Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DI SMA
Ismail Ombili
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Fisika, Fakultas Matetika dan Ilmu Pengetahuan,
Universitas Negeri Gorontalo, Gorontalo, Indonesia
E-mail : ismailombili25@gmail.com
Alasan penelitian ini adalah kurangnya penggunaan E-modul, sehingga pemahaman siswa
dalam penguasaan konsep elastisitas dan hukum Hooke masih kurang, kesulitan siswa
memahami materi elastis dan hukum Hooke, karena belum adanya penggunaan e-modul yang
dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk mengakses materi secara mandiri. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan validitas, kepraktisan dan efisiensi E-modul dari
materi elastisitas dan hukum hooke. Penelitian ini menggunakan model pembelajaran berbasis
masalah. Model pengembangan model ASSURE. Teknik observasi dan angket serta survei
digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Analisis data ini dilakukan pada tahap awal, pada
tahap pengembangan e-modul pendidikan, analisis data pada tahap validasi, evaluasi dan revisi
e-modul, serta pada tahap implementasi e-modul.
Kata Kunci : e-modul, problem based learning, assure, validitas, kepreaktisan, dan keefektifan
Abstraks
The reason for this research is the lack of use of E-modules, so that students' understanding is
deep mastery of the concept of elasticity and Hooke's law is still lacking, students have difficulty
understanding elastic material and Hooke's law, because there is no use of e-modules that can
make things easier for students to access material independently. The aim of this research is to
describe validity, practicality and efficiency of the E-module of elasticity material and hooke's
law. This research using a problem-based learning model. ASSURE model development model.
Technique observation and questionnaires and surveys are used as data collection techniques.
Analysis of this data was carried out at the initial stage, at the educational e-module development
stage, data analysis at the validation and evaluation stages and e-module revision, as well as the
e-module implementation stage.
Keywords : e-module, problem based learning, assure, validity, practicality, and effectivenes
PENDAHULUAN
Perangkat pembelajaran adalah kumpulan sumber belajar yang digunakan siswa dan guru
dalam proses pembelajaran (Nisa, 2021). Kurikulum yang digunakan saat ini adalah
kurikulum merdeka yang diluncurkan oleh Menteri Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi sebagai program yang sejalan untuk meningkatkan kualitas peserta didik.
Kurikulum merdeka merupakan program yang utamanya untuk meningkatkan mutu
pendidikan yang selalu ditekankan sejak kemerdekaan bangsa Indonesia. Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan Merdeka Belajar merupakan
sebuah konsep pengembangan pendidikan, dimana seluruh pemangku kepentingan harus
menjadi agen perubahan. Pemberi pengaruh terhadap perubahan adalah keluarga, guru,
lembaga pendidikan, dan masyarakat. Kurikulum mandiri berarti memberikan kebebasan
kepada sekolah, guru dan siswa untuk bebas berinovasi, belajar mandiri dan relatif, dimana
kebebasan tersebut dimulai dari guru sebagai penggeraknya. Merdeka Belajar pada hakikatnya
memperdalam kemampuan guru dan siswa dalam berinovasi dan meningkatkan kualitas
kemandirian belajar (Sherly et al., 2020). Merdeka Belajar mendorong berkembangnya semangat
kemandirian dimana guru dan siswa dapat dengan leluasa dan gembira menggali pengetahuan,
sikap, dan keterampilan lingkungan hidup. Dalam kurikulum belajar mandiri, guru mempunyai
kebebasan untuk menciptakan pembelajaran yang mendidik dan menyenangkan (Daga, 2021).
Fisika merupakan salah satu bagian ilmu pengetahuan alam yang mempunyai peranan
sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pembelajaran fisika
banyak pendapat yang dikemukakan bahwa pengajaran IPA khususnya fisika sebagian besar
adalah pengajaran sejarah (Lestari,2015). Pembelajaran fisika menjadi lebih menarik jika modul
yang berisi media dapat digunakan dalam penerapan pembelajaran. Penggunaan media modul
menciptakan pembelajaran bermakna karena dapat meningkatkan pemahaman siswa. Oleh karena
itu, pengembangan modul yang berisi media sangat diperlukan untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi. Salah satu bentuk pengembangan modul adalah modul elektronik atau e-
modul (Afriani, 2018). Banyak guru yang masih menggunakan modul pengajaran yang
bersifatkonvensional yaitu, modul pembelajaran yang hanya langsung dipakai dan dibeli tanpa
harus dibuat sendiri, dan tidak sesuai dengan kebutuhan siswa, sehingga perlu adanya perubahan
atau pengembangan pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. (Yolanda, 2021).
E-modul merupakan bagian dari program E-Learning Berbasis Elektronik yang
dilgunakan dengan bantuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), khususnya perangkat
elektronik. E-modul dapat diakses dan digunakan di komputer, tablet, handphone, dan laptop
(Asmiyunda dkk., 2018). Keuntungan penggunaan E-modul dalam proses pembelajaran adalah
dapat mengurangi penggunaan kertas, menampilkan animasi dan menonton video melalui
komputer atau laptop sehingga dapat menarik perhatian siswa. Penggunaan modul e-learning
dalam kurikulum harus dikontekstualisasikan, termasuk lingkungannya, untuk memudahkan
pemahaman siswa terhadap apa yang dipelajarinya. (Sugiharni, 2018).
Pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang dapat menyediakan
lingkungan belajar yang mendukung berpikir kritis (Nafiah, 2014). Menyajikan masalah autentik
dalam pembelajaran berbasis masalah dapat meningkatkan pemahaman konsep dan membantu
siswa menyelesaikan pembelajaran (Dewi, 2019). Model pembelajaran berbasis masalah
merupakan model pembelajaran yang dirancang dan dikembangkan untuk mengembangkan
kemampuan pemecahan masalah siswa (Elizabeth & Sigahitong, 2018). Langkah-langkah
Problem Based Learning seperti pada tabel 1.
Langkah-Langkah Keterangan
tersebut.
diajukan.
Langkah-Langkah Keterangan
1. Analyze
Learners .
6. Evaluate 2. State
and Revise Objectives
Model
ASSURE
5. Require 3. Select
learners method,media
participation or materials
4. Utilize
media and
materials
Pembahasan
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang ditemui dalam melakukan
pengalaman pelatihan lapangan yaitu belum adanya E-modul khusus sebagai bahan ajan
yang mempermudag iswa dalam belajar. Kemampuan kognitif siswa dalam menghadapi
soal yang disajikan belum optimal karena siswa belum memahami konsep materi yang
diberikan.
Materi elastisitas dan hukum Hooke sangat sulit bagi siswa yang lemah dalam
konsep dasar fisika, sehingga memerlukan E-modul yang dapat menjadi solusinya.
Penting sekali mengajarkan materi ini secara menyeluruh agar siswa dapat menemukan
konsep, menyelesaikan soal dengan petunjuk yang tepat hingga tercipta konsep yang
tepat, melatih siswa berpikir mandiri dalam menyelesaikan masalah. Langkah-langkah
pengembangan model ASSURE digunakan dalam pengembangan E-modul elastisitas dan
hukum Hooke. E-modul yang dikembangkan telah melewati tahap evaluasi ahli validator.
Penentuan validitas E-modul materi dan hukum Hooke yang dikembangkan didasarkan
pada validasi ahli yang dilakukan oleh dua orang validator dengan menggunakan lembar
validasi. Aspek yang divalidasi meliputi struktur, isi, keterbacaan, bahasa dan tampilan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Abdjul dkk., (2019) yang menyatakan bahwa validitas E-
modul diperiksa oleh validator pada proses pembelajaran, meliputi format isi, penyajian
dan bahasa.
Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa E-Modul materi elastisitas
yang dikembangkan valid/sesuai dalam proses pembelajaran (walaupun ad sedikit revisi)
karena memenuhi aspek validitas, oleh karena itu E-modul yang dikembangkan peneliti
layak dipertimbangka gunakan dalam pembelajaran. Hasil ini sejalan dengan pandangan
Mustami, dkk. (2017) yang berpendapat bahwa suatu perangkat pembelajaran dikatakan
valid apabila evaluasi yang sebenarnya menunjukkan adanya konsistensi internal antara
setiap aspek yang dievaluasi, yaitu hubungan antar komponen perangkat pembelajaran,
dalam pengembangan perangkat tersebut. Pengembangan E-modul diamati dari hasil
observasi pelaksanaan pembelajaran serta jawaban siswa. Menggunakan e-modul yang
dikembangkan dalam pembelajaran di kelas. Dari penjelasan kriteria tersebut dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran menguunakan E-modul yang dikembangkan adalah
praktis. Hal ini menyimpulkan bahwa E-Modul yang dikembangkan tergolong praktis
jika ditinjau dari respon peserta didik. Hal ini sesuai dengan pandangan Sukardi (2013)
bahwa suatu E-Modul dikatakan praktis jika berada direntang Baik dan Sangat Baik.
Keefektifan E-modul yang dikembangkan dilahat dengan mengamati aktivitassiswa
dalam pembelajaran dengan E-modul yang dikembangkan. Jadi dapat disimpulkan bahwa
e-modul yang dikembangkan sudah efektif. Hal ini sesuai dengan pandangan Sukardi
(2013) Hasil tersebut menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran kinerja siswa, E-
modul dikatakan efektif apabila persentasenya memenuhi kriteria “baik” dan “sangat
baik”.
Afriani. (2018). Pembelajaran Kontekstual dan pemahaman konsep siswa. Jurnal Al-
Mutaaliyah, 3(1), 80–88.
Daga, A. T. (2021). Makna Merdeka Belajar dan Penguatan Peran Guru di Sekolah Dasar.
Jurnal Educatio FKIP UNMA, 7(3), 1075–1090.
Dewi, Afrina Sari et al. 2018. Pengembangan E-modul Pembelajaran Ekonomi SMA.
Jurnal Teknologi Informasi & Komunukasi dalam Pendidikan, 5(2): 111-124.
E- Modul Berbantuan Sigil Pada Pembelajaran Fisika. OPTIKA: Jurnal
Pendidikan Fisika, 5(1), 64-73.
Elizabeth, A., & Sigahitong, M. M. (2018). Pengaruh Model Problem Based Learning
Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Peserta Didik SMA. Prisma Sains :
Jurnal Pengkajian Ilmu Dan Pembelajaran Matematika Dan IPA IKIP Mataram,
6(2), 66. https://doi.org/10.33394/j-ps.v6i2.1044
Hastuti, P., Thohiri, R., & Panggabean, Y. (2020). Pengembangan E-Module Berbasis
Problem Based Learning Mata Pelajaran Ekonomi Kelas X SMA Negeri 1 Percut
Sei Tuan Tahun Ajaran 2018/2019. PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan,
Keguruan, Dan Pembelajaran, 4(2), 60.
Lestari, S. (2015). Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah fisika kelas XI IIS 1
SMA Muhammadiyah 2 Yogyakarta melalui pembelajaran SEA (Starter
Experiment Approach). Jurnal Ilmiah Guru Caraka Olah Pikir Edukatif, 19(2).
Mustami, M. K., Mardiyana, & Maryam. (2017). Validitas, Kepraktisan, dan Efektivitas
Perangkat Pembelajaran Biologi Integrasi Spiritual Islam. Jurnal Al-Qalam, 23(1),
70–77.
Nafiah, Yunin Nurun. 2014. Penerapan Model Problem-Based Learninguntuk
Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Hasil Belajar Siswa. Jurnal
Pendidikan Vokasi, Vol 4, Nomor 1 Hal. 125-143.
Nisa, U., Yuliani, H., Syar, N. I., & Nastiti, L. R. (2021). Meta Analisis Pengembangan
Sherly, Dharma, E., & Sihombing, B. H. (2020). Merdeka Belajar di Era Pendidikan 4.0.
Merdeka Belajar: Kajian Literatur, 184–187.
Sugiharni, G. A. D. (2018). Pengembangan Modul Matematika Diskrit Berbentuk Digital
dengan Pola Pendistribusian Asynchronous Menggunakan Teknologi Open
Source. Jurnal Nasional Pendidikan Teknik Informatika, 7(1), 58–72.