Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Post Partum
Post Partum
Post Partum
Disusun Oleh :
Ida Ayu Rosyida (14401.16.17018)
B. ETIOLOGI
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia internal maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genital ini dalam keseluruhannya disebut
involusi (winknjosastro,2006:237).
Setelah bayi lahir, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah
besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri
dari tiga lapis otot membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat
tertutup sempurna, dengan demikian terhindari dari perdarahan post
partum (Manuaba, 1998 : 190).
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Peningkatan perdarahan : bekuan darah dan keluarnya jaringan
2. Keluar darah segar terus menerus setelah ppersalinan
3. Nyeri yang hebat
4. Peningkatan suhu
5. Perasaan kandug kemih yang penuh dan ketidakmampuan
mengosongkan
6. Perluasan hematoma
7. Muka pucat,dingin, kulit lembab,peningkatan HR ,chest pain,batuk.
D. KLASIFIKASI
. Masa Nifas dibagi Menjadi 3 Periode:
1) Puerpurium Dini
Yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.
Dalam agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja selama 40
hari.
2) Puerpurium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
3) Remote Puerpurium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna
terutama bila selama kehamilan atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi (Synopsis Obstetri I, 2002: 115)
E. FISIOLOGI
a) Involusi
Proses involusi mengurangi berat uterus dari 1000 gram seminggu
kemudian 500 gram, 2 minggu post partum 300 gram dan setelah 6
minggu post partum berat uterus menjadi 40 – 60 gram (berat
uterus normal : 30 gram). Involusi disebabkan oleh :
Kontraksi retraksi serabut otot uterus yang terjadi terus- menerus
sehingga mengakibatkan kompresi pembuluh darah darah dan
anemia setempat : Ishcemia.
Autolisis : sitoplasma sel yang berlebih akan tercerna sendiri
sehingga tertinggal jaringan fibroelastik dan jumlah remik sebagai
bukti kehamilan.
Atrofi : jaringan berfoliperasi dengan adanya estrogen kemudian
atrofi sebagai reaksi terhadap produksi estrogen yang menyertai
pelepasan plasenta. Selama involusi vagina mengeluarkan sekret
yang dinamakan lochea, yang dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Hari ke 1 dan ke 2 Lochea Rubra, terdiri atas darah segar
bercampur sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, sisa-
sisa vernix caseosa lanugo dan mekonium.
2. Hari ke 3 dan 5 Lochea sanguilolenta, terdiri atas darah
bercampur lendir.
3. 1 minggu masa persalinan, lochea serosa berwarna agak
kuning.
4. Setelah 2 minggu (10-15) berwarna hanya cairan putih atau
kekuning-kuningan, warna itu disebabkan karena banyak
leukosit (Wiknjosastro, 2006 : 238).
b) Laktasi
Sejak kehamilan muda, sudah terdapat persiapan-persiapan pada
kelenjar-kelenjar mamae untuk menghadapi masa laktasi setelah
partus pengaruh menekan dari estrogen dan progesteron terhadap
hypofisis hilang.
Laktasi mempunyai 2 pengertian, yaitu :
1. Pembentukan / produksi air susu.
2. Pengeluaran air susu.
Ada beberapa refleks yang berpengaruh terhadap kelancaran
laktasi, refleks yang terjadi pada ibu yaitu prolaktin dan let down.
Kedua refleks ini bersumber dan perangsang puting susu akibat
isapan bayi meliputi :
Refleks prolaktin
Sewaktu bayi menyusu, ujung saraf peraba yang terdapat
pada puting susu terangsang. rangsangan tersebut oleh
serabut afferent dibawa ke hipotalamus didasar otak. Lalu
dilanjutkan ke bagian depan kelenjar hipofise yang memacu
pengeluaran hormon prolaktin ke dalam darah melalui
sirkulasi memacu sel kelenjar memproduksi air susu.
Reflek Let Down
Rangsangan yang ditimbulkan bayi saat menyusu diantar ke
bagian belakang kelenjar hipofisis yang akan dilepaskan
hormon. Oksitosin masuk ke dalam darah dan akan
memacu otot-otot polos mengelilingi alveoli dan duktuli
dan sinus menuju puting susu (Huliana, 2003 : 33).
PATOFISIOLOGI
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna
maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan
sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetal ini dalam keseluruhannya disebut
“involusi”. Disamping involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain
yakni memokonsentrasi dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena
pengaruh lactogenik hormon dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-
kelenjar mama.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post psrtum, pembuluh-pembuluh
darah yang ada antara nyaman otot-otot uretus akan terjepit. Proses ini
akan menghentikan pendarahan setelah plasenta lahir.
Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah segera post
partum bentuk serviks agak menganga seperticorong, bentuk ini
disebabkan oleh korpus uteri terbentuk semacam cincin.
Peruabahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah
timbulnya trombosis, degenerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta
pada hari pertama endometrium yang kira-kira setebal 2-5 mm itu
mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua dan selaput
janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakai waktu 2 sampai 3 minggu.
Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia yang
merenggang sewaktu kehamilan dan pertu setelah janin lahir berangsur-
angsur kembali seperti sedia kala.
Nifas dibagi dalam tiga periode :
1. Post partum daini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri,
berjalan-jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja setelah 40 hari.
2. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia
yang lamanya 6-8 minggu.
3. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau
tahunan.
I. Pathways
PATHWAYS post partum Letting go phase
Kurang
Defisit Pengetahuan
perawatan diri
J. PENATALAKSANAAN
1. Observasi ketat 2 jam post partum (adanya komplikasi perdarahan)
2. 6-8 jam pasca persalinan : istirahat dan tidur tenang, usahakan miring
kanan kiri
3. Hari ke- 1-2 : memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui yang
benar dan perawatan payudara, perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa nifas, pemberian informasi tentang senam nifas.
4. Hari ke- 2 : mulai latihan duduk
5. Hari ke- 3 : diperkenankan latihan berdiri dan berjalan
K. KOMPLIKASI
a. Pembengkakan payudara
b. Mastitis (peradangan pada payudara)
c. Endometritis (peradangan pada endometrium)
d. Post partum blues
e. Infeksi puerperalis ditandai dengan pembengkakan, rasa nyeri,
kemerahan pada jaringan terinfeksi atau pengeluran cairan berbau dari
jalan lahir selam persalinan atau sesudah persalinan.
L. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah lengkap : Hb, Ht, leukosit, trombosit
2. Urine lengkap : Makroskopik (glukosa, prtein, bilirubin, urobilinogen,
keasaman, keton)
M. PENANGANAN
Tindakan yang dibeikan untuk asuhan masa nifas normal pada ibu, yaitu :
1. Kebersihan diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
b. Mengajarkan ibu bgaiman membersihkan daerah kelamin dengan sabun
dan air , pastikan bahwa ia mengerti untuk membersihkan daerah sekitar
vulva terlebih dahulu dari depan ke belakang baru kemudian
membersihkan daerah sekitar anus
c. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya
2x sehari, kain dapat digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik, dan
dikeringkan dibawah matahari atau disetrika
d. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan abun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan daerah kelaminnya
e. Jika ibu mempunyai luka episiotomy atau laserasi sarankan kepada ibu
untuk menghindari menyentuh daerah luka
2. Istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan - kegiatan rumah tangga biasa
secara perlahan – lahan, serta untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi
tidur
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1) Mengurangi jumlah produksi ASI
2) Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3) Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan
dirinya sendiri
3. Latihan
a. Diskusikan pentingnya mengembalikan otot – otot perut dan panggul
kembali normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan ini menyebabkan otot
perutnya menjadi kuat sehingga rasa sakit pada punggung
b. Jelaskan bahwa latihan – latihan tertentu beberapa menit setiap hari
dapat membantu mempercepat mengembalikan otot – otot perut dan
panggul kembali normal seperti :
1) Tidur terlentang dengan lengan samping, menarik nafas, tahan nafas ke
dalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan sampai 5. Rieks dan
ulangi 10 kali
2) Untuk memperkuat otot vagina, berdiri dengan tungkai dirapatkan.
Kencangkan otot – otot pantat dan panggul tahan sampai 5 kali hitungan.
Kendurkan dan ulangi latihan sebanyak 5 kali
3) Mulai dengan mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap
minggu naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak. Pada minggu ke – 6
setelah persalinan ibu harus mengerjakkan latihan sebanyak 30 kali
4. Gizi
ibu menyusui harus :
a.Mengkonsumsi makanan tambahan 500 kalori setiap hari
b.Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup
c.Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui)
d.Tablet zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
5.Perawatan Payudara
a. Menjaga payudara tetap bersih dan kering
b. Menggunakan bra yang menyokong payudara
c. Apabila puting susu lecet, oleskan colostrum atau asi yang keluar pada
sekitar putting susu setiap kali menyusui. Menyusui tetap dilakukan dari
puting susu yang tidak lecet
d. Apabila lecet sangat berat, dapat diistirahatkan selama 24 jam. Asi di
keluarkan dan diminumkan dengan sendok
e. Apabila payudara bengkak, akibat bendungan asi, lakukan :
1) Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan hangat
selama 5 menit
2) Urut payudara dari arah pangkal menuju areola atau gunakan sisir untuk
mengurut payudara dengan arah “Z” menuju putting
3) Keluarkan asi sebagian dari bagian depan payudara sehingga puting
susu menjadi lunak
4) Susukan bayi setiap 2 – 3 jam sekali. Apabila tidak dapat menghisap
seluruh asi, keluarkan dengan tangan
5) Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui
6) Payudara dikeringkan
7. Keluarga Berencana
Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2 tahun sebelum
ibu hamil kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri kapan dan
bagaimana mereka ingin merencanakan tentang keluarganya. Namun,
petugas kesehatan dapat membantu merencanaka keluarganyadengan
mengajarkan kepada mereka cara mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan.
Biasanya wanita tidak menghasilkan telur (ovulasi) sebelum ia
mendapatkan lagi haidnya selama menyusui. Oleh karena itu, metode
amenore laktasi dapat dipakai sebelum haid pertama kembali
untukmencegah terjadinya kehamilan baru. Resiko cara ini adalah 2 %
kehamilan. Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,
menggunakan kontrasepsi tetap lebih aman, terutama apabila ibu telah haid
lagi.
N. PENGKAJIAN
1. Nama Klien digunakan untuk membedakan antar klien yang satu
dengan yang lain (Sastrawinata, 1983 : 154)
2. Umur : Untuk mengetahui masa reproduksi klien beresiko tinggi
atau tidak, < 16 tahun atau > 35 tahun.
3. Suku / Bangsa :Untuk menentukan adat istiadat / budayanya
4. Agama :Untuk menentukan bagaimana kita memberikan dukungan
kepada ibu selama memberikan asuhan.
5. Pekerjaan ekerjaan ibu yang berat bisa mengakibatkan ibu
kelelahan secara tidak langsung dapat menyebabkan involusi dan
laktasi terganggu sehingga masa nifas pun jadi terganggu pada ibu
nifas normal.
6. Alamat :Untuk mengetahui keadaan lingkungan dan tempat
tinggal.
F. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b/d trauma perineum, proses kelahiran, payudara bengkak, dan
involusi uterus
2. Kurang pengetahuan tentang manejemen laktasi dan perawatan bayi b/d
kurangnya informasi
3. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan post partum b/d kurangnya
informasi
G. Intervensi
Beberapa diagnosa keperawatan yang mungkin ditemukan pada klien
perdarahan post partum menurut prioritas dan rencana keperawatannya adalah :
a. Gangguan rasa nyaman, nyeri akut berhubungan dengan trauma
perineum, proses kelahiran, payudara bengkak, dan involusi uterus
(Carpenito, 1997).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri
berkurang atau hialng, dengan kriteria hasil pasien tidak
mengeluh nyeri, ekspresi wajah tenang, skala nyeri dalam
batas normal (2-3).
Intervensi keperawatan :
1. Berikan individu kesempatan untuk beristirahat.
Rasional: meningkatkan relaksasi
2. Ajarkan tindakan non infasif, seperti relaksasi.
Rasional: menurunkan tekanan vaskuler serebral
3. Kaji skala nyeri.
Rasional: mengidentifikasi tingkat nyeri
4. Ajarkan metode distraksi selama muncul nyeri akut.
Rasional: menurunkan tekanan vaskuler serebral
5. Beri posisi yang nyaman pada pasien.
Rasional: meningkatkan relaksasi/meminimalkan stimulus
6. Kolaborasi pemberian analgetik.
Rasional: menurunkan/mengotrol nyeri dan menurukan sitem
saraf simpatis
b. Kurangnya pengetahuan tentang manajemen laktasi dan perawatan
bayi berhubungan dengan kurangnya informasi (Carpenito, 1997).
Tujuan : Pasien mengerti pendidikan kesehatan yang diberikan
mengenai manajemen laktasi dan perawatan bayi setelah
dilakukan tindakan perawatan dengan kriteria hasil pasien
mampu menjelaskan kembali mengenai informasi yang
telah diberikan.
Intervensi keperawatan :
1. Kaji pengetahuan dan pengalaman menyusui, koreksi mitos dan
kesalahan informasi.
2. Kaji tingkat pengetahuan klien tentang perawatan bayi yaitu
perawatan tali pusat dan perawatan payudara.
3. Jelaskan mengenai gizi waktu menyusui.
4. Kaji respon klien dalam menerima pendidikan kesehatan.
5. Minta klien untuk menjelaskan kembali informasi yang telah
diberikan.
c. Kurangnya pengetahuan tentang perawatan post partum berhubungan
dengan kurangnya informasi (Tucker, 1993).
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan, klien dapat
mengungkapkan pemahaman tentang perawatan diri post
partum.
Intervensi keperawatan :
1. Anjurkan klien untuk menghindari coitus selama 4 – 6 minggu /
sesuai anjuran dokter.
2. Demonstrasikan perawatan payudara dan ekspresi manual bila
ibu menyusui.
3. Tekankan pentingnya diet nutrisi.
4. Anjurkan pasien untuk menghindari mengangkat apapun yang
lebih berat dan bayi selama 2 -3 minggu.
5. Jelaskan perlunya dengan cermat pada bagian perineal.
6. Wapadakan klien untuk menghindari konstipasi.
7. Diskusikan gejala untuk dilaporkan kepada dokter.
8. Jelaskan bahwa lokhea dapat berlanjut selama 3 – 4 minggu
perubahan dari merah menjadi coklat sampai putih.
9. Beritahu menstruasi akan kembali 6 – 8 minggu setelah
perawatan.
10. Tekankan pentingnya rawat jalan terus menerus termasuk
pemeriksaan post pasca partum.
11. Perawatan vagina/vulva hygiene
Rasional: Membersihkan perineum
DAFTAR PUSTAKA