Sie sind auf Seite 1von 25

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA DENGAN PENGGUNAAN ALAT

PERAGA DAN METODE TANYA JAWAB PADA PEMBELAJARAN


SAINS DAN BAHASA INDONESIA DI KELAS IV SD NEGERI
NO. 040495 JANDI MERIAH KECAMATAN
TIGANDERKET KABUPATEN KARO
TAHUN 2011

Mata Kuliah : Pemantapan Kemampuan Profesional


Kode Mata Kuliah : PDGK 4501

O
L
E
H

Nama : MULIMIN MARIA FERDINANDA SEMBIRING


NIM : 814620768
Program Studi : S-1, PGSD
Kelompok Belajar : Kabanjahe – Karo

UNIT PROGRAM STUDI BELAJAR JARAK JAUH


UNIVERSITAS TERBUKA
MEDAN
TAHUN 2011
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


1.1.1. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan nilai formatif siswa, yang dilaksanakan lima kali formatif pada
semester satu tahun 2010/2011 nilai pembelajaran sains dan Bahasa Indonesia di SD
Negeri 040495 Jandimeriah Kecamatan Tiganderket relatif rendah. Untuk itu penulis
sebagai Guru dan mahasiwa pada UPBJ Medan merasa perlu melaksanakan perbaikan
pada pembelajaran tersebut untuk mengadakan perubahan-perubahan dan meningkatkan
hasil belajar siswa.
Banyak kalangan anak-anak yang menganggap bahwa belajar adalah suatu aktifitas
yang harus dijalankan dan merupakan beban atau keharusan kepada orang tua. Mereka
tidak menyadari bahwa pendidikan itu tidak hanya sebagai rutinitas tetapi merupakan tolak
ukur kehidupan dan pengalaman hidup.
Setelah ditelusuri secara mendalam salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya
minat belajar siswa dalam mengikuti mata pelajaran Sains dan Bahasa Indonesia adalah
metode mengajar yang hanya cenderung dikuasai oleh Guru, siswa sangat jarang diberikan
kesempatan untuk menentang dengan memberi ide-ide, pertanyaan dan sanggahan karena
takut waktu yang sudah ada tidak mencukupi untuk mencapai target kurikulum.
Salah satu model atau metode pembelajaran Sains dan Bahasa Indonesia yang dapat
mendukung meningkatnya minat belajar siswa yaitu pembelajaran dengan menggunakan
alat peraga dan metode tanya jawab.
Alat peraga yang dimaksud adalah berupa media yang bersifat langsung dan bentuk
objeknya nyata.
Contoh pada pembelajaran sains adalah : tanaman, hewan, lingkungan, gambar dan
lain-lain. Ini dapat memberikan rangsangan kepada siswa untuk mempelajari berbagai hal.
Adapun keuntungan pengguna alat peraga :
1. Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk mempelajari
sesuatu atau melaksanakan tugas-tugasnya dalam situasi nyata.
2. Memberikan kepada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya dalam
melatih keterampilan mereka dengan menggunakan sebanyak mungkin alat yang ada.
Kelemahannya :
1. Membawa murid-murid keberbagai tempat diluar sekolah yang kadang-kadang
mengandung resiko.
2. Biaya yang diperlukan tidak sedikit.

Akhirnya, penulis berharap kiranya tulisan ini dapat diberikan konstribusi walaupun
kecil sekali dalam rangka melakukan proses perbaikan pembelajaran untuk rekan-rekan
guru khususnya yang mengajar di Sekolah Dasar.

1.1.2. Identifikasi Masalah


Seperti yang dikemukanan oleh Hopkins (1993) bahwa pada awalnya penelitian
merasa sulit dan kebingungan untuk menemukan masalah yang ada, sebagai penyebab
rendahnya minat belajar siswa terhadap materi yang diajarkan.
Untuk menemukan penyebab rendahnya minat belajar siswa SD Negeri No. 040495
Jandimeriah khususnya di kelas IV mengajukan adanya indikasi metode yang digunakan
sangat pasif.
Untuk itu kami mencoba mencari faktor penyebabnya terutama dalam bidang studi
Sains dan Bahasa Indonesia. Kemudian mencari solusi untuk mencapai perbaikan ke arah
yang lebih baik.
Dalam pembelajaran Sains kelas IV peneliti mengajarkan pokok bahasan
(mengenal rangka manusia) dan menemukan masalah yang tidak dapat dipecahkan sendiri
oleh sebab itu selesai pembelajaran peneliti mengadakan evaluasi, tetapi hasilnya tidak
seperti yang diharapkan.
Dari hasil penelitian tersebut terungkapkan beberapa masalah yang terjadi dalam
pembelajaran yaitu :
1. Rendahnya minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran
2. Siswa sibuk dengan catatannya
3. Guru tidak menggunakan alat atau media dalam mengajar
4. Siswa gemar mencatat dari pada memperhatikan guru menerangkan.
Untuk mengatasi masalah-masalah diatas penulis merasa perlu mengadakan perubahan-
perubahan dalam pembelajaran kearah yang lebih maju terutama dalam memotivasi minat
belajar pada materi pelajaran.
1.1.3. Analisis Masalah
Permasalahan rendahnya minat belajar siswa terutama dalam bidang studi Sains
dan Bahasa Indonesia di SD Negeri 040495 Jandimeriah perlu segera ditanggulangi
dengan melakukan refleksi atau kerja mulai metode menggunakan alat peraga dan metode
tanya jawab.
Keberhasilan pembelajaan dapat dipengaruhi banyak faktor antara lain :
Guru, siswa, sarana dan prasarana. Bahan ajar yang sesuai dengan tujuan, metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi
Dari hasil refleksi diri tersebut penulis memberikan perhatian dan perbaikan. Dari
hasil penelitian tersebut maka terjadi fenomena yang harus dijawab antara lain :
1. Bagaimana cara meningkatkan minat belajar siswa?
2. Metode apa yang digunakan untuk membangkitkan semangat belajar siswa?
3. Langkah-langkah apa yang perlu ditempuh?
Beberapa masalah uang terungkap dalam pembelajaran Sains dan Bahasa Indonesia
kelas IV adalah :
1. Siswa tidak dapat menunjukkan pada gambar atau alat tentang materi.
2. Siswa jarang bertanya
3. Pembelajaran lebih terpusat kepada Guru bukan kepada siswa
4. Siswa tidak senang dengan metode ceramah saja
5. Nilai evaluasi selalu rendah.

1.2. Rumusan Masalah


Apakah dengan menggunakan alat peraga atau media dan metode tanya jawab
dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap materi pembelajaran Sains dan Bahasa
Indonesia di kelas IV SD 040495 Jandimeriah?

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian dilakuan pada mata pelajaran Sains kelas IV adalah :
- Memperbaiki pembelajaran dikelas IV sehingga lebih meningkat minat belajarnya.
- Menumbuhkan rasa senang dan materi pembelajaran dengan menggunakan alat peraga
atau media
- Membantu siswa yang kurang senang metode lama dalam menguasai pembelajaran
- Mencari solusi atau pemecahan masalah yang menyangkut tentang perolehan nilai yang
rendah.
- Memberi bantuan kepada siswa yang lamban dalam penyerapan bahan ajaran.

Tujuan perbaikan dilakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV adalah :
- Menemukan titik kelemahan terhadap metode pembelajaran
- Meningkatakan pembendeharaan kata
- Membantu cara pemahaman meteri dengan cepat melalui alat peraga atau media dan
metode tanya jawab.
- Mengaktifkan semua siswa untuk mencari materi pembelajaran
- Mengupayakan nilai siswa meningkat.

1.4. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran


- Memperbaiki proses pelajaran
- Meningkatkan profesionalisme sebagai seorang Guru
- Meningkatkan motivasi dan minat siswa dalam mengerjakan PR
- Menyempurnakan penggunaan metode pengajaran yang tepat
- Memotivasi Guru untuk melakukan penelitian tindakan kelas sebagai salah satu
perbaikan pembelajaran.
- Untuk mendapatkan hasil atau jawaban permasalahan yang ditemukan di kelas
- Melalui penggunaan alat peraga atau media dan metode tanya jawab yang tepat maka
pembelajaran akan terpusat siswa dan bukan kepada guru semata. Yang tepat maka
pembelajaran akan terpusat siswa dan bukan kepada guru semata.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Belajar


Belajar adalah suatu perubahan dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai
pola baru dan dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian atau
suatu pengertian (Witherington).
Belajar adalah perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi
sebagai hasil dari latihan atau pengamatan (morgan). Belajar adalah suatu bentuk
pertumbuhan dan perkembangan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan
dalam cara-cara bertingkah laku yang baru, berkat pengalaman dan latihan. Tingkah laku
yang baru itu adalah pengetahuan, pengertian, sikap, kebiasaan, sifat sosial, emosiolan dan
pertumbuhan fisik (Oemar Hamalik).
Belajar adalah suatu aktifasi mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi
aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu relatif kontras dan berbekas ( W.S
Winkel 1989).

2.2. Pengertian Pembelajaran


Pembelajaran adalah proses komunikasi dan arah. Mengajar dilakukan oleh Guru
sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau siswa (segalah :
2003 : 6).
Tujuan pengajaran dalam pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang
dilakukan oleh guru dan siswa yang akan berlangsung secara serentak, searah dan sejalan
dalam mencapai tujuan. Dalam belajar mengajar siswa bukan sebagai objek, melainkan
segala yang dikenai kegiatan, tetapi sebagai pelaku kegiatan. Karena itu dalam kegiatan
belajar mengajar siswa harus aktif baik fisik maupun psikis / mentalnya (diktat 2005:5).
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan
proses untuk menciptakan kondisi optimal dimana guru bukan merupakan satu-satunya
sumber belajar.
2.3. Keterampilan Pemakaian Alat Peraga dan Metode Tanya Jawab
1. Pemakaian Alat Peraga
Jika seseorang telah melakukan yang kurang real maka untuk lebih mendekatkan
pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran perlu digunakan alat peraga.
Contoh pada bidang studi Sains dengan materi “Mengenal Rangka Manusia” kalau
hanya dengan penjelasan atau ceramah siswa seakan-akan menghayal dan bercerita, tetapi
dengan adanya alat peraga dan metode tanya jawab siswa akan lebih aktif dan terus
bersaing mencari materi yang akan dipelajari.

Kelebihan pemakaian alat peraga:


a. Dapat memberikan kesempatan semaksimal mungkin pada siswa untuk pembelajaran
sesuatu ataupun melaksanakan tugas-tugas dalam situasi nyata.
b. Memberi kesempatan pada siswa untuk mengalami sendiri situasi yang sesungguhnya.

Kelemahan :
a. Membawa murid-murid keberbagai tempat diluar sekolah kadang-kadang mengandung
resiko.
b. Biaya yang diperlukan tidak sedikit.

2. Metode Tanya Jawab


Metode tanya jawab ada tiga istilah yaitu : pertanyaan, respon dan reaksi. Secara
singkat ketiga istilah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut, pertanyaan dapat ditandai
sebagai kata-kata atau kalimat yang digunakan untuk memperoleh respon verbak.
Sedangkan respon dapat menunjukkan kepada pemenuhan dari yang diharapkan sebuah
pertanyaan yakni sebuah jawaban.
Para Guru biasanya mempunyai sejumlah alasan menjadi landasan penggunaan
metode tanya jawab dalam proses belajar mengajar meliputi :
a. Membangkitkan / menimbulkan keinginan siswa terhadap isi permasalahn yang sedang
dibicarakan, sehingga mendorong minat siswa yang berpartisipasi dalam proses belajar
mengajar.
b. Membangkitkan, mendorong, menuntun atau membimbing pemikiran yang sistematis
kreatif dan kritis pada diri siswa.
c. Meningkatkan keterlibatan siswa, dengan menjawab pertanyaan dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat terwujud cara belajar yang aktif.
d. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan diri sehingga dapat
memupuk dan mengembangkan kemampuan untuk menyatakan pendapat dengan tepat.
e. Memberikan kesempatan pada siswa menggunakan pengetahuan sebelumnya yang
benar sesuai yang baru.

Tujuan pemakaian metode tanya jawab :


Pemakaian metode tanya jawab dalam suatu proses belajar mengajar bertujuan
untuk :
a. Mengecek pemahaman para siswa sebagai dasar berbaikan proses belajar mengajar.
b. Memberikan rasa aman pada siswa, melalui pertanyaan suatu keterampilan Kongnitif
maupun sosial.
c. Memberikan rasa aman pada siswa, melalui pertanyaan kepada seorang siswa yang
dapat dipastikan bisa menjawab pertanyaan.
d. Mendorong siswa untuk melakukan penemuan (Inguiry) dalam rangka memperjelas
suatu masalah.
e. Membimbing dan mengarahkan jalannya diskusi kelas.

Prosedur pemakaian metode Tanya Jawab


Terdapat empat tahap dalam prosedur pemakaian metode Tanya Jawab, sebagai
berikut :
a. Tahap persiapan tanya jawab.
Langkah persiapan dimaksud adalah agar selalu membuat daftar pertanyaan yang akan
dijalankan kepada siswa. Pertanyaan hendaknya dirumuskan berdasarkan tujuan yang
ingin dicapai dan karakteristik siswa.
b. Tahap awal Tanya jawab.
Pada awal pertemuan yang menggunakan metode Tanya jawab, Guru diharapkan
memberi penjelasan atau pengarahan tentang kegiatan yang akan dilaksanakan. Guru
dapat melakukannya dengan memberitahukan tujuan, langkah-langkah kegiatan, dan
penjelasan garis besar isi pembelajaran.
c. Tahap pengembangan Tanya jawab.
Apabila Guru telah memberikan pengarahan pada tahap awal Tanya jawab, maka Guru
dapat mulai mengembangkan proses tanya jawab, untuk dapat mengembangkan tanya
jawab dengan menempuh berbagai fasiasi dalam mengajukan pertanyaan.
Hyman mengemukakan 5 (lima) strategi yaitu :
1. The mixed strategy
2. The peaks strategy
3. The plateaus strategy
4. The inductive strategy
5. The deductive
d. Tahap akhir tanya jawab.
Pada tahap akhir pemakaian tanya jawab, guru bersama para siswa membuat ringkasan
isi pembelajaran yang telah disajikan selama tanya jawab. Kegiatan ini dimaksudkan
untuk pemantapan sajian, dan sekaligus untuk memperoleh umpan balik dari para
siswa. Tanya jawab merupakan hal-hal yang penting untuk dapat digunakan.
Apabila guru telah memberikan pengarahan pada tahap awal tanya jawab.
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

3.1. Subjek, Tempat dan Waktu Penelitian


3.1.1. Subjek Penelitian
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran dilaksanakan di SD Negeri No. 040495
Jandimeriah dengan fokus perbaikan di kelas IV untuk bidang studi Sains dan Bahasa
Indonesia yang menjadi subjek penelitian adalah Guru dan siswa, sedangkan waktu
pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan mulai dari tanggal 11 Oktober s/d 16 Nopember
2011.

3.1.2. Tempat dan Waktu Penelitian


No Mata Ke Siklus I Siklus II Siklus III Tempat
Pelajaran las
I Sains IV Selasa Rabu Rabu SD
11-10-2011 12-10-2011 19-10-2011 No.
Jam 07.30- Jam 07.30- Jam 07.30- 040495
08.40 08.40 08.40
II B. Indonesia IV Selasa Rabu Rabu SD
08-11-2011 09-11-2011 16-11-2011 No.
Jam 09.25- Jam 09.25- Jam 09.25- 040495
10.35 10.35 10.35

3.1.3. Objek Penelitian


Yang menjadi objek penelitian adalah peningkatan hasil belajar.

3.1.4. Karateristik Siswa Anggota Kelas Subjek Penelitian


Siswa kelas IV yang menjadi sasaran peningkatan hasil belajar sejumlah 25 (dua
puluh lima) orang.

3.1.5. Jenis Pengamatan


Jenis pengamatan yang dilakukan adalah low inference observation dimana peneliti
dibantu teman sejawat melakukan pengamatan kelas dan mendiskusikannya.

3.1.6. Hipotesis Rencana Pelaksanaan Tindakan


Bertitik tolak dari perumusan masalah dan kerangka berfikir diatas, dalam
penelitian ini dalam penelitian dirumuskan tindakan sebagai berikut :
1. Apabila dalam pembelajaran di kelas, guru dapat merencanakan pembelajaran yang
sesuai dengan tujuan, materi karateristik siswa serta dapat melibatkan keaktifan siswa
secara fisik, mental, dalam pembelajaran, maka siswa dapat mengembangkan potensi
dirinya.
2. Apabila guru menerapkan model pembelajaran dengan alat terlebih dahulu kemudian
disusul dengan mengadakan tanya jawab dalam pembelajaran Sains dan Bahasa
Indonesia, terpusat pada siswa yang tentu hasilnya akan lebih baik.
3. Apabila dalam penerapan metode tanya jawab, guru menjelaskan terlebih dahulu
tentang hal-hal yang akan dibahas oleh individu, dengan demikian diharapkan hasilnya
akan lebih baik.
4. Jika dalam proses hipotesis dibudidayakan penggunaan alat peraga pelajar maka siswa
dituntut perhatian dan konsentrasi yang cukup untuk dapat menyebutkan dan
menunjukkan materi-materi tersebut disituasi lain.
5. Apabila dalam pembelajaran tanya jawab tetap ada siswa akan merasa ingin tahu
berdasarkan pertanyaan dari guru.

3.2. Deskripsi Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Persiklus


Langkah-langkah yang peneliti tempuh adalah perbaikan pembelajaran Sains
adalah sebagai berikut : untuk memperoleh hasil seperti yang peneliti harapkan maka
peneliti terlebih dahulu melakukan penelitian tindakan kelas (PTK), yang dilaksanakan
dengan mengikuti prosedur penelitian sebagaimana yang didasarkan prinsip Kemmis an
Toggart (1988) yang mencakup kegiatan :
- Perencanaan (planning)
- Tindakan (action)
- Observasi (Observation)
- Refleksi (Reflektion) atau evaluasi
Keempat kegiatan diatas berlangsung secara berulang dalam bentuk Sains.
Pada siklus 1 (satu) peneliti memberikan materi pelajaran terlebih dahulu yang
kemudian diakhiri pelajaran peneliti melaksanakan evaluasi sebanyak 5 (lima) soal yang
berkaitan dengan materi yang baru saja diajarakan, demikian juga halnya dengan siklus 2
(dua).
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran terdiri dari 3 (tiga) siklus yaitu seperti
siklusnya mengikuti pola sebagai berikut :
Pelaksanaan Tindakan

Rencana Pelaksanaan Tindakan Observasi


Siklus I

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan

Rencana Awal Siklus II


Tindakan Observasi

Refleksi

Pelaksanaan Tindakan

Rencana Revisi Tindakan Observasi


Siklus III

Refleksi
3.2.1. Pelaksanaan Perbaikan
a. Perencanaan Pembuatan RP
1. Menyusun RP
2. Menyiapkan materi pembelajaran
3. Menyiapkan tes pedoman observasi dan alat peraga

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)


1. Penguasaan kelas dalam keadaan teratur
2. Kegiatan awal : - menarik minat
- menyampaikan target

3.2.2. Pelaksanaan Perbaikan Siklus I


a. Perencanaan (Planning)
1. Mendiskusikan gejala-gejala yang selama ini diamati dikelas supervisor.
2. Menentukan rumusan masalah yang akan diteliti.
3. Menentukan upaya-upaya perbaikan yang mungkin dapat dilakukan yaitu dengan :
- menyusun daftar pertanyaan
- Mengatur strategi pemberian pertanyaan
4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
5. Menjumpai teman sejawat untuk berkolaborasi mengamati keterlaksanaan proses
pembelajaran
6. Menjumpai Kepala Sekolah untuk memberitahukan rencana guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan mendapatkan izin pelaksanaan penelitian
tindakan kelas.
7. Membuat lembaran pengamatan
8. Membuat alat pengumpul data hasil belajar.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)


1. Menyepakati mekanisme pelaksanaan pembelajaran bersama pengamatan.
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
kelompok Sains dan Bahasa Indonesia sebagaimana terlampir.
3. Memberikan tugas rumah (PR)
4. Memeriksa pelaksanaan tugas rumah, mengembalikan dan memberikan umpan
balik.
5. Melaksanakan pengejaran dengan sistem pemakaian alat peraga dan metode tanya
jawab.
6. Menyepakati tata cara pengamatan dan tempat duduk pengamat.
7. Meminta pengamat mengisi lembar pengamatan yang sudah disepakati dan
mencatat hal-hal yang diperlukan untuk perbaikan.

c. Pengamatan (Observasi)
1. Pengamat mengamati pelaksanaan pembelajaran dan mengisi lembar pengamatan
(lampiran).
2. Pengamat bersama peneliti mentabulasikan hasil belajar siswa.

d. Refleksi
1. Peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pengamatan setiap kali pembelajaran.
2. Peneliti dan pengamat menemukan hal-hal yang positif supaya dipertahankan
pelaksanaannya pada siklus II
3. Peneliti dan pengamat mendiskusikan hal-hal yang harus perlu diperbaiki pada
siklus I
4. Peneliti dan pengamat merencanakan tindakan perbaikan pada siklus II.

3.2.2. Pelaksanaan Perbaikan Siklus II


a. Perencanaan (Planning)
1. Mendiskusikan gejala-gejala yang selama ini diamati dikelas supervisor.
2. Menentukan rumusan masalah yang akan diteliti sebelumnya.
3. Menentukan upaya-upaya perbaikan yang mungkin dapat dilakukan yaitu dengan :
- Menyusun daftar pertanyaan
- Mengatur strategi pemberian pertanyaan
4. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
5. Menjumpai teman sejawat untuk berkolaborasi mengamati keterlaksanaan poses
pembelajaran.
6. Menjumpai Kepala Sekolah untuk memberitahukan rencana guru untuk
memperbaiki proses pembelajaran dan mendapatkan izin pelaksanaan penelitian
tindakan kelas.
7. Membuat lembaran pengamatan yang akan dinikmati oleh teman sejawat
8. Membuat alat pengumpul data hasil belajar kelompok yang sudah di laksanakan
kepada siswa.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)


1. Menyepakati mekanisme pelaksanaan pembelajaran bersama pengamatan.
2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran
kelompok Sains dan Bahasa Indonesia sebagaimana terlampir.
3. Memberikan tugas rumah (PR)
4. Memeriksa pelaksanaan tugas rumah, mengembalikan dan memberikan umpan
balik.
5. Melaksanakan pengejaran dengan sistem pemakaian alat peraga dan metode tanya
jawab.
6. Menyepakati tata cara pengamatan dan tempat duduk pengamat.
7. Meminta pengamat mengisi lembar pengamatan yang sudah disepakati dan
mencatat hal-hal yang diperlukan untuk perbaikan untuk bahan perbaikan pada
siklus II.

c. Pengamatan (Observasi)
1. Pengamat mengamati pelaksanaan pembelajaran dan mengisi lembar pengamatan
(lampiran).
2. Pengamat bersama peneliti mentabulasikan hasil belajar siswa.

d. Refleksi
1. Peneliti dan pengamat mendiskusikan hasil pengamatan setiap kali pembelajaran.
2. Peneliti dan pengamat menemukan hal-hal yang positif supaya dipertahankan
pelaksanaannya pada siklus III
3. Peneliti dan pengamat mendiskusikan hal-hal yang harus perlu diperbaiki pada
siklus I, II
4. Peneliti dan pengamat merencanakan tindakan perbaikan pada siklus.
3.2.3. Pelaksanakan Perbaikan Siklus III
a. Perencanaan (Planning)
1. Menentukan upaya-upaya perbaikan yang mungkin dapat dilakukan yaitu dengan :
- menyusun daftar pertanyaan
- Merancang tindakan baru berdasarkan hasil refleksi pada siklus I dengan sistem
penggunaan alat peraga dan metode tanya jawab.
2. Menyusun rencana pelaksanaan perbaikan pembelajaran berdasarkan hasil refleksi
untuk siklus II.
3. Berbagi tugas dengan teman sejawat.

b. Pelaksanaan Tindakan (Action)


1. Menyepakati mekanisme pelaksanaan pembelajaran bersama pengamat.
2. Melaksanakan pengajaran dengan penggunaan alat peraga dan metode tanya jawab
pada siklus II untuk pengajaran sains dan Bahasa Indonesia sebagaimana terlampir.
3. Memberi tugas rumah.
4. Memeriksa pelaksanaan tugas rumah, mengembalikannya dan memberikan umpan
balik.
5. Menyepakati tata cara pengamatan dan tempat duduk pengamat.
6. Meminta pengamat mengisi lembar pengamatan yang sudah dipersiapkan dan
mencatat hal-hal yang diperlukan untuk perbaikan pembelajaran.

c. Pengamatan (Observation)
1. Melakukan observation terhadap pelaksanaan terhadap sistem penggunaan alat
peraga dan metode tanya jawab.
2. Pengamat mengamati pelaksanaan pembelajaran dan mengisi lambar pengamatan
(lampiran).
3. Pengamat bersama peneliti mentabulasikan hasil belajar siswa.

d. Refleksi (Reflektion) atau evaluasi


1. Peneliti dan pengamat mediskusikan hasil pengamatan setiap kali selesai
pembelajaran.
2. Peneliti menganalisa data untuk mengukur keberhasilan penerapan perbaikan
pembelajaran.
3. Menetapkan sistem penggunaan alat peraga dan metode tanya jawab yang
meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran.
Hal yang dapat ditemukan selama perbaikan dari 3 siklus Sians maupun Bahasa Indonesia :

1. Siklus I Sains
No Hal yang diamati Jumlah 30 %
Siswa
1 Siswa yang aktif mengikuti pelajaran 18 60
2 Siswa yang aktif bertanya 22 73
3 Siswa yang bermotivasi dalam pembelajaran 22 73
4 Siswa yang berminat untuk mendemonstrasikan 20 66
alat peraga
5 Siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan 19 65
Rata-Rata - 66%

Berdasarkan pengamatan selama pembelajaran, dibanding dengan pembelajaran


awal hasisnya lebih baik, hal ini dengan adanya alat peraga dalam pembelajaran.

2. Siklus II Sains
No Hal yang diamati Jumlah 30 %
Siswa
1 Siswa yang aktif dalam kelompok diskusi 24 80
2 Siswa yang saling menghargai pendapat 26 86
3 Siswa yang mampu menggunakan alat tanpa 24 80
ada bantuan guru.
4 Siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan 24 80
baik tepat waktu.
5 Siswa yang membuat catatan dari hasil diskusi. 23 75
Rata-Rata - 80%

3. Siklus III Sains


No Hal yang diamati Jumlah 30 %
Siswa
1 Siswa yang aktif dalam kelompok diskusi 26 86
2 Siswa yang saling menghargai pendapat 24 80
3 Siswa yang mampu menggunakan alat tanpa 24 80
ada bantuan guru.
4 Siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan 25 82
baik tepat waktu.
5 Siswa yang membuat catatan dari hasil diskusi. 26 84
Rata-Rata - 83%

Berdasarkan pengamatan pada siklus III Sains ada peningkatan antusiasi siswa
dalam pembelajaran dan hal ini dapat ada perubahan yang memuaskan.

Temuan / Refleksi pada Pembelajaran Bahasa Indonesia

1. Siklus I Bahasa Indonesia


No Hal yang diamati Jumlah 30 %
Siswa
1 Kemampuan siswa melihat sesuai dengan gambar 22 73
2 Siswa yang saling menghargai pendapat 24 80
3 Siswa yang mampu menggunakan alat tanpa ada 23 76
bantuan guru.
4 Siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik 21 70
tepat waktu.
5 Siswa yang membuat catatan dari hasil diskusi. 23 76

Rata-Rata - 75
No Hal yang diamati Jumlah 30 %
Siswa
1 Siswa yang aktif dalam kelompok diskusi 24 80
2 Siswa yang saling menghargai pendapat 26 84
3 Siswa yang mampu menggunakan alat tanpa 24 80
ada bantuan guru.
4 Siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan 23 76
baik tepat waktu.
5 Siswa yang membuat catatan dari hasil diskusi. 24 80
Rata-Rata - 80

No Hal yang diamati Jumlah 30 %


Siswa
1 Siswa yang aktif dalam kelompok diskusi 26 86
2 Siswa yang saling menghargai pendapat 27 90
3 Siswa yang mampu menggunakan alat tanpa 25 83
ada bantuan guru.
4 Siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan 26 86
baik tepat waktu.
5 Siswa yang membuat catatan dari hasil diskusi. 27 90
Rata-Rata - 87%

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Persiklus


4.1.1. Deskripsi Hasil Penelitian Mata Pelajaran Sains dan Bahasa Indonesia

REKAPITULASI HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN SAINS DAN


BAHASA INDONESIA PADA KELAS IV
Berdasarkan hasil perbaikan pembelajaran yang dikumpulkan pada siklus I, II, dan III mata
pelajaran Sains kelas IV, disusun bentuk diagram sebagai berikut :

No Rata-Rata Hasil Belajar Pada Siklus


Mata Pelajaran I II III
1 Sains 6,6 8,0 8,3
2 Bahasa Indonesia 7,5 8,0 8,7
4.2. Pembahasan Dari Setiap Siklus
4.2.1. Pembahasan Siklus I
Pada siklus I peneliti dan juga Guru belum berhasil meningkatkan minat belajar
siswa. Berdasarkan refleksi dengan teman sejawat dan dibantu supervisor.
Peneliti melakukan upaya-upaya perbaikan. Pada siklus ini siswa yang mencapai
ketuntasan belajar 70% hanya 30 % pada pelajaran Sains dan 40% pada pelajaran Bahasa
Indonesia.

4.2.2. Pembahasan Siklus II


Pada siklus II aktifitas siswa sudah mulai baik jika dibandingkan dari siklus I sebab
pada siklus II menggunakan alat peraga yang telah disediakan dan siswa mulai mau
mengajukan pertanyaan kepada teman sekelompok dan juga kepada guru di depan kelas,
jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar 70% yaitu sebanyak 70% pada mata
pelajaran sains dan 75% pada mata pelajarn Bahasa indonesia. Untuk dapat sukses lagi
maka dapat perbaiki pada siklus ke III karena pemakaian alat peraga masih kurang dan
mempergunakan dan metode tanya jawab.

4.2.3. Pembahasan Siklus III


Pada siklus ini jumlah yang mencapai ketuntasan belajar 70% yaitu sebanyak 80%
pada mata pelajaran sains dan 95% pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Terjadi
peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan 70% sebanyak 20 orang pada mata
pelajaran Sains dan 19% pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dapat dikatakan upaya
yang dilakukan telah berhasil menaikan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan 70% hasil
sudah maksimal sebagaimana yang diharapkan aktif dalam mengerjakan soal-soal latihan
tanpa mengharapkan contekan. Selain itu siswa mengaktifkan dirinya dalam kegiatan
pembelajaran baik secara fisik, mental maupun emosi.

4.2.4. Pembahasan Seluruh Siklus


Berdasarkan grafik-grafik di atas dapat disimpulkan bahwa memaksimalkan
penggunaan alat peraga dan motede tanya jawa hasil belajar 70% keatas meningkat dengan
baik. Pada siklus ke II peningkatan ini lebih cepat karena penelitian menggunakan teknik
penggunaan alat peraga yang tepat dan metode tanya jawab yang diperoleh siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Seandainya ketrampilan ini digunakan seterusnya, diharapkan
keberhasilan pembelajaran dapat mencapai hasil yang sempurna.
BAB IV
KESIMPULAN DAN TANDAK LANJUT

5.1. KESIMPULAN
1. Hasil belajar siswa meningkat setelah diterapkan penelitian tindakan kelas dengan
judul penggunaan alat peraga dan metode tanya jawab.
2. Upaya Guru memberikan umpan balik telah berhasil meningkatkan minat belajar
siswa.
3. Keberanian siswa dalam menjawab pertanyaan dapat ditingkatkan melalui pengajuan
pertanyaan yang jelas dan singkat serta metode tanya jawab terhadap anak.
4. Keaktifan siswa dalam mengerjakan latihan soal-soal semakin meningkat sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar.
5. Persentase siswa yang mencapai ketuntasan 70% materi, meningkat pada sikap siklus
yaitu dari siklus I ke siklus II pembelajaran sains naik 50% pada pembelajaran Bahasa
Indonesia naik 50%.
6. Dengan melaksanakan sistem penggunaan alat peraga dan metode tanya jawab
keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran baik secara fisik, mental mau pun emosi
meningkat.

5.2. SARAN DAN TINDAK LANJUT


1. Guru perlu mempersiapkan diri dan merancang pembelajaran dengan baik
2. Guru dan teman sejawat harus banyak bertukar pikiran dengan tujuan meningkatkan
mutu pembelajaran.
3. Sebagai seorang guru, peneliti akan berupaya meneruskan penggunaan alat peraga dan
tanya jawab untuk menyelesaikan tugas-tugas bagi siswa.
4. Pemakaian alat peraga dan metode tanya jawab terbentuk sikap positif dan pendekatan
guru dengan siswa.
5. Peneliti akan menginformasikan keberhasilan kepada teman sejawat untuk
memaksimalkan penggunaan alat peraga dan metode tanya jawab.
DAFTAR PUSTAKA

Damanik, Herawaty, M.Pd, Marchaini Br Tarigan, Sedia Bangun, Nur Astuti, 2004
Penerapan Modal Pembelajaran Sosial Science Inqua/ iry dalam Mata Pelajaran
Sosiologi dengan Kerja Kelompok, Jakarta, Universitas Terbuka.

Wardani, IGAK, Kuswayana Wihardit dan Nani Nasoetion, 2002, Penelitian Tindakan
Kelas, Jakarta Universitas Terbuka

Tim Dosen Fakultas Ilmu pendidikan Universitas Negeri Medan 2002, Strategi Belajar
Mengajar.

Winataputra, Udin. S (2001), Strategi Belajar Mengajar, Pusat Penerbitan Universitas


Terbuka. Jakarta.

Wardani, 1 GAK, Siti Juleha dan Ngadi Marsihah 2001, Pemantapan Kemampuan
Profesional ( Penduan), Jakarta, Universitas Terbuka.

Drs. R. Sitompul, MS, Drs. Aman Simare-mare, MS, 2003, Pengajaran Mikro, Departeman
Pendidikan Nasional Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Negeri Medan.

Das könnte Ihnen auch gefallen