Sie sind auf Seite 1von 10

MAKALAH

MULTIKULTUR DARI TANIMBAR

Oleh :

Nama: Elsa sampono

Kelas : XII-a2

Tugas : agama

SMK NEGERI 1 AMBON


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena
keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Ambon 18 mater 2020

Penyusun

Elsa sampono
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL …………………………………… i

KATA PENGANTAR ………………………………… ii

DAFTAR ISI …………………………………………… iii

BAB I PENDAHULUAN ................................1

• 1.1. Latar Belakang ………………………………………….. 1


• 1.2. Tujuan ……………………………………………………… 2
• 1.3 Manfaat ……………………………………………………. 3

BAB II LANDASAN TEORI ……………………………………… 4

BAB IV PENUTUP …………………………………………5


BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG MASALAH Tanimbar merupakan salah satu wilaya yang


berada dibagian barat KepulauanMaluku, tanimbar merupakan gugusan
kepulauan yang berjajar menghiasi lautantanimbar, begitu pula kebudayaan
tanimbar yang tak dapat terpisahkan olehmasyarakat setempat, masyarakat
tanimbar keseluruhan memiliki bahasa daerahyang berbeda-beda tetapi lewat
perbedaan itu memiliki satu kebudayaan, satutatanan adat, hokum adat yang
satu yaitu DUAN dan LOLAT. Yang dapatmenyatuhkan semua masyarakat
tanimbar, Apakah digenerasi sekarang inimampu mengembangkan
kebudayaan tanimbar ke dunia internasiaonl, generasiduan lolat mampukah
menjunjung tinggi akan aturan tatanan adat istiadat yangsuda diwariskan tete
nene moyang terdahulu? Namun kelihatan yang yang kitalihat diera
masyarakat yang modernisasai, dimana masyarakat tanimbar mulaimeniru
hasil kebudayaan asing, beberapa contoh adalah cara berpakaian,
caraberbicara, dan yang lebi fatalnya system perkawinan yang suda
menyimpangdalam kebudayaan dan adat istiadat yang berlaku ( kawin lari,
kawin cerai yangsuda menyimpang dari hasil kebudayaan Tanimbar, namun
dalam hal ini terlaluluas jika kita berbicara mengenai kebudayaan tanimbar
oleh sebab itu saya hanyamenulis menngenai
Budaya Lokal Masyarakat Tanimbar .
B.

TujuanTujuan dari penulisannmakalah ini yaitu memenuhi tuntutan pendidikan


dalamhal Ulangan Akhir Semester genapC.
Manfaata.Manfat UmumMasyarakt tanimbar memiliki budaya yang sangat
berbeda dengan budayadaerah lain yang ada di Indonesia

Tujuan
Tujuan dari penulisannmakalah ini yaitu memenuhi tuntutan pendidikan
dalamhal Ulangan Akhir Semester genapC.

Manfaat

Manfat UmumMasyarakt tanimbar memiliki budaya yang sangat berbeda


dengan budayadaerah lain yang ada di Indonesia

Kebudayaan duan lolat melupakan kebudayaan yag dipegang teguh


olehmasyarakat tanimbar sebagai budaya pemersatu masyarakat
tanpamemandang adanya perbedaan antara masyarakat yang satu dengan
yang lainb.

Manfat Khusus / bagi penulis1.


Menjadi ilmu pengetahuan bagi saya untuk tetap memegang teguh
akankebudayaan yang telah diwariskan oleh leluhur2.

Menambah pengetahuan akan kebudayaan tanimbar

BAB II
LANDASAN TEORIKEBUDAYAAN TANIMBAR

Arti Kata ”Tanimbar”

Kata ”Tanimbar” biasanya digunakan untuk menunjuk orang atau suku


atau komunitas manusia yang berdiam di Kepulauan Tanimbar,
wilayahKabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), dengan ibu kotanya
Saumlaki, PropinsiMaluku. Kata yang sama biasanya digunakan
untuk menunjuk pulau-pulau diwilayah Tanimbar baik itu pulau yang besar
maupun pulau yang kecil yang tidakdihuni oleh manusia. Pulau-pulau yang ada
di Tanimbar, seperti: Fordata, Larat,Labobar, Molu, Maru, Nus Wotar, Selu,
Wuliaru, Sera, Selaru, dan Pulau Yamdenaadalah gugus pulau Tanimbar. Gugus
Kepulauan Tanimbar berada di wilayahKabupaten Maluku Tenggara Barat
(MTB) Propinsi Maluku. Penduduk yangmenghuninya adalah suku Tanimbar.
Kata ”Tanimbar” berasal dari bahasa daerah di Tanimbar, antara lain:
Tenempar, dalam bahasa Yamdena Timur (Nustimur) atau Tnebar dalam
bahasaFord
ata, yang berarti ”Terdampar”
. Ada banyak cerita yang mengisahkan tentangasal-usul Orang Tanimbar.
Setiap keluarga, marga atau kelompok masyarakattertentu, memiliki cerita
sendiri-sendiri tentang asal usulnya. Berdasarkan ceritayang berlaku pada
umumnya, dahulu kala orang Tanimbar berasal dari suku-sukuseperti Buton,
Bugis, Jawa; suku-suku di Maluku seperti Halmahera, Seram danLease. Oleh
karena alasan peperangan, bencana alam menyebabkan merekamencari
wilayah baru. Dari perjalanan pelayaran yang panjang, akhirnya merekatiba di
Kepulauan Tanimbar.B.

Sistem KemasyarakatanSistem kekerabatan yang berlaku dalam masyarakat


Tanimbarberdasarkan hubungan patrilineal. Kesatuan kekerabatan yang ada
dalammasyarakat Tanimbar yaitu: keluarga inti, Famili, Das Matan (marga),
Suan (soa)dan Desa. Keluarga inti yaitu kesatuan dari bapak dan ibu beserta
anak-anak.Kesatuan dalam masyarakat Tanimbar selain bersifat patrilineal, ada
kesatuan

yang lebih besar yang bersifat bilateral, yaitu famili. Famili merupakan
kesatuankekerabatan disekeliling individu, yang terdiri dari warga-warga yang
masihhidup dari mata rumah asli, yaitu semua keturunan dari keempat nenek
moyang.Das Matan (marga) yaitu suatu kelompok kekerabatan yng
bersifatpatrilineal. Marga terbentuk dari keluarga-keluarga yang bergabung
menjadi satukelompok yang memiliki hubungan kedekatan kekeluargaan.
Marga merupakankesatuan dari laki-laki dan perempuan yang belum kawin
dan isteri dari laki-lakiyang telah kawin].Suan (Soa) merupakan gabungan dari
beberapa marga. Marga-marga bergabung menjadi satu kelompok dalam
sistem kekerabatan yaitu Suan(Soa). Desa adalah gabungan dari Suan (soa).
Suan-suan (soa-soa) sepakat untukbergabung dan membantuk satu kelompok
dan hidup bersama sehinggamembentuk desa.Perkawinan menurut adat
merupakan urusan dua kelompok kekerabatanatau mata rumah dan famili
yang mempunyai fungsi untuk menyelenggarakanperkawinan. Perkawinan
dalam masyarakat Tanimbar bersifat exogami, yaituseseorang harus kawin
dengan orang diluar klennya. Kebudayaan Tanimbarmengenal tiga macam cara
perkawinan yaitu: kawin lari, kawin minta dan kawinmasuk[Kawin lari adalah
sistem perkawinan yang paling lazim dalam masyarakatTanimbar. Hal ini
disebabkan karena orang Tanimbar lebih suka menempuh jalanpendek, untuk
mengindari perundingan dan upacara. Kawin lari dipandang olehkaum kerabat
perempuan sebagai perkawinan yang kurang baik, maka kawin laritidak
diinginkan oleh kaum kerabat perempuan. Sebaliknya dari kaum
kerabatpemuda sangat menyukai kawin lari. Hal ini disebabkan karena pemuda
maumenghindari kekecewaan bila ditolak dan menghindari rasa malu dari
keluargapemuda karena rancana perkawinan anaknya ditolak oleh keluarga
wanita. Untukmenghindari itu maka pemuda yang mau kawin mengambil jalan
singkat dengankawin lari. Kawin lari bisa juga karena adanya ketakutan dari
pemuda terhadapkeluarga wanita yang menunggu sampai seluruh persyaratan
adat dipenuhi olehkeluarga pemuda.Bentuk perkawinan yang kedua yaitu kawin minta.
Kawin minta terjadiapabila seorang pemuda telah menemukan seorang gadis yang akan
dijadikanisteri maka ia akan meberitahukan kepada orang tuanya. Orang tua keluarga

pemuda mengumpulkan anggota famili untuk memberitahukan hal itu danmembuat


rencana perkawinan, dengan mengumpulkan kekayaan untukmembayar mas kawin dan
perayaan perkawinan. Semua sudah disetujui, makaakan diutus salah satu orang tua dari
keluarga laki-laki ke orang tua gadis untukmintah waktu bagi kunjungan melamar. Orang
tua gadis akan mengirimutusannya untuk memberitahukan waktu dan
harinya.Waktu telah disetujui maka kaum kerabat pemuda dengan seorang
jurubicara datang ke rumah gadis. Pemberian hormat dilakukan oleh juru
bicaradengan menyebut nama lengkap dari mata rumah. Jawaban secara adat
dilakukanoleh juru bicara kaum kerabat gadis. Kemudian dilakukan
pembicaraan melaluikedua juru bicara. Kalau terjadi kesepakatan maka
perkawinan dapatdilangsungkan dengan upacara-upacara adatBentuk
perkawinan yang ketiga yaitu kawin masuk. Pada perkawinan ini,laki-laki
tinggal dengan keluarga perempuan. Ada tiga sebab terjadinya kawinmasuk
yaitu: pertama, kaum kerabat pemuda tidak dapat membayar mas kawinsecara
adat; kedua, keluarga gadis hanya seorang anak tunggal dan tidakmempunyai
saudara laki-laki, sehingga gadis harus memasukkan laki-laki yangtelah menjadi
suaminya dalam keln ayahnya untuk menjamin kelangsungan klen;ketiga, ayah
dari pemuda tidak sudi menerima menantu perempuannya,disebabkan oleh
perbedaan status.C.

Budaya Duan dan LolatHukum adat dalam masyarakat Tanimbar biasanya


disebut sebagai hukum Duan
Lolat. Duan berasal dari kata ”Ndrue” yang berarti tuan, raja, pemimpin dan
penguasa. Dalam strata sosial masyarakat Tanimbar, Duan selalu
memilikikedudukan lebih tinggi daripada Lolat. Duan Lolat merupakan simbol
adat yangberlaku dalam kehidupan masyarakat Tanimbar. Duan adalah tanah
dan Lolatadalah hujan. Lolat disimbolkan dengan hujan yang jatuh ke bumi
yangmemberikan kesuburan pada tanah. Duan besar adalah Tuhan
sedangkanmanusia adalah Lolat. Duan dan Lolat memiliki arti lain, Duan dapat
berartipemberi dara sedangkan Lolat berarti penerima daraDuan dan Lolat
dalam arti harafiah dapat dipahami sebagai hubunganantara tuan (duan) dan
hambanya (lolat). Duan berarti pemberi anak dara dan

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN: dari sini kita bisa tau bahwa budaya orng Tanimbar itu Kepulauan
Tanimbar atau Timur laut merupakan kumpulan pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan
Tanimbar. Beberapa pulau besar diantaranya Pulau Yamdena, Pulau Larat, Pulau Selaru, Pulau
Sera, Pulau Wuliaru, Nitu, Wetar, Labobar, Molu, Maru dan Fordata.
Jutaan judul di ujung jari Anda
Hanya Rp70,000/bulan. Batalkan kapan saja.

Das könnte Ihnen auch gefallen