Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas
dalam kehidupan, sikap rasa ingin tahu, perperhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan
masalah.
1
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Undang Undang no 20 tahun 2003 pasal
berbasis aktivitas di mana siswa berperan secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar yang diselenggarakan oleh guru. Namun hal tersebut bertolak belakang
dalam kegiatan belajar mengajar. Siswa hanya mendengarkan saja hal- hal yang
disampaikan oleh guru dan kurang mendapatkan kesempatan untuk aktif dalam
pembelajaran terdapat dua unsur yang amat penting yaitu metode pembelajaran
mengajar yang mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata
2
dan diciptakan oleh guru. Hamalik (Azhar Arsyad, 2011: 15) mengemukakan
yang telah ditetapkan oleh guru. Berdasarkan hasil observasi yang telah peneliti
lakukan, sebagian besar guru di V SDN 186 Karangan tidak menggunakan media
dalam proses pembelajaran. Dampak dari hal tersebut dapat dilihat pada saat
guru yang tengah mengajar dan beberapa siswa merasa kesulitan memahami apa
mengaplikasikan konsep yang telah disampaikan oleh Guru. Hal tersebut dapat
dilihat melalui penilaian secara tertulis yang telah dilakukan oleh guru terhadap
hasil belajar matematika. Tujuan tersebut akan tercapai jika nilai hasil belajar
siswa mencapai KKM yang telah ditetapkan oleh Sekolah yaitu sebesar 70.
Namun pada ulangan harian dengan materi faktor dan kelipatan, dari 18 siswa
Rendahnya nilai hasil belajar siswa dari ulangan harian dengan materi
faktor dan kelipatan tidak terlepas dari kurangnya variasi model pembelajaran
yang digunakan oleh guru. “Model pembelajaran ialah pola yang digunakan
3
sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas”. Melihat jumlah
siswa pada kelas V SDN 186 Karangan yang berjumlah 18 orang hendaknya
guru memilih model pembelajaran yang menekankan pada interaksi sosial antar
siswa. Salah satu model pembelajaran yang berbasis sosial adalah model
(Miftahul Huda, 2012: 265) yang menyatakan bahwa siswa yang bekerja secara
kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) yang berisi game akademik
tugas kelompoknya. “Dalam TGT setiap siswa ditempatkan dalam satu kelompok
yang terdiri dari 3 orang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi”. Melalui
4
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
meningkatkan hasil belajar matematika pada siswa kelas V SDN 186 Karangan?
E. Tu juan Penelitian
siswa kelas V melalui penerapan Model Pembelajaran Koperatif tipe TGT (Team
F. Manfaat Penelitian
5
yaitu :
Sarjana Pendidikan.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan kata yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia.
memahami belajar adalah sebagai suatu properti sekolah. Kegiatan belajar selalu
perilaku. Belajar terjadi dengan karena didorong kebutuhan dan tujuan yang
ingin dicapai.
dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya.
7
Winkel (Purwanto,2011: 39) menyatakan “belajar adalah aktivitas
adalah suatu proses interaksi antara peserta didik terhadap lingkungannya yang
Hasil Belajar tidak terpisah dari proses belajar itu sendiri karena hasil
belajar muncul karena adanya aktivitas belajar. Dengan kata lain hasil belajar
adalah tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan belajar. Agus Suprijono (2012:
penguasaan yang dicapai oleh peserta didik dalam mengikuti proses belajar
lingkungannya”.
8
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan perilaku peserta didik yang dicapai setelah
berbagai cara, antara lain peningkatan bekal awal siswa baru, peningkatan
memadai dan penyediaan sarana belajar. Salah satu hal yang masih menjadi
yang dapat mengembangkan segala potensi siswa. Salah satu unsur penting
akan digunakan.
9
Joice (Trianto,2010: 52) menyatakan bahwa “model pembelajaran
adalah suatu perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain
pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas atau mengatur tutorial,
tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang
pembelajaran”.
kelas”.
10
2. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif
kooperatif.
Huda,2012: 29).
11
berkerja sama dalam satu tim untuk mengatasi suatu masalah, menyelesaikan
kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan
Raharjo,2009: 4)
untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur”.
berbeda antara model pembelajaran yang satu dengan yang lainnya. Begitu
12
terdapat pada model pembelajaran lain. Stahl dalam Tukiran Taniredja dkk
dilakukan secara asal-asalan. Roger dan David Johnson dalam Agus Suprijono
(2012: 58) menyatakan Untuk mencapai hasil yang maksimal, lima unsur
13
pembelajaran kompetitif dan individual, Johnson, Johnson dan Smith
heterogen.
b.Apa yang bermanfaat bagi diri sendiri harus bermanfaat bagi orang lain.
f. Apa yang bermanfaat bagi diri sendiri harus bermanfaat bagi orang lain.
14
4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments)
pertanyaan atau masalah-masalah yang diberikan oleh guru. Sebagai ganti dari
tes tertulis, setiap siswa akan bertemu seminggu sekali pada meja turnamen
format intruksional dan lembar kerjanya. Bedanya jika STAD fokus pada
TGT umumnya fokus hanya pada level kemampuan saja. Selain itu jika dalam
15
STAD, yang digunakan adalah kuis, maka dalam TGT istilah tersebut
kemampuan akademik siswa, selain itu terdapat game akademik di mana para
dalam tim mereka untuk untuk menguasai materi. Tahap 4 : Turnamen : Para
meja turnamen tiga peserta. Tahap 5 : Rekognisi Tim : Skor tim dihitung
berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi
16
pengaturan klasikal; belajar kelompok; turnamen akademik; penghargaan tim
dan pemindahan atau bumping”. Menurut Nur Asma (2006: 54) kegiatan
kepada siswa. Setelah itu, siswa pindah ke kelompok masing- masing untuk
masalah yang diberikan oleh guru. Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa
akan bertemu seminggu sekali pada meja turnamen dengan dua rekan dari
Games Tournaments)
17
Tahap 5 : Tiap anggota dari masing-masing kelompok menempati meja turnamen
diterapkan
C. Materi Ajar
Unsur - Unsur Bangun Ruang dan Jaring – Jaringnya
1. Unsur-unsur Kubus
18
e. Panjang semua rusuk kubus sama.
2. Unsur- unsur Balok
19
Gambar 2.3 jaring-jaring kubus
4. Jaring-jaring Balok
Jaring-jaring balok adalah beberapa bangun datar persegi panjang
yang digabungkan hingga membentuk balok. Jaring-jaring balok adalah balok
yang sebagian rusuk rusuknya digunting agar menjadi suatu bangun datar
yang tidak terpisah satu sama lain.
20
5. Volume Bangun Ruang
Bangun ruang adalah himpunan semua titik, garis, dan bidang dalam
ruang berdimensi tiga yang terletak dalam bagian tertutup beserta seluruh
permukaan yang membatasinya. Semakin besar ukuran bangun ruang,
semakin besar pula volumenya. Volume diukur dalam satuan kubik, seperti
sentimeter kubik (cm3) atau meter kubik (m3). Satuan lain untuk volume
diantaranya adalah liter (1.000 cc), galon dan barel.
1. Kubus
21
2. Balok
22
D. Kerangka Pikir
Kondisi Awal
Kondisi Akhir
23
E. Hipotesis Penelitian
24
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta menganalisis setiap pengaruh
adalah penelitian kolaboratif. Menurut Wina Sanjaya (2010: 59) dalam penelitian
kolaboratif inisiatif untuk melaksanakan penelitian tidak dari guru tetapi dari
Penelitian ini akan menciptakan kolaborasi atau partisipasi antara peneliti dan
kelasnya. Peneliti terlibat langsung dalam proses penelitian sejak awal mulai dari
25
Selanjutnya peneliti memantau, mencacat, mengumpulkan data, lalu
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 186 Karangan yang
berjumlah 18 siswa, terdiri dari 12 laki-laki, dan 8 perempuan. Penelitian ini akan
diterapkan pada mata pelajaran Matematika pokok bahasan bilangan bulat, FPB
C. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
2. Jadwal Penelitian
2022/2023 selama 2 bulan, waktu tersebut dimulai dari tahap laporan yang
3. Subjek penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 186 Karangan
yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun pelajaran 2022/2023
26
D. Desain Penelitian
3. Pengamatan (Observing)
pengamat.
4. Refleksi (Reflecting)
ternyata hasilnya belum memuaskan. Maka perlu ada rancangan ulang untuk
diperbaiki, dimodifikasi, dan jika perlu disusun skenario baru untuk siklus
berikutnya.
27
Tahap-tahap tersebut dapat dilihat pada gambar berikut :
Keterangan :
Siklus I
1. Perencanaan (plan)
3. Refleksi (reflect)
Siklus II
6. Refleksi II (reflect)
Gambar 3.1. Proses Penelitian Tindakan
a. Perencanaan
Menyusun dan mempersiapkan soal tes untuk siswa. Tes akan diberikan
pada setiap akhir pertemuan. Soal tes disusun oleh peneliti dengan
28
Mempersiapkan peralatan untuk mendokumentasikan aktivitas guru dan
b. Tindakan
c. Observasi
Observasi dilakukan terhadap guru dan siswa, baik sebelum, saat, maupun
aktivitas seluruh siswa dan guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.
29
d. Refleksi
peneliti dapat melihat kendala yang muncul pada saat pelaksanaan siklus I.
siklus II. Apabila hasil dari siklus pertama belum memuaskan, maka perlu
kekurangan pada siklus pertama dan kedua. Siklus akan berhenti jika hasil
ditentukan.
30
1. Tes
2. Observasi
dengan alat observasi tentang hal yang akan diamati atau diteliti. Penelitian
Data yang terkumpul tidak akan bermakna tanpa analisis yakni diolah
langkah penting dalam PTK. Instrumen berupa tes digunakan untuk mengetahui
hasil belajar matematika peserta didik setelah proses belajar mengajar yang akan
31
Analisis data menggunakan nilai rata-rata kelas dan presentasi ketuntasan
belajar secara klasikal. Untuk menghitung nilai rata-rata yaitu dengan cara
Nilai = x 100 %
pembelajaran kooperatif tipe TGT akan dianalisis secara dekriptif kualitatif yaitu
G. Indiktor Keberhasilan
siswa adalah sesuai dengan kriteria standar, maka peneliti menentukan tingkat
32
kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat dari proses dan hasil
belajar siswa secara individu maupun klasikal pada setiap siklus telah meningkat
33