Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Dokumen Disaster Kab Sigi
Dokumen Disaster Kab Sigi
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas Berkat dan RahmatNya sehingga tersusunya
Dokumen Rencana Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan dinas Kesehatan Kabupaten Sigi
tahun 2019
Dokumen Rencana Penannggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan ini adalah salah satu unsur
penting dalam membangun upaya kesiapsiagaaan bencana, serta dikembangkan dan disusun untuk
menjadi panduan bagi perencanaan penyediaan sumber daya yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan,
baik sosial, ekonomi, infrastruktur dan anggaran.
Dokumen rencana Penanggulangan Bencana dan Krisis Kesehatan ini disusun agar kerja-kerja
perencanaan untuk kesiapsiagaan dari Dinas Kesehatan menjadi lebih terkoordinasi dan
tersistematis dengan skenario dan pembagian peran yang sudah ditentukan.
Dengan terbentuknya dokumen ini, dapat mengetahui kekuatan dan sumberdaya yang dimiliki
Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi dalam upaya penanaggulangan bencana .
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa
manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Kondisi geografis, geologis, dan demografis Indonesia menyebabkan negeri ini dikenal
sebagai laboratorium bencana. Sesuai dengan Undang-Undang No. 24 tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana, Bab 1, tentang ketentuan umum, pasal 1, jenis-jenis bencana dapat
dikelompokkan menjadi bencana alam, antara lain gempa bumi, tsunami, gunung meletus,
banjir, kekeringan, angin topan, tanah longsor. Sedangkan bencana non alam, seperti gagal
teknologi, gagal modernisasi, epidemi, wabah penyakit, dan bencana sosial, konflik sosial
antar kelompok atau antar komunitas masyarakat, serta teror.
Kabupaten Sigi dilintasi sesar aktif Palu-Koro yang mengakibatkan Kabupaten Sigi
sering dilanda gempa. Kondisi geografis kabupaten Sigi yang sebagian besar berupa
pegunungan sering menyebabkan terjadi banjir bandang, longsor, banjir dan angin puting
beliung. Ancaman ini mengakibatkan kematian, kesakitan dan hilangnya aset mata pencarian
seperti pertanian, perternakan, perikanan dan perkebunan serta rusaknya instruktur (Tempat
tinggal, sekolah, rumah ibadah, fasilitas kesehatan, jalan, jembatan dan lain-lain).
Beberapa kejadian bencana besar yang terjadi di Sigi adalah banjir bandang yang terjadi
pada bulan Juni 2011 di desa Bangga kecamatan Dolo Selatan dan bulan Desember 2011 di
desa Bolapapu Kec. Kulawi yang memakan korban meninggal sebanyak 6 orang dan puluhan
lu k a-luka. Pada tahun 2019 bulan April, banjir bandang dan lumpur kembali terjadi di desa
Bangga dan 4 desa lainnya (desa Balongga, Desa Walanata, Desa Omu dan desa Tuva) di
Kecamatan Dolo Selatan dan Kecamatan Gumbasa. Banjir ini mengakibatkan 500 unit rumah
terendam lumpur, sementara 551 keluarga atau 2.259 orang di desa itu mengungsi ke tempat-
tempat yang aman sarta 1 orang meninggal dunia.
Mengingat kondisi kabupaten Sigi yang rawan bencana diperlukan suatu proses terencana
yang dilakukan untuk mengelola bencana dengan baik dan aman yang disebut manajemen
bencana. Adanya penyelenggaraan penanggulangan bencana merupakan serangkaian upaya
yang meliputi penetapan kebijakan pembangunan yang berisiko timbulnya bencana, kegiatan
pencegahan bencana, tanggap darurat dan rehabilitasi.
Fasilitas kesehatan pasti mengalami kolaps/kekacauan pada kejadian bencana. sementara
fasilitas kesehatan adalah lembaga utama untuk menolong korban bencana. kolabs sering
terjadi pada 1-4 hari setelah bencana. Manajemen penanganan bencana juga kurang
terkoordinir pada hari tersebut. Daerah membutuhkan bantuan dari luar berupa tenaga relawan
kesehatan dan bantuan logistik. Dinas kesehatan menjadi pelaku utama yang berperan untuk
mengkoordinir semua relawan yang datang dan untuk membangun koordinasi lintas sektor.
Sengan demikian dinas kesehatan penting untuk menyusun dokumen perencanaan
penanggulangan bencana supaya sistem koordinasi terbangun dengan baik. Melalui dokumen
ini juga dapat dilihat potensi bencana yang sering terjadi, prioritas penanganan bencana dan
sumber daya daerah yang tersedia. Dokumen ini juga akan membantu kapasitas daerah untuk
meningkatkan kesiapsiagaan daerah menghadapi bencana di bidang kesehatan.
B. Tujuan
Dokumen perencanaan penanganan bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi menjadi
acuan bagi dinas kesehatan untuk menangani bencana dalam sektor kesehatan. Dokumen ini
juga akan menjadi acuan penanggulangan bencana bagi rumah sakit, puskesmas, dan fasilitas
kesehatan lainnya di Kabupaten Sigi. Dengan adanya dokumen ini maka akan terbentuk suatu
sistem penanganan bencana yang terpadu dalam sektor kesehatan. Dokumen ini diharapkan
dapat digunakan oleh bidang kesehatan dan lintas sektor dalam penanganan masalah kesehatan
pada saat bencana di Sigi.
Tujuan rencana penanggulangan bencana bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Adanya sistem komando bidang kesehatan pada saat penanganan bencana
2. Terbentuk struktur organisasi bidang kesehatan dengan tugas, pokok dan fungsi yang
digunakan pada saat bencana
3. Adanya pemetaan potensi bencana dan prioritas jenis penanganan bencana
4. Menentukan kebijakan dan strategi program klaster kesehatan.
5. Menjadi pedoman penanganan bencana oleh lintas sektor untuk masalah kesehatan pada
saat bencana
6. Adanya standar prosedur penanganan untuk semua ancaman bencana secara umum dan
spesifik
7. Adanya penetapan fasilitas untuk koordinasi bidang kesehatan pada saat bencana
8. Adanya pemetaan daerah rawan bencana dan denah evakuasi Sigi
9. Adanya jejaring antar lintas sektoral di wilayah Sigi
C. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Tata Ruang
3. Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau
Kecil
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
6. Peraturan Presiden Nomor 08 Tahun 2008 tentang Badan Nasional Penangana Bencana
7. Perarturan Presiden No. 70 Tahun 2012 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota
9. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Pedoman Organisasi Perangkat
Daerah
10. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan
Bencana
11. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2008 tantang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan
Bencana
12. Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2008 tentang Peran Serta Lembaga Internasional
dan Lembaga Asing Non Pemerintah dalam Penanggulangan Bencana
13. Peraturan Pemerintah Kepala BNPB RI No. 8Tahun 2011 tentang Standarisasi Data
Kebencanaan
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2006 tentang Pedoman Umum Mitigasi
Bencana
15. Peraturan Dalam Negeri Nomor 27 tahun 2007 tentang Pedoman Penyiapan Sarana dan
Prasarana Dalam Penanggulangan Bencana
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 46 tahun 2008 tentang Pedoman Organisasi Dan
Tata Kerja Badan Penanggulangan Bencan Daerah
17. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Penanggulangan Krisis
Kesehatan
18. Peraturan Meneteri Kesehatan Nomor 36 Tahun 2014 tentang Penilaian Kerusakan,
Kerugian, dan Kebutuhan Sumber Daya Kesehatan Pasca Bencana.
19. Peraturan Kepala BNPB Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Peggunaan Dana Siap
Pakai
Bab II Profil Dinas Kesehatan dan Daerah
Luas Wilayah Kabupaten Sigi secara keseluruhan adalah 5.196,02 km2 atau sekitar
8,40 persen dari total luas wilayah Sulawesi Tengah. Secara administratif Kabupaten Sigi
terbagi menjadi 15 Kecamatan dan 177 Desa. Masing-masing Kecamatan tersebut terbagi
lagi menjadi beberapa wilayah administrasi dibawahnya yaitu desa/UPT. Hingga tahun
2017, terdapat 177 desa dan 1 UPT diwilayah Kabupaten Sigi, sedangkan wilayah
administrasi setingkat kelurahan belum terbentuk.
Tabel 2.1
Wilayah Administrasi Pemerintahan Kabupaten Sigi
Tahun 2017
Jumlah Jumlah
No. Kecamatan
Desa Kelurahan UPT Desa+Kelurahan
1. Pipikoro 19 - - 19
2. Kulawi 12 - - 12
3. Selatan 16 - - 16
4. Kulawi 5 - - 5
5. Lindu 5 - - 5
6. Nokilalaki 22 - - 22
7. Palolo 7 - - 7
8. Gumbasa 12 - - 12
9. Dolo Selatan 12 - - 12
10. Dolo Barat 5 - - 5
11. Tanambulava 11 - - 11
12. Dolo 18 - 1 18
13. Sigi 11 - - 11
14. Biromaru 12 - - 12
15. Marawola 10 - - 10
Marawola
Barat
Kinovaro
TOTAL 177 - 1 177
Sumber : BPS Kabupaten Sigi Tahun 2017
2. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Sigi Tahun 2017 tercatat sebanyak 232.174 jiwa yang
terdiri dari laki-laki 119.217 jiwa, perempuan 112.957 jiwa dan tersebar di 15 (lima belas)
Kecamatan, dengan jumlah penduduk terbesar yakni 46.274 jiwa (19,93%) mendiami
Kecamatan Sigi Biromaru dan jumlah penduduk yang terkecil yakni 5.088 jiwa (2,19%)
mendiami Kecamatan Lindu.
Kepadatan penduduk di Kabupaten Sigi pada Tahun 2017 telah mencapai 44,68 jiwa
per km². Kecamatan Dolo adalah Kecamatan terpadat dengan tingkat kepadatannya 616,70
jiwa per km² dan paling rendah adalah Kecamatan Pipikoro yaitu masing-masing 8,83 jiwa
per km².
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Dirinci Menurut Kecamatan
Di Kabupaten Sigi Tahun 2012 s/d 2017
Jumlah Penduduk
No Kecamatan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2012 2013 2014 2015 2016 2017
1. Kulawi 1.434 14.504 14.778 14.954 15.125 15.303
2. Pipikoro 7.962 8.002 8.153 8.251 8.346 8.455
Kulawi
3. 8.630 8.672 8.835 8.940 9.042 9.149
Selatan
4. Lindu 4.777 4.799 4.890 4.948 5.028 5.088
5. Palolo 27.891 28.023 28.549 28.888 29.183 29.527
6. Nokilalaki 5.730 5.758 5.867 5.936 6.005 6.076
7. Dolo 20.972 21.073 21.470 21.725 21.973 22.232
8. Dolo Selatan 14.715 14.786 15.064 15.243 15.420 15.601
9. Dolo Barat 12.808 12.869 13.112 13.267 13.422 13.577
10. Marawola 21.379 21.482 21.890 22.150 22.404 22.668
11. Kinovaro 9.649 9.696 9.879 9.996 10.113 10.232
Marawola
12. 6.500 6.531 6.655 6.734 6.814 6.894
Barat
13. Sigi Biromaru 43.649 43.859 44.688 45.218 45.736 46.274
14. Gumbasa 11.898 11.956 12.181 12.325 12.467 12.613
15. Tanambulava 8.011 8.051 8.203 8.301 8.396 8.495
Jumlah 219.005 220.061 224.214 226.876 229.474 232.174
Sumber : BPS Kabupaten Sigi
Persebaran penduduk pada 15 (lima belas) wilayah kecamatan tidak merata, hal
tersebut disebabkan karena luas wilayah setiap kecamatan tidak sama. Kecamatan Pipikoro
yang terkecil luas wilayahnya mempunyai kepadatan penduduk 8,83 penduduk setiap
kilometer persegi sementara Kecamatan Dolo yang terluas wilayahnya mempunyai kepadatan
penduduk 616,70 jiwa setiap kilometer persegi.
B. Struktur Organisasi Dinkes
Adapun ketersediaan sarana fasilitas kesehatan di Kabupaten Sigi dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut :
Saat ini di Kabupaten Sigi telah memiliki 1 rumah sakit umum yaitu RSUD Torabelo, 10
Pukesmas Rawat Inap, 8 puskesmas Non Rawat Inap, 28 puskesmas keliling dan 48 puskesmas
pembantu. Sarana kesehatan lainnya adalah 1 rumah bersali, 1 balai pengobatan dan 5 praktek dokter
umum perorangan.
D. Ketenagaan
1. Tenaga Medis
Ketersediaan tenaga medis seperti dokter spesialis, dokter umum, dokter gigi dan dokter gigi
spesialis yang tersebar di fasilitas kesehatan Sigi dapat dilihat pada table dibawah ini. Beberapa
puskesmas belum memiliki tenaga kesehatan medis diantaranya Puskesmas Kanteu, Puskesmas
Banasu, Puskesmas Towulu, Puskesmas Lindu dan Puskesmas Dombu.
TABEL 2.4
JUMLAH TENAGA MEDIS KESEHATAN
KABUPATEN SIGI TAHUN 2018
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
GIGI SPESIALIS
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Kulawi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
2 Puskesmas Towulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Puskesmas Kantewu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Puskesmas Banasu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Puskesmas Gimpu 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Puskesmas Lindu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Puskesmas Palolo 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 Puskesmas Banpres 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Puskesmas Nokilalaki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Puskesmas Dolo 0 0 0 1 1 2 1 1 2 0 1 1 0 0 0 0 1 1
11 Puskesmas Baluase 0 0 0 0 2 2 0 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Puskesmas Kaleke 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Puskesmas Marawola 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
14 Puskesmas Tinggede 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
15 Puskesmas Kinovaro 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 1
16 Puskesmas Dombusoi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Puskesmas Biromaru 0 0 0 1 2 3 1 2 3 0 1 1 0 0 0 0 1 1
18 Puskesmas Pandere 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1
19 Puskesmas Kamaipura 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 RSUD Torabelo 6 7 13 5 12 17 11 19 30 0 3 3 0 0 0 0 3 3
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 6 7 13 11 20 31 17 27 44 0 10 10 0 0 0 0 10 10
b
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 5,40 12,88 18,27 4,15 0,00 4,15
Keterangan : a) Jumlah termasuk S3; b) Tenaga kesehatan yang bertugas di lebih dari satu tempat, hanya dihitung satu kali
Sumber : Subag Kepegawaian & Umum
2. Perawat dan Bidan
Ketersediaan perawat dan bidan yang tersebar di fasilitas Kabupaten Sigi dilihat pada tabel
berikut:
TABEL 2.5
JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN SIGI TAHUN 2018
a
PERAWAT
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P
1 2 3 4 5 6
1 Puskesmas Kulawi 3 11 14 14
2 Puskesmas Towulu 1 1 2 4
3 Puskesmas Kantewu 0 4 4 9
4 Puskesmas Banasu 0 1 1 5
5 Puskesmas Gimpu 2 1 3 15
6 Puskesmas Lindu 2 5 7 8
7 Puskesmas Palolo 3 10 13 15
8 Puskesmas Banpres 0 6 6 9
9 Puskesmas Nokilalaki 0 3 3 5
10 Puskesmas Dolo 1 15 16 19
11 Puskesmas Baluase 1 4 5 12
12 Puskesmas Kaleke 2 4 6 17
13 Puskesmas Marawola 2 12 14 21
14 Puskesmas Tinggede 2 10 12 11
15 Puskesmas Kinovaro 0 4 4 17
16 Puskesmas Dombusoi 4 3 7 14
17 Puskesmas Biromaru 3 16 19 27
18 Puskesmas Pandere 2 3 5 9
19 Puskesmas Kamaipura 1 4 5 6
1 RSUD Torabelo 43 107 150 88
dst. (mencakup RS Pemerintah 0
dan swasta dan termasuk 0
pula Rumah Bersalin) 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0
b
JUMLAH (KAB/KOTA) 72 224 296 325
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK b 122,94 134,98
3. Tenaga Kesehatan Masyarakat, Kesehatan Lingkungan, dan Gizi
Tenaga kesehatan masyarakat, kesehatan lingkungan dan gizi yang tersebar di fasilitas
kesehatan Kabupaten Sigi dapat dilihat pada tabel berikut. Jumlah kesehatan masyarakat sebanyak
95 orang, keseahatn lingkungan sebanyak 25 orang dan gizi sebanyak 3 orang.
TABEL 2.6
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT, KESEHATAN LINGKUNGAN, DAN
GIZI DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN SIGI TAHUN 2018
KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN GIZI
NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1Puskesmas Kulawi 0 4 4 0 0 0 0 0 0
2Puskesmas Towulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3Puskesmas Kantewu 1 1 2 0 0 0 0 0 0
4Puskesmas Banasu 1 0 1 0 0 0 0 0 0
5Puskesmas Gimpu 1 2 3 0 0 0 0 0 0
6Puskesmas Lindu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7Puskesmas Palolo 1 4 5 0 1 1 0 0 0
8Puskesmas Banpres 0 6 6 0 0 0 0 0 0
9Puskesmas Nokilalaki 0 2 2 0 0 0 0 0 0
10Puskesmas Dolo 1 2 3 1 2 3 0 1 1
11Puskesmas Baluase 0 1 1 0 1 1 0 1 1
12Puskesmas Kaleke 0 2 2 0 1 1 0 0 0
13Puskesmas Marawola 0 5 5 0 1 1 0 0 0
14Puskesmas Tinggede 0 0 0 0 1 1 0 0 0
15Puskesmas Kinovaro 0 2 2 0 1 1 0 0 0
16Puskesmas Dombusoi 0 0 0 0 1 1 0 0 0
17Puskesmas Biromaru 1 4 5 0 1 1 0 1 1
18Puskesmas Pandere 0 2 2 1 0 1 0 0 0
19Puskesmas Kamaipura 0 1 1 0 1 1 0 0 0
1RSUD Torabelo 9 42 51 4 8 12 0 0 0
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0
a
JUMLAH (KAB/KOTA) 15 80 95 6 19 25 0 3 3
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK a 39,46 10,38 1,25
4. Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik, Dan Keteknisan Medik di Fasilitas Kesehatan
Tenaga Teknik Biomedika, Keterapian Fisik, Dan Keteknisan Medik di Fasilitas Kesehatan
hampir tidak tersedia di seluruh puskemas Kabupaten Sigi. Analisis Laboratorium Medik 1 satu
orang di Puskesmas Dolo dan 9 orang di RSUD Tora Bello.
TABEL 2.7
JUMLAH TENAGA TEKNIK BIOMEDIKA, KETERAPIAN FISIK,
DAN KETEKNISAN MEDIK DI FASILITAS KESEHATAN
KABUPATEN SIGI TAHUN 2018
AHLI LABORATORIUM TENAGA TEKNIK
NO UNIT KERJA KETERAPIAN FISIK KETEKNISIAN MEDIS
MEDIK BIOMEDIKA LAINNYA
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1
Puskesmas Kulawi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2
Puskesmas Towulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3
Puskesmas Kantewu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4
Puskesmas Banasu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5
Puskesmas Gimpu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6
Puskesmas Lindu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7
Puskesmas Palolo 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8
Puskesmas Banpres 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9
Puskesmas Nokilalaki 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10
Puskesmas Dolo 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11
Puskesmas Baluase 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12
Puskesmas Kaleke 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13
Puskesmas Marawola 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14
Puskesmas Tinggede 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15
Puskesmas Kinovaro 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16
Puskesmas Dombusoi 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17
Puskesmas Biromaru 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
18
Puskesmas Pandere 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19
Puskesmas Kamaipura 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1
RSUD Torabelo 3 6 9 0 0 0 0 0 0 0 0 0
dst. (mencakup RS Pemerintah
dan swasta dan termasuk
pula Rumah Bersalin)
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0
a 3 7 10 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA)
a 4,15 0,00 0,00 0,00
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
5. Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan
Tenaga Kefarmasian di Fasilitas Kesehatan tersebar di seluruh Puskesmas Kabupaten Sigi. Tenaga
teknis kefarmasian sebanyak 43 orang dan apoteker sebanyak 10 orang.
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Kulawi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Puskesmas Towulu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Puskesmas Kantewu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Puskesmas Banasu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Puskesmas Gimpu 0 1 1 0 0 0 0 1 1
6 Puskesmas Lindu 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Puskesmas Palolo 0 2 2 0 1 1 0 3 3
8 Puskesmas Banpres 0 0 0 0 1 1 0 1 1
9 Puskesmas Nokilalaki 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Puskesmas Dolo 0 2 2 0 0 0 0 2 2
11 Puskesmas Baluase 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Puskesmas Kaleke 0 3 3 0 1 1 0 4 4
13 Puskesmas Marawola 0 1 1 0 1 1 0 2 2
14 Puskesmas Tinggede 0 1 1 0 1 1 0 2 2
15 Puskesmas Kinovaro 0 2 2 0 1 1 0 3 3
16 Puskesmas Dombusoi 0 0 0 0 0 0 0 0 0
17 Puskesmas Biromaru 0 1 1 0 1 1 0 2 2
18 Puskesmas Pandere 1 2 3 0 0 0 1 2 3
19 Puskesmas Kamaipura 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 RSUD Torabelo 5 22 27 1 2 3 6 24 30
dst. (mencakup RS Pemerintah 0 0 0 0 0
dan swasta dan termasuk 0 0 0 0 0
pula Rumah Bersalin) 0 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0
b 6 37 43 1 9 10 7 46 53
JUMLAH (KAB/KOTA)
b 17,86 4,15 22,01
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK
Bab III Pengorganisasian
A. Sistem Komando
Pengarah
BUPATI/SEKAB
Penanggungjawab
KADIS
Komandan/Ketua
SEKRETARIS DINAS
OPERASIONAL
(Koord.Sub.Subklaster) SEKRETARIAT
Ka.subbag. Kepegawaian
Ka.Bid. UKM
PERENCANAAN KEUANGAN OBAT /LOG.MED. Sub Klaster Yankes Sub Klaster Dal.Kit
Ka.Subbag. Ka.Subbag Ka.Bid.JAMSARFARM Ka.Bid. UKM Ka.Bid. PMK
Perencanaan Keuangan ALKES
Alternatif jabatan : Jika kabid PMK dinas kesehatan Kab. Sigi tidak ada,
maka jabatan ini diisi oleh Kasie Surveilans. Jika
Kasie Survelans tidak ada maka pejabat pengganti
ditentukan oleh Komandan (di luar struktur
Perencanaan, Logistik, Keuangan, Operasional).
Bertanggung jawab kepada : Operasional (Kabid UKM)
Bertanggung jawab untuk : Mencatat dan melaporkan semua kegiatan pelayanan
dan pengendalian masalah kesehatan pasca bencana
Tugas :
a. Menerima dan merekap semua laporan pelayanan dan pengendalian masalah
kesehatan
b. Melaporkan hasil rekap laporan pelayanan dan pengendalian masalah kesehatan
ke Dinas Kesehatan Provinsi
c. Mengosultasikan kegiatan dalam upaya pengendalian masalah kesehatan ke
Dinas Kesehatan Provinsi
Tugas :
a. Memberikan penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan di pengungsian
b. Memantau masyarakat di pengungsian dalam pelaksanaan PHBS
c. Mencatat dan melaporkan semua hasil kegiatan promosi kesehatan
BMKG menyatakan bahwa Kabupaten Sigi merupakan salah satu daerah rawan bencana gempa
bumi di Indonesia karena terletak dekat dengan sumber gempa bumi yang berada di darat. Sesar aktif
Palu-Koro berdampak ke Kabupaten Sigi sehingga mengakibatkan Kabupaten Sigi sering dilanda
gempa. Demografi Kabupaten Sigi yang sebagian besar berupa pegunungan sering menyebabkan
terjadi banjir bandang, longsor, banjir dan angin puting beliung. Bencana non alam yang pernah
terjadi adalah konflik sosial antara daerah karena perebutan lahan.
Bencana tahun 2018 berkekuatan 7,4SR yang berujung pada likuifaksi juga berdampak di
Kabupaten Sigi. Likufaksi terjadi di beberapa daerah Kab. Sigi yaitu Desa Jono Oge, Sidera &
Sibalaya Selatan. Dampak dari gempa bumi dan likuifaksi tersebut yakni total korban jiwa 1215 jiwa,
meninggal 288 jiwa, hilang 114 jiwa, dan luka-luka 813 jiwa . Kejadian tersebut menimbulkan
trauma yang mendalam bagi warga di Kabupaten Sigi. Pemerintah Daerah harus mampu untuk siaga
menghadapi bencana yang akan terjadi. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia, sarana dan
prasarana, kebijakan daerah dan integrasi sistem lintas sektoral menjadi tugas bersama dalam
kesiapsiagaan penanggulangan bencana di Kabupaten Sigi.
Melihat banyaknya jenis bencana yang menjadi ancaman bagi kehidupan masyarakat di
Kabupaten Sigi, maka penting dilakukan analisis risiko. Analisis risiko akan menilai ancaman dan
dampak yang terjadi akibat bencana sehingga didapatkan jenis bencana apa yang menjadi prioritas
penanganan. Perhitungan risiko dilakukan sebagai berikut :
Gempa Bumi 3 4
Banjir Bandang 3 3
Tanah Longsor 3 2
Angin Puting Beliung 2 1
Pertikaian Antar Desa 3 2
Demam Berdarah 2 2
Liquifaksi 2 4
Keterangan:
Skala kemungkinan potensi ancaman suatu bencana adalah angka yang menunjukkan
kemungkinan terjadinya suatu bencana sebagai berikut:
• Skor 4 (sering) : tahunan atau periode ulang singkat
• Skor 3 (mungkin) : mungkin beberapa kali
• Skor 2 (jarang) : satu kali
• Skor 1 (sangat jarang) : mungkin saja terjadi tetapi belum pernah
• Skor 0 (tidak mungkin) : tidak mungkin terjadi
Skala dampak suatu bencana adalah kerugian yang ditimbulkan akibat bencana di suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu. Penjelasannya sebagai berikut:
• Skor 4 (sangat parah) : dampak sangat luas, terjadi kekacauan luar biasa.
• Skor 3 (parah) : membutuhkan bantuan dari luar
• Skor 2 (sedang) : membutuhkan bantuan sumber daya 25ogis
• Skor 1 (minimal) : gangguan ada tetpi sedikit
• Skor 0 (tidak berpengaruh) : dampak bencana tidak berpengaruh
Angin Puting
1
Beliung
Tanah
2 DBD Longsor,
PAD
Banjir
3
Bandang
Gempa
4 Liquifaksi
Bumi
BENCANA RISIKO
Gempa Bumi Sangat Tinggi
Banjir Bandang Tinggi
Tanah Longsor Tinggi
Liquifaksi Tinggi
Pertikaian Antar Desa Tinggi
Demam Berdarah Sedang
Angin Puting Beliung Sedang
Berdasarkan tabel di atas ancaman bencana yang menjadi prioritas adalah gempa bumi
dengan penilaian resiko sangat tinggi, disusul jenis bencana dengan resiko tinggi yaitu likuifaksi,
Banjir Bandang & tanah longsor, Banjir, Perkelahian antar desa. Hasil penilaian resiko yang sedang
yaitu angin puting beliung & Demam berdarah. Berdasarkan risiko ini, maka yang diambil untuk
disusun rencana kontijensinya terlebih dahulu adalah Gempa Bumi.
Bab V Rencana Kontijensi
A. Pengembangan Skenario
Pada hari Jum’at sore tepatnya tanggal 28 September 20xx sekitar pukul 18.02 WITA, terjadi
Gempa Bumi 7,4 SR yang mengguncang Kabupaten Sigi Provinsi Sulteng. Gempa ini bukanlah
yang pertama, tapi inilah yang terkuat yang dirasakan di semua wilayah Kecamatan di Kabupaten
Sigi.
Guncangan gempa tersebut membuat ribuan warga panik dan berusaha menyelamatkan diri.
Sebagai dampak dari gempa bumi tersebut mengakibatkan terjadinya Liquifaksi di dua Kecamatan
yaitu Kec. Sigi Biromaru dan Kec. Tanambulava. Sebanyak 11 dari 15 kecamatan (60 Desa) yang
terdampak gempa bumi dan liquifaksi. Jumlah penduduk yang terdampak 58.494 jiwa. Wilayah yang
Terdampak paling parah yaitu 45 desa di Kec. Sigi Biromaru, Dolo, Dolo Selatan, Dola Barat, Lindu,
Kulawi, Kulawi Selatan, Marawola, Tanambulava, Kinovaro dan Kec. Gumbasa. Sedangkan 4
kecamatan lainnya tidak ada korban jiwa dan tidak ada kerusakan yang serius.
Beberapa hari setelah gempa dan Liquifaksi, laporan adanya korban serta kerusakan bangunan
(rumah, faskes dsb) mulai tersebar, termasuk di Radio, TV dan Media Sosial. Terdapat 89 titik
pengungsian yang tersebar di seluruh Wilayah Kabupaten Sigi. Masih terdapat 4 Kecamatan (Kec.
Pipikoro, Kulawi Selatan, Kulawi dan Kec. Lindu) yang tidak mendapatkan layanan kesehatan dan
bantuan logistik karena akses jalan terputus selama 2 minggu, dan juga sempat mengalami
pemadaman listrik, telepon, dan sinyal komunikasi setelah gempa selama 5 hari. Bupati Kabupaten
Sigi menetapkan status tanggap darurat bencana selama 14 Hari dan terus diperpanjang sampai 3
bulan.
Gempa susulan dengan skala yang kecil terus terjadi. Bencana tersebut juga terdampak pada
tenaga Kesehatan dari Dinas kesehatan, Puskesmas dan Pustu maupun Poskesdes. Sekitar 2 minggu
pasca bencana Klaster Kesehatan belum dapat mengidentifikasi penderita penyakit kronis dan
penyakit menular termaksud penyakit program. Banyak relawan/LSM yang langsung datang ke
lokasi tanpa melapor atau melakukan registrasi di Klaster Kesehatan sehingga menyulitkan pendataan
layanan kesehatan.
8 Instalasi telpon 15 - - -
10 Jembatan 1 - - 1
Jembatan rusak berat
yang menghubungkan
Desa Jono’oge dan Desa
Sidera di Kec. Sigi
Biromaru.
Dampak fasilitas Aset secara keseluruhan yang terancam yaitu Rumah penduduk 133.664 Unit,
Rumah Sakit 38 Unit Puskesmas 210 Unit serta Pustu 729 Unit. Dampak Kerusakan Pada rumah
Penduduk: Hilang 4050 Unit, Rusak Berat 30.148 Unit. Pada Rumah Sakit rusak berat 2 Unit, Puskesmas
Rusak berat 9 Unit dan Pustu Rusak berat 17 Unit.
Penanggung
Keterlibata
Identifikasi jawab/sub
No Kebijakan Strategi n klaster
masalah klaster yang
lainnya
terlibat
1 Sistem pelaporan Klaster kesehatan Pengaktifan klaster Penanggungjawab -
yang tidak harus berjalan kesehatan (tim , komandan,
terintegrasi bencana dinkes) sekretaris,
operasional
Pelaporan penting Meningkatkan
untuk koordinasi antar
pemuthakiran subcluster,posko dan
data puskesmas
2 Belum adanya Meningkatkan • Optimalisasi dan Manajemen -
informasi terkait koordinasi pengembangan relawan
dari keberadaan dengan dan antar peran dan fungsi
posko kesehatan, relawan dan psc 119
kurangnya persebaran/ • Pendampingan
pengetahuan distribusi relawan dari dinkes dan
relawan terkait ke lokasi posko puskesmas
protap dalam
melakukan bantuan
kesehatan
3 Pasien dengan Perlindungan • Melakukan Perencanaan, Sub Klaster
penyakit kronis (dm, pengungsi dari pelacakan dan Klaster P2, Sub pengungsia
hipertensi) dan penularan pendataan Klaster Surveilans n
menular (tb, penyakit kembali (bila
hepatitis, dll) tidak perlu dirujuk)
terdeteksi dan
terkontrol
Prosedur :
a. Relawan dan petugas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan mengisi laporan harian
b. Mengirimkan laporan ke data dan informasi klaster kesehatan setiap hari
c. Data dan informasi mengolah data menjadi informasi kesehatan
d. Hasil olahan data diserahkan kepada Komandan
e. Komandan mengecek, memilah data informasi yg layak di publikasikan
f. Komandan mempublikasikan update informasi penanganan bencana ke lintas sektor dan media
6. Rapat Harian
Prosedur :
a. Rapat dilakukan setiap hari pukul 19.00 di Pos Komando Klaster Kesehatan
b. Rapat dipimpin oleh Komando/Sekretaris
c. Tim relawan mengutus satu orang sebagai perwakilan untuk mngikuti rapat harian
d. Membuat grup whatsapp untuk koordinasi rapat harian
e. Peserta rapat membawa laporan kegiatan harian pelayanan kesehatan dan kebutuhan relawan
f. Peserta rapat melakukan evaluasi kegiatan harian
g. Peserta menentukan rencana tindak lanjut
a) Peralatan masak
b) Peralatan makan
Dapur khusus tim c) Bahan makanan
5 Dapur di Puskesmas Dolo
internal d) Makanan dan minuman
Berdampak Berat
Berdampak Sedang
Berdampak Ringan
B. Peta Respon Bencana
JALAN RAYA
JALAN RAYA
SUNGAI
SUNGAI
C. Daftar Kontak Internal Eksternal
1. Puskesmas
NAMA
NO PUSKESMAS KEPALA PUSKESMAS NO HP NO HP
SURVEILANS
1 PKM. PALOLO ALEXANDER FK .SKM +6282394846580 MYCKEL +6282313338086
PKM. KAMAIPURA dr.DIAH +6281332727000 MAHARANI +6281341441582
2
RATNANINGSIH
3 PKM. DOMBU ARIS PARE +6282192992470 SEM ENDERA +6282193709982
PKM. BALUASE dr.ADELEIDE K. +6285298550434 VIVI +6282271030713
4
BORMAN
5 PKM.TINGGEDE dr FAIRUS +6281342625166 FARIDA +6281354222744
6 PKM. PANDERE INAH +628114504919 RENY ANISA +6282192550899
7 PKM. MARAWOLA drg. HARI SETIYONO +628218797137 MISRIANI +6282187533323
8 PKM.NOKILALAKI MUZNAH +6285210916200 ANITA +6281243665603
9 PKM. BIROMARU dr.NURUL EKSAN +6281332727000 HERAWATI +6285241771119
10 PKM. KALEKE AGHITA.S Farm +6281211940846 ZULTIN +6285756195979
11 PKM. DOLO HAJAR +6282243326660
12 PKM. KULAWI LEVINA +6285241230545
PKM. BANPRES DINA.SKM +6281341052670 ADELINE +628241468696
13
STHEVANY
14 PKM. GIMPU dr.BANU K.KM +6281321747887 ARNI +6282347404031
15 PKM. KINOVARU dr. TRI EKO LROPE +6282299997021 RIFKA SEPTIANA +6282192562811
16 KANTEWU ARWIN SUKARA.SKM +6285397303485 WIWI ULIANTI +6285299027747
17 TOWULU SEPRIUS +6285299663277 NURIANI +6281245107716
18 BANASU MESAK +6285218207184 MEIS AKUWILDA +6282346858715
19 LINDU MARNIATI +6281355800086
2. Lintas Program
4. Lintas Sektor
1. Sosialisasi dokumen perencanaan penanggulangan bencana Dinas Kesehatan Kabupaten Sigi kepada
Internal Dinas Kesehatan Kab. Sigi
2. Revisi dan finalisasi dokumen perencanaan penanggulangan bencana Dinas Kesehatan Kabupaten
Sigi
3. Mengundang instansi terkait untuk sosialisasi dokumen perencanaan penanggulangan bencana Dinas
Kesehatan Kabupaten Sigi :
Demikian dokumen rencana penanggulangan bencana dan krisis kesehatan Kabupaten Sigi ini
kami buat. Dengan disusunnya dokumen ini (District Health Disaster Plan), dinas kesehatan
mempunyai pedoman dalam penanganan bencana apabila terjadi bencana pada masa mendatang.
Diharapkan dengan adanya dokumen ini, dinas kesehatan dapat melakukan perencanaan mengenai
kebutuhan apa saja terkait kesiapsiagaan bencana dan menyelenggarakan pelatihan-pelatihan
penanganan bencana serta simulasi yang sesuai dengan dokumen ini ke depannya agar dokumen ini
dapat teruji secara operasional. Selain itu, harapannya dokumen ini dapat menjadi acuan bagi rumah
sakit dan puskesmas yang ada di wilayah Kab. Sigi untuk menyusun Rencana Penanggulangan
Bencana di rumah sakit atau Hospital Disaster Plan (HDP) dan Rencana penanggulangan Bencana di
puskesmas atau Primary Health Care Disaster Plan (DHDP).
Lampiran
ALUR RELAWAN
KLASTER KESEHATAN SULAWESI TENGAH
RELAWAN DATANG
KE POS KLASTER KESEHATAN
REGISTRASI
- MENGISI FORM REGISTRASI
- MENUNJUKKAN SURAT TUGAS DAN KARTU TANDA PENGENAL
- MEMBACA ALUR SURVEILANS
- MEMBACA ALUR PERMOHONAN BANTUAN OBAT
- MENCATAT KOORDINATOR PUSKESMAS DAN SURVEILASN PUSKESMAS
MENUNGGU PENEMPATAN
DI POS KESEHATAN/ RUMAH SAKIT
RELAWAN BERTUGAS
- MELAPORKAN REKAP LAYANAN HARIAN MENGGUNAKAN FORM
SURVEILANS DINAS PALING LAMBAT JAM 2 SIANG (LIHAT ALUR
SURVEILANS)
- MENGIKUTI HEALTH CLUSTER MEETING HARIAN (PAGI DAN MALAM
JAM 8)
- SEHARI SEBELUM PULANG, KOORDINATOR MELAPORKAN KE POS
KLASTER KESEHATAN (HANDOVER ATAU TIDAK, RINGKASAN
KEGIATAN)
Nama Tim :
Nama Koordinator :
No. Nama dan gelar Instansi/ Keahlian Verifikasi No. HP Tanggal Spesifikasi Penempatan*
Organisasi STR Surat Datang Pulang Peralatan dan
tugas Logistik medik
ttd
Volunteer Registration Form
Banten Health Cluster
Team Name :
Coordinator Name :
No. Nama and title Institution / Expertise Verification Phone Date Equipment Placement*
Organization STR Task number Arrival Return specifications and
(registration letter medical logistic
letter)
*Filled by officers
……….., ……………….. 2018/2019
sign
Tanda Pengenal Relawan Kesehatan
Klaster Kesehatan Sulawesi Tengah
Berasal dari:
o Perorangan Koord. Klaster Kesehatan Koord. Klaster
Kesehatan
o Institusi Sulawesi Tengah Sulawesi Tengah
*berangkat dan pulang diketahui oleh Klaster Kesehatan
Came from:
o Individual Health Cluster Coord. Health Cluster Coord.
Sentral Sulawesi Central Sulawesi
o Institutional
Nama pelapor :
Tim relawan dari :
Dari pos/ pengungsian/ puskesmas: Desa: Kecamatan:
No. Telepon :
*kosongkan jika tidak melakukan/mendapatkan informasi
Upaya/ Kendala di Kebutuhan Masalah lingkungan/ Gizi/ status Kesehatan Upaya Kesehatan Rencana
jumlah lapangan Kondisi MCK dan sumber air * gizi* jiwa * promosi reproduksi* tindak lanjut
pelayanan kesehatan*
Jumlah - Kondisi sampah di lingkungan: (adakah Upaya promosi Pelayanan
pasien ditemukan kesehatan KIA:
terlayani: pasien jiwa, yang dilakukan
- Kondisi tempat penampungan sampah stress, depresi, saat layanan
atau gejala kesehatan
(apakah sudah ada dan cukup/ ada belum ANC:
lainnya di
Bayi: cukup/ tidak ada): masyarakat)
Balita: Persalinan:
- Jumlah Jamban/MCK (MCK protable atau
Anak: jamban pribadi per rumah yang dipakai
masyarakat): KB:
Dewasa :
Nama pelapor :
Organisasi/ instansi :
Tanggal (dd/mm/yyyy) :
Lokasi layanan
Desa :
Kecamatan :
Syndrom penyakit
Acute Flacid Paralysis (AFP)
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Avute Jaundice Syndrome
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Cidera/ Luka
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Demam yang tidak diketahui sebabnya (>38)
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Diabetes
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Diare Acute
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Diare Berdarah
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Hipertensi
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
ILI (Influenza Like Illness)
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
ISPA
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Kesehatan Jiwa dan Gangguan Perilaku
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Malaria konfirmasi RT/Lab
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Meningitis/ Enchepalitis
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Penyakit Kulit
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Penyakit lain
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Penumonia
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Tersangka Campak
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Tersangka Cholera
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Tersangka Demam Denguetersangka Diphteria
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Tersangka Tetanus
- Kasus <5 tahun:
- Kasus ≥ 5 tahun:
Demikian laporan ini dibuat untuk Klaster Kesehatan Bencana Tsunami Banten.
Laporan Harian Relawan Medis pada Penanganan Krisis Kesehatan Tsunami Selat Sunda
Hari/tanggal :
Nama pelapor :
Organisasi/ tim/ instansi :
Lokasi pelayanan kesehatan :
Pos pengungsian/puskesmas :
Desa :
Kecamatan :
Kendala di lapangan :
Kebutuhan :
Masalah lingkungan/ kondisi MCK air bersih:
- Kondisi sampah lingkungan :
- Kondisi tempat penampungan sampah :
- Jumlah jamban/ MCK :
- Sumber air :
- Akses air :
- Adakah bantuan tendon dan air dan berapa jumlahnya :
Kesehatan jiwa :
Kesehatan reproduksi
- Pelayanan KIA :
- ANC :
- Persalinan :
- KB :
- Kasus Rujukan :
Kasus Baru adalah orang yang datang ke fasilitas kesehatan dan memiliki diagnosis baru (BUKAN KUNJUNGAN ULANG).
1. Diare Akut; 2. Malaria; 3. Dengue; 4. Demam Dengue; 5. Diare Berdarah; 6. Sindrom Jaundice Akut; 7. Campak; 8. Diphteria; 9. AFP; 10. Kolera; 11.
Meningitis/Encephalitis
FORMULIR 1b. REKAP HARIAN PENYAKIT POTENSIAL Tanggal
WABAH *update tgl/bln/thn (dd/mm/yyyy) : / /
Nama PKM or Unit
Nama dan No Telp Penanggung Jawab : Pelapor :
Cedera/Luka
Diabetes
Diare Acute
Diare Berdarah
Hipertensi
ISPA
Meningitis/Encephalitis
Penyakit Kulit
Penyakit Lain
Laporkan ke POSKO Kesehatan terdekat atau Telp 08......... jika menemukan kasus - kasus
dibawah ini :
1. Diare Akut; 2. Malaria; 3. Dengue; 4. Demam Dengue; 5. Diare Berdarah; 6. Sindrom
Jaundice Akut; 7. Campak; 8. Diphteria; 9. AFP; 10. Kolera; 11. Meningitis/Encephalitis
FORMULIR 1c. REKAP HARIAN UNIT PELAYANAN KESEHATAN*update tgl/bln/thn
Jumlah Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah
Umur Umur Status Status Jumlah Jumlah
Jenis Status Rawat Rawat Nama RS
Tanggal <5 >= 5 Imunisasi Imunisasi Operasi Kasus
Kelamin Tahun Tahun Imunisasi Tidak Tidak Jalan Inap (V) Rujukan Meninggal
(L/P) lengkap lengkap diketahui (V) (V)
DEFINISI OPERASIONAL SYNDROME PENYAKIT POTENSIAL WABAH
Pnemonia Pada usia < 5 thn ditandai dengan batuk DAN/ATAU tanda kesulitan bernapas (adanya nafas cepat, kadang disertai
tarikan dinding dada bagian bawah kedalam (TDDK) atau gambaran radiologi foto torak menunjukan infiltrat paru
akut), frekuensi nafas berdasarkan usia penderita:
• <2 bulan: 60/menit
• 2-12 bulan: 50/menit
• 1-5 tahun: 40/menit
Pada usia > 5thn ditandai dengan demam ≥ 38°C, batuk DAN/ATAU kesulitan bernafas, dan nyeri dada saat menarik
nafas
Panas disertai salah satu gejala dibawah ini: pilek, batuk, sakit menelan atau radang tenggorokan/terlihat memerah.
(ISPA)
ATAU
Panas disertai napas cepat ( >= 50 /menit) ditambah salah satu gejala di bawah ini: batuk, kesulitan bernafas (sesak
nafas)
Diare berdarah Diare dengan darah disertai ATAU tidak disertai dengan lendir dalam tinja, dapat juga disertai dengan adanya
tenesmus.
Acute Jaundice Syndrome Gejala penyakit yang timbul secara mendadak (< 14 hari) ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik/kuning dan
urine berwarna gelap
Tersangka Campak Demam >38°C selama 3 hari atau lebih disertai bercak kemerahan berbentuk makulopapular, disertai salah satu gejala
batuk, pilek ATAU mata merah (konjungivitis)
Tersangka Diphteria Panas >38°C, sakit menelan, sesak napas disertai bunyi (stridor) dan ada tanda selaput putih keabu-abuan
(pseudomembran) di tenggorokan dan pembesaran kelenjar leher.
Tersangka Acute Flacid Paralysis (AFP) Kasus lumpuh layuh mendadak, BUKAN disebabkan oleh ruda paksa/ trauma pada anak < 15 tahun.
Tersangka Cholera Penderita menjadi dehidrasi berat karena diare akut cair secara tiba-tiba (biasanya disertai muntah dan mual), tinjanya
cair seperti air cucian beras.
Suspected Meningitis/Encephalitis Panas > 38°C mendadak, sakit kepala, kaku kuduk, kadang disertai penurunan kesadaran dan muntah. Pada anak < 1
tahun ubun-ubun besar cembung.
Tersangka Tetanus Ditandai dengan kontraksi dan kekejangan otot mendadak, dan sebelumnya ada riwayat luka.
ILI (Influenza Like Illness) Penderita dengan gejala Demam ≥ 38°C disertai batuk ATAU sakit tenggorokan
Gangguan Psikologis Perilaku/Pikiran Gangguan dalam pikiran, perilaku, dan perasaan yang termanifestasi dalam bentuk sekumpulan gejala dan/atau
perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi
orang sebagai manusia.
Demam yang tidak jelas/diketahui Demam ≥ 38°C dalam 2 hari dan tidak memenuhi kriteria penyakit di atas
sebabnya (≥ 38°C )
Agenda Rapat Koordinasi Klaster Kesehatan dipimpin oleh
Dinas Kesehatan