze
Learners .

6. Evaluate 2. State
and Revise Objectives

Model
ASSURE

5. Require 3. Select
learners method,media
participation or materials
4. Utilize
media and
materials

Gambar 1. Tahapan Model Pengembangan ASSURE

Dalam penelitian ini instrumen pengumpulan datanya adalah validitas,


kepraktisan dan kefektifan. Instrumen yang digunakan adalah (1) Lembar validasi E-
modul; (2)lembar pelaksanaan pembelajaran, (3) Angket respon siswa (4) lembar
observasi kinerja siswa. Penelitian ini menggunakan analisis data untuk mengetahui
kualitas modul E. Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil penelitian pengembangan e-modul materi elastisitas dan hukum hooke
terdiri dari 6 tahap ; (1). Analisa (Analysis), yakni pada tahap ini dilakukan analisis primer
yang bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pembelajaran fisika di kelas dengan
menggunakan wawancara tidak terstruktur terhadap guru fisika. Setelah dilakukan
analisis primer, dilakukan analisis terhadap siswa untuk memperoleh informasi mengenai
usia siswa kelas XI dan sikap siswa dalam belajar melalui wawancara tidak terstruktur
dengan guru fisika kelas XI. Kemudian dilakukan analisis konseptual, analisis tugas dan
perumusan tujuan pembelajaran, dimana peneliti memilih materi elastisitas dan hukum
Hooke berbantuan aplikasi smart apps cretor.(2) Tujuan Pembelajaran (State Objectives)
Rumusan pembelajaran yang dicapai ditinjau dari kompetensi Dasar (KD) dan indikator
kompetensi. Tujuan pembelajaran yang akan di teliti dirumuskan sebagai
berikut:Pertemuan pertama: 1) Menjelaskan pegertian Elastisitas, 2). Meberikan contoh
bahan elastisitas dalam kehidupan sehari-hari, 3). Menjelaskan Pengertian Tegangan,
Regangan, dan Modulus Young, 4). Menjelaskan hubungan antara Tegangan dan
Regangan, 5). Menghitung pertambahan panjang kawat setelah diberi gaya tarik.
Pertemuan kedua : 1). Menjelaskan pengertian hukum hooke, 2) Menjelaskan perbedaan
susunan pegas seri dan pararel, 3). Memberikan contoh penerapan pegas dalam kehidupan
ehari-hari, 4). Menghitug pertambahan panjang pegas setelag di beri beban. (3). Memilih
metode, media dan materi (Select methods, media and materials) Metode yang digunakan
adalah metode diskusi, ceramah dan demonstrasi.Pembuatan E-modul menggunakan
Smart Apps Creator yang mampu menghasilkan aplikasi E-modul berbasis Android yang
dapat digunakan secara offline. Sumber pendukung lain yang digunakan WhatsApp untuk
mengirimkan aplikasi link. Bahan ajar tersebut merupakan bahan ajar kelas XI materi
elastisitas dan hukum Hooke. Peneliti memilih E-Modul yang disesuaikan dengan
rencana belajar mandiri dan model pembelajaran berbasis masalah. E-modul yang
dikembangkan merupakan E-modul yang dibantu dengan penerapan aplikasi smart apps
creator materi elastisitas dan hukum Hooke, yang memuat (1) Identitas mata pelajaran
yang meliputi judul, materi, kompetensi, indikator, dan tujuan; (2) Petunjuk belajar; (3)
Isi materi pembelajaran; (4) Informasi pendukung; (5) Latihan-latihan soal; (6) Petunjuk
kerja/lembar kerja; dan (7) Evaluasi/Uji Kompetensi. (4). Memanfaatkan media dan
materi (Utilize media and materials) Media yang di gunakan siswa saat pembelajaran
handphone. Media yang pendukung lainnya leptop, dan proyektor untuk menjelaskan
materi dan cara menggunakan e-modul. (5). Meminta partisipasi pembelajar (Require
Learner Participation) Tahap implementasi dilakukan dengan melakukan uji coba E-
modul kepada siswa disekolah tempat penelitian dilakukan. uji coba dilakukan oleh
peneliti dengan menggunakan aplikasi E-Module. Pengujian dilakukan untuk mengetahui
kualitas produk, dalam hal ini aplikasi E-Module yang dikembangkan dan respon siswa
tentang E-Modul materi elastisitas dan hukum Hooke. (6). Evaluasi (Evaluate) Tahap
evaluasi di lakukan untuk melihat kualitas e-modul yang meliputi validitas, kepraktisan
dan efektivitas e-modul yang dikembangkan. E-modul yang berkualitas adalah produk
valid berdasarkan analisis validasi, produk praktis berdasarkan pelaksanaan
pembelajaran, dan produk efektif berdasarkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.

Pembahasan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemui dalam melakukan
pengalaman pelatihan lapangan yaitu belum adanya E-modul khusus sebagai bahan ajan
yang mempermudag iswa dalam belajar. Kemampuan kognitif siswa dalam menghadapi
soal yang disajikan belum optimal karena siswa belum memahami konsep materi yang
diberikan.
Materi elastisitas dan hukum Hooke sangat sulit bagi siswa yang lemah dalam
konsep dasar fisika, sehingga memerlukan E-modul yang dapat menjadi solusinya.
Penting sekali mengajarkan materi ini secara menyeluruh agar siswa dapat menemukan
konsep, menyelesaikan soal dengan petunjuk yang tepat hingga tercipta konsep yang
tepat, melatih siswa berpikir mandiri dalam menyelesaikan masalah. Langkah-langkah
pengembangan model ASSURE digunakan dalam pengembangan E-modul elastisitas dan
hukum Hooke. E-modul yang dikembangkan telah melewati tahap evaluasi ahli validator.
Penentuan validitas E-modul materi dan hukum Hooke yang dikembangkan didasarkan
pada validasi ahli yang dilakukan oleh dua orang validator dengan menggunakan lembar
validasi. Aspek yang divalidasi meliputi struktur, isi, keterbacaan, bahasa dan tampilan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Abdjul dkk., (2019) yang menyatakan bahwa validitas E-
modul diperiksa oleh validator pada proses pembelajaran, meliputi format isi, penyajian
dan bahasa.

Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa E-Modul materi elastisitas
yang dikembangkan valid/sesuai dalam proses pembelajaran (walaupun ad sedikit revisi)
karena memenuhi aspek validitas, oleh karena itu E-modul yang dikembangkan peneliti
layak dipertimbangka gunakan dalam pembelajaran. Hasil ini sejalan dengan pandangan
Mustami, dkk. (2017) yang berpendapat bahwa suatu perangkat pembelajaran dikatakan
valid apabila evaluasi yang sebenarnya menunjukkan adanya konsistensi internal antara
setiap aspek yang dievaluasi, yaitu hubungan antar komponen perangkat pembelajaran,
dalam pengembangan perangkat tersebut. Pengembangan E-modul diamati dari hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran serta jawaban siswa. Menggunakan e-modul yang
dikembangkan dalam pembelajaran di kelas. Dari penjelasan kriteria tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menguunakan E-modul yang dikembangkan adalah
praktis. Hal ini menyimpulkan bahwa E-Modul yang dikembangkan tergolong praktis
jika ditinjau dari respon peserta didik. Hal ini sesuai dengan pandangan Sukardi (2013)
bahwa suatu E-Modul dikatakan praktis jika berada direntang Baik dan Sangat Baik.
Keefektifan E-modul yang dikembangkan dilahat dengan mengamati aktivitassiswa
dalam pembelajaran dengan E-modul yang dikembangkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
e-modul yang dikembangkan sudah efektif. Hal ini sesuai dengan pandangan Sukardi
(2013) Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran kinerja siswa, E-
modul dikatakan efektif apabila persentasenya memenuhi kriteria “baik” dan “sangat
baik”.

SIMPULAN DAN SARAN

Hasil penelitia e-modul melalui pengembangan model ASSURE yaitu


berdasarkan validitas, kepraktisan dan efektifitas menunjukkan bahwa e-modul materi
elastisitas dan hukum Hooke tergolong valid, praktis dan efisien. untuk digunakan dalam
pembelajaran fisika. Saran dari peneliti adalah agar siswa dapat menggunakan E-modul
untuk memudahkan umemahmami materi dalam pembelajaran khususnya pada mata
pelajaran fisika, dan diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk berinovasi lagi untuk
mengembangkan e-modul yang lebih baiklagi.
DAFTAR PUSTAKA

Abdjul, T., Ntobuo, N. E. & Payu, C. (2019). Development of Virtual LaboratoryBased


of Learning to Improve Physics Learning Outcomes of High School Students.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 15(2), 97–106.

Afriani. (2018). Pembelajaran Kontekstual dan pemahaman konsep siswa. Jurnal Al-
Mutaaliyah, 3(1), 80–88.

Asmiyunda, A., Guspatni, G. , & Azra, F. (2018). Pengembangan E-Modul


Kesetimbangan Kimia Berbasis Pendekatan Saintifik untuk Kelas XI SMA/ MA.
Jurnal Eksakta Pendidikan (JEP), 2(2), 155–161.

Daga, A. T. (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah Dasar.
Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(3), 1075–1090.

Dewi, Afrina Sari et al. 2018. Pengembangan E-modul Pembelajaran Ekonomi SMA.
Jurnal Teknologi Informasi & Komunukasi dalam Pendidikan, 5(2): 111-124.
E- Modul Berbantuan Sigil Pada Pembelajaran Fisika. OPTIKA: Jurnal
Pendidikan Fisika, 5(1), 64-73.

Elizabeth, A., & Sigahitong, M. M. (2018). Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik SMA. Prisma Sains :
Jurnal Pengkajian Ilmu Dan Pembelajaran Matematika Dan IPA IKIP Mataram,
6(2), 66. https://doi.org/10.33394/j-ps.v6i2.1044
Hastuti, P., Thohiri, R., & Panggabean, Y. (2020). Pengembangan E-Module Berbasis
Problem Based Learning Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Percut
Sei Tuan Tahun Ajaran 2018/2019. PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan,
Keguruan, Dan Pembelajaran, 4(2), 60.
Lestari, S. (2015). Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika kelas XI IIS 1
SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta melalui pembelajaran SEA (Starter
Experiment Approach). Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 19(2).

Mustami, M. K., Mardiyana, & Maryam. (2017). Validitas, Kepraktisan, dan Efektivitas
Perangkat Pembelajaran Biologi Integrasi Spiritual Islam. Jurnal Al-Qalam, 23(1),
70–77.
Nafiah, Yunin Nurun. 2014. Penerapan Model Problem-Based Learninguntuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1 Hal. 125-143.
Nisa, U., Yuliani, H., Syar, N. I., & Nastiti, L. R. (2021). Meta Analisis Pengembangan

Sherly, Dharma, E., & Sihombing, B. H. (2020). Merdeka Belajar di Era Pendidikan 4.0.
Merdeka Belajar: Kajian Literatur, 184–187.
Sugiharni, G. A. D. (2018). Pengembangan Modul Matematika Diskrit Berbentuk Digital
dengan Pola Pendistribusian Asynchronous Menggunakan Teknologi Open
Source. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika, 7(1), 58–72.

Sukardi. (2013). Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara.

Yolanda, Y. (2021). Pengembangan e-modul listrik statis berbasis kontekstual sebagai


sumber belajar fisika. Jurnal Luminous: Riset Ilmiah Pendidikan Fisika, 2(1), 40-
56.

Das könnte Ihnen auch gefallen