UNIVERSITAS SRIAL ACADEMY TAHUN 2022 LK 0.1 : Lembar Kerja Belajar Mandiri Nama : SRIAL ACADEMY Nomor peserta : 201702592717 Judul Modul Pedagogik PPG PGSD : Modul 1 Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Konsep Dasar, Rasional, dan Landasan Ilmu Pendidikan No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang 1. Konsep dasar dan rasional ilmu pendidikan. dipelajari - Sebagai subjek pendidikan, manusia memiliki banyak definisi salah satunya dijelaskan oleh Notonagoro yang mendefinisikan manusia sebagai makhluk monopluralis sekaligus monodualis (Dwi Siswoyo, 2007: 46-47). - Pendidikan diartikan sebagai bantuan yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, agar orang tersebut mencapai kedewasaan (Winkel;2012). - Kegiatan mendidik diartikan sebagai upaya membantu seseorang untuk menguasai aneka pengetahuan, ketrampilan, sikap, nilai yang diwarisi dari keluarga dan masyarakat (Arif Rohman, 2011:5). - Ilmu pendidikan sebagai ilmu yang mempelajari suasana dan proses pendidikan yang berusaha memecahkan masalah yang terjadi di dalamnya sehingga mampu menawarkan pilihan tindakan mendidik yang efektif, Arif Rohman (2011:13). 2. Landasan konseptual ilmu pendidikan yang terdiri dari landasan filosofis, landasan empiris, yuridis, dan landasan religi. 3. Landasan filosofis pendidikan adalah pandangan-pandangan yang bersumber dari filsafat pendidikan mengenai hakikat manusia, hakikat ilmu, nilai serta perilaku yang dinilai baik dan dijalankan setiap lembaga pendidikan. - Esensialisme merupakan mahzab filsafat pendidikan yang menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis. - Perenialisme hampir sama dengan essensialisme, tetapi lebih menekankan pada keabadian atau ketetapan atau kenikmatan yaitu hal-hal yang ada sepanjang masa (Imam Barnadib 1988:34). - Progresivisme yaitu perubahan untuk maju. - Rekonstruksionisme adalah mahzab filsafat pendidikan yang menempatkan sekolah atau lembaga pendidikan sebagai pelopor perubahan masyarakat. - Behaviorisme memiliki beberapa akar atau sumber ideologi atau filsafat yaitu realisme dan positivisme. Behaviorisme pendidikan memandang perilaku siswa ditentukan oleh stimulus dan respon. - Humanisme merupakan kelanjutan dari prinsip progresivisme karena telah menganut banyak prinsip dari aliran tersebut seperti pendidikan yang berpusat pada siswa, guru tidak otoriter fokus terhadap aktivitas dan partisipasi siswa. 4. Landasan yuridis pendidikan adalah aspek-aspek hukum yang mendasari dan melandasi penyelenggaraan pendidikan (Arif Rohman, 2013). Berikut ini beberapa landasan hukum sistem pendidikan di Indonesia (Hasbullah, 2008): - Pasal 31 UUD 1945 tentang Pendidikan Nasional - Undang-Undang tentang pokok pendidikan dan kebudayaan - Peraturan Pemerintah 5. Landasan empiris terdiri dari: - Landasan psikologi Landasan psikologi dalam pendidikan adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari studi ilmiah tentang kehidupan manusia pada umumnya serta gejala-gejala yang berkaitan dengan aspek pribadi manusia pada setiap tahapan usia perkembangan tertentu untuk mengenali dan menyikapi manusia yang bertujuan untuk memudahkan proses pendidikan. - Landasan sosiologi Landasan sosiologis bersumber pada norma kehidupan masyarakat yang dianut oleh suatu bangsa sehingga tercipta nilai-nilai sosial yang dalam perkembangannya menjadi norma- norma sosial yang mengikat kehidupan bermasyarakat dan harus dipatuhi oleh masing- masing anggota masyarakat. - Landasan histori Landasan historis pendidikan nasional di Indonesa tidak terlepas dari sejarah bangsa indonesia yang memiliki enam fase. 6. Landasan religi adalah asumsi-asumsi yang bersumber dari religi atau agama yang menjadi titik tolak dalam rangka praktik pendidikan dan atau studi pendidikan (Hasubllah, 2008).
2 Daftar materi yang sulit 1. Landasan filosofis dalam pendidikan
dipahami di modul ini 3 Daftar materi yang sering 1. Konsep dasar dan rasional ilmu pendidikan mengalami miskonsepsi LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Judul Modul Pedagogik PPG PGSD : Modul 1 Judul Kegiatan Belajar (KB) 2. Karakteristik Peserta Didik No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi yang 1. Karakteristik peserta didik adalah salah satu variabel dalam desain pembelajaran yang biasanya dipelajari didefinisikan sebagai latar belakang pengalaman yang dimiliki oleh peserta didik termasuk aspek- aspek lain yang ada pada diri mereka seperti kemampuan umum, ekspektasi terhadap pembelajaran dan ciri-ciri jasmani serta emosional siswa yang memberikan dampak terhadap keefektifan belajar. 2. Ragam karakteristik peserta didik antara lain: - Etnik adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis keturunan yang dianggap sama. - Kultural merupakan suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. - -Status sosial adalah tempat atau posisi sesorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan kelompok-kelompok lain di dalam kelompok yang lebih besar lagi. - Minat merupakan suatu sumber motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan yang dipilihnya. - Perkembangan kognitif mengacu pada tahapan kemampuan seorang anak dalam memperoleh makna dan pengetahuan dari pengalaman serta informasi yang ia dapatkan. - Kemampuan awal atau entry behavior menurut Ali (1984: 54) merupakan keadaan pengetahuan dan keterampilan yang harus dimiliki terlebih dahulu oleh peserta didik sebelum mempelajari pengetahuan atau keterampilan baru. - Gaya belajar menurut Masganti (2012: 49) didefinisikan sebagai cara yang cenderung dipilih seseorang untuk menerima informasi dari lingkungan dan memproses informasi tersebut. - Motivasi didefinisikan oleh para ahli, diantaranya oleh Wlodkowski (dalam Suciati, 1994:41) yaitu suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. - Perkembangan emosi mengacu pada reaksi anak terhadap berbagai perasaan yang dialami setiap hari dan membawa pengaruh besar terhadap cara pandang menyelesaikan masalah, mengambil keputusan, tingkah laku, dan menikmati hidup sebagai orang dewasa kelak. - Perkembangan sosial menurut Hurlock, (1998: 250) adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dengan lingkungannya, bagaimana anak tersebut memahami keadaan lingkungan dan mempengaruhinya dalam berperilaku baik kepada dirinya sendiri maupun kepada orang lain. - Perkembangan moral dan Spiritual adalah perkembangan yang berkaitan dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia dalam interaksinya dengan orang lain dan perkembangan kepercayaan terhadap suatu keyakinan yang didasarkan pada adat istiadat maupun ketuhanan. . Kohlberg (dalam Suyanto, 2006: 135), Sunardi dan Imam Sujadi (2016: 7-8) perkembangan moral anak/peserta didik dibagi menjadi 3 tahapan, yaitu: 1) preconventional, 2) Conventional, 3) postconventional. 3. Perkembangan motorik menurut Hurlock diartikan perkembangan gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat syaraf, urat syaraf, dan otot yang terkordinasi. Perkembangan motorik menurut Santrock (2011: 242) dikelompokkkan menjadi motorik kasar dan motorik halus. 2 Daftar materi yang sulit Perkembangan moral dan spiritual dipahami di modul ini 3 Daftar materi yang Tahap-tahap perkembangan moral dan spiritual sering mengalami miskonsepsi LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Judul Modul Pedagogik PPG PGSD : Modul 1 Judul Kegiatan Belajar (KB) 3. Teori Belajar dan Implikasinya dalam Pembelajaran No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi 1. Teori belajar behavioristik dikenal juga dengan teori belajar perilaku, karena analisis yang yang dipelajari dilakukan pada perilaku yang tampak, dapat diukur, dilukiskan dan diramalkan. Behavioristik memandang bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku sebagai akibat dari adanya interaksi antar stimulus dan respon (Robert, 2014). Tokoh-tokoh aliran behavioristik di antaranya adalah: - Edward Lee Thorndike (1871-1949) Menurut Thorndike, belajar dapat dilakukan dengan mencoba-coba (trial and error), dimana proses mencoba-coba dilakukan bila seseorang tidak tau bagaimana harus memberikan respon atas sesuatu karena kemungkinan akan ditemukan respon yang tepat berkaitan dengan masalah yang dihadapi. - Jhon Broades Watson (1878-1958) Belajar menurut Watson adalah proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus berbentuk tingkah laku yang dapat diamati (observabel) dan dapat diukur. - Edwin Ray Guthrie (1886-1959) Guthrie mengemukakan, agar respon yang muncul sifatnya lebih kuat dan bahkan menetap, maka diperlukan berbagai macam stimulus yang berhubungan dengan respon tersebut. - Burrhusm Frederic Skinner (1904-1990) Teori belajar menurut Skinner, yaitu belajar merupakan perilaku dan perubahan-perubahan perilaku yang tercermin dalam kekerapan respon yang merupakan fungsi dari kejadian dalam lingkungan kondisi. - Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagai aktivitas “mimetic”, yang menuntut peserta didik untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes. 2. Implikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti; tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik peserta didik, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan berpijak pada teori behavioristik memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. 3. Teori belajar kognitif memandang bahwa tingkah laku seseorang ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnya. Berikut akan diuraikan lebih rinci beberapa pandangan dari tokoh-tokoh aliran kognitif:. - Menurut Piaget, perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetik, yaitu suatu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis perkembangan sistem syaraf. Menurut Piaget, proses belajar terdiri dari 3 tahap, yakni asimilasi, akomodasi dan equilibrasi (penyeimbangan). - Menurut Bruner perkembangan kognitif seseorang terjadi melalui tiga tahap yang ditentukan oleh caranya melihat lingkungan, yaitu; enactive, iconic, dan symbolic (Lestari, 2014). - Menurut Ausubel, peserta didik akan belajar dengan baik jika isi pelajaran (instructional content) sebelumnya didefinisikan dan kemudian dipresentasikan dengan baik dan tepat kepada peserta didik (advance orginizer). Advance orginizer adalah konsep atau informasi umum yang mewadahi semua isi pelajaran yang akan diajarkan kepada peserta didik. 4. Teori kognitif menekankan pada proses perkembangan peserta didik. Meskipun proses perkembangan peserta didik mengikuti urutan yang sama, namun kecepatan dan pertumbuhan dalam proses perkembangan itu berbeda. Dalam proses pembelajaran, perbedaan kecepatan perkembangan mempengaruhi kecepatan belajar peserta didik, oleh sebab itu interaksi dalam bentuk diskusi tidak dapat dihindarkan. 5. Teori belajar konstruktivistik memahami belajar sebagai proses pembentukan (kontruksi) pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri. Pengetahuan ada di dalam diri seseorang yang sedang mengetahui (Schunk, 1986). - Lev Vygotsky merupakan tokoh dari teori belajar konstruktivistik yang menekankan bahwa manusia secara aktif menyusun pengetahuan dan memiliki fungsi-fungsi mental serta memiliki koneksi social. Beliau berpendapat bahwa manusia mengembangkan konsep yang sistematis, logis dan rasional sebagai akibat dari percakapan dengan seorang yang dianggap ahli disekitarnya. 6. Menurut teori humanistik, proses belajar harus dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia itu sendiri. Berikut beberapa tokoh penganut aliran humanistic antara lain: - David A. Kolb Kolb membagikan tahapan belajar menjadi empat tahap (Siregar & Nara 2010), yaitu: 1) Pengalaman konkrit, 2) Pengamatan aktif dan reflektif, 3) Konseptualisasi, 4) Eksperimen aktif. - Peter Honey dan Alan Mumford Berdasarkan teori Kolb, Honey dan Mumford menggolongkan peserta didik atas empat tipe (Siregar & Nara, 2010), yaitu sebagai berikut: 1) Peserta didik tipe aktivis, 2) Peserta didik tipe reflektor, 3) Peserta didik tipe teoris, 4) Peserta didik tipe pragmatis. - Jurgen Hubermas Menurut Hubermas, belajar sangat dipengaruihi oleh interaksi, baik lingkungan ataupun dengan sesama. Hubermas membagi tiga macam tipe belajar (Siregar & Nara, 2010), yaitu: 1) Technical learning (belajar teknis, 2) Practical elarning (belajar praktis), 3) Emancpatory learning (belajar emansipatori). - Benjamin Samuel Bloom (1913-1999) dan David Krathwohl (1921-2016) Bloom dan Krathwohl menekankan perhatiannya pada apa yang mesti dikuasai individu (sebagai tujuan belajar), setelah melalui peristiwaperistiwa belajar. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum dalam tiga kawasan yang biasa disebut dengan Taksonomi Bloom (Siregar & Nara). Secara ringkas, ketiga kawasan taksonomi Bloom tersebut sebagai berikut: 1.) Kawasan kognitif, 2.) Kawasan afektif, 3.)Kawasan psikomotor. 2 Daftar materi yang 1. Teori belajar humanistik sulit dipahami di modul ini 3 Daftar materi yang 1. Teori belajar kognitif dan implementasinya dalam pembelajaran sering mengalami miskonsepsi LK 0.1: Lembar Kerja Belajar Mandiri Judul Modul Pedagogik PPG PGSD : Modul 1 Judul Kegiatan Belajar 4. Kurikulum Pendidikan di Indonesia (KB) No Butir Refleksi Respon/Jawaban 1 Garis besar materi 1. Konsep dasar kurikulum antara lain: yang dipelajari - Kurikulum sebagai daftar mata pelajaran biasanya erat kaitannya dengan usaha untuk memperoleh ijazah (Saylor;1981). Artinya, apabila peserta didik berhasil mendapatkan ijazah berarti telah menguasai serangkaian mata pelajaran sesuai dengan kurikulum yang berlaku. - Kurikulum sebagai pengalaman belajar adalah seluruh kegiatan yang dilakukan siswa baik di dalam maupun di luar sekolah dimana kegiatan tersebut berada dalam tanggung jawab sekolah. - Kurikulum sebagai rencana atau program belajar adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. 2. Perkembangan kurikulum yang terjadi di Indonesia setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, setidaknya kita telah mengalami sepuluh kali perubahan kurikulum. Mulai dari kurikulum 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, kurikulum berbasis kompetensi 2004, KTSP 2006 dan kurikulum 2013. Indonesia telah banyak belajar dari kurikulum-kurikulum tersebut. Dari kesepuluh kurikulum tersebut jika dilihat dari jenisnya terbagi menjadi 3 yaitu : 1) kurikulum sebagai rencana pelajaran (kurikulum 1947 – 1968), 2) kurikulum berbasis pada pencapaian tujuan (kurikulum 1975 – 1994) dan 3) kurikulum berbasis kompetensi (kurikulum 2004 – 2013). 3. Sebagai salah satu komponen penting dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki tiga peran (Wina Sanjaya;2008) yaitu: - Peran konservatif menekankan bahwa kurikulum dijadikan sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai budaya masa alalu yang dianggap masih sesuai dengan masa kini. - Peran kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu kebaruan yang sesuai dengan perubahan tersebut. - Peran kritis dan evaluatif berangkat dari suatu realita bahwa nilai-nilai kehidupan dan budaya dalam masyarakat senantiasa berkembang atau mengalami perubahan maka peran kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya melainkan juga berperan untuk menilai dan memilih nilai budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan. 4. Dilihat dari cakupan dan tujuannya menurut Mcneil (2006) isi kurikulum memiliki empat fungsi, yaitu: - Fungsi pendidikan umum kurikulum untuk mempersiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat baik sebagai warga negara dan warga dunia yang baik dan bertanggung jawab. - Suplementasi Kurikulum sebagai alat pendidikan seharusnya dapat memberikan pelayanan kepada setiap peserta didik sesuai dengan perbedaan yang dimilikinya. - Fungsi eksplorasi memiliki makna bahwa kurikulum harus dapat menemukan dan mengembangkan minat dan bakat peserta didik. - Keahlian Kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan peserta didik sesuai dengan keahliannya yang didasarkan atas minat dan bakat peserta didik. 5. Komponen-komponen kurikulum diistilahkan sebagai anatomi kurikulum yang terdiri dari komponen tujuan, isi, aktivitas belajar dan evaluasi yang digambarkan sebagai suatu keterpaduan (Zais:1976). Komponen-komponen tersebut dapat digambarkan sebagai berikut: - Tujuan dalam kurikulum menggambarkan kualitas manusia yang diharapkan dapat terwujud dari suatu proses pendidikan. Tujuan memberikan petunjuk mengenai arah perubahan yang dicita-citakan dari suatu kurikulum. - Isi atau content merupakan pengetahuan ilmiah yang terdiri dari fakta, konsep, prinsip, nilai dan keterampilan yang perlu diberikan kepada siswa. - Aktivitas belajar komponen ini dimaksudkan sebagai strategi pembelajaran yang berkaitan dengan cara atau sistem penyampaian dari isi kurikulum agar mencapai tujuan kurikulum. - Komponen evaluasi ditujukan untuk menilai pencapaian tujuan kurikulum dan menilai proses implementasi suatu kurikulum secara keseluruhan. 6. pengembangan kurikulum pada hakikatnya adalah proses penyusunan rencana tentang isi dan bahan pelajaran yang harus dipelajari serta bagaimana harus mempelajarinya. 7. Dalam sebuah pengembangan kurikulum guru memerlukan beberapa prinsip untuk mengembangkan kurikulum. Diantara beberapa prinsipnya adalah prinsip relevansi, prinsip fleksibilitas, prinsip efektivitas, prinsip efisiensi. 8. Implementasi kurikulum menurut kamus Oxford for learner, berarti put something into effect / penerapan ide yang memberikan efek. Menurut Beauchamp (1975), implementasi kurikulum di dalamnya merupakan sebuah jembatan antara ide dan aplikasi. 9. Menurut Chaudry (2015) faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum adalah: - Guru memandang kurikulum bukan hanya sebagai seperangkat mata pelajaran, tetapi juga sebagai seperangkat pembelajaran yang harus dikembangkan dan disesuaikan dengan peserta didik. - -Peserta didik bisa memilih sendiri pengalaman belajar yang diinginkan dan diterima, tidak selalu sesuai dengan apa yang diharapkan oleh kurikulum secara resmi. - Sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk berlajar seperti perpustakaan, laboratorium, sportorium, dan berbagai macam lingkungan yang dapat digunakan untuk melaksanakan implementasi kurikulum. Karena keberadaan sarana dan fasilitas memiliki pengaruh yang baik untuk mengingat pengalaman belajar yang dilakukan oleh peserta didik. - Lingkungan sekolah tentu akan mempengaruhi dalam implementasi kurikulum. Lokasi lingkungan sekolah, lingkungan sosial dan ekonomi, dan beberapa hal terkait manusia dan sumber daya, maka itulah lingkungan sekolah yang akan mendukung proses pengimplementasian kurikulum. - Budaya dan ideologi dimiliki oleh setiap daerah Sudah seharusnya kurikulum bisa diimplementasikan dengan mengintegrasikan antar kebudayaannya. Implementasi kurikulum yang baik adalah dimana kurikulum tidak mencabut akar budaya masyarakat sekitarnya. Budaya masyarakat merupakan sebuah tuntutan dimana peserta didik tinggal. 2 Daftar materi yang 1. Menjelaskan berbagai faktor yang berpengaruh dalam implementasi kurikulum sulit dipahami di modul ini 3 Daftar materi yang 1. Pembaharuan kurikulum di indonesia sering mengalami miskonsepsi
EVA und die Psychologie: Psychologische Voraussetzungen eigenverantwortlichen, selbständigen Arbeitens und Lernens (EVA) im individualisierten Unterricht für Lehrer und Eltern