Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
FISIKA DASAR
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gaya gesek selalu ada dalam kehidupan sehari-hari karena pada setiap aktifitas yang
dilakuan selalu ada sentuhan baik pada makhluk hidup maupun benda mati. Aktifitas
berjalan juga dipengaruhi oleh gara gesek antara kakidengan lantai atau tanah. Jika tidak
ada gesekan antara kaki dengan tanah, makaakan licin dan kemungkinan tidak akan bisa
berjalan karena tergelincir. Gaya gesek adalah gaya non konservatif yang bekerja pada
dua permukaan yang saling bergerak satu sama lain. (Alonso, 1994)
Ketika dua benda saling bersinggungan satu dengan yang lainnya, apabila diamati
pergerakannya seperti dilawan oleh suatu gaya. Fenomena ini adalah gesekan (friction);
sedangkan gaya yang bekerja di dalamnya disebut gaya gesek (friction force). Gesekan
atau friction adalah bentuk dari hilangnya energi yang terjadi diantara dua permukaan
yang saling kontak dan bergerak relatif, dan sering dinyatakan sebagai gaya yang
melawan. Gesekan diuraikan dengan koefisien gesek (µ). Koefisien gesek adalah suatu
fungsi area kontak antara dua permukaan, sifat dan kekuatan yang saling mempengaruhi.
Gesekan juga dipengaruhi oleh beban dan kondisi permukaan. Topografi permukaan
suatu material sebenarnya jika dilihat secara mikro adalah tidak rata. Koefisien gesek
antara permukaan secara normal meningkat dengan meningkatnya temperatur dan
menurunnya beban.. Pada hampir semua kasus koefisien gesek rendah akan mendorong
ke arah menurunnya laju keausan.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gaya Gesek
Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda atau arah
kecenderungan benda akan bergerak. Gaya gesek muncul apabila dua buah benda
bersentuhan. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya gaya gesek statis
dan kinetis. Gaya gesek dapat merugikan dan juga dapat bermanfaat. Bila
permukaan suatu benda saling kontak, maka permukaan bergerak terhadap benda
lainnya dan menimbulkan gaya tangensial disebut gaya gesek (Rusmardi, 2008).
Gaya gesekan adalah gaya yang berbanding lurus dengan kondisipelumasan pada
permukaan benda kerja yang bersinggungan.
Gaya gesek kinetis merupakan gaya gesek yang bekerja di dua permukaan
benda yang bergerak dan bergesekan satu sama lainnya. Gaya gesek kinetis ini
mencoba mengurangi kecepatan dari benda yang saling bergesekan tersebut. Gaya
kinetis juga memiliki koefisien gesekan yang jauh lebih kecil dibandingkan
dengan koefisien dari gaya gesek statis. Hal itu dikarenakan memerlukan gaya
yang lebih sedikit untuk bisa mempertahankan benda yang bergerak dari pada
menggerakan benda yang sedang pada posisi diam.
2
2.1.2 Gaya Gesek Statis
Gaya gesek statis (Fgs) adalah gesekan antara dua benda padat yang tidak
bergerak relatif satu sama lainnya. Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya
yang diaplikasikan sebelum benda tersebut bergerak. Ketika tidak ada gesekan
yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari nol hingga gaya gesek
maksimum. Gaya gesek statis terjadi saat benda dalam keadaan diam atau
tepatnya akan bergerak (Utomo, P., 2013). Koefisien gesek statis dinotasikan
dengan µs (Lebih besar dari koefisien gesek kinetis) (Bahar, 2021)
Ketika tidak ada gerakan yang terjadi, gaya gesek dapat memiliki nilai dari
nol hingga gaya gesek maksimum. Setiap gaya yang lebih kecil dari gaya gesek
maksimum yang berusaha untuk menggerakkan salah satu benda akan dilawan
oleh gaya gesekan yang setara dengan besar gaya tersebut namun berlawanan
arah. Setiap gaya yang lebih besar dari gaya gesek maksimum akan menyebabkan
gerakan terjadi. Menurut Lohat (2008:389) gaya gesekan yang bekerja pada
permukaan benda yang bersentuhan, ketika benda tersebut belum bergerak disebut
gaya gesek statik. Dapat dikatakan bahwa gaya gesek merupakan gaya yang
timbul sejak benda diberi gaya hingga sesaat sebelum benda mulai bergerak.
Lambang dari gaya gesek ini adalah fs. Gaya gesek statis yang maksimum sama
dengan gaya terkecil yang dibutuhkan agar benda dapat mulai bergerak. Ketika
benda telah bergerak, gaya gesek antara dua permukaan akan berkurang sehingga
diperlukan gaya yang lebih kecil agar benda bergerak dengan laju tetap (Imam,
2021)
Arah gaya gesek yang terjadi berlawanan dengan arah gerakan benda, makin
kasar permukaan benda yang saling bergesekan makin besar gaya gesek yang
terjadi. Selain itu esarnya gaya gesek ditentukan oleh dua faktor yaitu kekasaran
3
permukaan benda yang saling bersentuhan. Pada permukaan yang licin besar gaya
gesek lebih kecil daripada gaya gesek yang terjadi pada permukaan yang kasar.
Dengan demikian menarik/mendorong benda di atas lantai semen lebih mudah
daripada menarik/mendorong benda di atas tanah. kekasaran permukaan benda
yang saling bersentuhan dinyatakan dengan istilah koefisien gesek, makin kasar
permukaan benda yang saling bersentuhan makin besar koefisien geseknya. Berat
benda yang bergesekan. menarik/mendorong kursi lebih mudah daripada
menarik/mendorong meja. Hal ini menunjukkan bahwa besar gaya gesek pada
benda yang ringan lebih kecil daripada besar gaya gesekan pada benda yang lebih
berat. (Mauldya, 2014).
4
temperatur atau deformasi kontak area. Pada hampir semua kasus koefisien gesek
rendah akan mendorong ke arah menurunnya laju keausan. Koefisien gesek tidak
memiliki satuan. Dengan demikian, koefisien gesek tidak memiliki satuan Ada
banyak faktor yang mempengaruhi koefisien gesek kinetis ban yaitu gaya vertikal
dari ban terhadap aspal, permukaan jalan, kecepatan,kendaraan, lebar kontak
tapak ban terhadap jalan, tekanan udara pada bernilai koefisien gesekan
dipengaruhi oleh permukaan bidang sentuh. Semakin kasar bidang sentuh maka
nilai koefisien gesekan akan semakin besar. Sebaliknya jika permukaan bidang
licin maka koefisien gesekan akan semakin kecil (Fitrianto, 2015).
5
normal dipengaruhi kemiringan bidang, maka nilai fs dan fk memperhatikan sudut
kemiringan bidang pula (Ftrianto, 2015).
Gaya normal juga dapat di definisikan sebagai gaya yang mencegah benda
objek untuk 'jatuh' ke apa pun yang didudukinya. Arah vektor gaya normal selalu
tegak lurus ke permukaan yang bersentuhan kontak dengan benda. Sebagai
contoh, jika ada balok di atas lantai, maka dikatakan bahwa balok mengalami gaya
normal yang diberikan oleh lantai; dan karena adanya gaya ini, balok tidak jatuh
ke lantai. Arah gaya normal pada balok ke atas tegak lurus terhadap lantai. Secara
umum gaya normal dapat didefinisikan gaya yang bekerja pada suatu bidang yang
bersentuhan dengan benda yang memiliki arah tegak lurus terhadap bidang
tersebut. nama lain dari gaya normal adalah gaya sentuh. Gaya tersebut disebut
gaya sentuh karena sifat gaya ini bekerja saat bersentuhan dengan bidang lainnya
j (Pujayanto, 2015).
Terdapat dua gaya yang bekerja pada bidang miring, yaitu gaya kinetik dan
statis. Gaya gesekan antara dua permukaan yang diam relatif terhadap satu sama
6
lain disebut gesekan statis. Gaya gesekan antara dua permukaan yang melawan
satu sama lain disebut gesekan kinetis. Gaya gesekan statis maksimum sama
dengan gaya terkecil yang diperlukan untuk sebuah benda untuk mulai bergerak
gaya gesekan antara kedua permukaan biasanya berkurang sehingga diperlukan
gaya yang lebih kecil untuk menjaga agar benda bergerak beraturan. Bila sebuah
benda dalam keadaan diam pada suatu bidang datar, dan bidang tempat benda
tersebut dimiringkan perlahan-lahan sehingga membentuk sudut θ sampai benda
tepat akan bergerak, koefisien gesekan statik yang didapatkan antara benda dan
bidang diberikan oleh persamaan: µs = tan θc. Dengan θc adalah sudut pada saat
benda tepat akan bergerak, yang disebut sudut kritis. Koefisien gesekan statik
merupakan nilai tangen sudut kemiringan bidang, dengan keadaan benda tepat
ketika meluncur (Santoso, 2021).
7
Sebagai Hukum Kelembaman Hukum pertama Newton menyatakan bahwa
sebuah benda dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan akan
tetap diam atau akan terus bergerak dengan kecepatan konstan kecuali ada gaya
eksternal yang bekerja pada benda itu. Kecenderungan ini digambarkan dengan
mengatakan bahwa benda mempunyai kelembaman. Benda yang mula-mula diam
akan mempertahankan keadaan diamnya (malas bergerak), dan benda yang mula-
mula bergerak akan mempertahankan keadaan bergeraknya (malas berhenti ).
Sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaan geraknya (diam atau
bergerak) inilah yang disebut kelembaman atau inersia ( kemalasan). Oleh karena
itu hukum pertama Newton disebut juga hukum Kelembaran atau Hukum inersia
(Joko, 2014).
a = Percepatan, Satuannya ms
Hukum kedua Newton menetapkan hubungan antara besaran dinamika gaya dan
massa dan besaran kinematika percepatan, kecepatan, dan perpindahan. Gaya
adalah suatu pengaruh pada sebuah benda yang menyebabkan benda mengubah
kecepatannya, artinya dipercepat. Arah gaya adalah arah percepatan yang
disebabkan jika gaya itu adalah satu-satunya gaya yang bekerja pada benda
tersebut. Besarnya gaya adalah hasil kali massa benda dan besarnya percepatan
yang dihasilkan gaya. Massa adalah sifat intristik sebuah benda mengukur
resistensinya terhadap percepatan (Joko, 2014).
8
Hukum II Newton menyatakan hubungan antara gerak benda dengan
penyebabnya, yaitu gaya. Perhatikan bahwa Hukum II Newton mencakupi
Hukum | Newton, yaitu apabila ΣF = 0, maka percepatan alias o = 0. Jadi apabila
tidak ada gaya total alias resultan gaya yang bekerja pada benda maka benda akan
diam apabila benda tersebut sedang diam; atau benda tersebut bergerak dengan
kecepatan tetap, jika benda sedang bergerak. Ini merupakan bunyi Hukum I
Newton. Setiap gaya F merupakan vektor yang memiliki besar dan arah.
Persamaan hukum II Newton di atas dapat ditulis dalam bentuk komponen pada
koordinat xyz alias koordinat tiga dimensi, antara lain: ΣF=ma, F=ma, ΣF = ma
(Joko, 2014).
Hukum ketiga menyatakan bahwa tidak ada gaya timbul di alam semesta
ini, tanpa keberadaan gaya lain yang sama dan berlawanan dengan gaya itu. Jika
sebuah gaya bekerja pada sebuah benda (aksi) maka benda itu akan mengerjakan
gaya yang sama besar namun berlawanan arah (reaksi). Dengan kata lain gaya
selalu muncul berpasangan. Tidak pernah ada gaya yang muncul sendirian.
Sebagai Contoh, ketika kita berjalan, telapak kaki kita mendorong tanah
kebelakang (aksi). Sebagai reaksi, tanah mendorong telapak kaki kita ke depan,
sehingga kita berjalan kedepan. Contoh lain, Ketika seseorang mendayung
perahu, pada waktu mengayunkan dayung. pendayung mendorong air ke belakang
(aksi). Sebagai reaksi, air memberi gaya pada dayung kedepan sehingga perahu
bergerak kedepan (Joko, 2014).
9
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
10
BAB IV
Pada percobaan yang telah di lakukan telah di dapatkan hasil data pengamatan
dan perlakuan sebagai berikut :
Perlakuan Pengamatan
Menyiapkan balok
pejal
Meluncurkan balok Balok pejal diluncurkan sebanyak lima kali pada setiap
pejal pada bidang sisinya (halus dan kasar) dengan sudut kemiringan 38˚,
miring 42˚, dan 45˚ diatas bidang miring.
11
Gambar 3. Meluncurkan Balok Pejal
Menyiapkan papan
bidang miring
Bidang miring Bidang mirng yang telah di ukur sudutnya akan di gunakan
dipersiapkan sebagai sebagai permukan untuk mengukur koefisien gesek balok
permukaan untuk pejal.
balok pejal
12
4.2 Hasil Pengamatan
4.3 Pembahasan
Pada praktikum koefisien gesek yang dilakukan diperoleh beberapa data. Massa
balok pejal diukur dan di dapatkan rata-rata yaitu 59,5 gram. Ukuran panjang balok
13
pejal diukur menggunakan meteran sebanyak tiga kali dengan rata- rata 8 cm dan
lebar balok 3 cm. Sedangkan pada bidang miring didapatkan panjang 60 cm.
Panjang lintasan balok yang harus ditempuh balok pejal adalah sejauh 52 cm.
Tahapan tersebut adalah prosedur awal dalam melakukan praktikum koefisien
gesek.
Setelah melakukan tahapan awal, kemudian dilakukan praktikum dengan
menyeluncurkan balok pejal di papan bidang miring dengan sudut 38°, 42°, 45° di
masing-masing sisinya sebanyak lima kali. Dari praktikum tersebut diperoleh
kecepatan balok pejal sisi kasar berturut-turut 0,236 m/s; 0,2165 m/s; 0,185 m/s
dengan percpatan -9,366 m/s²; 11,145 m/s²; 6.04 m/s². Kemudian data pada bagian
halus berturut-turut diperoleh kecepatan 0,208 m/s; 0,168 m/s; 0,146 m/s dan
percepatan 12,01 m/s²; 18,42 m/s²; 24,39 m/s².
Dari data yang diperoleh, akan dilakukan penghitungan kecepatan, percepatan,
dan koefisien geseknya (µk). Kecepatan merupakan perpindahan yang ditempuh
oleh sebuah benda dalam waktu tertentu. Pada balok bagian halus gaya gesek yang
ditimbulkan besar, sehingga kecepatan benda turun akan lebih cepat. Sedangkan
pada bagian kasar gaya gesek cenderung lebih kecil, sehingga benda jatuh lebih
lambat. Begitupula dengan percepatan terjadi sama dengan kecepatan. Dari
percepatan dan kecepatan akan diperoleh koefisien geseknya, namun terdapat
kesalahan yang menjadikan hasil dari data praktikum minus, waktu yang terdapat
pada praktikum terlalu cepat sehingga di dapatkan hasil minus.
14
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah di lakukan praktikum tentang koefisien gesekan permukaan miring
dapat di simpulkan bahwa dinamika suatu benda pada permukaan bidang miring di
pengaruhi oleh sudut permukaan miring itu sendiri. Semakin kecil sudut kemiringan
maka semakin lama waktu yang di butuhkan balok untuk meluncur. Begitupun
sebaliknya, Semakin besar sudutnya, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan balok
untuk meluncur. Sisi kasar pada balok juga mempengaruhi kecepatan sisi kasar
balok membutuhkan waktu lama jika bersentuhan lali dengan bidang miring.
15
DAFTAR PUSTAKA
Fitrianto, M. (2015). Pengujian koefisian gesek permukaan plat baja st37 pada bidang
miring terhadap viskositas pelumas dan kekasaran permukaan . Semarang:
Universitas Wahid Hasyim.
16
SKEMA KERJA
Balok Pejal
Hasil
17
SKEMA ALAT
18
APENDIKS
𝒂
µk = tan 𝜽 ( - 𝒈 𝐜𝐨𝐬 𝜽)
19
Perhitungan koefisien gesek pada variable kasar
9,336
Pada 𝜃 38˚ = µk = tan 38˚ - (9,8 .cos 38) = -0,42
11,145
Pada 𝜃 42˚ = µk = tan 42˚ - (9,8 .cos 42) = -0,62
16,04
Pada 𝜃 45˚ = µk = tan 45˚ - ( ) = -1,31
9,8 .cos 45
20
\
LITERATUR
21
22