Sie sind auf Seite 1von 27

ANALISIS PUTUSAN PERKARA TINDAK PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA

OLEH ANAK REMAJA DI SIBOLGA MENURUT HUKUM ISLAM ( STUDI PUTUSAN

PERKARA TAHUN 2019-2021 DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA)

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna melanjutkan penelitian dalam rangka

menyusun skripsi Program Studi Hukum Pidana Islam

OLEH:

NUR AISYIYAH NABILLA RAHMAN NASUTION

NIM: 1418003

DOSEN PEMBIMBING:

HENDRI, SHI, M.SI

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN) BUKITTINGGI

2022
OUTLINE

BAB l PENDAHULUAN

A. Latar belakang penelitian

B. Rumusan masalah

C. Tujuan penelitian

D. Manfaat penelitian

E. Penjelasan judul

F. Tinjauan pustaka

G. Metodologi penelitian

H. Sistematika penelitian

BAB ll LANDASAN TEORI

A. Pengertian Hukum Pidana Positif Dan Hukum Pidana Islam

a. Pengertian Hukum Pidana Positif

b. Pengertian Hukum Pidana Islam

B. Pengertian Hukum Dalam Hukum Positif Dan Hukum Islam

a. Pengertian Hukum Dalam Hukum Positif

b. Pengertian Hukum Dalam Hukum Islam

C. Pengertian Umum Narkotika

a. Pengertian Narkotika

b. Jenis-Jenis Narkotika

c. Faktor Penyalahgunaan Narkotika

d. Dampak Penyalahgunaan Narkotika

D. Narkotika Dalam Islam

a. Pengertian Narkotika Dalam Islam

b. Unsur-Unsur Jarimah Khamr


E. Anak Dalam Hukum Islam

a. Anak Dalam Hukum Positif

b. Anak Dalam Hukum Islam

BAB lll PEMBAHASAN

A. Pengaturan Hukum Dan Sanksi Atas Penyalahgunaan Narkotika

a. Dasar Hukum Dan Sanksi Tindak Pidana Narkotika Dalam Hukum Positif

b. Dasar Hukum Dan Sanksi Tindak Pidana Narkotika Dalam Hukum Islam

B. Pemidanaan Anak Remaja

a. Pemidanaan Anak Remaja Menurut Hukum Positif

1) Tanggung Jawab Anak remaja Dalam Hukum Positif

2) Sanksi Anak Remaja Dalam Hukum Positif

3) Peraturan Perundang-Undangan Mengenai Pidana Dan Pemidanaan Anak Remaja

b. Pemidanaan Anak Menurut Hukum Pidana Islam

1) Tanggung Jawab Anak Remaja Dalam Hukum Islam

2) Sanksi Dalam Hukum Pidana Anak Remaja Dalam Hukum Islam

3) Peraturan Hukum Mengenai Anak Remaja Dalam Hukum Islam

c. Hukum Penyalahgunaan Narkotika Terhadap Anak Remaja

1) Hukuman Penyalahgunaan Narkotika Anak Remaja Dalam Perspektif Hukum

Positif

2) Hukuman Penyalahgunaan Narkotika Anak Remaja Dalam Perspektif Hukum

Islam

BAB lV HASIL PENELITIAN

A. Bagaimana tinjauan hukum islam dan hukum positif terhadap penyalahgunaan narkotika

yang dilakukan oleh anak remaja


B. Bagaimana cara mengatasi atau mencegah penyalahgunaan narkotika yang dilakukan oleh

anak remaja

C. Analis penulis

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Kritik dan saran-saran.


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan Negara Hukum dimana setiap kegiatan dan aktifitas hidup

yang dilakukan oleh setiap masyarakat didasari pada peraturan yang ada dan norma-

norma yang berlaku didalamnya. Hukum tidak bisa lepas dari kehidupan manusia karena

hukum merupakan suatu aturan dalam mengatur tingkah laku manusia. Tanpa adanya

hukum kita tidak bisa membayangkan akan seperti apa Negara kita ini kelak.

Salah satu permasalahan hukum yang sampai dengan saat ini masih menjadi

problem utama di Indonesia adalah terkait penyalahgunaan narkotika. Penyalahgunaan

narkotika telah menjadi masalah nasional dan juga masalah internasional yang tidak

pernah henti-hentinya dibicarakan. Hampir setiap hari terdapat berita mengenai masalah

penyalahgunaan narkotika. Penyalahgunaan narkotika dapat menimbulkan kerusakan

fisik, mental, emosi maupun sikap dalam masyarakat.

Narkotika secara etimologi berasal dari bahasa yunani narkoum, yang berarti

membuat lumpuh atau membuat mati rasa. Pada dasarnya narkotika memiliki khasiat dan

bermanfaat digunakan dalam bidang kedokteran, kesehatan dan pengobatan serta berguna

bagi penelitian perkembangan, ilmu pengetahuan farmasi atau farmakologi itu sendiri.

Sedangkan dalam bahasa ingris narcotic lebih mengarah keobat yang membuat

penggunanya kecanduan. Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh

tertentu bagi mereka yang menggunakannya dengan cara memasukkan obat tersebut ke

dalam tubuhnya, pengaruh tersebut berupa pembiasan, hilangnya rasa sakit rangsangan,

semangat dan halusinasi. Adanya efek halusinasi inilah yang menyebabkan kelompok

masyarakat terutama di kalangan remaja ingin menggunakan narkotika meskipun tidak

menderita apa-apa. Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya penyalahgunaan narkotika

1
2

(obat). Adapun bahaya penggunaan narkotika yang tidak sesuai dengan aturan dapat

menyebabkan adanya adiksi/ketergantungan obat (ketagihan). Adiksi merupakan suatu

kelainan obat yang bersifat kroni/periodik sehingga penderita kehilangan kontrol terhadap

dirinya dan masyarakat. Orang-orang yang sudah terlibat pada penyalahgunaan narkotika

pada mulanya masih dalam ukuran (dosis) yang normal. Lama-lama penggunaan obat

menjadi kebiasaan, setelah biasa menggunakan narkotika, kemudian untuk menimbulkan

afek yang samadiperlukan dosis yang lebihtinggi (toleransi). Setelah fase toleransi ini

berakhir menjadi ketergantungan, merasa tidak dapat hidup tanpa narkotika.1

Salah satu efek dari narkotika atau obat-obatan itu sendiri yaitu Stimulan,

Stimulan itu sendiri meliputi kafein, tembakau, amphetamines, anabolicsteroids,

ballucinogenic amphetamines (termasuk ekstasi), kokaindan ganja. Stimulan

meningkatkan kerja otak, sehingga umumnya pengguna menjadi lebih waspada dan tidak

merasa kelelahan, suasanya hatinya pun lebih tenang. Dengan kondisi psikis seperti ini,

individu dapat memperpanjang waktunya untuk beraktifitas. Stimulan dalam dosis tinggi

dapat menyebabkan kegelisahaan, kecemasan, bahkan untuk stimulant tertentupsikosis

hilangnya kontak dengan realitas yang ditandai oleh kecurigaan ekstrem individu bahwa

individu lain akan menyakitinya.2

Penyalahgunaan narkotika sendiri pada dasarnya tidak sejalan dengan konsep

pembangunan nasional Indonesia. Berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945, diperlukan adanya pembangunan nasional Indonesia yang bertujuan untuk

mewujudkan Indonesia yang adil, makmur, sejahtera dan damai. Pembangunan nasional

dapat dilakukan secara maksimal apabila seluruh lapisan baik itu dari masyarakat pada

umumnya dan aparat penegak hukum pada khususnya tunduk dan taat terhadap yang

1
Julianan Lisa FR dan Nengah Sutrisna W, Narkoba, Psikotropika dan Gangguan jiwatinjauan
kesehatan dan hukum, cet.1 (Yogyakarta: Nuha Medika, 2013), hal.1.
2
Reza Indragiri Amriel “Psikologi Kaum Muda Pengguna Narkoba” hal 52
3

namanya norma hukum. Jika tidak, tentu pembangunan nasional akan sulit untuk

terlaksana. Pada faktanya, tidak semua lapisan tunduk dan taat pada aturan yang ada.

Terkait hal ini, maka para masyarakat yang melakukan penyalahgunaan narkotika

sejatinya telah melakukan perbuatan yang sifatnya melanggar hukum yang imbasnya

secara tidak langsung juga memperlambat pembagunan nasional. Berbicara mengenai

narkoba, sering terdengar beberapa akronim yang berkaitan erat dengan hal tersebut,

misalnya:

1. NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif).

2. NAPZA (Narkotika, Alkohol, Psikotropika dan Zat Adiktif).

Akronim NAPZA pada dasarnya mempunyai arti lebih lengkap dibanding yang

pertama, sehingga jenis obat-obatan yang dianggap berbahaya adalah narkotika, alkohol,

psokotropika dan zat adiktif. Karena psikotropika dan narkotika digolongkan dalam obat-

obatan atau zat-zat yang berbahaya bagi kesehatan, maka mengenai produksi, pengadaan,

peredaran, penyaluran, penyerahan ekspor dan impor obat-obat tertentu diatur dalam

undang-undang. Ketentuan yang mengatur narkotika dan psikotropika di antaranya

adalah sebagai berikut:

1. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika;

2. Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

3. Adapun terkait Zat Adiktif pengaturannya dijelaskan dalam Undang-undang Nomor

23 Tahun 1992 tantang Kesehatan.

Psikotropika pada dasarnya merupakan zat atau obat, baik alamiah maupun

sintesis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada

susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan

perilaku (Pasal 1 angka 1 UU No 5 Tahun 1997). Adapun Narkotika adalah zat atau obat

yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintesis maupun semisintesis yang
4

dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi

sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, (Pasal 1 angka

1 UU No 35 Tahun 2009). Sedangkan pengertian zat adiktif adalah bahan yang

penggunaannya dapat menimbulkan ketergantungan psikis, (Pasal 1 angka 12 UU No 23

Tahun 1992). Terkait pengamanan penggunaan produksi dan peredaran ketiga macam zat

ini diatur dalam Pasal 44 undang-undang tersebut.3

Dalam praktiknya, penegakan hukum terkait penyalahgunaan narkotika yang

menjadi wewenang dari Pengadilan Negeri, seringkali menampakkan adanya disparitas

putusan antara satu kasus dengan kasus lain, yang terkadang kasusnya sejatinya sama

dengan barang bukti yang terkadang juga hampir sama. Dalam hal ini, penulis

menemukan beberapa kasus penyalahgunaan narkotika yang terjadi di Pengadilan Negeri

Sibolga dengan keterangan sebagai berikut:

Tersangka 1

Nama Pelaku : Dedek Pebrian Tanjung Alias Dedek

Kasus : Narkoba Golongan I (Shabu-Shabu) 0,18 gr

Umur : 19 Tahun

Alamat : Lingkungan Mangga II Kecamatan Pandan Kabupaten

Tapanuli Tengah

Putusan Pengadilan : Nomor 189/Pid.Sus/2019/PN SBG

Barang Bukti : 1 ( Satu ) paket atau bungkus kecil shabu-shabu yang

dibungkus plastik bening dengan berat 0,18 (nol koma

delapan belas)gram.

Terdakwa ditahan dalam tahanan rutan.

Tersangka 2

3
Hari Sasangka, Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, cet.1 (Bandung: Mandar Maju,
2003), hal.4
5

Nama Pelaku : Anggar Irawan Chaniago

Kasus : Narkoba Golongan I ( Shabu-Shabu ) 0,3 gr

Umur : 20 Tahun

Alamat : Jln. Let Jen Gatot Subroto Kelurahan Pondok Batu

Kecamatan Sarudik Tapanuli Tengah

Putusan Pengadilan : Nomor 283/Pid.Sus/2020/PN SBG

Barang Bukti : -1 (Satu) paket narkotika jenis shabu-shabu yang

dibungkus pelastic bening dengan berat kotor 0,3 (nol

koma tiga) gram.

-2 (Dua) set alat hisap narkotika jenis shabu-shabu/bong

-1 (Satu) buah kaca pirex yang berisikan sisa shabu-shabu

-1 (Satu) kotak rokok gudang garam merah yang berisikan

plastic es

-1 (Satu) buah HP merk Brand Code warna hitam

-1 (Satu) buah mancis warna hijau

Terdakwa Irawan Chaniago ditangkap pada tanggal 12 maret 2020 berdasarkan

surat perintah penangkapan No. SP.Kap/20/III/Res.4.2/2020/Resnarkoba tanggal 12

Maret 2020

Tersangka 3

Nama Pelaku :Tapan Bangun Siregar Alias Tapan

Kasus : Narkoba Golongan I ( Shabu Shabu)

Umur : 22 Tahun

Alamat : Jl. Cendrawasih Kelurahan Pancuran Bambu Kecamatan

Sibolga Sambas Kota Sibolga.

Putusan Pengadilan : Nomor 202/Pid.Sus/2020/PN SBG


6

Barang Bukti : -1 (Satu) buah alat hisap bong terbuat dari gelas

mineral ARSI terpasang pipet pelastik

-1 (Satu) buah tempat kaca mata warna coklat berisikan 15

(Lima Belas) buah pipet plastik

-1 (Satu) buah botol plastik bening ukuran kecil berisikan

-2 (Dua) buah pipet kaca bekas bakaran shabu.

Tersangka 4

Nama : Wahyuni Syafitri Manurung Alias Yuni

Kasus : Narkoba Golonga I ( Shabu-Shabu )

Umur : 21 Tahun

Alamat : Jln. Sibolga Baru, Kelurahan Pancuran Kerambil,

Kecamatan Sibolga Sambas, Kota Sibolga.

Putusan Pengadilan : Nomor 184/Pid.Sus/2020/PN Sbg

Barang Bukti : -5 (Lima) bungkus kecil serbuk Kristal putih (diduga

shabu) terbungkus plastik bening ditimbang dengan bruto

0,8 (Nol koma delapan) gram.

-1 (Satu) buah pisau lipat.

-5 (Lima) buah pipet plastik.

-1 (Satu) buah botol kaca kecil terpasang karet dot

kompeng.

-1 (Satu) buah pipa kaca bekas bakaran shabu dan pipet

plastik.

Tersangka 5

Nama : Dandi Triady Alias Dandi

Kasus : Narkoba Golongan I (Shabu-Shabu)


7

Umur : 20 Tahun

Alamat : Jl.Jendral Sudirman No.-, Kelurahan Aek Parombunan,

Kecamatan Sibolga Selatan, Kota Sibolga

Putusan Pengadilan : Nomor 203/Pid.Sus/2020/PN Sbg

Barang Bukti : - 1 (Satu) bungkus kecil serbuk kristal putih (diduga

shabu) terbungkus plastik bening ditimbang dengan bruto

0,72gram.

- 1 (Satu) buah dompet

-1 (Satu) unit Handphone merk Hammer Terpasang Sim

Card 082362047671

-1 (Satu) unit Handphone nokia warna hitam terpasang Sim

Card 081265797884

-1 (Satu) unit Handphone OPPO warna Rose Gold

terpasang Sim Card 082275056750

-Dirampas untuk dimusnahkan

-Uang tunai sebesar Rp. 100.000,00 (seratus ribu rupiah)

-Uang tunai sebesar Rp. 150.000,00 (seratus lima puluh

ribu rupiah)

-Dirampas untuk negara

Tersangka 6

Nama : Reza Rivaldo Hutagalung Alias Reza

Kasus : Narkoba Golongan I (Shabu-Shabu)

Umur : 21 Tahun

Alamat : Jl.S.M.Raja ( GG. Kenanga), Kel. Aek Parombunan, Kec.

Sibolga Selatan, Kota Sibolga.


8

Putusan Pengadilan : Nomor 352/Pid.Sus/2021/PN Sbg

Barang Bukti : - 1 ( satu ) bungkus kecil serbuk kristal putih (shabu)

terbungkus plastik bening ditimbang dengan berat bruto 0,2 (

nol koma dua ) gram.

Tersangka 7

Nama : Agusman Gulo

Kasus : Narkoba Golongan I ( Shabu-Shabu )

Umur : 21 Tahun

Alamat : Jl. Oswald Siahaan, Kel. Aek Tolang, Kec. Pandan, Kab.

Tapteng

Putusan Pengadilan : Nomor 316/Pid.Sus/2021/PN Sbg

Barang Bukti : 3 (tiga) paket kecil narkotika jenis shabu-shabu yang

dibungkus plastik bening dengan total berat kotor 0,24 ( nol

koma dua puluh empat ) gram

Tersangka 8

Nama : Jufentus Halawa Alias Jufen

Kasus : Narkoba Golonga I ( Shabu-Shabu )

Umur : 21 Tahun

Alamat : Jl. Horas, Kel. Pancuran Pinang, Kec. Sibolga Sambas, Kota

Sibolga

Putusan Pengadilan : Nomor 290/Pid.Sus/2021/PN Sbg

Barang Bukti : 2 (dua) bungkus kecil serbuk kristal putih (shabu) terbungkus

plastik bening

Tersangka 9

Nama : Herlangga Sucipto


9

Kasus : Narkoba Golongan I ( Shabu-Shabu )

Umur : 20 Tahun

Alamat : Jl. Padangsidempuan Ling III, Kel. Muara Nibung, Kec.

Pandan, Kab. Tapteng

Putusan Pengadilan : Nomor 327/Pid.Sus/2021/PN Sbg

Barang Bukti : -1 (satu) buah mancis

-1 (satu) paket atau bungkus kecil shabu-shabu yang

dibungkus plastik bening, dengan berat kotor 0,10 (nol

koma sepuluh) gram

-1 (Satu) kotak rokok Sampoerna Mild yang berisikan 1

(Satu) buah pipet kaca dan 1 (Satu) buah kaca pirex

Tersangka 10

Nama : Rusdi Salim

Kasus : Narkoba Golongan I ( Shabu-Shabu )

Umur : 20 Tahun

Alamat : Jl. Sari Dewa, Kel. Lubuk Tukko, Kec. Pandan, Kab. Tapteng

Putusan Pengadilan : Nomor 327/Pid.Sus/2021/PN Sbg

Barang Bukti : -1 (Satu) buah mancis

-1 (satu) paket atau bungkus kecil shabu-shabu yang

dibungkus plastik bening, dengan berat kotor 0,10 (nol

koma sepuluh) gram

-1 (Satu) buah topi warna hitam

-1 (Satu) kotak rokok Sampoerna Mild yang berisikan 1

(Satu) buah pipet kaca dan 1 (Satu) buah kaca Pirex


10

Jika memperhatikan keterangan yang telah dipaparkan di atas, maka tampak

bahwa dalam berbagai kasus penyalahgunaan narkotika yang masuk ke Pengadilan

Negeri Sibolga terjadi disparitas putusan hakim. Terkait disparitas, pada dasarnya jika

terdakwa terbukti bersalah, maka berdasarkan peraturan perundang-undangan yang ada

telah diatur patokan bagi hakim untuk memberikan hukuman penjara selama di antara

paling singkat atau paling lama. Misalnya, apabila memperhatikan sanksi pidana yang

disebut dalam Pasal 111 ayat (1) Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang

Narkotika (“UU Narkotika”):

“Setiap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam, memelihara,

memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I dalam

bentuk tanaman, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 4 (empat) tahun dan

paling lama 12 (dua belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp. 800.000.000, 00

(delapan ratus juta rupiah) dan paling banyak Rp. 8.000.000.000, 00 (delapan miliar

rupiah).”

Berdasarkan ketentuan sanksi tersebut, hakim memiliki kekebasan untuk

menjatuhkan hukuman di antara 4 - 12 tahun dan pidana denda antara Rp. 800 juta-Rp 8

miliar. Berdasarkan hal ini, maka hakim sebenarnya memiliki keleluasaan untuk

menetapkan putusan bagi masing-masing kasus sesuai dengan pertimbangan-

pertimbangan yang ada. Maka, terkait beberapa kasus di atas, maka rasanya penting

untuk menganalisis apa saja yang menjadi pertimbangan hakim dalam memutus tiap-tiap

kasus yang ada.

Jika ditinjau dari kacamata Islam, maka terkait narkotika, Islam mengqiyaskannya

pada khamr dan hukumnya haram, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an:

ِ Jُ‫وْ نَ ۗە ق‬JJُ‫ا َذا يُ ْنفِق‬JJ‫اس َواِ ْث ُمهُ َمٓا اَ ْكبَ ُر ِم ْن نَّ ْف ِع ِه َم ۗا َويَ ْسـَٔلُوْ نَكَ َم‬
‫ل‬J ِ ۖ َّ‫۞ يَ ْسـَٔلُوْ نَكَ َع ِن ْالخَ ْم ِر َو ْال َم ْي ِس ۗ ِر قُلْ فِ ْي ِه َمٓا اِ ْث ٌم َكبِ ْي ٌر َّو َمنَافِ ُع لِلن‬

َ‫ت لَ َعلَّ ُك ْم تَتَفَ َّكرُوْ ۙن‬ ‫هّٰللا‬ َ ِ‫ْال َع ْف ۗ َو َك ٰذل‬


ِ ‫ك يُبَيِّنُ ُ لَ ُك ُم ااْل ٰ ٰي‬
11

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada
keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia,
tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya". Dan mereka bertanya
kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "Yang lebih dari
keperluan". Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya
kamu berfikir.” (QS. Al-Baqarah: 219)4

Berbicara masalah narkotika, maka yang paling meresahkan terkait hal ini adalah

banyak generasi muda (anak dibawah umur) zaman sekarang ini telah terjerumus di

dalamnya. Padahal generasi muda merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa dan

sumberdaya bagi pembangunan nasional di masa depan. Maka dari itu diperlukan upaya

pembinaan dan perlindungan terhadap anak agar terhindar dari pengaruh narkotika yang

merupakan suatu penyimpangan tingkah laku atau perbuatan melanggar hukum.

Anak didalam perkembangannya menuju ke alam dewasa memasuki masa remaja

yang sangat mudah terpengaruh oleh lingkungan yang ada disekitarnya. Pada masa

remaja seorang anak dalam suasana atau keadaan peka, karena kehidupan emosionalnya

yang sering berganti-ganti. Rasa ingin tahu lebih dalam lagi terhadap sesuatu yang baru,

kadangkala membawa mereka kepada hal-hal yang bersifat negatif. Remaja berada dalam

tahap pencarian identitas sehingga keingintahuan mereka sangat tinggi, apalagi iming-

iming dari teman merekabahwa narkoba itu nikmat dan menjadi lambang sebagai anak

gaul ditambah lagi lingkungan dikalangan anak remaja yang cenderung tidak baik maka

memudahkan para pengedar narkoba untuk memasarkan narkoba, bahkan juga ada

diantara anak muda tersebut yang tidak hanya menjadi pemakai narkoba, bahkan terlibat

dalam perdagangan jaringan narkoba seperti yang diberitakan dalam berbagai media

masa. Pada masa remaja inilah anak sering melakukan perbuatan-perbuatan menyimpang

seperti penyalahgunaan narkoba.

Remaja biasanya yang paling rentan terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika,

remaja yang sedang dalam masa perkembangan antara anak-anak dan masa dewasa, yang

4
Qur’an Surat al-Baqarah ayat 219
12

masih memiliki emosi tak stabil, yang belum bisa berpikir secara baik, yang seringnya

hanya mengikuti orang lain tanpa berpikir panjang, biasanya remaja seperti itu yg rentan

terjerumus dalam penyalahgunaan narkotika.

Sementara usia remaja, oleh para psikolog disebut sebagai masa yang serat akan

badai dan tekanan (strom and stress). Pada usia remaja individu sudah tidak dapat lagi

dipandang dan di berlakukan sebagai anak-anak, namun juga belum sepenuhnya

mengadopsi apalagi mempraktikan pola perilaku usia dewasa.5Secara real, situasi anak

remaja Indonesia masih dan terus memburuk. Untuk itu, demi menjaga dan merintis

SDM yang berkualitas, remaja dituntut untuk tidak melakukan tindakan yang

menyimpang dari norma dan orang tua menerapkan fungsinya dalam mendidik calon

generasi bangsa tersebut.

Berdasarkan kenyataan ini, maka perlu ditinjau lebih jauh lagi mengenai

bagaimana hukum Islam memandang penyalahgunaan narkoba yang dilakukan oleh para

remaja ini serta sanksi seperti apa yang menurut hukum Islam cocok dijatuhkan kepada

para remaja yang melakukan penyalahgunaan narkoba di mana dalam Islam

penyalahgunaan narkoba ini diqiyaskan kepada meminum khamr. Hal ini perlu dianalisis

lebih lanjut sebab hukuman yang dijatuhkan kepada orang dewasa, anak-anak dan juga

remaja tentunya akan berbeda nantinya mengingat berbagai pertimbangan.

Jika dilihat dari sudut pandangan hukum pidana Islam, maka mengutip pendapat

Abdul Qadir Audah, menurutnya ada 3 masa yang dilalui manusia dalam hidupnya yang

berpengaruh terhadap penjatuhan hukuman baginya apabila melakukan jarimah. Adapun

tiga fase tersebut adalah sebagai berikut:6

1. Masa adanya ketidakmampuan berfikir

5
Reza Indragiri Amriel “Psikologi Kaum Muda Pengguna Narkoba” Hal 18
6
Abdul Qadir Audah, al-Tasyari’ al-Jina’i al-Islamy, (Beirut: Dar al-Kitab al-Araby, t.th), hal. 601-
602
13

Masa ini adalah masa di mana seseorang disebut belum baligh atau belum

mumayyiz. Karena pada masa ini bermula dari lahirnya seseorang sampai ia

mencapai umur 7 tahun, maka anak-anak pada dasarnya masuk pada kategori ini.

Pada masa ini anak dianggap belum mumayyiz atau belum dapat membedakan mana

yang baik dan mana yang buruk. Oleh sebab itu, jika seorang anak melakukan

jarimah sebelum mencapai usia 7 tahun maka ia tidak dikenakan sanksi pidana

begitupun sanksi pengajaran. Anak tersebut dikembalikan pada orang tuanya untuk

dididik lebih keras lagi dan diawasi secara ketat.

2. Masa kemampuan berpikir lemah

Masa ini dimulai dari usia 7 tahun sampai dengan seseorang menginjak usia

baligh. Secara umum, para ulama memberikan batasan kedewasaan pada usia 15

tahun. Pada masa ini seseorang dianggap sudah mendekati kedewasaan meskipun

perbuatannya belum mencerminkan kedewasaannya. Ketika seseorang yang berada di

fase ini melakukan jarimah, maka ia tidak diberikan sanksi pidana melainkan

diberikan sanksi pengajaran meskipun sebenarnya itu juga merupakan bentuk

hukuman. Namun hukuman di sini sifatnya bukan sanksi pidana melainkan bentuk

pengajaran. Dan hendaknya anak yang melakukan jarimah pada masa ini tidak diberi

sanksi takzir kecuali sanksinya itu bersifat teguran atau pukulan.

3. Masa kemampuan berpikir telah sempurna

Masa ini dimulai pada usia 15 tahun berdasarkan kesepakatan ulama secara

umum atau mencapai usia 18 tahun seperti batasan yang diberikan oleh Abu Hanifah

dan Imam Malik. Pada masa ini, jika seseorang melakukan jarimah, maka ia akan

diberikan sanksi pidana atas perbuatannya. Jika dia melakukan zina atau mencuri,

maka dikenai sanksi hudud, jika ia melakukan perbuatan yang dikenai sanksi qishash

maka akan dikenai qishash atas perbuatannya tersebut.


14

Demikianlah ketentuan dalam penjatuhan jarimah kepada masing-masing orang

sesuai dengan usianya mulai dari usia anak-anak, remaja hingga dewasa jika dilihat dari

sudut panjang hukum pidana Islam. Atas dasar ini, maka perlu dianalisis lebih lanjut

mengenai bagaimana penerapan sanksi pidana yang diberlakukan di Indonesia pada

remaja pelaku penyalahgunaan narkoba jika dilihat dari kacamata hukum pidana Islam,

apakah telah sesuai dengan ketentuan syariat yang ada atau justru sebaliknya.

Berangkat dari pemaparan mengenai perilaku remaja terhadap narkotika, maka

penulis tertarik untuk mendalami lagi permasalahan ini yang akan diteliti dan dituangkan

dalam bentuk skripsi yang berjudul ANALISIS PUTUSAN PERKARA TINDAK

PIDANA PENYALAHGUNAAN NARKOBA OLEH ANAK REMAJA DI

SIBOLGA MENURUT HUKUM ISLAM (STUDI PUTUSAN PERKARA TAHUN

2019-2021 DI PENGADILAN NEGERI SIBOLGA)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pertimbangan hakim dalam memutuskan perkara penyalahgunaan

narkoba oleh anak remaja di kota sibolga dalam perkara penyalahgunaan narkoba

tahun 2019-2021 di Pengadilan Negeri Sibolga ?

2. Bagaimana tinjauan hukum pidana islam terhadap putusan hakim dalam perkara

penyalahgunaan narkoba oleh anak remaja di kota sibolga?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui hukuman terhadap penyalahgunaan narkotika oleh anak remaja di

kota sibolga.

2. Untuk menganalisis hukum Islam tentang hukuman terhadap penyalahgunaan

narkotika oleh anak remaja di kota sibolga.

D. Manfaat Penelitian
15

Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan skripsi antara lain sebagai

berikut:

1. Dapat memberikan sumbangan khazanah keilmuan hukum dalam perundang-

undangan maupun dalam hukum Islam.

2. Dapat menunjang kepentingan studi atau penelitian lanjutan sebagai bahan acuan,

referensi dan sebagainya bagi para peneliti lain yang ingin mempelajari hukum dan

perundangan yang berlaku.

3. Dapat berguna dalam usaha menanggulangi kasus penyalahgunaan narkotika oleh

anak dibawah umur yang banyak terjadi, serta memberikan kesadaran terhadap

masyarakat luas untuk turut serta andil terhadap penanggulangan kasus tersebut.

E. Penjelasan Judul

Untuk menghindari kekeliruan dan kesalah pahaman serta untuk mendekati

kepada arti yang dimaksud, maka penulis akan mencoba menjelaskan kata-kata yang

mungkin dapat meragukan pembaca yaitu :

Pelaksanaan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan proses, cara, perbuatan

melaksanakan ( rancangan, keputusan, dan sebagainya)7.

Hukum adalah peraturan atau adat secara resmi di anggap mengikat yang di kukuhkan

oleh penguasa atau pemerintah.8

Penyalahgunaan Narkotika adalah Pemakaian narkotika, psikotropika dan zat adiktif

lainnya dengan maksud bukan untuk tujuan pengobatan dan atau penelitian serta

digunakan tanpa sepengetahuan dan pengawasan dokter. (Permensos

No.56/HUK/2009) (glosarium).9

7
Kbbi kemdikbut.go.id/senin, 11 oktober 2021/18:56 wib
8
Kbbi kemdikbut.go.id/senin, 11 oktober 2021/ 18:58 wib
9
Kamusbesar.com/senin, 11 oktober 2021/ 19:09 wib
16

Anak Remaja adalah seseorang yang secara umur dan mental sudah mulai dewasa atau

sudah sampai umur untuk melakukan perkawinan.10

F. Tinjauan Pustaka

Pembahasan telaah pustaka adalah salah satu etika ilmiah yang dapat

dimanfaatkan untuk memberikan kejelasan atas informasi yang sedang dikaji dan diteliti

melalui khazanah pustaka yang dapat diperoleh kepastian keaslian tema yang dibahas dan

spesifikasi kajiannya. Maka penulis menelaah beberapa karya yang dianggap setema

dengan kajian penelitian ini.

Adapun buku yang membahas mengenai persoalan seputar tindak pidana

narkotika, Julianan Lisa FR dan Nengah Sutrisna W, dalam buku yang berjudul Narkoba,

Psikotropika dan Gangguan Jiwa Tinjauan Kesehatan dan Hukum. Buku ini menguraikan

tentang narkotika secara rinci, pembagian, penyebab dan faktor yang menyebabkan

penyalahgunaan narkotika.11Abintoro Prakoso, dalam buku yang berjudul Pembaruan

Sistem Peradilan Pidana Anak. Buku ini memberikan keterangan tentang Perlindungan

hukum terhadap anak dan asas-asas pengadilan anak menurut Undang-undang No.3

Tahun 1997.12Ahmad Hanafi, dalam buku yang berjudul Asas-Asas Hukum Pidana Islam.

Buku ini menguraikan tentang keterangan umur dewasa dalam Hukum Islam.13 M. Nurul

Irfan, dengan buku yang berjudul Hukum Pidana Islam. Buku ini menguraikan tentang

Jarı̅mahkhamr dan penyalahgunaan narkoba.14

Selain buku adapun beberapa skripsi yang membahas tentang topik terkait, yaitu

M. Arif Rujianto, dengan skripsi yang berjudul Grasi Bagi Narapidana Narkoba dalam

Prespektif Hukum Islam dan Hukum Positif.15 Mimi Rahmawati, dengan skripsi yang
10
Kbbi kemdikbut.go.id/selasa, 1 Maret 2022/13:45
11
Julianan Lisa FR dan Nengah Sutrisna W, Narkoba Psikotropika dan Gangguan Jiwa, cet.I
(Yogyakarta: Nuha Medika, 2013)
12
Abintoro Prakoso. Pembaruan sistem peradilan pidana anak, (Yogyakarta: Aswaja Pressindo, 2016),
13
Hanafi , A.Asas-asas Hukum Pidana Islam, ( Jakarta: Bulan bintang, 1976),
14
Nurul Irfan, Hukum Pidana Islam, cet.I (Jakarta: Amzah, 2016)
15
M. Arif Rujianto, “Grasi Bagi Narapidana Narkoba dalam Prespektif Hukum Islam dan Hukum
Positif”, skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2012
17

berjudul Penjatuhan Pidana dan Pemidanaan Terhadap Remaja (Studi Komparasi Hukum

Pidana Islam dan Hukum Pidana Indonesia.16Adi Virdaus dengan skripsi berjudul

Penyalahgunaan Narkoba/Narkotika Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja (Studi Kasus

di Desa Way Urang, Padang Cermin, Peswaran). 17 Ahmad Ferdian dengan skripsi

berjudul Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Penyalahgunaan Narkotika

yang Dilakukan oleh Anak.18 Adimas Bagus Mahendra dengan skripsi berjudul

Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak Dalam Perspektif Kriminologi.19 Hafidh

Firmanuddin dengan skripsi berjudul Pemidanaan Terhadap Pelajar yang Melakukan

Tindak Pidana Narkotika (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta).20

Demikianlah beberapa karya tulis yang telah penyusun telaah dan masih ada

beberapa karya tulis lain baik buku-buku, jurnal maupun skripsi yang belum terjangkau

dari pengamatan ini. Dan dari hasil pengamatan penyusun, belum di temukan skripsi

mengenai Studi Komparatif Hukum Positif dan Hukum Islam tentang Hukuman terhadap

Penyalahgunaan Narkotika oleh Remaja.

G. Metodologi Penelitian

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu sarana pokok dalam penerpaanya

harus senantiasa disesuaikan dengan ilmu pengetahuan yang menjadi induknya. Hal ini

disesuaikan bahwa penelitian bertujuan untukmengungkap kebenaran secara sistematis,

metodologi, dan konsisten. Melalui proses penelitian tersebut kemudian diadakan analisis

terhadap bahan-bahan hukum yang telah dikumpulkan dan diolah.

1. Jenis Penelitian
16
Mimi Rahmawati, “Penjatuhan Pidana dan Pemidanaan Terhadap Anak dibawah Umur (Studi
Komparasi Hukum Pidana Islam dan Hukum Pidana Indonesia” Skripsi, Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2006
17
Adi Virdaus, “Penyalahgunaan Narkoba/Narkotika Terhadap Perilaku Keagamaan Remaja (Studi
Kasus di Desa Way Urang, Padang Cermin, Peswaran)”, Skripsi, Lampung: UIN Raden Intan Lampung, 2018
18
Ahmad Ferdian, “Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Penyalahgunaan Narkotika yang
Dilakukan Oleh Anak”, Skripsi, Lampung: IAIN Raden Intan Bandar Lampung, 2017
19
Adimas Bagus Mahendra, “Penyalahgunaan Narkotika Oleh Anak Dalam Perspektif Kriminologi”,
Skripsi, Magelang” Universitas Muhammadiyah Magelang, 2020
20
Hafidh Firmanuddin, “Pemidanaan Terhadap Pelajar yang Melakukan Tindak Pidana Narkotika
(Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)”, Skripsi, Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2009
18

Penelitian ini berjenis penelitian lapangan (field research) dengan studi

dokumentasi sebagai metode pengumpulan data yang utama yang nantinya akan

ditunjang dengan metode wawancara sebagai data penunjang di mana dalam hal ini

akan dilakukan serangkaian wawancara dengan para hakim yang ada di Pengadilan

Negeri Sibolga. Data-data yang terkumpul nantinya akan dianalisis secara kualitatif

dengan menjabarkannya secara deskriptif.

2. Metode Pendekatan

Dalam penulisan hukum ini penulis menggunakan metode pendekatan yuridis

sosiologis, yaitu penelitian ini hanya mengutamakan pada hasil wawancara pada

Hakim. Dalam hal ini akan meneliti berbagai masalah yang menyangkut dengan

tindakan penyalahgunaan narkotika. Sedangkan data empiris di sini adalah peranan

Hakim dalam melakukan tindakan upaya penanggulangan terhadap penyalahgunaan

narkotika oleh Remaja.

3. Spesifikasi Penelitian

Untuk menemukan permasalahan dalam penelitian ini penulis menggunakan

spesifikasi penelitian secara deskripfif, yaitu menggambarkan tentang tinjauan yuridis

mengenai penanganan kasus tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh remaja di

wilayah Kota Sibolga. Hasil gambaran kemudian akan di analisis dengan

menggunakan teori-teori ilmu hukum, ilmu sosial, dan pendapat para ahli, dan aturan-

aturan yang ada dalam Perundang-undangan.

4. Metode Pengumpulan Data

Mengingkat terbatasnya kemampuan yang dimiliki penulis, maka dalam

penyusunan skripsi ini penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

a. Sumber dan Jenis Data


19

Sumber data yang di maksud dalam penelitian ini adalah sumber dimana

dapat diperoleh berdasarkan hasil wawancara maka yang menjadi sumber data

dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari

sumber aslinya melalui salah satu upaya wawancara langsung dengan sumber atau

esponden yang bersangkutan yaitu dengan beberapa anggota Hakim Kota Sibolga.

Sumber data sekunder yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa

bahan hukum. Adapun jenis bahan hukum dalam penelitian ini di kelompokan

menjadi 3 (tiga) yaitu:

1) Sumber Data Primer yaitu terdiri dari beberapa putusan perkara pidana

penyalahgunaan narkotika yang ada di Pengadilan Negeri Sibolga yaitu

Putusan Nomor 189/Pid.Sus/2019/PN SBG, Putusan Nomor

283/Pid.Sus/2020/PN SBG, Putusan Nomor /Pid.Sus/2020/PN SBG, Putusan

Nomor 184/Pid.Sus/2020/PN SBG, Putusan Nomor 203/Pid.Sus/2020/PN

SBG, Putusan Nomor 352/Pid.Sus/2021/PN.SBG, Putusan Nomor

316/Pid.Sus/2021/PN SBG, Putusan Nomor 290/Pid.Sus/2021/PN SBG,

Putusan Nomor 327/Pid.Sus/2021/PN SBG. Selain itu juga ditambah dengan

data yang diperoleh melalui wawancara yang dilakukan dengan sejumlah

hakim di Pengadilan Negeri Sibolga.

2) Sumber Data sekunder yaitu sebagai penjelasan dari sumber data primer yang

berupa hasil karya ilmiah mengenai Narkotika, dokumen, publikasi, buku-

buku, skripsi, jurnal dan media internet serta pendapat serta pandangan dari

berbagai ahli hukum yang digunakan dalam penelitian ini yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti yaitu mengenai tinjauan kriminologis terhadap

pelaku penyalahgunaan narkotika oleh anak dibawah umur di Kota Sibolga.


20

3) Sumber Data tersier yaitu sumber data yang memberikan petunjuk ataupun

penjelasan terhadap sumber data primer dan sekunder yang berupa Kamus

Hukum dan Kamus Umum Bahasa Indonesia.

b. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

wawancara dan studi pustaka. Adapun wawancara, dilakukan dengan memberikan

sejumlah pertanyaan kepada Hakim sementara studi pustaka merupakan teknik

pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bahan-bahan dari buku-buku dan

bahan pustaka lainnya yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.

5. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data secara kualitatif, data-data

yang diperoleh selama proses penelitian di susun secara sistematis dan dianalisis

sedemikian rupa sehingga mencapai kejelasan permasalahan yang di bahas yaitu yang

berkaitan dengan pelaku penyalahgunaan narkotika oleh anak dibawah umur di Kota

Sibolga. Data-data yang diperoleh akan dianalisis dengan analisis dokumentasi

putusan yaitu dokumen putusan nantinya akan dianalisis sehingga menghasilkan

suatu kesimpulan yang valid.

H. Sistematika Pembahasan

Demi mempermudah pembahasan dan pemahaman terhadap permasalahan yang

diangkat, maka penyusun menyajikan skripsi ini kedalam lima bab dengan sistematika

sebagai berikut:

Bab pertama, merupakan pendahuluan, dimana pendahuluan adalah bagian paling

umum karena menjadi dasar-dasar penyusunan skripsi ini. Pendahuluan sendiri terdiri

dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, telaah

pustaka, dan sistematika pembahasan.


21

Bab kedua, penulis memaparkan tentang landasan teori yang berhubungan dengan

hukuman terhadap penyalahgunaan narkotika oleh anak dibawah umur ditinjauan dari

prespektif hukum Islam dan hukum positif. Landasan teori terdiri dari hukum dan

hukuman, pengertian umum narkotika, narkotika dalam Islam, dan anak dibawah umur.

Bab ketiga, akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan dalam

penulisan skripsi yang terdiri dari jenis penelitian, pendekatan penelitian, pengumpulan

data dan analisis data.

Bab keempat, membahas tentang hukuman untuk penyalahgunaan narkotika oleh

anak dibawah umur dalam perspektif hukum positif dan hukum Islam serta analisis

perbandingannya antara keduanya.

Dan bab kelima sebagai penutup, akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari apa

yang telah dipaparkan dalam bab-bab sebelumnya dan juga saran-saran.


22

DAFTAR PUSTAKA
Buku
Audah, Abdul Qadir. Tth. al-Tasyari’ al-Jina’i al-Islamy, Beirut: Dar al-Kitab al-Araby.

Al-Hafid, Sunnah Ibnu Majjah, Jakarta: Gema Ilmu

Djazuli. 1997. Fiqh Jina̅yah: Upaya Menanggulangi Kejahatan Dalam Islam Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.

Hanafi. 1976. A.Asas-asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan bintang.

Ibnu Mas’ud dan Zainal Abidin. 2000. Fiqh Madzhab Syafi’I, Bandung: Pustaka Setia.

Imam Muslim, Shahih Muslim, Jakarta: Gema Ilmu

Muslich, Ahmad Wardi. 2016. Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika.

Prakoso, Abintoro. 2016 Pembaruan sistem peradilan pidana anak, Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.

Rammelink, Jan. 2003. Hukum Pidana, Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Sasangka, Hari. 2003. Narkotika dan Psikotropika dalam Hukum Pidana, Bandung: Mandar
Maju.

Sutoyo, Johannes. 1993. Anak dan Kejahatan, Jakarta: Universitas Indonesia.

Internet
Hafizah, Fithri Dzakiyyah, “Contoh Proposal Library Research”, dikutib dari
https://hidrosita.wordpress.com/2013/02/17/contoh-proposal-library-research/ 17
Februari 2013

Putranto, Andhika Dwi “Definisi atau Pengertian Hukum Pidana Menurut ParaAhli”, dikutip
darihttp://dwiikeyen.blogspot.com/2012/07/definisi-atau-pengertian-hukum-
pidana.html#ixzz4rdNMGZYN 9 juli 2012

Setiawan, Heri, Sistem Peradilan Pidana Anak, dikutib dari


http://herisetiawan22.blogspot.co.id/2012/12/sistem-peradilan-pidana-anak.html03
Desember 2012.
23

Das könnte Ihnen auch gefallen