Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PRAKTIKUM LABORATORIUM
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA (KDM)
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
BAB I
PEMASANGAN OKSIGEN
A. PENGERTIAN
Pemberian oksigen adalah suatu kegiatan memberikan oksigen ke dalam
paru-paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat khusus sesuai
kebutuhan. Terapi oksigen (O2) merupakan suatu intervensi medis berupa upaya
pengobatan dengan pemberian oksigen untuk mencegah atau memperbaiki
hipoksia jaringan agar tetap adekuat dengan cara meningkatkan masukan oksigen
ke dalam sistem respirasi, meningkatkan daya angkut oksigen ke dalam sirkulasi
dan meningkatkan pelepasan atau ekstraksi oksigen ke jaringan.
B. TUJUAN
1. Untuk mengatasi hipoksemia / hipoksia
2. Sebagai tindakan pengobatan
3. Untuk mempertahankan metabolime
C. MANFAAT
Pemberian oksigen bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan oksigen pasien yang
tidak dapat dipenuhi secara mandiri.
D. INDIKASI
1. Pasien dengan sesak napas atau kesulitan bernapas
2. Pada pasien yang mengalami kelumpuhan alat-alat pernapasan
3. Pada pasien yang mendapat trauma paru-paru
4. Pada pasien dalam keadaan gawat, coma dll
5. Pada pasien yang tiba-tiba memperlihatkan tanda syok
E. KONTRA INDIKASI
Pasien yang tetap merokok karena kemungkinan prognosis yang buruk dan dapat
meningkatkan risiko kebakaran.
Keterangan:
0 : Apabila keterampilan tidak dilakukan
1 : Apabila Keterampilan dilakukan kurang sempurna
2 : Apabila keterampilan dilakukan dengan baik dan benar
NO NILAI
BUTIR YANG DINILAI
.
0 1 2
A SIKAP DAN PERILAKU
Menyambut klien, memberikan salam, dan
1.
memperkenalkan diri
2. Membaca catatan medis dan memastikan identitas klien
(nama, tanggal lahir, atau nomor rekam medis).
3. Bersikap sopan, sabar dan teliti
4. Mencuci tangan sebelum dan setelah tindakan serta
mengeringkan dengan handuk bersih
5. Menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) sesuai
kebutuhan
B CONTENT / ISI
6. PERSIAPAN ALAT
Tabung oksigen lengkap dengan manometer, kereta
tabung
Masker
Handscoon
Flowmeter
Humidifier
Air DTT / Aquadest
Nasal Kanul
Plester
Gunting Plester
Bengkok
Bak instrumen
Buku catatan
Penlight
II. PERSIAPAN PASIEN
7. Menjelaskan prosedur dan tindakan yang akan dilakukan
8. Minta persetujuan pada klien untuk dilakukan tindakan
9. Menyiapkan pasien pada posisi yang tepat (semi fowler)
III. PELAKSANAAN
10. Persiapkan alat secara ergonomic
11. Pasang Sampiran
12. Mencuci tangan
13. Memakai handscoon
14. Kaji keadaan klien, keadaan lubang hidung (polip, lesi,
pernapasan cuping hidung) serta kedalaman pernafasan
dan frekuensi
15. Cek humidifier sudah terisi air atau belum, jika belum
maka isi humidfier dengan air steril setinggi batas yang
tertera
16. Cek fungsi Flow meter dan humidifier dengan memutar
pengatur konsentrasi O2 dan amati ada tidaknya gelembung
udara
17. Hubungkan Nasal kanul ke selang oksigen dari
humidifier
18. Tutup flower meter lalu buka tabung dengan putaran
penuh
Keterangan Raha,
Nilai= ❑ x 100
❑
Evaluator
Nilai ≥ 70, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai < 70, Mahasiswa harus mengulang
BAB II
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
C. Unsur Gizi
Zat-zat gizi dalam makanan dapat dikelompokan menjadi 6 (enam) yaitu
1) karbohidrat,
2) lemak,
3) protein,
4) vitamin,
5) mineral
6) air
Keterangan:
0 : Apabila keterampilan tidak dilakukan
1 : Apabila Keterampilan dilakukan kurang sempurna
2 : Apabila keterampilan dilakukan dengan baik dan benar
NO NILAI
ASPEK PENILAIAN
. 0 1 2
PERSIAPAN:
1. Persiapan Alat ;
a. Bak instrumen steril berisi handscoon steril
b. Selang nasogastrik (NGT) steril sesuai ukuran
c. Spuit 20 cc steril
d. Spuit 3/ 5 cc
e. Klem arteri steril
f. Kassa steril dalam tempatnya
g. Kertas tissu dan kapas lidi dalam tempatnya
h. Gelas berisi air matang
i. Plester
j. Gunting plester
k. Perlak dan alasnya
l. Celemek
m. Bengkok
n. Jelly
o. Stetoskop
p. Baskom berisi air klorin 0,5%
q. Handuk kecil/lap tangan
2. Persiapan pasien :
a. Sapa pasien dengan komukasi terapeutik
b. Perkenalkan diri petugas kepada pasien
Informed consent
c. Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan tindakan
d. Atur posisi posisi yang nyaman bagi pasien (semi fowler)
e. Anjurkan untuk melakukan aktivitas BAB-BAK sebelum
pelaksanaan prosedur
3. Persiapan lingkungan
a. Pasang sampiran bila perlu
b. Atur pencahayaan yang cukup
c. Ciptakan suasana ruangan yang nyaman dan menyenangkan
4. Persiapan petugas
a. Cuci tangan 6 langkah dengan sabun/ disinfektan pada air
mengalir kemudian keringkan dengan handuk
b. Memasang celemek
PROSEDUR
5. Bersihkan daerah hidung dengan menggunakan tissue/ kapas
lidi, cek lubang hidung (aliran udaranya, ada cairan/luka atau
tidak)
6. Pasang perlak dan alas di atas dada klien
7. Buka kemasan NGT steril, simpan ke dalam bak instrumen
steril
8. Pakai handscoon steril
9. Ambil NGT dan ukur panjang selang yang akan dimasukkan
dengan cara :
a. Dari ujung hidung ke telinga atas sampai prosessuis xipoid (px)
bila dimasukkan melalui hidung (nasal)
b. Dari telinga ke hidung sampai PX bila melalui oral kemudian beri
tanda dengan dijepit klem arteri.
10. Beri jelly pada NGT/OGT sepanjang 10-20 cm dari ujung
selang tersebut
11. Meminta klien untuk rileks dan bernafas normal. Masukkan
selang berlahan sambil klien diminta menelan (bila klien
sadar) sepanjang 5-10 cm. meminta klien untuk menundukkan
kepala (fleksi) sambil menelan.
12. Masukkan selang sampai batas yang ditandai
13. Jangan memasukkan selang secara paksa bila ada tahanan.
a. Jika klien batuk, bersin, hentikan dahulu, lalu diulangi lagi.
Anjurkan klien untuk tarik nafas dalam
b. Jika tetap ada tahanan, menarik selang perlahan-lahan dan
masukkan ke hidung yang lain secara berlahan-lahan.
c. Jika klien terlihat akan muntah, menarik tube dan
menginspeksi tenggorokan lalu melanjut memasukkan
selang secara bertahap.
14. Pengecekan apakah selang NGT sudah benar-benar masuk
lambung dengan cara :
a. Masukkan pangkal pipa sampai terrendam air) klem dibuka
(jika ada gelembung udara berarti pipa masuk ke paru-paru
harus langsung dicabut) tapi jika tidak ada gelembung udara
lanjutkan ke pengecekan yang kedua) klem ditutup
kembali).
b. Klem dibuka, hisap isi lambung sedikit dengan spuit (tepat
masuk lambung jika cairan yang terhisap berwarna
kekuningan <asam lambung>), masukkan kembali lalu klem
ditutup kembali
c. Klem dibuka, masukkan udara dengan spuit
3-5 cc kedalam lambung, jika terdengar bunyi “blub”
perauskultasi, berarti ujung selang sonde berada dalam lambung
kemudian udara tadi diaspirasi kembali
15. Pasang spuit pada pangkal pipa) bila sudah yakin pipa masuk
lambung
16. Memfiksasi selang pada hidung dengan plester
17. Membantu klien mengatur posisi yang nyaman
18. Merapikan dan membereskan alat
19. Melepaskan sarung tangan secara terbalik, merendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
20. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir,
mengeringkan dengan handuk bersih
EVALUASI
21. Cek respon pasien selama pelaksanaan dan setelah pelaksanaan
DOKUMENTASI
22. Lakukan pendokumentasian-pencatatan tindakan yang telah
dilakukan
Keterangan Raha,
Nilai= ❑ x 100
❑
Evaluator
Nilai ≥ 70, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai < 70, Mahasiswa harus mengulang
PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK
PEMBERIAN MINUM BAYI MELALUI SONDE
Keterangan:
0 : Apabila keterampilan tidak dilakukan
1 : Apabila Keterampilan dilakukan kurang sempurna
2 : Apabila keterampilan dilakukan dengan baik dan benar
NILAI
NO. ASPEK PENILAIAN
0 1 2
PERSIAPAN:
1. Persiapan Alat ;
a. Spuit sesuai dg kebutuhan minum (spuit 5 cc,10 cc,20 cc, 50 cc)
b. Bengkok
c. ASI/susu formula didalam botol (jumlahnya sesuai dengan kebutuhan
bayi yang sudah ditentukan)
CARA KERJA
2. Petugas cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
3. Mengatur posisi bayi senyaman mungkin
4. Mengecek posisi sonde yang sudah terpasang sebelumnya
5. Mengobservasi keadaan bayi meliputi : apakah bayi kembung atau tidak,
muntah atau tidak, keadaan bising usus )
6. Setelah mengobservasi keadaan bayi dan bayi dalam kondisi baik
kemudian memasukan ASI / susu formula ke dalam spuit sesuaidengan
kebutuhan bayi dg cara menggantung sonde sesuai gaya gravitasi
sehingga susu akan mengalir pelan-pelan ke dlm lambung
7. Perhatikan keadaan bayi pada waktu memasukkan susu per sonde jangan
sampai bayi muntah dan jangan memasukkan susu dengan teknik dorong
8. Setelah semua susu sudah masuk bilas sonde dg aqua seperlunya
sonde segera di tutup
9. Posisikan posisi bayi dg kepala agak tinggi dan bayi sedikit di miringkan
kekanan untuk mencegah terjadinya aspirasi bila bayimuntah
10. Lakukan dokumentasi semua tindakan yang sudah dilakukan
Keterangan :
Raha,
Nilai= ❑ x 100 Evaluator
❑
NO NILAI
ASPEK PENILAIAN
. 0 1 2
PERSIAPAN:
1. Persiapa alat:
a. Sisir
b. Alas/Handuk
c. Bengkok berisi larutan klorin
d. Potongan kertas tissu pada tempatnya
e. Bengkok
f. Handscoon
g. Tali pita/Karet untuk mengikat rambut bila perlu
CARA KERJA
2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur serta
meminta persetujuan pasien
3. Mendekatkan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Memakai handscoon
6. Membentangkan handuk dibawah kepala kemudian
dimiringkan
7. Mengkaji kulit kepala pasien
8. Membagi rambut menjadi dua bagian
9. Menyisir rambut mulai dari ujung, makin lama makin
ke atas sampai pada pangkal rambut
10. Rambut yang rontok dikumpulkan dan dibungkus
dengan kertas, kemudian ditaruh di bengkok kosong
11. Rambut panjang diikat atau dijalin
12. Setelah menyisir, sisir dibersihkan dengan kertas tissu
kemudian dimasukkan ke dalam bengkok berisi larutan
klorin, masukkan tissu ke dalam bengkok kosong
13. Mengangkat handuk dibawah kepala dan merapikan
klien
14. Membereskan alat-alat
15. Melepas handscoon dan mencuci tangan
16. Mendokumentasikan
G. Daftar Tilik Mencuci Rambut
NO NILAI
ASPEK PENILAIAN
. 0 1 2
PERSIAPAN:
1. Persiapa alat:
a. 2 sisir
b. 2 handuk
c. Sarung tangan/ handscoon
d. Kapas dalam tempatnya
e. Sampo
f. Perlak pengalas
g. Talang karet
h. Kassa dalam tempatnya
i. Bengkok
j. Celemek
k. Gayung
l. Ember berisi air bersih
m. Ember kosong
n. Termos air panas
o. Kain pel
CARA KERJA
2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur serta
meminta persetujuan pasien
3. Mendekatkan alat-alat
4. Mencuci tangan
5. Memakai sarung tangan
6. Memakai celemek
7. Mengatur posisi tidur klien senyaman mungkin dengan
kepala lebih dekat sisi tempat tidur
8. Memasang perlak dan handuk di bawah kepala klien
9. Memasang talang diarahkan ke ember kosong
10. Menutup lubang telinga luar dengan kapas
11. Menutup dada dengan handuk sampai leher
12. Menyisir rambut, kemudian disiram dengan air hangat
dengan menggunakan gayung
13. Mengosok pangkal rambut dengan kassa yang telah
diberikan sampo, kemudian diurut dengan ujung jari,
kassa kotor dimasukkan ke bengkok.
14. Membilas rambut sampai bersih kemudian dikeringkan
15. Mengambil tutup telinga
16. Mengangkat talang, memasukkannya ke dalam ember
dan meletakkan handuk di trolly
17. Mengembalikan klien ke posisi semula dengan cara
mengangkat kepala dan alasnya serta letakkan diatas
bantal
18. Menyisir rambut klien kembali dengan sisir bersih dan
dibiarkan kering, atau keringkan dengan pengering
rambut lalu disisir sampai rapi
19 Merapikan klien
20 Membereskan alat-alat
21 Melepaskan celemek dan memasukkan ke dalam ember
22 Melepas sarung tangan dan memasukkan ke dalam
bengkok
23 Mencuci tangan
24 Dokumentasi
J. Memandikkan Pasien
NO NILAI
ASPEK PENILAIAN
. 0 1 2
PERSIAPAN:
1. Persiapa alat:
a. Baju klien
b. 2 waskom
c. 2 waslap
d. Selimut mandi
e. Sabun dan tempatnya
f. Perlak dan handuk kecil
g. 2 handuk sedang
h. Tempat pakaian kotor
i. Termos air panas
j. sampiran
CARA KERJA
2. Memperkenalkan diri dan menjelaskan prosedur serta
meminta persetujuan pasien
3. Mendekatkan alat-alat
Memasang sampiran
Memindahkan selimut dan bantal dari tempat tidur
Mengatur posisi klien senyaman mungkin
4. Mencuci tangan
5. Memakai sarung tangan
6. Menggantikan selimut klien dengan selimut mandi
7. Membuka pakaian bagian atas dan menutup dengan
selimut mandi
8. Membasuh muka
a. Membentangkan handuk pengalas di bawah kepala
b. Membersihkan muka, telinga dan leher dengan waslap
yang telah dibasahi air. Tanyakan apakah pasien mau
pakai sabun muka atau tidak.
c. Gulung perlak dan handuk
9. Membasuh Lengan
a. Menurukan selimut mandi ke bagian perut klien
b. Kedua tangan klien dikeataskan, pasang handuk besar
diatas dada klien secara melintang, lebarkan ke kiri dan
kanan, sehingga kedua tangan klien dapat diletakkan
diatas handuk.
c. Basahi tangan dan sabuni dengan waslap (dimulai dari
tangan yang jauh dari petugas) dan membilas sampai
bersih kemudian mengeringkan dengan handuk.
Kemudian lakukan pada tangan satunya.
10. Membasuh dada dan perut
a. Menurunkan kain penutup sampai perut bagian bawah
b. Kedua tangan klien dikeataskan, handuk diangkat dan
dibentangkan pada sisi klien
c. Dada dan perut klien dibasahi dengan waslap basah,
disabun kemudian dibilas dan dikeringkan
d. Mengambil handuk pengalas.
11. Membasuh punggung
a. Memiringkan klien ke kiri
b. Handuk dibentang dibawah punggung sampai bokong,
menyabun kemudian di bilas dan dikeringkan
c. Mengambil handuk pengalas dari bawah punggung
klien
d. Klien diterlentangkan, pakaian bagian atas yang bersih
dipakaikan dengan rapi.
12. Membasuh kaki
a. Mengeluarkan kaki yang terjauh dari petugas
dikeluarkan dari selimut mandi
b. Membentangkan handuk dibawahnya serta menekuk
lutur klien.
c. Membasahi kaki, memberi sabun dan membilas,
kemudian mengeringkan dengan handuk.
d. Melakukan hal yang sama pada kaki yang satunya.
13. Membasuh daerah lipatan paha dan ginetalia
a. Membentangkan handuk dibawah bokong, selimut
bagian bawah dibuka
b. Basahi lipatan paha dan ginetalia, disabun dan dibilas
lalu keringkan. Pada daerah ginetalia sebaiknya
menggunakan sabun khusus
c. Angkat handuk dari bawah bokong klien, dan pakaikan
pakaian bagian bawah klien
14. Memsang selimut mandi klien diganti dengan selimut
tidur serta bantal dikembalikan
15. Pasien dirapikan kembali
16. Membereskan alat
17. Melepas sarung tangan
18. Mencuci tangan dan mendokumetasikan tindakan
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah mempelajari topik ini mahasiswa diharapkan mampu :
1. Melakukan praktik pencucian tangan.
2. Melakukan praktik pemakaian sarung tangan.
3. Melakukan dekontaminasi dengan benar dan tepat
4. Melakukan Desinfeksi Tingkat Tinggi dan sterilisasi
Pencegahan infeksi merupakan upaya untuk mencegah transmisi silang
dan diterapkan dengan mengacu pada kewaspadaan standar yang meliputi
beberapa hal sebagai berikut :
1. Setiap orang dapat merupakan sumber infeksi.
2. Membudayakan cuci tangan.
3. Menggunakan barier protektif (misalnya: sepatu, masker, kacamata, gaun bedah,
4. sarung tangan).
5. Penggunaan aseptik dan antiseptik.
6. Memproses instrumen agar aman digunakan.
7. Budaya aman dalam setiap prosedur.
8. Pengelolaan limbah berbahaya secara adekuat.
Tindakan pencegahan infeksi terdiri dari berbagai hal antara lain, cuci
tangan, memakai alat perlindungan diri, seperti sarung tangan, masker dan lain-
lain, dekontaminasi sterilisasi, dan lain-lain.
B. MATERI
1. Mencuci Tangan
a. Pengertian Cuci Tangan
Cuci tangan merupakan salah satu tindakan yang dianggap paling efektif
untuk mengurangi penularan mikroorganisme dan mencegah infeksi. Cuci tangan
adalah proses pembuangan kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua
belah tangan dengan memakai sabun dan air mengalir.
b. Tujuan cuci tangan
Tujuan melakukan cuci tangan yaitu untuk menghilangkan kotoran dan debu
secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme
sementara.
c. Indikasi melakukan cuci tangan
Cuci tangan dilakukan pada aktifitas berikut ini.
1) Saat datang dan pulang dari tempat kerja.
2) Sebelum dan setelah memeriksa klien.
3) Sebelum dan setelah pakai sarung tangan.
4) Setelah terpapar darah atau sekret tubuh.
5) Setelah tersentuh material berbahaya/toksik.
6) Sebelum dan setelah makan.
7) Setelah menggunakan toilet/buang air.
Ada 6 langkah cuci tangan pakai sabun dari WHO untuk memastikan tangan kita
benar-benar bersih.
5. Sterilisasi
a. Konsep Sterilisasi
Suatu proses pengelolaan preralatan / bahan yangbertujuan untuk
menghancurkan semua bentuk mikroorganisme (bakteri, virus, fungi dan parasit)
termasuk endospora melalui proses fisika dan kimiawi dengan menggunakan
mesin sterilisator. Proses sterilisasi terjadi dengan memaparkanenergi thermal
dalam bentuk panas kering/basah,zat kimia dalam wujud cair/gas maupun bentuk
radiasi terhadap suatu benda dalam waktu tertentu.
b. Tujuan Sterilisasi
Tujuan sterilisasi dalam mikrobiologi adalah mematikan, menghambat
pertumbuhan dan menyingkirkan semua mikroorganisme yang ada pada alat dan
bahan yang akan digunakan dalam suatu pekerjaan guna menciptakan suasana
aseptis.
c. Kriteria Sterilan Yang Ideal
1) Daya penetrasi yang baik
2) Aman / tidak toksik
3) Daya bunuh yang kuat
4) Bisa digunakan untuk semua alat
5) Proses cepat
6) Indikator tersedia
7) Biaya murah
C. DAFTAR TILIK
1. Mencuci Tangan
Keterangan:
0 : Apabila keterampilan tidak dilakukan
1 : Apabila Keterampilan dilakukan kurang sempurna
2 : Apabila keterampilan dilakukan dengan baik dan benar
JumlahTotal
Nilai= =100 %=…
26
Nilai ≥ 71, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai <71, Mahasiswa harus mengulang
Raha,
Evaluat
or
(……………..
…………….)
JumlahTotal
Nilai= =100 %=…
36
Nilai ≥ 71, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai <71, Mahasiswa harus mengulang
Raha,
Evaluat
or
(……………..
…………….)
JumlahTotal
Nilai= =100 %=…
20
Nilai ≥ 71, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai <71, Mahasiswa harus mengulang
Raha,
Evaluat
or
(……………..
…………….)
3. Dekontaminasi
DAFTAR TILIK
DEKONTAMINASI, PENCUCIAN DAN PEMBILASAN ALAT
NILAI
NO. LANGKAH
0 1 2
1. Menyiapkan alat:
a. Alat/instrumen yang akan didekontaminasi.
b. Baskom non logam besar (2/3 buah).
c. Stopwatch.
d. Sediaan klorin cair/padat.
e. Ember dan gayung/gelas ukur.
f. Sikat.
g. Sabun/detergen.
h. APD: apron, sarung tangan, kaca mata, masker, sepatu boot.
i. Air mengalir.
j. Tempat instrumen bersih (dengan penirisnya).
2. Menyiapkan wadah khusus dan bahan anti karat (plastic, email
atau porselen) dengan ukuran yang memadai bagi sejumlah
peralatan instrument, dan menyiapkan sediaan klorin (cair atau
padat), serta menyiapkan air bersih
3. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan
dengan handuk bersih
4. Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD):
a. Menggunakan celemek/apron plastik.
b. Menggunakan kaca mata dan masker wajah untuk melindungi
dari resiko terkontaminasi.
c. Memakai sarung tangan rumah tangga (sarung tangan tebal dari
bahan karet atau polivinil).
d. Menggunakan sepatu karet (boot).
5. Membuat larutan klorin 0,5%
a. Sediaan cair : campur 1 bagian klorin 5,25% dengan 9 bagian air
bersih (1 liter larutan: 100 mL sediaan klorin, 900 mL air bersih).
b. Sediaan padat : larutkan klorin padat konsentrat 35% sebanyak
14 gram ke dalam 1 liter air bersih. Jumlah cairan harus cukup
untuk merendam seluruh instrument.
6. Merendam semua instrumen dalam keadaan terbuka selama 10
menit.
7. Setelah 10 menit, mencuci alat dengan air sabun, menggunakan
sikat yang lembut untuk membersihkan bagian yang bergerigi
dan sekrup alat dari darah dan lendir yang tertinggal di bawah
permukaan air sabun.
8. Membilas alat pada air yang yang mengalir, kemudian ditiriskan,
untuk selanjutnya dilakukan tindakan DTT atau sterilisasi.
9. Melepas APD, cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
mengeringkan dengan handuk bersih.
Jumlah
JumlahTotal
Nilai= =100 %=…
18
Nilai ≥ 71, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai < 71, Mahasiswa harus mengulang
Raha,
Evaluat
or
(……………..
…………….)
4. Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)
JumlahTotal
Nilai= =100 %=…
22
Nilai ≥ 71, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai <71, Mahasiswa harus mengulang
Raha,
Evaluat
or
(……………..
…………….)
DAFTAR TILIK
DESINFEKSI TINGKAT TINGGI (MENGUKUS/ UAP BASAH)
NILAI
NO. LANGKAH
0 1 2
1. Menyiapkan alat, bahan, dan perlengkapan :
1) APD
2) Panci bertutup
3) Kompor
4) Air bersih secukupnya
5) Stopwatch
6) Koorntang
7) Tromol/bak instrumen (wadah instrumen steril)
8) Lakban khusus/plester putih dan ballpoint/spidol
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan
dengan handuk bersih
3. Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)
a. Menggunakan celemek/apron plastik
b. Menggunakan kaca mata dan masker wajah untuk melindungi
dari resiko terkontaminasi
c. Memakai sarung tangan rumah tangga (sarung tangan tebal dari
bahan karet atau polivinil)
d. Menggunakan sepatu karet (boot)
4. Memasukkan air ke dalam panci bagian bawah, menempatkan
panci kedua yang kosong yang dasarnya kering (tanpa lubang)
disamping sumber panas (kompor)
5. Melipat pergelangan sarung tangan. Menempatkan sarung
tangan pada panci pengukuran yang berlubang. Susun sarung
tangan menghadap keluar mengarah ke pinggir panci. Untuk
penyerapan uap air dapat disimpan alas kain diatas pengukusan
6. Mengulang proses ini sampai 2 panci pengukus sarung tangan
Menempatkan panci kosong disamping sumber panas. Jika
sarung tangan akan di DTT dengan kapas/ kassa, maka kapas /
kassa ditempatkan pada pengukusan paling atas
7. Menutup kelakat dan memanaskan air mendidih
8. Mengukus selama 20 menit mulai menghitung saat air mulai
mendidih
9. Mengangkat pengukus atas dan menutup panci berikutnya.
Mengguncangkan pengukus agar air turun dari pengukus yang
baru diangkat
10. Menempatkan pengukus yang baru diangkat ke atas panci
kosong dan menutup panci yang paling atas
11. Mengulangi prosedur diatas sampai semua pengukus
ditempatkan dipanci kosong.Jangan meletakkan panci yang
berisi sarung tangan diatas meja atau permukaan lain karena
sarung tangan akan terkontaminasi
12. Membiarkan sarung tangan sampai kering dalam kelakat
sebelum dipakai dengan cara didiamkan dalam klakat selama 1 –
2 jam
13. Mencuci tangan setelah melakukan tindakan
14. Mencatat tanggal dilakukannya DTT dan masa berlakunya (1
minggu) dengan lakban khusus
Jumlah
JumlahTotal
Nilai= =100 %=…
28
Nilai ≥ 71, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai <71, Mahasiswa harus mengulang
Raha,
Evaluat
or
(……………..
…………….)
JumlahTotal
Nilai= =100 %=…
16
Nilai ≥ 71, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai <71, Mahasiswa harus mengulang
Raha,
Evaluat
or
(……………..
…………….)
5. Sterilisasi
DAFTAR TILIK STERILISASI PANAS KERING (OVEN)
NILAI
NO. LANGKAH
0 1 2
1. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan :
1. APD
2. Koorntang
3. Tromol/ bak instrumen (wadah instrumen steril)
4. Kain linen pembungkus
5. Oven
6. Kompor
7. Stopwatch
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan
dengan handuk bersih
3. Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)
a. Menggunakan celemek/apron plastik
b. Menggunakan kaca mata dan masker wajah untuk melindungi
dari resiko terkontaminasi
c. Memakai sarung tangan rumah tangga (sarung tangan tebal dari
bahan karet atau polivinil)
d. Menggunakan sepatu karet (boot)
4. Alat/instrumen dapat dibungkus ataupun tidak. Dibungkus kain:
bertahan lebih dari satu minggu, asal tetap kering dan
pembungkusnya utuh.Cara membungkus: dibungkus 2 lapis
kassa, atau kain linen. Pembungkus harus cukup berpori
sehingga uap dapat masuk, namun juga cukup rapat untuk
melindungi agar partikel debu atau mikroorganisme lainnya
tidak dapat masuk setelah disterilkan.
5. Susun sedemikian rupa sehingga paparan panas mencapai
seluruh permukaan instrument secara efektif. Jangan mengisi
terlalu penuh, karena akan mempengaruhi penyaluran panas
dan menambah waktu yang diperlukan.
6. Memasnaskan sampai tenperatur yang dinginkan gunakan suhu
dengan waktu sebagai
berikut
170°C (340°F) dalam waktu1 jam
160°C (320°F) dalam waktu 2 jam
150°C (300°F) dalam waktu 2.5 jam
140°C (285°F) dalam waktu 3 jam
Waktu yang dimaksud adalah lamanya panas mencapai suhu
yang dinginkan
Jika mengunakan sterilisator panas kering yang otomatis,
tekantombol power, kemudian
tekan tombol sterilisasi dan tunggu sampai mati lampu
7. Setelah proses selesai, mematikan arus listrik atau sumber
pemanas. Membiarkan beberapa saat sebelum instrumen
diambil, agar tidak terlalu panas. Cara mengeluarkan instrumen
dari oven: membuka penutup oven, mengambil instrument
menggunakan penjepit steril, dinginkan, langsung pakai/simpan
di tempat steril.
8. Mencuci tangan setelah melakukan tindakan
9. Mencatat tanggal dilakukannya sterilisasi dan masa berlakunya
(1 minggu) dengan lakban khusus
Jumlah
JumlahTotal
Nilai= =100 %=…
18
Nilai ≥ 71, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai <71, Mahasiswa harus mengulang
Raha,
Evaluat
or
(……………..
…………….)
NILAI
NO. LANGKAH
0 1 2
1. Mempersiapkan peralatan dan perlengkapan :
1. APD
2. Koorntang
3. Tromol/ bak instrumen (wadah instrumen steril)
4. Kain linen pembungkus
5. Autoclave
2. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, mengeringkan
dengan handuk bersih
3. Menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD)
a. Menggunakan celemek/apron plastik
b. Menggunakan kaca mata dan masker wajah untuk melindungi
dari resiko terkontaminasi
c. Memakai sarung tangan rumah tangga (sarung tangan tebal dari
bahan karet atau polivinil)
d. Menggunakan sepatu karet (boot)
4. Memeriksa otoklaf (listrik, jumlah air, alat penera suhu dan
tekanan, kunci penutup)
5. Membungkus instrument dengan kain linen (apabila diperlukan)
dan menyusunnyasedemikian rupa sehingga panas dan uap
bertekanan, dapat mencapai semua bagian secara efektif
6. Setelah penyusunan selesai, menutup penutupnya dan lakukan
penguncian, hidupkan arus listrik atau pemanas, atur suhu hingga
1210 C (2500 F) dan tekanan 106 Kpa
7. Setelah kondisi tersebut tercapai, mulai dilakukan penghitungan
atau pengaturan waktu 20 menit (untuk instrument yang tidak
dibungkus) dan 30 menit (untuk instrument terbungkus)
8. Mematikan arus listrik atau sumber pemanas, keluarkan sisa
tekanan dan uap air, keluarkan instrument yang diinginkan.
9. Sebelum diangkat, mendiamkan semua alat sampai kering.
Setelah dingin, instrument siap dipergunakan.
Apabila tidak langsung dipakai, simpan di tempat tertutup steril.
10. Mencuci tangan setelah melakukan tindakan
11. Mencatat tanggal dilakukannya sterilisasi dan masa berlakunya
(2 minggu) dengan lakban khusus.
Jumlah
JumlahTotal
Nilai= =100 %=…
22
Nilai ≥ 71, Mahasiswa dinyatakan lulus
Nilai <71, Mahasiswa harus mengulang
Raha,
Evaluat
or
(……………..
…………….)
DAFTAR PUSTAKA
Tyas, Wening., Sumanto, Hery., Suparji., Santoso, budi joko.(2017). Buku Ajar 1
Kebutuhan Dasar Manusia. Surabaya. Prodi kebidanan Kampus Magetan
Poltekkes Kemenkes Surabaya
Ambarwati, Eny Retna & Sunarsih, Tri. (2011). KDPK Kebidanan Teori dan
Aplikasi. Yogyakarta.Nuha Medika.
JNPK-KR (2004). Panduan pencegahan infeksi untuk fasilitas kesehatan dengan
sumber daya terbatas. Jakarta: Yayaan Bina Pustaka.
Kusmiyati, Y. (2009). Ketrampilan dasar praktik klinik kebidanan. Yogyakarta:
Fitramaya.
Mubarak, Wahit & Chayatin (2008). Buku ajar kebutuhan dasar manusia teori dan
aplikasi dalam Praktik. Jakarta: EGC.
Musrifatul, U. & Hidayat, A.A. (2008). Keterampilan dasar praktik klinik untuk
kebidanan. Jakarta: Salemba Medika.
Potter, P.A & Perry A.G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan. Jakarta:
EGC.
Rahmadani, Siti & Sudayati. (2017). Bahan Ajar Kebidanan Praktik Klinik
Kebidanan I. Kemenkes RI, Pusdik SDM Kesehatan : Jakarta Selatan.
SETDITJEN FARMALKES. (2022). Enam Langkah Mencuci Tangan. Kemenkes
RI. 18 Maret 2022. Diakses pada tanggal 07 November 2022.
https://farmalkes.kemkes.go.id/2022/03/6-langkah-mencuci-tangan/