Sie sind auf Seite 1von 15

Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No.

1, April 2020: 40-54

JURNAL KETAHANAN NASIONAL


Vol. 26, No. 1, April 2020, Hal 40-54
DOI:http://dx.doi.org/ 10.22146/jkn.53132
ISSN:0853-9340(Print), ISSN:2527-9688(Online)
Online sejak 28 Desember 2015 di :http://jurnal.ugm.ac.id/JKN

VOLUME 26 No. 1, April 2020 Halaman 40-54

Strategi Pembentukan Ketahanan Pribadi Siswa Berbasis Nilai-Nilai


Pancasila Untuk Membangun Kesadaran Bernegara
(Studi Di SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah)

Diyah Kartika Dewi


Universitas Negeri Yogyakarta
email: diyahkdewi79@gmail.com

Sunarso
Universitas Negeri Yogyakarta
email: sunarso@uny.ac.id

ABSTRACT
This study aims to analyze the strategy of forming student’s personal resilience based on Pancasila
values ​​to build state awareness in Taruna Nusantara High School. This research uses a qualitative approach to the
type of case study. Determination of the subject using a purposive technique. Data collection using observation and
interview. The data analysis component uses interactive models while the validity of the data uses member check.
The results showed that there were several strategies in the formation of personal endurance based on Pancasila
values to build state awareness in Taruna Nusantara High School, namely (1) acculturation of Pancasila values​​
through school culture using the exemplary and participatory approach of all school members, (2) carrying out
project activities and, (3) the teacher carries out innovative learning. The formation of self-defense based on
Pancasila values ​​is important because it can produce a strong personality, nationalistic spirit, and be able to
restore national identity.

Keywords: School Roles, Student’s Personal Resilience, Acculturation of Pancasila Values, Having State
Consciousness.

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi pembentukan ketahanan pribadi berbasis nilai-nilai
Pancasila untuk membangun kesadaran bernegara di SMA Taruna Nusantara. Penelitian ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan jenis studi kasus. Penentuan subjek menggunakan teknik purposive. Pengumpulan data dengan
menggunakan observasi dan wawancara. Komponen analisis data menggunakan interactive models sedangkan
keabsahan data menggunakan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa strategi
dalam pembentukan ketahanan pribadi berbasis nilai-nilai Pancasila untuk membangun kesadaran bernegara di
SMA Taruna Nusantara, yaitu (1) pembudayaan nilai-nilai Pancasila melalui budaya sekolah dengan menggunakan
pendekatan keteladanan dan partisipastif dari semua warga sekolah, (2) melaksanakan kegiatan terproyek dan, (3)
guru melaksanakan pembelajaran yang inovatif. Pembentukan ketahanan diri siswa berbasis nilai-nilai Pancasila
penting untuk dilakukan karena dapat menghasilkan pribadi yang tangguh, berjiwa nasionalis, dan mampu
mengembalikan jati diri bangsa.

Kata Kunci: Peran Sekolah, Ketahanan Pribadi Siswa, Pembudayaan Nilai-nilai Pancasila, Kesadaran Bernegara.

40
Diyah Kartika Dewi, Sunarso -- Strategi Pembentukan Ketahanan Pribadi Siswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila
Untuk Membangun Kesadaran Bernegara (Studi Di SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah)

PENGANTAR sebagai penerus bangsa (Kompas.com,


Pancasila merupakan norma dasar dan 13/9/2019). Kesadaran bernegara merupakan
pandangan hidup yang bersifat fundamental suatu kemauan yang timbul dari kesadaran
bagi bangsa Indonesia. Pancasila lahir berkat pribadi untuk hidup terikat di bawah
konsensus dari masyarakat yang menyatakan naungan bendera Merah Putih. Membangun
diri menjadi bagian dari bangsa ini. Akan kesadaran bernegara dapat diawali dari proses
tetapi, seiring dengan perkembangan yang ada pembentukan ketahanan pribadi para siswa di
berbagai trend digulirkan oleh lintas generasi sekolah. Ketahanan itu sendiri dapat diartikan
yang menyebabkan berbagai perilaku, ucapan sebagai ketangguhan untuk menghadapi segala
dan bahasa tubuh dianggap sesuatu yang umum ancaman diri. Untuk mencapai ketahanan
atau biasa sehingga banyak hal diremehkan. nasional akan dimulai dari ketahanan pribadi
Kondisi ini diperparah dengan berbagai yang meluas menjadi ketahanan bermasyarakat
penyajian informasi dan tontonan konflik (Widayanti, Armawi, and Andayani, 2018:
dalam berita utama televisi dan menjadi bahan 7). Peningkatan kualitas pribadi merupakan
perbincangan media sosial yang menonjolkan suatu proses pembentukan ketahanan diri.
kekuatan tiap-tiap kelompok, merendahkan Ketahanan diri pribadi dapat dilatih sejak
martabat orang, dan menjadikan orang lain dini dimulai dari hal-hal yang kecil seperti
sebagai musuh karena berbeda pandangan ulet, disiplin, percaya diri, dan bertanggung
(Pratomo, 2013). jawab untuk peningkatan kecakapan hidup
Menurut Hafsah (2013) peristiwa melalui proses kegiatan sehari-hari baik di
tersebut dapat dianggap sebagai krisis jati diri dalam keluarga, sekolah maupun masyarakat.
bangsa yang ditandai dengan merosotnya nilai- Kecakapan hidup dapat diartikan sebagai
nilai sebagai identitas nasional, menurunnya suatu kompetensi yang dimiliki individu untuk
kualitas penghargaan dan pelaksanaan menyesuaikan diri dengan lingkungan. Proses
prinsip spiritualitas, humanitas, nasionalitas, peningkatan kecakapan hidup individu tidaklah
soverenitas dan soliditas sebagai bangsa. Kritis mudah, perlu upaya negara meningkatkan
jati diri bangsa tidak hanya ditunjukkan oleh kualitas pendidikan melalui jalur formal.
masyarakat dewasa, akan tetapi sudah tampak Pendidikan formal adalah pendidikan yang
pada generasi muda saat ini. Ryacudu (2019) dibentuk secara sistematis dan berjenjang.
menambahkan bahwa munculnya ancaman Pendidikan formal menghendaki generasi
terhadap mindset dan bentuk perang modern muda ambil bagian dalam hal ini karena masa
yang sangat mempengaruhi masyarakat depan negara menjadi tanggung jawabnya.
sehingga membelokkan pemahaman terhadap Menurut Martoredjo (2016: 120) lingkungan
ideologi negara. Pembelokkan ideologi negara pendidikan formal mempunyai andil besar
dapat mengakibatkan terjadinya konflik dalam membentuk ketahanan pribadi generasi
horizontal. Menurut Susatyo (2019) konflik muda, karena pemerintah mengambil
horizontal karena identitas lokal muncul lebih kebijakan yang mewajibkan generasi ini
kuat dibanding identitas nasional. menempuh pendidikan dasar 12 tahun.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka Dengan demikian, sekolah sebagai lembaga
diperlukan suatu strategi untuk membangun pendidikan formal dapat menjadi wadah
kesadaran bernegara pada generasi muda penanaman dan pengembangan karakter

41
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 1, April 2020: 40-54

yang baik atau sebagai tempat memperkuat fungsional oleh negara dengan mendaya
pembentukan ketahanan pribadi siswa berbasis gunakan semua kelembagaan dan komponen
nilai-nilai Pancasila. bangsa. Perbedaan dengan penelitian ini dari
Dari uraian di atas, sangat jelas bahwa pendekatan, jenis dan subjek penelitiannya.
perlu peran sekolah dalam upaya pembentukan Penelitian Amir (2013) yang berjudul
ketahanan pribadi siswa berbasis nilai-nilai Pancasila as integration philosophy of
Pancasila untuk membangun kesadaran education and national character. Penelitian
bernegara. Sekolah harus memiliki program ini menggunakan analisis deskriptif. Hasil
kegiatan yang didesain lewat kurikulum yang diperoleh dalam penelitian ini bahwa
dalam membentuk karakter yang menjaga refleksi nilai-nilai Pancasila dalam pendidikan
dan mempertahankan jati diri bangsa. Oleh akan mengembalikan pudarnya identitas
karena itu, peneliti memiliki ketertarikan nasional Indonesia. Persamaan dengan
untuk dapat menganalisis peran sekolah penelitian ini bagaimana cara pembudayaan
sebagai upaya pembentukan ketahanan pribadi nilai-nilai Pancasila. Perbedaan dengan
dalam membentuk dan mengelola mindset penelitian ini pendekatan penelitian dan subjek
para siswa. Peneliti menunjuk SMA Taruna penelitian.
Nusantara Magelang sebagai lokasi penelitian Berdasarkan uraian hasil penelitian
dengan pertimbangan bahwa SMA Taruna yang relevan di atas dapat dikatakan bahwa
Nusantara merupakan salah satu sekolah sekolah memiliki peran yang strategis dalam
yang memiliki ciri kekhususan yaitu sekolah pembentukan ketahanan pribadi berbasis nilai-
berasrama, rekruitmen peserta didik dari nilai Pancasila terutama bagi generasi muda.
seluruh nusantara, dan menerapkan kurikulum Dengan demikian diperlukan strategi-strategi
nasional 2013 serta kurikulum khusus dengan yang efektif untuk membentuk ketahanan
pendekatan wawasan kebangsaan. SMA pribadi berbasis nilai-nilai Pancasila agar
Taruna Nusantara beralamatkan di Jalan Raya terwujud kesadaran bernegara pada generasi
Purworejo Km 5 Banyurojo, Mertoyudan, muda. Untuk itu, tulisan ini akan dibagi dalam
Magelang, Jawa Tengah. 56172. beberapa bagian. Pertama, tulisan ini akan
Ada beberapa penelitian terdahulu menguraikan mengenai keterkaitan nilai-nilai
yang menggali pembudayaan nilai-nilai Pancasila, ketahanan pribadi, dan pendidikan.
Pancasila, di antaranya penelitian Adi Kedua, tulisan ini akan memaparkan
(2016) yang berjudul Pembudayaan nilai- analisis dari hasil penelitian tentang strategi
nilai Pancasila bagi masyarakat sebagai pembentukan ketahanan pribadi berbasis nilai-
modal dasar pertahanan nasional Negara nilai Pancasila untuk mewujudkan kesadaran
Kesatuan Republik Indonesia. Penelitian bernegara di SMA Taruna Nusantara. Ketiga,
ini menggunakan pendekatan deskriptif tulisan ini akan menguraikan pentingnya
kualitatif dengan studi kasus dari media pembentukan ketahanan pribadi berbasis nilai-
massa baik cetak maupun elektronik. Hasil nilai Pancasila untuk mewujudkan kesadaran
penelitian menunjukkan bahwa pemikiran bernegara di SMA Taruna Nusantara. Pada
untuk pelaksanaan pembudayaan nilai-nilai akhir tulisan akan dipaparkan kesimpulan
dasar negara, seyogyanya dikembangkan yang menjelaskan kontruksi teori dari hasil
secara melembaga, konsepsional dan temuan dalam penelitian.

42
Diyah Kartika Dewi, Sunarso -- Strategi Pembentukan Ketahanan Pribadi Siswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila
Untuk Membangun Kesadaran Bernegara (Studi Di SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah)

Penelitian ini disusun dengan pola perilaku warga negara yang memancarkan
pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus jiwa ke lima sila Pancasila. Karakter baik
karena akan mempelajari proses sosial atau akan memperkokoh kejayaan dan persatuan
perilaku manusia (Stenius, Mäkelä, Miovský, bangsa ini sehingga tidak mudah terpecah
and Gabrhelík, Roman. 2017: 156). Penentuan belah bahkan terkikis oleh perubahan zaman.
subjek menggunakan teknik purposive. Untuk dapat mengamalkan nilai-nilai yang
Pengumpulan data dengan menggunakan terkandung dalam Pancasila, maka tiap warga
observasi dan wawancara tatap muka secara negara harus terlebih dahulu memahami
langsung dan dalam kondisi yang alami/ maksud dan tujuan dari para pendiri bangsa
natural ” (Nugrahani, 2014: 19). Komponen Indonesia dalam merumuskan Pancasila. Salah
analisis data menggunakan interactive models satu bacaan yang dapat dijadikan sumber
(Miles, Huberman, and Saldaña, 2014: 33) dan historis Pancasila adalah buku tulisan Hidayat
keabsahan data penelitian ini menggunakan (2017).
member check yaitu prosedur pengecekan Hidayat (2017) dalam buku berjudul
kembali data hasil penelitian dengan informasi Pancasila: pendiri RI dan problematiknya,
dari informan yang ditunjuk dalam penelitian menegaskan pernyataan Soekarno sebagai
ini (Cresswell, 2013: 191). konseptor Pancasila bahwa manusia yang
mendiami wilayah di Indonesia memiliki jiwa,
PEMBAHASAN watak atau karakter yang religius. Manusia
Keterkaitan Nilai-Nilai Pancasila, Indonesia senantiasa beragama dan senantiasa
Ketahanan Pribadi, dan Pendidikan ber-Tuhan, menyatakan bahwa Tuhan itu
Pancasila sebagai dasar dan pandangan benar-benar ada, maka dari itu dimasukannya
hidup mengandung nilai-nilai luhur yang konsep ketuhanan dalam Pancasila. Manusia
wajib dijadikan pedoman oleh seluruh Indonesia juga memiliki jiwa sama rasa
komponen bangsa Indonesia, bahkan sudah “adil” dan sama kesejahteraannya, tidak ada
seharusnya menjadi karakter hidup masyarakat perbedaannya antarmanusia yang berbeda
Indonesia. Menurut Veugelers (2019: 3) kewarganegaraan sehingga sangat penting
yang dimaksud karakter adalah konsep diri apabila ada kerja sama antara manusia-
seseorang yang lebih mengacu pada perilaku manusia di dunia.
dan mengekspresikan secara eksplisit gagasan Pada rumusan sila ke tiga Soekarno
yang tertanam di dalamnya. Selain itu, menyatakan keberadaan bangsa Indonesia
Subianto (2013: 335) menyebut karakter karena adanya kehendak untuk bersatu,
sebagai perilaku manusia yang terkait nilai- persatuannya timbul karena persamaan
nilai yang berasal dari Tuhan Yang Maha Esa, nasibnya, persatuan antara tanah air dan
sesama manusia dan lingkungan. Dari dua penduduknya. Oleh karena itu, apabila
pendapat di atas, dapat disimpulkan karakter persatuan ini lahir atas kesadaran seluruh
merupakan sifat pribadi seseorang yang relatif rakyat Indonesia maka Indonesia akan
mapan/tidak berubah-ubah dan memiliki menjadi bangsa yang kuat dan tidak mudah
kekuatan/ketahanan pribadi yang kuat. hancur. Dasar dari lahirnya sila ke empat
Warga negara Indonesia yang memiliki karena persatuan yang lahir akibat dari
ketahanan pribadi yang kuat akan menunjukkan mufakat yang terjadi. Kata mufakat inilah

43
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 1, April 2020: 40-54

yang meletakkan dasar negara demokrasi dalam membentuk ketahanan pribadi siswa,
(demokrasi kerakyatan). Pernyataan Soekarno sekolah dapat dijadikan tempat pengembangan
yang terakhir bahwa ide dari ekonomi karakter yang baik (Martoredjo, 2016: 120).
kerakyatan atau sosialisme ala Indonesia untuk Sekolah merupakan tempat mendidik
mewujudkan masyarakat adil dan makmur individu menjadi manusia secara utuh
berkeadilan sosial. Dari penjabaran Hidayat (Siswoyo, 2013: 136). Menurut Undang-
di atas menunjukkan betapa pentingnya ruh Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pancasila sebagai petunjuk hidup agar tetap Pendidikan Nasional, yang dimaksud
berdiri kokoh Negara Kesatuan Republik pendidikan nasional adalah pendidikan yang
Indonesia tercinta ini. berdasarkan Pancasila dan UUD NRI Tahun
Pancasila sebagai petunjuk hidup warga 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama,
negara Indonesia perlu dirawat dan dijaga kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap
agar nilai-nilai yang terkandung di dalamnya terhadap tuntutan perubahan zaman. Hal
dapat diamalkan sesuai dengan makna yang tersebut menunjukkan bahwa pendidikan
dikandungnya dan tidak ada siapapun yang di Indonesia bertujuan untuk membentuk
berani membelokkan dari makna yang manusia Indonesia secara utuh sesuai dengan
sebenarnya. Tidak ada kamusnya Pancasila Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945. Secara
digantikan oleh ideologi lain (Ryacudu, 2019). sederhana dapat dikatakan bahwa antara
Strategi penjagaan terhadap nilai-nilai pendidikan dan Pancasila memiliki hubungan
Pancasila harus lebih dekat dan responsif sesuai yang kuat dan tidak dapat dipisahkan.
persoalan publik dan tantangan perkembangan Pendidikan itu sendiri menghendaki
zaman (Latif, 2018). Nilai-nilai Pancasila dalam proses pembelajarannya
harus diperkenalkan kepada tiap generasi mengembangkan olah pikir, olah rasa,
sebagai pedoman berperilaku. Pembentukan olah karya dan olah tindakan (Tjiptabudy,
watak karakter Pancasila dapat dimulai dari 2010: 3). Oleh karena itu, pendidikan
lingkungan terkecil yaitu keluarga. Keluarga tidak hanya dilakukan untuk memberikan
sebagai lingkungan pertama dan paling mengembangkan aspek kompetensi kognitif
utama dalam memperkenalkan nilai-nilai semata. Pendidikan memiliki peran yang
kebaikan dan keluhuran Pancasila. Selain kompleks dalam mengembangkan kompetensi
keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat yang ada dalam diri siswa. Adapun kompetensi
juga mempunyai peran penting dalam yang harus dimiliki siswa antara lain kekuatan
penanaman dan pembudayaan nilai-nilai spiritual keagamaan, pengendalian diri,
luhur Pancasila. Ketiga lingkungan tersebut kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
harus bersinergi. “Antara satuan pendidikan, keterampilan yang diperlukan sebagai bagian
keluarga dan masyarakat harus berkemauan dari masyarakat, bangsa dan negara (Elsam,
untuk memberdayakan dan membudayakan 2014).
nilai moral Pancasila yang dilandasi dengan Sekolah sebagai satuan pendidikan
keteladanan” (Puskur Balitbang, 2019: 3). menjadi salah unsur penting dalam membentuk
Dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang manusia Indonesia yang tangguh dan unggul.
mewajibkan adanya pendidikan dasar 12 Apabila nilai Pancasila itu benar-benar
tahun, maka sekolah mempunyai andil besar dihayati dan dijadikan pedoman berperilaku

44
Diyah Kartika Dewi, Sunarso -- Strategi Pembentukan Ketahanan Pribadi Siswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila
Untuk Membangun Kesadaran Bernegara (Studi Di SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah)

generasi muda, maka Pancasila dapat menjadi menjadi pedoman bagi pendidik dalam
perekat dan mengarahkan kekuatan bangsa penanaman dan pembudayaan nilai-nilai
dalam membentuk ketahanan pribadi generasi Pancasila untuk membangun dan menguatkan
muda yang tangguh dan unggul. Indikator karakter bangsa sebagai ketahanan pribadi.
kepribadian yang tangguh dan unggul yaitu Nilai-nilai tersebut antara lain nilai religius,
semakin tinggi nilai keimanannya, dapat jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif,
bekerja sama dalam perbedaan, menghormati mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat
dan menghargai antarsesama, bersatu kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
menjadi bangsa yang hebat, bermufakat prestasi, bersahabat/ komunikatif, cinta
dalam menyatukan pendapat dan mengambil damai, membaca, peduli lingkungan, peduli
kebijakan demi kepentingan bangsa serta sosil dan tanggung jawa (Kemdiknas, 2010).
menjunjung tinggi rasa keadilan demi tegaknya Delapan belas nilai karakter ini diambil dari
hukum positif. nilai budaya luhur masyarakat asli Indonesia.
Latif (2018) menambahkan bahwa Usaha pembudayaan dapat dilakukan dengan
pendidikan harus menjadi landasan utama melibatkan multipendekatan, multidisiplin,
dalam membentuk karakter pribadi seseorang. dan multimedia bagi generasi saat ini (Latif,
Pendidikan tidak sekedar memberikan transfer 2018). Sebagai perwujudan pembentukan
pengetahuan dan keterampilan tetapi harus ketahanan pribadi berbasis nilai-nilai Pancasila
mempersiapkan siswa menjadi calon warga dapat melalui beberapa hal yaitu penerapan
negara yang baik. Calon warga negara budaya sekolah, kegiatan terproyek dan pola
untuk dapat menjadi warga negara yang pembelajaran guru di kelas.
baik membutuhkan pelatihan dan instruksi
umum dalam tugas dan perannya sebagai Strategi Pembentukan Ketahanan Pribadi
calon warga negara (Edward. 2018: 15). Perlu Siswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila Untuk
adanya peningkatan rasa kepedulian sosial Mewujudkan Kesadaran Bernegara di
untuk mempertahankan kelangsungan hidup SMA Taruna Nusantara
bangsanya (Budiwibowo, 2016). Terdapat tiga strategi yang diterapkan
Tata nilai Pancasila harus menjadi oleh SMA Taruna Nusantara untuk membentuk
prioritas utama yang harus dijaga dan ketahanan pribadi siswa berbasis nilai-nilai
dipertahankan, dengan demikian pembentukan Pancasila yaitu:
karakter di tingkat dasar akan lebih mengena
sasaran dan lebih sistematik pelaksanaannya, Pembentukan Ketahanan Pribadi Berbasis
dapat secara bertahap diperkenalkan Nilai-Nilai Pancasila Melalui Budaya
sesuai dengan kebutuhan usia seseorang. Sekolah
Pendidikan karakter diupayakan melalui Pembentukan ketahanan pribadi berbasis
proses pembimbingan siswa hingga sampai nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan dengan
adanya perubahan perilaku, sikap, budaya penciptaan budaya sekolah yang sesuai dengan
hingga terwujud komunitas yang beradab karakter nilai-nilai sila Pancasila. Penciptaan
(Aushop, 2014: 7). budaya sekolah harus di pahami dan di
Ada delapan belas nilai karakter rumusan dukung seluruh unsur pemangku kepentingan
dari Kementerian Pendidikan Nasional yang pendidikan seperti kepala sekolah, guru, dan

45
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 1, April 2020: 40-54

tenaga kependidikan (Puskur Balitbang, dari keluarga kurang mampu, pemberian


2019: 2). Sekolah dapat mendesain pendidikan penghargaan bagi siswa berprestasi peraih
karakter melalui kurikulum yang berlaku dan kejuaraan atau lomba baik tingkat lokal intern
pranata sosial sekolah sesuai karakteristik sekolah, tingkat daerah, tingkat nasional
lingkungan. Tidak cukup menyampaikan dan tingkat internasional, berempati pada
pesan-pesan moral saja tetapi juga harus keluarga guru atau keluarga siswa yang sedang
pembuatan peraturan yang konsisten dan tegas mengalami bencana, dan masih banyak lagi
(Koesoema, 2010). Bukti aktualisasi nilai- program budaya sekolah sesuai sila ke dua
nilai Pancasila sesuai dengan sila Pancasila Pancasila.
di SMA Taruna Nusantara melalui budaya Ketiga, pengamalan sila ke tiga persatuan
sekolah terlihat dari, pertama, pengamalan diajarkan kepada siswa untuk mewujudkan
sila pertama sekolah memberikan fasilitas persatuan bangsa dengan berbagai kegiatan
sarana dan prasarana berupa ruang keagamaan sekolah seperti pameran budaya “Pandatara/
yang dapat digunakan sebagai tempat aktivitas Pameran Seni Budaya Nusantara” dan ajang
koordinasi kegiatan keagamaan, tempat bakat atau prestasi yang dimiliki siswa dari
ibadah, dan sebagainya. Ruangan diadakan asal tinggalnya, lomba antarangkatan seperti
sesuai jumlah agama yang dianut oleh futsal, basket, halang rintang atau lomba-
siswa yaitu 5 agama. Pemberian fasilitas lomba lain sebagai kompetisi yang menantang
tidak membedakan antara pemeluk agama dan membutuhkan kekompakan, solidaritas
minoritas dan mayoritas. Selain itu, bisa juga bersama, penumbuhan rasa nasionalisme,
pemberian fasilitas dalam peringatan hari pantang menyerah (jiwa patriotisme).
besar keagamaan yang diadakan di sekolah Keempat, pengamalan sila ke empat
unsur kepanitiannya mengikutsertakan kerakyatan dilaksanakan dengan contoh
peran guru dan siswa yang berlainan agama, belajar demokrasi yang dituangkan dalam
contohnya saat kegiatan pemotongan hewan kegiatan praktik pelaksanaan pemilihan
qurban Idul Adha kepanitiaan didukung oleh pengurus OSIS (Organisasi Siswa Intra
guru dan siswa yang beragama non Islam. Sekolah) dan MPK (Majelis Perwakilan Kelas)
Bahkan menurut sumber Radarsemarang.id diawali dengan unjuk bakat, penilaian prestasi,
(11/8/2019) siswa non Islam juga diijinkan dan dilakukan dengan cara votting. Selain itu,
untuk menyumbang hewan qurban. Selain terdapat bentuk-bentuk kegiatan kesiswaan
itu, aktualisasi sila pertama dalam bentuk yang dilakukan secara berkelompok yang
pengucapan salam 5 (lima) agama di berbagai mendukung adanya musyawarah mufakat
kegiatan yang diselenggarakan sekolah, yaitu seperti kelompok peleton, kelompok tim
Assalamualaikum warahmatullahi maple, dan sebagainya.
wabarakatuh, Salam sejahtera. Shalom. Om Kelima, aktualisasi sila kelima keadilan
Swastiastu. Namo Buddhaya sosial dengan menjaga harmonisasi dan
Kedua, aktualisasi sila kedua keseimbangan hidup dengan pemberian
kemanusiaan dengan terdapatnya program peluang yang sama untuk seluruh warga
seperti pemberian kesempatan/peluang maju sekolah berpartisipasi dalam setiap kegiatan
dan berprestasi bagi seluruh siswa tanpa ada sekolah tanpa adanya diskriminasi sebagai
diskriminasi, pemberian beasiswa bagi anak contohnya jumlah siswa dibagi rata masuk

46
Diyah Kartika Dewi, Sunarso -- Strategi Pembentukan Ketahanan Pribadi Siswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila
Untuk Membangun Kesadaran Bernegara (Studi Di SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah)

dalam kegiatan ekstrakurikuler sekolah sulit untuk diperbaiki”. Budaya sekolah yang
sehingga semua siswa merasa mempunyai sudah diterapkan di SMA Taruna Nusantara
peran dan tidak hanya sebagai pelengkap ini memberikan contoh keteladanan yang
kuota sekolah saja, semua siswa wajib harus dilaksanakan demi pengembalian nilai-
mengembangkan diri melalui kegiatan nilai Pancasila yang mengalami kemerosotan
ekstrakurikuler ini. dalam pengamalannya. Hal ini didukung hasil
Budaya sekolah juga tampak dalam penelitian dari Wahana (2015: 19) bahwa
kebiasaan-kebiasaan yang diberlakukan secara “semakin tinggi budaya sekolah maka semakin
umum di lingkungan sekolah seperti budaya tinggi pula ketahanan pribadi”. Dengan
kejujuran, budaya antre, budaya pemberian demikian, peran sekolah sangat efektif dalam
reward bagi guru dan siswa berjasa bagi pembentukan ketahanan pribadi bersasis nilai-
kemajuan sekolah, pemberian punishment nilai Pancasila untuk membangun kesadaran
bagi warga sekolah yang melanggar aturan bernegara.
diberikan tanpa adanya tebang pilih. Budaya
sekolah dari sisi keteladanan ditunjukkan Pembentukan Ketahanan Pribadi Berbasis
oleh kepala sekolah, guru dan tenaga Nilai-Nilai Pancasila Melalui Kegiatan
kependidikan. Kepala sekolah, guru dan Terproyek
tenaga kependidikan memberikan keteladanan Pembentukan ketahanan pribadi berbasis
dalam bersikap, bertutur kata serta berpakaian nilai-nilai Pancasila di SMA Taruna Nusantara
yang rapi dan sopan, dengan demikian dapat terdapat pada kegiatan terproyek yang sudah
menjadi contoh bagi siswa. Para pemangku disusun berdasarkan mata kegiatan tiap tahun
kepentingan pendidikan terlihat menjunjung pelajaran berjalan seperti kegiatan lomba-
tinggi kesusilaan dan kesopanan sehingga lomba peringatan hari Kartini setiap bulan
siswapun terlihat sungkan atau berpikir April dengan lomba membuat novel cerita
ulang ketika akan melakukan perbuatan kepahlawan pejuang wanita di Indonesia
yang melanggar aturan sekolah. Demikian masa lalu dan masa kini, peringatan bulan
juga ditemukan pemasangan slogan-slogan Bahasa setiap bulan Oktober dengan lomba
ajakan bagi semua warga sekolah melakukan membuat puisi karya siswa dari perwakilan
kebiasaan yang baik. Slogan-slogan yang tiap kelas yang menceritakan kebesaran tanah
selalu mengingatkan dalam segala kebaikan air Indonesia. Peringatan hari ulang tahun
ditempel pada dinding sekolah yang bisa kemerdekaan RI pada bulan Agustus dengan
di baca secara umum seperti slogan ajakan lomba sosio drama perjuangan kemerdekaan
“Sapa, Senyum, Salam”, penempelan prasasti yang dilombakan antarkelas, kegiatan lomba
kode etik sekolah, pemasangan plakat hindari baris berbaris antarkelas. Peringatan hari
bullying, bersatu kita teguh bercerai kita Pahlawan setiap bulan November dengan
runtuh, harap tenang ada ujian/harap tenang contoh lomba membuat vlog atau film pendek
di Ruang Baca Perpustakaan (RBP), dan kata- kepahlawanan yang diperankan oleh siswa.
kata Mutiara dari Bung Hatta yang berbunyi Pelaksanaan kegiatan terproyek harus selalu
“Kurang cerdas dapat diperbaiki dengan mengalami inovasi sehingga berdaya tarik
belajar, kurang cakap dapat dihilangkan bagi siswa untuk ambil bagian kepanitian
dengan pengalaman, namun tidak jujur itu dan menjadi peserta lomba, tidak hanya

47
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 1, April 2020: 40-54

sekedar penonton. Para pemenang lomba Pembentukan Ketahanan Pribadi Berbasis


akan di tampilkan setiap ada event sekolah Nilai-Nilai Pancasila Melalui Pembelajaran
dan bisa sebagai ajang pencarian bakat untuk Guru di Kelas
diikutsertakan lomba secara eksternal. Hal ini Menurut Koesoema (2010) membentuk
bisa dijadikan sebagai modal promosi bagi ketahanan pribadi berarti memperkuat
sekolah dalam rangka rekruitmen siswa baru. karakter. Jika ingin pendidikan karakter secara
Kegiatan terproyek untuk menggali utuh dan efektif tersampaikan pada siswa
nilai-nilai Pancasila tidak sekedar yang maka tergantung pada desain kelas. Desain
disebutkan di atas, tetapi terdapat juga dalam kelas memberikan hasil yang efektif ketika
program kegiatan Napak Tilas Perjuangan terdapat upaya membangun relasi yang baik
Jenderal Sudirman (RPS) untuk siswa kelas antara guru dengan siswanya sehingga suasana
X, program kegiatan Hulu Balang untuk belajar menjadi nyaman. Seorang guru harus
kelas XI, dan Latihan Kemasyarakat Peduli memiliki empat kompetensi dasar yaitu
Lingkungan (LKPL) untuk kelas XII. Kegiatan kompetensi pedagogis, kompetensi personal,
ini terbukti melatih dan mendekatkan para kompetensi profesional dan kompetensi sosial
siswa dengan lingkungan masyarakat yang (Normansyah, 2018: 7). Untuk membangun
sebenarnya. Memberikan pemahaman bahwa desain kelas dengan hasil efektif, guru harus
masyarakat Indonesia bersifat multikultur dan mampu menyeimbangkan perkembangan
bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang kompetensi dasar. Seorang guru menunjukkan
majemuk, memiliki keberagaman dengan sebagai guru yang berkualitas jika guru
semboyan Bhinneka Tunggal Ika harus tersebut mampu mengelola administrasi,
mampu membangun kebersamaan dalam mengelola kelas, mampu membimbing,
perbedaaan yang nyata. Agar para siswa mengarahkan dan menjadi contoh bagi anak
terbiasa dengan lingkungan sekitar, maka didiknya. Seperti contoh dalam penyampaian
para siswa harus memiliki sikap membumi materi harus dikaitkan dengan kehidupan
tidak pilih-pilih. Pengajaran ini tidak bisa sehari-hari dan mengikuti perkembangan yang
hanya memberikan pesan-pesan materi di ada. Demikian juga, pembelajarannya akan
kelas melainkan harus berpraktik secara nyata disukai dan lebih mudah dipedomani oleh para
di kehidupan masyarakat yang disebut juga siswa jika pembelajaran dilakukan oleh guru
“pembelajaran outdoor”(Wibowo, 2010: 2). yang inovatif, guru yang mampu memvariasi
Pembelajaran secara out door dapat menarik media pembelajaran. Pembelajaran di era
minat para siswa untuk mengikutinya dan milenial tidak dapat sekedar mengandalkan
tentunya akan membuka peluang partisipasi cara-cara konvensional melainkan juga
aktif siswa dalam mengenal lingkungan. Para harus mengikuti perkembangan anak di era
siswa diberikan pelatihan dan pembimbingan milenial bahwa mereka lebih cepat menangkap
secara bertahap dengan belajar berpikir kritis, capaian kompetensi dasar (KD) menggunakan
berani bersikap mengambil keputusan untuk media audio atau audio visual. Beberapa
kemaslahatan bersama. Dengan harapan cara pembelajaran nilai-nilai Pancasila di
tumbuhnya kemandirian dan kesadaran secara era milenial yang dinilai mampu menarik
kolektif. perhatian para siswa menurut Wisudo et. al.
(2012) dapat dicontohkan dengan cara guru

48
Diyah Kartika Dewi, Sunarso -- Strategi Pembentukan Ketahanan Pribadi Siswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila
Untuk Membangun Kesadaran Bernegara (Studi Di SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah)

membuat vlog dalam presentasi mengajar. ketuhanan, kemanusiaan, keadilan sosial,


Guru menyampaikan tantangan kompetensi toleransi dan pantang menyerah. Demikian
dasar yang harus dicapai siswa seperti nilai juga melalui pemberian novel pada kompetensi
pantang menyerah, kejujuran, kekompakkan, dasar yang tepat seperti novel “Banten
tanggungjawab. Selatan” karya Pramoedya Ananta Toer dan
Setelah peneliti melakukan observasi novel “Pangeran yang selalu bahagia” karya
kelas pada guru mata pelajaran PPKn dan Oscar Wilde (dari Yayasan Obor,2001) yang
guru mata pelajaran bahasa Indonesia, menggali nilai kemanusiaan, keadilan sosial,
terdapat proses pembelajaran di kelas yang keberanian dan pantang menyerah
mempergunakan variasi media pembelajaran. Pada mata pelajaran PPKn guru
Hal ini dibuktikan bahwa guru mata pelajaran melakukan pemutaran video klip “Dilarang
bahasa Indonesia membuat vlog untuk makan krupuk” produksi dari Insist yang
sinopsis perjuangan para pahlawan, sinopsis mengajarkan nilai ekonomi kerakyatan,
atlet nasional dan sebagainya. Tantangan kemanusiaan, nasionalisme, dan budaya instan.
guru ini sangat diapresiasi siswa. Selain itu, Pemutaran lagu “Tell me why” yang dinyanyikan
guru mengajar dengan menggunakan puisi oleh Declan Galbraith menggali nilai keadilan
untuk penyampaian pesan belajar seperti puisi sosial, solidaritas, kemanusiaan, dan kepedulian
berjudul “Jembatan” karya Sutardji Cholzoum terhadap orang lain. Penggunaan berita televisi/
Bachri. Puisi yang menggali nilai-nilai majalah/koran sebagai cara mengungkapkan
keadilan sosial, kemanusiaan, solidaritas dan nilai Pancasila tentang kemanusiaan dan
nasionalisme. Puisi dengan judul “Sajak orang keadilan sosial seperti kasus hukum nenek
kepanasan” karya WS Rendra, “Negeriku” Minah, kasus pembunuhan Salim Kancil, Kasus
karya A Mustofo Bisri, “Di bawah kedamaian kematian wartawan Safrudin yang menggali
palsu” karya Widji Thukul, “Panorama nilai-nilai kemanusiaan, keadilan sosial dan
tanah air” karya Ajip Rosidi. Puisi-puisi ini solidaritas, penyajian foto/gambar anak kecil
menggali nilai-nilai kemanusiaan, keadilan di Afrika yang kurus tinggal tulang belulang
dan demokrasi. dan sekarat mau mati karya Kevin Charter
Guru juga menggunakan cerpen atau menggali nilai ketuhanan, kemanusiaan,
cerita pendek dalam menyampaikan nilai-nilai keadilan sosial dan nilai baik-buruk, dan
Pancasila sebagai contoh cerpen “Anjing- tentunya masih banyak lagi media yang dapat
anjing penjaga kuburan” karya Kuntowijoyo, digunakan guru untuk membuat daya tarik
“Robohnya surau kami” karya AA Navis, kegiatan penyampaian nilai-nilai Pancasila
“Tujuh belas tahun lebih empat bulan” dalam pembelajaran seperti menghubungan
karya Ratna Indraswari Ibrahim. Cerpen- materi dengan isu-isu aktual ketahanan
cerpen tersebut menggali nilai ketuhanan, nasional (dalam bidang ipoleksosbudhankam)
kemanusiaan dan keadilan sosial. Selain itu, sehingga proses pembelajaran menjadi wadah
terdapat variasi media pembelajaran dengan membentuk ketahanan pribadi yaitu pribadi
menggunakan film pendek , video klip, lagu, yang ulet, tanggung dan percaya diri (Haryati,
berita televisi majalah/koran, foto/gambar, 2018).
novel. Contoh pemutaran film pendek berjudul Selain guru menggunakan media yang
“Jermal tahun 2005” yang menggali nilai bervariasi, guru juga telah mempersiapkan

49
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 1, April 2020: 40-54

penilaian dengan baik agar tidak menimbulkan sosial budaya yang sering dikenal dengan
salah penilaian atau dianggap pilih kasih. istilah budaya populer atau “P-O-P” yang
Guru telah mempersiapkan indikator penilaian mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan pola
sesuai dengan ketentuan KD (kompetensi tindak masyarakat Indonesia. Oleh karena itu,
dasar materi). Penilaian yang cocok dalam keberadaan Pancasila sangat penting tiada
pembelajaran ini dengan menggunakan duanya.
penilaian autentik. Menurut Sani (2016) Pancasila menjadi landasan dan lem
penilaian autentik adalah penilaian rangkaian perekat bagi bangsa, jika kehidupan bernegara
pembelajaran dengan penilaian praktik, tanpa landasan berpijak maka akan runtuh
terproyek, dan portofolio dengan pemberian terpecah belah. Pancasila memiliki kesaktian
nilai yang berdasar keadilan dan menghargai karena merupakan fitrah bagi bangsa ini
hasil karya maka para siswapun akan semakin (Mahfud, 2013). Pancasila menjadi benteng
bersemangat dan menghasilkan karya yang dan filter yang kuat mampu membawa selamat
inovatif ketika mengerjakan tugas yang bangsa Indonesia dari krisis global. Oleh
diberikan oleh guru. Buah dari semangat dan karena itu, Pancasila tidak bisa digantikan
karya yang inovatif akan membentuk pribadi oleh ideologi lain karena nilai-nilainya
yang percaya diri, berpikir kritis, berorientasi digali dari keluhuran budaya bangsa. Karena
terhadap pemecahan suatu masalah dan sifatnya yang fitrah itu, maka Pancasila
menjadi salah satu bagian dasar pembentukan kedudukannya sebagai jiwa bangsa. Dengan
ketahanan pribadi. mendasarkan sebagai jiwa bangsa esensi
Pancasila sebagai nilai harus dipedomani
Pentingnya Pembentukan Kesadaran dalam praktik kehidupan yang nyata. Apabila
Pribadi Berbasis Nilai-Nilai Pancasila suatu bangsa terjadi krisis budi pekerti/krisis
Untuk Membentuk Kesadaran Bernegara jati diri maka penyebabnya adalah masyarakat
di SMA Taruna Nusantara yang tidak mampu lagi memedomani nilai-
Upaya pembentukan ketahanan nilai luhur Pancasila. Menurut Hafsah (2013)
pribadi berbasis nilai-nilai Pancasila untuk pembudayaan nilai-nilai Pancasila harus
membangun kesadaran bernegara harus secara terus menerus tiada henti-hentinya karena
terus menerus dilakukan sehingga dapat Pancasila sebagai ruang hidup yang dapat
mengatasi krisis jati diri bangsa dan demi menjaga Indonesia tetap utuh sebagai bangsa
tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik dan mampu menjawab tantangan masa depan.
Indonesia. Pembudayaan nilai-nilai Pancasila Keyakinan bahwa Pancasila secara dinamis
sudah menjadi tanggung jawab semua akan mampu merespon setiap perubahan di
komponen negara, salah satunya melalui berbagai dimensi.
dunia pendidikan. Dengan pembudayaan Nilai-nilai Pancasila sudah semestinya
nilai-nilai luhur Pancasila diharapkan lahir tercermin dalam kegiatan pendidikan. Para
kesadaran bernegara dari para siswa. Jika pemangku kepentingan pendidikan yaitu
unsur kesadaran bernegara telah tumbuh maka kepala sekolah, guru dan tenaga pendidikan
harapannya mampu menjaga dan membentengi mempunyai peran besar dalam memberi
trend masa kini yang tidak sesuai dengan pola teladan dan pembentukan karakter siswa.
hidup masyarakat Indonesia. Utamanya trend Pembentukan karakter kepribadian sesuai

50
Diyah Kartika Dewi, Sunarso -- Strategi Pembentukan Ketahanan Pribadi Siswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila
Untuk Membangun Kesadaran Bernegara (Studi Di SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah)

dengan nilai-nilai yang diidealkan tidak turut berperan dalam membangun tatanan
bisa sekedar disampaikan dengan cara-cara sosial yang lebih baik. Sekolah sebagai agen
konvensional melainkan harus dengan proses perubahan sosial dan pusat kebudayaan mampu
digitalisasi di era milenial ini. Cara-cara mengarahkan perubahan yang lebih baik.
dengan audio dan audio-visual akan lebih Untuk mensosialisasikan nilai-nilai Pancasila
cepat dipahami oleh generasi ini. Hal ini seorang guru harus kaya sumber belajar dan
sesuai dengan pendapat Asshiddiqie (2011: mampu menggunakannya secara beragam,
44-45) bahwa pendidikan nilai-nilai luhur guru harus mampu memahami gaya berpikir
Pancasila harus terlihat dalam proses belajar dan kultur hidup peserta didiknya sehingga
mengajar dan dapat dipraktekkan dalam mereka mampu mendesain konsep sosialisasi
kegiatan lapangan secara nyata. Pendidikan nilai-nilai tersebut. Adanya kesesuaian antara
nilai-nilai Pancasila di SMA Taruna Nusantara guru dengan peserta didik akan memunculkan
sudah muncul pada kurikulum pendidikan ketertarikan pemahaman terhadap sesuatu
dan dapat dicontohkan dari teladan perilaku yang sedang dipelajari dan memacu keinginan
kepala sekolah, para guru, dan semua pihak siswa untuk selalu berusaha dan mencapai
yang terkait dengan pendidikan siswa. sesuatu dengan kemampuan yang optimal/
Lebih lanjut menurut Asshiddiqie, dalam terbaik.
rangka pembudayaan nilai-nilai Pancasila Pentingnya pembentukan ketahanan
dapat dikerjakan oleh semua pihak secara pribadi dapat meminimalkan tindakan
terkoordinasi pada kegiatan terproyek dan negatif karena pengaruh trend masa kini dan
budaya sekolah. menjadikan kepribadian seseorang menjadi
Pancasila sebagai norma dasar lebih bijak (Julkifli et al, 2020: 15). Terbukti
mengandung prinsip spiritualitas, humanitas, sekolah telah menerapkan strategi yang
nasionalitas, soverenitas dan soliditas bagi cocok dengan kultur warga sekolah dan
bangsa Indonesia. Penguatan Pancasila lingkungan sekolah. Dengan strategi yang
haruslah dilakukan dengan menghidupkan tepat, pembudayaan nilai-nilai Pancasila
cara berpikir sintesis jika tidak akan menjadi telah menghasilkan nilai kepatuhan, tanggung
seperti gelembung udara yang meriah jawab dan kesadaran bernegara pada diri para
namun mudah menguap di udara (Arif, siswa.
2019). Agar tidak menjadi gelembung udara
maka pendekatannya dilakukan secara terus SIMPULAN
menerus dan menyatu dengan kehidupan Upaya pembentukan ketahanan
sebenarnya. Khusus dalam dunia pendidikan pribadi berbasis nilai-nilai Pancasila untuk
dituntut untuk mampu membekali siswa membangun kesadaran bernegara sudah
dengan nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, semestinya dilakukan secara horizontal
persatuan, kerakyatan dan keadilan sesuai dengan melibatkan seluruh komponen negara
dengan karakteristik yang melekat pada seperti lingkungan keluarga, lingkungan
masyarakat Indonesia utamanya sesuai pendidikan, lingkungan masyarakat, dan
dengan karakteristik peserta didik. Dengan sebagainya sesuai dengan kapasitas dan
dibangunnya pemahaman anak sejak dini, arah posisinya masing-masing. Pembudayaan
dan desain pendidikan dapat secara langsung nilai-nilai Pancasila khususnya dalam dunia

51
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 1, April 2020: 40-54

pendidikan membutuhkan strategi yang tepat Asmaroini, A,P 2017, ‘Menjaga eksistensi
dan sesuai dengan perkembangan siswa atau Pancasila dan penerapanya bagi
peserta didik. masyarakat di era globalisasi’. JPK:
Hasil dari penelitian ini menemukan Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 
beberapa strategi yang dapat digunakan sebagai vol 1, no. 2, hh 50-64.
upaya pembentukan ketahanan pribadi siswa Asshiddiqie 2011, ‘Membudayakan nilai-
berbasis nilai-nilai Pancasila khususnya di SMA nilai Pancasila dan kaedah-kaedah
Taruna Nusantara, yaitu penerapan budaya Undang-Undang Dasar Negara Republik
sekolah dengan menggunakan pendekatan Indonesia Tahun 1945’. Jimly.com:
keteladanan dan partisipatif dari semua warga Kongres Pancasila III, hh 33-47.
sekolah, melakukan kegiatan terproyek, Aushop, A, Z 2014, ‘Islamic character
dan guru melakukan inovasi dalam proses building: membangun insan kamil,
pembelajaran. Pengalaman nilai-nilai Pancasila cendekia berakhlak qurani’. Bandung:
secara benar mampu menghasilkan ketahanan Grafindo Media Pratama.
pribadi sebagai bekal membangun kesadaran Budiwibowo, S 2016, ‘Revitalisasi Pancasila dan
kehidupan bernegara pada generasi muda bela negara dalam menghadapi tantangan
khususnya siswa SMA Taruna Nusantara. global melalui pembelajaran berbasis
Dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila secara Multikultural’.  Citizenship Jurnal
lahir dan batin membuahkan pribadi yang Pancasila dan Kewarganegaraan, vol
mampu mengendalikan ego dan mewujudkan 4, no. 2, hh 565-585.
kondisi kehidupan bersama yang nyaman, Creswell, J, W 2013, ‘Research design –
aman dan tenteram. Selain itu, pengamalan qualitative, quantitative, and mixed
nilai-nilai Pancasila dapat mengembalikan jati methods approaches’. 4 ed. SAGE
diri bangsa Indonesia secara bertahap namun Publications, Inc.
berhasil optimal dan tercapai kesadaran hidup Edwards, S 2018, ‘Youth movements,
bernegara. citizenship and the English countryside:
creating good citizens’. Palgrave
DAFTAR PUSTAKA Macmillan. ISBN: 978-3-319-65156-
Adi, P 2016, ‘Pembudayaan nilai-nilai Pancasila 9,978-3-319-65157-6
bagi masyarakat sebagai modal dasar Elsam 2014, ‘Referensi HAM’. https://
pertahanan nasional NKRI’. Unikama:. referensi.elsam.or.id
Jurnal moral kemasyarakatan.. vol 1, no. Hafsah 2013, ‘Strategi pembudayaan nilai-
1. Hh. 37-50. nilai Pancasila di bidang pendidikan dan
Amir, S 2013, ‘Pancasila as integration budaya dalam perspektif ke-indonesia-
philosophy of education and national an’. Prosiding Kongres Pancasila V
character’. International journal of 2013, hh. 2.
scientific & technology research, vol 2, Haryati, S 2018, ‘Konstruksi isu aktual bidang
no. 1, hh. 54-57. ketahanan nasional untuk pengembangan
Arif, S 2019, ‘Pancasila, Soekarno dan krisis isi pendidikan kewarganegaraan
sintesa bangsa’. Kompas.com, 31/5. persekolahan’. Jurnal Ketahanan
https://nasional.kompas.com Nasional, vol. 24, no. 3, hh.342-353.

52
Diyah Kartika Dewi, Sunarso -- Strategi Pembentukan Ketahanan Pribadi Siswa Berbasis Nilai-Nilai Pancasila
Untuk Membangun Kesadaran Bernegara (Studi Di SMA Taruna Nusantara Magelang Jawa Tengah)

Hidayat, F 2017, ‘Pancasila: perspektif pendiri Pratomo, Y 2013, ‘Presiden SBY sedih masih
RI dan problematikanya’. Bekasi: STBA banyak terjadi konflik horizontal’.
Pertiwi (Personal archive). Kompas.com, 11/12
Julkifli, J, Masrukhi, M, and Susilaningsih, E Radarsemarang.id. 2019, ‘Siswa non muslim
2020, ‘Learning strategy of Pancasila ikut menyumbang hewan qurban’. 11/8.
and citizenship education on students’ Ryacudu, R 2019, ‘Tidak ada kamusnya
character development’. Journal of Pancasila diganti ideologi lain’.
Primary Education, vol. 9, no. 1. hh. Kompas.com, 12/8. https://nasional.
14-21. kompas.com.
Koesoema, D 2010, ‘Pendidikan karakter Sani, R,A 2016, ‘Penilaian autentik’. Jakarta:
integral’. Kompas.com, 11/2. Bumi aksara. ISBN 978-602-217-577-3.
Latif, Y 2018, ‘Wawasan Pancasila: bintang Siswoyo, D 2013, ‘Philosophy of education
panuntun untuk pembudayaan’. in Indonesia: Theory and thoughts of
Yogyakarta: Penerbit Mizan. institutionalized state (PANCASILA)’.
Mahfud 2013, ‘Pancasila bawa Indonesia Asian Social Science, vol. 9, no. 12, hh
selamat dari krisis global’. Kompas.com, 136.
27/2. https://nasional.kompas.com. Stenius, Kerstin., Mäkelä, Klaus., Miovský,
Martoredjo, N,T 2016, ‘Building character Michal., & Gabrhelík, Roman 2017,
through Pancasila values to sovereign ‘How to write publishable qualitative
nation’. Jurnal humaniora 7. vol. 7, no. research’. Ubiquity press. Retrieved
1, hh 116-121. from https://www.jstor.org/stable/j.
Milles, MB., Huberman, AM. And Saldaña, ctv3t5qxw.14
J 2014, ‘Qualitative data analysis: A Subianto, J 2013, “Peran keluarga, sekolah
methods sourcebook’. Thirds editions. dan masyarakat dalam pembentukan
SAGE publications. karakter berkualitas’, Edukasi: Jurnal
Normansyah, A,D 2018 ‘Educational Penelitian Pendidikan Islam, vol. 8,
management of children nations of no. 2.
culture Pancasila basic primary school Susatyo, B 2019, ‘Pentingnya penanaman
in high class’. International conference: ideologi Pancasila bagi generasi muda’.
character building through pricesly Kompas.com, 13/9. https://nasional.
international education. FKIP Unpas kompas.com .
vol. 1, no. 1. hh.72-75. Tjiptabudy, J 2010, ‘Kebijakan pemerintah
Nugrahani, F 2014, ‘Metode penelitian dalam upaya melestarikan nilai-nilai
kualitatif dalam penelitian bahasa’. Pancasila di era reformasi’.  Jurnal
Surakarta: Cakra. Sasi, vol. 16, no. 3.
Pusat Kurikulum dan Kebukuan Kemendiknas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
2010, ‘Panduan pendidikan karakter’. tentang sistem pendidikan nasional
Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional Veugelers, W 2018, ‘Moral and citizenship
Pusat Kurikulum 2019, ‘Penguatan education in 21st century: The role
pem belajaran nilai dan moral of parents and the community’. In
Pancasila’, Jakarta: Balitbang. character education for 21st century

53
Jurnal Ketahanan Nasional, Vol. 26, No. 1, April 2020: 40-54

global citizens: proceedings of the 2nd Widayanti, W.P., Armawi, A. and Andayani,
international conference on teacher B 2 0 1 8 , ‘ Wa w a s a n k e b a n g s a a n
education and professional development siswa sekolah menengah atas dan
(INCOTEPD 2017), October 21-22, implikasinya terhadap ketahanan
2017, Yogyakarta, Indonesia, hh. 3. pribadi siswa (Studi pada siswa sekolah
Wahana, H, D 2015, ‘Pengaruh nilai-nilai menengah atas (SMA) umum berasrama
budaya generasi millennial dan berwawasan nusantara, SMA umum di
budaya sekolah terhadap ketahanan lingkungan militer dan SMA umum di
individu (Studi Di SMA Negeri 39, luar lingkungan militer di kabupaten
Cijantung, Jakarta)’. Jurnal Ketahanan Magelang, provinsi Jawa Tengah)’.
Nasional, vol. 21, no. 1, hh. 14-22. Jurnal Ketahanan Nasional, vol. 24,
https://doi.org/10.22146/jkn.6890 no. 1, hh.1-26.
Wi b o w o , Y 2 0 1 0 , ‘ B e n t u k - b e n t u k Wisudo, B, Subkhan, E, Paat, L, F, Paat, J,
pembelajaran outdoor’. Yogyakarta: P, Haryanto, Y, dan Jiwa, V, D 2012,
FPMIPA UNY. http://staffnew.uny.ac.id/ ‘Pancasila yang mencerdaskan. Sekolah
upload/132302517/pengabdian/Bentuk- tanpa batas’. Jakarta: Yayasan Tifa.
bentuk+pembelajaran+outdoor.pdf www.sekolahtanpabatas.or.id.

54

Das könnte Ihnen auch gefallen