Sie sind auf Seite 1von 6

“Karena reaksi tersebut, pemerintah menyempurnakan

Kurikulum 1968 pada tahun 1975 dengan metode pengembangan


sistem instruksional yang dikenal satuan pelajaran. Namun
Kurikulum juga mendapat kritikan dari guru dan tenaga
pengajar”

Oleh : Indria Neng Putri

A. Pendahuluan
Kurikulum merupakan unsur penting dalam setiap bentuk dan model
pendidikan. Sejalan dengan perkembangan pendidikan yang terus meningkat
pada semua jenis dan jenjang pendidikan di Indonesia. Untuk mengetahui
seberapa baik pendidikan suatu bangsa dalam membentuk sistem nilai
tersebut, maka secara umum dapat dilihat dari pemerintah mendesain
kurikulum yang digunakan, karena kurikulum adalah blue print dari
pendidikan. Kurikulum dikatakan efektif salah satu cirinya adalah manakala
kurikulum tersebut mampu menyiapkan lulusan sesuai kebutuhan dan tuntutan
masyarakat. Oleh karena itu, pegembangan dan pembaharuan kurikulum
berdasar tuntutan dan kebutuhan masyarakat tersebut adalah suatu keharusan.1
Kurikulum harus bersifat antisipatif dan adaptif (mampu menyesuaikan
diri) terhadap perubahan masyarakat itu sehingga kurikulum dituntut selalu
dinamis mengikuti perkembangan masyarakat dan ilmu pengetahuan, dan
cenderung mengalami perubahan, perbaikan bahkan pembaharuan terus
menerus. Atau dalam arti lain masyarakat terus berubah dan berbenah
begitupun kurikulum juga harus berubah dan berbenah.2

1
Wahyuni, Fitri. "Kurikulum dari masa ke masa (telaah atas pentahapan kurikulum
pendidikan di Indonesia)." Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan dan Keagamaan 10.2 (2015): 231-
242.
2
Nurhalim, Muhammad. "Analisis perkembangan kurikulum di Indonesia (sebuah
tinjauan desain dan pendekatan)." INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan 16.3
(2011): 339-356.
Adanya perubahan-perubahan tersebut dalam dunia pendidikan yang
menjadi prioritas pemerintah adalah mengedepankan sektor pendidikan
menjadi pilar utama dalam pembangunan bangsa dalam hal ketertinggalan
dalam kompetensi global. Sementara itu, mutu pendidikan bergantung pada
mutu guru dan pemahamannya tentang seluk beluk kurikulum. Maka dari itu,
seiring dengan perkembangan zaman perubahan-perubahan itu terjadi untuk
menjadikan kurikulum semakin kearah yang lebih baik yang berlandaskan
Pancasila dan UUD 1945. Kurikulum merupakan bagian terpenting dalam
proses pendidikan karena kurikulum merupakan salah satu alat untuk
mencapai tujuan suatu pendidikan dan kurikulum digunakan sebagai pedoman
dalam pelaksanaan proses belajar mengajar. Program pendidikan yang
disediakan untuk membelajarkan siswa sangat penting dalam dunia
pendidikan.3
Dalam perjalanan sejarah sejak tahun 1945, kurikulum pendidikan
nasional telah mengalami perubahan, yaitu pada tahun 1947, 1952, 1964,
1968, dan 1975. Perubahan tersebut merupakan konsekuensi logis dari
terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam
masyarakat berbangsa dan bernegara. Sebab, kurikulum sebagai seperangkat
rencana pendidikan perlu dikembangkan secara dinamis sesuai dengan
tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat. Perbedaanya pada
penekanan pokok dari tujuan pendidikan serta pendekatan dalam
merealisasikannya.

B. Pembahasan
1. Sejarah Kurikulum 1975
Pembangunan nasional melatar belakangi kelahiran kurikulum
1975 akibat dari banyaknya perubahan-perubahan yang terjadi,
terutama sejak tahun 1969. Banyak faktor-faktor yang
mempengaruhi program maupun kebijakan pemerintah yang

3
Sari, Evi Catur. "Kurikulum Di Indonesia: Tinjauan Perkembangan Kurikulum
Pendidikan." Inculco Journal of Christian Education 2.2 (2022): 93-109.
mengakibatkan pembaharuan tersebut. Kurikulum 1975 merupakan
kurikulum yang bersifat sentralistik atau dibuat oleh pemerintah
pusat dan sekolah-sekolahhanya menjalankan. Kurikulum 1975
berprinsip tujuan daripendidikan harus efektif dan efisien.4
Kurikulum 1975 merupakan penggangti dari kurikulum
sebelumnya yaitu kurikulum 1968. Dimana pada kurikulum sebelumnya
belum memperhitungkan hal-hal yang mengenai faktor kebijaksanaan
pemerintah yang berkembangan dalam rangka pembangunan nasional.
Atas dasa pertimbangan tersebut dibentuk kurikulum tahun 1975 sebagai
upaya untuk mewujudkan strategi pembangunan dibawah pemerintahan
orde baru dengan program Pelita dan Repelita.5
Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih
efisien dan efektif. “Yang melatar belakangi adalah pengaruh konsep di
bidang manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal
saat itu. Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur
Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah
“satuan pelajaran”, yaitu rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap
satuan pelajaran dirinci lagi: petunjuk umum, tujuan instruksional khusus
(TIK), materi pelajaran, alat pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan
evaluasi. Kurikulum ini banyak mendapatkan kritikan, karena guru terlalu
disibukkan dengan menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap
kegiatan pembelajaran, sehingga konsentrasnya kurang fokus.6
Namun dalam kurikulum ini, tidak seperti kurikulum lainnya,
karena di dalam kurikulum 1975 sekolah harus ditinjau dahulu oleh
pengawas/ peninjau dari pemerintah apakah sudah layak atau sudah bisa
menjalankankan kurikulum yang dimaksudkan atau tidak. Jika tidak maka
4
Insani, Farah Dina. "Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awal
kemerdekaan hingga saat ini." As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam & Pendidikan 8.1 (2019): 43-
64.
5
Manurung, Lengsi. "Sejarah Kurikulum di Indonesia." Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan 5.2 (2019): 88-95.
6
Alhamuddin, Alhamuddin. ”Sejarah Kurikulum di Indonesia (Studi Analisis Kebijakan
Pengembangan Kurikulum”. Nur El-Islam 1.2 (2014): 48-58.
sekolah tersebut akan diberi bimbingan untuk menjalankannya sekaligus
memberlakukan kurikulum sebelumnya sebagai kurikulum yang berjalan.
Karena pada kurikulum 1975 membutuhkan beberapa kesiapan seperti
kesiapan guru dan sebagainya.7

2. Ciri-Cir Kurikulum 1975


Di dalam kurikulum 1975, pada setiap bidang studi dicantumkan
tujuan kurikulum, sedangkan pada setiap pokok bahasan diberikan tujuan
instruksional umum yang dijabarkan lebih lanjut dalam berbagai satuan
bahasan yang memiliki tujuan instruksional khusus. Dalam proses
pembelajaran, guru harus berusaha agar tujuan instruksional khusus dapat
dicapai oleh peserta didik, setelah mata pelajaran atau pokok bahasan
tertentu disajikan oleh guru. Metode penyampaian satuan bahasa ini
disebut prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Melalui
PPSI ini dibuat satuan pelajaran yang berupa rencana pelajaran setiap
satuan bahasan. Ciri-ciri kurikulum 1975 yaitu : 8
a. Berorientasi pada tujuan, dalam pengertian bahwa pemerintah telah
merumuskan tujuan-tujuan yang harus dicapai oleh siswa yang
mencakup tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuluer, tujuan instruksional umum dan tujuan
instruksional khusus.
b. Menganut pendekatan integrative dalam arti bahwa setiap pelajaran
memiliki arti dan peranan yang menunjang kepada tercapainya tujuan-
tujuan yang lebih integratif.
c. Menekankan kepada efisiensi dan efektivitas dalam hal daya dan
waktu.

7
Hadiasnyah, Ruditiya Rizki, Rifky Yudha Pradhana, and Mustiningsih Mustiningsih.
"Dinamika Perubahan Kurikulum di Indonesia." Seminar Nasional Arah Manajemen Sekolah
Pada Masa Dan Pasca Pandemi Covid-19. 2020.
8
Wirianto, Dicky. "Perspektif historis transformasi kurikulum di Indonesia." Islamic
Studies Journal 2.1 (2014).
d. Menganut pendekatan sistem instruksional yang dikenal dengan
Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional (PPSI). Sistem yang
senantiasa mengarah kepada tercapainya tujuan yang spesifik, dapat
diukur dan dirumuskan dalam bentuk tingkah laku siswa.
e. Dipengaruhi psikologi tingkah laku dengan menekankan kepada
stimulus respon (rangsang-jawab) dan latihan (drill).

C. Implementasi Kurkulum 1975

Dari wawancara yag sudah penulis lakukan dengan Bapak Lamidi selaku
guru di SDN Karanggayam 02 yang sudah pensiun dari tahun 2020
memberikan sedikit pernyataan tentang kurikulum 1975 ini bahwa mata
pelajaran yang dilaksanakan ada 9 yaitu, yaitu PAI, IPA, IPS, MTK, olahraga,
kesenian, ketrampilan, pendidikan moral dan pancasila, dan bahasa Indonesia.
Untuk sistem penilainnya dilakukan di akhir catur wulan atau akhir tahun,
dimana guru itu dituntut untuk melakukan penilaian pada akhir suau satuan
pelajaran. Penilaian ini dilakukan terus menerus, dan diselenggarakan secara
menyeluruh termasuk penilaian terhadap tingkah laku siswa.

D. Daftar Pustaka
Alhamuddin. (2014). Sejarah Kurikulum di Indonesia (Studi Analisis
Kebijakan Pengembangan Kurikulum. Jurnal Nur El-Islam, 1 (2).
Dicky, W. (2014). Perspektif historis transformasi kurikulum di Indonesia.
Islamic Studies Journal, 2 (1).
Evi, C. S. (2022). Kurikulum Di Indonesia: Tinjauan Perkembangan
Kurikulum Pendidikan. Inculco Journal of Christian Education, 2 (2).
Farah, D. I. (2019). Sejarah perkembangan kurikulum di Indonesia sejak awal
kemerdekaan hingga saat ini. As-Salam: Jurnal Studi Hukum Islam &
Pendidikan, 8 (1).
Fitri, W. (2015). Kurikulum dari masa ke masa (telaah atas pentahapan
kurikulum pendidikan di Indonesia). Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan
dan Keagamaan, 10 (2).
Lengsi, M. (2019. Sejarah Kurikulum di Indonesia. Jurnal Ilmiah Wahana
Pendidikan, 5 (2).
Muhammad, N. (2011). Analisis perkembangan kurikulum di Indonesia
(sebuah tinjauan desain dan pendekatan). INSANIA: Jurnal Pemikiran
Alternatif Kependidikan, 16 (3).
Ruditiya, R. H,. Rifky Y, P,. & Mustiningsih. (2020). Dinamika Perubahan
Kurikulum di Indonesia. Seminar Nasional Arah Manajemen Sekolah
Pada Masa Dan Pasca Pandemi Covid-19.

Das könnte Ihnen auch gefallen