Sie sind auf Seite 1von 9

Kelompok 13

Yohan Sanusi
ALUKNA BASSE BUBUNG
Aluk basse bubung atau aluk torro tangnga adalah adat yang tidak
masuk kategori Rambu Solo’ dan Rambu Tuka’ adat istiadat yang masuk
dalam kategori ini adalah ma’nenek. Upacara ma’nenek merupakan
bentuk penghormatan terhadap leluhur bagi mereka yang telah
meninggal. Ma’nenek bermula dari dua orang yang bernama Pong
Rumesek dan Pong Rumanden yaitu seorang pemburuh binatang pada
masa lampau Upacara ma’nenek ialah suatu upacara khusus dalam
mengenang dan mempertinggi arwah leluhur yang dinamakan membali
puang yang tidak tertentu waktu pelaksanaannya tetapi tergantung dari
kesepakatan dan kemampuan dari pihak keluarga yang masih hidup.
• Tujuan dari ma’nenek tersebut adalah semata-mata memberi kurban
memperingati arwah leluhurnya dengan sebutan orang toraja yaitu to
membali Puang, dengan proses pembaharuan pakaian para jenazah,
membersihkan halaman setiap liang-liang (kuburan) bagi mendiang-
mendiang para leluhur, dan bagi orang yang merasa telah
berkeberatean dari leluhurnya karena diyakini hal itu menurut ajaran
Aluk Todolo.
• Upacara ma’nenek ini ada pula sementara Daerah menamakan “Lao
Lako Tomatua”
• Ritual acara ma,nenek ini di lakukan sesuai dengan kesepakatan di
dalam satu lembang atau satu kelurahan, dimana pada setiap tempat
melaksanakannya 3 hari dalam 1,3 atau 5 tahun. Dan di lakukan pada
akhir bulan agustus sekitar tanggal 25 sampai 28 agustus
• Adapun yang di persiapkan dan di lakukan dalam upacara ma’nenek
yaitu:
Sesajian seperti kain atau pakaian,sirih,kapur sirih,daun pinang atau
biasa di sebut pangngan, rokok, bunga, makanan-makanan, uang,air
minum dsb.
Kurban yaitu Kerbau dan Babi.
Setelah bahan persembahan sudah sedia pada tempat yang telah
disediakan, maka Tominaa (pemimpin ritual) yang menganut aluk todolo
mengundang arwah nenek moyang dengan cara pembacaan doa-doa
dengan kata-kata bahasa Toraja kuno atau bahasa tingkat yang lebih
tinggi
• Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam ma’nenek yaitu
Memperingati para arwah leluhur dan mensyukuri berkat-berkat yang
diberikan kepada keturunan yang masih hidup
Mempersihkan patane/liang kubur menganti pembungkus mayat
pakaian tau-tau, memperbaiki pintu liang yang rusak
Menyembeli hewan, termasuk kerbau yang diongko’/dipa’pea
(dititipkan) untuk arwah yang belum cukup tunuanna ketika
dikuburkan.
Memindahkan mayat bila perlu dipindahkan
• Nilai-nilai yang terkandung dalam upacara ritual ma’nenek meliputi:
Nilai Sosial
Nilai Religius
Nilai Budaya
Nilai Musyawarah
Nilai tanggung jawab
Sekian dan Terima Kasih

Das könnte Ihnen auch gefallen