Sie sind auf Seite 1von 6

ANALISA PENGUJIAN KOEFISIEN GESEK

MATERIAL BAJA S20C TERHADAP PERUNGGU

Iqbal Nur Daiyan1)


1)
Jurusan Teknik Mesin, Program Studi Diploma IV TMPP, Politeknik Negeri Sriwijaya
Jl. Srijaya Negara Bukit Besar, Palembang 30139
Telp : 0711-353414, Fax : 0711-453211
Email : Poltekiqbal@gmail.com

Abstract—In machining there are always mechanical contact between element one with other element, the rubbing element will result
friction force causing wear on that element. It is important to know the coefficient of friction of a material first before determining the
material to be used as raw material for the manufacture of machining components. The purpose of this research is to analyze the coefficient
friction of S20C steel material to Bronze material. In this research to find the coefficient of friction material that is using tool prony brake
dynamometer. with S20C test material diameter 40mm, 45mm, and 50mm each 3 pieces per diameter and bronze material as a specimen to
brake.This rotating specimen is given a moment force on the moment key connected to the bronze specimen until the specimen stop rotating.
From the result of test and calculating show that, the material S20C with diameter 40 mm has a value of friction coefficient 0.0593, diameter
45 mm 0.0964 and diameter 50 0.0824. With a small coefficient friction material can reduce the impact of wear in the machining system
that rub against each other. This can be a solution in the machining to reduce wear between the components that rub against it.

Keywords—Friction Coeffiient, Friction Force, prony brake dynamometer

I. PENDAHULUAN Gaya gesek adalah gaya yang berarah melawan gerak benda
atau kecenderungan benda bergerak. Gaya gesek muncul apabila
Gesekan merupakan salah satu gejala yang selalu ada dalam dua buah benda bersentuhan. Benda yang bergesek yang
setiap interaksi mekanis antara dua permukaan yang dimaksud tidak harus padat, melainkan dapat berbentuk cair,
bersentuhan. Gaya gesek terjadi karena adanya kontak antara dan gas. Gaya gesek antara dua buah benda padat misalnya
dua permukaan yang kasar, yaitu permukaan benda yang adalah gaya gesek statis dan kinetis, sedangkan gaya antara
cenderung akan bergerak atau sedang bergerak dengan benda padat dan cairan serta gas adalah gaya stokes. Bila
permukaan lantai yang ditindihnnya. Gaya gesek sifatnya selalu permukaan suatu benda saling kontak, maka permukaan
melawan gaya yang cenderung menggerakkan benda tersebut. bergerak terhadap benda lainnya dan menimbulkan gaya
Karena itu arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak tangensial disebut gaya gesek[4]. Permukaan yang halus akan
benda. [1] menghasilkan gaya gesek atau koefisien gesek menjadi lebih
Gaya gesek dipengaruhi oleh koefisien gesekan dan gaya kecil nilainya dibandingkan dengan permukaan yang kasar.
normal. Dimana koefisien gesekan merupakan nilai tingkat Konstruksi mikro pada permukaan benda dapat menyebabkan
kekasaran dari suatu benda. kekasaran permukaan merupakan gesekan menjadi minimum, bahkan cairan tidak lagi dapat
ketidak teraturan konfigurasi dan penyimpangan karakteristik membasahinya [5]
permukaan berupa guratan yang nantinya akan terlihat pada Terdapat dua jenis gaya gesek antara dua benda yang
profil permukaan(2). Pada proses permesinan faktor gesekan padat saling bergerak lurus dan bergesekan, yaitu gaya gesek
antara dua material yang bergesekan memeliki peranan yang statis dan gaya gesek kinetis, yang dibedakan antara titik-titik
sangat penting karena akan menentukan besar beban dan gaya sentuh antara kedua permukaan yang tetap atau saling berganti.
yang dibutuhkan selama penekanan, umur material, dan kualitas
produk. [2] A. Gaya Gesek Statis
Tujuan pada penelitian ini adalah untuk menganalisa
koefisien gesek material S20C terhadap Bronze. Pengujian ini Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang terjadi pada benda
menggunakan alat atau system prony brake dynamometer dalam selama benda itu diam. Artinya jika mendorong benda kemudian
hal ini akan dilakukan pengujian material S20C terhadap Bronze benda tersebut tidak bergerak maka benda tersebut mempunyai
dengan ukuran diameter material yang berbeda, dimana material gaya gesek yang lebih besar daripada gaya dorongan yang
S20C yang berputar ditekan dengan material Bronze yang diberikan.Gaya gesek statis dihasilkan dari sebuah gaya yang
terhubung pada kunci momen sampai spesimen berhenti dilakukan tepat sebelum benda tersebut bergerak. Berikut rumus
berputar sehingga terjadilah pergesekan. [3] koefisien gesek statis
D. Memperbesar dan Memperkecil Gaya Gesekan
Gaya gesekan bisa diperbesar atau diperkecil sesuai dengan
𝑓𝑠 = 𝜇𝑠 . 𝑁 (1) tujuannya. Dalam kehidupan sehari-hari banyak jumpai cara
yang dilakukan untuk memperkecil atau memperbesar gaya
dengan, 𝑓 𝑠 = gaya gesek statis
gesekan, cara diantaranya adalah sebagai berikut :
𝜇 𝑠 = koefisien gesek
1. Cara Memperbesar Gaya Gesekan :
𝑁 = gaya normal (N)
a. Memasang karet pada benda.
B.Gaya Gesek Kinetis b. Dibuat beralur, misalnya pada ban kendaraan dan alas
sepatu dibuat beralur untuk memperbesar gaya gesekan
Gaya gesek kinetis terjadi ketika dua benda bergerak relatif sehingga kendaraan tidak mudah tergelincir.
satu sama lainnya dan saling bergesekan. Koefisien gesek kinetis c. Memberi magnesium pada tangan pemanjat tebing.
umumnya dinotasikan dengan μk dan pada selalu lebih kecil dari d. Memperlebar permukaan, seperti pada parasut.
gaya gesek statis untuk material yang sama. Gaya gesek
merupakan gaya yang terjadi oleh dua pemukaan yang saling 2. Cara Memperkecil Gaya Gesekan
bersentuhan. Lantai licin saat berjalan membuat sulit berjalan di a. Memperlicin permukaan, dengan cara memberi minyak
atasnya karena gaya gesekan yang terjadi antara kaki dengan pelumas atau mengampelas permukaan.
lantai sangat kecil. b. Memisahkan kedua permukaan yang bersentuhan dengan
𝑓𝑘 = 𝜇𝑘 . 𝑁 (2) udara, misal kapal yang bagian dasarnya diberi pelampung
dengan, f k =gaya gesek kinetis yang diisi udara.
𝜇 𝑘 = koefisien gesek c. Meletakkan benda di atas roda – roda, sehingga benda lebih
𝑁 = Gaya Normal (N) mudah bergerak.
d. Memberi bantalan peluru, as roda diberi bantalan peluru
C. Keuntungan dan Kerugian Akibat Gaya Gesekan agartidak cepat aus.
Setiap gaya gesekan pasti terjadi dampak, mulai dari dampak e. Memberi lobang pada spanduk
yang merugikan hingga menguntungkan Berikut ini adalah f. Mengurangi beban
berbagai keuntungan dan kerugian akibat adanya gaya gesekan Usaha dalam mengurangi gaya gesekan telah dilakukan sejak
dalam kehidupan sehari – hari . ribuan tahun yang lalu. Ilmu yang mempelajari tentang gaya
1. Gaya gesekan yang menguntungkan gesek dan cara untuk mengurangi besarnya gaya gesek disebut
berikut beberapa keuntungan dari gaya gesek : tribologi. Dalam literatur kuno didapatkan bahwa bangsa-bangsa
a. Seseorang berjalan di atas tanah , karena ketika kaki peradaban tua seperti Mesir dan Assyria sudah memakai prinsip-
menekan tanah ke arah belakang, ada gaya gesekan antara prinsip tribologi dalam kegiatan keseharian mereka ribuan tahun
telapak kaki dan permukaan tanah yang menimbulkan reaksi lalu. Diketahui bahwa di jaman itu, ketika memindahkan barang
, di mana tanah mendorong telapak kaki ke depan. yang berat mereka menggunakan minyak hewan untuk
b. Gesekan pada piringan rem sepeda motor atau gesekan melicinkan permukaan.
antara rem dan pelek sepeda digunakan untuk proses Karena tribologi dan gesekan tidak bisa dipisahkan, penting
pengereman. untuk menelusuri sejarah manusia modern mencoba membedah
c. Gesekan udara pada parasut yang terbentang fenomena gesekan. Leonardo Da Vinci (1452-1519) yang mula-
memungkinkan penerjun dapat mendarat di tanah dengan mula merumuskan cara mengurangi gesekan dalam bentuk yang
perlahan dan selamat. nyata dan terstruktur. Leonardo Da Vinci meninggalkan sketsa
d. Jalan raya dibuat permukaannya kasar agar terjadi gaya ball bearing kayu yang sangat mirip dengan ball bearing logam
gesekan antara ban mobil dan permukaan jalan raya sehingga yang dipakai saat ini. Di dunia modern sekarang, hampir semua
mobil dapat bergerak atau tidak mudah tergelincir. alat yang bergerak memakai bearing. Diilhami oleh Da Vinci,
e. Sepatu olahraga telapaknya dibuat kasar agar pemain olah hukum-hukum fisika mengenai gesekan dirumuskan oleh dua
raga tidak mudah terpeleset. ilmuwan yaitu Amontons (1699) dan Coulomb (1751) dan
f. Gesekan terjadi ketika sebuah tuas rem ditekan sehingga disebut Hukum Gesekan Amontons-Coulomb. Hukum ini
bantalan rem membuat gerakan roda melambat, ketika sederhana berisi empat butir postulat ;
sebuah kapal boat melaju di atas air, dan ketika penerjun a. Gaya gesekan pada permukaan yang bersentuhan berbanding
bebas jatuh di angkasa. lurus dengan gaya tegak lurus pada permukaan tersebut.
g. b. Gaya gesekan tidak bergantung pada luas proyeksi
2. Gaya gesekan yang merugikan permukaan yang bersentuhan
Jika permukaan benda bergesekan dengan permukaan benda c. Gaya gesekan tidak berhubungan dengan kecepatan sliding
lain, masing-masing benda tersebut melakukan gaya gesekan permukaan.
antara satu dengan yang lain. Gaya gesekan pada benda yang d. Gaya gesekan statis lebih besar daripada gaya gesekan
bergerak selalu berlawanan arah dengan arah gerakan benda dinamis
tersebut. Selain menghambat gerak benda, gesekan dapat Postulat 1 dan 2, terbukti melalui penelitian akurat untuk
menimbulkan aus dan kerusakan. gesekan Benda padat. Sementara itu, postulat 3 dan 4 dalam
beberapa kasus tidak sesuai dengan hasil percobaan. Selama
lebih dari dua ratus tahun hukum gesekan di atas (terutama
hukum 1 dan 2) dipakai secara luas dan hampir semua disain
alat mekanik modern menerapkan hukum ini.
Ketika sebuah benda berguling di atas suatu
permukaan (misalnya roda kendaraan yang berputar atau bola
yang berguling di tanah), gaya gesekan tetap ada walaupun lebih
kecil dibandingkan dengan ketika benda tersebut meluncur di
atas permukaan benda lain. Gaya gesekan yang bekerja pada
benda yang berguling di atas permukaan benda lainnya dikenal
dengan gaya gesekan rotasi. Sedangkan gaya gesekan yang
bekerja pada permukaan benda yang meluncur di atas
permukaan benda lain (misalnya buku yang didorong di atas
permukaan meja) disebut sebagai gaya gesekan translasi. Pada
kesempatan ini kita hanya membahas gaya gesekan translasi,
Gambar 2. Material S20C
yaitu gaya gesekan yang bekerja pada benda padat yang
meluncur di atas benda padat lainnya.
C. Perunggu
II. BAHAN DAN METODE
Sebagai media rem untuk material S20C yang berputar.
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara Berjumlah 3 buah material berbentuk setengah lingkaran dengan
lain sebagai berikut: diameter 40mm, 45mm, 50mm masing-masing berjumlah 1
A. Prony Brake Dynamometer buah. Material ini sudah dilakukan pengujian kekasaran dengan
memliki kekasaran rata – rata yaitu 0.910 𝜇𝑚.
Alat ini merupakan alat yang dirancang untuk menguji
koefisien gesek suatu material dengan material lainnya, dimana
material satu dipasang di poros yang berputur dan material yang
lainnya di pasang di penjepit yang berfungsi sebagai rem dengan
kunci momen sebagai tuas rem nya. Dengan daya motor
0.5hp/372.85 Watt.

Gambar 3. Material perunggu

Untuk mendapatkan data-data yang diinginkan, maka


dilakukan pengolahan data. Rumus Menentukan besarnya nilai
koefisien gesek dapat ditentukan dari mekanisme sebagai
berikut.
Gambar 1. alat uji pengujian koefisien gesek
B. Material S20C
Material ini merupakan baja lunak yang banyak dijual
dipasaran yang mempunyai kekuatan tarik 40.2 N/𝑚𝑚2 . 9 buah
material berbentuk pejal dengan diameter ∅50, ∅45, ∅40,
masing-masing berjumlah 3 buah. Proses pembuatan spesimen
ini melalu proses pembubutan. Material ini sudah dilakukan
pengujian kekasaran dengan hasil kekasaran rata – rata yaitu
2.742 𝜇𝑚.

Gambar 4. Gaya yang Bekerja


Pada gambar 4 menunjukkan bahwa arah gaya benda akan
selalu berlawanan arah dengan gaya gesek, dan dapat ditentukan Dimana :
bahwa : P = Daya motor (watt)
𝑇𝑚 n = putaran motor (rpm)
Fm = (3)
𝑟
Selanjutnya, dapat dilihat pada gambar 3.8 untuk mencari
Dimana : nilai dari gaya normal didapat dari momen yang terjadi pada
kunci, yaitu :
Fm = Gaya motor (N)
Tm = Torsi motor (N/m) M = Fn . x
r = Jari jari benda (m)
𝑀
Fn = (7)
Selanjutnya gaya gesek yang terjadi pada benda antara 𝑥
perunggu dan baja S20C dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Dimana :
fg = µ . FN (4)
M = Momen pada kunci (N/m)
Dimana : x = Jarak (m)
fg = Gaya gesek (N) Fn = Gaya Normal (N)
µ = Koefisien gesek
FN = Gaya normal (N)
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Gaya gesek yang terjadi di benda sama dengan gaya yang
terjadi pada motor Fm = fg, karena : Data hasil pengujian pada penelitian ini dihasilkan dari
gesekan antara material Bronze dan material baja S20C. Dari
∑F =0 data yang didapat ini nantinya digunakan untuk mencari
koefisien gesek materialnya. Berikut data hasil pengujian
F–f=0
Tabel I
F=f Data Nilai pada Kunci Momen Hasil Pengujian

Maka dapat digunakan rumus dibawah ini untuk mencari


koefisien geseknya. Momen pada
Rata-
No Spesimen Kunci Torsi (Nm)
𝐹𝑚
Rata
µ= (5) 1 2 3
𝐹𝑛
1 D40 180 185 175 180
Dimana : 2 D45 190 185 195 190
3 D50 200 205 195 200
µ = Koefisien gesek
Fm = Gaya motor (N)
Fn = Gaya normal (N)
Data hasil pengujian tersebut dapat dihitung dengan
Selanjutnya Untuk menentukan nilai koefisien gesek menggunakan rumus 3, rumus 4, rumus 5, rumus 6 dan rumus 7
harus mengetahui terlebih dahulu nilai dari gaya motor. Gaya Sebagai contoh berikut adalah perhitungan nilai koefisien gesek
motor dapat ditentukan dengan menggunakan rumus torsi pada pada spesimen 1 pengujian ke 1 dengan diameter 40mm
motor, yaitu: .Langkah pertama yaitu menghitung F motor atau gaya motor
yang bekerja
𝑃
T= 9,55 .
𝑛
Diketahui : P = 372.85 Watt
𝑃 d = 40 mm = 0.04 m
Fm = 9,55 . (6)
𝑛 .𝑟 n = 1500 rpm
𝑷
Fm = 9,55 .
𝒏 .𝒓
372,85
Fm = 9,55.
0.02 .1500

Fm = 118,690 N
Gaya gesek yang terjadi di benda sama dengan gaya yang
terjadi pada motor Fm = fg, karena : Tabel III
Data Nilai Rata- koefisien Geseknya Material Diameter 45 mm
∑F =0
F–f=0 Gaya
Gaya Motor
F=f Normal Koefisien Gesek
(Fm)
NO (Fn)
Selanjutnya untuk mencari koefisien geseknya diperlukan
mencari gaya normalnya terlebih dahulu yaitu dengan cara, 1 105,5027407 1520 0,069409698
berikut cara menghitungnya seperti dibawah ini.
2 105,5027407 1480 0,071285636
Diketahui : T = 180 Nm
3 105,5027407 1560 0,067629962
𝓍 = 0.125 m
𝑀 Rata-
Fn = Rata 105,5027407 1520 0,069441765
𝑥

180
Fn= Tabel IV
0.125
Data Nilai Rata-rata koefisien Gesek Material Diameter 50 mm
Fn = 1440 N
Gaya Motor Gaya
Langkah terakhir yaitu menhitung koefisien geseknya Koefisien Gesek
NO (Fm) Normal (Fn)
dengan cara menggunakan rumus dasar koefisien gesek. ,
berikut cara menghitungnya seperti dibawah ini 1 94,95246667 1600 0,059345292
Diketahui : fg = 118,690 N 2 94,95246667 1640 0,057897846
N = 1440 N
3 94,95246667 1560 0,060866966
𝑓𝑔
μ= Rata-
𝐹𝑛 Rata 94,95246667 1600 0,059370034

118,690 N
μ= Berikut merupakan Grafik hasil perhitungan koefisien gesek
1440 N
pada spesimen 40mm, 45mm dan 50mm dapat dilihat pada
μ = 0,08242 gambar 5 dan gambar 6 dibawah ini.

Data hasil perhitungan diatas kemudian dicari rata – rata dari


setiap pengujian, dan dimasukkan tabel. Untuk memudahkan 0.09
dalam perhitungan data yang lainnya, dapat menggunakan 0.08
program Microsoft excel. Berikut data hasil pengujian koefisien
Koefisien Gesek

gesek material diameter 40 mm, 45 mm dan 50 mm yang 0.07


diberikan gaya sampai spesimen berhenti berputar.
0.06
Tabel II
Data Nilai Rata-rata koefisien Gesek Material Diameter 40 mm 0.05
170 180 190 200 210
Gaya Motor Gaya Normal Momen Pada Kunci Torsi (Nm)
Koefisien Gesek
NO Fm (N) Fn (N)

1 118,6905833 1440 0,082424016 D40 D45

2 118,6905833 1480 0,08019634 D50 Linear (D40)


Linear (D45) Linear (D50)
3 118,6905833 1400 0,084778988
Rata-
Rata 118,6905833 1440 0,082466448 Gambar 5. Grafik Koefisien Gesek
Dan juga dengan koefisien gesek material yang besar dapat
Rata-rata Hasil Pengujian digunakan pada sistem pengereman, dimana ketika melakukan
pengereman diperlukan koefisien gesek yang besar agar dapat
0.09 dengan cepat berhenti.
0.08
Koefisien Gesek

0.07
0.06
0.05
0.04 IV. KESIMPULAN DAN SARAN
0.03
0.02 A. Kesimpulan
0.01
0
Spesimen Uji Dari penjelasan uraian dan perhitungan analisa maka penulis
Spesimen D40 0.082466448 dapat memberikan kesimpulan perhitungan koefisien gesek dari
Spesimen D45 0.069441765 hasil pengujian yaitu Koefisien gesek rata-rata pada d 40 mm (
µ ) : 0,0824, Koefisien gesek rata-rata pada d 45 mm( µ ) : 0,0694
Spesimen D50 0.059370034
dan Koefisien gesek rata-rata pada d 50 mm ( µ ) : 0,0593. Dari
ke 9 spesimen uji dengan 3 macam diameter berbda diketahui
Gambar 6. Grafik Koefisien Gesek bahwa spesimen dengan d 50 mm memiliki nilai koefisien gesek
terkecil. Diamater benda mempengaruhi koefisien gesek
Pada gambar 5 dan 6 merupakan grafik hasil pengujian material yang bergesekan. Semakin besar diameter benda maka
koefisien gesek material terhadap 3 macam diameter spesimen koefisien gesek material yang dihasilkan akan semakin kecil.
yang berbeda dengan pembebanan torsi sampau material
B. Saran
berhenti. Terdapat 3 treandline pada grafik dengan warna yang
berbeda,
Pada penilitian selanjutnya diharapkan untuk memberbanyak
Pada setiap trendline menunjukan perubahan hasil variasi material yang diuji, agar dapat mengetahui perbandingan
perhitungan koefisien gesek material dikarenakan pengaruh koefisien gesek nya antara material tersebut.
diameter spesimen berbeda. Pada grafik tersebut ditampilkan
nilai koefisien gesek sebagai sumbu vertikal dan gaya torsi yang
dibutuhkan untuk membuat material berhenti sebagai sumbu
DAFTAR PUSTAKA
horizontal. Pada grafik tersebut, dibandingkan perubahan
koefisien gesek yang terjadi akibat perbedaan diameter.Pada [1] Dewanto. J, Studi Karakteristik Kopling Plat Gesek Tunggal
Grafik tersebut dapat dilihat bahwa pada setiap spesimen dengan Pada Kondisi
diameter yang berbeda mengalami perubahan pada koefisien
Transient. Jurnal Teknik Mesin, Universitas Kristen Petra
geseknya.
: Jakarta. 2002
Pada trendline biru menunjukkan spesimen dengan diameter
40mm membutuhkan torsi rata-rata 180Nm untuk membuat [2] Hadimi. . Pengaruh Perubahan Kecepatan Pemakanan
spesimen tersebut berhenti berputar, dengan nilai rata-rata terhadap Kekasaran Permukaan pada Proses
koefisien geseknya untuk material ini adalah 0.0824. Pada Pembubutan.Vol 11 Nomor 1 April 2008.
trendline merah menunjukkan spesimen dengan diameter 45mm
membutuhkan torsi rata-rata 190Nm untuk membuat spesimen
[3] Halliday Resnick, Walker. . Dasar-dasar Fisika Jilid Satu.
tersebut berhenti berputar, dengan nilai rata-rata koefisien
Tanggerang: Binapura Aksara. 1991
geseknya untuk material ini adalah 0.0694 Pada trendline hijau
menunjukkan spesimen dengan diameter 50mm membutuhkan [4] Rusmardi. . Analisis Percobaan Gesekan Untuk
torsi rata-rata 200 Nm untuk membuat spesimen tersebut Pengembangan Teknologi Pengereman Pada Kendaraan
berhenti berputar, dengan nilai rata-rata koefisien geseknya
Bermotor, Vol 3 Nomor 2. 2008
untuk material ini adalah 0.0593.
Pada gambar merupakan grafik balok nilai rata-rata [5] Ruwanto, Bambang. Asas-asas Fisika. Yogyakarta:
koefisien gesek material dengan 3 diameter yang berbeda. Dari Yudistira. 2007
hasil grafik menunjukkan bahwa, material S20C dengan
diameter terkecil 40mm memiliki nilai koefisien gesek lebih
besar daripada diameter terbesar 50mm. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa pada pengujian ini koefisien gesek material
S20C akan semakin bekurang seiring bertambahnya diameter
material tersebut.
Dengan koefisien gesek material yang kecil dapat
mengurangi dampak keausan pada sistem permesinan yang
bergesekan. Hal ini dapat menjadi solusi dibidang permesinan
untuk mengurangi keausan antara komponen yang bergesekan.

Das könnte Ihnen auch gefallen