Sie sind auf Seite 1von 42

LEMBAR PENGESAHAN

MINI PROJECT
PENGENALAN LATIHAN FISIK SEBAGAI SALAH SATU UPAYA
PENINGKATAN PARTISIPASI LATIHAN FISIK PADA PENDERITA
DIABETES MELITUS TIPE 2 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
KELURAHAN CIPINANG MELAYU

Laporan Mini Project ini diajukan dalam rangka


memenuhi tugas internship di Puskesmas

Cipinang Melayu, April 2018


Dokter Pendamping Internship,

dr. Beby Muhrisa

BAB I
PENDAHULUAN

1
I.1. Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Tujuan pembangunan tersebut
dapat dicapai dengan menyelenggarakan program pembangunan nasional secara
berkelanjutan, terencana dan terarah. Pembangunan kesehatan merupakan bagian
integral dari pembangunan nasional. Visi pembangunan nasional yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah mewujudkan Indonesia sehat
tahun 2010. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan adalah
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. (Depkes RI, 2004).
Menurut American Diabetes Association (ADA) 2003, diabetes melitus
merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes berhubungan dengan
kerusakan jangka panjang, dan disfungsi beberapa organ tubuh, terutama mata,
ginjal, saraf, jantung, dan pembuluh darah. Diabetes melitus adalah suatu penyakit
metabolik yang ditandai adanya hiperglikemia yang disebabkan karena defek
sekresi insulin, gangguan kerja insulin atau keduanya.
Di Indonesia, prevalensi DM mencapai 15,9-32,73%, dimana diperkirakan
sekitar 5 juta lebih penduduk Indonesia menderita DM. Di masa mendatang,
diantara penyakit degeneratif diabetes adalah salah satu diantara penyakit tidak
menular yang akan meningkat jumlahnya di masa mendatang. WHO membuat
perkiraan bahwa pada tahun 2000 jumlah pengidap diabetes di atas umur 20 tahun
berjumlah 150 juta orang dan dalam kurun waktu 25 tahun kemudian, pada tahun
2025 jumlah tersebut akan membengkak menjadi 300 juta orang (Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III, 2006).

I.2. Rumusan Masalah


Belum diketahuinya tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu tentang diabetes melitus
melalui promosi kesehatan yang dilakukan peneliti kepada penderita diabetes
melitus.
2
1.3. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimanakah pengetahuan penderita diabetes melitus dalam upaya
mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus?
2. Bagaimanakah sikap penderita diabetes melitus dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus?
3. Bagaimanakah perilaku penderita diabetes melitus tipe 2 dalam
pengenalan latihan fisik sebagai salah satu upaya peningkatan partisipasi
latihan fisik pada penderita diabetes melitus tipe 2 yang dilakukan peneliti
?

1.3. Tujuan Penelitian


1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu
tentang diabetes melitus tahun 2018 melalui promosi kesehatan yang
dilakukan peneliti.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya tingkat pengetahuan penderita diabetes melitus di
Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus.
b. Diketahuinya sikap penderita diabetes melitus terutama pola aktivitas dan
makan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Cipinang
Melayu yang menjadi faktor resiko diabetes melitus sehingga dapat
dilakukan promosi kesehatan terutama secara individual dalam upaya
mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus.
c. Peneliti dapat melakukan tindakan pengenalan latihan fisik sebagai
pencegahan primer atau sekunder bagi masyarakat yang tidak menderita
diabetes melitus tetapi memiliki faktor resiko ataupun untuk masyarakat
yang menderita diabetes melitus tetapi tidak berobat rutin.

I.5 Manfaat
1. Bagi penulis, mini project ini menjadi pengalaman yang berguna dalam
menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh sebelum internship.
2. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan
3
masukan tentang pentingnya pencegahan diabetes melitus dan perlunya
mengenali diabetes melitus lebih dini untuk menekan prevalensi penyakit
diabetes melitus di masyarakat.
3. Bagi tenaga kesehatan, hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi
Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu dalam rangka meningkatkan
pelayanan kesehatan khususnya penyakit diabetes melitus.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu lansia RW 12 Kelurahan
Cipinang Melayu, subjek penelitian yaitu pasien yang mempunyai penyakit
diabetes melitus, penelitian dilaksanakan pada 1 Maret – 20 April tahun 2018.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang disajikan
dalam bentuk distribusi frekuensi dari masing-masing variabel yang diteliti
menggunakan analisa univariat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya) (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2010) Pengetahuan seseorang terhadap objek


mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda. Secara garis besarnya
dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan, yaitu :
a. Tahu (know)

4
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu. Untuk mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu
sesuatu dapat menggunakan pertanyaan- pertanyaan.
b. Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekadar
dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahui tersebut.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud
dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain.
d. Analisa (analisys)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan/atau memisahkan,
kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam
suatu masalah atau objek yang diketahui.
e.Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau


meletakkan dalam satu hubungan yang logis dari komponen- komponen
pengetahuan yang dimiliki.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi


atau penilaian terhadap suatu objek tertentu (Notoatmodjo, 2010).

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa faktor yang mempengaruhi


pengetahuan seseorang yaitu:

a.Pendidikan

Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan


kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

b.Media masa / sumber informasi

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio,
surat kabar, majalah, internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar terhadap
5
pembentukan opini dan kepercayaan orang.

c.Sosial budaya dan ekonomi

Kebiasan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan baik atau buruk.

d.Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial.

e.Pengalaman

Pengalaman sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh


kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang
diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu (Notoatmodjo,
2010).

Pengukuran pengetahuan penulis menggunakan pengkategorian :

1. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100% dari seluruh
pernyataan.

2. Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 56-75% dari seluruh
pernyataan.

3. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <56% dari seluruh
pernyataan (Notoatmodjo, 2010).

II.2 SIKAP
Sikap merupakan suatu reaksi atau reaksi atau respon seseorang terhadap
stimulus atau objek yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar
pada orang tersebut untuk membuat respons dan berprilaku dalam cara tertentu.
Sikap dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat emosional
terhadap suatu stimulus. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas,
akan tetapi merupakan presisposisi tindakan suatu prilaku. Sikap itu masih
merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka. (Notoadmodjo,
2010).

6
Sifat dapat pula bersifat positif maupun negatif :
a. Sifat positif cenderung tindakan adalah mendekati,
menyenangi,mengharapkan objek tertentu.
b. Sifat negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci dan tidak menyukai objek tertentu.

Sikap memiliki 3 komponen pokok :


a. Kepercayaan, ide dan konsep terhadap suatu objek
b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Seperti halnya dengen pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan:
a. Menerima
b. Merespon
c. Menghargai
d. Bertanggungjawab

II.3 TINDAKAN
Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan,
untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata, maka diperlukan
faktor pendukung lain. Tindakan merupakan aturan yang mengadakan adanya
hubungan erat antara sikap dan tindakan yang didukung oleh sikap yang
mengatakan bahwa sikap merupakan pandangan atau perasaan yang disertai
kecenderungan untuk bertindak. Tindakan merujuk pada suatu gerak kegiatan
yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. (Rubenfeld, 2007).

Tingkatan Tindakan :
a.Persepsi ( perception )
Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama.

b. Respon terpimpin ( guided response )


Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan
contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat kedua.

7
c. Mekanisme ( mechanism )
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis
atau sesuatu itu merupakan kebiasaan, maka ini sudah mencapai praktek tingkat
tiga.

d. Adopsi ( adoption )
Adopsi adalah tindakan yang sudah berkembang dengan baik yang berarti bahwa
tindakan sudah dimodifikasi dengan baik tanpa mengurangi kebenaran tindakan
lanjut (Notoadmodjo, 2007).

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tindakan

a. Faktor lingkungan
Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh yaitu lingkungan rumah, rumah
sakit, klinik, sekolah, jarak, dan sumber-sumber lain seperti suplai, perlengkapan,
uang, jaminan asuransi.

b. Faktor pasien
Faktor pasien yang berpengaruhi tindakan yaitu beratnya penyakit, nilai nilai
keyakinan dan harapan tentang kesehatan dan pelayanan kesehatan, faktor budaya,
etnik, sosio ekonomi, serta tingkat pendidikan

c. Faktor tenaga kesehatan


Adapun faktor yang berpengaruh yaitu standar hukum, kebijakan, prosedur, fungsi
peran kolaborasi dan mandiri, serta tingkat keahlian. (Rubenfeld, 2007).

II.4 DIABETES MELITUS

1.Definisi
Menurut American Diabetes Association (ADA) tahun 2010, Diabetes
melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik
hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin, atau
kedua-duanya.

2.Etiologi
8
Beberapa ahli berpendapat bahwa dengan meningkatnya umur, maka
intoleransi terhadap glukosa juga meningkat. Peningkatan kadar gula darah pada
usia lanjut dapat disebabkan oleh :
a) Fungsi sel pankreas dan sekresi insulin yang berkurang
b) Resistensi insulin
c) Aktivitas fisik yang berkurang, banyak makan, badan kegemukan.
d) Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress, operasi.
e) Sering menggunakan bermacam-macam obat-obatan.
f) Adanya faktor keturunan

3.Patofisiologi Diabetes Melitus


Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian ke lambung dan
selanjutnya ke usus. Supaya berfungsi, maka bahan makanan harus dioleh dalam
proses yang dinamakan metabolisme. Dalam proses ini, dibutuhkan insulin yang
berfungsi memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar.
Pada DM tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel beta pankreas.
Pada DM tipe 2 jumlah insulin normal tetapi jumlah reseptor insulin yang terdapat
pada permukaan sel yang kurang sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel
sedikit dan glukosa dalam darah menjadi meningkat.

4. Gambaran Klinis Diabetes Melitus


Keluhan umum pada pasien DM seperti poliuria, polidipsia, dan polifagia.
Keluhan lain yang dapat ditemukan antara lain :
a) Gangguan penglihatan: katarak
b) Kelainan kulit: gatal dan bisul-bisul
c) Kesemutan, rasa baal
d) Kelemahan tubuh
e) Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh
f) Infeksi saluran kemih. Kelainan kulit berupa gatal, biasanya terjadi di
daerah genital ataupun daerah lipatan kulit akibat jamur.
g) Penurunan berat badan yang drastis sering terjadi pada gejala awal.

Kriteria diagnostik diabetes melitus dan gangguan toleransi glukosa


menurut WHO 1985:
a) Kadar glukosa darah sewaktu (plasma vena) >= 200mg/ dl, atau
9
b) Kadar glukosa darah puasa (plasma vena) >= 126 mg/dl, atau
c) Kadar glukosa plasma >= 200 mg/dl pada 2 jam sesudah beban glukosa
75 gram pada TTGO.

5.Komplikasi Diabetes Melitus


Komplikasi diabetes melitus yang dapat ditemukan, antara lain :
a) Hipoglikemia. Merupakan salah satu komplikasi akut yang tidak jarang
terjadi dan ditandai dengan kadar gula darah di bawah 50-60 mg/dl.
b) Infeksi. Pengidap diabetes, cenderung terkena infeksi karena bakteri
tumbuh baik jika kadar glukosa darah tinggi dan pertahanan tubuh
rendah.
c) Komplikasi kronis penyakit jantung dan pembuluh darah.
d) Kerusakan pada ginjal (Nefropati). Adanya gagal ginjal dibuktikan
dengan kenaikan kadar kreatinin atau ureum serum yang berkisar antara
2% sampai 7,1% pasien diabetes melitus. Adanya proteinuria yang
persisten tanpa adanya kelainan ginjal yang lain merupakan salah satu
tanda awal nefropati diabetik.
e) Kerusakan saraf (Neuropati)
f) Kerusakan pada mata (Retinopati)

6. Penatalaksanaan Diabetes Melitus

Diperkirakan 25-50 % dari DM lanjut usia dapat dikendalikan dengan baik


hanya dengan diet saja, 3 % membutuhkan insulin dan 20-45 % dapat diobati
dengan anti diabetik oral dan diet saja. Para ahli berpendapat bahwa sebagian
besar DM pada lanjut usia adalah tipe II dan dalam penatalaksanaannya perlu
diperhatikan secara khusus, baik cara hidup pasien, keadaan gizi dan
kesehatannya, penyakit lain yang menyertai serta ada atau tidaknya komplikasi
DM.
Pedoman penatalaksanaan diabetes antara lain :
a) Menilai penyakitnya secara menyeluruh dan memberikan pendidikan
kepada pasien dan keluarganya.
b) Menghilangkan gejala-gejala akibat hiperglikemia.

10
c) Lebih bersifat konservatif, usahakan agar glukosa darah tidak terlalu
tinggi (200-220 mg/dl) dan tidak terlampau rendah karena bahaya
terjadinya hipoglikemia
d) Mengendalikan glukosa darah dan berat badan sambil menghindari resiko
hipoglikemi.
e) Pengelolaan DM dimulai dengan pengaturan makan dan latihan jasmani
selama 2-4 minggu jika tidak terkontrol gula darahnya maka diberikan
obat anti diabetes oral.
f) Pilar Pengelolaan DM, antara lain :
1. Edukasi, meliputi: pemahaman tentang DM, obat-obatan, olahraga,
perencanaan makan dan masalah yang mungkin dihadapi.
2. Perencanaan Makan dengan karbohidrat 45-60%, protein 10-20%,
dan lemak 20-25%.
3. Latihan jasmani 3 kali seminggu selama 30 menit disesuaikan
dengan umur dan status kesegaran jasmani.
4. Farmakologis, apabila tidak berhasil dengan pengaturan makan dan
olahraga.

7. Strategi Pencegahan Diabetes Melitus


Dalam jangka waktu 30 tahun penduduk Indonesia akan naik sebesar 40%
dengan peningkatan jumlah pasien diabetes yang jauh lebih besar yaitu 86-138%
yang disebabkan oleh karena :

a) Faktor demografi, antara lain :

 Jumlah penduduk meningkat

 Penduduk usia lanjut bertambah banyak

 Urbanisasi makin tak terkendali

a) Gaya hidup yang kebarat-baratan

 Penghasilan per kapita tinggi dan restoran siap santap

 Sedentary life style (gaya hidup yang jarang bergerak/tidak aktif)

a) Berkurangnya penyakit infeksi dan kurang gizi

11
b) Meningkatnya pelayanan kesehatan hingga umur pasien diabetes
semakin panjang

Mengingat jumlah pasien yang akan membengkak dan besarnya biaya


perawatan diabetes yang terutama disebabkan oleh karena komplikasinya, maka
upaya yang baik adalah pencegahan. Menurut WHO tahun 1994, upaya
pencegahan pada diabetes ada tiga jenis, antara lain :

a) Pencegahan primer. Semua aktivitas yang digunakan untuk mencegah


timbulnya hiperglikemia pada inividu yang beresiko mengidap diabetes
melitus atau pada populasi.

b) Pencegahan sekunder. Menemukan pengidap DM sedini mungkin,


misalnya dengan tes penyaringan. Dengan demikian pasien diabetes yang
sebelumnya tidak terdiagnosis dapat terjaring.

c) Pencegahan tersier. Semua upaya untuk mencegah komplikasi atau


kecacatan akibat komplikasi tersebut. Usaha ini meliputi :

 Mencegah timbulnya komplikasi

 Mencegah progresi dari komplikasi

 Mencegah kecacatan tubuh

Strategi pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melalui


pendekatan masyarakat yang bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat
umum dan pendekatan individu beresiko tinggi yang dilakukan pada individu
yang beresiko mengidap diabetes.
a) Pendekatan populasi/masyarakat
Bertujuan untuk mengubah perilaku masyarakat umum, antara lain
mendidik masyarakat agar menjalankan cara hidup sehat dan menghindari
cara hidup beresiko. Upaya ini ditujukan tidak hanya untuk mencegah
diabetes tetapi untuk mencegah penyakit lain sekaligus. Upaya ini sangat
berat karena target populasinya sangat luas, oleh karena itu harus dilakukan
tidak hanya oleh profesi tetapi juga oleh seluruh lapisan masyarakat.
b) Pendekatan individu beresiko tinggi
Semua upaya pencegahan yang dilakukan pada individu yang beresiko
mengidap diabetes melitus. Antara lain :
12
a. Umur > 40 tahun
b. Gemuk
c. Hipertensi
d. Riwayat keluarga DM
e. Riwayat melahirkan bayi >4 kg
f. Riwayat DM pada saat kehamilan
g. Dislipidemia

Pencegahan primer adalah cara yang paling sulit karena yang menjadi
sasaran adalah orang-orang yang belum sakit artinya mereka masih sehat.
Cakupannya menjadi sangat luas. Yang bertanggung jawab bukan hanya profesi
tetapi seluruh lapisan masyarakat. Pada pencegahan sekunder, penyuluhan tentang
perilaku sehat seperti pada pencegahan primer pun harus dilakukan, ditambah
dengan peningkatan pelayanan kesehatan primer di pusat-pusat pelayanan
kesehatan mulai dari rumah sakit sampai puskesmas. Pada tahun 1994, WHO
menyatakan bahwa pendeteksian pasien baru dengan cara skrining dimasukkan ke
dalam upaya pencegahan sekunder agar supaya bila diketahui lebih dini
komplikasi dapat dicegah. (Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, 2006).

II.5 LATIHAN FISIK


1. Definisi
Latihan fisik adalah aktifitas fisik apapun yang meningkatkan atau
mempertahankan kebugaran fisik dan kesehatan secara umum (Kylasov A, 2011).
Latihan fisik dilaksanakan dengan berbagai sebab, termasuk meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan, mencegah penuaan dini, memperkuat otot dan
system kardiovaskuler, mempertajam kemampuan atletik, mempertahankan atau
mengurangi berat badan, dan juga untuk hiburan. Banyak individual memilih
untuk berlatih secara terbuka di luar ruangan dimana mereka bisa berkumpul
dalam grup, bersosialisasi, dan meningkatkan kesejahteraan (Bergstrom, et al,
2016).
2. Klasifikasi
Latihan fisik pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga tipe, tergantung
dari dampak keseluruhan yang dimiliki pada tubuh manusia (U.S. Department of
Health and Human Services, 2006):
 Latihan Aerobik
13
Merupakan aktifitas fisik apapun yang menggunakan kelompok otot tubuh
besar dan mengakibatkan tubuh menggunakan lebih banyak oksigen
daripada saat beristirahat. Tujuan dari latihan aerobic ialah untuk
meningkatkan ketahanan kardiovaskular. Contoh dari latihan aerobic
meliputi berlari, bersepeda, berenang, jalan cepat, lompat tali, mendayung,
mendaki gunung, bermain tenis, latihan kontinyu, dan latihan pelan namun
berdurasi panjang.
 Latihan Anaerobik
Latihan ini merupakan kelompok latihan yang meliputi latihan kekuatan
dan ketahanan, dapat mengencangkan, memperkuat, dan membentuk otot.
Contoh dari gerakan yang membangun kekuatan adalah push-up, pull-up,
lunges, dan bicep curls. Latihan anaerobic juga meliputi latihan beban,
latihan fungsional, latihan interval, sprint, dan high-intensity interval
training (HIIT) yang mana meningkatkan kekuatan otot jangka pendek.
 Latihan Fleksibilitas
Tipe latihan ini meregangkan dan memanjangkan otot. Aktivitas ini dapat
meningkatkan fleksibilitas sendi dan menjaga agar otot tetap lentur.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan ruang gerak sendi dan mengurangi
resiko cidera. (U.S. Department of Health and Human Services, 2006).

Efek
Efek
latihan
latihan
Tipe Adaptasi kekuatan
ketahanan
(Strength
(endurance)
)

Adaptasi morfologi otot skelet dan performa latihan

Hipertrofi otot ↔ ↑↑↑

Kekuatan otot dan tenaga ↔↓ ↑↑↑

Ukuran otot ↔↑ ↑↑↑

Sintesis protein myofibrial ↔↑ ↑↑↑

Adaptasi neuromuskular ↔↑ ↑↑↑

Kapasitas anaerobik ↑ ↑↑

Toleransi laktat ↑↑ ↔↑

Kapasitas ketahanan ↑↑↑ ↔↑


14
Pertumbuhan kapiler baru (angiogenesis) ↑↑ ↔

Biogenesis Mitokondria ↑↑ ↔↑

Kepadatan mitokondria dan fungsi oksidatif ↑↑↑ ↔↑

Kepadatan mineral tulang ↑↑ ↑↑

Marker inflamasi ↓↓ ↓

Fleksibilitas ↑ ↑

Postur ↔ ↑

Kemampuan umum pada aktifitas sehari – hari. ↔↑ ↑↑

Basal metabolic rate ↑ ↑↑

Body composition

Body fat ↓↓ ↓

Lean body mass ↔ ↑↑

Metabolisme Glukosa

Level insulin saat istirahat ↓ ↓

Sensitifitas Insulin ↑↑ ↑↑

Respon insulin terhadap tes glukosa ↓↓ ↓↓

Adaptasi Kardiovaskular

Denyut nadi saat istirahat ↓↓ ↔

Stroke volume (istirahat dan maksimal) ↑↑ ↔

Tekanan darah Sistol (istirahat) ↔↓ ↔

Tekanan darah diastole (istirahat) ↔↓ ↔↓

Profil resiko kardiovaskular ↓↓↓ ↓

3. Mekanisme
Latihan beban dan konsumsi makanan yang mempunyai nilai protein
tinggi akan meningkatkan hipertrofi otot dan kekuatan otot dengan menstimulasi
sintesis protein otot myofibrillar dan menginhibisi pemecahan protein otot.
Stimulasi sintesis protein otot dengan latihan beban terjadi via fosforilasi
mechanistic target of rapamycin (mTOR)

15
BAB III
KERANGKA KONSEP , DEFINISI OPERASIONAL DAN METODE
PENELITIAN

III.1 Kerangka Konsep


Berdasarkan teori tersebut diatas maka peneliti mengadopsinya dalam
membuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut.

Upaya penderita diabetes melitus dalam mencegah kekambuhan


penyakit diabetes melitus:
Pengetahuan
Sikap
Tindakan

Sikap merupakan suatu rekasi atau respons seseorang terhadap stimulus atau
obje

III.2 Definisi Operasional

Definisi Alat Skala


No Variabel Cara ukur Hasil Ukur
Operasional Ukur Ukur
1 Pengetahuan Sesuatu yang Kuesioner Wawancara Baik, jika responden Ordinal
diketahui oleh dapat menjawab ≥
responden mean.
tentang upaya Kurang, jika
mencegah responden tidak bisa
kekambuhan mejawab < mean.
penyakit
diabetes melitus.
2 Sikap Suatu reaksi Kuesioner Wawancara Positif, jika Ordinal
atau respon responden dapat
seseorang menjawab ≥ mean.
terhadap Negatif, jika
stimulus atau responden tidak bisa
objek. mejawab < mean.
3 Tindakan Upaya atau Kuesioner Wawancara Baik, jika responden Ordinal
segala kegiatan melakukan upaya

16
atau aktivitas dalam mencegah
responden yang kekambuhan penyakit
berkaitan diabetes melitus ≥
dengan upaya mean.
mencegah Kurang, jika
kekambuhan responden tidak
penyakit melakukan upaya
diabetes melitus dalam mencegah
kekambuhan penyakit
diabetes melitus <
mean.

III.3 Metode Penelitian


1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk
menggambarkan pengetahuan, prilaku dan tindakan penderita diabetes melitus
dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus di Puskesmas
Kelurahan Cipinang Melayu Tahun 2018. Penelitian ini disajikan dalam bentuk
distribusi frekuensi terhadap variabel yang diteliti yaitu variabel pengetahuan,
variabel prilaku dan variabel tindakan. Mini project ini dilakukan dengan
pengumpulan data melalui kuesioner kemudian edukasi dengan penyuluhan. Pada
mini poject ini ditujukan sebagai sarana mengaplikasikan pencegahan primer
dalam penyakit diabetes melitus.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian


a. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Posyandu lansia RW 12 Kelurahan
Cipinang Melayu.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1 Maret- 20 April 2018.

3. Populasi dan Sampel Penelitian


a. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di sekitar
wilayah Puskesmas Cipinang Melayu yaitu masyarakat anggota Prolanis
Diabetes Melitus Puskesmas Cipinang Melayu.

17
b. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini diambil dari masyarakat yang tinggal di sekitar
wilayah Puskesmas Cipinang Melayu yang merupakan anggota prolanis dan
datang pada saat kegiatan prolanis diabetes melitus dilaksanakan. Subjek terdiri
dari 7 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Subjek dengan usia 30-40
tahun berjumlah 1 orang, yang berusia 41-50 tahun berjumlah 1 orang, yang
berusia 51-60 tahun berjumlah 10 orang, yang berusia 61-70 tahun berjumlah 6
orang dan yang berusia 71-80 tahun berjumlah 1 orang. Subjek dengan
pendidikan terakhir Sekolah Dasar (SD) berjumlah 6 orang, yang pendidikan
terakhir Sekolah Menengah Pertama (SMP) berjumlah 4 orang, yang
pendidikan terakhir Sekolah Menengah Atas (SMA) berjumlah 6 orang,
sedangkan yang pendidikan terakhir Sarjana berjumlah 3 orang. Subjek dengan
pekerjaan Ibu Rumah Tangga (IRT) berjumlah 12 orang, pensiunan Pegawai
Negri Sipil (PNS) berjumlah 3 orang, wiraswasta berjumlah 2 orang,
sedangkan yang tidak bekerja berjumlah 2 orang. Subjek mini project
didapatkan dengan teknik mengambil sampel dari pasien yang merupakan
anggota prolanis dan datang saat kegiatan prolanis Puskesmas Cipinang
Melayu.

4. Tehnik Pengumpulan Data


a. Tehnik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari pengisian kuesioner yang telah disiapkan oleh peneliti
dengan menggunakan teknik wawancara.
b. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian berupa kuesioner yang berisi pertanyaan tertulis
tentang pengetahuan, sikap dan tindakan penderita diabetes melitus upaya
mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus.

5. Teknik Pengolahan dan Analisa Data


a. Teknik Pengolahan Data
i. Pengolahan Data (editing)
Meneliti kembali apakah lembar kuesioner sudah cukup baik sehingga
dapat di proses lebih lanjut. Editing dapat dilakukan di tempat pengumpulan
data sehingga jika terjadi kesalahan maka upaya perbaikan dapat segera
dilaksanakan.
18
ii. Pengkodean (Coding)
Usaha mengklarifikasi jawaban-jawaban yang ada menurut macamnya,
menjadi bentuk yang lebih ringkas dengan menggunakan kode.
iii. Pemasukan Data (Entry)
Memasukan data ke dalam perangkat komputer sesuai dengan kriteria.
iv. Pembersihan Data (Cleaning data)
Data yang telah di masukan kedalam komputer diperiksa kembali untuk
mengkoreksi kemungkinan kesalahan

b. Tehnik Analisis Data


Pada penelitian ini digunakan analisa univariat yaitu analisa yang
dilakukan terhadap setiap variabel dari hasil penelitian dalam analisa ini
hanya menghasilkan distribusi dan persentase dari tiap variabel yang diteliti
yaitu variabel pengetahuan, variabel prilaku dan variabel tindakan.
Hasil penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk distribusi frekuensi
jawaban benar/salah dari responden untuk setiap item pertanyaan
dijumlahkan kemudian dibagi dengan seluruh responden dikali 100%
hasilnya berupa persentase.
Rumus yang digunakan
X
P= x 100
N
Keterangan :
P : Persentase
X : Jumlah soal
N : Jumlah Responden

6.Metode Intervensi Mini Project


Metode intervensi yang digunakan dalam mini project ini adalah penyuluhan
mengenai tingkat pengetahuan para penyandang diabetes melitus tipe 2.

7.Petugas, Lokasi, dan Waktu Penyuluhan Mini Project


1. Petugas : dr. Nuraga Wishnu Putra
2. Lokasi : Kegiatan pengambilan sampel dan penyuluhan dilakukan di RW 12
kegiatan Prolanis Diabetes Melitus
19
3. Waktu : Hari Rabu, 11 April 2018

8. Sasaran Penyuluhan Mini Project


Sasaran pada kegiatan mini project ini terbagi menjadi 3 kelompok, antara lain:
1.Sasaran Primer : Peserta Prolanis di RW 12 Puskesmas Cipinang Melayu
2. Sasaran Sekunder : Para Kader dan sukarelawan di RW 12 Puskesmas Cipinang
Melayu
3. Stakeholders (BPJS, Kepala Puskesmas Cipinang Melayu, Pegawai Puskesmas
Cipinang Melayu)

BAB IV
HASIL

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan tentang
Gambaran Pengetahuan, Prilaku dan Tindakan Penderita Diabetes Melitus dalam
Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas
Kelurahan Cipinang Melayu 1 Maret- 20 April Tahun 2018. Hasil penelitian ini
disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

IV.1 Gambaran Umum Wilayah Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu

20
A. DATA GEOGRAFI
1. Gambaran Umum
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Propinsi DKI Jakarta Nomor
1227 Tahun 1989 tentang Penyempurnaan Lampiran Keputusan Gubernur
Prop. DKI Jakarta tentang Pemecahan, Penyatuan, Penetapan Batas,
Perubahan Nama Kelurahan yang Kembar Nama dan Penetapan Luas
Wilayah Kelurahan di DKI Jakarta, ditetapkan bahwa Kelurahan Cipinang
Melayu mempunyai luas + 252,79 Ha, dengan batas-batas sebagai berikut :
☼ Sebelah Utara : berbatasan dengan Saluran Jatiluhur Tarum Barat
☼ Sebelah Timur : berbatasan dengan Kali Curug dan Bekasi
☼ Sebelah Selatan : berbatasan dengan jalan untuk pendaratan pesawat
terbang dan pilar batas wilayah Propinsi DKI
Jakarta - Jawa Barat Nomor : 111 s/d 119, dan
Kelurahan Halim Perdanakusuma.
☼ Sebelah Barat : berbatasan dengan Kali Cipinang Kelurahan Kebon
Pala
Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu Mempunyai Luas 300 M2

1. Orbitasi / Jarak Wilayah dari Kelurahan :


 ke Kecamatan Makasar : 7 Km
 ke Walikota Jakarta Timur : 12 Km
 ke Balaikota DKI Jakarta : 15 Km
 ke Istana Presiden R.I. : 17 Km
 ke Dinas Kesehatan DKI Jakarta : 18 Km

1. Potensi Kelurahan Cipinang Melayu


a. Perumahan : 181,97 Ha
b. Industri / Pertanian : 39,46 Ha
c. Fasilitas Umum : 29,86 Ha

1. Status Tanah
a. Tanah Negara : 73,51 Ha
b. Tanah adat : 166,54 Ha
c. Tanah Wakaf : 3,35 Ha

21
d. Lain lain : 9,39 Ha

B. DATA DEMOGRAFI
1. Kependudukan
Berdasarkan Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun
1999 tentang Pedoman Penyelenggaraan Penduduk, dapat disampaikan
proses dan mobilisai penduduk sbb :

a. Data Penduduk
Data penduduk di wilayah kelurahan Cipinang Melayu Kota
Administrasi Jakarta Timur pada tahun 2017 berjumlah 50.183
orang.

a. Jumlah RT/RW
Jumlah RTdan RW di wilayah Kelurahan Cipinang Melayu dapat
dilihat sbb :

No RW RT Keterangan
1 01 12 Pemukiman
2 02 11 Pemukiman
3 03 14 Pemukiman (daerah banjir)
4 04 9 Pemukiman (daerah banjir)
5 05 11 Pemukiman tidak tertata
6 06 11 Perum Kodam Jaya (AD)
7 07 12 Perum Waringin Permai (AU)
8 08 9 Perum Curug Indah (AU)
9 09 9 Perumahan
10 010 7 Perumahan
11 011 9 Perumahan
12 012 12 Perumahan
13 013 9 Perumahan
135

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

a. Data Penduduk menurut Pekerjaan


No Jenis 2017

22
1 TNI POLRI/PNS/SWASTA 22.605
2 TANI 11
3 PEDAGANG 738
4 NELAYAN -
5 PENSIUNAN 1.090
6 PERTUKANGAN 126
7 PENGANGGURAN 3.256
8 FAKIR MISKIN 4.595
9 LAIN-LAIN 2.312
Jumlah 34.733

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

b. Data Penduduk menurut umur dan jenis kelamin

WNI WNA JUMLAH


No Umur
Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah Seluruhnya
1 0-4 2.560 3.392 5.952 - - - 5.952
2 5-9 2.244 2.607 4.851 - - - 4.851
3 10-14 2.266 2.545 4.811 - - - 4.811
4 15-19 2.419 2.738 5.157 - - - 5.157
5 20-24 2.316 1.569 3.885 - - - 3.885
6 25-29 1.619 1.507 3.126 1 - 1 3.127
7 30-34 1.728 1.716 3.444 1 - 1 3.445
8 35-39 1.736 1.619 3.355 - - - 3.355
9 40-44 1.617 1.588 3.205 1 - 1 3.206
10 45-49 1.259 1.274 2.533 1 - 1 2.534
11 50-54 1.137 1.069 2.206 - - - 2.206
12 55-59 1.089 918 2.007 1 - 1 2.008
13 60-64 1.086 776 1.862 - - - 1.862
14 65-69 893 639 1.532 1 - 1 1.533
15 70-74 723 534 1.257 - - - 1.257
16 > 75 568 432 1000 - - - 1.000
Jumlah 25.200 24.923 50.183 6 - 6 50.183

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

c. Data penduduk menurut KK dan Jenis Kelamin

KK WNI

23
Pria Wanita Jumlah Pria Wanita Jumlah
No RW
1 01 973 220 1.193 1.906 1.883 3.789
2 02 891 185 1.076 1.796 1.772 3.568
3 03 1.011 255 1.266 2.146 2.123 4.269
4 04 958 181 1.139 1.744 1.721 3.465
5 05 1.334 361 1.695 2.550 2.526 5.076
6 06 1.846 501 2.347 3.262 3.238 6.500
7 07 686 117 803 1.459 1.436 2.895
8 08 671 115 786 1.445 1.422 2.867
9 09 994 251 1.245 2.263 2.240 4.503
10 10 786 127 913 1.657 1.633 3.290
11 11 714 107 821 1.477 1.454 2.931
12 12 826 121 947 1.476 1.453 2.929
13 13 953 248 1.231 1.990 1.956 3.956
JUMLAH 12.673 2.789 15.462 25.171 24.867 50.138

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

Keterangan :
- Jumlah Penduduk Laki-laki : 25. 200 Orang
- Jumlah Penduduk Wanita : 24. 923 Orang
- Jumlah WNA : 06 Orang
- Jumlah Total Penduduk : 50. 183 Orang

C.PRASARANA DAN SARANA UMUM


a. Data Tempat Usaha

No Jenis Usaha 2017

24
1. Perdagangan Umum dan Jasa 211
2. Jasa Konsultan, Kontraktor dan Supplier 65
3. Yayasan 20
4. Rumah Sakit 1
5. Koperasi 3
6. Perbankan 2
7. Salon 3
8. Catering 3
9. Pabrik Roti 1
10. Pabrik Kerupuk 1
11. Biro Perjalanan dan Ekspor Impor 12
12. Pom Bensin 1

Jumlah 371

b. Sarana Kesehatan

No Jenis sarana kesehatan 2017

1 Rumah Sakit 1

2 Puskesmas 1

3 Klinik 24 jam 5

4 Rumah bersalin 2

5 Apotek -

6 Dokter Praktek 2

7 Bidan Swasta 8

Jumlah 19

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

c. Sarana Olah Raga

No Jenis sarana lapangan Jumlah


1 Bulu tangkis 6
2 Bola voli 4
3 Tenis 2
4 Basket 1
5 Sepak Bola 1
Jumlah 16

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )


25
d. Sarana Ibadah
No Jenis sarana kesehatan Jumlah
1 Masjid 22
2 Musholla 29
3 Gereja 6
Jumlah 57

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

e. Pendidikan Negeri

Tingkat Jumlah
No Pendidikan Gedung Guru Murid
1. TK - - -
2. SD 8 95 3728
3. SLTP 1 41 1008
4. SMU 1 42 749
5. Perg. Tinggi - - -
Jumlah 10 178 5.485

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

f. Pendidikan Swasta

Tingkat Jumlah

No Pendidikan Gedung Guru Murid


1. TK 17 66 632
2. SD 5 15 2338
3. SLTP 2 70 128
4. SMU 2 79 461
5. Perg. Tinggi 2 275 2300
Jumlah 21 505 5859

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

B. Pembinaan Keluarga Berencana (KB)

No Sasaran KB
1. PUS 8174
2. Peserta KB Aktif 7845
3. PPKB 13

26
4. Pos Pelayanan Terpadu 15
5. Sie KB LKMD/K 13
6. PPKB RT 156
7. Dasa Wisma 10
8. Kelompok Takukesra -

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

a. Peserta KB Aktif

No Alat Kontrasepsi Pemerintah Swasta Jumlah


1 IUD - - 1.987
2 MOP - - 130
3 MOW - - 145
4 Implant - - 1.347
5 Suntik - - 1.745
6 Pil - - 1.540
7 Kondom - - 234
Jumlah - - 7.128

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

b. Peserta KB Baru

No Alat Kontrasepsi Jumlah

1 IUD 93
2 MOP 0
3 MOW 0
4 Implant 71
5 Suntik 237
6 Pil 43
7 Kondom 25
Jumlah 469

( sumber data kantor lurah Cipinang Melayu )

c. Pencapaian KB Baru
PPM ( Prevalensi Pemakaian Metode Kontrasepsi ) = 87, 2 %
Pencapaian = 7128 Orang

d. Kegiatan sosial lainnya


27
 BKB ( Bina Keluarga Balita ) : 09 Kelompok
 PAUD : 09 Kelompok
 BKR ( Bina Keluarga Remaja ) : 1
Kelompok
 BKL ( Bina Keluarga Lansia ) : 10
Kelompok
 UP2KS : 4
Kelompok
 PSN : 15 Kelompok
 RW Siaga : 11 RW

a. Kelembagaan Kelurahan

No Organisasi Anggota
1 Kader Pembangunan 25
2 Tim Penggerak PKK 35
3 Kader PKK 165
4 Kader Kesehatan 102
5 Kader PPKB RW 13
6 PKB Kelurahan 1
Jumlah 341

D. SUMBER DAYA KESEHATAN MANUSIA


Keadaan jumlah pegawai Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu
sebanyak 08 Pegawai PNS, 13 Pegawai Honorer, 01
Petugas Pembersih, 01 Satpam.

1. Jumlah pegawai menurut pangkat dan golongan dapat dilihat data


berikut :

NO NAMA NIP GOL JABATAN

28
1. dr. Beby Muhrisa 197402102006042001 III Kepala Puskesmas

2. dr. Sri Harumini 195901171987122001 IV Dokter Umum

3. drg. Hendro Poernomo 19590820198731006 IV Dokter gigi

4. Yuhaimi 196911101998032004 III Perawat Umum

5. Nur Farida 197102171993012001 III Bidan

6. Kusmiatin 197005301993062001 III Bidan

7. Finda Sulistiyani,S.si,Apt 197412221993032001 II Apoteker

8. Emi Susanti 197704261998032001 II Analis Kesehatan

9. dr. Richy Honorer Dokter Umum

10. dr. Yana Aurora Honorer Dokter KPLDH

11. dr. Indah Puspitasari Honorer Dokter KPLDH

12. Dewi Agustin Honorer Administrasi

13. Deden Priatna Honorer Administrasi

14. Sularni Honorer Perawat

15. Ratih Windhary Honorer Kesehatan Lingkungan

16. Luthfiyyah Ulfah Honorer Perawat Gigi

17. Nur Syarifah Mudaim Honorer Gizi

18. Khistiany Mirta Sari Honorer Bidan KPLDH

19. Gentra Anggani Honorer Bidan KPLDH

20. Umi Lestari Honorer Perawat KPLDH

21. Desi Kumalasari Honorer Perawat KPLDH

22. Budi Mulyadi Satpam

23. Zainuddin Petuigas Pembersih

29
2. Jumlah pegawai menurut pendidikan adalah sbb :

Pendidikan

No Nama NIP S S
D D S
M M Keterangan
1 3 1
P A

1. dr. Beby Muhrisa 197402102006042001 V Kepala Puskesmas

2. dr. Sri Harumini 195901171987122001 V Dokter Umum

3. drg. Hendro Poernomo 19590820198731006 V Dokter gigi

4. Yuhaimi 196911101998032004 V Perawat

5. Nur Farida 197102171993012001 V Bidan

6. Kusmiatin 197005301993062001 V Bidan

7. Finda Sulistiyani,S.si,Apt 197412221993032001 V Apoteker

8. Emi Susanti 197704261998032001 V Analis Kesehatan

9. dr. Richy Honorer V Dokter Umum

10. dr. Yana Aurora Honorer V Dokter KPLDH

11. dr. Indah Puspitasari Honorer V Dokter KPLDH

12. Dewi Agustin Honorer V Administrasi

13. Deden Priatna Honorer V Administrasi

14. Sularni Honorer V Perawat

15. Ratih Windhary Honorer V Kesehatan Lingkungan

16. Luthfiyyah Ulfah Honorer V Perawat Gigi

17. Nur Syarifah Mudaim Honorer V Gizi

18. Khistiany Mirta Sari Honorer V Bidan KPLDH

19. Gentra Anggani Honorer V Bidan KPLDH

20. Umi Lestari Honorer V Perawat KPLDH

21. Desi Kumalasari Honorer V Perawat KPLDH

22. Budi Mulyadi V Satpam

23. Zainuddin V Petugas Pembersih

Jumlah 0 4 0 11 8 23

30
IV.2 Hasil Penelitian

a. Gambaran Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus dalam Upaya


Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas
Kelurahan Cipinang Melayu 1 Maret-20 April Tahun 2018.
Pengetahuan penderita diabetes melitus tentang upaya mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan hasil tahu penderita diabetes melitus melalui panca
indera, diperoleh hasil sebagaimana ditampilkan pada tabel.

Tabel 4.1
Distribusi frekuensi responden menurut Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus dalam
Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas Kelurahan
Cipinang Melayu 1 Maret-20 April Tahun 2018
No Pengetahuan Jumlah Persentase
1 Baik 17 89,47%
2 Kurang baik 2 10,52%
Jumlah 19 100%

Tabel 4.1 diatas memperlihatkan bahwa sebagian besar responden


berpengetahuan baik sejumlah 17 responden (89,47%) sisanya
berpengetahuan kurang baik sejumlah 2 responden (10,52%).

b. Gambaran Sikap Penderita Diabetes Melitus dalam Upaya Mencegah


Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas Kelurahan
Cipinang Melayu 1 Maret-20 April Tahun 2018.
Sikap penderita diabetes melitus dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus adalah Suatu reaksi atau respon
seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dalam upaya
mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus.
Tabel 4.2
Distribusi frekuensi responden menurut Sikap Penderita Diabetes Melitus dalam Upaya
Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas Kelurahan Cipinang
Melayu 1 Maret-20 April Tahun 2018

31
No Prilaku Jumlah Persentase
1 Positif 16 84,21%
2 Negatif 3 15,87%
Jumlah 19 100%

Tabel menunjukan bahwa penderita diabetes melitus yang


memiliki sikap yang positif dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit
diabetes melitus sejumlah 16 responden (84,21%) dan penderita diabetes
melitus yang memiliki sikap yang negatif sejumlah 3 responden (15,87%).

c. Gambaran Tindakan Penderita Diabetes Melitus dalam Upaya Mencegah


Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas Kelurahan
Cipinang Melayu 1 Maret-20 April Tahun 2018.
Tindakan penderita diabetes melitus dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus adalah usaha-usaha yang telah
dilakukan penderita diabetes melitus untuk mencegah kekambuhan
penyakit diabetes melitus.
Tabel 4.3
Distribusi frekuensi responden menurut Tindakan Penderita Diabetes Melitus dalam
Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di Puskesmas Kelurahan
Cipinang Melayu 1 Maret-20 April Tahun 2018
No Tindakan Jumlah Persentase
1 Melakukan 12 63,15%
2 Tidak melakukan 7 36,84%
Jumlah 19 100%

Dari tabel 4.3 diatas diketahui bahwa responden yang baik upayanya
dalam mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus berjumlah 12
responden (63,15%) dan responden yang kurang baik dalam upaya
pencegahan kekambuhan penyakit diabetes melitus berjumlah 7 responden
(36,84%).

BAB V
32
PEMBAHASAN

1. Gambaran Pengetahuan Penderita Diabetes Melitus


Tentang Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang
berpengetahuan baik sejumlah 17 responden (89,47%), sedangkan sisanya
berpengetahuan kurang baik sejumlah 2 responden (10,52%). Hal ini
menunjukan bahwa sebagian besar penderita diabetes melitus mempunyai
pengetahuan baik dan mengerti tentang penyakit diabetes melitus.
Berdasarkan hasil yang diperoleh didapatkan bahwa dari total 19
subjek penelitian, 7 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Didapatkan
bahwa 17 orang diantaranya mengetahui apa itu diabetes melitus/kencing
manis dan bagaimana gejalanya. Sementara itu, sejumlah 2 orang kurang
mengerti apa itu diabetes melitus/kencing manis dan mengetahui gejala
pernyertanya.
Seperti yang dibahas pada teori, disebutkan bahwa diabetes melitus
atau kencing manis adalah penyakit yang terjadi akibat gangguan
metabolisme sehingga kadar gula darah dalam tubuh melebihi normal.
Diabetes melitus memiliki gejala-gejala diantaranya : sering buang air
kecil terutama malam hari, sering haus, sering lapar, luka tidak sembuh-
sembuh, kesemutan, berat badan menurun meskipun nafsu makan
meningkat, sering mengantuk/ lemas, gatal-gatal terutama di daerah
kemaluan, dan impoten. Dari 19 orang subjek di teliti 19 orang
mengetahui apa itu diabetes melitus 14 orang mengetahui jumlah porsi
nasi yang baik untuk di konsumsi setiap kali makan, 15 orang mengetahui
olahraga yang baik untuk diabetes melitus setidaknya 30 menit dalam
sehari,19 orang mengetahui penderita diabetes melitus harus minum obat
secara teratur dan memerlukan pemeriksaan kadar gula darah yang
berkala, 12 orang mengetahui penderita diabetes melitus tidak boleh
berjalan tanpa alas kaki, 15 orang mengetahui batas kadar gula darah yang
baik setelah makan, serta 19 orang yang mengetahui gejala kencing manis,
19 orang tersebut menyebutkan gejalanya adalah sering buang air kecil
terutama pada malam hari, 12 orang menyebutkan keluhan luka yang tidak
sembuh-sembuh.

33
Menurut teori, banyak faktor yang menjadi penyebab terjadinya
diabetes melitus. Salah satu faktor yang tidak dapat diubah adalah
keturunan. Namun demikian, yang paling menentukan seseorang
mengidap diabetes melitus atau tidak adalah faktor pola makan dan
aktivitas. Berdasarkan hasil wawancara dengan 19 orang subjek di atas,
didapatkan sebagian besar subjek mengerti tentang penyakit diabetes
melitus.
Hal ini menununjukan bahwa pengetahuan responden sebagian
besar baik, sedangkan didapatkan hanya 2 subjek yang kurang mengerti
akan penyakit diabetes melitus, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa
faktor antara lain: Pendidikan, sumber informasi, sosial budaya dan
ekonomi serta lingkungan.
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Pengetahuan seseorang terhadap objek
mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda.
Secara garis besarnya dibagi dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :
tau, memahami, aplikasi, analisa, sintesis dan evaluasi. (Notoatmodjo,
2010).

2. Gambaran Sikap Penderita Diabetes Melitus Tentang


Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa penderita diabetes
melitus yang memiliki sikap yang positif dalam upaya mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus sejumlah 16 responden (84,21%)
dan penderita diabetes melitus yang memiliki sikap yang negatif sejumlah
3 responden (15,87%).
Untuk faktor pola makan, dari 19 orang subjek yang diwawancara
menyebutkan bahwa sebanyak 2 orang yang tidak mengatur pola makan
dan mengurangi makanan manis, 13 orang mengaku tidak pernah berolah
raga setiap hari minimal 30 menit (sedentary life style), 1 orang yang tidak
minum obat diabetes melitus secara teratur, 1 orang yang tidak
menghindarai faktor stress yang akan memperburuk penyakit diabetes
melitus, 4 orang yang tidak pergi ke puskesmas jika muncul gejala lemas,
pusing dan berkeringat dingin walaupun sudah minum obat secara teratur.
34
Menurut Notoadmodjo sikap adalah suatu respon atau reaksi
seseorang terhadap suatu objek atau stimulus. Hal ini menununjukan
bahwa sikap responden sebagian besar baik, hanya sebagian kecil yang
memiliki sikap yang negative, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor
antara lain: Pengetahuan yang kurang tentang upaya mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus, kurangnya kesadaran responden
serta prilaku atau usaha sebagian besar responden kurang untuk
memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha yang
kurang untuk penyembuhan bilamana sakit.

3. Gambaran Tindakan Penderita Diabetes Melitus Tentang


Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui responden yang baik upayanya
dalam mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus berjumlah 12
responden (63,15%) dan responden yang kurang baik dalam upaya
pencegahan kekambuhan penyakit hipertensi berjumlah 7 responden
(36,84%). Hal ini menununjukan bahwa sebagian besar responden memiliki
keinginan yang baik dalam mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus,
sedangkan yang tidak melakukan upaya-upaya dalam mencegah dan
memperburuk penyakit diabetes melitus 7 responden
Dari 19 subjek penelitian,1 orang tidak datang ke penyuluhan
walaupun gula darah terkontrol, 1 orang tidak memeriksa gula darah teratur, 4
orang tidak berusaha menurunkan berat badan dan berolahraga secara teratur,
15 orang tidak mengurangi makan buah-buahan yang manis, 2 orang tidak
mengatur pola makan dengan baik, 6 orang tidak menghindari merokok dan
minum-minuman keras yang akan memperburuk kompikasi penyakit diabetes
melitus, 9 orang tidak rutin berobat ke puskesmas, 13 orang tidak kontrol gula
darah secara teratur ke puskesmas, dan 5 orang penderita diabetes melitus
tidak mengoleskan krim pelembab pada kaki yang kering. Hal ini bisa
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain : ada tidaknya kemauan dari
responden untuk sembuh/mengontrol kesehatanya, kurangnya kesadaran dari
responden akan pentingnya upaya mencegah kekambuhan penyakit diabetes
melitus. dan sulitnya keinginan untuk memeriksakan diri ke pelayanan
kesehatan dan mengikuti penyuluhan kesehatan yang diberikan oleh petugas

35
kesehatan serta kurangnya dukungan dari keluarga penderita penyakit diabetes
melitus.
Tindakan adalah suatu sikap yang belum otomatis dalam suatu tindakan,
untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata. Tindakan
merujuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan
tertentu. (Rubenfeld, 2007).

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1 Kesimpulan
Dari data yang berhasil dikumpulkan dalam penelitian ini telah
diperoleh Gambaran Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Penderita Diabetes
Melitus dalam Upaya Mencegah Kekambuhan Penyakit Diabetes Melitus di
36
Puskesmas Kelurahan Cipinang Melayu Bulan April Tahun 2018 sebagai
berikut:
1. Pengetahuan penderita diabetes melitus tentang upaya mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus sebagian besar responden
berpengetahuan baik sejumlah 17 responden (89,47%) sisanya
berpengetahuan kurang baik sejumlah 2 responden (10,52%). Tingkat
pengetahuan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Cipinang Melayu
terhadap diabetes melitus belum merata. Oleh karena itu, diperlukan
adanya promosi kesehatan sebagai upaya pencegahan primer dan
sekunder terhadap kejadian penyakit diabetes melitus, tidak hanya oleh
petugas kesehatan melainkan juga masyarakat umum.
2. Penderita diabetes melitus yang memiliki sikap yang positif
dalam upaya mencegah kekambuhan penyakit diabetes melitus sejumlah
16 responden (84,21%) dan penderita diabetes melitus yang memiliki
sikap yang negatif sejumlah 3 responden (15,87%). Sikap masyarakat
yang meliputi pola aktivitas dan makan sebagian masyarakat di wilayah
kerja Puskesmas Cipinang Melayu yang menjadi faktor resiko diabetes
melitus masih kurang baik. Oleh karena itu, promosi kesehatan primer
nampaknya akan lebih bermanfaat jika dilakukan secara individual
(seperti konseling) dibandingkan jika dilakukan melalui pendekatan
populasi.
3. Tindakan responden yang baik upayanya dalam mencegah
kekambuhan penyakit diabetes melitus berjumlah 12 responden (63,15%)
dan responden yang kurang baik dalam upaya pencegahan kekambuhan
penyakit hipertensi berjumlah 7 responden (36,84%). Oleh karena itu
diperlukan keinginan yang kuat dari penderita diabetes melitus untuk
mengontrol penyakitnya. Selain itu diperlukan dukungan yang besar dari
petugas kesehatan untuk meningkatkan upaya kesehatan yang bisa
dilakukan penderita diabetes melitus untuk mengontrol penyakitnya.

VI.2 Saran
Jumlah pasien diabetes dalam kurun waktu 25-30 tahun yang akan datang
akan sangat meningkat akibat kemakmuran, perubahan pola demografi, dan
urbanisasi. Pencegahan baik perimer, sekunder, ataupun tersier merupakan upaya
yang paling tepat dalam mengantisipasi ledakan jumlah ini dengan melibatkan
37
berbagai pihak, tidak hanya petugas kesehatan melainkan juga masyarakat umum.
Di wilayah sekitar Puskesmas Cipinang Melayu perlu dilakukan promosi
kesehatan terutama sebagai upaya pencegahan primer dan sekunder dalam
masyarakat terhadap penyakit diabetes melitus.
1. Untuk Masyarakat
Agar lebih meningkatkan pengetahuan tentang upaya pencegahan
terjadinya penyakit diabetes melitus dengan mengikuti penyuluhan
kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan terdekat agar dapat
mengontrol faktor resiko terjadinya penyakit diabetes melitus.
2. Untuk Petugas Kesehatan
Diharapkan bagi petugas kesehatan agar dapat lebih meningkatkan
sosialisasi tentang penyakit diabetes melitus dan memberikan penyuluhan
tentang upaya mencegah faktor resiko penyakit diabetes melitus serta
tindakan proaktif yang harus dilakukan untuk meningkatkan upaya
kesehatan bagi pendertita diabetes melitus untuk mengontrol penyakitnya
dan meningkatkan kualitas kerja penderita misalnya dengan senam sehat.
3. Untuk Penderita Diabetes Melitus
Agar lebih rajin dalam memeriksakan gula darahnya ke pelayanan
kesehatan terdekat atau rumah sakit serta mengikuti kegiatan yang
berkaitan dengan kesehatan untuk mencegah kekambuhan penyakit
diabetes melitus serta dapat memperbaiki gaya hidup menjadi lebih sehat
sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup penderita diabetes melitus.

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III Edisi IV. Jakarta : Penerbit FK UI.
2. Ikatan Dokter Indonesia, 2011. Indonesian Doctor’s Compendium. Jakarta
: CV Matoari Citra Media.
3. Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI, 2000. Penatalaksanaan
Kedaruratan di Bidang Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Penerbit FK UI.
4. Kitabchi AE, Umpierrez GE, Miles JM, Fisher JN (July
2009). "Hyperglycemic crises in adult patients with diabetes". Diabetes
Care. 32 (7): 1335–43.
38
5. Shoback DG, Gardner D, eds. (2011). "Chapter 17". Greenspan's basic &
clinical endocrinology (9th ed.). New York: McGraw-Hill Medical.
6. Grams J, Garvey WT (June 2015). "Weight Loss and the Prevention and
Treatment of Type 2 Diabetes Using Lifestyle Therapy, Pharmacotherapy,
and Bariatric Surgery: Mechanisms of Action". Current Obesity
Reports. 4 (2): 287–302.
7. Arguedas JA, Leiva V, Wright JM (October 2013). "Blood pressure targets
for hypertension in people with diabetes mellitus". The Cochrane
Database of Systematic Reviews. 10 (10): CD008277.
8. Haw JS, Galaviz KI, Straus AN, Kowalski AJ, Magee MJ, Weber MB, Wei
J, Narayan KM, Ali MK (December 2017). "Long-term Sustainability of
Diabetes Prevention Approaches: A Systematic Review and Meta-analysis
of Randomized Clinical Trials". JAMA Internal Medicine. 177 (12): 1808–
1817.
9. Notoatmodjo, S. (2010) Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku, Jakarta :
Rinekacipta.
10. Rubenfeld, M.G., Scheffer, B.K. (2007). Berfikir Kritis dalam
Keperawatan. Jakarta: EGC.

11.

MINI PROJECT

TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT


DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KELURAHAN CIPINANG MELAYU
TENTANG DIABETES MELITUS
MELALUI PROMOSI KESEHATAN YANG DILAKUKAN PENELITI
KEPADA PENDERITA DIABETES MELITUS

39
Oleh : dr. Nuraga Wishnu Putra

Dibawakan Dalam Rangka Penugasan Program Internship Puskesmas


Kelurahan Cipinang Melayu Periode 15 Januari 2018 – 15 Mei 2018
Jakarta

Lampiran 1. Kuesioner Pengetahuan, Sikap dan Tindakan

KUESIONER PENELITIAN

a) Identitas
Petunjuk pengisian
Isilah data berikut ini dengan benar
a. Tanggal pengisian kuesioner :
b. Nama :
c. Umur/ Jenis Kelamin :
d. RT/RW :
e. Pendidikan :
f. Pekerjaan :
g. No.Hp :
a) Aspek pengetahuan
Petunjuk pengisian :
Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling benar, dengan memberi tanda
(√) pada huruf pilihan tersebut!.
40
No Pernyataan Benar Salah
1 Penyakit diabetes melitus merupakan penyakit gula tinggi
pada darah
2 Mengkonsumsi gula berlebihan akan menyebabkan gula
darah meningkat.
3 Penyakit diabetes mellitus ditandai dengan sering buang air
kecil (kencing)
4 Diabetes melitus dapat mengakibatkan luka yang lama
sembuh
5 Jumlah porsi nasi adalah sebanyak sepertiga piring untuk
tiap makan besar.
6 Olah raga yang baik untuk penderita diabetes mellitus
dilakukan setidaknya setengah jam.
7 Meminum obat diabetes secara teratur sangat diharuskan agar
diabetes tidak semakin berat
8 Untuk mencegah keparahan penyakit diabetes mellitus
diperlukan pemeriksaan kadar gula darah berkala atau teratur.
9 Pasien DM boleh berjalan tanpa alas kaki, termasuk di pasir dan
di air.
10 Target kadar gula darah 1-2 jam setelah makan pada pasien DM
adalah <180

b) Aspek Sikap
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!

No Pernyataan Setuju Tidak


Setuju
1 Informasi cara pengobati diabetes dari kata orang sekitar
sama pentingnya dengan penyuluhan dari PROLANIS
2 Pemeriksaan gula darah sebaiknya dilakukan jika sudah ada
gejala
3 Saya tidak perlu berolahraga bila sudah melakukan
kegiatan sehari-hari seperti menyapu, mencuci, menyiram
tanaman
4 Pasien diabetes perlu membatasi makanan manis walaupun
sudah teratur meminum obat diabetes
5 Mengatur pola makan dengan baik akan memperkecil
kemungkinan terkena komplikasi penyakit gula
6 Untuk mengendalikan gula darah, obat lebih penting dari
pada diet dan olahraga.
7 Jika saya merasa tidak ada gejala, saya tetap menjaga porsi
makan dan dosis obat tetap sama.
41
8 Karena jumlah obat dan dosisnya sama terus setiap kali
PROLANIS, saya lebih memilih obatnya diambilkan orang
lain
9 Stress dan darah tinggi memperburuk keadaan penyakit
diabetes
10 Jika sudah cukup istirahat tetapi tetap berkeringat dingin
dan pusing, teruskan minum obat tanpa perlu ke
puskesmas/RS

c) Aspek Tindakan
Petunjuk pengisian :
Berilah tanda (√) pada kolom yang paling sesuai dengan pilihan anda!
No Pernyataan Tidak
Melakukan Melakukan
1 Saya datang ke acara penyuluhan
tentang penyakit Diabetes Mellitus walaupun gula
darah saya terkontrol
2 Saya memeriksakan kadar gula darah saya dengan
teratur
3 Saya berolahraga teratur untuk dapat mempertahankan
atau menurunkan berat badan
4 Untuk buah-buahan, saya mengkonsumsi buah-buahan
meskipun manis
5 Saya mengatur waktu makan saya menjadi 5-6 x sehari
6 Saya menghindari merokok dan minuman keras
7 Jika obat gula sudah habis, saya membeli obat dari
apotik karena lebih praktis dan lebih dekat
8 Saya meminta teman saya untuk mengambilkan obat
diabetes dari PROLANIS jika saya tidak sempat datang
9 Saya kontrol ke puskesmas/RS jika sudah ada gejala
10 Saya mengoleskan krim pelembap pada kulit kaki yang
kering

42

Das könnte Ihnen auch gefallen