Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
MINI PROJECT
PENGENALAN LATIHAN FISIK SEBAGAI SALAH SATU UPAYA
PENINGKATAN PARTISIPASI LATIHAN FISIK PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KELURAHAN CIPINANG MELAYU
BAB I
PENDAHULUAN
1
I.1. Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Tujuan pembangunan tersebut
dapat dicapai dengan menyelenggarakan program pembangunan nasional secara
berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional. Visi pembangunan nasional yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah mewujudkan Indonesia sehat
tahun 2010. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. (Depkes RI, 2004).
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Diabetes melitus adalah suatu penyakit
metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan karena defek
sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya.
Di Indonesia, prevalensi DM mencapai 15,9-32,73%, dimana diperkirakan
sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia menderita DM. Di masa mendatang,
diantara penyakit degeneratif diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak
menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang. WHO membuat
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun
berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun
2025 jumlah tersebut akan membengkak menjadi 300 juta orang (Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III, 2006).
I.5 Manfaat
1. Bagi penulis, mini project ini menjadi pengalaman yang berguna dalam
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelum internship.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
3
masukan tentang pentingnya pencegahan diabetes melitus dan perlunya
mengenali diabetes melitus lebih dini untuk menekan prevalensi penyakit
diabetes melitus di masyarakat.
3. Bagi tenaga kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi
Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya penyakit diabetes melitus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).
4
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu
sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- pertanyaan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar
dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain.
d. Analisa (analisys)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan,
kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu masalah atau objek yang diketahui.
e.Sintesis (synthesis)
f. Evaluasi (evaluation)
a.Pendidikan
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap
5
pembentukan opini dan kepercayaan orang.
Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk.
d.Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial.
e.Pengalaman
1. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh
pernyataan.
2. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh
pernyataan.
3. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh
pernyataan (Notoatmodjo, 2010).
II.2 SIKAP
Sikap merupakan suatu reaksi atau reaksi atau respon seseorang terhadap
stimulus atau objek yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar
pada orang tersebut untuk membuat respons dan berprilaku dalam cara tertentu.
Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap suatu stimulus. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan presisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. (Notoadmodjo,
2010).
6
Sifat dapat pula bersifat positif maupun negatif :
a. Sifat positif cenderung tindakan adalah mendekati,
menyenangi,mengharapkan objek tertentu.
b. Sifat negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci dan tidak menyukai objek tertentu.
Seperti halnya dengen pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan:
a. Menerima
b. Merespon
c. Menghargai
d. Bertanggungjawab
II.3 TINDAKAN
Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan,
untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata, maka diperlukan
faktor pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya
hubungan erat antara sikap dan tindakan yang didukung oleh sikap yang
mengatakan bahwa sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak. Tindakan merujuk pada suatu gerak kegiatan
yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. (Rubenfeld, 2007).
Tingkatan Tindakan :
a.Persepsi ( perception )
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.
7
c. Mekanisme ( mechanism )
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis
atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat
tiga.
d. Adopsi ( adoption )
Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berarti bahwa
tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan
lanjut (Notoadmodjo, 2007).
a. Faktor lingkungan
Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh yaitu lingkungan rumah, rumah
sakit, klinik, sekolah, jarak, dan sumber-sumber lain seperti suplai, perlengkapan,
uang, jaminan asuransi.
b. Faktor pasien
Faktor pasien yang berpengaruhi tindakan yaitu beratnya penyakit, nilai nilai
keyakinan dan harapan tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan, faktor budaya,
etnik, sosio ekonomi, serta tingkat pendidikan
1.Definisi
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes
melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya.
2.Etiologi
8
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur, maka
intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada
usia lanjut dapat disebabkan oleh :
a) Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang
b) Resistensi insulin
c) Aktivitas fisik yang berkurang, banyak makan, badan kegemukan.
d) Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress, operasi.
e) Sering menggunakan bermacam-macam obat-obatan.
f) Adanya faktor keturunan
10
c) Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu
tinggi (200-220 mg/dl) dan tidak terlampau rendah karena bahaya
terjadinya hipoglikemia
d) Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko
hipoglikemi.
e) Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani
selama 2-4 minggu jika tidak terkontrol gula darahnya maka diberikan
obat anti diabetes oral.
f) Pilar Pengelolaan DM, antara lain :
1. Edukasi, meliputi: pemahaman tentang DM, obat-obatan, olahraga,
perencanaan makan dan masalah yang mungkin dihadapi.
2. Perencanaan Makan dengan karbohidrat 45-60%, protein 10-20%,
dan lemak 20-25%.
3. Latihan jasmani 3 kali seminggu selama 30 menit disesuaikan
dengan umur dan status kesegaran jasmani.
4. Farmakologis, apabila tidak berhasil dengan pengaturan makan dan
olahraga.
11
b) Meningkatnya pelayanan kesehatan hingga umur pasien diabetes
semakin panjang
Pencegahan primer adalah cara yang paling sulit karena yang menjadi
sasaran adalah orang-orang yang belum sakit artinya mereka masih sehat.
Cakupannya menjadi sangat luas. Yang bertanggung jawab bukan hanya profesi
tetapi seluruh lapisan masyarakat. Pada pencegahan sekunder, penyuluhan tentang
perilaku sehat seperti pada pencegahan primer pun harus dilakukan, ditambah
dengan peningkatan pelayanan kesehatan primer di pusat-pusat pelayanan
kesehatan mulai dari rumah sakit sampai puskesmas. Pada tahun 1994, WHO
menyatakan bahwa pendeteksian pasien baru dengan cara skrining dimasukkan ke
dalam upaya pencegahan sekunder agar supaya bila diketahui lebih dini
komplikasi dapat dicegah. (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, 2006).
Efek
Efek
latihan
latihan
Tipe Adaptasi kekuatan
ketahanan
(Strength
(endurance)
)
Kapasitas anaerobik ↑ ↑↑
Toleransi laktat ↑↑ ↔↑
Biogenesis Mitokondria ↑↑ ↔↑
Marker inflamasi ↓↓ ↓
Fleksibilitas ↑ ↑
Postur ↔ ↑
Body composition
Body fat ↓↓ ↓
Metabolisme Glukosa
Sensitifitas Insulin ↑↑ ↑↑
Adaptasi Kardiovaskular
3. Mekanisme
Latihan beban dan konsumsi makanan yang mempunyai nilai protein
tinggi akan meningkatkan hipertrofi otot dan kekuatan otot dengan menstimulasi
sintesis protein otot myofibrillar dan menginhibisi pemecahan protein otot.
Stimulasi sintesis protein otot dengan latihan beban terjadi via fosforilasi
mechanistic target of rapamycin (mTOR)
15
BAB III
KERANGKA KONSEP , DEFINISI OPERASIONAL DAN METODE
PENELITIAN
Sikap merupakan suatu rekasi atau respons seseorang terhadap stimulus atau
obje
16
atau aktivitas dalam mencegah
responden yang kekambuhan penyakit
berkaitan diabetes melitus ≥
dengan upaya mean.
mencegah Kurang, jika
kekambuhan responden tidak
penyakit melakukan upaya
diabetes melitus dalam mencegah
kekambuhan penyakit
diabetes melitus <
mean.
17
b. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini diambil dari masyarakat yang tinggal di sekitar
wilayah Puskesmas Cipinang Melayu yang merupakan anggota prolanis dan
datang pada saat kegiatan prolanis diabetes melitus dilaksanakan. Subjek terdiri
dari 7 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Subjek dengan usia 30-40
tahun berjumlah 1 orang, yang berusia 41-50 tahun berjumlah 1 orang, yang
berusia 51-60 tahun berjumlah 10 orang, yang berusia 61-70 tahun berjumlah 6
orang dan yang berusia 71-80 tahun berjumlah 1 orang. Subjek dengan
pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) berjumlah 6 orang, yang pendidikan
terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 4 orang, yang
pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah 6 orang,
sedangkan yang pendidikan terakhir Sarjana berjumlah 3 orang. Subjek dengan
pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) berjumlah 12 orang, pensiunan Pegawai
Negri Sipil (PNS) berjumlah 3 orang, wiraswasta berjumlah 2 orang,
sedangkan yang tidak bekerja berjumlah 2 orang. Subjek mini project
didapatkan dengan teknik mengambil sampel dari pasien yang merupakan
anggota prolanis dan datang saat kegiatan prolanis Puskesmas Cipinang
Melayu.
BAB IV
HASIL
Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang
Gambaran Pengetahuan, Prilaku dan Tindakan Penderita Diabetes Melitus dalam
Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas
Kelurahan Cipinang Melayu 1 Maret- 20 April Tahun 2018. Hasil penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
20
A. DATA GEOGRAFI
1. Gambaran Umum
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor
1227 Tahun 1989 tentang Penyempurnaan Lampiran Keputusan Gubernur
Prop. DKI Jakarta tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan Batas,
Perubahan Nama Kelurahan yang Kembar Nama dan Penetapan Luas
Wilayah Kelurahan di DKI Jakarta, ditetapkan bahwa Kelurahan Cipinang
Melayu mempunyai luas + 252,79 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
☼ Sebelah Utara : berbatasan dengan Saluran Jatiluhur Tarum Barat
☼ Sebelah Timur : berbatasan dengan Kali Curug dan Bekasi
☼ Sebelah Selatan : berbatasan dengan jalan untuk pendaratan pesawat
terbang dan pilar batas wilayah Propinsi DKI
Jakarta - Jawa Barat Nomor : 111 s/d 119, dan
Kelurahan Halim Perdanakusuma.
☼ Sebelah Barat : berbatasan dengan Kali Cipinang Kelurahan Kebon
Pala
Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu Mempunyai Luas 300 M2
1. Status Tanah
a. Tanah Negara : 73,51 Ha
b. Tanah adat : 166,54 Ha
c. Tanah Wakaf : 3,35 Ha
21
d. Lain lain : 9,39 Ha
B. DATA DEMOGRAFI
1. Kependudukan
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penduduk, dapat disampaikan
proses dan mobilisai penduduk sbb :
a. Data Penduduk
Data penduduk di wilayah kelurahan Cipinang Melayu Kota
Administrasi Jakarta Timur pada tahun 2017 berjumlah 50.183
orang.
a. Jumlah RT/RW
Jumlah RTdan RW di wilayah Kelurahan Cipinang Melayu dapat
dilihat sbb :
No RW RT Keterangan
1 01 12 Pemukiman
2 02 11 Pemukiman
3 03 14 Pemukiman (daerah banjir)
4 04 9 Pemukiman (daerah banjir)
5 05 11 Pemukiman tidak tertata
6 06 11 Perum Kodam Jaya (AD)
7 07 12 Perum Waringin Permai (AU)
8 08 9 Perum Curug Indah (AU)
9 09 9 Perumahan
10 010 7 Perumahan
11 011 9 Perumahan
12 012 12 Perumahan
13 013 9 Perumahan
135
22
1 TNI POLRI/PNS/SWASTA 22.605
2 TANI 11
3 PEDAGANG 738
4 NELAYAN -
5 PENSIUNAN 1.090
6 PERTUKANGAN 126
7 PENGANGGURAN 3.256
8 FAKIR MISKIN 4.595
9 LAIN-LAIN 2.312
Jumlah 34.733
KK WNI
23
Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah
No RW
1 01 973 220 1.193 1.906 1.883 3.789
2 02 891 185 1.076 1.796 1.772 3.568
3 03 1.011 255 1.266 2.146 2.123 4.269
4 04 958 181 1.139 1.744 1.721 3.465
5 05 1.334 361 1.695 2.550 2.526 5.076
6 06 1.846 501 2.347 3.262 3.238 6.500
7 07 686 117 803 1.459 1.436 2.895
8 08 671 115 786 1.445 1.422 2.867
9 09 994 251 1.245 2.263 2.240 4.503
10 10 786 127 913 1.657 1.633 3.290
11 11 714 107 821 1.477 1.454 2.931
12 12 826 121 947 1.476 1.453 2.929
13 13 953 248 1.231 1.990 1.956 3.956
JUMLAH 12.673 2.789 15.462 25.171 24.867 50.138
Keterangan :
- Jumlah Penduduk Laki-laki : 25. 200 Orang
- Jumlah Penduduk Wanita : 24. 923 Orang
- Jumlah WNA : 06 Orang
- Jumlah Total Penduduk : 50. 183 Orang
24
1. Perdagangan Umum dan Jasa 211
2. Jasa Konsultan, Kontraktor dan Supplier 65
3. Yayasan 20
4. Rumah Sakit 1
5. Koperasi 3
6. Perbankan 2
7. Salon 3
8. Catering 3
9. Pabrik Roti 1
10. Pabrik Kerupuk 1
11. Biro Perjalanan dan Ekspor Impor 12
12. Pom Bensin 1
Jumlah 371
b. Sarana Kesehatan
1 Rumah Sakit 1
2 Puskesmas 1
3 Klinik 24 jam 5
4 Rumah bersalin 2
5 Apotek -
6 Dokter Praktek 2
7 Bidan Swasta 8
Jumlah 19
e. Pendidikan Negeri
Tingkat Jumlah
No Pendidikan Gedung Guru Murid
1. TK - - -
2. SD 8 95 3728
3. SLTP 1 41 1008
4. SMU 1 42 749
5. Perg. Tinggi - - -
Jumlah 10 178 5.485
f. Pendidikan Swasta
Tingkat Jumlah
No Sasaran KB
1. PUS 8174
2. Peserta KB Aktif 7845
3. PPKB 13
26
4. Pos Pelayanan Terpadu 15
5. Sie KB LKMD/K 13
6. PPKB RT 156
7. Dasa Wisma 10
8. Kelompok Takukesra -
a. Peserta KB Aktif
b. Peserta KB Baru
1 IUD 93
2 MOP 0
3 MOW 0
4 Implant 71
5 Suntik 237
6 Pil 43
7 Kondom 25
Jumlah 469
c. Pencapaian KB Baru
PPM ( Prevalensi Pemakaian Metode Kontrasepsi ) = 87, 2 %
Pencapaian = 7128 Orang
a. Kelembagaan Kelurahan
No Organisasi Anggota
1 Kader Pembangunan 25
2 Tim Penggerak PKK 35
3 Kader PKK 165
4 Kader Kesehatan 102
5 Kader PPKB RW 13
6 PKB Kelurahan 1
Jumlah 341
28
1. dr. Beby Muhrisa 197402102006042001 III Kepala Puskesmas
29
2. Jumlah pegawai menurut pendidikan adalah sbb :
Pendidikan
No Nama NIP S S
D D S
M M Keterangan
1 3 1
P A
Jumlah 0 4 0 11 8 23
30
IV.2 Hasil Penelitian
Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden menurut Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus dalam
Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas Kelurahan
Cipinang Melayu 1 Maret-20 April Tahun 2018
No Pengetahuan Jumlah Persentase
1 Baik 17 89,47%
2 Kurang baik 2 10,52%
Jumlah 19 100%
31
No Prilaku Jumlah Persentase
1 Positif 16 84,21%
2 Negatif 3 15,87%
Jumlah 19 100%
Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa responden yang baik upayanya
dalam mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus berjumlah 12
responden (63,15%) dan responden yang kurang baik dalam upaya
pencegahan kekambuhan penyakit diabetes melitus berjumlah 7 responden
(36,84%).
BAB V
32
PEMBAHASAN
33
Menurut teori, banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya
diabetes melitus. Salah satu faktor yang tidak dapat diubah adalah
keturunan. Namun demikian, yang paling menentukan seseorang
mengidap diabetes melitus atau tidak adalah faktor pola makan dan
aktivitas. Berdasarkan hasil wawancara dengan 19 orang subjek di atas,
didapatkan sebagian besar subjek mengerti tentang penyakit diabetes
melitus.
Hal ini menununjukan bahwa pengetahuan responden sebagian
besar baik, sedangkan didapatkan hanya 2 subjek yang kurang mengerti
akan penyakit diabetes melitus, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain: Pendidikan, sumber informasi, sosial budaya dan
ekonomi serta lingkungan.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.
Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :
tau, memahami, aplikasi, analisa, sintesis dan evaluasi. (Notoatmodjo,
2010).
35
kesehatan serta kurangnya dukungan dari keluarga penderita penyakit diabetes
melitus.
Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan,
untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata. Tindakan
merujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. (Rubenfeld, 2007).
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
VI.1 Kesimpulan
Dari data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini telah
diperoleh Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Diabetes
Melitus dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di
36
Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu Bulan April Tahun 2018 sebagai
berikut:
1. Pengetahuan penderita diabetes melitus tentang upaya mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus sebagian besar responden
berpengetahuan baik sejumlah 17 responden (89,47%) sisanya
berpengetahuan kurang baik sejumlah 2 responden (10,52%). Tingkat
pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cipinang Melayu
terhadap diabetes melitus belum merata. Oleh karena itu, diperlukan
adanya promosi kesehatan sebagai upaya pencegahan primer dan
sekunder terhadap kejadian penyakit diabetes melitus, tidak hanya oleh
petugas kesehatan melainkan juga masyarakat umum.
2. Penderita diabetes melitus yang memiliki sikap yang positif
dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus sejumlah
16 responden (84,21%) dan penderita diabetes melitus yang memiliki
sikap yang negatif sejumlah 3 responden (15,87%). Sikap masyarakat
yang meliputi pola aktivitas dan makan sebagian masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Cipinang Melayu yang menjadi faktor resiko diabetes
melitus masih kurang baik. Oleh karena itu, promosi kesehatan primer
nampaknya akan lebih bermanfaat jika dilakukan secara individual
(seperti konseling) dibandingkan jika dilakukan melalui pendekatan
populasi.
3. Tindakan responden yang baik upayanya dalam mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus berjumlah 12 responden (63,15%)
dan responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan
penyakit hipertensi berjumlah 7 responden (36,84%). Oleh karena itu
diperlukan keinginan yang kuat dari penderita diabetes melitus untuk
mengontrol penyakitnya. Selain itu diperlukan dukungan yang besar dari
petugas kesehatan untuk meningkatkan upaya kesehatan yang bisa
dilakukan penderita diabetes melitus untuk mengontrol penyakitnya.
VI.2 Saran
Jumlah pasien diabetes dalam kurun waktu 25-30 tahun yang akan datang
akan sangat meningkat akibat kemakmuran, perubahan pola demografi, dan
urbanisasi. Pencegahan baik perimer, sekunder, ataupun tersier merupakan upaya
yang paling tepat dalam mengantisipasi ledakan jumlah ini dengan melibatkan
37
berbagai pihak, tidak hanya petugas kesehatan melainkan juga masyarakat umum.
Di wilayah sekitar Puskesmas Cipinang Melayu perlu dilakukan promosi
kesehatan terutama sebagai upaya pencegahan primer dan sekunder dalam
masyarakat terhadap penyakit diabetes melitus.
1. Untuk Masyarakat
Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang upaya pencegahan
terjadinya penyakit diabetes melitus dengan mengikuti penyuluhan
kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan terdekat agar dapat
mengontrol faktor resiko terjadinya penyakit diabetes melitus.
2. Untuk Petugas Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan
sosialisasi tentang penyakit diabetes melitus dan memberikan penyuluhan
tentang upaya mencegah faktor resiko penyakit diabetes melitus serta
tindakan proaktif yang harus dilakukan untuk meningkatkan upaya
kesehatan bagi pendertita diabetes melitus untuk mengontrol penyakitnya
dan meningkatkan kualitas kerja penderita misalnya dengan senam sehat.
3. Untuk Penderita Diabetes Melitus
Agar lebih rajin dalam memeriksakan gula darahnya ke pelayanan
kesehatan terdekat atau rumah sakit serta mengikuti kegiatan yang
berkaitan dengan kesehatan untuk mencegah kekambuhan penyakit
diabetes melitus serta dapat memperbaiki gaya hidup menjadi lebih sehat
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes melitus.
DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Penerbit FK UI.
2. Ikatan Dokter Indonesia, 2011. Indonesian Doctor’s Compendium. Jakarta
: CV Matoari Citra Media.
3. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2000. Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Penerbit FK UI.
4. Kitabchi AE, Umpierrez GE, Miles JM, Fisher JN (July
2009). "Hyperglycemic crises in adult patients with diabetes". Diabetes
Care. 32 (7): 1335–43.
38
5. Shoback DG, Gardner D, eds. (2011). "Chapter 17". Greenspan's basic &
clinical endocrinology (9th ed.). New York: McGraw-Hill Medical.
6. Grams J, Garvey WT (June 2015). "Weight Loss and the Prevention and
Treatment of Type 2 Diabetes Using Lifestyle Therapy, Pharmacotherapy,
and Bariatric Surgery: Mechanisms of Action". Current Obesity
Reports. 4 (2): 287–302.
7. Arguedas JA, Leiva V, Wright JM (October 2013). "Blood pressure targets
for hypertension in people with diabetes mellitus". The Cochrane
Database of Systematic Reviews. 10 (10): CD008277.
8. Haw JS, Galaviz KI, Straus AN, Kowalski AJ, Magee MJ, Weber MB, Wei
J, Narayan KM, Ali MK (December 2017). "Long-term Sustainability of
Diabetes Prevention Approaches: A Systematic Review and Meta-analysis
of Randomized Clinical Trials". JAMA Internal Medicine. 177 (12): 1808–
1817.
9. Notoatmodjo, S. (2010) Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta :
Rinekacipta.
10. Rubenfeld, M.G., Scheffer, B.K. (2007). Berfikir Kritis dalam
Keperawatan. Jakarta: EGC.
11.
MINI PROJECT
39
Oleh : dr. Nuraga Wishnu Putra
KUESIONER PENELITIAN
a) Identitas
Petunjuk pengisian
Isilah data berikut ini dengan benar
a. Tanggal pengisian kuesioner :
b. Nama :
c. Umur/ Jenis Kelamin :
d. RT/RW :
e. Pendidikan :
f. Pekerjaan :
g. No.Hp :
a) Aspek pengetahuan
Petunjuk pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar, dengan memberi tanda
(√) pada huruf pilihan tersebut!.
40
No Pernyataan Benar Salah
1 Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit gula tinggi
pada darah
2 Mengkonsumsi gula berlebihan akan menyebabkan gula
darah meningkat.
3 Penyakit diabetes mellitus ditandai dengan sering buang air
kecil (kencing)
4 Diabetes melitus dapat mengakibatkan luka yang lama
sembuh
5 Jumlah porsi nasi adalah sebanyak sepertiga piring untuk
tiap makan besar.
6 Olah raga yang baik untuk penderita diabetes mellitus
dilakukan setidaknya setengah jam.
7 Meminum obat diabetes secara teratur sangat diharuskan agar
diabetes tidak semakin berat
8 Untuk mencegah keparahan penyakit diabetes mellitus
diperlukan pemeriksaan kadar gula darah berkala atau teratur.
9 Pasien DM boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan
di air.
10 Target kadar gula darah 1-2 jam setelah makan pada pasien DM
adalah <180
b) Aspek Sikap
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
c) Aspek Tindakan
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
No Pernyataan Tidak
Melakukan Melakukan
1 Saya datang ke acara penyuluhan
tentang penyakit Diabetes Mellitus walaupun gula
darah saya terkontrol
2 Saya memeriksakan kadar gula darah saya dengan
teratur
3 Saya berolahraga teratur untuk dapat mempertahankan
atau menurunkan berat badan
4 Untuk buah-buahan, saya mengkonsumsi buah-buahan
meskipun manis
5 Saya mengatur waktu makan saya menjadi 5-6 x sehari
6 Saya menghindari merokok dan minuman keras
7 Jika obat gula sudah habis, saya membeli obat dari
apotik karena lebih praktis dan lebih dekat
8 Saya meminta teman saya untuk mengambilkan obat
diabetes dari PROLANIS jika saya tidak sempat datang
9 Saya kontrol ke puskesmas/RS jika sudah ada gejala
10 Saya mengoleskan krim pelembap pada kulit kaki yang
kering
42